Negara: Iran

  • PCO: Krisis global tak ganggu MBG, pasokan pangan disuplai dari lokal

    PCO: Krisis global tak ganggu MBG, pasokan pangan disuplai dari lokal

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan bahwa krisis global saat ini tidak mengganggu program Makan Bergizi Gratis (MBG) lantaran pasokan pangan disuplai dari dalam negeri.

    “Dari awal MBG selalu mengedepankan produk-produk yang ada di sekitar SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) yang berada di area tersebut,” ujar Deputi Diseminasi dan Media Informasi PCO Noudhy Valdryno di Jakarta, Minggu.

    Noudhy mengatakan bahan pangan yang digunakan dalam penyelenggaraan program MBG disediakan oleh petani, nelayan, maupun pelaku usaha setempat.

    Sepanjang pelaksanaan program tersebut, kata dia, pasokan pangan yang digunakan seluruhnya bersumber dari lokal.

    “100 persen (disuplai nelayan dan petani lokal),” ujar Noudhy.

    Menurutnya, kebijakan ini merupakan bagian dari langkah mitigasi Presiden RI Prabowo Subianto terhadap ketidakpastian global yang telah diperkirakan sebelumnya.

    Melalui pemanfaatan produk lokal, program MBG sekaligus mendukung upaya swasembada pangan nasional yang menjadi salah satu prioritas pemerintah.

    “Jadi saya rasa ini sudah menjadi bagian dari mitigasi dari perencanaan ketidakpastian global yang sudah diprediksi akan terjadi oleh Bapak Presiden. Kita doakan, rekan-rekan di BGN, supaya produk lokal kita semakin kuat, swasembada pangan semakin cepat tercapai, dan insya Allah tidak mengganggu program Makan Bergizi Gratis,” ucapnya.

    Eskalasi konflik Iran dan Israel menjadi sorotan belakangan ini. Itu karena perang dua negara di Timur Tengah tersebut berpotensi menyeret dunia ke konflik terbuka yang lebih luas, yang secara langsung memberikan dampak buruk terhadap ekonomi global.

    Dampak dari konflik tersebut berpotensi tetap terasa ke Indonesia, meski berada jauh dari pusat konflik. Terutama sektor perindustrian yang secara signifikan mulai merasakan tekanan dari lonjakan harga energi, logistik, serta fluktuasi nilai tukar.

    Diketahui, selama enam bulan pelaksanaan program MBG, jumlah penerima manfaat mencapai 5.228.529 orang. Selain itu, jumlah SPPG yang telah beroperasi sebanyak 1.837 unit.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • "Arogansi AS dengan Double Standard-nya, Israel Boleh Punya Nuklir dan Iran Tidak"
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 Juni 2025

    "Arogansi AS dengan Double Standard-nya, Israel Boleh Punya Nuklir dan Iran Tidak" Nasional 22 Juni 2025

    “Arogansi AS dengan Double Standard-nya, Israel Boleh Punya Nuklir dan Iran Tidak”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pendiri Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (Lesperssi), Beni Sukadis menyebut bahwa langkah
    Amerika
    Serikat (
    AS
    ) menyerang fasilitas
    nuklir
    Iran menunjukkan arogansi negeri Paman Sam tersebut.
    Beni mengatakan, AS melihat Iran yang menjalankan program nuklirnya menjadi ancaman nasional mereka meskipun proyek senjata nuklir Iran belum terbukti kuat.
    “Sedangkan, di lain pihak, Iran adalah penandatangan NPT (
    Non Proliferation Treaty
    ) nuklir. Namun, Israel tidak pernah akui mempunyai senjata nuklir (bukan penandatangan NPT),” kata Beni saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (22/6/2025).
    Adapun NPT merupakan perjanjian internasional yang bertujuan untuk menekan penyebaran senjata nuklir.
    Kondisi tersebut, menurut Beni, menunjukkan standar ganda pemerintah Amerika dalam memperlakukan negara yang mengembangkan program nuklir.
    “Makin menunjukkan arogansi AS dengan
    double standard
    -nya, bahwa Israel boleh punya nuklir dan Iran tidak boleh,” ujar Beni.
    Dia mengatakan, standar ganda itu membuat dunia paham bahwa Amerika bukan negara yang bisa menjadi mitra dan dipercaya dalam diplomasi internasional.
    Selain itu, menurut Beni, serangan AS ke Iran juga menunjukkan Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) tidak berkutik. Organisasi itu hanya bungkam dan hanya menjadi tameng kepentingan AS dan negara sekutunya.
    Fenomena ini dikatakan Beni semakin menjadi menunjukkan bahwa AS di bawah kepemimpinan Donald Trump menggunakan pendekatan realisme dalam melakukan hubungan internasional.
    Dalam realisme pada hubungan internasional, kekuatan menjadi pusat dari semua perilaku negara-bangsa.
    “Sehingga di masa depan konflik akan semakin meruncing, apalagi ketika China dan Rusia merasa perlu membantu Iran dalam konteks serangan AS baru-baru ini,” kata Beni.
    Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan pihaknya berhasil menggempur situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan.
    Ketiga lokasi itu diketahui menjadi pusat pengayaan uranium Iran.
    “Fordow sudah lenyap,” tulis Trump di media sosialnya hari ini.
    Namun, Pemerintah Iran menyatakan kerusakan tersebut tidak fatal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengusaha Waswas Serangan AS ke Iran Picu Lonjakan Harga Energi & Logistik

    Pengusaha Waswas Serangan AS ke Iran Picu Lonjakan Harga Energi & Logistik

    Bisnis.com, JAKARTA — Dunia usaha menyebut konflik Iran-Israel dapat memicu lonjakan harga energi dan potensi gangguan logistik internasional. Kini, konflik di Timur Tengah tersebut meluas dan melibatkan Amerika Serikat (AS).

    Teranyar, pada Sabtu (21/6/2025) waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar jika Iran tak mau melakukan perdamaian.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, kenaikan harga energi berdampak langsung terhadap biaya produksi dan operasional bagi dunia usaha.

    Shinta mengatakan, Apindo akan terus memantau secara seksama perkembangan konflik Iran–Israel karena eskalasi geopolitik semacam ini dapat memberikan tekanan tidak langsung terhadap perekonomian nasional, terutama melalui lonjakan harga energi dan potensi gangguan logistik internasional.

    “Indonesia sebagai negara importir minyak sangat rentan terhadap fluktuasi ini. Pelaku usaha, khususnya di sektor padat karya, tentu juga akan merasakan tekanan dari sisi struktur biaya yang makin menekan margin usaha,” kata Shinta kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Bahkan, Shinta mengungkap, dari sisi rantai pasok, beberapa sektor juga menyampaikan kekhawatiran atas potensi terganggunya jalur logistik internasional, terutama menuju kawasan Eropa, Teluk, dan Afrika.

    Padahal, ujar dia, jalur ini penting karena beberapa bahan baku strategis seperti gandum, kedelai, gas, dan pupuk masih diimpor melalui rute-rute tersebut.

    “Ketidakpastian logistik dapat menyebabkan keterlambatan dan lonjakan biaya pengiriman,” imbuhnya.

    Di samping itu, Apindo juga mencermati risiko inflasi biaya yang dapat berujung pada melemahnya daya beli masyarakat.

    “Jika harga naik signifikan tanpa dikompensasi dengan stimulus atau pengendalian harga pangan, maka konsumsi rumah tangga bisa melambat, yang pada akhirnya menggerus permintaan terhadap produk sektor riil,” ungkapnya.

    Kendati demikian, Shinta melihat pemerintah sudah menyadari potensi risiko dari konflik Iran-Israel. Dalam beberapa kesempatan, pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak dunia, sekaligus menyiapkan skenario impor energi yang lebih fleksibel apabila terjadi eskalasi konflik, termasuk opsi reroute atau perubahan jalur pelayaran dan sumber impor minyak, tidak hanya dari kawasan Timur Tengah, melainkan juga dari wilayah alternatif seperti Afrika.

    Menurut Shinta, sederet langkah  ini penting untuk menjaga stabilitas pasokan energi nasional dan memberikan kepastian bagi dunia usaha dalam merencanakan kegiatan operasional.

    Namun, Shinta merekomendasikan agar pemerintah menjaga kesinambungan antara kebijakan fiskal dan energi, memperkuat koordinasi lintas sektor untuk menjamin kelancaran distribusi dan logistik, serta memberikan ruang bagi insentif atau dukungan kepada sektor usaha yang paling rentan, terutama industri padat karya.

    “Kami percaya bahwa dengan respons yang cepat, terukur, dan kolaboratif, Indonesia bisa menjaga iklim usaha tetap kondusif meskipun di tengah gejolak global yang tidak menentu,” tandasnya.

  • Sejarah Hubungan Iran-Israel, Dulu Pernah Mesra

    Sejarah Hubungan Iran-Israel, Dulu Pernah Mesra

    Jakarta, CNBC Indonesia — Iran telah melakukan serangan militer ke Israel sejak Sabtu, 13 April 2024 silam. Lebih dari 100 drone milik Iran berhasil masuk ke wilayah Israel.

    Gempuran militer tersebut merupakan balasan Iran atas serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap konsulatnya di Damaskus pada 1 April 2024. Dalam serangan tersebut, terdapat tujuh petugas Garda Revolusi termasuk dua komandan senior dinyatakan tewas.

    Peristiwa tersebut tentu membuat ketegangan kedua negara semakin meningkat, bahkan sampai sekarang. Dalam sejarah, Iran memang tidak senang terhadap keberadaan Israel sejak 1979 lantaran faktor ideologi. Petinggi Iran menganggap Israel sebagai penjajah karena telah terbukti menindas bangsa Palestina.

    Berawal dari situ, Iran kemudian sangat galak terhadap Israel dan sekutu setianya, Amerika Serikat (AS). Sama halnya dengan Israel dan AS yang kerap bertindak agresif terhadap Iran. Permusuhan ini tumbuh selama beberapa dekade ketika kedua belah pihak berusaha untuk memperkuat dan mengembangkan kekuatan dan pengaruh mereka di wilayah Timur Tengah.

    Kini, Iran mendukung jaringan “poros perlawanan” yang terdiri dari kelompok-kelompok politik dan bersenjata di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Israel juga telah beberapa kali melakukan serangan terhadap Iran, baik itu melalui upaya spionase atau sabotase.

    Meski sekarang saling baku hantam, pernah ada suatu periode di mana Iran dan Israel punya hubungan spesial. Sebelum tahun 1979 atau saat Republik Islam Iran belum berdiri, Iran-Israel merupakan sekutu mesra.

    Pada saat Israel diproklamirkan, banyak negara Arab yang mayoritas Muslim menentang pendiriannya. Salah satu cara untuk meredam tentangan tersebut adalah lewat kerja sama. Pada titik ini, Iran jadi salah satu negara yang menerima dengan tangan terbuka kerja sama Israel.

    Di bawah kuasa Mohammad Reza Pahlavi, Iran akhirnya menyetujui proposal kerja sama diplomatik dengan Israel. Reza yang cenderung pro-Barat sejak awal telah melihat cerahnya masa depan Iran jika hubungan dengan Israel terjalin. Pasalnya, dia takut terhadap agresi Uni Soviet di Timur Tengah. Tidak menutup kemungkinan, sewaktu-waktu Iran terpengaruh oleh rezim komunis bawaan Soviet.

    Sebagai upaya mencari bekingan, Iran aktif menjalin hubungan dengan Israel pada 1953. Seperti dugaan Reza, hubungan bersama Israel membuat Iran menjadi jadi cerah, terutama dari sisi ekonomi.

    Dalam studi yang dilakukan Marta Furlan dengan judul “Israeli-Iranian Relations” (2022), disebut bahwa beberapa kali Iran mendapat proyek menguntungkan hasil kerja sama Israel dan AS. Proyek ini lantas membuat pendapatan negara meningkat pesat. Selain itu, kedua negara juga saling terlibat di sektor militer.

    Kemlu Iran Buka Suara

    Pada 1960-an, Iran dan Israel menganggap Irak sebagai ancaman bersama. Keduanya terbukti membantu gerakan Kurdi yang memberontak di Irak. Tak hanya itu, kedua negara tersebut juga sempat mengerjakan persenjataan rudal bersama.

    Semua itu dilakukan selama lebih kurang 20 tahun, atau saat berulangkali terjadi aksi penindasan Israel terhadap Palestina, negara yang sangat dibela oleh negara Muslim di seluruh dunia.

    Namun, hubungan mesra itu sirna pada 1979. Revolusi Iran membuat Reza Pahlavi terguling dari kursi pemimpin. Revolusi itu juga mengubah Iran menjadi Republik Islam Iran. Kini, Iran menjadi negara yang sangat garang terhadap Israel dan AS.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dibunuh Dalam Tidur, Operasi Narnia Israel Incar Ilmuwan Nuklir Iran

    Dibunuh Dalam Tidur, Operasi Narnia Israel Incar Ilmuwan Nuklir Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia — Israel melancarkan serangan pembuka yang ditujukan ke Iran pada pekan lalu, sehingga mengakibatkan tewasnya sembilan dari sepuluh ilmuwan nuklir Iran. Serangan ini dijuluki Operasi Narnia, seperti yang dilaporkan oleh Channel 12.

    Mengutip The Times of Israel, Minggu (22/5/2025) Channel 12 melaporkan, ilmuwan nuklir Iran tewas akibat serangan dengan senjata khusus yang rinciannya tidak dipublikasikan.

    Selain itu, ilmuwan nuklir kesepuluh tewas, menyusul sembilan ilmuwan lainnya. Hal ini bertepatan dengan operasi Israel yang berlangsung pada Kamis-Jumat malam yang meliputi serangan terhadap program rudal balistik Iran dan situs nuklir Natanz bersama dengan pemusnahan sejumlah anggota penting pimpinan militer Republik Islam tersebut.

    Seluruh ilmuwan nuklir Iran tewas saat mereka sedang tidur di tempat tidur mereka. Israel memutuskan untuk melakukan pembunuhan ilmuwan nuklir tersebut secara serentak, sehingga tidak ada waktu bagi pihak manapun untuk memberi tahu ilmuwan yang menjadi sasaran.

    Para ilmuwan nuklir tersebut merasa yakin bahwa mereka aman dari sasaran serangan Israel di rumah mereka, ungkap seorang pejabat senior Israel kepada Channel 12. Dia juga mencatat bahwa ilmuwan nuklir yang sebelumnya dibunuh tewas saat menuju mobil mereka setelah bekerja.

    Israel sendiri sudah melakukan pelacakan terhadap ilmuwan nuklir Iran selama bertahun-tahun. Sepuluh orang ilmuwan yang terbunuh pada minggu lalu sebenarnya telah ditandai oleh Israel sejak bulan November tahun lalu, kata Channel 12.

    Lebih lanjut, pejabat intelijen Israel merasa bahwa pembunuhan ilmuwan nuklir adalah bagian terpenting dari Operasi Narnia karena pimpinan militer yang terbunuh dan peralatan yang hancaur akan lebih mudah diganti. Di sisi lain, pengetahuan yang didapatkan dari ilmuwan nuklir tidak akan bisa dipulihkan dalam waktu singkat, mengutip seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menlu Sugiono: Evakuasi WNI dari Iran Dimulai, 97 Orang Siap Dievakuasi

    Menlu Sugiono: Evakuasi WNI dari Iran Dimulai, 97 Orang Siap Dievakuasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia mulai melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) dari Iran seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik bersenjata di kawasan tersebut.

    Menteri Luar Negeri Sugiono menyebut, proses evakuasi telah dimulai secara bertahap sejak Jumat (20/6/2025) pagi, dengan pengiriman empat unit bus menuju perbatasan negara tetangga.

    “Tadi pagi saya mendapat laporan bahwa sudah ada empat bus yang bergerak ke arah perbatasan negara tetangga. Mungkin sekarang mereka sudah sampai,” ujar Sugiono di Bandara Internasional Pulkovo, St. Petersburg, Sabtu (21/6/2025) waktu setempat.

    Evakuasi ini dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri tanpa keterlibatan militer secara langsung, meskipun koordinasi dengan unsur pertahanan tetap dilakukan dalam skenario darurat. “Sejauh ini masih dari pihak Kementerian Luar Negeri. Belum melibatkan TNI,” jelas Sugiono.

    Menurut data Kementerian Luar Negeri, terdapat 386 WNI yang tercatat berada di Iran saat ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 97 orang telah menyatakan kesediaannya untuk dievakuasi ke luar wilayah konflik.

    Dia menjabarkan bahwa kelompok WNI tersebut berasal dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa dan pekerja. “Yang bersedia dievakuasi. Dia [evakuasi] kan [bersifat] bertahap,” kata Sugiono.

  • Gapki Was-was Ekspor CPO RI Terdampak Konflik Iran-Israel

    Gapki Was-was Ekspor CPO RI Terdampak Konflik Iran-Israel

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengkhawatirkan konflik Iran-Israel dapat memicu krisis ekonomi global, yang pada akhirnya bisa berdampak terhadap kinerja ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia.

    Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyebut, ekspor CPO Indonesia bisa terdampak jika negara tujuan mengalami masalah ekonomi.

    “Yang kami khawatir kalau terjadi krisis ekonomi global. Apabila terjadi maka akan berdampak kepada negara-negara importir, ini akan berpengaruh terhadap ekspor minyak sawit Indonesia, karena negara importir terjadi masalah ekonomi,” kata Eddy kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

    Kendati demikian, Eddy menuturkan bahwa sampai saat ini ekspor CPO masih berjalan seperti biasa. Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini harga minyak sawit mengalami kenaikan di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.

    “Justru saat ini [harga minyak sawit] naik walaupun tidak banyak, karena harga minyak bumi naik,” ujarnya.

    Eddy menjelaskan, harga CPO CIF Rotterdam mencapai US$1.095 per ton, sedangkan harga lokal di level Rp13.600 per kilogram. “Ke depan kalau terjadi krisis ekonomi harga [CPO] akan tertekan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor komoditas unggulan, yakni CPO dan turunannya mengalami kenaikan hingga 20% secara kumulatif sepanjang Januari—April 2025.

    Nilai ekspor CPO dan turunannya mencapai US$7,05 miliar pada Januari—April 2025, naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$5,87 miliar.

    Data BPS menunjukkan, total volume ekspor CPO dan turunannya mencapai 6,41 juta ton pada Januari—April 2025, atau turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di level 6,78 juta ton.

    Di sisi lain, dari sisi harga CPO dan turunannya di tingkat global pada Januari—April 2025 adalah US$1.099,82 per ton. Nilainya naik 26,54% dari Januari—April 2024 yang hanya mencapai US$869,16 per ton.

  • Pengamat: Serangan AS ke Iran Buat Ketegangan Internasional Semakin Berbahaya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 Juni 2025

    Pengamat: Serangan AS ke Iran Buat Ketegangan Internasional Semakin Berbahaya Nasional 22 Juni 2025

    Pengamat: Serangan AS ke Iran Buat Ketegangan Internasional Semakin Berbahaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyebut, serangan
    Amerika Serikat
    (AS) ke fasilitas nuklir
    Iran
    semakin membuat ketegangan internasional.
    Fahmi mengatakan, tindakan AS itu bukan sekadar operasi militer melainkan bentuk sinyal bahwa dunia tengah memasuki babak baru yang lebih berbahaya.
    “Dunia sedang bergerak menuju babak baru ketegangan internasional yang jauh lebih kompleks dan berbahaya,” ujar Fahmi saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (22/6/2025).
    Menurut dia, tindakan AS menyerang Iran bisa membuat kekuatan mereka untuk menekan negara lain agar mematuhi hukum internasional melemah.
    Apalagi, Fahmi mengatakan, serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran ini dilakukan tanpa persetujuan kongres dan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
    “Menimbulkan pertanyaan serius soal legalitas dan akuntabilitas keputusan militer mereka,” kata Fahmi.
    Menurut dia, serangan tersebut berdampak pada eskalasi di tingkat kawasan hingga global.
    Di tingkat kawasan, tindakan AS mendorong Iran membangunkan seluruh jaringan proksi mereka untuk menyerang basis militer negeri Paman Sam di Timur Tengah. Artinya, peperangan bisa meluas dari sekadar titik Iran dengan Israel.
    Selain itu, Iran juga bisa memblokir Selat Hormuz, jalur utama perdagangan minyak mentah dunia. Dampaknya, harga minyak dunia melonjak dan ekonomi global terdampak.
    Selain itu, tindakan AS bisa membuat Iran justru mempercepat pengembangan senjata nuklir dan keluar dari perjanjian pembatasan senjata nuklir.
    “Artinya, dunia justru masuk dalam siklus baru perlombaan senjata nuklir yang lebih berbahaya,” ujar Fahmi.
    Sebelumnya, Presiden
    Amerika
    Donald Trump mengumumkan pihaknya berhasil menggempur situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Esfahan.
    Ketiga lokasi itu diketahui menjadi pusat pengayaan uranium Iran.
    “Fordow sudah lenyap,” tulis Trump di media sosialnya hari ini.
    Namun, Pemerintah Iran menyatakan kerusakan tersebut tidak fatal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ini Senjata Pemusnah Nuklir Milik AS, Sekali Hantam Iran Bisa Habis

    Ini Senjata Pemusnah Nuklir Milik AS, Sekali Hantam Iran Bisa Habis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) memiliki senjata rahasia yang diyakini mampu meluluhlantakkan fasilitas nuklir bawah tanah Iran hanya dalam satu hantaman. Senjata itu adalah GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom penghancur bunker paling mematikan yang pernah dibuat Negeri Paman Sam.

    Bom seberat 13,6 ton ini dirancang khusus untuk menembus perlindungan beton dan batuan sedalam 61 meter sebelum meledak dan menghancurkan target utama yang tersembunyi jauh di dalam tanah.

    “Senjata ini dirancang dengan selongsong baja yang tebal, baja yang dikeraskan, untuk menembus lapisan batu ini,” jelas Masao Dahlgren, peneliti pertahanan rudal dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), dikutip AFP di Jakarta, Minggu (2/6/2025).

    GBU-57 memiliki panjang sekitar 6,6 meter dan dilengkapi peledak berfuse khusus yang tidak langsung meledak saat menyentuh permukaan. Sebaliknya, bom ini terus menembus lapisan keras terlebih dahulu, baru kemudian meledak di titik terdalam, tepat di mana target paling sensitif berada.

    Tak sembarang pesawat bisa membawa senjata ini. Hanya pesawat siluman B-2 Bomber milik AS yang mampu menerbangkan dan menjatuhkan GBU-57. Setiap B-2 dapat membawa dua unit bom penghancur bunker tersebut.

    Menariknya, citra satelit menunjukkan keberadaan sejumlah pesawat B-2 di pangkalan militer AS di Diego Garcia, Samudera Hindia, pada awal Mei 2025 lalu. Lokasi itu dinilai sangat strategis untuk melancarkan operasi ke kawasan Timur Tengah, termasuk Iran.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya baru saja mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Hal ini diumumkannya secara resmi, Sabtu (21/6/2025), malam waktu AS.

    Secara perinci, bom AS menghantam tiga lokasi nuklir di Fordow, Natanz, dan Esfahan, nmun kerusakan besar difokuskan pada fasilitas nuklir yang berada di Fordow. Trump kemudian meminta Iran untuk merundingkan perdamaian.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 2 Gelombang Serangan Rudal Iran Hantam Israel, Korban Luka Jadi 23 Orang

    2 Gelombang Serangan Rudal Iran Hantam Israel, Korban Luka Jadi 23 Orang

    Jakarta

    Tiga wilayah Israel termasuk pusat pesisir Tel Aviv terkena serangan rudal Iran dengan sedikitnya 23 orang terluka. Beberapa bangunan rusak parah di wilayah Ramat Aviv di Tel Aviv, dengan lubang-lubang di fasad blok apartemen.

    “Rumah-rumah di sini terkena dampak sangat, sangat parah,” kata Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai kepada wartawan di lokasi kejadian dilansir AFP, Minggu (22/6/2025). “Untungnya, salah satu dari rumah-rumah itu dijadwalkan untuk dihancurkan dan dibangun kembali, jadi tidak ada penghuni di dalamnya.

    “Mereka yang berada di tempat penampungan semuanya aman dan sehat. Kerusakannya sangat, sangat parah, tetapi dalam hal nyawa manusia, kami baik-baik saja.”

    Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah dikerahkan ke 2 lokasi dampak lainnya, satu di Haifa di utara dan satu lagi di Ness Ziona, selatan Tel Aviv.

    Sebuah alun-alun umum di daerah pemukiman Haifa dipenuhi puing-puing dan toko-toko serta rumah-rumah di sekitarnya rusak parah, menurut foto-foto AFP.

    Eli Bin, kepala layanan penyelamatan Israel Magen David Adom, mengatakan kepada wartawan bahwa total 23 orang terluka di seluruh negeri dalam serangan itu, dengan “dua dalam kondisi sedang dan sisanya luka ringan.”

    Polisi Israel melaporkan “jatuhnya pecahan senjata” di daerah utara yang meliputi pelabuhan Haifa, tempat otoritas setempat mengatakan keadaan darurat layanan sedang menuju ke “lokasi kecelakaan”.

    Pelaporan serangan rudal tunduk pada aturan sensor militer yang ketat di Israel, tetapi setidaknya 50 dampak telah diakui secara resmi di seluruh negeri dan 25 orang telah tewas sejak perang dimulai dengan Iran pada 13 Juni, menurut angka resmi.

    (rfs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini