Negara: Israel

  • Setelah Menyerang Qatar, Israel Incar Kairo, Mesir Siap Melawan dan Deklarasi Perang

    Setelah Menyerang Qatar, Israel Incar Kairo, Mesir Siap Melawan dan Deklarasi Perang

    GELORA.CO – Israel ternyata tidak berhenti dengan menyerang pejuang Hamas di Qatar. Menurut pejabat senior Mesir kepada Middle East Eye, Israel juga menargetkan pemimpin Hamas yang berada di Kairo. 

    “Laporan intelijen menunjukkan bahwa Israel telah merencanakan pembunuhan para pemimpin Hamas di Kairo selama beberapa waktu, karena Mesir telah menggagalkan upaya sebelumnya selama negosiasi gencatan senjata di kota itu selama dua tahun terakhir,” ujar seorang sumber keamanan tingkat tinggi kepada MEE.

    Pada Selasa, sekitar 12 serangan udara menghantam bangunan-bangunan perumahan di ibu kota Qatar, Doha, sekitar pukul 16.00 waktu setempat (13.00 GMT). Serangan menargetkan para pemimpin Hamas.  Serangan itu telah memicu kecaman di seluruh kawasan.

    Mesir menegaskan tidak akan membiarkan Israel melanggar kedaulatan wilayah mereka. Serangan itu hanya akan memicu sebuah deklarasi perang. 

    “Setiap upaya pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas di tanah Mesir akan dianggap oleh Mesir sebagai pelanggaran kedaulatannya dan, oleh karena itu, merupakan deklarasi perang oleh Israel, yang tidak akan ragu kami balas,” kata sumber keamanan tersebut.

    Meskipun belum secara resmi dinyatakan bahwa tokoh-tokoh utama Hamas pernah tinggal di Mesir, sumber keamanan tersebut mengatakan kepada MEE, dalam pernyataan eksklusif, bahwa beberapa dari mereka telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun, bahkan sebelum perang Gaza saat ini. Identitas, jumlah, dan lokasi pasti mereka tetap dirahasiakan karena alasan keamanan.

    Menurut sumber tersebut, para pejabat Mesir telah mendesak rekan-rekan mereka di Israel untuk kembali berunding dan berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza, alih-alih menyeret wilayah tersebut ke dalam perang tanpa akhir.

    “Hubungan Mesir-Israel telah tegang dalam beberapa bulan terakhir karena ketidaktegasan Tel Aviv terhadap kemungkinan gencatan senjata Gaza,” catat sumber tersebut.

    Pada 19 Agustus, MEE mengungkapkan bahwa Mesir telah mengerahkan sekitar 40.000 tentara di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza untuk menghalangi kemungkinan masuknya warga Palestina ke Sinai.

    MEE juga melaporkan bahwa Kairo telah dikesampingkan dalam negosiasi gencatan senjata Gaza yang gagal. Negosiasi digelar di tengah kekhawatiran bahwa serangan besar Israel di wilayah kantong tersebut akan memicu memaksa warga Palestina untuk menerobos perbatasan Sinai dan memicu kekacauan.

    “Korespondensi antara Mesir dan Israel telah terputus total, tanpa kemajuan dalam perundingan untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza,” kata seorang pejabat intelijen senior pekan lalu, sebelum serangan Doha.

    Mesir tidak membela Hamas.

    Sementara itu, seorang pejabat militer senior mengatakan bahwa serangan Israel di Doha tidak melibatkan wilayah udara Mesir. “Tidak ada pesawat Israel yang terlibat dalam serangan Doha yang melintasi wilayah udara Mesir sama sekali,” kata mereka.

    Pejabat militer tersebut lebih lanjut menegaskan bahwa Mesir tidak mengetahui sebelumnya tentang serangan Doha dan sama sekali tidak ada koordinasi antara Kaior, Israel, atau AS terkait operasi tersebut.

    “Sistem pertahanan udara Tiongkok saat ini dikerahkan di Semenanjung Sinai, yang berbatasan dengan Israel, sehingga mustahil bagi pesawat mana pun untuk melintas tanpa izin sebelumnya atau terdeteksi,” kata pejabat tersebut kepada MEE.

    Dalam pidato videonya setelah serangan Doha, Netanyahu mengancam akan menargetkan Hamas di mana pun.

    “Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris: usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya,” ujarnya.

    Ia membandingkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dengan serangan 11 September 2001 di AS, dan membingkai kampanye Israel melawan Hamas sebagai bagian dari perang global melawan ‘terorisme’.

    “Kami melakukan persis seperti yang dilakukan Amerika ketika memburu teroris Alqaidah di Afghanistan dan ketika membunuh Osama bin Laden di Pakistan,” kata Netanyahu.

    Seorang analis keamanan terkemuka yang berbicara kepada Middle East Eye dengan syarat anonim, karena alasan keamanan, melihat peringatan dari sumber-sumber tersebut bukan tentang pembelasan Hamas itu sendiri, melainkan bagaimana Kairo memandang posisinya di kawasan tersebut.

    “Mesir tidak membela Hamas – Mesir memandang kelompok itu dengan curiga dan mengaitkannya dengan Ikhwanul Muslimin yang dilarang,” bantah analis tersebut.

    “Namun, Mesir menganggap dirinya sebagai negara Arab paling strategis, dan setiap serangan Israel di wilayahnya akan dianggap sebagai bentuk penghinaan. Hal itu akan merusak prestise Mesir dan membahayakan status regional yang selama ini diupayakan untuk dipertahankannya, meskipun Doha lebih berpengaruh dalam perundingan damai selama beberapa bulan terakhir.”

    Kairo secara historis memainkan peran sentral dalam mediasi antara Israel dan faksi-faksi Palestina, terutama Hamas. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Kairo semakin dikesampingkan dalam perundingan gencatan senjata Gaza, di tengah kekhawatiran di Kairo bahwa serangan darat Israel di wilayah kantong tersebut dapat menyeret Mesir ke dalam konflik.

    “Kemampuan Mesir untuk bertindak sebagai mediator yang kredibel di Gaza akan runtuh jika Israel dibiarkan melakukan pembunuhan di Kairo tanpa kendali,” jelas analis tersebut.

    Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel, menandatangani perjanjian damai yang ditengahi AS pada tahun 1979 meskipun mendapat tentangan rakyat. Rakyat Mesir sebagian besar berselisih dengan rezim-rezim yang berkuasa terkait normalisasi, menganggap Israel sebagai musuh dan penjajah Palestina.

  • Setelah Menyerang Qatar, Israel Incar Kairo, Mesir Siap Melawan dan Deklarasi Perang

    Setelah Menyerang Qatar, Israel Incar Kairo, Mesir Siap Melawan dan Deklarasi Perang

    GELORA.CO – Israel ternyata tidak berhenti dengan menyerang pejuang Hamas di Qatar. Menurut pejabat senior Mesir kepada Middle East Eye, Israel juga menargetkan pemimpin Hamas yang berada di Kairo. 

    “Laporan intelijen menunjukkan bahwa Israel telah merencanakan pembunuhan para pemimpin Hamas di Kairo selama beberapa waktu, karena Mesir telah menggagalkan upaya sebelumnya selama negosiasi gencatan senjata di kota itu selama dua tahun terakhir,” ujar seorang sumber keamanan tingkat tinggi kepada MEE.

    Pada Selasa, sekitar 12 serangan udara menghantam bangunan-bangunan perumahan di ibu kota Qatar, Doha, sekitar pukul 16.00 waktu setempat (13.00 GMT). Serangan menargetkan para pemimpin Hamas.  Serangan itu telah memicu kecaman di seluruh kawasan.

    Mesir menegaskan tidak akan membiarkan Israel melanggar kedaulatan wilayah mereka. Serangan itu hanya akan memicu sebuah deklarasi perang. 

    “Setiap upaya pembunuhan terhadap para pemimpin Hamas di tanah Mesir akan dianggap oleh Mesir sebagai pelanggaran kedaulatannya dan, oleh karena itu, merupakan deklarasi perang oleh Israel, yang tidak akan ragu kami balas,” kata sumber keamanan tersebut.

    Meskipun belum secara resmi dinyatakan bahwa tokoh-tokoh utama Hamas pernah tinggal di Mesir, sumber keamanan tersebut mengatakan kepada MEE, dalam pernyataan eksklusif, bahwa beberapa dari mereka telah tinggal di negara itu selama bertahun-tahun, bahkan sebelum perang Gaza saat ini. Identitas, jumlah, dan lokasi pasti mereka tetap dirahasiakan karena alasan keamanan.

    Menurut sumber tersebut, para pejabat Mesir telah mendesak rekan-rekan mereka di Israel untuk kembali berunding dan berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza, alih-alih menyeret wilayah tersebut ke dalam perang tanpa akhir.

    “Hubungan Mesir-Israel telah tegang dalam beberapa bulan terakhir karena ketidaktegasan Tel Aviv terhadap kemungkinan gencatan senjata Gaza,” catat sumber tersebut.

    Pada 19 Agustus, MEE mengungkapkan bahwa Mesir telah mengerahkan sekitar 40.000 tentara di sepanjang perbatasan Mesir dengan Gaza untuk menghalangi kemungkinan masuknya warga Palestina ke Sinai.

    MEE juga melaporkan bahwa Kairo telah dikesampingkan dalam negosiasi gencatan senjata Gaza yang gagal. Negosiasi digelar di tengah kekhawatiran bahwa serangan besar Israel di wilayah kantong tersebut akan memicu memaksa warga Palestina untuk menerobos perbatasan Sinai dan memicu kekacauan.

    “Korespondensi antara Mesir dan Israel telah terputus total, tanpa kemajuan dalam perundingan untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza,” kata seorang pejabat intelijen senior pekan lalu, sebelum serangan Doha.

    Mesir tidak membela Hamas.

    Sementara itu, seorang pejabat militer senior mengatakan bahwa serangan Israel di Doha tidak melibatkan wilayah udara Mesir. “Tidak ada pesawat Israel yang terlibat dalam serangan Doha yang melintasi wilayah udara Mesir sama sekali,” kata mereka.

    Pejabat militer tersebut lebih lanjut menegaskan bahwa Mesir tidak mengetahui sebelumnya tentang serangan Doha dan sama sekali tidak ada koordinasi antara Kaior, Israel, atau AS terkait operasi tersebut.

    “Sistem pertahanan udara Tiongkok saat ini dikerahkan di Semenanjung Sinai, yang berbatasan dengan Israel, sehingga mustahil bagi pesawat mana pun untuk melintas tanpa izin sebelumnya atau terdeteksi,” kata pejabat tersebut kepada MEE.

    Dalam pidato videonya setelah serangan Doha, Netanyahu mengancam akan menargetkan Hamas di mana pun.

    “Saya katakan kepada Qatar dan semua negara yang melindungi teroris: usir mereka atau bawa mereka ke pengadilan. Karena jika tidak, kami yang akan melakukannya,” ujarnya.

    Ia membandingkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dengan serangan 11 September 2001 di AS, dan membingkai kampanye Israel melawan Hamas sebagai bagian dari perang global melawan ‘terorisme’.

    “Kami melakukan persis seperti yang dilakukan Amerika ketika memburu teroris Alqaidah di Afghanistan dan ketika membunuh Osama bin Laden di Pakistan,” kata Netanyahu.

    Seorang analis keamanan terkemuka yang berbicara kepada Middle East Eye dengan syarat anonim, karena alasan keamanan, melihat peringatan dari sumber-sumber tersebut bukan tentang pembelasan Hamas itu sendiri, melainkan bagaimana Kairo memandang posisinya di kawasan tersebut.

    “Mesir tidak membela Hamas – Mesir memandang kelompok itu dengan curiga dan mengaitkannya dengan Ikhwanul Muslimin yang dilarang,” bantah analis tersebut.

    “Namun, Mesir menganggap dirinya sebagai negara Arab paling strategis, dan setiap serangan Israel di wilayahnya akan dianggap sebagai bentuk penghinaan. Hal itu akan merusak prestise Mesir dan membahayakan status regional yang selama ini diupayakan untuk dipertahankannya, meskipun Doha lebih berpengaruh dalam perundingan damai selama beberapa bulan terakhir.”

    Kairo secara historis memainkan peran sentral dalam mediasi antara Israel dan faksi-faksi Palestina, terutama Hamas. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Kairo semakin dikesampingkan dalam perundingan gencatan senjata Gaza, di tengah kekhawatiran di Kairo bahwa serangan darat Israel di wilayah kantong tersebut dapat menyeret Mesir ke dalam konflik.

    “Kemampuan Mesir untuk bertindak sebagai mediator yang kredibel di Gaza akan runtuh jika Israel dibiarkan melakukan pembunuhan di Kairo tanpa kendali,” jelas analis tersebut.

    Mesir adalah negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel, menandatangani perjanjian damai yang ditengahi AS pada tahun 1979 meskipun mendapat tentangan rakyat. Rakyat Mesir sebagian besar berselisih dengan rezim-rezim yang berkuasa terkait normalisasi, menganggap Israel sebagai musuh dan penjajah Palestina.

  • Berlangsung Panas, Ini Isi Tuntutan 2 Kelompok Pendemo di London

    Berlangsung Panas, Ini Isi Tuntutan 2 Kelompok Pendemo di London

    London

    Demonstrasi di pusat London, Inggris, berlangsung panas hingga membuat 26 orang polisi luka dan 25 orang pendemo ditangkap. Demo tersebut dilakukan dua kelompok dengan tuntutan yang berbeda.

    Dilansir BBC, CNN dan Reuters, Minggu (14/9/2025), bentrokan sempat terjadi antara pendemo dengan polisi selama protes anti-imigrasi yang dilakukan kelompok sayap kanan di London pada Sabtu (13/9). Demo kelompok sayap kanan itu disebut diikuti lebih dari 110.000 orang.

    Demo bertajuk ‘Unite the Kingdom’ itu diorganisir oleh aktivis politik sayap kanan, Tommy Robinson. Layanan Kepolisian Metropolitan London mengatakan serangan yang dilaporkan terjadi setelah para demonstran di pawai Unite the Kingdom menerobos ‘area steril’ yang dibuat untuk memisahkan kelompok itu dan demonstran dari kelompok lain.

    “Para petugas harus turun tangan di beberapa lokasi untuk menghentikan pengunjuk rasa Unite the Kingdom yang mencoba mengakses area steril, menerobos garis polisi, atau mendekati kelompok-kelompok oposisi. Sejumlah petugas telah diserang,” tulis Kepolisian Metropolitan London.

    Layanan tersebut mengatakan ada 26 petugas terluka dalam bentrokan tersebut. Selain itu, ada 25 orang yang ditangkap.

    Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan, Matt Twist, mengutuk serangan itu dan menyebutnya sama sekali tidak dapat diterima. Wali Kota London Sadiq Khan juga mengatakan ‘kekerasan dan serangan terhadap petugas polisi sama sekali tidak dapat diterima’.

    Demonsrasi kelompok sayap kanan tersebut merupakan puncak dari musim panas yang menegangkan di Inggris, termasuk protes yang digelar di luar hotel-hotel yang menampung para migran. Para demonstran dari kelompok sayap kanan membawa bendera Union Jack dan bendera Salib St George merah-putih milik Inggris, bendera Amerika dan Israel serta mengenakan topi ‘Make America Great Again’ atau MAGA milik Presiden AS Donald Trump.

    Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dan membawa plakat, termasuk beberapa yang bertuliskan ‘pulangkan mereka’. Beberapa pendemo juga membawa anak.

    “Hari ini adalah percikan revolusi budaya di Britania Raya, inilah momen kita,” ujar Robinson dalam pidatonya kepada para pendukung, seraya mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan ‘gelombang patriotisme yang dahsyat’.

    Miliarder AS Elon Musk, yang menyampaikan pidato lewat video, menyatakan dirinya mendukung Robinson dan tokoh-tokoh sayap kanan lainnya. Dia juga menyerukan pergantian pemerintahan di Inggris. Dia mengatakan publik Inggris takut untuk menggunakan kebebasan berbicara mereka.

    Robinson, yang nama aslinya Stephen Yaxley-Lennon, menggambarkan dirinya sebagai jurnalis yang mengungkap kesalahan negara. Partai politik anti-imigran terbesar di Inggris, Reform UK, yang telah menduduki puncak jajak pendapat dalam beberapa bulan terakhir diketahui menjaga jarak dari Robinson yang telah beberapa kali dihukum karena tindak pidana.

    Diketahui, Robinson yang merupakan sosok anti-imigrasi dibebaskan dari penjara awal tahun ini. Dia dipenjara karena menghina pengadilan dengan mengulangi tuduhan palsu tentang seorang pengungsi Suriah.

    “Kami ingin negara kami kembali, kami ingin kebebasan berbicara kami kembali ke jalurnya. Mereka harus menghentikan migrasi ilegal ke negara ini. Kami percaya pada Tommy,” ujar salah satu pendemo, Sandra Mitchell.

    Komandan Clair Haynes dari Kepolisian Metropolitan London mengatakan sebagian warga Muslim London mungkin memiliki ‘kekhawatiran khusus’ tentang demo Unite the Kingdom ‘mengingat retorika anti-Muslim dan insiden nyanyian ofensif oleh minoritas pada pawai sebelumnya’. Namun, katanya, polisi menjamin London aman bagi siapapun.

    “Ada beberapa saran agar warga Muslim London mengubah perilaku mereka Sabtu ini, termasuk tidak datang ke kota. Itu bukan saran kami. Semua orang seharusnya merasa aman bepergian ke dan sekitar London,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis kepolisian.

    Demo dari Kelompok Lain

    Kerumunan dalam jumlah besar lainnya juga berkumpul untuk melakukan protes balasan. Para politisi, termasuk John McDonnell dan Diane Abbott dari kubu sayap kiri, menyampaikan pidato dalam demonstrasi yang diperkirakan diikuti 5.000 orang itu.

    Para pengunjuk rasa meneriakkan frasa-frasa seperti ‘tak ada keadilan, tak ada perdamaian, tak ada fasis di jalanan kita’ dan ‘inilah gambaran masyarakat’. Orang-orang telah datang dari berbagai wilayah untuk menghadiri demo menentang kelompok sayap kanan tersebut.

    Seorang peserta demonstrasi mengatakan mereka khawatir tentang ‘narasi kebencian yang disebarkan oleh pihak lain’. Sementara yang lain menambahkan bahwa mereka datang untuk menunjukkan bahwa ‘London bukanlah kota fasis’.

    Polisi menyatakan telah mengerahkan lebih dari 1.600 petugas di seluruh London saat demonstrasi terjadi. Termasuk, ada 500 petugas tambahan yang didatangkan dari kepolisian lain.

    Selain mengawasi dua demonstrasi tersebut, kepolisian London juga disibukkan dengan pertandingan sepak bola dan konser-konser besar. Imigrasi telah menjadi isu politik dominan di Inggris, mengalahkan kekhawatiran atas ekonomi yang terpuruk, karena negara tersebut menghadapi rekor jumlah klaim suaka. Lebih dari 28.000 migran telah tiba dengan perahu-perahu kecil melintasi Selat Inggris sepanjang tahun ini.

    Bendera merah putih Inggris telah berkibar di sepanjang jalan dan dicat di jalanan. Para pendukung menyebutnya sebagai kampanye spontan untuk kebanggaan nasional, tetapi para pegiat anti-rasisme melihat pesan permusuhan terhadap orang asing.

    Halaman 2 dari 5

    (haf/imk)

  • Ada Tetangga RI, Ini 10 Negara Tolak Resolusi PBB Bentuk Negara Palestina

    Ada Tetangga RI, Ini 10 Negara Tolak Resolusi PBB Bentuk Negara Palestina

    New York

    Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggelar voting yang hasilnya menyepakati resolusi mendukung terbentuknya negara Palestina merdeka. Sebanyak 142 negara mendukung resolusi itu, 10 negara menolak dan 12 negara abstain.

    Dikutip dari situs resmi PBB, Minggu (14/9/2025), Deklarasi New York merupakan hasil konferensi internasional yang diselenggarakan pada Juli lalu di Markas Besar PBB. Konferensi itu digagas Prancis dan Arab Saudi.

    Sebelum pemungutan suara, Duta Besar Prancis di PBB, Jérôme Bonnafont, mengingatkan Deklarasi New York akan menyusun satu peta jalan untuk mewujudkan solusi dua negara. Dia mengatakan deklarasi itu melibatkan gencatan senjata segera di Gaza, pembebasan semua sandera yang ditawan di Gaza, dan pembentukan Negara Palestina yang layak dan berdaulat.

    Peta jalan tersebut selanjutnya menyerukan pelucutan senjata Hamas dan pengucilannya dari pemerintahan di Gaza. Deklarasi itu juga berisi poin normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, serta jaminan keamanan kolektif.

    Menjelang pemungutan suara, Duta Besar Israel Danny Danon mengatakan deklarasi sepihak itu tidak akan dikenang sebagai langkah menuju perdamaian. Dia menganggapnya sebagai isyarat kosong yang melemahkan kredibilitas Majelis PBB.

    “Hamas adalah pemenang terbesar dari setiap dukungan yang diberikan hari ini,” ujar Danon.

    Konferensi internasional tingkat tinggi pada bulan Juli diadakan dengan latar belakang perang di Gaza dan memburuknya prospek solusi dua negara. Dalam sambutannya di segmen pembukaan, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mencatat ‘pertanyaan sentral bagi perdamaian Timur Tengah adalah implementasi solusi dua negara, di mana dua negara yang merdeka, berdaulat, dan demokratis – Israel dan Palestina – hidup berdampingan dalam damai dan aman’.

    Resolusi itu sendiri didukung berbagai negara seperti Jerman, Prancis, Finlandia, Inggris, Rusia, Ukraina, Indonesia, Malaysia, hingga Jepang.

    Berikut daftar 10 negara menolak resolusi yang diberi nama resmi ‘Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara’ tersebut:

    1. Argentina
    2. Hungaria
    3. Mikronesia
    4. Nauru
    5. Palau
    6. Papua Nugini
    7. Paraguay
    8. Tonga
    9. Amerika Serikat
    10. Israel.

    Negara abstain:

    1. Albania
    2. Ceko
    3. Kamerun
    4. Ekuador
    5. Ethiopia
    6. Fiji
    7. Samoa
    8. Guatemala
    9. Makedonia Utara
    10. Moldova
    11. Sudan Selatan
    12. Kongo.

    Tonton juga video “Tantangan Satgas Garuda Merah Putih II untuk Kirim Bantuan ke Gaza” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/imk)

  • Dari Jakarta, Ribuan Peserta WMSJ 2025 Doakan Rakyat Palestina – Page 3

    Dari Jakarta, Ribuan Peserta WMSJ 2025 Doakan Rakyat Palestina – Page 3

    Momen itu semakin kuat ketika Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan apresiasinya kepada WMSJ yang telah menjadikan pesan damai untuk Palestina sebagai agenda utama.

    “Menurut saya luar biasa. Pesan damai untuk Palestina, untuk Gaza yang kini porak-poranda, menjadi inti dari kegiatan ini. Kita semua berdoa agar segera datang keadilan dan kebebasan,” tutur Pramono yang hadir ke acara tersebut pada Sabtu 13 September 2025.

    Pramono juga menyatakan keprihatinannya atas penderitaan panjang yang dialami rakyat Palestina akibat agresi zionisme Israel.

    “Ini adalah keprihatinan kita bersama. Semoga segera ada solusi dan Palestina bisa merdeka dengan damai,” tambah Pramono.

    Sebagai informasi, WMSJ diselenggarakan di Buperta Cibubur dan diikuti 15.333 peserta: 7.149 putra, 6.349 putri, 1.718 pembina, serta 117 panitia dan pengurus pesantren. Jambore melibatkan 1.530 grup pramuka dari 18 negara, antara lain dari Arab Saudi, Malaysia, Oman, Qatar, Brunei Darussalam, Maladewa, Tunisia, hingga Inggris dan Ghana.

    Kepada semua pihak terlibaf, Hamid menyampIkan ucapan terima kasih kepada 472 panitia dan 2921 volenteer yang sudah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dari tanggal 9 September hingga 14 September 2025.

    Dia menegaskan, WMSJ adalah ruang kebersamaan, pendidikan kepemimpinan, dan panggung suara perdamaian. 

    “Dari Jakarta, dunia mendengar We are Muslim, Civilized, United and Peaceful – Free Palestine!,” kata dia.

  • Terpopuler, surpres pergantian Kapolri hingga KTT Darurat Arab-Islam

    Terpopuler, surpres pergantian Kapolri hingga KTT Darurat Arab-Islam

    Jakarta (ANTARA) – Terdapat sejumlah berita unggulan ANTARA yang menarik disimak hari ini, mulai dari bantahan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi terkait surpres pergantian Kapolri hingga Qatar gelar KTT Darurat Arab-Islam.

    Inilah daftar beritanya:

    1. Mensesneg bantah Presiden kirim surpres ke DPR soal pergantian Kapolri

    Mensesneg Prasetyo Hadi, yang juga juru bicara Presiden RI, membantah kabar yang menyebutkan Presiden Prabowo Subianto telah mengirimkan surat presiden (surpres) mengenai pergantian kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) kepada DPR RI. Selengkapnya di sini.

    2. Qatar gelar KTT Darurat Arab-Islam usai serangan Israel di Doha

    Qatar mengonfirmasi bahwa negara tersebut akan menjadi tuan rumah KTT darurat Arab-Islam pada 15 September sebagai tanggapan terhadap serangan terbaru Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di wilayahnya. Baca di sini.

    3. Menteri LH: Rendahnya tutupan hutan sungai di Bali sudah sejak 2015

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan temuan rendahnya tutupan hutan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Bali akibat alih fungsi lahan sudah terjadi sejak 2015. Baca di sini.

    4. Aksi besar-besaran di Berlin menolak Jerman terlibat dalam perang

    Demonstrasi besar-besaran menentang keterlibatan Jerman dalam konflik di Timur Tengah dan Ukraina berlangsung di Berlin, Sabtu (13/9). Para pengunjuk rasa mendesak pemerintah Jerman untuk berdiplomasi. Informasinya di sini.

    5. A’wan PBNU minta KPK segera tetapkan tersangka kasus kuota haji

    A’wan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Muhaimin meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera menetapkan tersangka kasus dugaan korupsi dalam penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji pada Kementerian Agama tahun 2023-2024.

    Abdul menyampaikan pernyataan tersebut sebab KPK menyatakan sedang menelusuri aliran dana kasus kuota haji ke PBNU. Selengkapnya di sini.

    Pewarta: Agita Tarigan
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Israel Terus Serang Gaza, 62 Orang Tewas-6.000 Mengungsi dalam Sehari

    Israel Terus Serang Gaza, 62 Orang Tewas-6.000 Mengungsi dalam Sehari

    Gaza

    Pasukan Israel terus meningkatkan serangan di Kota Gaza, Palestina. Serangan besar-besaran Israel itu meratakan bangunan, termasuk sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan yang dikelola oleh PBB serta menewaskan sedikitnya 49 orang.

    Dilansir Al-Jazeera, Minggu (14/9/2025), serangan di Kota Gaza itu menyebabkan jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza selama Sabtu (13/9) menjadi 62 orang.

    Selain itu, lebih dari 6.000 warga Palestina harus mengungsi dari Kota Gaza akibat pemboman yang tak henti-hentinya. Pasukan Israel telah melancarkan serangan beruntun di Kota Gaza dan menyebarkan selebaran yang memperingatkan warga Palestina yang telah kelaparan dan ketakutan untuk melarikan diri.

    “Warga Kota Gaza kini hidup dalam kondisi yang sangat sulit di bawah pengepungan dan pemboman yang terus-menerus,” kata Jubir Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal.

    Jet tempur Israel telah menjatuhkan bom setiap 10 hingga 15 menit di bangunan tempat tinggal dan fasilitas umum. Israel tak memberi manusia cukup waktu untuk mengungsi ke tempat aman.

    Meskipun militer menggempur kota, banyak penduduk tetap tinggal atau bahkan kembali setelah mencoba melakukan perjalanan ke selatan menuju kamp al-Mawasi yang padat dan kekurangan sumber daya. Selain serangan Israel, warga di Gaza juga harus bertahan di tengah kelaparan.

    Serangan Israel ke Gaza ini diklaim untuk membalas Hamas yang melakukan serangan menewaskan 1.200 orang pada Oktober 2023. Israel menyebut Hamas masih menahan sejumlah sandera di Gaza usai serangan Oktober 2023 itu terjadi.

    Pengeboman dan serangan militer besar-besaran oleh Israel telah menghancurkan Gaza. Korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah melampaui 64.000 orang, melukai ratusan ribu orang serta menyebabkan lebih dari 1 juta warga harus mengungsi.

    Tonton juga video “Israel Bombardir Kamp Pengungsian di Gaza, 23 Orang Tewas” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Kian Panas Cekcok Antara Netanyahu dengan PM Spanyol

    Kian Panas Cekcok Antara Netanyahu dengan PM Spanyol

    Jakarta

    Ketegangan antara Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dengan PM Spanyol Pedro Sanchez semakin memanas. Terbaru, Netanyahu menuding Sanchez telah melontarkan “ancaman genosida” terhadap Tel Aviv, yang memicu reaksi kemarahan dari Madrid.

    “Saya pikir Netanyahu bukanlah orang yang berhak menguliahi siapa pun saat melakukan kekejaman yang dilakukannya di Gaza,” tegas Menteri Pertahanan Spanyol, Margarita Robles, saat berbicara kepada televisi lokal Antena 3 dan dilansir AFP, Sabtu (13/9/2025).

    Komentar Robles itu disampaikan menanggapi pernyataan terbaru Netanyahu, via media sosial X, yang menuduh Sanchez telah mengancam Israel. Ini menjadi adu argumen terbaru antara kedua negara, yang terlibat perselisihan sejak awal pekan ini.

    Perselisihan itu berawal pada Senin (8/9), ketika Sanchez mengumumkan sembilan langkah yang bertujuan untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai “genosida di Gaza”. Langkah-langkah itu mencakup embargo senjata permanen, larangan impor dari wilayah pendudukan, dan larangan memasuki Spanyol bagi individu-individu yang terlibat dalam perang Gaza.

    “Spanyol, seperti yang Anda ketahui, tidak memiliki bom nuklir. Spanyol juga tidak memiliki kapal induk atau cadangan minyak yang besar. Kami sendiri tidak dapat menghentikan serangan Israel, tetapi itu tidak berarti kami akan berhenti berusaha,” ujar Sanchez dalam pidatonya.

    Netanyahu, pada Kamis (11/9) waktu setempat, memberikan tanggapan pedas untuk Sanchez.

    “PM Spanyol Sanchez mengatakan kemarin bahwa Spanyol tidak dapat menghentikan pertempuran Israel melawan teroris Hamas karena ‘Spanyol tidak memiliki senjata nuklir’. Itu merupakan ancaman genosida yang nyata terhadap satu-satunya negara Yahudi di dunia,” kata Netanyahu dalam pernyataannya.

    Beberapa jam kemudian, Kementerian Luar Negeri Spanyol mengeluarkan bantahan untuk tudingan Netanyahu tersebut. Otoritas Madrid mengecam pernyataan Netanyahu sebagai tuduhan “palsu dan fitnah”.

    “Rakyat Spanyol adalah sahabat rakyat Israel dan juga sahabat rakyat Palestina,” tegas Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataannya.

    Perselisihan selama sepekan antara Spanyol dan Israel terjadi setelah hubungan kedua negara memburuk selama berbulan-bulan.

    PM Spanyol telah menjadi salah satu pengkritik paling vokal di Eropa terhadap perang yang dikobarkan Israel di Jalur Gaza. Sanchez juga menjadi pemimpin Eropa paling senior yang menyebut perang Gaza sebagai “genosida”, dan pada Mei tahun lalu, Spanyol memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina.

    Sejak saat itu, Israel tidak memiliki Duta Besar di Madrid. Pada Senin (8/9) waktu setempat, Spanyol telah menarik pulang Duta Besarnya dari Tel Aviv setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Saar menuduh Madrid melancarkan “kampanye anti-Israel dan antisemitisme”.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/fca)

  • Forum Sandera Israel Sebut Netanyahu Penghambat Perang Gaza Berakhir

    Forum Sandera Israel Sebut Netanyahu Penghambat Perang Gaza Berakhir

    Jakarta

    Kelompok utama Israel yang mengampanyekan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza menganggap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjadi hambatan utama untuk membebaskan para sandera. Mereka menyebut Netanyahu terus membuat alibi untuk memperpanjang perang dengan membuat tuduhan-tuduhan terhadap Hamas.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (14/9/2025), pernyataan itu disampaikan forum sandera Israel tak lama setelah Netanyahu menuduh para pemimpin Hamas memperpanjang perang.

    “Operasi yang ditargetkan di Qatar membuktikan tanpa keraguan bahwa ada satu hambatan untuk memulangkan… para sandera dan mengakhiri perang: Perdana Menteri Netanyahu,” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan, merujuk pada serangan Israel baru-baru ini terhadap pertemuan anggota Hamas di negara Teluk tersebut.

    Kelompok tersebut mengatakan Netanyahu seolah terus-menerus menyabotase rencana penyelesaian perang.

    “Setiap kali kesepakatan mendekat, Netanyahu menyabotasenya,” tambah mereka.

    Sebelumnya, Netanyahu mengatakan bahwa upaya menyingkirkan para pemimpin Hamas di Qatar akan mengakhiri perang. Ia menuduh kelompok tersebut menggagalkan upaya-upaya sebelumnya untuk mengamankan gencatan senjata.

    “Para pemimpin teroris Hamas yang tinggal di Qatar tidak peduli dengan rakyat di Gaza. Mereka memblokir semua upaya gencatan senjata untuk memperpanjang perang tanpa henti,” katanya di X.

    “Menyingkirkan mereka akan menyingkirkan hambatan utama untuk membebaskan semua sandera kita dan mengakhiri perang,” imbuhnya.

    Namun, forum tersebut menganggap tuduhan tersebut sebagai ‘alasan’ terbaru Netanyahu untuk gagal memulangkan para tawanan.

    “Waktunya telah tiba untuk mengakhiri alasan-alasan yang dirancang untuk mengulur waktu agar ia dapat mempertahankan kekuasaan,” kata forum tersebut.

    “Penghambatan ini… mengancam nyawa para sandera tambahan yang hampir tidak bertahan hidup setelah hampir dua tahun ditawan, serta pemulihan mereka yang telah meninggal,” lanjutnya.

    Diketahui militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas menculik 251 orang dalam serangan mereka pada 7 Oktober 2023 di Israel. Empat puluh tujuh tawanan masih ditahan di Gaza, termasuk 25 orang yang menurut militer telah tewas.

    (fca/fca)

  • Aksi Pro-Palestina, 12.000 Warga Berlin Turun ke Jalan

    Aksi Pro-Palestina, 12.000 Warga Berlin Turun ke Jalan

    Jakarta

    Warga di Berlin, Jerman, menggelar aksi mendesak genosida di Gaza, Palestina, segera diakhiri. Aksi yang diikuti ribuan orang itu digelar di depan Gerbang Brandenburg, landmark Berlin.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (14/9/2025), aksi itu digelar pada Sabtu waktu setempat. Mereka menuntut diakhirinya “genosida di Gaza” serta penghentian pengiriman senjata ke Ukraina.

    Menurut data kepolisian setempat, sekitar 12.000 orang bergabung dalam demonstrasi di pusat ibu kota Jerman tersebut, mengecam serangan Israel di wilayah Palestina yang terkepung.

    Namun, partai sayap kiri ekstrem BSW, yang telah menginisiasi demonstrasi tersebut, memperkirakan jumlah peserta mencapai 20.000 orang. Mereka menyebut kali ini menjadi salah satu demonstrasi pro-Palestina terbesar di Jerman dalam beberapa bulan terakhir.

    Marie Atwan, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia datang dari Hamburg untuk bergabung dalam demonstrasi tersebut guna menuntut penghentian total pengiriman senjata Jerman ke Israel.

    Tidak melarang penjualan senjata tersebut sama saja dengan mendukung “genosida di Gaza”, ujarnya.

    Kanselir Jerman Friedrich Merz telah mengumumkan embargo senjata sebagian pada bulan Agustus. Ia mengatakan bahwa negaranya akan menghentikan ekspor peralatan militer yang dapat digunakan di Jalur Gaza.

    (fca/fca)