Negara: Iran

  • Kita Cari Jalan Keluar untuk Semua Pihak

    Kita Cari Jalan Keluar untuk Semua Pihak

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan agar Iran dan Israel segera menurunkan ketegangan dan membuka ruang dialog demi mencari solusi damai yang adil bagi semua pihak.

    Seruan ini disampaikan Prabowo usai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovskiy, St. Petersburg, Kamis, 19 Juni 2025.

    Ia menegaskan, Indonesia menginginkan deeskalasi konflik antara kedua negara dan mendorong upaya perdamaian.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” ujar Prabowo kepada media, di lobi hotel tempatnya transit di St. Petersburg, Jumat malam, 20 Juni 2025.

    Prabowo juga meyakini bahwa harapan Indonesia sejalan dengan posisi Rusia dalam menyikapi konflik tersebut. Menurutnya, Rusia memiliki pengaruh besar di kawasan, terutama terhadap Iran.

    “Ya tentunya pengaruh Rusia lebih besar ya di kawasan itu, khususnya dengan Pemerintah Iran. Jadi, saya kira peran dari Pemerintah Rusia akan sangat besar. Ya, semua akan berusaha untuk deeskalasi,” ucap Prabowo.

    Kunjungan Presiden Prabowo ke Rusia berlangsung pada 18–20 Juni 2025. Dalam lawatan tersebut, ia bertemu dua kali dengan Presiden Putin.

    Pertemuan pertama digelar secara resmi di Istana Konstantinovskiy, dan pertemuan kedua berlangsung saat keduanya menjadi pembicara utama di forum ekonomi dunia Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.

    Dalam pertemuan empat mata selama sekitar dua jam di istana tersebut, kedua pemimpin membahas berbagai isu bilateral, regional, hingga global.

    Meski tak merinci isu global apa yang dibicarakan, baik Putin maupun Prabowo menegaskan adanya kesamaan pandangan atas sejumlah persoalan dunia.

    “Kami menghormati kedaulatan setiap negara. Kami ingin menyelesaikan semua masalah dengan damai, dan kami selalu ingin mengutamakan kolaborasi daripada konflik,” kata Prabowo saat konferensi pers bersama Putin di istana.

    Isu geopolitik, termasuk meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, turut menjadi sorotan saat sesi panel SPIEF 2025.

    Dalam forum tersebut, Prabowo dan Putin duduk satu panggung bersama tiga pembicara utama lainnya untuk membahas dampak situasi global terhadap ekonomi dunia maupun domestik. ****

  • Israel Klaim Bunuh Komandan Kedua Iran dari Pasukan Quds Behnam Shahriyari

    Israel Klaim Bunuh Komandan Kedua Iran dari Pasukan Quds Behnam Shahriyari

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan telah ‘melenyapkan’ komandan kedua Iran dalam pasukan elit Quds dari Korps Garda Revolusi Islam, Behnam Shahriyari. Shahriyari menjadi sasaran serangan Israel semalam.

    Dilansir CNN, Sabtu (21/6/2025) pasukan pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan menyampaikan membunuh Shariyari saat tengah berkendara di Iran Barat. Shariyari dibunuh angkatan udara Israel.

    Shahriyari disebut bertanggung jawab atas transfer senjata dari Iran ke proksinya di seluruh Timur Tengah, dan bekerja selama bertahun-tahun untuk mempersenjatai berbagai organisasi militan.

    Shahriyari juga dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Menurut pemerintah Inggris, Shahriyari telah terlibat dalam aktivitas permusuhan oleh kelompok bersenjata yang didukung oleh pemerintah Iran, yang memfasilitasi destabilisasi Israel, Irak, Yaman, dan Lebanon.

    Pasukan Quds merupakan bagian dari IRGC yang bertanggung jawab atas operasi di luar Iran dan bertugas untuk berkoordinasi dengan kelompok militan sekutu seperti Hizbullah dan Hamas.

    Sebelumnya, IDF mengatakan telah menewaskan Saeed Izadi, komandan Iran lainnya dalam pasukan Quds. Kepala Juru Bicara IDF Ephraim Defrin menggambarkan Izadi dan Shahriyari sebagai orang-orang yang berada di “garis depan proyek Iran untuk mendorong perang ke wilayah Israel.”

    Berpotensi berkepanjangan, Defrin juga mengatakan Angkatan Udara Israel terus menyerang fasilitas nuklir di kota Isfahan, Iran. Defrin mengatakan militer Israel terlibat dalam “salah satu perang paling rumit dalam sejarah Israel” dan memperingatkan masyarakat Israel untuk bersiap menghadapi “berkepanjangan” karena IDF masih memiliki “target dan tujuan” di Iran.

    (dek/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Jakarta

    Seiring dengan perkembangan teknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) yang pesat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda saat ini. Tak sedikit kekhawatiran muncul, seperti manusia akan tergantikan oleh AI di masa mendatang.

    CEO IDNextLeader, Aulia Pradipta Prabandaru mengungkapkan bahwa kepemimpinan masa kini tidak lagi bertumpu pada kekuasaan, melainkan pada keberanian untuk terhubung dan menciptakan dampak nyata.

    “Di tengah dunia yang dipenuhi ketidakpastian dan percepatan teknologi, generasi muda harus mampu memanusiakan inovasi-mengubah algoritma menjadi empati dan teknologi menjadi alat perdamaian,” ujarnya.

    Sementara itu, Fadli Rahman, Advisor IDNextLeader sekaligus Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pemahaman isu-isu strategis global yang relevan sembari membangun jejaring global.

    “Anak muda harus mampu menyerap ilmu, memperluas relasi, dan bertransformasi sebagai inovator sekaligus pencipta solusi. Karena anak muda lah yang berada di garis depan perubahan global,” ungkapnya.

    Persoalan tersebut kemudian dibahas melalui IDNextLeader didukung oleh PT Surya Sarana Dinamika dan Bank Indonesia Jakarta menyelenggarakan forum internasional bertajuk “We Are The World 2025” di Gedung A, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Senayan, Jakarta.

    Acara ini diikuti oleh 250 peserta dan mempertemukan tokoh-tokoh muda dari berbagai negara. Mulai dari Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Iran, Kanada, Palestina,Gambia, Tanzania, Filipina, Afghanistan, Sierra Leone, Pakistan, Ethiopia, Kamerun,⁠ Nigeria, ⁠ Jepang, India, ⁠ Malaysia, ⁠ Zanzibar, Inggris, ⁠ Malawi, ⁠ Timor Leste, ⁠ Vietnam, Swediahingga Amerika Serikat-dalam diskusi lintas budaya bertema “Advancing Peace ThroughTechnology: AI and Digital Global Talent For Digital Harmony.”

    Forum ini bertujuan meningkatkan pemahaman lintas budaya sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), dalam bidang keuangan digital(fintech) dan kesehatan digital (digital health). Melalui serangkaian diskusi dan sesi interaktif, para peserta juga dibekali keterampilan komunikasi antarbudaya dan pemikiran kritis untuk menciptakan kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan di tengah ekosistem global yang kian kompleks.

    Forum ini terbagi dalam tiga panel paralelt, yaituFinTech and Financial Inclusion bersama Muhammad Zaydan Musyaffa (Analis Yunior KPw Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta), Citra Handayani Nasruddin (Tech For Good Institute Singapore) dan Sherren Chen (Chairperson of the Shanghai University Alumni Association in Indonesia And Founder of Happy Learning Mandarin Centre).

    Panel kedua, Digital and AI Machine Learning Potential in Youth’ s Future Daily Life bersama Krismassion Prihationo (Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Erlando Sulistia (Vice President PT. Informasi Geo Sistem) dan Wafa Taftazani (General Manager, Indonesia at Tools for Humanity / World).

    Dan ketiga, Digital Health and Telemedicine bersama Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), dr. Laila Rahmah (Pendiri Medulla & Master Student in Digital Health) dan Winson Lee (Asisten Direktur PT. Oase Teknologi Asia).

    Acara ditutup secara simbolis dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IDNext Leader dengan PT Surya Sarana Dinamika dan Tech For Good Institute, serta pembacaan deklarasi perdamaian oleh seluruh peserta sebagai wujud nyata komitmen global generasi muda untuk membangun dunia yang lebih damai, inklusif dan berkelanjutan.

    (agt/asj)

  • Dihujani Rudal Iran, Warga Israel Mulai Berbondong Mengungsi ke Luar Negeri

    Dihujani Rudal Iran, Warga Israel Mulai Berbondong Mengungsi ke Luar Negeri

    GELORA.CO – Ratusan warga dan orang asing meninggalkan Israel menuju Siprus dengan kapal pesiar, setelah penutupan wilayah udara Israel akibat meningkatnya konflik Israel Iran, menurut laporan Haaretz pada Selasa, 17 Juni 2025. Media tersebut menggambarkan suasana di dermaga Herzliya seperti terminal darurat, dengan setidaknya seratus orang bersiap untuk berangkat pada suatu pagi.

    Dikutip dari palestinechronicle.com, artikel tersebut mengutip sebuah grup Facebook khusus yang membahas jalur pelarian lewat laut, sebagai bukti bahwa ratusan orang mencoba meninggalkan Israel dengan cara ini. Permintaan yang tinggi membuat sejumlah pihak bersedia menyediakan jasa tersebut dengan tarif tertentu, ungkap laporan tersebut. Beberapa penumpang menyebutkan bahwa mereka membayar sekitar 2.500 shekel atau Rp 11,7 juta untuk perjalanan yang bisa memakan waktu hingga 25 jam.

    “Seseorang menawari saya tarif 6.000 shekel,” kata seorang penumpang kepada Haaretz, seraya menambahkan bahwa harga sangat bergantung pada mekanisme penawaran dan permintaan. Penumpang lain menyatakan bahwa biaya juga ditentukan oleh jenis kapal, fasilitas yang tersedia, serta kecepatan pelayaran.

    🤣🇮🇱 The land was promised to them 3,000 years ago but now they flee to Cyprus… pic.twitter.com/aOoSHNlbBo

    — Jackson Hinkle 🇺🇸 (@jacksonhinklle) June 21, 2025

    Sebagian kapal dilaporkan menyediakan kabin pribadi, dan ada pula yang menggunakan bahan bakar diesel sehingga bisa menempuh perjalanan ke Siprus hanya dalam delapan jam. Namun, menurut seorang kapten komersial, beberapa kapal beroperasi secara ilegal karena pemiliknya memungut bayaran tanpa asuransi yang sah untuk membawa penumpang.

    Haaretz mencatat bahwa hanya sedikit orang di marina Herzliya yang mengakui bahwa mereka melarikan diri karena ancaman serangan rudal Iran. Tidak satu pun dari mereka bersedia berbicara secara terbuka kepada media.

    Beberapa menyatakan bahwa mereka bukan warga tetap Israel dan hanya ingin pulang ke negara asal, sementara yang lain mengaku hendak menemui pasangan atau anak-anak di luar negeri. Seorang ibu yang berangkat bersama suami dan anaknya yang berusia empat tahun mengaku, “Kami lelah dengan rudal-rudal itu,” demikian laporan tersebut. Laporan terpisah dari Haaretz juga menyebutkan bahwa sekitar 40.000 turis asing masih berada di Israel.

    Warga Israel Terjebak di Luar Negeri

    Penutupan Bandara Internasional Ben-Gurion pada Jumat malam menyebabkan antara 100.000 hingga 200.000 warga Israel tertahan di luar negeri. Meskipun jalur darat menuju Yordania dan Mesir masih dibuka, jam operasional terbatas dan lonjakan permintaan membuat antrean di perbatasan menjadi panjang, tanpa jaminan bisa menyeberang.

    Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat sejak Jumat dini hari, ketika Israel, dengan dukungan diam-diam dari AS, meluncurkan Operasi Rising Lion, sebuah serangan udara besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan infrastruktur militer Iran.

    Sebagai balasan, Iran meluncurkan Janji Sejati 3 pada malam harinya, dengan menghujani kota-kota Israel menggunakan puluhan rudal balistik dan drone, yang menurut sumber Israel menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai ratusan lainnya. Korban jiwa dan luka terus bertambah di kedua belah pihak.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan bahwa jika serangan dari Israel berlanjut, maka tanggapan Iran akan jauh lebih tegas dan keras. Ia menyebut respons militer Iran sejauh ini telah dilakukan dengan tepat dan terukur.

    Israel Larang Warga Kabur

    Dinukil dari middleeastmonitor.com, Israel telah memberlakukan larangan bagi warganya untuk bepergian ke luar negeri dengan alasan situasi keamanan yang memburuk akibat meningkatnya ketegangan dengan Iran. Seperti dilaporkan Haaretz, pemerintah telah memerintahkan maskapai penerbangan domestik untuk melarang warga negara Israel menaiki penerbangan internasional, seiring dengan kekhawatiran meningkatnya risiko serangan balasan Iran terhadap bandara-bandara di Israel.

    Bandara Ben-Gurion sebagai gerbang internasional utama negara tersebut, kini telah ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut.” Keputusan ini didasari oleh kekhawatiran dari para pejabat keamanan bahwa jika terjadi serangan di tengah kepadatan penumpang, jumlah korban bisa sangat besar.

    Menteri Transportasi Israel Miri Regev, menyampaikan bahwa pada tahap ini, warga Israel tidak diizinkan untuk meninggalkan negara. Ia menegaskan hanya warga asing, termasuk diplomat dan wisatawan yang masih diizinkan terbang keluar dari Israel.

    Regev juga mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan rencana untuk memulangkan lebih dari 100.000 warga Israel yang masih berada di luar negeri. Ia menjanjikan proses evakuasi akan dilakukan secara bertahap dan terorganisir.

    Namun, kebijakan ini menimbulkan kontroversi. Pemimpin Partai Persatuan Nasional dan anggota kabinet perang Benny Gantz, mengkritik keras pernyataan Regev. Dalam unggahan di platform X, ia menyoroti dampak larangan itu terhadap individu-individu yang rentan dan mendesak pemerintah untuk fokus pada pemulangan warga, bukan menilai keadaan mereka.

    Larangan bepergian ini muncul setelah Israel melancarkan serangan terhadap Bandara Mashhad di Iran. Walaupun Iran belum membalas serangan terhadap fasilitas penerbangan Israel, serangan tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa bandara bisa menjadi target potensial dalam eskalasi berikutnya. [] 

  • Kami Tak Akan Berhenti Serang Iran!

    Kami Tak Akan Berhenti Serang Iran!

    New York

    Di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Duta Besar Israel Danny Danon bersumpah negaranya tidak akan menghentikan serangannya terhadap Iran sampai ancaman nuklir Teheran dihilangkan. Iran pun menegaskan akan terus membela diri terhadap serangan-serangan Tel Aviv.

    Penegasan Israel dan Iran itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/6/2025), disampaikan dalam sesi Dewan Keamanan PBB yang digelar pada Jumat (20/6) waktu setempat.

    “Kami tidak akan berhenti,” tegas Danon saat berbicara di hadapan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB.

    “Tidak sampai ancaman nuklir Iran dimusnahkan, tidak sampai mesin perangnya dilucuti, tidak sampai rakyat kami dan rakyat Anda aman,” ujarnya.

    Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeeid Iravani, dalam pernyataannya dalam forum yang sama menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan.

    “Israel tampaknya menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan ini sebanyak mungkin hari yang diperlukan. Kami khawatir dengan laporan kredibel soal Amerika Serikat… mungkin akan bergabung dalam perang ini,” kata Iravani.

    Pada Jumat (20/6), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki “waktu maksimum” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini mengindikasikan Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.

    “Kita telah memulai operasi yang paling rumit dalam sejarah kita untuk menyingkirkan ancaman sebesar itu, terhadap musuh semacam itu. Kita harus siap untuk operasi yang berkepanjangan,” ucap Zamir dalam pernyataan video yang ditujukan kepada warga Israel.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Zamir mengatakan militer Israel telah mempersiapkan diri selama “bertahun-tahun” untuk operasi melawan Iran, bahkan ketika pasukan Israel melanjutkan operasi militer terhadap kelompok Hamas di Jalur Gaza.

    Konflik terbaru antara Israel dan Iran pecah pada 13 Juni, atau sepekan lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Iran Sebut Serangan Israel Khianati Upaya Diplomatik dengan AS

    Menlu Iran Abbas Araghchi Foto: AFP/YASSER AL-ZAYYAT

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai “pengkhianatan” terhadap upaya diplomatik antara Teheran dan Amerika Serikat (AS). Araghchi mengatakan Iran dan AS seharusnya menyusun “perjanjian yang menjanjikan” mengenai program nuklir Teheran.

    “Kami diserang di tengah proses diplomatik yang sedang berlangsung,” ucap Araghchi saat berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.

    Araghchi seharusnya bertemu Utusan Khusus AS Steve Witkoff pada 15 Juni lalu, namun pertemuan itu dibatalkan setelah Israel menyerang Iran beberapa hari sebelumnya.

    “Kami seharusnya bertemu dengan Amerika pada 15 Juni untuk menyusun perjanjian yang sangat menjanjikan untuk penyelesaian damai atas masalah yang dibuat-buat mengenai program nuklir damai kami,” kata Araghchi.

    “Itu merupakan pengkhianatan terhadap diplomasi dan pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap dasar-dasar hukum internasional,” sebutnya.

    Lihat juga Video Netanyahu Murka RS Dirudal Iran Tapi Lupa soal Gaza, Standar Ganda?

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mesin-Mesin Perang AS Mulai Bidik Iran? 52 Pesawat Tempur Bergerak, Trump Siapkan 30.000 Pon Bom

    Mesin-Mesin Perang AS Mulai Bidik Iran? 52 Pesawat Tempur Bergerak, Trump Siapkan 30.000 Pon Bom

    PIKIRAN RAKYAT – Pergerakan masif pesawat militer Amerika Serikat ke Timur Tengah, termasuk ke wilayah udara Inggris, menandai babak baru eskalasi konflik Iran-Israel penjajah. Mungkinkah ini tanda-tanda keterlibatan langsung Washington dalam perang?

    Dalam empat hari terakhir, 52 pesawat militer AS tercatat melintasi kawasan Mediterania timur menuju Timur Tengah. Dari total tersebut, 25 pesawat melalui Bandara Chania di Pulau Kreta, Yunani, angka yang melonjak tajam dibanding paruh pertama bulan Juni.

    “Ini menunjukkan pembangunan kemampuan bertempur yang sebelumnya tidak ada di wilayah tersebut,” ucap Forbes McKenzie, pendiri McKenzie Intelligence.

    Dari pesawat-pesawat yang terdeteksi, 32 pesawat merupakan angkut pasukan atau logistik, 18 pengisian bahan bakar udara ke udara, dan 2 pesawat pengintaian. Tidak termasuk pesawat tempur siluman seperti F-22 Raptor dan F-35, yang sengaja tidak menyalakan sinyal pelacak.

    Rekaman lalu lintas udara pada Rabu 18 Juni 2025 mnunjukkan sejumlah F-22 Raptors melintasi Atlantik, sementara 12 unit F-35 dikonfirmasi berangkat dari Inggris menuju Timur Tengah.

    Keberadaan C-17A Globemaster III dan C-130 Hercules yang mendarat di Bandara Prestwick, Skotlandia, juga terekam pada Kamis. Salah satu pesawat tersebut tercatat sebelumnya datang dari Yordania via Jerman.

    Data ini mengindikasikan bahwa AS telah mengaktifkan jalur logistik militer untuk menyalurkan peralatan dan personel tempur ke zona konflik secara sistematis.

    Trump vs Iran: Bom Bunker Buster Masuk Meja Pertimbangan

    Presiden Donald Trump disebut tengah mempertimbangkan untuk menggunakan GBU-57 “bunker buster”, bom konvensional seberat 30.000 pon, terhadap situs nuklir Fordow yang terletak di bawah gunung.

    “Bom ini dirancang khusus untuk menghancurkan target sangat dalam di bawah tanah,” tutur Forbes McKenzie.

    “Itu adalah satu-satunya senjata non-nuklir yang bisa menembus pertahanan bunker Iran,” ujarnya menambahkan.

    Meski Israel penjajah telah menyerang sebagian besar pangkalan rudal Iran di barat, para analis menilai bahwa hanya AS yang memiliki kapasitas operasional dan logistik jangka panjang untuk mengeksekusi misi penghancuran nuklir skala penuh.

    Persenjataan Pengisi Bahan Bakar Udara: Kunci Invasi Udara Jarak Jauh

    Sebanyak 18 dari 52 pesawat AS di Mediterania adalah pesawat pengisi bahan bakar udara ke udara.

    “Ini sangat penting karena jarak antara Israel dan target-target utama di Iran mencapai hampir 1.500 km. Tanpa pengisian bahan bakar di udara, pesawat tempur tidak bisa menjangkau dan kembali,” kata analis Sky News, Sean Bell

    Dengan bantuan AS, pesawat Israel penjajah dapat membawa amunisi berat seperti bom penghancur bunker, meningkatkan efektivitas serangan terhadap silo rudal dan terowongan rahasia milik Iran.

    Dampak Serangan Israel: Iran Terpaksa Mundur ke Tengah Negeri

    Strategi Israel penjajah untuk menargetkan pangkalan rudal di barat Iran telah memaksa militer Teheran mengalihkan pusat operasinya ke wilayah tengah seperti Isfahan. Ini memperpanjang garis tempur dan membuat Iran semakin rentan terhadap serangan udara jarak jauh.

    Namun Iran masih memiliki rudal Sijjil-1 berbahan bakar padat, satu-satunya rudal jarak jauh (lebih dari 1.500 km) yang bisa menjangkau Israel penjajah secara langsung. Iran mengklaim telah menembakkannya untuk pertama kali pada 18 Juni.

    Ledakan Rudal Iran: Rumah Sakit dan Gedung Pemerintahan Jadi Sasaran

    Serangan rudal Iran telah menewaskan 24 warga Israel penjajah dan melukai ratusan lainnya. Bahkan markas Kementerian Pertahanan di Tel Aviv nyaris terkena serangan langsung.

    “Kami menyerang pusat pelatihan siber IDF di dekat taman teknologi,” ucap Menlu Iran, Abbas Araghchi.

    Namun kenyataannya, rudal menghantam langsung atap rumah sakit Pusat Medis Soroka di Beersheba, melukai lebih dari 70 orang.

    AS Didorong untuk Turun Langsung, Tapi Senat Terpecah

    Senator Chris Van Hollen (D-Md) menuduh PM Israel penjajah Benjamin Netanyahu berusaha menyeret AS ke dalam konflik bersenjata dengan Iran.

    “Perdana Menteri Netanyahu selalu ingin menarik Amerika Serikat ke dalam perang dengan Iran,” ujar Van Hollen.

    “Tujuannya selalu adalah tindakan militer terhadap Iran,” ucapnya menambahkan.

    Senator Demokrat Tim Kaine tengah menggagas resolusi yang mewajibkan otorisasi kongres sebelum Trump dapat mengerahkan kekuatan militer ke Iran. Namun pemimpin Demokrat lain seperti Chuck Schumer belum menyatakan sikap, menekankan pentingnya mencegah Iran memiliki senjata nuklir.

    Netanyahu: Kami Bisa Menang Tanpa Amerika

    Meskipun sinyal keterlibatan AS menguat, Perdana Menteri Israel penjajah tetap menunjukkan kepercayaan diri.

    “Kami akan mencapai semua tujuan kami dan menyerang semua fasilitas nuklir mereka,” kata Netanyahu.

    “Kami memiliki kemampuan untuk melakukan itu,” ujarnya menambahkan.

    Namun, analis McKenzie menyanggah ketahanan operasional Israel penjajah.

    “Mereka hanya punya sebanyak itu bahan bakar dan amunisi. Amerika bisa menjaga ritme operasi untuk jangka panjang,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Sky News dan The Hill.***

  • Menlu Sebut 97 WNI Telah Dievakuasi dari Kawasan Konflik Iran-Israel – Page 3

    Menlu Sebut 97 WNI Telah Dievakuasi dari Kawasan Konflik Iran-Israel – Page 3

    Sugiono juga memaparkan, pihaknya juga mengevakuasi empat WNI yang berada di wilayah Israel melalui Yordania.

    “Kemudian dalam waktu yang bersamaan juga, kita telah berhasil mengevakuasi 4 orang WNI (dari Israel) melalui Yordania,” jelas dia.

    Sugiono terus melakukan komunikasi para WNI dan akan memonitor terus proses evakuasi ini. Dia bersyukur, tahap pertama evakuasi berjalan dengan baik.

    Saat ini, Sugiono sedang berada di Istanbul Turkiye untuk mengikuti Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang ke-51.

    “Kami berharap dukungan dan doa dari saudara-saudara sekalian agar proses evakuasi saudara-saudara kita bisa berjalan dengan lancar, dan situasi ini segera mereda. Ada keinginan dan kebijaksanaan untuk bisa membawa ketegangan konflik ini ke meja perundingan,” pungkasnya.

     

     

    Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

  • Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Dunia atau World Bank memperkirakan, sejumlah negara akan mengalami kontraksi atau kemerosotan ekonomi pada 2025. Hal ini terungkap dalam laporan rutin Bank Dunia, Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025.

    Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, perekonomian sejumlah negara akan mengalami pelemahan serius pada tahun ini sebagai imbas terus melambatnya pertumbuhan ekonomi global tiga dekade terakhir.

    Ekonomi global yang terus melemah laju pertumbuhannya itu akibat kompleksitas tekanan perekonomian, mulai efek konflik geopolitik, perang tarif dagang, menurunnya produktivitas, populasi yang menua, hingga level utang yang tinggi.

    Pertumbuhan di negara berkembang telah menurun selama tiga dekade dari 6% per periode 2000-an menjadi 5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 4% pada 2020-an. Penurunan ini sejalan dengan laju pertumbuhan perdagangan global yang menurun dari rata-rata 5% pada 2000-an menjadi sekitar 4,5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 3% pada 2020-an.

    “Di luar Asia, dunia berkembang sedang berubah menjadi zona tanpa pembangunan,” kata Indermit Gill, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).

    Adapun daftar negara yang ekonominya berpotensi minus pada 2025 ini terletak di empat kawasan, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Timur tengah dan Afrika Utara, serta Sub-Saharan Afrika.

    Asia Timur dan Pasifik

    Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya mulai terkontraksi pada 2025 ialah Myanmar mencapai minus 2,5% dari perkiraan sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 masih mampu tumbuh 2%. Ekonomi Myanmar menurut Bank Dunia akan pulih pada 2026 dengan prediksi pertumbuhan di level 3%.

    Tekanan ekonomi terhadap Myanmar ini kata Bank Dunia dipicu oleh konflik bersenjata yang terus terjadi, hingga bencana alam seperti gempa magnitude 7,7 pada Maret 2025.

    “Konflik bersenjata yang terus-menerus dapat semakin menekan aktivitas ekonomi di Myanmar, termasuk menyebabkan inflasi melonjak, sentimen bisnis melemah, dan perpindahan penduduk,” ungkap Bank Dunia.

    Lalu, negara yang ekonominya akan anjlok di kawasan ini kata Bank Dunia adalah Vanuatu dengan kontraksi mencapai minus 1,8% dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar tumbuh 1,5%. Ekonomi Vanuatu mulai membaik ke level 2,3% pada 2026, lebih baik dari perkiraan pada Januari yang hanya tumbuh 2,1%.

    Tekanan ekonomi yang dialami Vanuatu menurut Bank Dunia juga dipicu oleh rentannya negara ini terhadap bencana alam.

    “Kerentanan terhadap bencana alam juga menimbulkan risiko negatif, seperti yang ditegaskan oleh kerusakan besar yang disebabkan oleh gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand pada akhir Maret, serta Vanuatu akhir tahun lalu.” ucap Bank Dunia.

    Amerika Latin dan Karibia

    Foto: Seorang pria duduk di belakang truk saat penduduk lingkungan Delmas 30 meninggalkan rumah mereka karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti, 25 Februari 2025. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

    Di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya akan terkontraksi atau anjlok pada 2025 ialah Haiti menjadi minus 2,2% dari sebelumnya pada proyeksi Januari 2025 masih mampu tumbuh 0,5%. Sedangkan pada 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Haiti akan tumbuh 2% atau naik dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar 1,5%.

    “Prospek ekonomi Haiti masih rapuh dan penuh ketidakpastian di tengah ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan yang terus berlanjut, dengan ekonominya diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2% pada 2025,” kata Bank Dunia.

    Timur Tengah dan Afrika Utara

    Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Bank Dunia mencatat, negara yang ekonomi terkontraksi pada 2025 yakni Iran, Tepi Barat dan Gaza, serta Yaman.

    Iran ekonominya Bank Dunia perkirakan minus 0,5% dan akan pulih ke level 0,3% pada 2026. “Prospeknya lebih lemah dibandingkan bulan Januari, sebagian mencerminkan berkurangnya permintaan minyak dari Tiongkok, kekurangan energi, dan meningkatnya ketidakpastian yang membatasi aktivitas non-minyak.,” ucap Bank Dunia.

    Untuk Tepi Barat dan Gaza, kontraksinya mencapai 1,6% pada 2025 akibat kerusakan peperangan dengan Israel, dan berpotensi naik pesat pada 2026 menjadi tumbuh 4% pada 2026.

    “Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% pada tahun 2026 dan 16% pada 2027 setelah kontraksi sebesar 1,6% pada 2025, dengan asumsi rekonstruksi dimulai pada 2026,” kata Bank Dunia.

    Sedangkan untuk Yaman, kontraksi ekonominya mencapai minus 1,5%, dan pulih sedikit pada 2026 menjadi 0,5%. “Mengingat situasi keamanan, PDB di Republik Yaman diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi tahun ini,” ucap Bank Dunia.

    Sub-sahara Afrika

    Di kawasan Sub sahara Afrika, Bank Dunia hanya memperkirakan satu kawasan yang ekonominya akan minus pada 2025, yakni Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea dengan minus 3,1%. Tapi, pada 2026, Bank Dunia perkirakan ekonominya akan membaik menjadi 0,6% meski kembali kontraksi pada 2027 menjadi minus 1,1%.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan di level 4,8% pada 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru ini memangkas proyeksi sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 yang sebesar 5,1% untuk 2025 dan 2026.

    Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mampu kembali ke level 5% pada 2027. Meski, masih jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5,3%.

    Bank Dunia juga menyatakan gejolak ketegangan dagang yang dipicu oleh perang tarif tinggi maupun ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia saat ini telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di hampir 70% negara di seluruh kawasan dan kelompok pendapatan.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kawasan Kantor Microsoft di Israel Terbakar Kena Rudal Iran

    Kawasan Kantor Microsoft di Israel Terbakar Kena Rudal Iran

    Kawasan kantor Microsoft di kota Beer Sheva, Israel, menjadi sasaran serangan rudal dari Iran pada Jumat (20/6). Dari video yang beredar tampak api berkobar dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.

    Belum ada laporan mengenai adanya korban dalam peristiwa ini.

    Klik di sini untuk melihat video Canggihnya Rudal Fattah-1 Iran yang tembus Iron Dome!

  • Turki Sebut Israel Bawa Timur Tengah Menuju ‘Bencana Total’

    Turki Sebut Israel Bawa Timur Tengah Menuju ‘Bencana Total’

    Istanbul

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, menuduh Israel sedang membawa kawasan Timur Tengah menuju “bencana total” dengan menyerang Iran secara besar-besaran pada 13 Juni lalu.

    “Israel sekarang membawa kawasan ini ke ambang bencana total dengan menyerang Iran, tetangga kita,” ucap Fidan saat berbicara dalam pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam di Istanbul, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025).

    “Tidak ada masalah Palestina, Lebanon, Suriah, Yaman atau Iran, tetapi jelas ada masalah Israel,” sebutnya.

    Fidan menyerukan diakhirinya apa yang disebutnya sebagai “agresi tanpa batas” oleh Israel terhadap Iran.

    “Kita harus mencegah situasi memburuk menjadi kekerasan yang meluas, yang akan semakin membahayakan keamanan regional dan global,” cetusnya.

    Konflik terbaru antara Israel dan Iran pecah pada 13 Juni, atau sepekan lalu, ketika Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran yang diklaim bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran membalas dengan rentetan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel. Teheran juga kembali menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai.

    Lihat juga Video Erdogan: Iran Membela Diri dari Israel, Wajar dan Sah

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Rentetan serangan terus saling dilancarkan oleh kedua negara hingga saat ini, dengan Tel Aviv dan Teheran saling menuding menargetkan warga sipil.

    Menurut laporan Human Rights Activists News Agency, sedikitnya 639 orang tewas di berbagai wilayah Iran akibat serangkaian serangan udara Israel. Mereka yang tewas termasuk pejabat eselon atas militer dan para ilmuwan nuklir Iran, serta para warga sipil.

    Sementara otoritas Tel Aviv melaporkan sedikitnya 25 orang tewas akibat serangan-serangan rudal Iran.

    Lihat juga Video Erdogan: Iran Membela Diri dari Israel, Wajar dan Sah

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini