Negara: Israel

  • Politikus Lemah yang Khianati Israel!

    Politikus Lemah yang Khianati Israel!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam PM Australia Anthony Albanese yang disebutnya sebagai “politikus lemah” dan menuduhnya telah mengkhianati Israel. Kata-kata pedas ini dilontarkan saat kedua negara bersitegang setelah Canberra mengumumkan rencananya mengakui negara Palestina.

    “Sejarah akan mengingat Albanese untuk siapa dia sebenarnya: Seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia,” kata Netanyahu dalam pernyataan bernada keras via akun media sosial resmi kantor PM Israel, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025).

    Kecaman semacam ini dilontarkan Netanyahu setelah Albanese, pekan lalu, mengumumkan rencana Australia untuk secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Langkah Australia ini menyusul Prancis, Inggris dan Kanada.

    Keputusan untuk mengakui negara Palestina, sebut Albanese, merupakan keputusan yang didasarkan pada komitmen yang diterima Australia dari Otoritas Palestina, termasuk bahwa kelompok Hamas tidak akan memiliki keterlibatan dalam pembentukan negara mana pun di masa mendatang.

    “Australia akan mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 pada bulan September, untuk berkontribusi pada momentum internasional menuju solusi dua negara, gencatan senjata di Gaza, dan pembebasan para sandera,” tegas Albanese dalam konferensi pers pada 11 Agustus lalu di Canberra.

    Israel dan Australia juga terlibat cekcok diplomatik terbaru soal pembatalan visa seorang anggota parlemen Israel bernama Simcha Rothman, yang partainya masuk dalam koalisi pemerintahan Netanyahu.

    Pada Senin (18/8), pemerintah Australia membatalkan visa Rothman yang dijadwalkan untuk berbicara di berbagai acara yang diselenggarakan Asosiasi Yahudi Australia (AJA).

    Tel Aviv membalas beberapa jam kemudian dengan Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengumumkan Israel telah mencabut visa perwakilan Australia untuk Otoritas Palestina.

    “Saya juga menginstruksikan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk memeriksa dengan saksama setiap permohonan visa resmi Australia untuk masuk ke Israel,” ucapnya.

    “Hal ini menyusul keputusan Australia untuk mengakui ‘negara Palestina’ dan dengan latar belakang penolakan Australia yang tidak beralasan untuk memberikan visa kepada sejumlah tokoh Israel,” ujar Saar dalam penjelasannya.

    Langkah Israel itu menuai kritikan tajam dari Menlu Australia Penny Wong yang, pada Selasa (19/8), menyebut pencabutan visa diplomat sebagai “reaksi yang tidak dapat dibenarkan” oleh Tel Aviv.

    “Ketika dialog dan diplomasi semakin dibutuhkan, pemerintahan Netanyahu mengisolasi Israel dan melemahkan upaya internasional menuju perdamaian dan solusi dua negara,” kritiknya.

    “Ini adalah reaksi yang tidak dapat dibenarkan, menyusul keputusan Australia untuk mengakui Palestina,” tegas Wong.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Australia-Israel Saling Mencabut Visa Diplomat-Politisi

    Australia-Israel Saling Mencabut Visa Diplomat-Politisi

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Selasa, 19 Agustus 2025.

    Kami mengawalinya dengan perkembangan dari Israel dan Australia.

    Israel mencabut visa diplomat Australia

    Menteri Luar Negeri Israel mengatakan telah mencabut visa diplomat Australia untuk Otoritas Palestina.

    Menlu Israel Gideon Saar mengatakan pencabutan visa perwakilan untuk Otoritas Palestina telah disampaikan kepada pihak Australia.

    “Saya juga menginstruksikan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk memeriksa dengan saksama setiap permohonan visa resmi Australia untuk masuk ke Israel,” tulis Saar di X.

    Pemerintah Australia juga mengatakan sudah membatalkan visa seorang anggota parlemen dari koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menentang pembentukan negara Palestina.

    Seperti banyak negara, Australia memiliki kedutaan besar untuk Israel di Tel Aviv dan kantor perwakilan untuk Otoritas Palestina di kota Ramallah, Tepi Barat.

    Trump menjadwalkan pertemuan Zelenskyy dan Putin

    Presiden AS Donald Trump mengatakan ia menjadwalkan pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Trump mengatakan ia akan berpartisipasi dalam pertemuan trilateral berikutnya, setelah pertemuan antara Zelenskyy dan Putin.

    Trump menyampaikan komentar tersebut dalam unggahan media sosial setelah perundingan di Gedung Putih dengan Zelenskyy dan tujuh pemimpin Eropa lainnya.

    Mereka berkunjung ke Washington untuk membahas kemungkinan kesepakatan damai bagi Ukraina.

    “Setelah pertemuan tersebut, saya menghubungi Presiden Putin, dan mulai mengatur pertemuan, di lokasi yang akan ditentukan, antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy,” tulis Trump.

    Dakwaan pelecehan seksual anak Putri Mahkota

    Putra dari putri mahkota Norwegia didakwa dengan 32 pelanggaran, termasuk empat pemerkosaan dan tindak kekerasan dan penyerangan seksual lainnya, ujar jaksa kemarin.

    Marius Borg Høiby, yang merupakan anak dari Putra Mahkota Haakon dan Putri Mahkota Mette-Marit, sudah diselidiki sejak penangkapannya pada 4 Agustus tahun lalu atas dugaan pelecehan terhadap kekasihnya.

    Ia dikenakan empat dakwaan pemerkosaan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga terhadap mantan pasangannya, dan beberapa dakwaan kekerasan lainnya.

    Ia juga didakwa merekam alat kelamin sejumlah perempuan tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka, kata jaksa penuntut umum Sturla Henriksbo kepada para wartawan.

    “Hukuman maksimum untuk pelanggaran yang tercantum dalam dakwaan adalah penjara hingga 10 tahun,” kata Henriksbo.

    Pengakuan bersalah ‘Ratu Ketamin’

    Perempuan yang dikenal sebagai “Ratu Ketamin” setuju untuk mengaku bersalah setelah didakwa menjual obat yang membunuh Matthew Perry.

    Jasveen Sangha menjadi terdakwa kelima dan terakhir atas kematian bintang Friends, akibat overdosis yang mencapai kesepakatan pembelaan dengan jaksa federal.

    Ia sempat menghindari persidangan yang telah dijadwalkan pada bulan September.

    Jasveen mengaku bersalah atas lima dakwaan pidana federal, termasuk menyediakan ketamin yang menyebabkan kematian Perry, kata jaksa federal dalam sebuah pernyataan kemarin.

    Jaksa telah menetapkan Sangha, warga negara AS dan Inggris berusia 42 tahun, sebagai pengedar narkoba produktif.

  • Presiden Lebanon Wanti-wanti Iran Jangan Ikut Campur Urusan Negara!

    Presiden Lebanon Wanti-wanti Iran Jangan Ikut Campur Urusan Negara!

    Jakarta

    Presiden Lebanon Joseph Aoun telah menyampaikan pesan tegas kepada pemerintah Iran, bahwa negara tersebut tidak boleh ikut campur dalam urusan dalam negeri Lebanon.

    Hal itu disampaikan Aoun dalam sebuah wawancara dengan media Al Arabiya, Selasa (19/8/2025).

    Aoun mengatakan bahwa ia menyampaikan hal ini langsung kepada Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Larijani, yang mengunjungi Beirut, Lebanon pekan lalu.

    Ia mengatakan hubungan Lebanon dengan Iran “didasarkan pada rasa hormat,” dan menambahkan: “Iran adalah negara sahabat, tetapi atas dasar menjaga kedaulatan kami … pesan kami jelas: Iran tidak akan ikut campur dalam urusan kami.”

    Presiden Lebanon itu juga menekankan bahwa masalah perlucutan senjata kelompok milisi Hizbullah “adalah keputusan Lebanon dan bukan urusan Iran.”

    Kunjungan Larijani tersebut dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan menyusul pidato pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, yang memicu reaksi keras dan memperumit situasi politik.

    Qassem menuduh pemerintah Lebanon “menyerahkan Lebanon kepada Israel” dengan keputusannya untuk melucuti senjata Hizbullah. Dia mengingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan “perang saudara.” Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam mengecam pernyataan tersebut, menolak apa yang ia sebut sebagai “ancaman terselubung.”

    Otoritas Lebanon baru-baru ini mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Hizbullah dan Iran. Baik Presiden Aoun maupun Perdana Menteri Nawaf Salam mengatakan kepada Larijani pekan lalu, bahwa mereka menolak “campur tangan apa pun” dalam urusan internal Lebanon. Ini disampaikan menyusul kritik Iran terhadap keputusan perlucutan senjata Hizbullah.

    Untuk pertama kalinya dalam sejarah hubungan Lebanon-Iran, para pejabat senior Lebanon telah menyampaikan hal ini secara blak-blakan dan terbuka kepada utusan Iran tersebut.

    Diketahui bahwa Iran tetap menjadi pendukung utama Hizbullah, menyediakan uang dan senjata selama beberapa dekade.

    Langkah pemerintah Lebanon tersebut – yang digambarkan oleh para penentang Hizbullah sebagai “bersejarah” – merupakan bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata yang dimediasi AS yang mengakhiri perang Hizbullah-Israel pada 27 November lalu. Keputusan tersebut menetapkan bahwa hanya lembaga keamanan dan militer resmi Lebanon yang boleh membawa senjata.

    Lihat juga Video ‘Hizbullah Ancam Bakal Serang Israel Jika Perang Lebanon Berlanjut’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kami Berdoa Padamkan Api Perang

    Kami Berdoa Padamkan Api Perang

    Gaza City

    Kelompok Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza, setelah upaya diplomatik terbaru untuk mengakhiri perang yang berkecamuk selama lebih dari 22 bulan terakhir.

    Mediator Mesir dan Qatar, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), telah berjuang keras untuk mengamankan gencatan senjata yang bertahan lama dalam konflik tersebut, yang telah memicu krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza.

    Setelah menerima proposal terbaru dari para mediator, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025), Hamas menyatakan siap untuk berunding.

    “Gerakan ini telah menyampaikan tanggapannya, menyetujui proposal baru para mediator. Kami berdoa kepada Tuhan untuk memadamkan api perang ini dari rakyat kami,” kata pejabat senior Hamas, Bassem Naim, dalam pernyataan via Facebook.

    Sebelumnya, seorang sumber Hamas mengatakan kepada AFP bahwa kelompok tersebut telah menerima proposal itu “tanpa meminta amandemen apa pun”.

    Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, mengatakan bahwa faksi-faksi Palestina lainnya juga telah memberitahu para mediator tentang persetujuan mereka terhadap proposal terbaru itu.

    Mesir, dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya dan Qatar juga telah mengirimkan proposal terbaru itu kepada Israel, sembari menambahkan bahwa “bola sekarang ada tangan mereka (Israel-red)”.

    Otoritas Tel Aviv sejauh ini belum memberikan tanggapan langsung.

    Sumber Palestina yang mengetahui perundingan gencatan senjata itu mengatakan bahwa para mediator “diharapkan akan mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai dan menetapkan tanggal untuk dimulainya kembali perundingan”.

    Disebutkan juga oleh sumber Palestina tersebut bahwa jaminan juga ditawarkan untuk memastikan implementasi dan mengupayakan solusi permanen.

    Menurut laporan media pemerintah Mesir, Al-Qahera, kesepakatan terbaru itu mengatur soal gencatan senjata awal selama 60 hari, pembebasan sebagian sandera, pembebasan beberapa tahanan Palestina, dan ketentuan-ketentuan yang memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Ditambahkan sumber pejabat Mesir, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters bahwa proposal yang diterima Hamas itu mencakup penangguhan operasi militer Israel selama 60 hari dan menguraikan kerangka kerja untuk kesepakatan komprehensif guna mengakhiri perang tersebut.

    Proposal terbaru ini muncul lebih dari sepekan setelah kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk menaklukkan Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza, dan kamp-kamp pengungsi yang ada di sekitarnya. Rencana Tel Aviv itu menuai kecaman internasional, serta ditentang di dalam Israel sendiri.

    Namun di sisi lain, sejumlah pejabat Israel mengatakan bahwa rencana tersebut mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk dimulai, sehingga membuka peluang bagi gencatan senjata.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mesir Siap Gabung Pasukan Internasional di Gaza, Asalkan…

    Mesir Siap Gabung Pasukan Internasional di Gaza, Asalkan…

    Kairo

    Mesir bersedia untuk bergabung dengan pasukan internasional yang berpotensi dikerahkan ke Jalur Gaza yang dilanda perang berkelanjutan. Kesediaan Kairo ini hanya berlaku jika didukung oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan disertai “horison politik”.

    Pernyataan Mesir itu disampaikan saat upaya mewujudkan gencatan senjata Gaza terus berlanjut di Kairo.

    Mesir, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025), telah berulang kali menyerukan persatuan Palestina di bawah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) — kelompok yang mendominasi Otoritas Palestina (PA) dan mengecualikan kelompok Hamas menguasai di Jalur Gaza.

    PA sempat memerintah Jalur Gaza sebelum kehilangan kekuasaan pada tahun 2007 dalam bentrokan kekerasan dengan Hamas.

    “Tentu saja kami siap membantu, berkontribusi pada pasukan internasional mana pun yang akan dikerahkan ke Gaza dalam beberapa parameter tertentu,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Badr Abdelatty dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Mustafa pada Senin (18/8).

    Konferensi pers bersama itu digelar di perlintasan perbatasan Rafah, yang menghubungkan Jalur Gaza dan Mesir.

    “Pertama-tama, memiliki resolusi Dewan Keamanan (PBB), memiliki mandat yang jelas, dan tentu saja berada dalam horison politik. Tanpa horison politik, pengerahan pasukan apa pun ke sana akan sia-sia,” sebut Abdelatty dalam pernyataannya merujuk pada “parameter tertentu” yang disebutnya.

    Abdelatty juga mengatakan bahwa kerangka politik akan memungkinkan pasukan internasional beroperasi lebih efektif dan mendukung Palestina “untuk mewujudkan negara Palestina mereka sendiri yang merdeka di tanah air mereka”.

    Dalam konferensi pers yang sama, Mustafa mengatakan bahwa sebuah komite sementara akan mengelola Jalur Gaza setelah perang berakhir, dengan wewenang penuh berada di tangan pemerintah Palestina.

    “Kita tidak menciptakan entitas politik baru di Gaza. Sebaliknya, kita mengaktifkan kembali institusi-institusi di Negara Palestina dan pemerintahannya di Gaza,” ucapnya.

    Meskipun Hamas sebelumnya menyambut baik gagasan “komite sementara” untuk “mengawasi upaya bantuan, rekonstruksi dan pemerintahan”, namun tidak diketahui secara jelas apakah kelompok itu bersedia melepaskan kendali atas wilayah tersebut.

    Awal bulan ini, PM Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara dengan media Amerika Fox News mengatakan bahwa Tel Aviv berencana untuk mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza, tetapi tidak berniat untuk memerintahnya.

    “Kami ingin menyerahkannya kepada Pasukan Arab yang akan memerintah dengan benar, tanpa mengancam kami, dan memberikan kehidupan yang baik bagi warga Gaza. Hal itu tidak mungkin dilakukan dengan Hamas,” kata Netanyahu pada saat itu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Ingatkan Perang dengan Israel Bisa Meletus Lagi Kapan Saja

    Iran Ingatkan Perang dengan Israel Bisa Meletus Lagi Kapan Saja

    Jakarta

    Wakil Presiden (wapres) Iran mengingatkan bahwa perang dengan Israel bisa kembali meletus kapan saja. Pejabat senior Iran itu menyebut jeda yang terjadi setelah konflik 12 hari di bulan Juni lalu hanya sebagai penghentian sementara.

    “Kita harus siap setiap saat untuk konfrontasi; saat ini, kita bahkan belum berada dalam gencatan senjata (kesepakatan); kita berada dalam penghentian permusuhan,” kata Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Reza Aref, dilansir Al Arabiya, Selasa (19/8/2025).

    Dalam pertempuran pada bulan Juni lalu, Israel membombardir situs-situs nuklir dan militer Iran, serta kawasan permukiman, menewaskan lebih dari 1.000 orang, termasuk komandan senior dan ilmuwan nuklir Iran.

    Iran membalas dengan serangan rudal dan drone yang menewaskan puluhan orang di Israel.

    Amerika Serikat mengumumkan penghentian pertempuran pada 24 Juni, dua hari setelah bergabung dalam perang dengan mengebom fasilitas-fasilitas nuklir Iran. Namun, tidak ada kesepakatan yang meresmikan gencatan senjata, yang ada hanyalah jeda permusuhan yang tidak diumumkan.

    Pada hari Minggu lalu, Yahya Rahim Safavi, penasihat militer Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan kepada media Iran bahwa negaranya sedang “mempersiapkan rencana untuk skenario terburuk.”

    “Kita tidak sedang berada dalam gencatan senjata sekarang, kita berada dalam fase perang, ini bisa kolaps kapan saja, tidak ada protokol, tidak ada peraturan, tidak ada kesepakatan antara kita dan Israel, antara kita dan Amerika,” ujarnya dalam pernyataan yang dimuat oleh harian Shargh.

    “Gencatan senjata berarti menghentikan serangan; itu bisa berubah kapan saja,” tambahnya.

    Negara-negara Barat menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir melalui program atomnya. Namun, tuduhan ini dibantah keras oleh Teheran.

    Setelah perang, Israel dan Amerika Serikat berulang kali mengancam akan menyerang Iran lagi jika Teheran meluncurkan kembali situs nuklirnya dan melanjutkan program pengayaan nuklirnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Khawatir Serangan Darat Israel, Ribuan Warga Tinggalkan Kota Gaza

    Khawatir Serangan Darat Israel, Ribuan Warga Tinggalkan Kota Gaza

    Jakarta

    Khawatir akan serangan darat Israel yang akan segera terjadi, ribuan warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di wilayah timur Kota Gaza, yang terus-menerus dibombardir Israel. Mereka pergi menuju titik-titik lokasi di barat dan selatan wilayah yang hancur karena perang tersebut.

    Rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza telah menimbulkan kekhawatiran di luar negeri dan di dalam negeri. Ratusan ribu warga Israel pada hari Minggu (18/8) menggelar beberapa aksi protes terbesar sejak perang dimulai, mendesak kesepakatan untuk mengakhiri perang dan membebaskan 50 sandera yang masih ditawan di Gaza.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Kota Gaza sebagai benteng perkotaan besar terakhir bagi kelompok Hamas. Namun, dengan Israel yang telah menguasai 75 persen wilayah Gaza, militer Israel telah memperingatkan bahwa perluasan serangan dapat membahayakan sandera yang masih hidup. Juga akan menyeret pasukan Israel ke dalam perang gerilya yang berkepanjangan dan mematikan.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Selasa (19/8/2025), Kota Gaza, banyak warga Palestina juga telah menyerukan protes segera untuk menuntut diakhirinya perang, dan agar Hamas mengintensifkan perundingan untuk mencegah serangan darat Israel.

    Serangan tank-tank lapis baja Israel ke Kota Gaza dapat menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi, banyak di antaranya telah mengungsi berkali-kali selama perang.

    Ahmed Mheisen, manajer penampungan Palestina di Beit Lahiya, pinggiran kota yang hancur akibat perang dan berbatasan dengan Kota Gaza bagian timur, mengatakan bahwa 995 keluarga telah meninggalkan daerah itu dalam beberapa hari terakhir.

    Dengan ancaman serangan darat Israel, Mheisen memperkirakan jumlah tenda yang dibutuhkan untuk penampungan darurat mencapai 1,5 juta unit. Sementara Israel hanya mengizinkan 120.000 tenda masuk ke wilayah tersebut selama gencatan senjata pada Januari-Maret lalu.

    Kantor kemanusiaan PBB mengatakan pekan lalu bahwa sekitar 1,35 juta orang sudah membutuhkan perlengkapan penampungan darurat di Gaza.

    “Masyarakat Kota Gaza seperti seseorang yang menerima hukuman mati dan sedang menunggu eksekusi,” kata Tamer Burai, seorang pengusaha di Kota Gaza.

    “Saya akan memindahkan orang tua dan keluarga saya ke selatan hari ini atau besok. Saya tidak bisa mengambil risiko kehilangan mereka jika terjadi invasi mendadak,” katanya kepada Reuters.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    Korban Tewas Akibat Agresi Israel di Gaza Tembus 62 Ribu Jiwa, 263 di Antaranya karena Kelaparan

    JAKARTA – Korban tewas akibat agresi Israel dan kelaparan serta malnutrisi lantaran blokade di Jalur Gaza, Palestina kembali bertambah pada Hari Senin.

    Sumber medis di Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas di Gaza hingga Hari Senin telah mencapai 62.004 jiwa, mayoritas anak-anak dan perempuan, sementara korban luka-luka mencapai 156.230 orang, seperti melansir WAFA 18 Agustus.

    Konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera menurut perhitungan Israel, dikutip dari Reuters.

    Itu dibalas Israel dengan melakukan blokade, serangan udara hingga operasi militer di wilayah Jalur Gaza.

    Israel dan kelompok militan Palestina menyepakati gencatan senjata serta pertukaran sandera dan tahanan pada 19 Januari. Setidaknya 20 dari 50 sandera yang tersisa di Gaza diyakini masih hidup. Mayoritas sandera awal telah dibebaskan melalui negosiasi diplomatik, meskipun militer Israel juga telah membebaskan beberapa sandera.

    Pada 2 Maret, Israel kembali melakukan blokade total terhadap Gaza dengan dalih menekan kelompok militan Palestina untuk menyepakati gencatan senjata usulan Amerika Serikat dan pertukaran sandera-tahanan. Seiring berakhirnya kesepakatan gencatan senjata, Israel kembali menggelar operasi militer di Gaza pada 18 Maret.

    Sumber medis mengonfirmasi, sejak gencatan senjata berakhir sedikitnya 10.460 warga sipil telah tewas dan 44.189 lainnya terluka.

    Juga pada Hari Senin, rumah sakit Jalur Gaza mencatat lima kematian akibat kelaparan dan malnutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk dua anak-anak, sehingga total korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi mencapai 263 jiwa, termasuk 112 anak-anak. 

    Sebelumnya, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah memperingatkan, malnutrisi di antara anak-anak balita meningkat dua kali lipat antara Maret dan Juni akibat blokade yang sedang berlangsung.

    Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi, tingkat malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hampir satu dari lima anak balita di Kota Gaza menderita malnutrisi akut.

  • Sebanyak 7.000 Warga Palestina di Yerusalem Terancam Penggusuran

    Sebanyak 7.000 Warga Palestina di Yerusalem Terancam Penggusuran

    JAKARTA – Gubernur Yerusalem pada Senin mengumumkan bahwa sekitar 7.000 warga Palestina yang tinggal di 22 komunitas di Badia Yerusalem menghadapi ancaman penggusuran paksa akibat proyek E1 dan Jalan Kedaulatan oleh penjajah Israel.

    Proyek permukiman itu secara total akan mengisolasi dan memisahkan komunitas Jabal al-Baba dan Wadi Jamal dari Kota al-Eizariya, yang dihuni sekitar 100 orang.

    Kepala keuangan Israel Bezalel Smotrich telah mengumumkan persetujuannya atas pembangunan ribuan unit permukiman dalam rencana permukiman di daerah E1 yang terletak di sebelah timur Yerusalem.

    Rencana Zionis semacam itu akan mengacaukan kemungkinan berdirinya negara Palestina di tanah tersebut, menggerogoti kesatuan geografis dan demografis Palestina serta melanggengkan pemisahan Tepi Barat menjadi beragam daerah tumbal salam yang terisolasi.

    Menurut Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan, B’Tselem, eksekusi rencana pembangunan di wilayah E1 akan menciptakan jalur perkotaan untuk menghubungkan antara pemukiman Ma’ale Adumim dan Yerusalem.

    Rencana itu juga akan memperparah isolasi Yerusalem Timur dari wilayah lainnya di Tepi Barat dan juga merusak kedekatan geografis antara wilayah utara dan selatan Tepi Barat.

  • Dukung Israel, Gal Gadot Buka Suara Usai Sebut Film Snow White Gagal

    Dukung Israel, Gal Gadot Buka Suara Usai Sebut Film Snow White Gagal

    JAKARTA – Gal Gadot menjelaskan komentarnya setelah dianggap mengomentari kegagalan film Snow White di bioskop. Ia berperan sebagai Evil Queen yang berhadapan dengan Rachel Zegler sebagai Snow White.

    Film Snow White versi live action menuai kritik karena berbagai alasa, beberapa di antaranya karena pemeran Snow White, Zegler yang keturunan Latin dan tidak sesuai dengan versi animasinya.

    Gal Gadot juga mendapat kritik karena ia orang Israel dan dikenal dengan pembelaannya terhadap Israel terutama di tengah konflik dengan Palestina. Rachel Zegler menyuarakan dukungannya kepada Palestina.

    Dalam sebuah wawancara, ia mengklaim dirinya syuting dengan baik dengan Zegler yang dikenal sebagai pendukung Palestina.

    “Apa yang terjadi dengan segala jenis industri, dan di Hollywood, ada tekanan kepada selebrita untuk berbicara melawan Israel. Saya selalu bisa menjelaskan dan mencoba menjelaskan konteks tentang apa yang terjadi dan realitanya, tapi pada akhirnya, orang-orang menentukan untuk diri mereka sendiri,” kata Gal Gadot mengutip The Jerusalem Post.

    “Saya kecewa filmnya terdampak dari hal itu dan tidak mendapat respons baik di bioskop,” katanya.

    Komentar itu menyebar dan menjadi respons negatif terhadap Gal Gadot. Ia sadar akan hal tersebut hingga memutuskan untuk membuat klarifikasi di Instagram Story.

    “Terkadang kami merespons pertanyaan dari tempat yang emosional. Ketika filmnya tayang, saya merasa mereka yang berlawanan dengan Israel mengkritik saya secara personal dengan cara yang hampir visceral,” tulis Gal Gadot pada Minggu, 17 Agustus.

    “Mereka melihat saya pertama sebagai orang Israel, bukan sebagai aktris. Itu perspektif yang saya bicarakan ketika saya menjawab pertanyaannya,” katanya.

    “Ada banyak faktor yang menentukan film sukses atau gagal, dan sukses tidak pernah pasti,” kata Gal Gadot.

    Bagi film yang diproduksi Disney, Snow White dinilai kurang sukses dengan pencapaian 115 juta dolar AS bahkan film ini mendapat rating 39% dalam situs Rotten Tomatoes.