Negara: Israel

  • Israel Akui Kecolongan, Pejuang Hamas Menyusup Lewat Terowongan Tembus Pos Militer Zionis

    Israel Akui Kecolongan, Pejuang Hamas Menyusup Lewat Terowongan Tembus Pos Militer Zionis

    GELORA.CO – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Kamis (21/8) mengakui adanya ‘kegagalan’ antisipasi ketika Hamas berhasil menyusup ke kamp tentara Israel di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Rabu (20/8).

    Dalam insiden tersebut, pejuang Hamas bahkan sempat masuk ke bangunan yang ditempati tentara. Meski begitu, tentara Israel melawan balik dan melumpuhkan pejuang Hamas.

    Berdasarkan hasil investigasi awal IDF, para pejuang Hamas muncul dari sebuah terowongan yang berjarak 40-50 meter dari pos militer. Pos tersebut dihuni pasukan Brigade Infanteri Kfir dan Batalion 74 dari Brigade Lapis Baja ke-188.

    Terowongan tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh tentara Israel dan sebagian poros utamanya telah dihancurkan sebelumnya. Namun, para pejuang Hamas diduga menggali poros baru dari jalur bawah tanah yang sudah ada untuk melancarkan serangan.

    Kelompok Hamas terbagi menjadi tiga tim. Tim pertama melakukan tembakan penekan dari gundukan tanah, tim kedua masuk ke bangunan kosong di dalam kamp, dan tim ketiga menyerang bangunan yang ditempati satu peleton tentara.

    Komandan peleton dan seorang prajurit sempat keluar setelah mendengar suara mencurigakan, namun langsung ditembaki. Komandan tersebut kembali masuk, membangunkan prajurit lain yang sedang tidur, lalu bersiap di posisi bertahan.

    Dua anggota Hamas berhasil menembus gedung yang ditempati tentara. Mereka melemparkan granat dan menembaki tentara Israel, sementara tentara Israel membalas. Baku tembak berlangsung sekitar lima menit. Salah satu anggota Hamas gugur di dalam gedung, sementara rekannya menurut media Israel, melarikan diri dan dilumpuhkan. 

    Pertempuran juga berlangsung di sekitar gedung melawan kelompok Hamas lainnya. Menurut laporan IDF, tiga tentara Israel terluka dalam insiden ini — satu luka serius dan dua lainnya luka ringan. Kondisi tentara yang terluka parah disebut sudah membaik.

    Selain itu, tank Batalion 74 menembaki gedung kosong yang sempat dimasuki Hamas setelah terlihat tembakan RPG. Dua pejuang Hamas dilaporkan gugur. Tank lainnya melindas seorang militan yang bersiap menembakkan RPG, sementara beberapa lainnya tewas dalam baku tembak di sekitar lokasi.

    IDF menyebut pertempuran di dalam kamp berlangsung sekitar 10 menit sebelum para anggota Hamas mencoba melarikan diri ke terowongan. Drone dan helikopter tempur Israel juga ikut menyerang para pelaku saat melarikan diri.

    Times of Israel menyebut total delapan anggota Hamas dilaporkan gugur di dalam dan sekitar kamp. Sementara tujuh lainnya yang menembakkan mortir syahid di pinggiran area akibat serangan udara. Sekitar delapan orang berhasil kabur kembali ke terowongan.

    Tentara Israel menemukan senjata lengkap berupa senapan serbu, RPG, granat, serta alat peledak. Mereka juga menemukan tandu yang ditinggalkan di gedung kosong, diduga untuk menculik tentara yang terluka.

    Meski berhasil memukul mundur serangan, IDF menegaskan bahwa insiden ini tetap merupakan kegagalan karena Hamas bisa menyusup tanpa terdeteksi. Sebelumnya, tentara Israel sudah menyiapkan penyergapan di area itu setelah mendeteksi pergerakan mencurigakan, namun tidak efektif.

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka menyebut berhasil menyerang tank Israel dengan bahan peledak dan RPG, serta menembaki bangunan yang ditempati tantara Israel. Hamas juga menyebut ada aksi penembakan jarak dekat hingga serangan bom bunuh diri yang menewaskan tentara Israel.

    Insiden ini disebut sebagai salah satu upaya langka dari Hamas dengan jumlah besar yang berani menyerang pos tentara Israel secara langsung. Bulan lalu, sekitar 12 anggota Hamas juga mencoba menyerang jalur logistik IDF di Khan Younis. Serangan terbaru tersebut terjadi saat IDF tengah bersiap melakukan ofensif besar-besaran di Kota Gaza.

  • AS Bilang Solusi 2 Negara Tak Lagi Jadi Prioritas, Berubah Sikap?

    AS Bilang Solusi 2 Negara Tak Lagi Jadi Prioritas, Berubah Sikap?

    Tel Aviv

    Pembentukan negara Palestina kini bukanlah prioritas bagi pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini mengisyaratkan pergeseran kebijakan AS selama puluhan tahun yang secara tradisional mendukung solusi dua negara.

    Penegasan tersebut, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (22/8/2025), disampaikan oleh Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee dalam wawancara eksklusif dengan program Al Arabiya English “CounterPoints” baru-baru ini.

    “Saya tentu saja belum mendengar Presiden mengatakan bahwa hal ini merupakan salah satu hal terpenting yang harus kita kejar,” kata Huckabee dalam wawancara tersebut, saat menjawab pertanyaan apakah solusi dua negara tidak lagi menjadi tujuan AS.

    Dia menambahkan bahwa meskipun Trump mendukung perdamaian di kawasan tersebut, pembentukan negara Palestina bukanlah bagian dari agendanya saat ini.

    Huckabee kemudian menuduh Otoritas Palestina dan pemerintah negara-negara Eropa telah melakukan tindakan-tindakan yang melemahkan upaya perdamaian, terutama dengan desakan terbaru untuk mengakui negara Palestina.

    “Setiap kali kita berpikir kita sedang berupaya menuju ke sana dan mencapainya, kita melihat tindakan oleh pihak Eropa atau Otoritas Palestina yang benar-benar mengacaukannya,” sebut Huckabee dalam wawancara tersebut.

    Dia mengkritik Otoritas Palestina karena “mendorong pengakuan sepihak” atas status kenegaraan dan melanjutkan kebijakan seperti memberikan tunjangan kepada keluarga para pelaku penyerangan. Huckabee menilai hal tersebut “kontraproduktif”.

    Dubes AS: Gaza Sudah Menjadi Negara Palestina

    Dalam wawancara tersebut, Huckabee berpendapat bahwa Gaza sendiri pernah menjadi negara Palestina “100 persen”, dan bahwa perkembangannya telah merusak kepercayaan terhadap kerangka kerja dua negara.

    “Itu adalah negara Palestina 100 persen. Orang-orang melihat bagaimana hasilnya. Itu tidak terlalu membuat orang-orang yang melihatnya berkata, ya, itu seharusnya berjalan dengan sangat, sangat baik,” ucapnya.

    “Untuk saat ini, saya akan mengatakan, dengan (Palestina) mengabaikan perjanjian Oslo… itu tidak akan menjadi sesuatu yang akan dibahas. Tapi itu bukan keputusan AS. AS akan mendukung sekutu-sekutu kami. Kami akan mendukung perdamaian,” kata Huckabee.

    Lebih lanjut, sang Dubes AS itu menyerukan para pemimpin Eropa untuk “menilai ulang tindakan mereka” dalam mengakui negara Palestina, dan memberikan tekanan lebih besar kepada Hamas, bukannya Israel.

    “Hentikan tekanan berlebihan terhadap cara Israel membela diri dalam melawan Hamas, dan mulailah memberikan tekanan terhadap tindakan militer radikal yang bertujuan membunuh orang-orang Yahudi,” cetusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 21 Negara Ramai-ramai Serukan Israel Batalkan Permukiman di Tepi Barat!

    21 Negara Ramai-ramai Serukan Israel Batalkan Permukiman di Tepi Barat!

    Jakarta

    Sebanyak 21 negara, termasuk Inggris dan Prancis menandatangani pernyataan bersama yang mengutuk persetujuan Israel atas proyek permukiman besar di Tepi Barat sebagai “tidak dapat diterima dan pelanggaran hukum internasional”.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/8/2025), Israel menyetujui rencana pembangunan sebidang tanah seluas kurang lebih 12 kilometer persegi (lima mil persegi) yang dikenal sebagai E1 di sebelah timur Yerusalem pada hari Rabu lalu.

    “Kami mengutuk keputusan ini dan menyerukan dengan keras pembatalannya segera,” demikian pernyataan para menteri luar negeri, yang juga ditandatangani oleh Australia, Kanada, dan Italia pada Kamis (21/8) waktu setempat.

    Belgia, Denmark, Estonia, Finlandia, Islandia, Irlandia, Jepang, Latvia, Lituania, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, dan Swedia juga menandatangani pernyataan tersebut, demikian pula kepala urusan luar negeri Komisi Eropa.

    Pernyataan tersebut menekankan bahwa Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan rencana tersebut “akan membuat solusi dua negara menjadi mustahil dengan memecah belah negara Palestina dan membatasi akses Palestina ke Yerusalem.”

    “Ini tidak membawa manfaat apa pun bagi rakyat Israel,” kata para menteri luar negeri.

    “Sebaliknya, ini berisiko merusak keamanan dan memicu kekerasan serta ketidakstabilan lebih lanjut, yang semakin menjauhkan kita dari perdamaian,” imbuh mereka dalam pernyataan bersama tersebut.

    “Pemerintah Israel masih memiliki kesempatan untuk menghentikan rencana E1 lebih jauh lagi. Kami mendesak mereka untuk segera mencabut rencana ini,” tambah mereka.

    Rencana tersebut bertujuan untuk membangun sekitar 3.400 rumah di lahan yang sangat sensitif, yang terletak di antara Yerusalem dan permukiman Israel di Maale Adumim.

    Semua permukiman Israel di Tepi Barat, yang diduduki sejak 1967, dianggap ilegal menurut hukum internasional, terlepas dari apakah mereka memiliki izin perencanaan dari Israel.

    Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah juga mengecam langkah terbaru tersebut, yang juga dikritik oleh Sekjen PBB Antonio Guterres.

    Pemerintah Inggris pada hari Kamis memanggil Duta Besar Israel untuk Inggris, Tzipi Hotovely ke Kementerian Luar Negeri untuk memprotes keputusan tersebut.

    “Jika dilaksanakan, rencana permukiman ini akan menjadi pelanggaran berat hukum internasional dan akan memecah belah negara Palestina di masa depan, yang secara kritis merusak solusi dua negara,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.

    Lihat Video ‘Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Mencapai 62.192 Jiwa’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Israel Berulah Lagi Lewat Operasi Caplok Kota Gaza

    Israel Berulah Lagi Lewat Operasi Caplok Kota Gaza

    Jakarta

    Israel kembali berulah dengan memulai operasi mengambil alih Kota Gaza. Militer Israel mengklaim sudah menguasai pinggiran Kota Gaza.

    Militer Israel sejak Rabu (20/8) telah mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangan untuk menyiapkan serangan. Kabinet keamanan Israel, yang diketuai Netanyahu, menyetujui rencana bulan ini untuk memperluas kampanye di Gaza dengan tujuan merebut Kota Gaza. Sebanyak 60.000 prajurit cadangan dikerahkan melakukan operasi tersebut.

    Dilansir Reuters, Kamis (21/8/2025), Juru Bicara Militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin mengatakan operasi tahap awal yakni dengan melakukan serangan ke Kota Gaza.

    Defrin mengatakan pasukan sudah beroperasi di pinggiran Kota Gaza. Dia mengklaim Hamas telah ‘babak belur’.

    “Kami telah memulai operasi awal dan tahap pertama serangan terhadap Kota Gaza, dan saat ini pasukan IDF telah menguasai pinggiran Kota Gaza,” ujar Defrin.

    Hamas, dalam sebuah pernyataan di Telegram, menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan gencatan senjata demi melanjutkan ‘perang brutal terhadap warga sipil tak berdosa di Kota Gaza’.

    “Pengabaian Netanyahu terhadap proposal para mediator… membuktikan bahwa dialah yang sebenarnya menghalangi kesepakatan apa pun,” kata Hamas.

    Hamas Beri Peringatan

    Kelompok Hamas bereaksi keras terhadap pengumuman militer Israel yang memulai operasi mencaplok Gaza. Hamas menuduh Israel mengabaikan upaya mediasi menghentikan pertempuran dan pembebasan sandera.

    “Pengumuman hari ini oleh tentara pendudukan teroris tentang dimulainya operasi terhadap Kota Gaza dan hampir satu juta penduduk serta pengungsi di sana…menunjukkan…pengabaian secara terang-terangan terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh para mediator,” kata Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (21/8/2025).

    Hamas juga mengkritik kurangnya tanggapan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terhadap proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan para mediator. Hamas telah memberikan persetujuan untuk proposal terbaru yang diajukan Qatar dan Mesir sebagai mediator.

    Hamas menuduh Netanyahu sebagai ‘penghalang nyata bagi kesepakatan apa pun’. Hamas juga menuding Netanyahu tidak peduli dengan nyawa para sandera Israel.

    Israel Dikecam

    Langkah Israel mencaplok Gaza menuai kecaman dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut langkah Tel Aviv itu hanya akan semakin memicu ‘bencana’ dan membawa wilayah itu ke “perang permanen”.

    Macron mengatakan bahwa serangan militer Israel untuk menaklukkan Kota Gaza hanya akan menyebabkan bencana total bagi kedua bangsa. Macron menyebut rencana Israel itu “akan menyeret kawasan tersebut ke dalam perang permanen”. Dia juga menegaskan kembali seruannya untuk “misi stabilisasi internasional”.

    Pernyataan Macron itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyetujui rencana militer untuk menaklukkan Kota Gaza. Dia mengizinkan pemanggilan sekitar 60.000 tentara cadangan Israel.

    Kecaman juga disampaikan oleh Jerman, yang menyatakan ‘penolakan eskalasi’ dari operasi militer Israel di Kota Gaza. Juru bicara pemerintah Berlin Steffen Meyer mengatakan kepada wartawan bahwa Jerman merasa “semakin sulit untuk memahami bagaimana tindakan ini akan mengarah pada pembebasan semua sandera, atau gencatan senjata” di Jalur Gaza.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania, Ayman Safadi, mengatakan dalam kunjungan ke Moskow bahwa operasi militer Israel yang semakin meluas di Jalur Gaza telah “membunuh semua prospek” perdamaian di Timur Tengah. Dia juga menyebut serangan Tel Aviv menyebabkan “pembantaian dan kelaparan” di Jalur Gaza.

    Safadi mengatakan dirinya berharap dapat membahas “upaya untuk mengakhiri agresi di Gaza, serta pembantaian dan kelaparan yang ditimbulkannya”. Dia menyebut hal itu semakin menambah “tindakan ilegal yang terus merusak solusi dua negara dan mematikan semua prospek perdamaian di kawasan”.

    “Kami menghargai posisi Anda yang jelas terhadap perang dan tuntutan Anda untuk mencapai gencatan senjata permanen,” ujar Safadi.

    Reaksi keras lainnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza setelah Israel mengumumkan dimulainya langkah pertama operasi untuk merebut Kota Gaza.

    “Sangat penting untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza,” tegasnya, sembari mengingatkan bahwa gencatan senjata diperlukan “untuk menghindari kematian dan kehancuran yang tidak terelakkan akibat operasi militer terhadap Kota Gaza”.

    Israel Ajak Hamas Berunding

    Netanyahu telah memerintahkan negosiasi segera untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa di Gaza. Hal itu diumukan usai dimulainya operasi merebut Kota Gaza.

    “Saya datang untuk menyetujui rencana IDF (militer) untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas,” kata Netanyahu dilansir AFP, Jumat (22/8/2025).

    “Pada saat yang sama, saya telah menginstruksikan untuk segera memulai negosiasi untuk pembebasan semua sandera kami dan mengakhiri perang dalam kondisi yang dapat diterima oleh Israel,” imbuhnya.

    Para mediator telah menunggu berhari-hari terkait gencatan senjata kedua pihak.

    “Saya sangat menghargai komitmen tentara cadangan, dan tentu saja tentara reguler, untuk misi vital ini,” kata Netanyahu.

    “Kedua hal ini -mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami- berjalan beriringan,” sambungnya.

    Lihat Video ‘Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Mencapai 62.192 Jiwa’:

    Halaman 2 dari 4

    (idn/idn)

  • Israel Ajak Hamas Berunding Bebaskan Sandera Usai Operasi Caplok Gaza Dimulai

    Israel Ajak Hamas Berunding Bebaskan Sandera Usai Operasi Caplok Gaza Dimulai

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan negosiasi segera untuk membebaskan sandera Israel yang tersisa di Gaza. Hal itu diumukan usai dimulainya operasi merebut Kota Gaza.

    “Saya datang untuk menyetujui rencana IDF (militer) untuk menguasai Kota Gaza dan mengalahkan Hamas,” kata Netanyahu dilansir AFP, Jumat (22/8/2025).

    “Pada saat yang sama, saya telah menginstruksikan untuk segera memulai negosiasi untuk pembebasan semua sandera kami dan mengakhiri perang dalam kondisi yang dapat diterima oleh Israel,” imbuhnya.

    Kementerian Pertahanan Israel sendiri sudah mengerahkan sekitar 60.000 tentara cadangan untuk membantu merebut benteng pertahanan terakhir Hamas di Kota Gaza. Para mediator telah menunggu berhari-hari terkait gencatan senjata kedua pihak.

    “Saya sangat menghargai komitmen tentara cadangan, dan tentu saja tentara reguler, untuk misi vital ini,” kata Netanyahu.

    “Kedua hal ini -mengalahkan Hamas dan membebaskan semua sandera kami- berjalan beriringan,” sambungnya.

    Dari 251 orang yang disandera selama serangan Hamas pada Oktober 2023 di Israel Selatan yang memicu perang, 49 orang masih berada di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

    (wnv/wnv)

  • Hizbullah Tolak Letakkan Senjata, Lebanon di Ambang Perang Saudara?

    Hizbullah Tolak Letakkan Senjata, Lebanon di Ambang Perang Saudara?

    Beirut

    Sejak puluhan tahun Hizbullah dituntut meletakkan senjata, termasuk dalam sejumlah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

    Perlucutan senjata secara konkret juga tercantum dalam perjanjian yang dimediasi Amerika Serikat dan Prancis, yang disetujui Israel dan Lebanon pada November lalu, untuk mengakhiri serangan terhadap wilayah selatan Lebanon.

    Kabinet Lebanon pada awal bulan ini mulai membahas rancangan undang-undang, untuk menegakkan monopoli negara atas kepemilikan senjata hingga akhir tahun. Namun, milisi yang oleh banyak negara Barat digolongkan sebagai organisasi teroris itu menolak perlucutan senjata.

    Hizbullah menafsirkan seruan yang tertuang dalam perjanjian itu “hanya berlaku di Lebanon selatan”, demikian menurut analisis International Crisis Group pada awal Agustus.

    Pemimpin Hizbullah, Naim Kassim, pekan lalu kembali menegaskan penolakannya dengan kata-kata tajam. Menurutnya, perlucutan senjata hanya melayani kepentingan AS dan Israel dan akan menjerumuskan Lebanon ke dalam “krisis berat.”

    Jika pemerintah mencari konfrontasi dengan Hizbullah, “maka tidak akan ada kehidupan di Lebanon.”

    Kassim secara gamblang memperingatkan akan terjadi “perang saudara” – yang membuat Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, menyatakan ancaman itu setara dengan deklarasi perang. Di platform X dan dalam wawancara surat kabar berbahasa Arab, dia menegaskan “setiap ancaman atau upaya intimidasi terkait perang saudara benar-benar tidak dapat diterima.”

    Perjuangkan kelangsungan politik

    “Tidak ada yang tahu berapa banyak senjata yang masih dimiliki milisi itu. Misteri ini adalah satu-satunya kartu yang bisa mereka mainkan. Dengannya mereka bisa mencoba meningkatkan pengaruh politik. Karena pada akhirnya, segalanya adalah soal kelangsungan politik Hizbullah,” ujar Abbass.

    Namun, milisi Syiah yang disokong Iran itu telah banyak kehilangan kekuatan dan pengaruh usai digempur Israel tahun lalu. Serangan Israel bukan hanya menghancurkan gudang senjata, tapi jajaran kepemimpinan – terutama Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel pada September 2024.

    Dukungan internasional bagi Hizbullah juga menurun, ketika misalnya pada Desember tahun lalu sekutu dekatnya Bashar Assad di Suriah tumbang. Bahkan Iran, sponsor utama Hizbullah selama puluhan tahun, kini tak lagi bisa leluasa menyuplai senjata karena terputusnya jalur darat melalui Suriah.

    Keterlibatan Iran?

    “Secara prinsip, perlucutan Hizbullah bukan hal mustahil, meski sulit secara politik,” kata analis politik Lebanon Ronnie Chatah kepada DW. Dia menyinggung contoh sukses di negara lain, seperti kelompok pemberontak IRA di Irlandia, FARC di Kolombia atau ETA di Spanyol.

    Menurut Chatah, syarat utama perlucutan senjata adalah perundingan internasional dengan melibatkan Iran sebagai pendukung utama Hizbullah. “Bisa dikatakan Iran kini memimpin Hizbullah. Karena itu Ali Larijani, kepala keamanan resmi Iran, baru saja mengunjungi Lebanon.”

    Kesepakatan dengan Iran adalah prasyarat perlucutan Hizbullah. Secara politik, hal itu sulit dibayangkan saat ini, namun Chatah tetap melihat peluang di masa depan, yakni “melalui keterlibatan AS, atau lewat pembukaan jalur lain,” ujarnya.

    “Mayoritas warga Lebanon sebenarnya mendukung perlucutan senjata Hizbullah,” kata Merin Abbass menambahkan. “Tapi dari sudut pandang sebagian besar warga, integritas teritorial Lebanon masih menjadi ancaman terbesar – terutama dari Israel. Tentara Israel sering melanggar kedaulatan nasional Lebanon.”

    Sejak gencatan senjata November lalu, Israel berkali-kali melanggar perjanjian, termasuk melancarkan banyak pembunuhan terarah. “Selain itu, Israel masih menduduki lima pos di dalam wilayah Lebanon, yang tentu memberi Hizbullah legitimasi besar,” kata Abbass.

    Israel bersikeras tumpas Hizbullah

    Walau begitu, pendapat warga Lebanon sendiri terbelah soal perlucutan senjata Hizbullah. Seorang perempuan, yang tak ingin disebutkan namanya, mengatakan dia menolak perlucutan, dengan alasan agresi militer Israel.

    “Karena itu saya menolak perlucutan Hizbullah. Tentara reguler Lebanon tidak punya cukup kemampuan untuk mempertahankan wilayah negara.”

    Warga lain menuntut hal yang lebih mendesak: “Negara ini bangkrut dan hancur. Perlucutan senjata harus dilakukan setelah rekonstruksi – bukan di awal.”

    Seorang warga Lebanon lainnya merujuk pada situasi di selatan, yang sejak puluhan tahun berada di bawah tekanan Israel. “Karena itu mereka merasa lebih aman jika Hizbullah masih bersenjata.”

    Namun dia pribadi mendukung perlucutan, karena “dengan begitu Israel tidak punya alasan lagi untuk memulai perang baru.”

    Israel sendiri menegaskan, operasi militer terhadap Hizbullah sejak musim gugur 2023 dipicu serangan roket Hizbullah. Tembakan salvo dari selatan Lebanon muncul sebagai reaksi atas perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Setelah gencatan senjata pun, Hizbullah masih menyerang wilayah Israel.

    Penguatan struktur negara

    “Dalam situasi saat ini, Lebanon harus memperkuat kewenangan negara di semua lini,” kata Merin Abbass. “Strategi kedaulatan yang kredibel harus dimulai dari titik terlemah Lebanon: legitimasi dan kapasitas. Hal ini mencakup reformasi politik menuju sistem sekuler, pemulihan kedaulatan fiskal dan berkurangnya ketergantungan pada pendanaan asing, serta pemulihan peran negara sebagai penyedia utama layanan dasar.”

    Namun, Abbass mewanti-wanti terhadap sulitnya situasi, khususnya pada aspek militer. Hingga kini, tentara Lebanon dinilai masih lebih lemah dibandingkan Hizbullah.

    “Karena itu kehadiran pasukan pengamat PBB (UNIFIL) di Lebanon selatan tetap sangat penting,” katanya, merujuk pada pembahasan tentang perpanjangan mandat UNIFIL. “Tentara Lebanon tidak akan mampu menjalankan tugas itu sendirian. Mereka akan kewalahan.”

    Hal itu bisa membuat Israel sewaktu-waktu kembali masuk ke Lebanon selatan jika merasa kepentingannya terancam oleh aktivitas Hizbullah.

    Di sisi lain, Hizbullah sendiri sudah menegaskan belum siap untuk meletakkan senjata.

    “Lebanon memiliki masalah mendasar,” kata analis Ronnie Chatah, yakni perpecahan sektarian yang kuat, disertai pola pikir berbasis kelompok. “Masalah ini akan terus berlangsung. Dan akan terus melemahkan negara.”

    Meski begitu, Hizbullah harus berkembang menjadi partai politik murni, lanjutnya. Jika tidak, risiko serangan Israel maupun perpecahan baru di masyarakat akan tetap ada – “dengan kualitas yang belum pernah kita kenal sebelumnya.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan

    Lihat juga Video ‘Hizbullah Ancam Bakal Serang Israel Jika Perang Lebanon Berlanjut’:

    (nvc/nvc)

  • Israel Umumkan Operasi Rebut Kota Gaza Telah Dimulai

    Israel Umumkan Operasi Rebut Kota Gaza Telah Dimulai

    Gaza City

    Militer Israel pada Rabu (20/8) mengumumkan dimulainya langkah awal operasi untuk mencaplok Kota Gaza. Pemerintah sekaligus memanggil puluhan ribu pasukan cadangan, sembari mempertimbangkan proposal gencatan senjata baru, guna menghentikan perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

    “Kami telah memulai operasi pendahuluan dan tahap awal serangan di Kota Gaza, dan saat ini pasukan Israel sudah menguasai wilayah pinggiran kota,” kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin kepada wartawan.

    Seorang pejabat militer sebelumnya mengatakan, pasukan cadangan baru akan bertugas pada bulan September. Tenggat tersebut memberi waktu tambahan bagi mediator untuk menjembatani perbedaan antara Hamas dan Israel terkait syarat gencatan senjata.

    Namun setelah bentrokan terbaru antara pasukan Israel dan militan Hamas pada Rabu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mempercepat rencana merebut Kota Gaza.

    Dia menegaskan Israel tetap melanjutkan rencana merebut kota terbesar di Jalur Gaza itu.

    Hamas “babak belur”

    Operasi pendudukan Kota Gaza ramai mendulang kecaman dunia internasional, dan berpotensi memaksa semakin banyak warga Palestina mengungsi.

    Jubir militer Israel Defrin mengatakan, Hamas kini hanyalah “kekuatan milisi yang sudah babak belur”.

    Israel juga memanggil puluhan ribu pasukan cadangan untuk mempersiapkan serangan, sementara kabinet menimbang proposal gencatan senjata baru.

    Dalam pernyataan di Telegram, Hamas menuduh Netanyahu menghalangi kesepakatan damai demi melanjutkan “perang brutal terhadap warga sipil tak berdosa di Gaza.”

    “Pengabaian Netanyahu terhadap usulan mediator … membuktikan bahwa dialah penghalang utama dari tercapainya kesepakatan,” tulis Hamas.

    Bulan ini, kabinet keamanan Israel yang dipimpin Netanyahu telah menyetujui rencana perluasan operasi untuk merebut Kota Gaza, lokasi pertempuran sengit melawan Hamas di awal perang. Saat ini Israel menguasai sekitar 75% wilayah Jalur Gaza.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Tekanan dari sekutu dekat

    Sejumlah sekutu terdekat Israel sebenarnya telah mendesak agar rencana pendudukan Kota Gaza ditinjau ulang. Namun koalisi partai-partai ultrakanan di pemerintahan Netanyahu menolak gencatan senjata, memilih kelanjutan perang dan mendorong aneksasi wilayah.

    Menteri Keuangan Bezalel Smotrich pada Rabu bahkan mengumumkan persetujuan final atas proyek permukiman baru di Tepi Barat. Perluasan wilayah enclave Israel di tepi Yerusalem itu dikecam luas karena dianggap memupus prospek negara Palestina.

    Perang di Gaza dimulai 7 Oktober 2023 ketika militan Hamas menyerang komunitas di selatan Israel. Serangan itu mencatatkan sekitar 1.200 korban jiwa, yang mayoritasnya warga sipil, dengan 251 orang sandera yang dibawa Hamas, termasuk anak-anak, menurut data Israel.

    Sejak itu, lebih dari 62.000 warga Palestina tewas akibat serangan militer Israel, menurut pejabat kesehatan Gaza, yang menyebut mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Hamas sejatinya telah menerima proposal mediator Arab untuk gencatan senjata 60 hari, mencakup pembebasan sebagian sandera dan pertukaran tahanan Palestina di Israel.

    Namun Israel menegaskan semua 50 sandera yang tersisa harus dibebaskan sekaligus. Otoritas Israel memperkirakan hanya sekitar 20 orang yang masih hidup.

    Penyerbuan Kota Gaza dikhawatirkan akan menimbulkan korban besar. Namun Israel berjanji akan membantu warga sipil keluar dari zona pertempuran sebelum operasi dimulai.

    Pertempuran di Khan Younis

    Militer Israel pada Rabu (20/8) mengatakan, pasukannya terlibat kontak senjata dengan lebih dari 15 milisi Hamas di dekat Khan Younis. Para milisi itu dilaporkan muncul dari terowongan rahasia, dan menyerang menggunakan senapan serbu serta rudal anti-tank. Seorang serdadu mengalami luka parah, sementara dua lain luka ringan.

    Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, membenarkan pihaknya melakukan serangan jarak dekat terhadap pasukan Israel di tenggara Khan Younis. Seorang milisi disebut meledakkan diri di antara tentara, menyebabkan korban jiwa, dalam pertempuran yang berlangsung beberapa jam itu.

    Sejauh ini, serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur Gaza, yang berpenduduk 2,3 juta orang sebelum perang. Rumah, sekolah, hingga masjid luluh lantak. Israel menuduh Hamas menggunakan fasilitas sipil sebagai basis militer, klaim yang dibantah Hamas.

    Otoritas Israel mengatakan, warga Kota Gaza akan menerima perintah evakuasi sebelum operasi besar dimulai.

    Warga sipil diminta hengkang

    Patriarkat Latin Yerusalem, otoritas tertinggi gereja Katolik di Gaza, melaporkan kawasan di sekitar parokinya di Kota Gaza sudah mulai mendapat pengumuman evakuasi.

    Hamas, yang telah memerintah Gaza hampir dua dekade, disebut semakin melemah akibat perang. Mereka menegaskan siap membebaskan seluruh sandera dengan syarat perang diakhiri, tuntutan yang ditolak Israel karena menghendaki Hamas melucuti senjata.

    Survei menunjukkan, publik Israel mendukung penghentian perang demi menyelamatkan sandera. Baru-baru ini, ratusan ribu orang berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut pemerintahan Netanyahu agar menanggapi tawaran gencatan senjata.

    Sementara itu, jajak pendapat Reuters/Ipsos di AS menunjukkan 58% responden berpendapat semua negara anggota PBB seharusnya mengakui Palestina sebagai negara.

    Editor: Agus Setiawan

    Lihat Video ‘Militer Israel Mulai Bergerak untuk Rencana Ambil Alih Gaza’:

    (nvc/nvc)

  • 21 Negara Ramai-ramai Serukan Israel Batalkan Permukiman di Tepi Barat!

    Israel Setujui Rencana Permukiman Kontroversial di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Sebuah komite perencanaan Israel memberikan persetujuan akhir soal rencana kontroversial pembangunan permukiman baru di wilayah Tepi Barat.

    Persetujuan itu diumumkan pada Rabu (20/08) kemarin. Rencana itu mencakup pengembangan lahan terbuka di sebelah timur Yerusalem, yang dikenal dengan istilah E1. Pemerintah Israel akan membangun sekitar 3.500 unit apartemen baru demi memperluas permukiman Maale Adumin, yang berdekatan dengan E1.

    “Dengan bangga saya umumkan bahwa beberapa saat lalu, administrasi sipil telah menyetujui perencanaan pembangunan kawasan E1,” kata Wali Kota Maale Adumin, Guy Yifrach, dalam sebuah pernyataan.

    Permukiman Tepi Barat memperumit proses damai

    Rencana pembangunan Israel di wilayah Tepi Barat ini sejatinya banyak dikecam dan dianggap sebagai hal ilegal menurut hukum internasional. PBB dan pegiat HAM Palestina memperingatkan bahwa proyek ini akan memecah wilayah Palestina dan membuat solusi dua negara menjadi tidak memungkinkan.

    Israel nantinya akan menggarap area seluas 12 kilometer persegi. Namun, karena lokasinya, perluasan ini akan membuat mustahil terbentuknya negara Palestina yang terhubung secara geografis dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

    Kepada DW, seorang peneliti dari organisasi Ir Amim, Aviv Tatarsky, mengatakan kalau rencana ini membuat negara Palestina “tidak mungkin terwujud.” Dia menentang rencana perluasan permukiman tersebut.

    “Rencana ini memecah wilayah Tepi Barat menjadi bagian utara dan selatan,” jelasnya.

    Dalam sebuah kunjungan politik ke Indonesia pada Rabu (20/08), Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan bahwa “rencana seperti ini, jika dilaksanakan, akan bertentangan dengan hukum internasional dan akan membuat solusi dua negara menjadi mustahil.”

    Pada pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Jerman juga telah mendesak Israel untuk “menghentikan pembangunan permukiman,” dan menegaskan bahwa Jerman hanya akan mengakui perubahan batas wilayah 4 Juni 1967. Batas ini telah disepakati oleh kedua pihak yang tengah berkonflik.

    “Pembangunan permukiman melanggar hukum internasional dan resolusi relevan dari Dewan Keamanan PBB,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman. “Hal tersebut memperumit solusi dua negara yang sedang dibahas dan mengakhiri pendudukan Israel di Tepi Barat, seperti yang diminta oleh Mahkamah Internasional atau International Court of Justice.”

    Sayap kanan Israel beri dukungan

    Menteri Keuangan Israel dari kelompok sayap kanan, Bezalel Smotrich, yang mengumumkan rencana tersebut pekan lalu, mengatakan persetujuan yang dilakukan pada Rabu (20/08) itu menjadi momen “bersejarah” dan menyebutnya sebagai teguran terhadap negara-negara Barat seperti Prancis dan Inggris, yang belakangan ini berencana untuk mengakui negara Palestina pada September 2025 mendatang.

    “Negara Palestina sedang dihapus dari meja, bukan dengan slogan tetapi dengan tindakan,” kata Bezalel Smotrich, Rabu (20/08).

    Sebelumnya lewat sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan Israel mengatakan bahwa rencana permukiman baru itu “mengubur ide akan negara Palestina.”

    Israel telah mengkritik negara-negara yang berkomitmen untuk mengakui Palestina sebagai negara. Mereka menyebut pengakuan itu sebagai “hadiah untuk Hamas” menyusul serangan teror 7 Oktober 2023.

    Tulisan ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Muhammad Hanafi

    Editor: Rahka Susanto dan Hani Anggraini

    Lihat Video ‘Militer Israel Mulai Bergerak untuk Rencana Ambil Alih Gaza’:

    (nvc/nvc)

  • Kecaman Hujani Israel yang Mulai Operasi Caplok Kota Gaza

    Kecaman Hujani Israel yang Mulai Operasi Caplok Kota Gaza

    Paris

    Kecaman menghujani Israel yang baru saja mengumumkan dimulainya operasi militer untuk mengambil alih kendali Kota Gaza, kota terbesar di Jalur Gaza. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut langkah Tel Aviv itu hanya akan semakin memicu “bencana” dan membawa wilayah itu ke “perang permanen”.

    Macron dalam pernyataannya via media sosial, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (21/8/2025), mengatakan bahwa “serangan militer” Israel untuk menaklukkan Kota Gaza “hanya akan menyebabkan bencana total bagi kedua bangsa”.

    Disebutkan oleh Macron bahwa rencana Israel itu “akan menyeret kawasan tersebut ke dalam perang permanen”. Dia juga menegaskan kembali seruannya untuk “misi stabilisasi internasional”.

    Pernyataan Macron itu disampaikan setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (20/8) menyetujui rencana militer untuk menaklukkan Kota Gaza. Dia mengizinkan pemanggilan sekitar 60.000 tentara cadangan Israel.

    Setelah mendapatkan persetujuan Katz tersebut, militer Israel mengumumkan bahwa langkah pertama operasi untuk merebut Kota Gaza telah dimulai. Tel Aviv mengklaim saat ini pasukannya telah menguasai pinggiran Kota Gaza, dengan para petempur Hamas disebut telah menjadi pasukan gerilya yang “babak belur”.

    Namun di sisi lain, operasi militer Israel terhadap Kota Gaza itu memaksa ribuan orang mengungsi.

    Kecaman juga disampaikan oleh Jerman, yang menyatakan “penolakan eskalasi” dari operasi militer Israel di Kota Gaza.

    Juru bicara pemerintah Berlin Steffen Meyer mengatakan kepada wartawan bahwa Jerman merasa “semakin sulit untuk memahami bagaimana tindakan ini akan mengarah pada pembebasan semua sandera, atau gencatan senjata” di Jalur Gaza.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Yordania, Ayman Safadi, mengatakan dalam kunjungan ke Moskow bahwa operasi militer Israel yang semakin meluas di Jalur Gaza telah “mematikan semua prospek” perdamaian di Timur Tengah. Dia juga menyebut serangan Tel Aviv menyebabkan “pembantaian dan kelaparan” di Jalur Gaza.

    Berbicara kepada Menlu Rusia Sergei Lavrov dalam kunjungan itu, Safadi mengatakan dirinya berharap dapat membahas “upaya untuk mengakhiri agresi di Gaza, serta pembantaian dan kelaparan yang ditimbulkannya”.

    Dia menyebut hal itu semakin menambah “tindakan ilegal yang terus merusak solusi dua negara dan mematikan semua prospek perdamaian di kawasan”.

    “Kami menghargai posisi Anda yang jelas terhadap perang dan tuntutan Anda untuk mencapai gencatan senjata permanen,” ujar Safadi.

    Reaksi keras lainnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza setelah Israel mengumumkan dimulainya langkah pertama operasi untuk merebut Kota Gaza.

    “Sangat penting untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza,” tegasnya, sembari mengingatkan bahwa gencatan senjata diperlukan “untuk menghindari kematian dan kehancuran yang tidak terelakkan akibat operasi militer terhadap Kota Gaza”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • 79 Penumpang Bus yang Diusir dari Iran Tewas di Afghanistan

    79 Penumpang Bus yang Diusir dari Iran Tewas di Afghanistan

    Jakarta

    Dunia Hari Ini, edisi Kamis, 21 Agustus 2025 sudah merangkum laporan utama di sejumlah negara selama 24 jam terakhir.

    Kita mulai dengan berita kecelakaan di Afghanistan.

    Puluhan penumpang bus tewas di Afghanistan

    Sebuah bus penuh sesak yang mengangkut warga Afghanistan yang diusir dari Iran mengalami kecelakaan dan menewaskan sedikitnya 79 orang, termasuk 17 anak-anak.

    Ahmdullah Muttaqi, kepala departemen informasi pemerintah provinsi Herat, mengatakan bus penumpang tersebut terlibat kecelakaan dengan sebuah truk dan sepeda motor di jalan raya Herat-Kabul, sebelah barat Afghanistan.

    Abdul Mateen Qaniee, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan bus tersebut terbakar usai mengalami tabrakan.

    Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan api yang besar membakar bus, sementara sebuah truk pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.

    Gempa tujuh kali di Bekasi

    Gempa di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat terjadi sebanyak tujuh kali kemarin menjelang pukul 8 malam, dengan kekuatan 4,9SR yang kemudian dimutakhirkan menjadi 4,7SR.

    Dilansir dari Detik, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa ini merupakan gempa bumi dangkal.

    “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat,” ujarnya.

    Reaksi PM Australia dan Israel dikecam

    Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sama-sama dikecam karena “perang kata-kata” yang dilontarkan masing-masing oleh salah satu kelompok komunitas Yahudi di Australia.

    Dalam sebuah surat, Dewan Eksekutif Yahudi Australia menulis mereka sangat kecewa atas perdebatan sengit antara kedua negara tersebut.

    Dalam surat tersebut, Presiden ECAJ, Daniel Aghion, menulis PM Albanese berperilaku “berlebihan dan tanpa alasan menghina” ketika mengatakan PM Netanyahu “menyangkal” konsekuensi perang di Gaza.

    “Tidak pantas bagi seorang perdana menteri Australia untuk menyimpang dari norma-norma diplomatik terkait pemimpin negara yang telah menjalin hubungan persahabatan dengan Australia selama beberapa dekade,” tulis Aghion.

    Hakim tolak permintaan buka segel kasus Eipstein

    Seorang hakim federal Amerika Serikat yang memimpin kasus perdagangan seks terhadap Jeffrey Epstein, telah menolak permintaan Presiden Donald Trump untuk membuka segel transkrip dewan juri agung terkait pelecehan seksual yang telah berlangsung puluhan tahun.

    Putusan yang dikeluarkan kemarin oleh Hakim Richard Berman di Manhattan muncul setelah hakim dari kasus Ghislaine Maxwell, mantan pacar Epstein, juga menolak permintaan pemerintah.

    Putusan ini juga muncul setelah Departemen Kehakiman AS setuju untuk memberikan dokumen-dokumen dari investigasi perdagangan seks Epstein kepada Kongres.

    Dokumen-dokumen Kongres akan diserahkan kepada komite pada hari Jumat, tetapi belum jelas dokumen mana atau berapa banyak dokumen yang mungkin diserahkan.

    (nvc/nvc)