Negara: Iran

  • Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Sanaa

    Pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengancam akan meningkatkan serangan jika Israel terus menggempur Jalur Gaza. Kelompok yang didukung Iran ini menyerang kapal-kapal di perairan Laut Merah untuk merespons perang yang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Houthi yang menguasai ibu kota Yaman, telah melancarkan rentetan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah sejak November tahun lalu.

    Dalam pernyataannya, Houthi menyebut serangan mereka sebagai solidaritas untuk warga Palestina yang terus digempur Israel di Jalur Gaza. Serangan Houthi itu memicu serangan balasan dari militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang menggempur Yaman sejak bulan lalu.

    Rentetan serangan Houthi itu mengganggu aktivitas perdagangan maritim di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, karena perusahaan-perusahaan pengangkut barang terpaksa mengubah rute hingga ke area perairan di sekitar Tanjung Harapan demi menghindari Terusan Suez.

    Dalam pidato terbaru yang disiarkan televisi terkait kelompoknya, Al-Houthi mengancam akan meningkatkan serangan-serangan yang disebut mengganggu itu.

    “(Houthi) Akan berupaya meningkatkan eskalasi jika agresi biadab dan brutal terhadap Gaza tidak berhenti, bersamaan dengan pengepungan terhadap rakyat Palestina yang tidak diberi bantuan dan obat-obatan,” tegas Al-Houthi dalam pidatonya.

    Pada Selasa (6/2) waktu setempat, Houthi menembakkan sejumlah rudal terhadap dua kapal yang berlayar di Laut Merah. Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengklaim serangan rudal itu memicu kerusakan pada kedua kapal bernama Star Nasia dan Morning Tide, yang berbendera Kepulauan Marshall dan Barbados.

    Kapal Star Nasia yang sebenarnya dimiliki oleh Yunani itu, menurut Sarea, diidentifikasi oleh Houthi sebagai kapal Amerika Serikat (AS). Menurut situs pelacak pelayaran laut, kapal Star Nasia itu membawa muatan batu bara AS ke wilayah India.

    Secara terpisah, laporan Komando Pusat militer AS atau CENTCOM menyebut bahwa tiga rudal yang ditembakkan Houthi terhadap kapal Star Nasia itu hanya memicu kerusakan ringan, tanpa adanya ada korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh CENTCOM bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di dekat Star Nasia telah menembak jatuh salah satu rudal Houthi itu. Usai serangan itu, sebut CENTCOM, Star Nasia tetap layak berlayar dan telah melanjutkan pelayaran ke tujuannya.

    Sementara untuk kapal Morning Tide yang dimiliki oleh Inggris, CENTCOM menyebut ada tiga rudal yang ditembakkan Houthi dan jatuh di perairan di dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

    Sebuah perusahaan Inggris bernama Furadino Shipping, yang merupakan pemilik kapal Morning Tide, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal tersebut kini berlayar tanpa masalah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Houthi Tembakkan Rudal ke 2 Kapal di Laut Merah, Picu Kerusakan

    Houthi Tembakkan Rudal ke 2 Kapal di Laut Merah, Picu Kerusakan

    Sanaa

    Kelompok Houthi kembali menembakkan rudal ke arah dua kapal yang berlayar di Laut Merah. Kelompok yang didukung Iran di Yaman itu mengklaim serangan rudal mereka memicu kerusakan pada kedua kapal tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Houthi menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah dengan serangan drone dan rudal sejak pertengahan November tahun lalu. Dalam pernyataannya, Houthi menyebut serangan itu sebagai solidaritas untuk warga Palestina yang digempur Israel di Jalur Gaza.

