Negara: Iran

  • Top 3: Sekolah Kedinasan 2025 Buka 3.252 Formasi, Dijamin Bebas Kecurangan – Page 3

    Top 3: Sekolah Kedinasan 2025 Buka 3.252 Formasi, Dijamin Bebas Kecurangan – Page 3

    Memanasnya geopolitik global menimbulkan ketidakpastian ekonomi yang berimbas kepada semua negara, termasuk sektor pangan. Hal ini pula yang disadari oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

    Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga, Kemenko Pangan, Bara Krishna Hasibuan menjelaskan, kondisi peperangan di Timur Tengah yang dipantik oleh Israel menjadi salah satu alasan memanasnya geopolitik global. Belum lagi berbicara mengenai perang dagang Amerika Serikat dan China.

    “Kalau kita lihat sekarang ini, dunia ini sangat-sangat bergejolak, very uncertain. Ada geopolitical tension, juga sekarang ada konflik baru antara Israel dengan Iran, konflik di Middle East yang aslinya itu, yang dilakukan oleh Israel. Kekerasan terhadap Gaza juga belum selesai,” kata Bara dalam Indonesia Connect by Liputan6, di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

    Kondisi geopolitik ini direspons pemerintah dengan memperhatikan aspek paling penting, yakni sektor pangan. Maka, swasembada pangan diharapkan menjadi kekuatan Indonesia dalam bertahan dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

    Berita selengkapnya baca di sini

  • Pejabat Israel Mendadak Minta Akhiri Perang dengan Iran

    Pejabat Israel Mendadak Minta Akhiri Perang dengan Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertumpahan darah makin memprihatinkan dalam perang sengit antara Israel dan Iran. Kedua negara saling melempar rudal untuk menghabisi fasilitas kritis dan menargetkan pejabat pemerintah satu sama lain.

    Namun, ada perspektif mengejutkan yang datang dari seorang pejabat pemerintahan di Israel. Ia adalah Wali Kota Haifa, Yona Yahav.

    Dalam wawancara bersama CNN International, Yahav meminta Israel mengakhiri perang melawan Iran. Ia juga menyorot omongan Presiden AS Donald Trump yang masih bimbang untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan Israel untuk melawan Iran.

    Trump mengatakan keputusannya akan diumumkan dalam 2 minggu ke depan. Yahav menilai tenggat tersebut terlalu lama.

    “Saya tidak bisa mendapatkan jawaban pasti dari Trump, dan ini mengganggu saya,” ujar Yahav dalam wawancara setelah serangan Iran yang berdampak ke Haifa.

    Yohav mengonfirmasi bahwa tak ada warga yang tewas akibat serangan tersebut. Namun, menurut layanan darurat Israel, ada 21 orang yang terluka dalam serangan tersebut.

    “Saya tak suka perang,” kata Yahav. Ia mengaku sudah menyaksikan 10 kali perang di tanah kelahirannya.

    Menurut Yahav, Haifa merupakan kota yang ditempati orang-orang dari beragam latar belakang. Sejauh ini, ia mengklaim Haifa merupakan kota paling damai bagi kaum Yahudi dan Arab selama lebih dari 100 tahun.

    Ketika ditanya terkait negosiasi di Jenewa antara Iran dan negara-negara Eropa, Yahav mengatakan sangat berharap ada kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    “Saya suka stabilitas, dan saya pikir [Trump] harus memberi kami stabilitas [yang kami butuhkan],” kata Yahav.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Serang Teheran, Hantam Pangkalan Militer-1 Orang Luka

    Israel Serang Teheran, Hantam Pangkalan Militer-1 Orang Luka

    Jakarta

    Israel melakukan serangan dengan menghantam pangkalan militer di provinsi Qom di selatan Teheran. Satu orang dilaporkan luka akibat serangan tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (22/6/2025) serangan terjadi saat pertempuran antara kedua musuh bebuyutan itu berkecamuk untuk hari kesembilan. Serangan Israel terhadap Iran disampaikan provinsi Qom dalam pernyataan resminya.

    “Beberapa menit yang lalu, salah satu pangkalan militer yang dievakuasi terkena proyektil dari rezim Zionis,” tulis pernyataan resmi dari provinsi Qom.

    Sementara kantor berita Tasnim, mengatakan satu orang terluka.

    Sebelumnya, ledakan keras terdengar di Ibu Kota Iran, Teheran. Jurnalis AFP mendengar ledakan secara langsung pada Sabtu (21/6/2025) waku setempat.

    Belum jelas apakah ledakan yang terdengar di Teheran bagian tengah dan utara itu merupakan hasil serangan Israel atau tembakan pertahanan udara Iran.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ledakan Terdengar di Pusat dan Utara Teheran

    Ledakan Terdengar di Pusat dan Utara Teheran

    Jakarta

    Ledakan keras terdengar di Ibu Kota Iran. Ledakan itu terdengar saat pertempuran berkecamuk antara kedua musuh bebuyutan itu memasuki hari kesembilan.

    Dilansir AFP Minggu (22/6/2025), jurnalis mereka mendengar ledakan secara langsung pada Sabtu (21/6/2025) waku setempat. Belum jelas apakah ledakan yang terdengar di Teheran bagian tengah dan utara itu merupakan hasil serangan Israel atau tembakan pertahanan udara Iran.

    Sementara, dilansir CNN, militer Israel mengatakan jet tempur angkatan udaranya “saat ini menyerang infrastruktur militer di Iran barat daya.”

    Namun belum ada informasi lebih lanjut terkait serangan tersebut.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemlu: 97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran Lewat Jalur Darat

    Kemlu: 97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran Lewat Jalur Darat

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa pemerintah telah mengevakuasi sebanyak 97 warga negara Indonesia (WNI) dari Iran di tengah memanasnya konflik dengan Israel.

    Menlu Sugiono mengatakan evakuasi sejumlah WNI ini dilakukan melalui jalur darat dengan melewati perbatasan antara Iran dan Azerbaijan.

    “Hari ini 97 orang WNI yang terdiri dari 93 WNI, 3 Staf kedutaan dan 1 warga negara Iran yang merupakan pasangan dari WNI, alhamdulillah melewati perbatasan Iran – Azerbaijan,” kata Sugiono dikutip dari akun media sosial Kemlu RI, Sabtu (21/6/2025).

    Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa para WNI tersebut saat ini tengah beristirahat di Baku, Azerbaijan usai menempuh perjalanan darat selama 16 jam.

    “Perjalanan yg mereka tempuh sekitar 16 jam dan alhamdulillah berjalan cukup aman dan cukup lancar mengingat situasi perbatasan yang sedikit agak ramai dari biasanya,” ujarnya.

    Selain itu, Sugiono mengatakan bahwa pemerintah juga telah mengevakuasi 4 WNI dari Israel melalui Jordan. Dia menyebut kondisi para WNI tersebut saat ini dalam keadaan baik.

    “Kita masih melakukan komunikasi dengan warga kita yang lain. Saya akan monitor terus proses evakuasi ini, alhamdulillah tahap pertama yang kita lakukan berjalan baik,” ucap Sugiono.

    Diberitakan sebelumnya, Menlu RI telah memerintahkan agar status pelindungan WNI di Iran dinaikkan dari Siaga 2 menjadi Siaga 1 dan agar segera diambil langkah-langkah evakuasi WNI di Iran. Hal tersebut disampaikan Menlu Sugiono di sela-sela mendampingi Presiden RI dalam kunjungan resminya di Rusia (19/6).

    “Saya memutuskan untuk meningkatkan level kesiagaan di Kedutaan Tehran dari level Siaga 2 menjadi Siaga 1 dan mulai juga melaksanakan langkah-langkah kontingensi evakuasi WNI. Kami juga telah melakukan komunikasi dengan beberapa negara tetangga Iran, memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti, warga negara kita diberi kemudahan melewati perbatasan karena situasi semakin tidak menguntungkan,” ujar Sugiono.

    Lebih lanjut, Menlu RI menambahkan bahwa pada 21 Juni, OKI akan melakukan konferensi darurat di Istanbul dalam rangka membahas perkembangan situasi di Timur Tengah yang semakin memanas.

    Dalam keterangan terpisah, Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha menyampaikan bahwa Kemenlu dan KBRI Tehran telah mempersiapkan langkah-langkah evakuasi selain melakukan town hall meeting dengan para WNI untuk menyampaikan update situasi keamanan terakhir dan langkah-langkah kontingensi evakuasi yang tengah disiapkan.

    Saat ini terdapat 386 WNI di Iran dan telah dilakukan pendataan WNI yang ingin dievakuasi mengingat evakuasi bersifat voluntary dan bukan mandatory.

    Untuk 194 orang WNI yang berada di Israel, KBRI Amman juga sudah menyusun langkah kontingensi evakuasi dan Kemlu telah menerima permintaan 11 WNI utuk dievakuasi dari Israel. Sebagai informasi, KBRI Amman sudah menetapkan status Siaga 1 untuk Israel dan Palestina sejak 2023.

  • Khawatir Terhadap Program Nuklir, Macron Akan Percepat Negosasi Iran-Eropa

    Khawatir Terhadap Program Nuklir, Macron Akan Percepat Negosasi Iran-Eropa

    Jakarta

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyampaikan akan mempercepat negosiasi antara Eropa dan Iran. Hal itu menyusul percakapan telepon yang dilakukan dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    “Di sini sekali lagi, posisi saya jelas: Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir, dan terserah Iran untuk memberikan jaminan penuh bahwa niatnya damai,” kata Macron dalam sebuah posting di X dilansir CNN, Sabtu (21/6/2025).

    “Saya yakin bahwa ada jalan untuk mengakhiri perang dan menghindari bahaya yang lebih besar. Untuk mencapai ini, kami akan mempercepat negosiasi yang dipimpin oleh Prancis dan mitra Eropa dengan Iran,” lanjutnya.

    Macron khawatir terhadap program nuklir Iran. Kekhawatiran itu diungkapkan kepada Pezeshkian selama panggilan telepon.

    Pertemuan para menteri luar negeri di Swiss pada Jumat (20/6) waktu setempat, mulai dari Prancis, Inggris, dan Jerman dengan mitra mereka dari Iran berakhir tanpa kesepakatan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi sebelumnya mengatakan negaranya tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) selama pemboman Israel terus berlanjut, dan memperingatkan bahwa jika AS terlibat dalam perang, hal itu akan “sangat berbahaya bagi semua orang.”

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mengenal Iran, Negara yang Mempermalukan Israel

    Mengenal Iran, Negara yang Mempermalukan Israel

    JAKARTA – Iran yang memiliki wilayah yang membentang dari Laut Kaspia di utara ke Teluk Oman di selatan, kini tengah menjadi sorotan dan perhatian internasional. Apalagi setelah Israel melakukan serangan di negara terbesar kedua di Timur Tengah pada 13 Juni.

    Lanskap Iran beragam seperti sejarahnya, dengan akses utama ke saluran air yang kritis, termasuk Selat Hormuz, di mana 20 persen minyak dunia mengalir. Dengan populasi 92 juta, Iran adalah negara terbesar ke-17 di dunia berdasarkan populasi dan luas daratan. Produk domestik bruto (PDB) nominal Iran adalah $ 418bn, peringkatnya di urutan ke-36 dalam hal ukuran ekonomi. Ini memiliki tingkat pengangguran sekitar 7,2 persen.

    Tingkat melek huruf orang dewasa di negara ini adalah 89 persen, dengan melek pemuda mendekati 99 persen, meskipun tingkat ini bervariasi antara daerah pedesaan dan perkotaan. Dilansir dari Aljazeera, negara ini kaya akan minyak dan gas, peringkat sebagai produsen minyak terbesar kesembilan di dunia dan produsen gas alam terbesar ketiga.

    Iran merupakan negara terbesar kedua di Timur Tengah setelah Arab Saudi dan yang terbesar ke-17 di dunia, yang mencakup sekitar 1,65 juta kilometer persegi (636.000 mil persegi). Iran mencakup sekitar seperenam wilayah daratan yang setara di Amerika Serikat, hampir sama besarnya dengan negara bagian Alaska.

    Ini adalah sekitar seperenam ukuran Eropa, sekitar seperlima ukuran Australia, kira-kira setengah ukuran India dan sekitar 80 kali lebih besar dari Israel.

    Tiga Kota Besar di Iran

    Dengan 9,6 juta penduduk, Teheran telah menjadi ibu kota sejak 1795 dan merupakan kota terbesar di negara itu. Terletak di bawah Pegunungan Alborz, sejarah Teheran sudah ada sejak lebih dari 6.000 tahun.

    Mashhad, di timur laut, adalah kota terbesar kedua di Iran dengan 3,4 juta orang dan sejarah yang mencakup lebih dari 1.200 tahun. Ini adalah pusat agama dan budaya utama dan merupakan rumah bagi Kuil Imam Reza, yang membawa jutaan peziarah dari seluruh dunia.

    Isfahan, kota terbesar ketiga, adalah rumah bagi sekitar 2,3 juta orang. Lebih dari 2.500 tahun, kota ini pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Safawi, yang berlangsung dari 1501 hingga 1722. Isfahan menjadi tuan rumah lembaga pendidikan utama dan merupakan pusat tekstil, baja dan manufaktur, bersama dengan industri nuklir dan kedirgantaraan.

    Iran didominasi Muslim Syiah, membentuk sekitar 90 persen dari populasi, sementara Muslim Sunni dan sekte Muslim lainnya menyumbang sekitar 9 persen. Sisanya 1 persen termasuk sekitar 300.000 Baha’i, 300.000 orang Kristen, 35.000 Zoroaster, 20.000 orang Yahudi, dan 10.000 orang Sabea Mandean menurut Minority Rights Group

  • Kala Wali Kota di Israel Minta Perang dengan Iran Diakhiri

    Kala Wali Kota di Israel Minta Perang dengan Iran Diakhiri

    Jakarta

    Wali Kota Haifa, Yona Yahav, meminta perang Israel dan Iran segera diakhiri. Meski tak ada warga di Haifa yang tewas dalam delapan hari terakhir setelah konflik pecah, namun Yahav menegaskan dia tak suka peperangan.

    “Saya tidak suka perang,” kata Yahav dilansir CNN, Jumat (20/6/2025).

    Meski tak ada warga yang tewas, namun Kota Haifa di Israel menjadi salah satu lokasi yang disasar rudal-rudal Iran. Total ada 21 orang terluka di Haifa, tiga di antaranya luka parah.

    Yahav mengaku telah 10 kali mengalami perang selama hidupnya. Dia mendesak perdamaian segera disepakati antara Israel dan Iran.

    “Tujuan utama permainan ini adalah perdamaian,” katanya.

    Tenggat Waktu untuk AS Tentukan Sikap Terlalu Lama

    Foto: Petugas darurat berjaga di lokasi yang dihantam serangan rudal Iran di Haifa, Israel, Jumat (20/6/2025). (Reuters)

    Dia menyebut banyak warga Israel membutuhkan jaminan keamanan saat ini. Walkot Haifa juga berpendapat tenggat waktu yang diminta Amerika Serikat untuk menentukan posisi pada perang ini terlalu lama.

    Diketahui Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal peluang bergabungnya Amerika Serikat dalam perang Israel dan Iran. “Saya tidak bisa mendapatkan jawaban dari Trump dan ini mengganggu saya,” katanya.

    Yahav menuturkan dirinya lebih mementingkan stabilitas keamanan di kotanya. Dia menegaskan warga di Haifa perlu jaminan keamanan.

    “Karena saya suka stabilitas dan saya pikir dia harus memberi saya stabilitas ini,” sambung Yahav.

    Untuk diktehaui perang Israel dan Iran berlangsung sejak 13 Juni silam. Kota-kota di Israel seperti Tel Aviv, Yerusalem, hingga Haifa menjadi sasaran kiriman rudal dari Iran.

    Hari ini militer Iran juga meluncurkan serangan rudal terbaru ke wilayah Israel. Sebanyak 17 orang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (aud/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Calonkan Trump Sebagai Peraih Nobel Perdamaian

    Pakistan Calonkan Trump Sebagai Peraih Nobel Perdamaian

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Pakistan merekomendasikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai penerima penghargaan Nobel Perdamaian.

    Dilansir Reuters, pemerintah Pakistan menganggap Trump berjasa membantu menyelesaikan konflik Pakistan dan India baru-baru ini, sehingga diklaim pantas menerima penghargaan bergengsi itu.

    Pemerintahan suatu negara dapat mencalonkan orang untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Langkah Pakistan untuk mencalonkan Trump dilakukan pada minggu yang sama saat kepala militernya, Asim Munir, bertemu dengan Trump untuk makan siang di Gedung Putih.

    Momen itu adalah pertama kalinya seorang pemimpin militer Pakistan diundang ke Gedung Putih saat pemerintahan sipil berkuasa di Islamabad.

    Dianggap Langkah Diplomatis Hentikan Perang Iran-Israel

    Sejumlah analis di Pakistan mengatakan langkah tersebut sebagai upaya membujuk Trump untuk berpikir ulang tentang kemungkinan bergabung dengan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

    Pakistan telah mengutuk tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menganggap tindakan Israel sebagai ancaman terhadap stabilitas regional.

    Mushahid Hussain, mantan Ketua Komite Pertahanan Senat di Parlemen Pakistan, menyarankan pencalonan Trump untuk hadiah perdamaian itu dibenarkan.

    “Trump baik untuk Pakistan,” katanya. “Jika ini hanya akan memuaskan ego Trump, biarlah. Semua pemimpin Eropa telah menjilatnya habis-habisan.”

    Momen Trump Hentikan Konflik Empat Hari India-Pakistan

    Sebagaimana diketahui, pada Mei lalu, Trump mengumumkan gencatan senjata antara India dan Pakistan, setelah kedua negara bersenjata nuklir itu terlibat konflik selama empat hari.

    Sejak saat itu, Trump berulang kali mengatakan ia berhasil mencegah perang nuklir, menyelamatkan jutaan nyawa, dan menggerutu bahwa ia tidak mendapatkan pujian atas hal itu.

    Pemerintah Pakistan pun mengakui intervensi diplomatik AS mengakhiri pertempuran, tetapi India mengatakan gencatan senjata itu sebatas hasil perjanjian bilateral antara kedua militer.

    Trump telah berulang kali mengatakan ia bersedia menjadi penengah antara India dan Pakistan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, sumber utama permusuhan kedua negara. Islamabad, yang telah lama menyerukan perhatian internasional terhadap Kashmir, merasa gembira.

    Namun, sikap Trump saat itu seolah menjungkirbalikkan kebijakan AS di Asia Selatan, yang sebelumnya lebih mengutamakan India sebagai penyeimbang China, hingga memperkeruh hubungan dekat antara Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

    Dalam sebuah postingan media sosial, pada Jumat, Trump memberikan daftar panjang konflik yang menurutnya telah ia selesaikan, termasuk India dan Pakistan serta perjanjian Abraham dalam masa jabatan pertamanya antara Israel dan beberapa negara berpenduduk mayoritas Muslim.

    Ia menambahkan: “Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apapun atas apa yang telah saya lakukan.”

     

     

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Batas Waktu 2 Pekan dan Potensi AS Gabung Israel Serang Iran

    Batas Waktu 2 Pekan dan Potensi AS Gabung Israel Serang Iran

    Jakarta

    Dalam waktu dua pekan ke depan, Amerika Serikat (AS) akan menentukan sikap untuk bergabung atau tidak dengan serangan Israel terhadap Iran. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat mengambil keputusan jika dirasa tidak ada kemajuan dalam upaya penghentian program nuklir Iran.

    Dalam kurun waktu tersebut, juga masih ada potensi besar adanya perundingan guna mengakhiri perang. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki “waktu maksimum” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS.
    Pernyataan tersebut mengidentifikasi Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.

    Dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), Trump sendiri menegaskan dirinya kemungkinan tidak akan menghentikan Israel untuk menyerang Iran karena sekutunya itu berada dalam posisi “menang”. Dia juga mengabaikan upaya Eropa untuk melakukan mediasi demi mengakhiri konflik.

    “Saya memberikan mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu akan menjadi waktu maksimum,” kata Trump ketika ditanya wartawan, pada Jumat (20/6), apakah dirinya dapat mengambil keputusan untuk menyerang Iran sebelum batas waktu dua minggu berakhir.

    Trump ingin melihat kesadaran dari Iran. Untuk itu, dia menetapkan batas waktu.

    “Melihat apakah orang-orang sadar atau tidak,” kata Trump.

    Peluang Adanya Perundingan

    Foto: REUTERS/Ken Cedeno

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, seperti dilansir AFP, Jumat (20/6/2025), membacakan pesan dari Trump setelah apa yang disebutnya sebagai “banyak spekulasi” soal apakah AS akan “terlibat langsung” dalam konflik tersebut.

    “Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar untuk melakukan perundingan yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan,” kata Trump dalam pernyataan yang dibacakan Leavitt.

    Mengenai tenggat waktu dua minggu tersebut, Leavitt membantah jika Trump menunda-nunda keputusan.

    “Jika ada peluang untuk diplomasi, presiden akan selalu memanfaatkannya, tetapi dia juga tidak takut untuk menggunakan kekuatan,” ucap Leavitt.

    Trump mengatakan pada Rabu (18/5) bahwa Iran telah meminta untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih guna merundingkan kesepakatan mengenai program nuklirnya dan untuk mengakhiri konflik dengan Israel — meskipun Iran membantah telah mengajukan permintaan semacam itu.

    Ditegaskan Leavitt bahwa Washington dan Teheran telah melanjutkan “korespondensi” sejak Israel pertama kali menyerang Iran pekan lalu.

    Tenggat waktu dua minggu itu disampaikan beberapa hari menegangkan di mana Trump secara terbuka mempertimbangkan untuk bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran, dan mengatakan bahwa pemimpin tertinggi Teheran Ayatollah Ali Khamenei adalah “target yang mudah”.

    Trump telah menghabiskan waktu beberapa pekan untuk menempuh jalur diplomatik demi mencapai kesepakatan baru, untuk menggantikan kesepakatan nuklir dengan Iran yang ditinggalkan pada masa jabatannya tahun 2018. Namun sejak itu, dia mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan petinggi militer Iran, sembari mempertimbangkan apakah akan bergabung.

    AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom besar “penghancur bunker” yang dapat menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran yang penting, Fordo, yang ada jauh di bawah tanah. Gedung Putih mendesak para pendukung Trump untuk “mempercayai” sang Presiden AS saat dia memutuskan apakah akan bertindak.

    “Percayalah pada Presiden Trump. Presiden Trump memiliki insting yang luar biasa,” kata Leavitt.

    Halaman 2 dari 2

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini