Negara: Israel

  • Unjuk Rasa Serentak di Australia Menuntut Pemberian Sanksi Israel

    Unjuk Rasa Serentak di Australia Menuntut Pemberian Sanksi Israel

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 25 Agustus 2025 kami awali dari Australia.

    Unjuk rasa pro-Palestina di Australia

    Ratusan ribu warga Australia turun ke jalanan ke sejumlah kota di Australia untuk menyatakan dukungan terhadap Palestina dan menuntut pemerintah Australia untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

    Unjuk rasa digelar di tengah hubungan yang tegang antara Israel dan Australia, setelah Australia menyatakan akan mengakui Palestina sebagai negara di sidang PBB bulan depan.

    Palestine Action Group mengatakan lebih dari 40 protes berlangsung di seluruh Australia pada hari Minggu. Jumlah peserta terbesar ditemukan di Sydney, Brisbane, dan Melbourne.

    Dikutip dari kantor berita Reuters, Palestine Action Group mengatakan sekitar 350.000 orang menghadiri unjuk rasa di penjuru kota, 50.000 di antaranya di Brisbane, sementara polisi memberikan jumlah yang lebih sedikit.

    Mantan presiden Sri Lanka masuk rumah sakit

    Mantan presiden Sri Lanka yang dipenjara, Ranil Wickremesinghe, dirawat di rumah sakit, sehari setelah ia ditangkap atas tuduhan penyalahgunaan dana publik saat menjabat.

    Ranil, 76 tahun, yang memimpin ketika Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi yang parah, ditangkap dan ditahan pada hari Jumat.

    Direktur rumah sakit, Dr. Rukshan Bellana mengatakan Ranil dibawa ke unit gawat darurat di Rumah Sakit Nasional Kolombo dengan komplikasi akibat dehidrasi, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

    Israel menyerang istana presiden Yaman

    Militer Israel mengatakan sudah menyerang istana presiden Yaman dan sejumlah target lain di negara itu sebagai balasan atas peluncuran rudal oleh pemberontak Houthi.

    Serangan ini menjadi yang terbaru dalam lebih dari setahun sejak serangan langsung dan balasan antara Israel dan militan Houthi di Yaman.

    Media Houthi mengatakan serangan terbaru Israel, yang diluncurkan kemarin, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 35 orang.

    Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan yang termasuk target serangan adalah kompleks militer yang menampung istana presiden, dua pembangkit listrik, dan sebuah lokasi penyimpanan bahan bakar.

    “Semuanya digunakan untuk aktivitas militer rezim teroris Houthi,” kata militer Israel, atau IDF.

    Pemain Filipina mengukir sejarah di AS Terbuka

    Alexandra Eala mengukir sejarah sebagai pemain Filipina pertama yang memenangkan pertandingan tunggal utama di era kejuaraan tenis US Open, atau Amerika Serikat Terbuka.

    Kemenangan gemilang ini diraih setelah mengalahkan pemain unggulan ke-14 asal Denmark, Clara Tauson, dengan skor 6-3, 2-6, 7-6 (13-11) di AS Terbuka.

    Setelah membagi dua set pertama, Clara melesat unggul 1-5 di set penentuan.

    Namun, Alexandra yang berusia 20 tahun berhasil memenangkan lima permainan berikutnya secara beruntun, tanpa memberi lawannya kesempatan sedikit pun untuk meraih match point.

  • Buldoser Israel Tumbangkan Ratusan Pohon di Tepi Barat, Ada Apa?

    Buldoser Israel Tumbangkan Ratusan Pohon di Tepi Barat, Ada Apa?

    Tepi Barat

    Israel mengerahkan buldoser-buldoser untuk menumbangkan dan mencabut ratusan pohon di area desa al-Mughayyir, Tepi Barat. Pencabutan pepohonan di wilayah yang diduduki itu dilakukan dengan kehadiran personel militer Israel. Apa tujuannya?

    Sebagian besar vegetasi yang ditumbangkan oleh Israel itu, seperti dilansir AFP, Senin (25/8/2025), tampaknya merupakan pohon zaitun, yang penting bagi perekonomian dan budaya Tepi Barat.

    Area perkebunan zaitun telah sejak lama menjadi titik rawan konflik antara para petani lokal dan para pemukim Israel yang merambah wilayah tersebut.

    Sejumlah jurnalis AFP menyaksikan langsung aktivitas buldoser Israel saat menumbangkan ratusan pohon di desa al-Mughayyir pada Minggu (24/8) waktu setempat.

    Seorang petani lokal, Abdelatif Mohammed Abu Aliya, yang berasal dari desa di dekat Ramallah tersebut, menuturkan dirinya kehilangan beberapa pohon zaitun yang berusia lebih dari 70 tahun di lahan seluas sekitar satu hektare.

    “Mereka mencabut dan meratakan semuanya dengan dalih palsu,” kata Abu Aliya, yang juga mengatakan bahwa dirinya dan penduduk lainnya mulai menanam kembali pohon-pohon yang telah dicabut.

    Beberapa fotografer AFP yang ada di lokasi menyaksikan langsung tanah ditimbun, dengan pohon-pohon zaitun yang ditumbangkan tergeletak di atas tanah, dan sejumlah buldoser beroperasi di area perbukitan di sekitar desa tersebut.

    Salah satu buldoser tersebut dipasangi bendera Israel, dengan beberapa kendaraan militer Tel Aviv diparkir di dekatnya.

    “Tujuannya adalah mengendalikan dan memaksa orang-orang untuk pergi. Ini baru permulaan — ini akan meluas ke seluruh Tepi Barat,” ucap pemimpin asosiasi pertanian setempat, Ghassan Abu Aliya.

    Para penduduk setempat mengatakan bahwa buldoser-buldoser itu mulai beroperasi di desa Tepi Barat itu pada Kamis (21/8) pekan lalu.

    Sementara itu, sebuah LSM Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 14 orang ditangkap di desa tersebut selama tiga hari terakhir. Ketika ditanya tentang insiden tersebut, militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya sedang menyelidiki masalah tersebut.

    Kemudian dalam pernyataan pada Jumat (22/8), militer Israel mengatakan mereka menangkap seorang pria yang berasal dari desa al-Mughayyir, dan menuduhnya “bertanggung jawab atas serangan teroris” di area terdekat.

    Dalam video yang beredar luas di media Israel, seorang komandan militer senior Israel membahas soal serangan di desa al-Mughayyir dan bersumpah untuk membuat “setiap desa dan setiap musuh … membayar harga yang mahal” atas serangan-serangan terhadap warga Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Amarah Anwar Ibrahim ke Rezim Israel: Manusia Macam Apa Ini!

    Amarah Anwar Ibrahim ke Rezim Israel: Manusia Macam Apa Ini!

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan salah satu kecaman terkerasnya terhadap pemerintah Israel. Dia menuduh Israel mendalangi bencana kelaparan di Gaza.

    “Berbagai macam bantuan telah dikirim, tetapi Zionis membiarkannya membusuk di perbatasan,” ujar Anwar.

    “Manusia macam apa yang melakukan ini? Ini binatang! Orang-orang sekarat dan kelaparan, sementara makanan dan obat-obatan dijauhkan,” cetus pemimpin negeri jiran itu, dilansir media Malaysia, The Star, Senin (25/8/2025).

    “Saya berusia 78 tahun, dan saya belum pernah melihat kekejaman seperti itu. (Benjamin) Netanyahu dan antek-anteknya gila dan jahat,” tegasnya.

    Ia menekankan bahwa rakyat Malaysia tidak akan pernah meninggalkan perjuangan Palestina.

    “Kami salut atas semangat perlawanan Anda, dan kami tidak akan pernah meninggalkan Anda sendirian. Rakyat Malaysia, bersama banyak orang lainnya, berdiri bersama Anda,” katanya dalam pidatonya di aksi solidaritas Palestina yang berlangsung di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur pada Minggu (24/8).

    “Sekarang, di tahun 2025, perjuangannya tetap sama,” katanya.

    Setelah Anwar menyampaikan pidatonya, sesi doa untuk Gaza diadakan. Anwar, yang tiba sekitar pukul 21.05 waktu setempat, meninggalkan Dataran Merdeka sekitar pukul 22.20 waktu setempat.

    Aksi di Dataran Merdeka tersebut diikuti oleh puluhan ribu orang, banyak yang mengenakan pakaian putih dan memegang plakat bertuliskan slogan #sebagai bentuk solidaritas.

    Lihat Video ‘Anwar Ibrahim: Netanyahu Benar-benar Gila dan Zalim’:

    (ita/ita)

  • Pilu 42 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Pilu 42 Orang Tewas dalam Serangan Terbaru Israel di Gaza

    Gaza City

    Serangkaian serangan udara Israel menghujani wilayah Jalur Gaza pada Minggu (24/8) waktu setempat, saat militer Tel Aviv bersiap melancarkan serangan terbaru terhadap Kota Gaza, kota terbesar di wilayah tersebut. Sedikitnya 42 orang tewas akibat serangan-serangan terbaru Tel Aviv.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza Mahmoud Bassal, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (25/8/2025), mengatakan bahwa beberapa serangan udara melanda area sekitar Kota Gaza — yang sedang dipersiapkan militer Israel untuk direbut.

    Salah satu serangan udara itu, ujar Bassal, menghantam area lingkungan al-Sabra hingga menewaskan sedikitnya delapan orang.

    Beberapa serangan lainnya melanda berbagai area di wilayah tersebut. dengan Bassal mengatakan: “Jumlah total korban tewas saat ini bertambah menjadi sedikitnya 42 orang.”

    Militer Israel belum menanggapi laporan badan pertahanan sipil Gaza soal serangan mematikan tersebut.

    Penduduk Gaza menuturkan situasi di wilayah tersebut kini “sangat berbahaya” dengan keselamatan warga sipil terancam.

    “Situasinya sangat berbahaya … Setiap hari, setiap menit, ada pengeboman, ada yang martir, ada kematian, dan ada darah — kami tidak tahan lagi,” kata Ibrahim al-Shurafa, warga al-Sabra, saat berbicara kepada AFP.

    Dia menjelaskan bahwa serangan dan pengeboman masih berlangsung.

    “Kami tidak tahu harus ke mana. Kematian mengikuti kami ke mana-mana,” sebut Al-Shurafa.

    Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut sedikitnya 62.686 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Adu Rudal Hipersonik, Punya Rusia Bisa Ubah Target Jadi Debu

    Adu Rudal Hipersonik, Punya Rusia Bisa Ubah Target Jadi Debu

    Jakarta

    Berkilauan di bawah sinar matahari yang menerpa sebuah lapangan parade di Beijing, rudal milik Tentara Pembebasan Rakyat China yang dibawa menggunakan truk bergerak perlahan melewati khalayak.

    Rudal itu berbentuk seperti jarum dengan panjang 11 meter dan berat 15 ton. Di setiap rudal, terlihat tulisan: “DF-17”.

    China baru saja memperkenalkan rudal hipersonik mereka yang diberi nama Dongfeng.

    Momen itu terjadi pada 1 Oktober 2019 dalam parade Hari Nasional China. Amerika Serikat sudah menyadari China sedang mengembangkan senjata itu.

    Namun, sejak saat itu, China terus meningkatkan kinerja rudal tersebut.

    Rudal itu dapat menjelajah lima kali lebih cepat dari kecepatan cahaya. Berkat kecepatan dan kemampuannya untuk bermanuver, rudal itu menjadi senjata yang hebat, sampai-sampai bisa mengubah cara berperang.

    Inilah yang membuat persaingan global untuk mengembangkan rudal itu makin panas.

    “[Persaingan seperti ini] tak pernah terlihat lagi setelah Perang Dingin.”

    AFP via Getty ImagesChina memperkenalkan rudal hipersonik DF-17 di parade militer pada 2019.

    Perlombaan rudal hipersonik Rusia, China, dan Amerika Serikat

    Upacara di Beijing itu memicu spekulasi mengenai kemungkinan peningkatan ancaman dari pengembangan teknologi hipersonik oleh China. Saat ini, China memimpin di bidang rudal hipersonik, diikuti Rusia.

    Amerika Serikat mulai menyusul, sementara Kerajaan Bersatu belum punya sama sekali rudal hipersonik.

    Freer dari Council on Geostrategy, yang mendapatkan sebagian dananya dari perusahaan-perusahaan pertahanan dan Kementerian Pertahanan, berpendapat bahwa alasan China dan Rusia bisa memimpin sebenarnya relatif sederhana.

    “Mereka memutuskan untuk mengivestasikan banyak uang untuk program-program ini sejak beberapa tahun lalu,” katanya.

    ReutersPengunjung berpose di depan kendaraan militer yang membawa senjata, termasuk rudal hipersonik DF-17 di pertunjukan di Beijing.

    Sementara itu, kebanyakan negara Barat menghabiskan sebagian besar waktu dalam dua dekade pertama di abad ini untuk memerangi terorisme yang terinspirasi dari jihadi di dalam negeri mereka, dan perang-perang melawan pemberontakan di mancanegara.

    Saat itu, kemungkinan bertempur melawan musuh dengan persenjataan modern masih tampak jauh.

    “Akibatnya, kita gagal menyadari kebangkitan masif China sebagai kekuatan militer,” ucap Sir Alex Younger, tak lama setelah pensiun sebagai kepala Badan Intelijen Inggris pada 2020.

    Negara-negara lain juga sudah berpacu lebih maju. Israel punya rudal hipersonik Arrow 3 yang didesain untuk menjadi pencegat.

    KCNA/EPA-EFE/REX/ShutterstockUji coba rudal balistik jarak menengah berisi hulu ledak hipersonik di Korea Utara.

    Iran juga mengklaim memiliki senjata hipersonik. Mereka menyatakan bakal meluncurkan rudal hipersonik ke arah Israel saat perang 12 hari pada Juni lalu.

    (Senjata itu benar-benar menjelajah di kecepatan sangat tinggi, tapi manuvernya diyakini tidak terlalu hebat hingga bisa masuk klasifikasi hipersonik).

    Sementara itu, Korea Utara sudah menggarap senjata hipersonik versi mereka sendiri sejak 2021. Mereka mengklaim sudah memiliki senjata yang layak dan berfungsi (seperti terlihat di gambar).

    Kini, AS dan Kerajaan Bersatu juga mulai berinvestasi pada teknologi rudal hipersonik, begitu pula negara-negara lain, termasuk Prancis dan Jepang.

    Morteza Nikoubazl/NurPhoto via Getty ImagesIran mengklaim sudah meluncurkan rudal hipersonik ke arah Israel dalam perang 12 hari pada Juni lalu.

    AS tampak meningkatkan kekuatan pencegahan mereka, dan sudah memulai debut senjata hipersonik yang diberi nama “Dark Eagle”.

    Menurut Kementerian Pertahanan AS, Dark Eagle “mengingatkan pada kekuatan dan tekad negara kami dan tentaranya karena senjata Dark Eagle melambangkan semangat dan daya mematikan dari senjata hipersonik Angkatan Darat dan Angkatan Laut.”

    Namun, China dan Rusia saat ini sudah jauh di depan. Menurut beberapa pakar, ini bisa berpotensi menjadi kekhawatiran.

    Sangat cepat dan sangat tidak menentu

    Hipersonik berarti sesuatu yang bergerak di kecepatan Mach5 atau lebih cepat. Itu berarti lima kali lebih cepat dari kecepatan suara atau sekitar 6.208,8 kilometer per jam.

    Ini menempatkan rudal hipersonik ke level yang bukan cuma supersonik, yang berarti bergerak di atas kecepatan suara (1.234,37 km per jam).

    Kecepatan ini menjadi salah satu alasan rudal hipersonik dianggap sebagai ancaman.

    Rudal hipersonik tercepat saat ini adalah Avangard milik Rusia, yang kecepatannya diklaim bisa mencapai Mach 27 (33.313,42 km per jam), walau kecepatannya lebih sering tercatat di angka sekitar Mach 12 (14.805 km per jam), atau 3,2 km per detik.

    Namun, kalau masalah kekuatan menghancurkan, rudal hipersonik tak jauh berbeda dari rudal supersonik atau subsonik, menurut Freer.

    “Yang membedakan mereka adalah kesulitannya untuk dideteksi, dipantau, dan dicegat,” ucapnya.

    BBC

    Secara umum, ada dua jenis rudal hipersonik. Pertama, rudal “boost-glide” yang mengandalkan roket (seperti DF-17 milik China) untuk meluncurkan rudal ke arah yang ditentukan, terkadang tepat di atas atmosfer Bumi.

    Dari sana, rudal itu akan meluncur turun dengan kecepatan luar biasa.

    Tak seperti rudal-rudal balistik pada umumnya, yang meluncur dengan arah yang bisa diprediksi, kendaraan yang membawa rudal hipersonik dapat bergerak lebih tak menentu, lalu bermanuver saat sudah mengarah ke target.

    Kedua, ada rudal jelajah hipersonik yang meluncur mendekati medan, tapi tetap berada di bawah radar supaya tidak terdeteksi.

    Kedua rudal itu sama-sama diluncurkan menggunakan roket.

    Saat sudah mencapai kecepatan hipersonik, sistem yang dikenal sebagai “mesin scramjet” kemudian aktif. Mesin itu menyedot udara saat terbang, mendorong rudal itu ke arah targetnya.

    Rudal-rudal ini dikenal sebagai “senjata berfungsi ganda”. Artinya, hulu ledaknya dapat berupa nuklir atau peledak tingkat tinggi konvensional.

    Namun, rudal ini bukan hanya soal kecepatan.

    Untuk dapat diklasifikasikan sebagai “hipersonik”, rudal itu harus bisa bermanuver. Dengan kata lain, tentara yang menembakkan rudal itu harus bisa mengubah arahnya secara tiba-tiba ke arah yang tidak tertebak, sementara rudal itu sedang bergerak di kecepatan ekstrem.

    Rudal itu pun akan sangat susah dicegat. Kebanyakan rudal berbasis darat tidak bisa mendeteksi rudal hipersonik hingga senjata itu sudah di detik-detik akhir penerbangan.

    “Dengan terbang di bawah radar, rudal itu bisa menghindari deteksi awal dan baru muncul di sensor di akhir fase terbang, membuat kesempatan untuk mencegat rudal ini sangat terbatas,” tutur Patrycja Bazylczyk, peneliti di Missile Defence Project di Centre for Strategic and International Studies di Washington DC, yang mendapatkan pendanaan dari pemerintahan AS dan perusahaan pertahanan.

    Jawaban dari tantangan ini, kata dia, adalah memperkuat sensor-sensor luar angkasa negara-negara Barat, yang bisa mengatasi keterbatasan radar di darat.

    Masyarakat melihat sisa-sisa rudal hipersonik Zircon milik Rusia yang menghantam bangunan di Kyiv pada November 2024. (AFP via Getty Images)

    Dalam skenario perang sesungguhnya, muncul pula pertanyaan mengkhawatirkan dari negara-negara yang menjadi target: apakah serangan itu menggunakan nuklir atau senjata konvensional?

    “Hipersonik tidak banyak mengubah sifat perang, tapi mengubah kerangka waktu kapan kalian beroperasi,” kata Tom Sharpe, seorang mantan Komandan Angkatan Laut Kerajaan Bersatu yang merupakan spesialis perang anti-udara.

    “Kepentingan dasar untuk mendeteksi musuh, dan menembak mereka, lalu bermanuver agar bisa menembak target bergerak seperti ini sebenarnya tidak berbeda dari rudal-rudal sebelumnya, baik itu balistik, supersonik, atau subsonik.”

    “Langkah-langkah yang harus dilakukan target serangan untuk melacak atau menghancurkan rudal hipersonik juga sama seperti sebelumnya, tapi waktunya saja lebih sedikit.”

    Ada tanda-tanda teknologi ini meresahkan AS. Pada Februari lalu, Badan Riset Kongres AS merilis sebuah laporan yang salah satunya berisi peringatan.

    “Pejabat-pejabat pertahanan AS menyatakan bahwa arsitektur sensor darat dan luar angkasa tidak cukup untuk mendeteksi dan melacak senjata-senjata hipersonik,” demikian bunyi peringatan itu.

    Namun, sejumlah pakar meyakini sebagian kehebohan soal hipersonik ini terlalu berlebihan.

    Apakah kehebohan ini berlebihan?

    Sidharth Kaushal dari lembaga kajian pertahanan Royal United Services Institute merupakan salah satu ahli yang menganggap rudal hipersonik bukan terobosan yang bisa mengubah peperangan.

    “Kecepatan dan kemampuannya untuk bermanuver membuat rudal itu menarik jika melawan target-target berharga,” kata Sharpe.

    “Energi kinetiknya yang berpengaruh pada dampak serangan juga membuat senjata hipersonik berguna dalam menguburkan target, yang mungkin sulit dihancurkan dengan senjata konvensional sebelumnya.”

    Namun, kata Kaushal, walau senjata itu bisa meluncur lima kali lebih cepat dari kecepatan suara, ada beberapa cara untuk bertahan dari serangan hipersonik. Beberapa cara itu, ucapnya, “efektif”.

    Cara pertama yaitu membuat pihak yang meluncurkan rudal hipersonik lebih sulit melacak atau mengikuti target.

    “Kapal-kapal dapat melakukan segala cara untuk melindungi diri,” tuturnya.

    “Citra satelit yang kabur dari satelit komersial juga hanya bertahan beberapa menit, kemudian tak bisa lagi dijadikan acuan untuk menentukan lokasi target.”

    “Mendapatkan satelit yang terkini dan akurat untuk mencapai target saat ini sangat sulit dan mahal.”

    Namun, ia memperingatkan bahwa kecerdasan buatan dan teknologi-teknologi lainnya mungkin bisa mengubah keadaan ini seiring waktu berjalan.

    Waspada ancaman Rusia

    Bagaimanapun, faktanya Rusia dan China sudah “curi start” mengembangkan senjata hipersonik.

    “Saya pikir program hipersonik China sangat menakjubkan dan mengkhawatirkan,” ujar Freer.

    Namun, ia juga berkata, “Jika bicara soal Rusia, kita mungkin harus lebih waspada terhadap klaim mereka.”

    Pada November 2024, Rusia meluncurkan rudal balistik jarak menengah eksperimental di salah satu situs industri di Dnipro, Ukraina, yang dipakai sebagai lokasi uji coba.

    Ukraina menyatakan rudal itu meluncur dengan kecepatan hipersonik, yaitu Mach 11 atau sekitar 13.581 km per jam.

    Presiden Vladimir Putin mengklaim rudal bernama Oreshnik atau “pohon hazel” dalam bahasa Rusia itu bergerak dengan kecepatan Mach 10.

    BBC

    Hulu ledaknya dilaporkan sengaja dipecah menjadi beberapa proyektil lemah yang punya target masing-masing, sebuah metode yang sudah ada sejak Perang Dingin.

    Seseorang yang mendegar rudal itu mendarat berkata kepada saya bahwa suaranya tak begitu kencang, tapi ada beberapa dampak yang terlihat.

    Enam hulu ledak mendarat di target berbeda, tapi karena daya luncurnya lemah, kerusakan yang ditimbulkan tidak lebih signifikan dari pengeboman yang dilakukan Rusia di kota-kota Ukraina.

    Bagi Eropa, bahaya laten bagi negara-negara NATO datang dari rudal-rudal Rusia, yang beberapa di antaranya sudah ditempatkan di pesisir Baltik, tepatnya di Kaliningrad.

    Bagaimana jika Putin memerintahkan serangan di Kyiv menggunakan Oreshnik yang berisi peledak tingkat tinggi?

    BBC

    Putin mengklaim Oreshnik bakal diproduksi secara massal dan senjata itu, katanya, bisa mengubah target “menjadi debu”.

    Rusia juga punya rudal-rudal lainnya yang bisa meluncur dengan kecepatan hipersonik.

    Putin terus memuji rudal Kinzhal milik angkatan udara Rusia, dengan klaim rudal itu meluncur sangat cepat sampai tak bisa dicegat.

    Sejak saat itu, dia sudah menembakkan banyak rudal Kinzhal ke arah Ukraina. Namun ternyata, rudal Kinzhal bukan benar-benar hipersonik dan banyak di antaranya berhasil dicegat.

    China dan Rusia “curi start” pengembangan rudal hipersonik. (Getty Images)

    Salah satu senjata Rusia yang dikhawatirkan Barat adalah rudal Avangard yang sangat cepat dan bermanuver tinggi. Dalam upacara peluncurannya pada 2018, Putin mendeklarasikan Avangard tak terhentikan.

    Sidharth Kaushal menduga tugas utama rudal itu adalah “menghadapi pertahanan rudal AS”.

    “Program persenjataan Rusia juga mengindikasikan kapasitas mereka untuk memproduksi sistem seperti Avangard sebenarnya terbatas,” katanya.

    Di sisi lain, adu kekuatan pengaruh di Pasifik Barat antara China dan AS terus memanas.

    Perkembangan senjata rudal balistik China menimbulkan potensi ancaman serius bagi keberadaan angkatan laut AS di Laut China Selatan dan sekitarnya.

    China saat ini memiliki kekuatan persenjataan hipersonik paling kuat di dunia. Pada akhir 2024, China mengungkap kendaraan hipersonik terbaru mereka, GDF-600.

    Dengan muatan 1.200 kilogram, kendaraan itu bisa membawa sub-munisi dengan kecepatan mencapai Mach 7 (8.642 km per jam).

    ‘Momen penting’ dalam upaya Kerajaan Bersatu untuk mengejar ketertinggalan

    Kerajaan Bersatu tertinggal dalam perlombaan senjata ini, terutama jika melihat negara ini sebagai salah satu dari lima negara pemilik senjata nuklir yang menjadi anggota permanen Dewan Keamanan PBB.

    Namun belakangan, Kerajaan Bersatu berupaya mengejar ketertinggalan, atau setidaknya ikut serta dalam perlombaan senjata itu.

    Pada April, Kementerian Pertahanan dan Kementerian Sains dan Laboratorium Teknologi mengumumkan bahwa para ilmuwan Kerajaan Bersatu sudah mencapai “momen penting” setelah mereka berhasil merampungkan satu program uji coba besar.

    Uji coba daya penggerak atau propulsi itu merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah Kerajaan Bersatu, industri, dan pemerintah AS.

    Dalam periode enam pekan, total 233 “uji coba statis yang sukses” berlangsung di Pusat Riset Langley NASA di Virginia, AS.

    Menteri Pertahanan Kerajaan Bersatu, John Healey, menyebutnya sebagai “momen penting”.

    Namun, Kerajaan Bersatu masih membutuhkan bertahun-tahun sampai senjatanya siap.

    Rudal Kinzhal diduga bukan hipersonik dan sudah beberapa kali berhasil dicegat. (REUTERS/Valentyn Ogirenko)

    Selain menciptakan rudal hipersonik, negara-negara Barat juga harus fokus menciptakan pertahanan yang kuat, kata Freer.

    “Ketika bicara soal perang rudal, sama seperti dua sisi mata koin. Kalian harus bisa membatasi kerusakan sembari memiliki kemampuan untuk menyerang sistem peluncuran musuh,” ucap Freer.

    “Jika kalian mampu, dan kalian bisa mempertahankan diri sendiri dan juga menyerang balik, maka musuh cenderung tidak akan mencoba untuk memulai konflik.”

    Namun, Tom Sharpe masih berhati-hati untuk menyatakan sejauh mana kita harus khawatir sekarang ini.

    “Poin kunci dari hipersonik adalah kedua belah pihak masih sama-sama kesulitan dan belum ada yang sempurna,” katanya.

    Lihat juga Video ‘Korut Pamer Aksi Militer saat Bantu Rusia Lawan Ukraina’:

    (ita/ita)

  • Korban Tewas Serangan Israel ke Yaman Bertambah Jadi 6 Orang, 86 Luka

    Korban Tewas Serangan Israel ke Yaman Bertambah Jadi 6 Orang, 86 Luka

    Sanaa

    Korban tewas akibat rentetan serangan udara Israel terhadap target-target kelompok Houthi di Sanaa, ibu kota Yaman, bertambah menjadi sedikitnya enam orang. Sekitar 86 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran tersebut.

    Serangan udara Tel Aviv itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (25/8/2025), membalas serangan rudal yang diluncurkan oleh Houthi dari Yaman ke wilayah Israel.

    Serangan udara yang terjadi pada Minggu (24/8) waktu setempat itu menjadi yang terbaru selama lebih dari setahun meningkatnya aksi saling serang antara Israel dan Houthi yang bermarkas di Yaman, yang merupakan imbas dari perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut target-target yang digempur termasuk kompleks militer yang menjadi lokasi istana kepresidenan, kemudian dua pembangkit listrik, dan sebuah lokasi penyimpanan bahan bakar.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan via media sosial X bahwa serangan-serangan Israel terhadap ibu kota Yaman itu menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 86 orang lainnya.

    “Serangan-serangan itu dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan berulang kali oleh rezim teroris Houthi terhadap Negara Israell dan warga sipilnya, termasuk peluncuran rudal-rudal jenis permukaan-ke-permukaan dan UAV (drone) ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir,” kata militer Israel dalam pernyataannya.

    Houthi, pada Jumat (22/8), mengatakan kelompoknya telah menembakkan sebuah rudal balistik ke wilayah Israel dalam serangan terbaru mereka, yang mereka sebut sebagai dukungan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

    Seorang pejabat Angkatan Udara Israel, yang enggan disebut namanya, mengatakan pada Minggu (24/8), bahwa rudal yang terdeteksi diluncurkan dari Yaman kemungkinan besar membawa sub-munisi yang “dimaksudkan untuk meledak saat terjadi benturan”.

    “Ini adalah pertama kalinya rudal semacam ini diluncurkan dari Yaman,” kata pejabat Angkatan Udara Israel tersebut.

    Sejak perang antara Israel dan kelompok Hamas berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, Houthi yang didukung oleh Iran telah melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim serangannya itu sebagai aksi solidaritas untuk Palestina.

    Kelompok yang kini menguasai ibu kota Yaman itu juga sering meluncurkan rudal ke wilayah Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh pertahanan udara Tel Aviv. Israel merespons serangan Houthi dengan melancarkan serangan-serangan balasan, termasuk menargetkan pelabuhan vital Hodeidah di Yaman.

    Seorang pejabat senior Houthi, Abdul Qader al-Murtada, mengatakan pada Minggu (24/8) bahwa Houthi akan terus bertindak dalam solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.

    “(Israel) Harusnya mengetahui bahwa kami tidak akan meninggalkan saudara-saudara kami di Gaza, apa pun pengorbanannya,” tegas Al-Murtada.

    Lihat Video ‘Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Video Ledakan Dahsyat di Ibu Kota Yaman Akibat Serangan Israel

    Video Ledakan Dahsyat di Ibu Kota Yaman Akibat Serangan Israel

    Israel melancarkan serangan ke Sanaa, Ibu Kota Yaman. Terlihat api dan asap hitam membumbung dari sebuah bagunan di Kota Sanaa.

    Dilaporkan 2 orang tewas dan 5 lainnya luka-luka akibat serangan itu. Israel disebut menargetkan kompleks militer, Istana Presiden dan tempat penyimpanan bahan bakar dalam serangan ini.

  • Israel Hancurkan 1.000 Bangunan di Gaza, Ratusan Warga Terjebak Reruntuhan

    Israel Hancurkan 1.000 Bangunan di Gaza, Ratusan Warga Terjebak Reruntuhan

    Jakarta

    Lebih dari 1.000 bangunan di wilayah permukiman Zeiton dan Sabra di Kota Gaza hancur akibat serangan tentara Israel di bulan ini. Ratusan orang dilaporkan terjebak reruntuhan bangunan.

    “Israel telah menghancurkan lebih dari 1.000 bangunan di permukiman Zeitoun dan Sabra di Kota Gaza sejak memulai invasi pada 6 Agustus, menjebak ratusan orang di bawah reruntuhan,” kata Pertahanan Sipil Palestina dilansir Al Jazeera, Senin (25/8/2025).

    Badan Pertahanan Sipil Palestina mengatakan penembakan terus dilakukan oleh tentara Israel di dua permukiman tersebut. Israel juga memblokir rute akses ke wilayah itu hingga operasi penyelamatan semakin sulit dilakukan.

    “Ada kekhawatiran besar tentang berlanjutnya invasi pasukan Israel ke Kota Gaza, di saat kru lapangan tidak memiliki kapasitas untuk menghadapi intensitas serangan Israel yang terus berlanjut,” kata Pertahanan Sipil.

    “Tidak ada wilayah aman di Jalur Gaza, baik di utara maupun selatan, di mana penembakan terus menargetkan warga sipil di rumah, tempat penampungan, dan bahkan di kamp-kamp pengungsian mereka,” sambungnya.

    Tank-tank Israel telah memasuki permukiman Sabra saat Israel bergerak untuk menduduki Kota Gaza sepenuhnya. Hampir 1 juta warga Palestina di sana mengungsi ke selatan.

    Setidaknya 51 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza pada hari Minggu (24/8). Jumlah korban tewas ini termasuk 27 orang di Kota Gaza dan 24 pencari bantuan.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan delapan orang lagi meninggal karena kelaparan yang disebabkan oleh Israel seiring meningkatnya kelaparan di daerah kantong tersebut. Sejauh ini tercatat jumlah kematian akibat malnutrisi menjadi 289 orang, termasuk 115 anak-anak, sejak perang dimulai.

    Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan rencana Israel untuk menggusur paksa penduduk dari Kota Gaza dan kegubernuran utara, mendesak warga untuk tidak meninggalkan rumah mereka meskipun terjadi pemboman besar-besaran.

    Kementerian tersebut mengimbau penduduk untuk tetap tinggal di komunitas mereka, atau jika terancam, untuk pindah hanya ke daerah-daerah terdekat daripada pindah ke selatan.

    “Kami mendesak warga dan pengungsi yang tinggal di Kota Gaza untuk tidak menanggapi ancaman dan terorisme pendudukan, dan untuk menolak penggusuran dan pindah ke daerah-daerah yang tersisa di kegubernuran tengah dan Khan Younis,” katanya.

    “Tidak ada tempat yang aman di kegubernuran mana pun di Jalur Gaza, dan pendudukan melakukan kejahatan paling keji setiap hari, bahkan mengebom tenda-tenda pengungsi di daerah-daerah yang secara keliru diklaim sebagai wilayah kemanusiaan atau aman.”

    Simak Video ‘PBB: Bencana Kelaparan Gaza Adalah Bencana Kelaparan Dunia’:

    (ygs/eva)

  • Deklarasi Telat Bencana Kelaparan di Gaza

    Deklarasi Telat Bencana Kelaparan di Gaza

    Jakarta

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menyatakan bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina. Namun warga Palestina menilai deklarasi PBB itu terlambat.

    Pengumuman PBB tersebut datang setelah berbulan-bulan peringatan mengenai krisis pangan di Gaza. Pada akhir Juli lalu, Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sebuah inisiatif yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan kriris kelaparan akibat konflik di Gaza.

    IPC menyebut semakin banyak bukti menunjukkan bahwa kelaparan, malnutrisi, dan penyakit yang meluas mendorong peningkatan kematian akibat kelaparan. Tercatat lebih dari 20.000 anak dirawat untuk perawatan malnutrisi akut antara April dan pertengahan Juli. Jumlah itu di antaranya 3.000 anak lebih mengalami malnutrisi parah.

    “Data terbaru menunjukkan bahwa ambang batas kelaparan telah tercapai untuk konsumsi pangan di sebagian besar Jalur Gaza dan untuk malnutrisi akut di Kota Gaza,” demikian bunyi peringatan tersebut, yang menyerukan tindakan segera untuk mengakhiri permusuhan dan memungkinkan respons kemanusiaan yang luas, tanpa hambatan, dan menyelamatkan nyawa.

    Pada bulan Mei, IPC melaporkan bahwa seluruh penduduk daerah kantong tersebut mengalami “ingkat ketahanan pangan akut yang tinggi. Dan wilayah tersebut berada dalam risiko tinggi kelaparan, jenis krisis kelaparan yang paling parah.

    PBB Umumkan Bencana Kelaparan

    Seperti dilansir AFP, Jumat (22/8), laporan panel Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menyebut sedikitnya 500.000 orang di Gaza menghadapi “bencana besar” kelaparan. Kepala bantuan PBB Tom Fletcher menegaskan bahwa krisis ini sebenarnya bisa dicegah jika akses bantuan tidak dihambat.

    “Ini adalah kelaparan yang sebenarnya bisa kita cegah jika kita diizinkan. Namun, makanan menumpuk di perbatasan karena hambatan sistematis oleh Israel,” kata Fletcher di Jenewa.

    IPC juga memproyeksikan bahwa pada akhir September, jumlah warga yang terdampak bisa mencapai 641.000 orang atau hampir sepertiga populasi Gaza. Kelaparan diperkirakan meluas hingga Deir al-Balah dan Khan Younis.

    Israel Bantah Ada Kelaparan

    Kementerian Luar Negeri Israel dengan tegas membantah temuan PBB. Dalam pernyataannya, Tel Aviv menyebut laporan IPC “didasarkan pada kebohongan Hamas yang diproses melalui organisasi-organisasi berkepentingan”.

    “Tidak ada kelaparan di Gaza,” tegas Kementerian Luar Negeri Israel, dikutip AFP, Jumat (22/8). Tel Aviv mengklaim gelombang bantuan besar-besaran telah masuk ke Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir dan menurunkan harga pangan secara signifikan.

    Israel juga mengecam laporan tersebut dan menyebutnya hanya sebagai dokumen politik yang layak dibuang.

    Seruan dari Hamas hingga UNRWA

    Kelompok Hamas menyambut deklarasi PBB sekaligus menilai keputusan itu datang terlambat. Hamas mendesak agar pengepungan Israel segera dicabut dan penyeberangan dibuka tanpa batas untuk memungkinkan masuknya bantuan makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar.

    “Kami di gerakan Hamas menekankan pentingnya deklarasi PBB ini, meskipun datangnya sudah sangat terlambat,” bunyi pernyataan Hamas.

    Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini juga mendesak Israel berhenti menyangkal bencana kelaparan. “Sudah saatnya Pemerintah Israel berhenti menyangkal bencana kelaparan yang telah diciptakannya di Gaza,” ujarnya, Minggu (24/8).

    Warga Palestina Sebut Deklarasi Terlambat

    Sehari setelah pengumuman PBB, warga Palestina terlihat berebut makanan di dapur umum Kota Gaza. Rekaman AFP menunjukkan perempuan dan anak-anak berdesakan meminta beras untuk dimasak.

    “Kami tidak punya rumah lagi, tidak ada makanan, tidak ada penghasilan… jadi kami terpaksa beralih ke dapur amal, tetapi mereka tidak memuaskan rasa lapar kami,” kata Yousef Hamad (58), pengungsi dari Beit Hanoun.

    Seorang ibu bernama Umm Mohammad (34) menyebut deklarasi PBB “terlalu terlambat” karena banyak anak-anak sudah jatuh sakit akibat kekurangan makanan dan air.

    Lihat Video ‘Kelaparan di Gaza Makin Parah, 132 Ribu Anak Berisiko Meninggal’:

    Halaman 2 dari 2

    (wia/idn)

  • Ditentang Yahudi Prancis, Festival Musik di Paris Tetap Tampilkan Grup Kneecap Pro Kemanusiaan Palestina

    Ditentang Yahudi Prancis, Festival Musik di Paris Tetap Tampilkan Grup Kneecap Pro Kemanusiaan Palestina

    JAKARTA – Grup rap Irlandia yang kerap menyuarakan kemerdekaan dan krisis kemanusiaan di Palestina, Kneecap, tetap akan menjalani konsernya di Paris, meski ditentang kelompok Yahudi Prancis.

    Mengutip AFP, Kneecap dijadwalkan akan menjalani konser di festival tahunan ‘Rock en Seine’ di pinggiran kota Paris, Saint-Cloud, pada hari ini, Minggu 24 Agustus. 

    Pemerintah daerah setempat juga ikut menentang konser Kneecap dengan mencabut subsidi untuk festival tempat trio musisi rap itu manggung. 

    Pencabutan subsidi karena panitia festival tetap mempertahankan Kneecap menggelar konsernya yang dijadwalkan naik panggung pukul 16.30 waktu setempat. 

    📺 A little repost of our Glastonbury intro video.

    It features many of the faux-outrage media and politicians who drive this witch-hunt against Pro-Palestinian solidarity, whilst they give support and cover to slaughter.

    Free Palestine 🇵🇸 pic.twitter.com/f98XXLb39L

    — KNEECAP (@KNEECAPCEOL) August 19, 2025

    Kneecap memang dikenal tegas mendukung Palestina dan mengkritik keras Israel dalam hampir tiap konsernya. Mereka menjadikan panggung musik sebagai corong penyampaian pesan kemanusiaan.

    Salah satu personelnya, Liam O’Hanna atau Mo Chara (27), didakwa Undang-Undang Terorisme Inggris belum lama ini dalam sebuah sidang di Pengadilan Westminster Magistrates London.

    Dakwaan itu berdasarkan tudingan Mo Chara mengibarkan bendera Hizbullah dalam konser Kneecap di London. Kneecap mengatakan itu karena dilempar oleh penonton dan dakwaan yang ditujukan kepada Mo Chara sebagai upaya pembungkaman.