    Dalam pernyataan terbaru, juru bicara militer Houthi menyebut pasukannya menembakkan sejumlah rudal angkatan laut ke arah dua kapal bernama Star Nasia dan Morning Tide, yang berbendera Kepulauan Marshall dan Barbados. Houthi mengidentifikasi kedua kapal itu sebagai milik Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

    Namun diketahui bahwa kapal Star Nasia dimiliki oleh Yunani dan dikelola oleh Star Bulk Carrier. Seorang pejabat Kementerian Pelayaran Yunani, yang enggan disebut namanya, melaporkan bahwa kapal Star Nasia diguncang ledakan pada pukul 11.15 GMT pada Selasa (6/2).

    Disebutkan bahwa para awak kapal Star Nasia tidak mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Menurut pejabat Kementerian Pelayaran Yunani itu, tidak diketahui secara jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh ranjau laut atau roket.

    Komando Pusat militer AS atau CENTCOM, dalam pernyataan terpisah, menyebut bahwa Houthi menembakkan tiga rudal ke kapal Star Nasia, yang melaporkan kerusakan ringan namun tidak ada korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh CENTCOM bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di dekat Star Nasia telah menembak jatuh salah satu rudal Houthi itu. Usai serangan itu, sebut CENTCOM, Star Nasia tetap layak berlayar dan telah melanjutkan pelayaran ke tujuannya.

    Untuk kapal Morning Tide, CENTCOM menyebut ada tiga rudal yang ditembakkan Houthi dan menghantam perairan di dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

    Sebuah perusahaan Inggris bernama Furadino Shipping, yang merupakan pemilik kapal Morning Tide, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal tersebut kini berlayar tanpa masalah.

    Data pelacakan kapal LSEG menunjukkan kapal Morning Tide bergerak menuju ke arah selatan melalui Laut Merah setelah melewati Terusan Suez pada Jumat (2/2) lalu. Sinyal terbarunya menunjukkan kapal tersebut sedang berlayar keluar dari Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandab.

    Rentetan serangan di Laut Merah memicu gangguan terhadap pelayaran global dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk menempuh rute perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal di sekitar Afrika bagian selatan. Situasi itu juga memicu kekhawatiran akan meluasnya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Militer AS dan Inggris menyerang target-target Houthi di Yaman sejak bulan lalu, sebagai respons atas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Tuding Iran Bantu Houthi Tentukan Kapal yang Diserang di Laut Merah

    AS Tuding Iran Bantu Houthi Tentukan Kapal yang Diserang di Laut Merah

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menuding Iran membantu kelompok Houthi dalam menentukan kapal-kapal yang menjadi “target yang lebih menguntungkan” untuk diserang di Laut Merah. Houthi telah menjelaskan bahwa serangan mereka merupakan solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), data Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyebutkan bahwa Houthi telah menyerang dan mengancam pelayaran internasional dan komersial di perairan Laut Merah sebanyak lebih dari 40 kali sejak 19 November 2023.

    “Perasaan yang kami miliki adalah bahwa Iran mendorong pintu yang terbuka di sini bersama Houthi, membantu, bersekongkol, berbagi intelijen, membantu mereka dalam menargetkan kapal-kapal, menentukan target-target mana yang lebih menguntungkan,” sebut Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking, dalam sebuah wawancara.

    Houthi, dalam pernyataannya, mengatakan kelompoknya menargetkan kapal-kapal yang keluar-masuk wilayah Israel. Namun pada praktiknya, Houthi juga menyerang kapal-kapal komersial yang tidak ada kaitannya dengan Israel, juga menargetkan kapal perang AS dan Inggris di kawasan tersebut.

    Lenderking mengunjungi kawasan Teluk pekan ini dalam upaya mencari cara menghentikan serangan Houthi di Laut Merah. Dia akan bertemu dengan rekan-rekan regionalnya untuk membahas deeskalasi, menghentikan serangan Houthi dan memperbarui fokus pada upaya menjamin perdamaian jangka panjang bagi rakyat Yaman.

    Menjelang perjalanannya, Lenderking yang merupakan diplomat senior AS itu berbicara dengan Middle East Institute yang berbasis di Washington membahas soal situasi di Yaman dan kelompok Houthi.

    “Sekali lagi, kita melihat peran yang sangat negatif yang dimainkan Iran di kawasan dengan mengobarkan konflik ini,” sebutnya.

    Dia menambahkan bahwa Houthi tidak hanya berdampak pada warga Yaman, tetapi juga “merusak perdamaian di Yaman”.

    “Aktivitas semacam ini membuat para donatur menjauh,” ucap Lenderking.

    Lebih lanjut, Lenderking mengungkapkan bahwa upaya-upaya diplomatik telah “dilakukan untuk mencoba dan memicu kemunduran bagi Houthi yang akan memungkinkan situasinya membaik dan menjauh dari aspek kinetik”.

    “Kita perlu melihat deeskalasi yang serius di Gaza,” cetusnya.

    Dia menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken yang juga sedang melakukan tur diplomatik ke kawasan Timur Tengah “sedang mengupayakan sangat keras untuk mencapai hal tersebut”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Suriah

    5 Orang Tewas Akibat Serangan Israel di Suriah

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan di Homs, Suriah. Akibat serangan itu lima orang meninggal dunia, tiga diantaranya warga sipil.

    Dilansir AFP, Rabu (7/2/2024), Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan ini tidak terhitung. Kementerian Pertahanan memantau pergerakan serangan Israel ini melalui alat pemantau perang.

    “Lima orang tewas termasuk tiga warga sipil – seorang wanita, seorang anak, dan seorang pria – dan tujuh lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan di lingkungan Hamra di kota Homs,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, memperbarui jumlah korban sebelumnya sebanyak empat orang.

    Terkait identitas dua korban yang bukan warga sipil hingga saat ini belum diketahui.

    Kementerian pertahanan Suriah melaporkan bahwa “musuh Israel melancarkan serangan udara dari arah utara Tripoli (Lebanon) yang menargetkan sejumlah lokasi di kota Homs dan pedesaannya… membunuh dan melukai sejumlah warga sipil”.

    Televisi pemerintah Suriah menyiarkan rekaman tim penyelamat mencari-cari di antara puing-puing bangunan yang runtuh dan membawa seseorang dengan tandu. Sebelumnya, televisi pemerintah Suriah melaporkan ‘serangan Israel’ di Suriah tengah, di Provinsi Homs.

    Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan terhadap kelompok-kelompok yang didukung Iran di Suriah dan Irak, menewaskan puluhan orang sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap pasukan Amerika di Yordania.

    Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan Senin lalu, serangan Israel di dekat Damaskus menewaskan delapan orang, termasuk pejuang pro-Iran.

    Selama lebih dari satu dekade perang saudara di Suriah, Israel melancarkan ratusan serangan udara di negara tersebut, terutama menargetkan pasukan yang didukung Iran serta posisi tentara Suriah. Namun serangan semacam itu semakin meningkat sejak perang di Gaza antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober.

    Lihat Video ‘Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 27.585 Jiwa’:

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kompaknya Rusia dan China Serang AS di DK PBB

    Kompaknya Rusia dan China Serang AS di DK PBB

    Jakarta

    Pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) kali ini menjadi ajang kecaman dari Rusia dan China ke Amerika Serikat (AS). Kedua negara sohib Iran ini tidak terima AS mengacak-acak Timur Tengah seperti yang terjadi belakangan ini.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (6/2/2024), militer AS menyerang puluhan target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) malam hingga Sabtu (3/2) lalu, sebagai pembalasan atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS di pangkalan Yordania pada 28 Januari lalu.

    Serangan-serangan udara AS yang menargetkan unit pasukan elite Iran dan kelompok milisi yang didukung Teheran, telah memicu kekhawatiran bahwa perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza bisa berubah menjadi konflik regional.

    “Sudah jelas bahwa serangan udara Amerika secara spesifik, secara sengaja bertujuan untuk mengobarkan konflik,” tuding Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzia, dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB yang digelar Senin (5/2) waktu setempat. Pertemuan itu diusulkan oleh Moskow.

    Duta Besar China untuk PBB, Jun Zhang, melontarkan tudingan serupa dalam forum yang sama. “Tindakan AS pasti memperburuk lingkaran setan kekerasan di Timur Tengah,” sebutnya.

    Selanjutnya, kata pihak PBB:

    Kata pihak PBB

    Kemarahan atas serangan-serangan Israel yang menghancurkan Jalur Gaza telah berkembang di kawasan Timur Tengah, memicu rentetan tindak kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman.

    Wakil Sekretaris Jenderal PBB urusan politik dan pembangunan perdamaian, Rosemary DiCarlo, menyerukan agar “semua pihak untuk mundur dari jurang konflik dan mempertimbangkan kerugian manusia dan ekonomi tak terhindarkan akibat potensi konflik regional”.

    “Saya mengimbau Dewan (Keamanan PBB) untuk terus secara aktif melibatkan semua pihak terkait demi mencegah eskalasi lebih lanjut dan memperburuk ketegangan merusak perdamaian dan keamanan regional,” cetus DiCarlo dalam pernyataannya.

    Orang-orang memprotes serangan AS dan Inggris ke Yaman melawan pasukan Houthi yang didukung Iran, saat demo di Seattle, Washington, AS, 12 Januari 2024 silam. (Reuters/David Ryder)

    Kata Iran

    Serangan udara AS memicu kecaman keras dari pemerintah Irak dan Suriah, juga dari Iran, yang sebelumnya menyangkal terlibat dalam serangan yang menewaskan tentara AS di Yordania.

    “Setiap upaya untuk mengaitkan tindakan-tindakan ini dengan Iran atau Angkatan Bersenjatanya adalah menyesatkan, tidak berdasar, dan tidak bisa diterima,” ucap Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, kepada Dewan Keamanan PBB.

    Lebih lanjut, dia menegaskan jika Iran menghadapi “ancaman, serangan, atau agresi apa pun yang mempengaruhi keamanannya” maka Teheran “tidak akan ragu untuk menggunakan hak-hak yang melekat padanya… untuk merespons dengan tegas”.

    Selanjutnya, AS malah ngegas:

    AS ingin lindungi personelnya

    Gedung Putih mengatakan pada Minggu (4/2) waktu setempat bahwa AS merencanakan lebih banyak serangan balasan. Penegasan serupa disampaikan oleh Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood.

    “Biar saya perjelas, Amerika Serikat tidak menginginkan lebih banyak konflik di kawasan tersebut ketika kami secara aktif berupaya untuk mengatasi dan meredakan konflik di Gaza,” ujarnya.

    “Kami tidak mencari konflik langsung dengan Iran, namun kami akan terus mempertahankan personel-personel kami dari serangan-serangan yang tidak bisa diterima. Titik,” tegas Wood.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 6 Tanda Mengkhawatirkan AS dan Inggris Antisipasi Perang Dunia III

    6 Tanda Mengkhawatirkan AS dan Inggris Antisipasi Perang Dunia III

    Jakarta

    Sejarah dunia dipenuhi konflik mengerikan, termasuk tentu saja Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Bahkan saat ini, terkait berbagai perang besar yang berkecamuk, beberapa pakar mulai menyerukan kemungkinan munculnya Perang Dunia III. Berikut beberapa tandanya yang dikutip detikINET dari Mirror:

    Peringatan Menhan Inggris

    Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps belum lama ini memperingatkan bahwa kita sedang bergerak dari dunia pasca perang ke dunia sebelum perang. Menurutnya dalam 5 tahun ke depan, mungkin akan terjadi perang yang melibatkan China, Rusia, Korea Utara, dan Iran. Komentarnya diamini Menhan Jerman, Boris Pistorius.

    “Kita harus memperhitungkan bahwa Vladimir Putin mungkin akan menyerang negara NATO suatu hari nanti,” katanya. Serangan seperti itu memang tak mungkin terjadi saat ini, tapi ada risiko terjadi dalam lima hingga delapan tahun.

    “Konflik akan datang pada akhir dekade ini, apakah itu perang dingin atau panas, perang akan datang. Kita hanya perlu menyadari bahwa untuk menghalanginya, kita harus siap dan harus punya perlengkapan dan berdiri bersama teman dan sekutu,” ucap mantan Menhan Inggris, Ben Wallace.

    Kemungkinan wajib militer

    Jenderal Sir Patrick Sanders di Inggris memperingatkan warga sipil Inggris perlu bersiap melawan Rusia di masa depan. Dia mengatakan pada konferensi International Armoured Vehicles bahwa Angkatan Darat tidak cukup besar untuk berperang habis-habisan dengan Rusia, meski jumlah pasukan mencapai 120.000 orang.

    Menurutnya, Inggris perlu melatih serta memperlengkapi tentara sipil. Namun pada hari yang sama, juru bicara Perdana Menteri Inggris mencoba meredakan suasana. “Militer Inggris bangga sebagai pasukan sukarela. Seperti yang saya katakan, tidak ada rencana untuk wajib militer,” katanya.

    AS berencana kirim nuklir ke Inggris

    Dilaporkan, AS bermaksud menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kalinya dalam 15 tahun karena meningkatnya kekhawatiran mengenai prospek Perang Dunia III dengan Rusia. Menurut dokumen Pentagon, RAF Lakenheath di Suffolk akan jadi rumah bagi hulu ledak tiga kali lebih kuat dari bom yang menghancurkan Hiroshima.

    Pangkalan RAF Lakenheath pernah menampung rudal-rudal nuklir AS, namun senjata tersebut diambil tahun 2008 ketika dianggap bahaya Rusia untuk memulai Perang Dingin baru telah berkurang. Tetapi kini, potensi konflik Rusia dengan NATO dinilai makin terbuka.

    Konflik di Timur Tengah

    Israel terus menyerang Gaza dan menimbulkan puluhan ribu korban tidak bersalah. Di saat yang sama, AS dan Inggris makin dalam terlibat dengan menyerang Houthi di Yaman, kelompok yang didukung Iran. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah bisa semakin meluas.

    Kebiadaban Israel dengan terus menyerang Gaza juga telah meningkatkan ketegangan dengan negara tetangga Mesir. “Setiap langkah Israel ke arah ini akan menimbulkan ancaman serius terhadap hubungan Mesir-Israel,” kata Diaa Rashwan, kepala Layanan Informasi Negara Mesir.

    Konflik yang terus berlangsung di Gaza juga meningkatkan kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan bertindak. Pekan lalu, serangan udara Israel menewaskan lima perwira Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, dan pihak Iran mengatakan serangan tersebut “tidak akan dibiarkan begitu saja”.

    Peringatan bos NATO

    Seorang pemimpin NATO menyerukan kepada negara-negara Barat untuk bersiap menghadapi era perang karena mereka harus menyadari bahwa perdamaian bukanlah sebuah hal yang pasti. Laksamana Belanda Rob Bauer, ketua komite militer NATO, mengatakan di Brussels: “Kita harus menyadari bahwa perdamaian tidak selalu ada. Dan itulah sebabnya kami (pasukan NATO) sedang mempersiapkan konflik dengan Rusia.”

    Dia mengatakan aliansi NATO harus waspada terhadap perang dan mengantisipasi hal yang tidak terduga. “Agar menjadi efektif sepenuhnya, juga di masa depan, kita memerlukan transformasi perang NATO,” katanya.

    AS kerahkan banyak Kapal Induk ke Asia

    Amerika Serikat baru-baru ini mengerahkan 3 kapal induk canggihnya sekaligus ke kawasan Asia. Pakar mengatakan, hal ini dilakukan sebagai antisipasi memanasnya situasi dan agresifitas China serta Korea Utara.

    Tiga kapal induk tersebut adalah USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt dan USS Ronald Reagan. USS Carl Vinson dan USS Theodore Rooselvelt terlibat latihan perang dengan militer Jepang di Laut Filipina di timur Taiwan. Semua kapal induk itu bertenaga nuklir dan dibekali beragam senjata canggih.

    Lusinan kapal perang AS dan Jepang ikut serta dalam latihan, ketika ketegangan antara China dan Jepang serta negara lainnya sedang tinggi. “Ini adalah demonstrasi komitmen AS ke wilayah ini meskipun sedang ada kejadian di Timur Tengah,” kata Collin Loh, pakar dari S. Rajaratnam School of International Studies in Singapore.

    (fyk/fay)

  • Iran Kutuk Serangan AS di Irak-Suriah: Itu Kesalahan Strategis

    Iran Kutuk Serangan AS di Irak-Suriah: Itu Kesalahan Strategis

    Teheran

    Iran mengomentari serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap puluhan target terkait pasukan elite Garda Revolusi dan milisi pro-Teheran di Irak dan Suriah. Teheran mengecam serangan itu sebagai “kesalahan strategis” yang dilakukan Washington, musuh bebuyutannya.

    Iran tidak menyebut lebih lanjut apakah rentetan serangan udara AS itu memicu korban jiwa pada pihaknya atau tidak.

    “Serangan tadi malam terhadap Suriah dan Irak merupakan tindakan sangat berani dan menjadi kesalahan strategis lainnya yang dilakukan pemerintah AS, yang tidak akan menghasilkan apa-apa selain meningkatkan ketegangan dan instabilitas di kawasan,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024).

    “Serangan militer AS terhadap Irak, Suriah dan Yaman hanya memenuhi tujuan rezim Zionis,” ujarnya, merujuk pada Israel yang merupakan sekutu Israel.

    Lebih lanjut, Kanani menyebut serangan AS itu sebagai “pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Irak dan Suriah, terhadap hukum internasional, dan pelanggaran terang-terangan terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

    Kecaman serupa juga disampaikan oleh Irak dan Suriah dalam tanggapan mereka atas serangan udara AS tersebut.

    Militer AS mengumumkan pasukannya telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu ada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Serangan itu merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Presiden Joe Biden, saat berbicara usai serangan dilancarkan, memperingatkan bahwa respons AS akan “terus berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih”.

    Sementara itu, berdasarkan laporan kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights, sedikitnya 18 petempur pro-Iran tewas akibat serangan AS di wilayah Suriah. Sedangkan laporan pemerintah Baghdad menyebut sedikitnya 16 orang, termasuk beberapa warga sipil, tewas dalam serangan di wilayah Irak.

    Beberapa waktu lalu, militer AS juga melancarkan serangan udara terhadap kelompok Houthi, yang didukung Iran, di wilayah Yaman. Serangan itu merespons rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

    Houthi mulai menargetkan kapal-kapal di Laut Merah pada November tahun lalu, dengan mengatakan mereka menyerang kapal-kapal terkait Israel sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur militer Tel Aviv.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Udara AS di Irak Tewaskan 16 Orang, Termasuk Warga Sipil

    Serangan Udara AS di Irak Tewaskan 16 Orang, Termasuk Warga Sipil

    Baghdad

    Sedikitnya 16 orang dilaporkan tewas akibat rentetan serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap target-target terkait Iran di wilayah Irak. Otoritas Baghdad melaporkan bahwa sejumlah warga sipil turut menjadi korban tewas dalam serangan militer AS tersebut.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), juru bicara pemerintah Irak Bassem al-Awadi dalam pernyataannya menyebut serangan udara AS terhadap wilayah Irak bagian barat, pada Jumat (2/2) waktu setempat, telah menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk sejumlah warga sipil.

    Tidak disebutkan secara spesifik jumlah warga sipil yang tewas.

    Al-Awadi juga menyebut bahwa sekitar 23 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang melibatkan sejumlah pesawat pengebom B-1 AS itu.

    Menurut Al-Awadi, serangan-serangan AS itu menghantam “lokasi-lokasi di wilayah Akashat dan Al-Qaim, termasuk wilayah di mana pasukan keamanan kami ditempatkan”.

    Militer AS, dalam pengumumannya, mengklaim telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Serangan itu merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu berada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    AS Klaim Beritahu Irak Sebelum Menyerang, Baghdad Membantah!

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Washington telah memberitahu pemerintah Irak sebelum serangan dilancarkan pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    “Kami telah memberitahu pemerintah Irak sebelum serangan tersebut,” ucap Kirby dalam pernyataannya.

    Klaim Kirby itu ditepis oleh Baghdad, yang membantah adanya koordinasi dengan Washington sebelum serangan dilancarkan.

    Al-Awadi menuduh AS telah melakukan “penipuan dan distorsi fakta”. Dia menyebut klaim Kirby itu sebagai “klaim tidak berdasar yang dibuat untuk menyesatkan opini publik internasional dan menghindari tanggung jawab hukum” atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Serangan udara agresif ini akan mendorong situasi keamanan di Irak dan kawasan ke tepi jurang,” sebutnya.

    Kecaman juga dilontarkan Al-Awadi terhadap penggunaan wilayah Irak sebagai “medan pertempuran untuk menyelesaikan masalah”. Dia menegaskan kembali seruan Baghdad untuk mengusir pasukan koalisi internasional pimpinan AS dari wilayah Irak.

    Al-Awadi, dalam pernyataannya, menyebut koalisi internasional itu telah “menyimpang dari tugas dan mandat yang diberikan” serta hanya “membahayakan keamanan dan stabilitas di Irak”.

    AS diketahui menempatkan sekitar 2.500 tentara di wilayah Irak dan sekitar 900 tentaranya di wilayah Suriah sebagai bagian koalisi internasional yang dibentuk tahun 2014 lalu, untuk memerangi kelompok radikal Islamic State (ISIS) — yang pernah menguasai sebagian besar wilayah kedua negara itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer AS Gempur Target Terkait Iran di Wilayahnya, Suriah Berang!

    Militer AS Gempur Target Terkait Iran di Wilayahnya, Suriah Berang!

    Damaskus

    Pemerintah Suriah memberikan reaksi keras atas serangan udara yang dilancarkan militer Amerika Serikat (AS) terhadap target terkait Iran di negara tersebut. Damaskus mengecam serangan Washington itu sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), rentetan serangan yang dilancarkan militer AS ke wilayah Suriah, juga Irak, pada Jumat (2/2) waktu setempat dimaksudkan untuk merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu.

    Militer AS melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di sejumlah lokasi di wilayah Irak dan Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Suriah, dalam pernyataannya, menyebut serangan AS itu telah “memperparah konflik di Timur Tengah dengan cara yang sangat berbahaya”.

    Disebutkan juga bahwa serangan itu menambah panjang “catatan pelanggaran kedaulatan Suriah” dan integritas wilayahnya oleh AS.

    “Mengecam pelanggaran terang-terangan Amerika ini dan dengan tegas menolak semua dalih dan kebohongan yang digunakan pemerintah Amerika untuk membenarkan serangan ini,” tegas Kementerian Luar Negeri Suriah dalam tanggapannya.

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer Suriah soal jumlah warga sipil dan tentara yang tewas. Laporan kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, sebelumnya menyebut bahwa “sedikitnya 18 petempur pro-Iran tewas” di wilayah Suriah bagian timur.

    Lebih lanjut, militer Suriah mengecam pendudukan pasukan AS di wilayahnya. “Pendudukan sebagian wilayah Suriah oleh pasukan AS tidak dapat dilanjutkan,” tegas militer Suriah.

    Militer Suriah, dalam pernyataannya, juga menegaskan “tekad untuk membebaskan seluruh wilayah Suriah dari terorisme dan pendudukan”.

    AS menyalahkan kelompok milisi pro-Iran sebagai dalang atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara di Yordania. Namun Washington tidak melancarkan serangan langsung terhadap wilayah Iran, dengan kedua negara tampaknya sama-sama ingin menghindari perang besar-besaran.

    AS diketahui menempatkan sekitar 900 tentaranya di wilayah Suriah dan sekitar 2.500 tentara di wilayah Irak sebagai bagian koalisi internasional melawan kelompok radikal Islamic State (ISIS) — yang pernah menguasai sebagian besar wilayah kedua negara itu satu dekade lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tak Hanya Serang Irak-Suriah, AS Beri Sanksi Baru ke Pejabat Militer Iran

    Tak Hanya Serang Irak-Suriah, AS Beri Sanksi Baru ke Pejabat Militer Iran

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menjatuhkan rentetan sanksi terbaru untuk para pejabat Garda Revolusi Iran. Penjatuhan sanksi itu bertepatan dengan serangan udara yang dilancarkan militer Washington terhadap target-target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah.

    Rentetan serangan itu merupakan merespons atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu. Washington menganggap kelompok milisi pro-Iran yang ada di Irak dan Suriah sebagai dalang di balik serangan mematikan tersebut.

    Departemen Keuangan AS, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap enam pejabat pada komando siber-elektronik Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) terkait aktivitas mereka menargetkan infrastruktur penting.

    Dalam pemberitahuan terpisah, Departemen Keuangan AS menyatakan pihaknya juga menjatuhkan sanksi terhadap jaringan pemasok yang menyediakan “bahan dan teknologi sensitif untuk program rudal balistik dan kendaraan udara tak berawak (UAV) Iran”.

    Dalam langkah ketiga, para jaksa AS mengumumkan mereka telah menyita dana sebesar US$ 108 juta yang digunakan dalam skema pencucian uang terkait minyak untuk mendanai Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran.

    Militer AS melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Presiden Joe Biden, saat berbicara usai serangan dilancarkan, memperingatkan bahwa respons AS akan “terus berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih”.

    Departemen Keuangan AS, saat menjatuhkan sanksi terbaru pada Jumat (2/2) waktu setempat, menyebut para pelaku siber yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran baru-baru ini meretas dan memposting gambar di layar pengontrol yang diproduksi oleh perusahaan Israel, Unitronics.

    “Akses tidak sah terhadap sistem infrastruktur penting dapat memungkinkan tindakan yang merugikan masyarakat dan menyebabkan konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan,” sebut Departemen Keuangan AS dalam pernyataannya.

    Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menambahkan bahwa “para pelaku menggunakan kredensial default untuk menampilkan pesan anti-Israel” pada interface layar pengontrol tersebut.

    Secara terpisah, AS menjatuhkan sanksi terhadap empat entitas yang berbasis di Iran dan Hong Kong, dengan menyebut mereka “beroperasi sebagai entitas pengadaan rahasia” bagi individu-individu yang secara aktif mendukung organisasi militer Iran, seperti Garda Revolusi Iran.

    Target lainnya adalah Perusahaan Minyak dan Petroleum China yang berbasis di Hong Kong, yang diduga terlibat dalam penjualan “komoditas Iran senilai ratusan juta dolar” untuk kepentingan Pasukan Quds — sayap operasi luar negeri pada Garda Revolusi Iran.

    Dakwaan terorisme, penghindaran sanksi, penipuan dan pencucian uang diungkapkan jaksa AS di New York terhadap tujuh tokoh kunci dalam jaringan pencucian uang terkait minyak tersebut.

    “Dakwaan hari ini menunjukkan bagaimana, seperti yang dituduhkan, pasukan Quds IRGC membangun jaringan internasional yang luas yang terdiri atas perusahaan-perusahaan terdepan untuk mencuci minyak Iran yang dikenai sanksi dengan menggunakan kebohongan, pemalsuan, dan ancaman kekerasan,” sebut jaksa AS Damian Williams dalam pernyataannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini