Negara: Iran

  • Pengusaha Was-was Perlambatan Aktivitas Logistik per Juni Terus Berlanjut

    Pengusaha Was-was Perlambatan Aktivitas Logistik per Juni Terus Berlanjut

    Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas logistik menunjukkan perlambatan per Juni 2025 yang tercermin dalam data penurunan jumlah angkutan barang pada seluruh moda transportasi.

    Pada sisa tahun ini,  Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Trismawan Sanjaya menuturkan bahwa aktivitas yang lebih rendah dan menunjukkan kontraksi bulanan tersebut sebagai dampak banyaknya hari libur di bulan tersebut. 

    Belum lagi, kondisi global yang terjadi sepanjang Juni, seperti perang Israel—Iran dan ketidakpastian tarif Trump, sedikit banyak memberikan kekhawatiran industri.

    “Ada Hari Kesaktian Pancasila, libur Hari Raya Iduladha, dan libur Tahun Baru Hijriah. Juga dipengaruhi geopolitik global dengan pecah perang Iran-Israel sekitar tanggal 13 Juni 2025,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (4/8/2025). 

    Selain itu, Trismawan menyampaikan situasi dalam negeri juga diramaikan oleh aksi penolakan zero over dimension over load/ODOL yang dilakukan beberapa himpunan pengemudi/driver angkutan barang di beberapa wilayah di mana mengganggu aktivitas distribusi barang tertentu. 

    Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) penurunan aktivitas pengangkutan barang kompak terjadi pada periode bulanan atau month to month (MtM), baik pada angkutan udara domestik, laut, dan kereta. Masing-masing kontraksi sebesar 3,80%, 4,82%, dan 8,30%.  

    Bahkan, jumlah pengangkutan barang di bandara dan pelabuhan utama terpantau mengalami penurunan. Di mana jumlah barang angkutan udara domestik di Bandara Soekarno Hatta turun dari 19.900 ton pada Mei 2025 menjadi 18.400 ton pada Juni 2025 atau kontraksi sebesar 7,54% MtM.

    Jumlah barang yang diangkut dengan moda angkutan laut dalam negeri di Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami kontraksi hingga 9,09% MtM. Sebelumnya pada Mei 2025 jumlahnya mencapai 1,45 juta ton, pada Juni menjadi 1,32 juta ton. Secara tahunan pun jumlahnya turun 0,15%.

    Trismawan lebih lanjut mengkhawatirkan ke depannya aktivitas berpotensi lesu karena pelemahan daya beli masyarakat dan sejalan dengan industri manufaktur yang masih lesu pada Juli 2025. Tercermin dari purchasing manager index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di level kontraksi, yakni 49,2 pada Juli 2025. 

    Bahkan kontraksi tersebut (level di bawah 50) telah terjadi dalam empat bulan terakhir atau sejak April 2025 lalu. 

    Trismawan juga memandang bahwa daya beli masyarakat atas produk industri manufaktur yang mengalami penurunan karena masih terdampak berkurangnya kesempatan kerja bagi tenaga produktif turut mempengaruhi aktivitas logistik. 

    “Fokus konsumsi masyarakat saat ini pada kebutuhan primer yaitu makanan dan pakaian,” jelasnya. 

  • Unjuk Rasa di Sydney Dapat Tanggapan dari Israel-Warga Gaza

    Unjuk Rasa di Sydney Dapat Tanggapan dari Israel-Warga Gaza

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir.

    Kami mengawali laporan Senin, 4 Agustus 2025 ini dengan berita dari Sydney, Australia

    Dukungan Palestina dari Sydney

    Lebih dari seratus ribu orang turun ke jalanan kota Sydney, kemudian melintasi Sydney Harbour Bridge yang ikonik untuk menunjukkan dukungan terhadap Palestina.

    Jumlah warga Sydney yang turun ke jalan melebihi perkiraan pihak penyelenggara, yakni Palestine Action Group, hingga menjadi sorotan media-media internasional, termasuk Israel.

    Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar mengkritik unjuk rasa, yang mengunggahnya di X dengan foto salah satu pengunjuk rasa yang membawa foto pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Unjuk rasa besar juga digelar di Melbourne yang mengkritik pemerintah Australia karena tidak berbuat lebih banyak untuk mengakhiri serangan Israel ke Gaza, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

    “Kami di sini untuk mendesak pemerintah agar memberikan sanksi kepada Israel. Itulah tujuan inti dari demonstrasi ini,” ujar Nour Salman, salah satu pemimpin pengunjuk rasa.

    Sebuah gunung Rusia meletus

    Sebuah gunung berapi di Semenanjung Kamchatka, Rusia timur jauh, meletus untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun, hanya beberapa hari setelah gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang wilayah tersebut.

    Guncangan ini memicu peringatan tsunami hingga Polinesia Prancis dan Chili.

    Seorang juru bicara Tim Tanggap Erupsi Gunung Berapi Kamchatka mengatakan letusan tersebut mungkin terhubung dengan gempa bumi minggu lalu.

    Gunung berapi Krasheninnikov menyemburkan abu setinggi 6 kilometer ke langit, menurut staf di Cagar Alam Kronotsky, tempat gunung berapi tersebut berada.

    Pekerja tambang Chili terjebak reruntuhan

    Lima pekerja tambang tembaga El Teniente di Chili yang terjebak dalam reruntuhan pekan lalu ditemukan tewas.

    Hal ini diungkapkan perusahaan tambang Codelco pada hari Minggu, yang juga berjanji untuk menyelidiki penyebab keruntuhan dan meningkatkan langkah-langkah keselamatan.

    Total korban tewas mencapai enam orang, termasuk satu orang yang meninggal saat kecelakaan terjadi pada Kamis malam, 70 jam sebelum pekerja terakhir yang terjebak ditemukan.

    Chairman Codelco, Maximo Pacheco, mengatakan perusahaannya akan mengumpulkan pakar internasional untuk menyelidiki penyebabnya dan menentukan “kesalahan apa yang telah kami perbuat.”

    Pria tewas di konser Oasis

    Seorang pria berusia 40-an meninggal dunia setelah terjatuh di konser Oasis di Stadion Wembley, London.

    Band tersebut mengatakan anggotanya “terkejut dan sedih” setelah pria tersebut, yang diyakini duduk di tingkat atas, terjatuh hingga tewas saat konser.

    Kepolisian Metropolitan London mengatakan petugas dan paramedis menanggapi laporan tentang seorang penonton yang terluka “dengan cedera yang konsisten dengan jatuh.”

    “Kami terkejut dan sedih mendengar kematian tragis seorang penggemar di konser tadi malam,” bunyi pernyataan Oasis.

  • Iran Bentuk Dewan Pertahanan Baru Buntut Perang dengan Israel

    Iran Bentuk Dewan Pertahanan Baru Buntut Perang dengan Israel

    Teheran

    Otoritas Iran mengumumkan pembentukan Dewan Pertahanan Nasional yang baru, menyusul perang sengit selama 12 hari dengan Israel yang diakhiri gencatan senjata pada Juni lalu. Apa fungsi badan pertahanan terbaru itu?

    Laporan media pemerintah Iran, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (4/8/2025), dewan pertahanan yang baru itu akan bertugas meninjau strategi pertahanan dan meningkatkan kemampuan militer negara tersebut.

    Pembentukan dewan pertahanan baru itu diumumkan oleh Sekretariat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Minggu (3/8) waktu setempat.

    “Badan pertahanan baru ini akan meninjau rencana pertahanan dan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Iran secara terpusat,” demikian pernyataan Sekretariat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, seperti dikutip media pemerintah Teheran.

    Dewan Pertahanan Nasional ini akan dipimpin langsung oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dan disebut akan menyatukan para pemimpin senior dari seluruh jajaran pemerintahan dan militer Iran.

    Para anggotanya akan mencakup para kepala tiga cabang pemerintahan, termasuk ketua parlemen dan kepala otoritas kehakiman, kemudian para komandan senior Angkatan Bersenjata Iran, dan menteri-menteri dari sejumlah kementerian terkait.

    Pembentukan dewan pertahanan yang baru ini telah disetujui oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, yang merupakan badan keamanan tertinggi Iran, berdasarkan pasal 176 konstitusi negara tersebut.

    Pengumuman pembentukan Dewan Pertahanan Nasional ini disampaikan setelah panglima tertinggi militer Iran, Amir Hatami, memperingatkan pada Minggu (3/8) waktu setempat bahwa ancaman dari Israel masih ada dan tidak boleh diremehkan.

    “Ancaman 1 persen harus dianggap sebagai ancaman 100 persen. Kita tidak boleh meremehkan musuh dan menganggap ancaman mereka sudah berakhir,” tegas Hatami dalam peringatannya seperti dikutip kantor berita IRNA.

    Dia menambahkan bahwa kekuatan rudal dan drone Iran “tetap siaga dan siap beroperasi”.

    Pada Juni lalu, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap target militer dan nuklir di wilayah Iran, dalam apa yang disebut perang 12 hari. Amerika Serikat (AS) turut terlibat dengan melakukan pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap tiga fasilitas nuklir Teheran.

    Iran merespons pengeboman itu dengan gelombang serangan drone dan rudal terhadap Israel dan target militer AS di Timur Tengah.

    Perang melawan Israel itu disebut sebagai tantangan militer paling akut bagi Iran sejak negara itu terlibat perang dengan Irak pada tahun 1980-an silam.

    Bulan lalu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa negaranya akan menyerang Iran lagi jika terancam.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Harga Minyak Dunia Turun Imbas Target Produksi Dikerek

    Harga Minyak Dunia Turun Imbas Target Produksi Dikerek

    Jakarta

    Harga minyak dunia merosot pada awal perdagangan Asia pagi ini. Penurunan ini terjadi usai negara-negara penghasil minyak terbesar dunia, OPEC+ akan menaikkan produksi minyak pada September.

    Dikutip dari CNBC, Senin (4/8/2025), harga minyak mentah Brent turun 43 sen, atau 0,62%, menjadi US$ 69,24 per barel pada pukul 22.18 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di level US$ 66,94 per barel, turun 39 sen, atau 0,58%.

    Kenaikan produksi minyak yang disepakati OPEC+ sebesar 547.000 barel per hari untuk bulan September. Ini dinilai menjadi langkah terbaru dalam serangkaian percepatan kenaikan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar di tengah meningkatnya kekhawatiran atas potensi gangguan pasokan dunia.

    Keputusan itu diambil usai beberapa anggota OPEC+ mengadakan pertemuan virtual singkat di tengah meningkatnya tekanan AS terhadap India untuk menghentikan pembelian minyak Rusia. Adapun anggota OPEC+ terdiri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, Iran, Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, Kongo, Guinea Ekuatorial, Gabon, dan Venezuela.

    Namun dalam pertemuan terbaru ini hanya dihadiri oleh delapan anggota. Untuk diketahui, anggota OPEC+ adalah negara yang memproduksi sekitar separuh minyak dunia. Mereka sempat memangkas produksi selama beberapa tahun untuk menopang harga minyak.

    Beberapa bulan belakangan, negara OPEC+ telah meningkatkan produksi pada bulan April dengan kenaikan moderat sebesar 138.000 barel per hari. Kemudian diikuti oleh kenaikan yang lebih besar dari yang direncanakan sebesar 411.000 barel per hari pada bulan Mei, Juni, dan Juli, lalu 548.000 barel per hari pada bulan Agustus, dan sekarang 547.000 barel per hari untuk bulan September.

    Anggota OPEC+ akan dijadwalkan bertemu kembali pada 7 September. Sebanyak dua sumber menyebut, ada potensi akan dilakukannya pemangkasan produksi minyak dengan total sekitar 1,65 juta barel per hari. Pemangkasan tersebut saat ini berlaku hingga akhir tahun depan.

    (ada/ara)

  • 3 Jalan Terpanjang di Dunia, Ada yang Nyambung 100% Ujung ke Ujung

    3 Jalan Terpanjang di Dunia, Ada yang Nyambung 100% Ujung ke Ujung

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di muka Bumi, ternyata memiliki beberapa jalanan yang sangat panjang. Bahkan ada yang panjangnya membentang dari ujung Benua ke ujung lainnya.

    Berikut tiga jalanan terpanjang di dunia, dirangkum dari IFL Science, Sabtu (2/8/2025):

    1. Pan-America Highway

    Jalan raya ini memegang rekor dengan panjang mencapai 30 ribu kilometer. Jalanan terbentang dari Alaska hingga mencapai Argentina di sebelah selatan.

    Sebenarnya hingga kini pembangunan Pan-America Highway tak pernah selesai. Jalanan tersebut dibuat visinya pertama kali pada 1923 dan setahun kemudian promosi dilakukan pejabat AS kepada 37 delegasi Amerika Latin di Washigtin DC.

    Kemudian 50 tahun berlalu tidak ada kemajuan berarti. Pada awal 1970, Presiden Nixon mengklaim jalanan lintas benua itu akan segera selesai.

    Faktanya hingga kini belum terhubung seluruhnya. Pada Celah Derien sepanjang 160 km yang menghubungkan Panama dan Kolombia masih tertutupi hutan lebat dan hujan musiman, tidak ada jalan sama sekali.

    Terdapat desakan untuk meneruskannya. Namun ditentang keras pegiat lingkungan karena bisa membahayakan keanekaragaman hayati dan masyarakat wilayah itu.

    2. Asian Highway 1

    Di Asia juga terdapat jalanan terpanjang mencapai 20.557 km. Jalanan tersebut berada di Tokyo hingga perbatasan Turki-Bulgaria, melewati sejumlah wilayah yakni Korea, China, Asia Tenggara, Bangladesh, India, Pakistan dan Iran.

    Namun kembali jalanan itu masih terpotong, yakni lebih dari 942 kilometer laut memisahkan Jepang dan Korea Selatan. Selain itu banyak warga sipil yang tidak mungkin melintas di Zona Demiliterisasi antara Korea Selatan dan Korea Utara.

    3. Highway 1 Australia

    Terakhir adalah jalanan di Australia yang 100% mengitari tepi luar seluruh benua. Berbeda dengan dua jalan lainnya, Highway 1 Australia tersambung 100%.

    Panjang jalanan ini mencapai 14.500 kilometer dan memegang rekor dunia untuk jalanan terpanjang berkesinambungan.

    Sebuah kelompok bernama Highway 1 to Hell pernah menyelesaikan rute ini selama 5 hari, 13 jam dan 43 menit.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kala Trump dan Eks Presiden Rusia Saling Ancam Kerahkan Nuklir

    Kala Trump dan Eks Presiden Rusia Saling Ancam Kerahkan Nuklir

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan perintah pengerahan dua kapal selam nuklir pada Jumat (1/8) waktu setempat. Trump menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “pernyataan yang sangat provokatif” dari eks presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.

    Trump mengumumkan pengerahan kapal selam nuklir itu dalam sebuah unggahan pada Jumat (1/8) di platform Truth Social miliknya. Ia tidak merinci secara spesifik ke mana kapal selam tersebut akan ditempatkan atau kemampuan apa yang dimiliki kapal selam tersebut.

    “Berdasarkan pernyataan yang sangat provokatif dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua Kapal Selam Nuklir untuk ditempatkan di wilayah yang sesuai, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu,” tulis Trump.

    “Kata-kata sangat penting, dan seringkali dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, saya harap ini tidak akan menjadi salah satunya,” tambahnya, dilansir ABC News, Sabtu (2/8/2025).

    Awal Mula

    Trump dan Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, telah berseteru di media sosial selama beberapa hari terakhir. Namun, ribut-ribut itu memanas setelah Medvedev mengatakan agar Trump mengingat bahwa Rusia memiliki kemampuan serangan nuklir era Uni Soviet sebagai pilihan terakhir.

    Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Dia kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusi (Foto: Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS)

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/8/2025), hal ini disampaikan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin itu setelah Trump meminta Medvedev untuk “berhati-hati dengan ucapannya.”

    Trump, dalam sebuah unggahan di media sosial Truth miliknya, mengkritik tajam Medvedev. Ini disampaikan Trump setelah Medvedev mengatakan bahwa ancaman Trump untuk menjatuhkan tarif hukuman kepada Rusia dan para pembeli minyaknya adalah “permainan ultimatum”, dan selangkah lebih dekat menuju perang antara Rusia dan Amerika Serikat.

    “Beri tahu Medvedev, mantan Presiden Rusia yang gagal, yang merasa dirinya masih Presiden, untuk berhati-hati dengan ucapannya. Dia memasuki wilayah yang sangat berbahaya!” tulis Trump, dalam peringatannya kepada Medvedev, dilansir kantor berita Reuters.

    Sebelumnya pada 29 Juli, Trump mengatakan Rusia memiliki “10 hari dari hari ini” untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina atau akan dikenakan tarif, bersama dengan para pembeli minyaknya. Moskow, yang telah menetapkan persyaratan perdamaiannya sendiri, sejauh ini belum mengindikasikan akan mematuhi tenggat waktu Trump.

    Pernyataan Trump itu ditanggapi keras oleh Medvedev. “Trump sedang memainkan permainan ultimatum dengan Rusia: 50 hari atau 10 hari… Dia harus ingat 2 hal: 1. Rusia bukanlah Israel atau bahkan Iran. 2. Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri,” tulis Medvedev di media sosial X awal pekan lalu.

    Kemudian dalam postingannya pada hari Kamis (31/7) waktu AS, Trump mengatakan ia tidak peduli apa yang dilakukan India — salah satu pembeli minyak terbesar Rusia bersama China — terhadap Rusia.

    “Mereka bisa bersama-sama menghancurkan ekonomi mereka yang mati, terserah saya. Kita hanya berbisnis sedikit dengan India, tarif mereka terlalu tinggi, termasuk yang tertinggi di dunia. Demikian pula, Rusia dan AS hampir tidak berbisnis bersama. Mari kita pertahankan seperti itu,” ujarnya.

    Medvedev pun merespons dengan mengatakan bahwa pernyataan Trump tersebut menunjukkan bahwa Rusia harus melanjutkan kebijakannya saat ini.

    “Jika beberapa kata dari mantan presiden Rusia memicu reaksi gugup seperti itu dari presiden Amerika Serikat yang berwibawa, maka Rusia melakukan segalanya dengan benar dan akan terus berjalan di jalurnya sendiri,” kata Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.

    Trump seharusnya ingat, katanya, “betapa berbahayanya ‘Tangan Mati’ yang legendaris itu,” sebuah referensi terhadap sistem komando semi-otomatis rahasia Rusia yang dirancang untuk meluncurkan rudal nuklir Moskow, jika kepemimpinannya telah dilumpuhkan dalam serangan pemenggalan kepala oleh musuh.

    Menanggapi pernyataan Medvedev, Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pengerahan dua kapal selam nuklir ke “wilayah yang sesuai”. Trump menyebut langkah ini sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya “pernyataan yang sangat provokatif” dari Medvedev.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/idh)

  • Megawati buka pidato di Kongres PDIP singgung ancaman Selat Hormuz

    Megawati buka pidato di Kongres PDIP singgung ancaman Selat Hormuz

    Jakarta (ANTARA) – ​​​​​Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membuka pidato politik dalam Kongres Ke-6 PDIP dengan menyinggung ancaman wacana penutupan Selat Hormuz, Timur Tengah.

    Dia mengatakan bahwa para kader PDIP mesti pintar dan tidak berpikiran pendek terkait masalah global. Karena, kata dia, masalah di wilayah lain juga bisa berdampak pada Indonesia.

    “Karena kalau Selat Hormuz ditutup, itu kita kena dampaknya, harga minyak bisa naik,” kata Megawati di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali. Sabtu.

    Menurut dia, kondisi di Timur Tengah masih mengkhawatirkan, setelah dia mengamati adanya gempuran oleh Israel terhadap Iran.

    Dia mengatakan bahwa kader PDIP perlu memahami cara berpolitik Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, di mana sosok tersebut keluar masuk penjara, hingga seolah-olah dibuang karena politik.

    Menurut dia, Bung Karno berpolitik karena memiliki ide dan idealisme agar Bangsa Indonesia bisa menjadi negara merdeka dan berdaulat.

    Adapun Megawati mengisi pidato politik di hadapan sekitar 3.200 kader PDIP yang terdiri dari pimpinan DPC, DPD, hingga DPP PDIP. Dia berpidato setelah didampingi naik ke atas panggung oleh putranya, yakni Prananda Prabowo.

    Megawati pun tiba di lokasi sekitar pukul 13.25 WITA, bersama Prananda dan Puan Maharani. Pidato politik Megawati itu pun akan menjadi penutupan agenda kongres yang telah digelar sejak Jumat (2/8).

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Negara Kaya Minyak Dihantam Krisis Air, Ibu Kota di Ambang “Hari Nol”

    Negara Kaya Minyak Dihantam Krisis Air, Ibu Kota di Ambang “Hari Nol”

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ibu kota Iran, Teheran, tengah berada di ambang krisis besar. Para ahli memperingatkan bahwa kota berpenduduk sekitar 10 juta jiwa ini bisa menghadapi “hari nol”, yakni kondisi di mana pasokan air benar-benar habis, hanya dalam hitungan minggu.

    Kondisi kekeringan ekstrem yang jantung negara Iran mulai terlihat dari debit air di waduk utama yang menyusut drastis, tekanan air dikurangi hampir separuh, dan distribusi air bahkan harus dilakukan lewat truk tangki.

    “Jika kita tidak mengambil keputusan mendesak hari ini, kita akan menghadapi situasi di masa depan yang tidak dapat diselesaikan,” ujar Presiden Iran Masoud Pezeshkian dalam rapat kabinet, Senin (28/7/2025), seperti dikutip CNN International.

    Direktur Institut PBB untuk Air, Lingkungan, dan Kesehatan, Kaveh Madani, menyebut krisis kali ini sebagai ancaman nyata terhadap kelangsungan hidup ibu kota Iran.

    “Kita sedang membicarakan kemungkinan hari nol dalam beberapa minggu,” ungkap Madani, yang juga pernah menjabat sebagai wakil kepala Departemen Lingkungan Hidup Iran.

    Menurutnya, Teheran belum pernah mengalami situasi darurat air seperti ini sebelumnya. Kini, sebagian warga yang tinggal di gedung bertingkat tinggi bahkan tidak lagi mendapatkan pasokan air. Pemerintah telah memperingatkan bahwa jika konsumsi tidak ditekan, kota ini akan benar-benar kehabisan air.

    Pemerintah pun mengambil langkah darurat. Gubernur Provinsi Teheran Mohammad Sadegh Motamedian mengatakan bahwa sekitar 80% rumah tangga terdampak oleh penurunan tekanan air.

    Sementara itu, juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani menyatakan pemerintah sedang mempertimbangkan libur massal selama seminggu agar warga meninggalkan kota dan menurunkan konsumsi air.

    Krisis ini dipicu oleh sejumlah faktor. Selain lima tahun berturut-turut dilanda kekeringan, Iran juga mengalami pengelolaan air yang buruk selama beberapa dekade.

    “Aktivitas manusia, termasuk pemompaan air tanah yang berlebihan dan praktik pertanian yang tidak efisien, telah membawa wilayah ini menuju apa yang hanya bisa digambarkan sebagai kebangkrutan air,” jelas Amir AghaKouchak, profesor teknik sipil dan ilmu kebumian di University of California, Irvine.

    Madani menambahkan bahwa situasi saat ini sudah lebih dari sekadar krisis. “Ini adalah kebangkrutan air… beberapa kerusakan tidak dapat dipulihkan.”

    Data dari Perusahaan Air Regional Teheran menunjukkan bahwa kapasitas waduk yang memasok air ke ibu kota kini hanya tinggal 21%. Di sisi lain, Menteri Energi Iran Abbas Aliabadi mengungkapkan bahwa 30 dari 31 provinsi di negara itu saat ini mengalami tekanan air. Ketika ditanya soal kemungkinan penjatahan, ia hanya mengatakan, “Saya harap ini tidak terjadi.”

    Suhu ekstrem juga memperburuk kondisi. Menurut ahli iklim Maximiliano Herrera, Iran hampir selalu berada dalam status rekor panas, dengan suhu yang melonjak hingga lebih dari 50°C di beberapa wilayah.

    Para pakar menilai solusi teknis seperti desalinasi atau daur ulang air hanya bisa mengatasi gejala sementara. Madani mendorong reformasi struktural, termasuk peralihan dari pertanian boros air menuju sektor jasa dan industri yang lebih efisien. Namun, menurutnya, reformasi semacam ini tidak realistis di bawah pemerintahan saat ini dan di tengah tekanan sanksi internasional.

    “Krisis air Iran tidak dapat dipisahkan dari krisis tata kelola yang lebih luas,” tegas AghaKouchak.

    Kini, harapan utama tinggal tertuju pada musim gugur. “Jika Teheran bertahan hingga akhir September, maka ada harapan untuk menghindari hari nol,” pungkas Madani.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran di Ambang Krisis Air!

    Iran di Ambang Krisis Air!

    Jakarta

    Iran menghadapi ancaman kekurangan air parah menjelang musim gugur. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memperingatkan bahwa penggunaan air yang berlebihan dapat membuat Teheran mengalami krisis air serius pada September atau Oktober mendatang.

    “Iran berulang kali mengalami krisis listrik, gas, dan air saat puncak permintaan akibat pengelolaan sumber daya yang buruk serta konsumsi yang berlebihan,” kata Pezeshkian, dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).

    Ia mengingatkan bahwa jika pemerintah gagal mengelola konsumsi dan masyarakat tidak mau bekerja sama, maka waduk-waduk di Teheran bisa benar-benar mengering dalam waktu dekat.

    “Di Teheran, jika kita tidak bisa mengelola dan masyarakat tidak mau bekerja sama mengendalikan konsumsi, maka pada September atau Oktober nanti, waduk-waduk tidak akan lagi memiliki air,” ujarnya.

    Kepala Organisasi Perlindungan Lingkungan, Sheena Ansari, menyatakan bahwa negara di Timur Tengah itu telah mengalami kekeringan selama lima tahun terakhir. Data dari Badan Meteorologi Iran menunjukkan bahwa curah hujan mengalami penurunan hingga 40% dalam empat bulan terakhir dibandingkan rata-rata jangka panjang.

    “Mengabaikan pembangunan berkelanjutan membuat kita kini menghadapi banyak masalah lingkungan, seperti krisis air,” ungkap Ansari kepada media pemerintah.

    Krisis air yang memburuk ini diperparah oleh konsumsi yang tidak terkendali. Kepala Perusahaan Air dan Limbah Provinsi Teheran, Mohsen Ardakani, menyebut bahwa 70% warga Teheran mengonsumsi air lebih dari batas standar 130 liter per hari.

    Selain air, pengelolaan sumber daya alam seperti gas alam juga menjadi masalah kronis bagi pemerintah Iran. Pezeshkian menyatakan bahwa solusi dari persoalan ini membutuhkan reformasi besar, terutama di sektor pertanian yang menghabiskan hingga 80% dari total konsumsi air nasional.

    Meski tekanan krisis meningkat, pemerintah justru mengusulkan kebijakan libur rutin pada musim panas untuk mengurangi aktivitas warga. Namun, Presiden Pezeshkian menolak ide tersebut.

    “Menutup aktivitas hanyalah upaya menutupi masalah, bukan solusi untuk krisis air,” tegasnya, merespons usulan pemberlakuan libur setiap hari Rabu atau libur seminggu penuh selama musim panas.

    Sebagai catatan, pada musim panas 2021, Iran sempat diguncang aksi protes besar-besaran di wilayah barat daya akibat krisis air. Pemerintah saat itu menuai gelombang kritik karena dianggap gagal mengatasi kekeringan yang terus berulang.

    Lihat juga Video: BMKG Soroti Krisis Air, Sebut Restorasi Sungai Jadi Solusi

    (ily/rrd)

  • Iran Potong Tangan 3 Terpidana Pencurian

    Iran Potong Tangan 3 Terpidana Pencurian

    Teheran

    Otoritas Iran melaksanakan hukuman potong tangan terhadap tiga terpidana pencurian. Ini menjadi hukuman yang tergolong jarang dijatuhkan di Iran, terutama kepada para pelaku kejahatan yang telah berulang kali melakukan aksi kriminal.

    Otoritas kehakiman Iran, seperti dilansir AFP, Jumat (1/8/2025), mengumumkan bahwa hukuman potong tangan terhadap tiga terpidana pencurian itu telah dilaksanakan di wilayah Provinsi Azerbaijan Barat, Iran bagian barat laut.

    “Hukuman potong tangan untuk tiga pencuri profesional, dengan riwayat pencurian berulang kali, telah dilaksanakan di Provinsi Azerbaijan Barat,” demikian seperti dilaporkan oleh kantor berita Mizan Online, yang dikelola oleh otoritas kehakiman Iran.

    Laporan tersebut hanya memberikan sedikit informasi detail soal tindak pencurian yang dilakukan ketiga terpidana. Namun disebutkan bahwa ketiga terpidana pencurian itu ditangkap sejak beberapa tahun lalu dan “memiliki lebih dari 40 penggugat swasta di empat provinsi”.

    Mizan Online dalam laporannya menyebut hukuman potong tangan itu dilaksanakan setelah pengadilan tinggi Iran memperkuat hukuman yang dijatuhkan pengadilan lebih rendah terhadap ketiga terpidana pencurian.

    Disebutkan juga bahwa ketiga terpidana tidak kooperatif dalam “banyak” upaya negosiasi untuk pengembalian barang-barang curian — sebagian besar berupa perhiasan emas — yang akan memungkinkan mereka “mendapatkan keringanan hukuman dan penyesalan”.

    Aturan hukum pidana berbasis syariat, yang diberlakukan di Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979 silam, menetapkan hukuman potong tangan untuk pelanggaran pidana tertentu.

    Hukuman semacam itu masih diberlakukan oleh Iran, meskipun ada kecaman dari kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) yang menyebutnya “kejam” dan “tidak manusiawi”.

    Bulan lalu, otoritas Teheran melaksanakan hukuman potong tangan terhadap dua pria yang telah berulang kali dihukum atas tindak pidana pencurian.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)