Negara: Iran

  • Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        23 Juni 2025

    Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus Nasional 23 Juni 2025

    Kisah Mahasiswa RI di Iran Saat Serangan Pertama Israel: Keluarga Panik dan Whatsapp Diputus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang mahasiswa Indonesia bernama Abdul Fattaah Ar Ridho menceritakan situasi di
    Iran
    saat terjadi serangan pertama dari Israel. 
    Ridho mengatakan, suara serangan terdengar cukup jauh dari tempat dia berada yaitu di Kota Qom, Iran. Sebab serangan Israel banyak terjadi di Kota Teheran. 
    Namun dia dapat mendengar serangan Israel beberapa kali mampu ditahan oleh Iran.
    “Dan informasi yang saya dapatkan sampai saat ini, itu masih dibilang aman ya karena semua serangan yang dari sana, dari Israel itu masih bisa ditahan di langit, tertahan oleh
    iron dome
    Iran,” kata Ridho kepada Kompas.com, Minggu (22/6/2025).
    Orangtua Ridho sangat panik begitu mengetahui ada serangan Israel ke Iran. Saat itu, Ridho mampu meyakinkan orangtuanya bahwa situasi di Iran masih cukup aman. 
    “Untuk keluarga saya pribadi ketika ada penyerangan itu memang sempat panik, benar, karena informasi yang beredar itu di Iran mencekam karena ada serang dan lain sebagainya,” ujar Ridho.
    Apalagi, aplikasi pesan singkat WhatsApp tidak bisa digunakan sejak serangan pertama karena internet sempat diputus.
    “Di Iran sendiri, internet sempat diputus untuk Whatsapp dan lain sebagainya. Jadi, kita menggunakan aplikasi yang dari Iran sendiri,” kata dia. 
    “Memang Whatsapp sendiri di Iran itu sudah diputus dari sejak penyerangan pertama,” ujarnya lagi.
    Ridho mengatakan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Kamis, 19 Juni 2025, membawa mereka dari KBRI di Teheran menuju Astara, Iran yang berbatasan dengan Azerbaijan. Kemudian, rombongan yang menaiki bus berlanjut ke kota Baku, Azerbaijan.
    Dia mengungkapkan, Duta Besar (Dubes) RI untuk Azerbaijan juga menyambut para warga negara Indonesia (WNI) dari Iran dengan baik dengan memfasilitasi hotel untuk menginap.
    Menurut Ridho, saat ini, dia masih menunggu imformasi terkait keberangkatannya ke Tanah Air pada pekan depan.
    “Sampai saat ini untuk berita kepulangan ke Tanah Air itu masih menunggu konfirmasi dari KBRI Indonesia yang ada di Teheran. Untuk tiketnya apakah kita akan kirim pesawat dan lain sebagainya, ataukah kita akan pulang secara bertahap,” katanya.
    Seperti diketahui, Israel dan Iran tengah terlibat konflik yang berawal dari serangan Israel ke perumahan hingga fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni lalu.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan ke Israel pada keesokan harinya, 14 Juni 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Politik kemarin, retret kepala daerah hingga soal MBG

    Politik kemarin, retret kepala daerah hingga soal MBG

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa politik telah diwartakan oleh pewarta Kantor Berita ANTARA pada Minggu (22/6). Berikut beberapa berita pilihan yang masih menarik dibaca pagi ini.

    1. 86 kepala daerah berangkat ke IPDN ikuti retret gelombang II

    Sebanyak 86 orang yang terdiri dari kepala daerah dan wakil kepala daerah berangkat dari Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Minggu pagi, menuju ke Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN), Sumedang, Jawa Barat, untuk mulai mengikuti retret gelombang II.

    Mereka berangkat setelah menghadiri apel di Kantor Kemendagri dan mendengar pembekalan dari Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir. Perjalanan mereka berlanjut menggunakan kereta cepat Whoosh.

    Baca selengkapnya di sini.

    2. Wamendagri: Retret kepala daerah bertujuan mantapkan visi Presiden

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menyatakan bahwa retret kepala daerah gelombang kedua yang digelar di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, bertujuan memantapkan pemahaman terhadap tugas pemerintahan serta menyelaraskan visi Presiden Prabowo Subianto.

    “Agar kepala daerah juga memahami gagasan besar dari Presiden Republik Indonesia untuk dapat melaksanakan dan mengakselerasikan program Asta Cita,” kata Bima.

    Baca selengkapnya di sini.

    3. Respons MBG bahan mentah, BGN desain pemberian MBG saat libur sekolah

    Staf Khusus Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) bidang Komunikasi Redy Hendra Gunawan mengatakan pihaknya tengah mengkaji dan mendesain petunjuk teknis pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) saat siswa sedang libur sekolah.

    Hal itu sebagai respons atas pemberian program MBG berupa bahan makanan mentah untuk lima hari sekaligus di Tangerang Selatan, Banten, yang sebelumnya menjadi sorotan di media sosial.

    Baca selengkapnya di sini.

    4. BKSAP kecam serangan AS ke Iran di tengah upaya diplomasi

    Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menyatakan keprihatinan mendalam dan mengecam keras tindakan militer sepihak yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Iran di tengah berlangsungnya perundingan antara Iran dan Uni Eropa di Swiss.

    “Tindakan sepihak Amerika Serikat tidak hanya memperburuk konflik, tetapi juga merusak kepercayaan terhadap mekanisme diplomasi internasional,” kata Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera.

    Baca selengkapnya di sini.

    5. PCO: Krisis global tak ganggu MBG, pasokan pangan disuplai dari lokal

    Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan bahwa krisis global saat ini tidak mengganggu program Makan Bergizi Gratis (MBG) lantaran pasokan pangan disuplai dari dalam negeri.

    “Dari awal MBG selalu mengedepankan produk-produk yang ada di sekitar SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) yang berada di area tersebut,” ujar Deputi Diseminasi dan Media Informasi PCO Noudhy Valdryno.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video Iran Kutuk Keras Serangan AS: Pelanggaran Serius!

    Video Iran Kutuk Keras Serangan AS: Pelanggaran Serius!

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi mengutuk keras pemboman situs nuklir Iran oleh Amerika Serikat. Ia menyebut AS melakukan pelanggaran yang serius terhadap prinsip-prinsip dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional.

    Iran menegaskan akan terus mempertahankan wilayah, kedaulatan, keamanan, dan rakyatnya dengan segala cara yang diperlukan.

    Video lainnya di sini

  • Menlu Sugiono Peringatkan Fasilitas Nuklir Tidak Boleh Diserang di Pertemuan Menteri Luar Negeri OKI

    Menlu Sugiono Peringatkan Fasilitas Nuklir Tidak Boleh Diserang di Pertemuan Menteri Luar Negeri OKI

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono Kembali memperingatkan, serangan terhadap fasilitas nuklir tidak dibenarkan dalam keadaan apa pun, menegaskan Kembali dukungannya terhadap Kawasan Timur Tengah bebas nuklir.

    Itu disampaikan Menlu Sugiono dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-51 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Sabtu 21 Juni.

    Israel melancarkan serangan udara dalam operasi “Raising Lion” pada 13 Juni lalu, menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran.

    Dalam pernyataan nasionalnya di KTM ke-51 OKI, Menlu Sugiono menukil pernyataan Direktur Jenderal Asosiasi Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

    “Fasilitas nuklir tidak boleh diserang, terlepas dari konteks atau keadaannya, karena dapat membahayakan manusia dan lingkungan,” tegas Menlu Sugiono.

    Israel Defense Forces (IDF) mengonfirmasi, serangan pada Hari Jumat lantaran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom dalam beberapa hari, sehingga perlu bertindak, dikutip dari The Times of Israel.

    Israel diketahui menargetkan tiga fasilitas nuklir kunci Iran di Natanz, Isfahan dan Fordow, serta sejumlah ilmuwan yang terkait riset dan pengembangan nuklir Iran, seperti melansir CNN.

    Terbaru, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa AS telah menyelesaikan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran, Sabtu 21 Juni.

    Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyatakan, semua pesawat AS telah keluar dari ruang udara Iran, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

    Menlu RI mengatakan, melalui serangkaian serangan terkutuk baru-baru ini terhadap Iran, Israel semakin menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap perdamaian dan stabilitas.

    “Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum, merusak dasar-dasar hukum internasional, serta merugikan semua proses damai untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut,” kecam Menlu Sugiono.

    Israel sebelumnya dilaporkan meminta dukungan militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Iran sendiri sudah memperingatkan agar Washington tidak ikut terlibat dalam konflik ini. Rusia, yang menjalin hubungan kemitraan strategis dengan Iran awal tahun ini, serta memiliki hubungan dengan Israel.

    “Indonesia menegaskan kembali dukungannya terhadap Kawasan Timur Tengah yang Bebas Senjata Nuklir dan Senjata Pemusnah Massal Lainnya,” tegas Menlu RI.

    Diketahui, Iran dan AS tengah dalam perundingan untuk memulihkan kesepakatan nuklir kedua negara. Sedianya, putaran keenam perundingan kedua negara digelar pada 15 Juni di Oman, Muscat. Dengan serangan Israel ini, upaya perundingan menjadi tidak jelas.

  • Menlu Sugiono Peringatkan Fasilitas Nuklir Tidak Boleh Diserang di Pertemuan Menteri Luar Negeri OKI

    Menlu Sugiono Peringatkan Fasilitas Nuklir Tidak Boleh Diserang di Pertemuan Menteri Luar Negeri OKI

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono Kembali memperingatkan, serangan terhadap fasilitas nuklir tidak dibenarkan dalam keadaan apa pun, menegaskan Kembali dukungannya terhadap Kawasan Timur Tengah bebas nuklir.

    Itu disampaikan Menlu Sugiono dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-51 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Sabtu 21 Juni.

    Israel melancarkan serangan udara dalam operasi “Raising Lion” pada 13 Juni lalu, menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran.

    Dalam pernyataan nasionalnya di KTM ke-51 OKI, Menlu Sugiono menukil pernyataan Direktur Jenderal Asosiasi Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

    “Fasilitas nuklir tidak boleh diserang, terlepas dari konteks atau keadaannya, karena dapat membahayakan manusia dan lingkungan,” tegas Menlu Sugiono.

    Israel Defense Forces (IDF) mengonfirmasi, serangan pada Hari Jumat lantaran memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa bom dalam beberapa hari, sehingga perlu bertindak, dikutip dari The Times of Israel.

    Israel diketahui menargetkan tiga fasilitas nuklir kunci Iran di Natanz, Isfahan dan Fordow, serta sejumlah ilmuwan yang terkait riset dan pengembangan nuklir Iran, seperti melansir CNN.

    Terbaru, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa AS telah menyelesaikan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran, Sabtu 21 Juni.

    Dalam unggahan di Truth Social, Trump menyatakan, semua pesawat AS telah keluar dari ruang udara Iran, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

    Menlu RI mengatakan, melalui serangkaian serangan terkutuk baru-baru ini terhadap Iran, Israel semakin menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap perdamaian dan stabilitas.

    “Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum, merusak dasar-dasar hukum internasional, serta merugikan semua proses damai untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut,” kecam Menlu Sugiono.

    Israel sebelumnya dilaporkan meminta dukungan militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Iran sendiri sudah memperingatkan agar Washington tidak ikut terlibat dalam konflik ini. Rusia, yang menjalin hubungan kemitraan strategis dengan Iran awal tahun ini, serta memiliki hubungan dengan Israel.

    “Indonesia menegaskan kembali dukungannya terhadap Kawasan Timur Tengah yang Bebas Senjata Nuklir dan Senjata Pemusnah Massal Lainnya,” tegas Menlu RI.

    Diketahui, Iran dan AS tengah dalam perundingan untuk memulihkan kesepakatan nuklir kedua negara. Sedianya, putaran keenam perundingan kedua negara digelar pada 15 Juni di Oman, Muscat. Dengan serangan Israel ini, upaya perundingan menjadi tidak jelas.

  • AS Amati Reaksi Iran 24 Jam ke Depan Usai Serang 3 Fasilitas Nuklir

    AS Amati Reaksi Iran 24 Jam ke Depan Usai Serang 3 Fasilitas Nuklir

    Washington

    Wakil Preside AS JD Vance mengatakan pihaknya kini tengah menunggu reaksi Iran usai 3 fasilitas nuklirnya dibombardir. Vance mengatakan pihaknya menantikan apakah Iran menyerang balik atau meneruskan program nuklirnya.

    “AS sekarang sedang mengamati dengan saksama apakah Iran menyerang pasukan Amerika atau melanjutkan program senjata nuklirnya,” kata Vance dilansir AFP, Minggu (22/6/2025).

    Ia mengisyaratkan langkah Iran selanjutnya akan menjadi jelas dalam 24 jam ke depan. “Itu momen yang sangat sulit,” imbuhnya.

    Sejauh ini, kata Vance, AS telah “menerima beberapa pesan tidak langsung dari Iran” sebagaimana Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan pada hari Minggu sebelumnya bahwa ada “pesan publik dan pribadi yang disampaikan langsung kepada Iran melalui berbagai saluran.”

    Ketika ditanya tentang apa yang akan terjadi jika Iran mengambil langkah-langkah untuk mengganggu pengiriman di Selat Hormuz, Vance mengatakan bahwa tindakan itu “akan menjadi bunuh diri” dan akan “menghancurkan ekonomi mereka sendiri.” Vance menegaskan kembali bahwa AS “tidak tertarik untuk mengerahkan pasukan di darat” dan menepis kekhawatiran bahwa keterlibatan AS akan meningkat.

    Selain itu, Vance juga menyampaikan, Presiden AS Donald Trump membuat keputusan akhir beberapa menit sebelum serangan ke 3 fasilitas nuklir Iran.

    “Presiden AS memiliki kemampuan untuk membatalkan serangan ini hingga menit terakhir, tapi memutuskan untuk melanjutkan,” lanjut dia.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video Netanyahu Ditelepon Trump Usai AS Ngebom Iran: Kita Menang!

    Video Netanyahu Ditelepon Trump Usai AS Ngebom Iran: Kita Menang!

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya ditelepon oleh Presiden AS Donald Trump seusai AS menyerang tiga lokasi nuklir utama Iran. Ia juga mengaku serangan tersebut atas koordinasi penuh dari dirinya dan Trump.

    Netanyahu juga memberi selamat kepada AS dan memuji Trump memimpin dunia dengan gagah berani.

    Video lainnya, klik di sini!

  • Sekjen PBB Antonio Guterres  Sangat Khawatir  Atas Serangan Amerika Serikat ke Iran Akan Perparah Ketegangan

    Sekjen PBB Antonio Guterres  Sangat Khawatir  Atas Serangan Amerika Serikat ke Iran Akan Perparah Ketegangan

    JAKARTA –  Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan “sangat khawatir” atas serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran yang berpotensi memperparah ketegangan kawasan.

    “Hal tersebut merupakan eskalasi berbahaya di kawasan yang sudah semakin terancam — dan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ucap Sekjen PBB dalam media sosial X, dipantau Minggu, demikian dilansir Antara.

    Menurut dia, risiko bahwa konflik yang terjadi saat ini dapat semakin tak terkendali, sehingga menyebabkan “konsekuensi terburuk bagi rakyat sipil, kawasan, dan dunia”, semakin meningkat.

    Ia juga menyerukan supaya anggota-anggota PBB mengutamakan de-eskalasi dan memenuhi kewajiban mereka menurut Piagam PBB dan hukum internasional. “Di masa-masa yang genting seperti ini, penting bagi kita menghindar dari pusaran kekacauan,” ucap Guterres.

    “Tidak ada namanya solusi militer. Satu-satunya jalan ke depan adalah diplomasi. Satu-satunya harapan adalah perdamaian,” tambah Sekjen PBB.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa AS telah menyelesaikan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran, Sabtu (21/6).

    Serangan tersebut dilancarkan setelah Israel dilaporkan meminta AS terlibat dalam serangan udara yang sudah dilakukannya duluan terhadap sejumlah titik di Iran.

    Israel juga telah menyerang beberapa fasilitas yang terkait dengan program pengembangan nuklir Teheran sejak mereka meluncurkan serangan rudal pada 13 Juni.

    Namun demikian, Pemerintah Iran sudah memprediksi serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, sehingga fasilitas itu telah dievakuasi, kata penasihat ketua parlemen Iran Mehdi Mohammadi.

    Menurutnya, berkat antisipasi tersebut maka tidak ada kerusakan di fasilitas nuklir Fordow yang tidak dapat dipulihkan.

    Keterlibatan AS dalam agresi Israel terhadap Iran, menentang peringatan Teheran supaya AS tidak ikut campur, diperkirakan akan menyebabkan pemburukan eskalasi yang tak terhindarkan di kawasan.

     

  • Serangan Israel ke Iran Termasuk Tindakan Agresi, Lembaga Internasional Harus Turun Tangan

    Serangan Israel ke Iran Termasuk Tindakan Agresi, Lembaga Internasional Harus Turun Tangan

    JAKARTA – Pakar Hukum Internasional Universitas Muhammadiyah Surabaya, Satria Unggul Wicaksana menilai serangan militer Israel ke wilayah yang disebut sebagai pangkalan Iran pada 13 Juni 2025 merupakan pelanggaran prinsip-prinsip dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kini memicu eskalasi konflik global.

    “Dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 4 ditegaskan bahwa setiap negara anggota wajib menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara lain. Serangan ini jelas mencederai prinsip tersebut,” ujarnya, Minggu 22 Juni 2025.

    Menurut dia, meski Israel mengklaim serangan tersebut ditujukan untuk mencegah penguatan militer Iran di tengah proses perundingan antara Amerika Serikat dan Iran, tindakan sepihak semacam ini dapat menimbulkan ketegangan yang lebih luas.

    Terlebih, Israel bukan pertama kali melakukan serangan ke negara-negara lain, di mana sebelumnya mereka juga melakukan operasi militer ke Lebanon, Suriah, hingga Irak. “Serangan terbaru yang dinamai Rising Lion ini sangat berbahaya karena bisa memicu keterlibatan sekutu-sekutu besar seperti Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara yang dikenal memiliki kedekatan dengan Iran,” tambah Satria.

    Dia mengungkapkan, kemungkinan Iran akan menggunakan hak untuk membela diri sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB, yang mengizinkan negara melakukan pertahanan diri atau retaliasi jika diserang terlebih dahulu. Dalam konteks ini, langkah Israel bisa dianggap sebagai agresi militer yang sah untuk direspons menurut hukum internasional.

    Dia menambahkan, konflik yang dibiarkan tanpa penyelesaian objektif oleh lembaga internasional seperti Dewan Keamanan PBB berisiko berkembang menjadi perang berskala global. “Bila negara-negara yang seharusnya berperan sebagai mediator justru tidak mampu menengahi atau bersikap objektif, maka potensi meletusnya Perang Dunia Ketiga menjadi sangat nyata. Kita harus dudukkan persoalan ini secara jernih, siapa yang melakukan serangan lebih dulu, dialah yang bertanggung jawab secara hukum internasional,” tukasnya.

    Satria menegaskan, serangan Israel ke wilayah Iran bisa dikategorikan sebagai agresi berdasarkan Resolusi Majelis Umum PBB Tahun 1974 tentang Definisi Agresi, Pasal 5 Ayat 1. “Jika konflik ini bisa diselesaikan melalui jalur damai, seperti melalui Mahkamah Internasional, tentu akan lebih baik. Namun jika tidak, kita sedang berdiri di ambang krisis global yang bisa berkembang menjadi bencana besar,” tutupnya.

  • Ketegangan AS-Iran, Indonesia Diminta Aktif Dorong Perdamaian lewat Diplomasi Global
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 Juni 2025

    Ketegangan AS-Iran, Indonesia Diminta Aktif Dorong Perdamaian lewat Diplomasi Global Nasional 22 Juni 2025

    Ketegangan AS-Iran, Indonesia Diminta Aktif Dorong Perdamaian lewat Diplomasi Global
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua Komisi I DPR RI,
    Dave Laksono
     menekankan pentingnya peran aktif
    Indonesia
    dalam mendorong penyelesaian damai melalui jalur diplomasi multilateral, menyusul serangan terbuka Amerika Serikat (
    AS
    ) terhadap
    Iran
    .
    Dia mencontohkan, melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ataupun Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
    “Sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI, saya menekankan bahwa Indonesia harus memainkan peran aktif dalam mendorong resolusi damai melalui diplomasi multilateral, baik di PBB, OKI, maupun ASEAN,” ujar Dave, Minggu (22/6/2025).
    “Prinsip utama kita adalah menegakkan perdamaian dunia dan menolak segala bentuk agresi militer yang mengancam stabilitas kawasan,” katanya lagi.
    Dave lantas menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, menyusul serangan terbuka Amerika terhadap tiga situs nuklir utama milik Iran.
    Menurut Dave, serangan tersebut berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap stabilitas kawasan maupun dinamika geopolitik global secara keseluruhan.
    “Saya sangat prihatin atas eskalasi terbaru di Timur Tengah, menyusul serangan terbuka Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran. Ini merupakan peningkatan konflik yang signifikan, dengan potensi dampak geopolitik berskala global,” ujarnya.
    Politikus Partai Golkar ini juga menyerukan kepada seluruh pihak yang terlibat agar menahan diri dan kembali ke jalur diplomasi.
    Dave pun menekankan, perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik juga harus menjadi prioritas Pemerintah, termasuk kesiapan evakuasi dalam skenario darurat
    Dia meyakini bahwa pemerintah Indonesia telah mencermati perkembangan dan akan mengambil langkah strategis sesuai perkembangan situasi.
    “Saya percaya Pemerintah saat ini memantau situasi dengan cermat dan akan mengambil langkah strategis termasuk pernyataan resmi penghentian kekerasan serta penguatan koordinasi dengan negara-negara nonblok untuk menekan eskalasi lebih lanjut,” ujar Dave.
    Dave mengingatkan bahwa dunia tidak membutuhkan konflik baru, apalagi perang berskala global.
    “Indonesia harus tampil sebagai kekuatan moral dan penyeimbang dalam dinamika internasional yang semakin kompleks,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.