Negara: Iran

  • Serangan Houthi Ancam Laut Merah, Pengerahan Kapal Induk AS Diperpanjang

    Serangan Houthi Ancam Laut Merah, Pengerahan Kapal Induk AS Diperpanjang

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin memerintahkan perpanjangan masa pengerahan kapal induk Dwight D Eisenhower, yang telah dikerahkan ke kawasan Timur Tengah selama lebih dari tujuh bulan terakhir.

    Kapal induk AS itu selama berbulan-bulan menjalankan misi mencegah kelompok Houthi, yang didukung Iran, menyerang kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah dan sekitarnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (7/6/2024), seorang pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa kapal bertenaga nuklir yang juga disebut sebagai “Ike” itu telah diperpanjang pengerahannya untuk tambahan satu bulan lagi.

    Langkah ini diambil di tengah semakin meningkatnya serangan Houthi di perairan strategis tersebut.

    Kapal induk AS yang membawa Carrier Strike Group Two itu telah dikerahkan ke kawasan Timur Tengah sejak 14 Oktober tahun lalu, atau hanya beberapa hari setelah kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel.

    Serangan Hamas itu menghidupkan kembali pertempuran di wilayah, yang beberapa hari sebelumnya disebut oleh penasihat keamanan nasional utama untuk Presiden AS Joe Biden mengalami “hari yang lebih tenang dibandingkan dua dekade lalu”.

    Tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu dan rentetan pengeboman oleh Israel terhadap Jalur Gaza, kelompok Houthi mulai menargetkan kapal-kapal militer dan komersial di Laut Merah. Serangan-serangan itu menargetkan kapal-kapal yang dianggap memiliki hubungan dengan Israel.

    Namun pada praktiknya, Houthi juga menyerang beberapa kapal yang tidak memiliki hubungan dengan Israel atau sekutunya, AS. Salah satu kapal yang diserang adalah kapal yang berlayar menuju Yaman dengan membawa muatan makanan dan kapal tanker minyak yang dimiliki dan dioperasikan oleh China.

    Selain kapal induk AS itu, kelompok tempur Eisenhower juga mencakup kapal-kapal penghancur AS seperti USS Gravely dan USS Mason, serta kapal penjelajah USS Philippine Sea. Kelompok tempur AS itu juga mencakup sayap udara yang berbasis pada kapal induk Ike dan terdiri atas 6.000 personel.

    Pada Kamis (6/6) waktu setempat, militer AS mengatakan pasukannya telah menghancurkan 80 sistem udara tanpa awak (UAS) milik Houthi yang diluncurkan dari wilayah Yaman. Militer Washington juga menghancurkan dua kapal permukaan tanpa awak (USV) milik Houthi di Laut Merah.

    Selain itu, kapal-kapal koalisi AS juga menghancurkan sebuah UAS di atas Laut Merah, yang diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

    Sementara kelompok Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal balistik antikapal (ASBM) dari wilayah Yaman mengarah ke Laut Merah. Tidak ada laporan korban luka maupun kerusakan akibat serangan itu.

    Namun insiden itu menunjukkan bagaimana pertempuran terus berlanjut, meskipun AS telah mengerahkan operasi militer selama berbulan-bulan untuk mencegah Houthi melancarkan serangannya. Kelompok Houthi sebelumnya menegaskan hanya akan menghentikan serangan setelah gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza.

    Seorang pejabat pertahanan AS lainnya, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa AS telah melancarkan 51 serangan pertahanan diri terhadap target-target Houthi. Sejak November tahun lalu, menurut pejabat AS itu, Houthi telah melancarkan lebih dari 170 serangan di Laut Merah dan sekitarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Diplomat Top Iran Akui Perundingan dengan AS Berlanjut

    Diplomat Top Iran Akui Perundingan dengan AS Berlanjut

    Beirut

    Pelaksana tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Bagheri mengungkapkan bahwa pemerintahannya sedang terlibat dalam perundingan dengan musuh bebuyutannya, Amerika Serikat (AS), dengan dimediasi oleh Oman.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), pernyataan itu disampaikan oleh Bagheri saat dirinya soal isu adanya perundingan antara Teheran dan Washington saat dirinya sedang berkunjung ke Lebanon pada Senin (3/6) waktu setempat.

    “Kami selalu melanjutkan perundingan… dan itu tidak pernah berhenti,” ujar Bagheri dalam konferensi pers di Beirut.

    Iran dan AS tidak memiliki hubungan diplomatik sejak Revolusi Islam terjadi di Iran tahun 1979 silam.

    Laporan harian Inggris, Financial Times, pada Maret lalu menyebutkan bahwa Bagheri terlibat dalam pembicaraan tidak langsung dengan AS di Oman pada awal tahun 2024, dengan semakin meningkatnya ketegangan regional akibat perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

    AS merupakan sekutu dekat dan penyedia bantuan militer utama untuk Israel, sedangkan Iran mendukung kelompok Hamas yang berperang melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Bagheri tiba di Lebanon pada Senin (3/6) waktu setempat, dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak mengambil alih jabatan Menlu Iran untuk sementara setelah kematian Menlu Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter bulan lalu, yang juga menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi.

    Dijelaskan oleh Bagheri bahwa Beirut menjadi tujuan pertama untuk kunjungan luar negerinya “karena Lebanon adalah tempat lahirnya perlawanan” terhadap Israel. Iran diketahui juga mendukung kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Hizbullah yang lebih kuat secara finansial dan militer, yang merupakan sekutu Hamas, terlibat serangan lintas perbatasan dengan militer Israel yang terjadi hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Bagheri yang merupakan mantan perunding nuklir utama Iran ini, mengatakan bahwa diskusi dengan negara-negara Barat mengenai aktivitas nuklir Teheran terus berlangsung.

    Pemerintah negara-negara Barat khawatir Iran sedang berusaha mengembangkan senjata nuklir. Tuduhan itu selalu dibantah mentah-mentah oleh Teheran.

    “Kami menyarankan mereka untuk tidak melewatkan kesempatan ini lebih jauh dan memberikan kompensasi atas tindakan yang seharusnya mereka lakukan tetapi tidak mereka lakukan,” ucap Bagheri saat pertemuan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) digelar di Wina, Austria.

    Para diplomat menuturkan kepada AFP bahwa Inggris, Prancis dan Jerman akan berupaya mengecam Iran atas kurangnya kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam pertemuan dewan organisasi tersebut.

    Dalam pertemuan terakhir dewan tersebut pada Maret lalu, negara-negara Eropa menunda rencana mereka untuk mengkonfrontasi Iran karena kurangnya dukungan dari AS.

    Dari Lebanon, Bagheri dijadwalkan melanjutkan kunjungan luar negeri ke Suriah pada Selasa (4/6) waktu setempat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pertama Kali, Houthi Gempur Israel dengan Rudal Balistik

    Pertama Kali, Houthi Gempur Israel dengan Rudal Balistik

    Sanaa

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim pasukannya menargetkan posisi militer Israel di wilayah kota pelabuhan Eliat di Israel. Houthi menyebut ini menjadi momen pertama kalinya mereka menyerang posisi militer Israel dengan rudal balistik terbaru.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), juru bicara militer Houthi Yahya Saree dalam pernyataan via media sosial X mengumumkan bahwa pasukan rudal kelompok Houthi menyerang posisi militer di Eliat dengan rudal balistik terbaru buatan domestik yang diberi nama “Palestina”.

    “Menargetkan posisi militer dengan rudal balistik ‘Palestina’ yang diungkapkan hari ini untuk pertama kalinya, dan operasi tersebut telah berhasil mencapai tujuannya,” sebut Saree dalam pidato yang disiarkan televisi lokal yang berafiliasi dengan Houthi pada Senin (3/6) waktu setempat.

    “Houthi akan melanjutkan operasi militer sebagai dukungan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang tertindas, hingga agresi (Israel) berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut,” tegas Saree dalam pidatonya.

    Tidak diketahui secara jelas apakah serangan rudal Houthi itu memicu kerusakan atau korban jiwa di wilayah Israel.

    Namun laporan media-media lokal Israel, seperti dikutip kantor berita Xinhua, menyebut bahwa pasukan Israel di wilayah Eliat telah mencegat sebuah rudal balistik yang datang dari arah Laut Merah pada Senin (3/6) waktu setempat.

    Kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman dan didukung Iran ini, mulai marak melancarkan serangan rudal dan drone terhadap wilayah Israel bagian selatan dan apa yang mereka sebut sebagai kapal-kapal terkait Tel Aviv yang transit di Laut Merah sejak November tahun lalu.

    Houthi telah berulang kali menjelaskan bahwa serangan-serangannya bertujuan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, yang terus digempur Israel dalam perangnya melawan Hamas.

    Beberapa kapal dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan-serangan Houthi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Palestina Kritik Komentar Khamenei Soal Serangan Hamas ke Israel

    Palestina Kritik Komentar Khamenei Soal Serangan Hamas ke Israel

    Ramallah

    Kepresidenan Palestina mengkritik komentar pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memuji serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Khamenei menyebut serangan itu diperlukan untuk menggagalkan rencana yang didukung Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (4/6/2024), Khamenei dalam komentarnya memuji serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza. Dia bahkan menggambarkan serangan Hamas itu sebagai “hal yang dibutuhkan oleh kawasan tersebut”.

    Dalam tanggapannya, kantor kepresidenan Palestina menyebut komentar semacam itu bertujuan untuk “mengorbankan darah orang-orang Palestina” dan tidak akan mengarah pada pembentukan negara Palestina yang merdeka.

    “Rakyat Palestina telah berjuang dan berupaya selama seratus tahun, dan mereka tidak membutuhkan perang yang tidak memenuhi ambisi mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan,” tegas kantor kepresidenan Palestina dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita Palestina, WAFA News Agency.

    “Apa yang kami inginkan adalah mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, bukan kebijakan-kebijakan yang tidak memenuhi tujuan nasional Palestina,” sebut kantor kepresidenan Palestina.

    Rentetan serangan Israel telah memicu kehancuran dan banyak kematian di wilayah Jalur Gaza sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut sedikitnya 36.439 orang tewas selama delapan bulan terakhir.

    Sekitar 82.627 orang lainnya mengalami luka-luka dalam perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Operasi Banjir Al-Aqsa adalah hal yang diperlukan oleh kawasan ini. Kawasan kita membutuhkan operasi ini,” ucap Khamenei dalam komentarnya soal serangan mematikan Hamas terhadap wilayah Israel bagian selatan pada Oktober tahun lalu. Sekitar 1.200 orang dilaporkan tewas di Israel akibat serangan Hamas itu.

    “Operasi ini merupakan pukulan telak bagi rezim Zionis,” sebut Khamenei saat berbicara dalam acara memperingati 35 tahun meninggalnya pendiri Republik Islam Iran, mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini.

    Dia bahkan mengklaim bahwa serangan Hamas telah menggagalkan rencana multinasional yang didukung AS, yang bertujuan memampukan Israel untuk “mendominasi politik dan ekonomi” di kawasan Timur Tengah.

    “Skema ini telah mencapai saat-saat terakhirnya. Pada saat-saat kritis seperti itu, serangan Banjir Al-Aqsa dimulai dan telah menghancurkan semua rencana musuh,” ucap Khamenei merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu.

    Ditambahkan oleh Khamenei bahwa serangan Hamas telah menempatkan Israel pada “jalur yang hanya akan berakhir dengan pembusukan dan kehancuran”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Marak Seruan Boikot karena Gaza, Resto Amerika di Irak Diserang

    Marak Seruan Boikot karena Gaza, Resto Amerika di Irak Diserang

    Baghdad

    Puluhan pria menyerbu dan menyerang dua restoran terkait Amerika Serikat (AS) yang ada di Baghdad, ibu kota Irak, pada Senin (3/6). Penyerangan ini terjadi saat seruan untuk memboikot merek-merek AS semakin meningkat terkait perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (4/6/2024), insiden itu menjadi yang terbaru dari rentetan serangan yang menargetkan merek-merek terkait negara Barat di wilayah Irak, yang dimulai sejak pekan lalu.

    Sumber keamanan setempat mengatakan bahwa sekelompok orang, yang terdiri dari “30 pria”, menyerang cabang jaringan makanan cepat saji AS, Kentucky Fried Chicken atau KFC dan restoran Chilli House yang ada di area Jalan Palestina di Baghdad.

    Pasukan keamanan setempat melepaskan beberapa tembakan ke udara untuk membubarkan sekelompok penyerang itu, sebelum menangkap sedikitnya dua orang di antaranya.

    Menurut sumber keamanan setempat, aksi penyerangan itu menyebabkan kerusakan material, namun tidak ada laporan korban jiwa.

    Media-media lokal membagikan video-video yang menunjukkan pria-pria yang memakai penutup wajah memecahkan kaca jendela dan merusak furnitur yang ada di salah satu cabang KFC di area tersebut.

    Sebagai respons atas aksi penyerangan itu, otoritas pasukan keamanan Baghdad meningkatkan pengerahan personel ke area-area yang menjadi lokasi restoran merek AS berada.

    Pada Kamis (30/5) pekan lalu, dua granat kejut meledak di depan sebuah dealer perusahaan peralatan konstruksi AS, Caterpillar, juga di depan Cambridge Institute, yang diidentifikasi oleh warga setempat sebagai pusat belajar bahasa milik Irak.

    Sebelum itu, atau pada 26 Mei lalu, sebuah bom rakitan dilemparkan ke salah satu cabang KFC hingga memicu kerusakan ringan. Keesokan harinya, tepatnya pada malam hari, sekelompok pria bertopeng menyerbu cabang KFC lainnya dan memecahkan kaca jendela di sana.

    Duta Besar AS untuk Irak, Alina Romanowski, menyampaikan kecaman terhadap rentetan “serangan terhadap bisnis AS dan internasional” di Baghdad.

    Irak tidak mengakui negara Palestina, dan semua partai politik di negara tersebut mendukung perjuangan Palestina.

    Sesaat sebelum serangan melanda restoran terkait AS di Baghdad pada Senin (3/6) waktu setempat, kelompok Kataeb Hizbullah yang pro-Iran di Irak menyerukan warga untuk “memboikot dan mengusir” apa yang mereka kecam sebagai entitas “mata-mata” yang berafiliasi dengan “pendudukan” yang merujuk pada Israel.

    Kataeb Hizbullah, yang ditetapkan oleh Washington sebagai organisasi teroris itu, telah berulang kali menyerukan agar pasukan militer AS ditarik mundur dari Irak.

    Bulan lalu, ulama berpengaruh Irak, Moqtada Sadr, memperbarui seruan untuk menutup Kedutaan Besar AS di Baghdad “melalui cara-cara diplomatik tanpa pertumpahan darah” setelah serangan Israel menewaskan puluhan warga sipil di sebuah kamp pengungsi di Jalur Gaza.

    Sejak perang Gaza berkecamuk pada Oktober tahun lalu, gerakan boikot yang dipelopori oleh para aktivis pro-Palestina telah menargetkan merek-merek besar asal Barat, seperti Starbucks dan McDonald’s.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • AS-Arab Saudi di Ambang Perjanjian Bersejarah, Untungkan Palestina

    AS-Arab Saudi di Ambang Perjanjian Bersejarah, Untungkan Palestina

    Washington DC

    Utusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk Arab Saudi mengungkapkan bahwa Washington dan Riyadh kini berada di ambang perjanjian bersejarah, yang jika tercapai, akan menjadi jalan menuju negara Palestina, serta terbentuknya hubungan diplomatik antara Saudi dan Israel.

    “Kita cenderung menggunakan kata bersejarah secara berlebihan, namun menurut saya, secara keseluruhan, paket perjanjian ini benar-benar bersejarah,” ucap Duta Besar AS untuk Saudi, Michael Ratney, dalam wawancara dengan media lokal Saudi, Arab News, dan dilansir Al Arabiya, Selasa (4/6/2024).

    “Tapi sebagai bagian dari hal tersebut, ada peran dari Palestina. Saudi telah memperjelas bahwa hal itu merupakan persyaratan mereka dan kami juga memiliki harapan-harapan… harus ada jalan ke depan bagi Palestina untuk menjadi negara,” sebut Ratney.

    Lebih lanjut, Ratney menyebut perjanjian bersejarah itu akan meningkatkan kemitraan keamanan dan hubungan ekonomi kedua negara, serta memberikan manfaat bagi Palestina.

    Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah sejak lama berusaha menjadi perantara untuk perjanjian penting ini. Pada Oktober tahun lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengunjungi Riyadh untuk membahas rencana konkret bagi normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel.

    Serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu membuat pembicaraan normalisasi sempat terhenti, dan sejak itu telah dilanjutkan kembali. Namun rincian soal perjanjian itu telah sedikit berubah dan Israel kini menjadi hambatan utama.

    Riyadh telah dan selalu menegaskan bahwa negara Palestina tetap menjadi kunci dalam perjanjian tersebut.

    Sama pentingnya dengan negara Palestina adalah perjanjian atau pakta keamanan antara AS dan Saudi, serta kerja sama dalam program nuklir sipil Saudi dan perjanjian-perjanjian ekonomi lainnya.

    Saksikan juga ‘Saat Arab Saudi Dorong Solusi Dua Negara untuk Penyelesaian Konflik di Gaza’:

    Para pejabat yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Al Arabiya baru-baru ini bahwa pemerintahan Biden akan mencabut pembekuan penjualan senjata ofensif ke Saudi dalam beberapa pekan mendatang.

    Di bawah kepemimpinan Biden, AS awalnya menargetkan negara-negara Teluk dengan beberapa tindakan kebijakan luar negeri. Hal ini termasuk mencabut label teror dari kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman, meskipun ada pertentangan kuat dari sekutu tradisional Teluk dan Arab, dan membekukan apa yang disebut penjualan senjata “ofensif”.

    Ratney, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa pembicaraan soal perjanjian yang diratifikasi Senat AS antara Washington dan Riyadh akan menjadikannya perjanjian formal yang tidak bergantung pada pemerintahan AS tertentu.

    “Itu akan menjadi perjanjian yang bertahan lama, bukan antara otoritas atau pemerintahan, tapi antara dua negara. Dan itu membawa kepastian: hal itu membawa kepastian kepada kita; hal ini juga akan membawa kepastian bagi Saudi,” tegasnya.

    Disebutkan juga oleh Ratney bahwa rincian pengaturan soal keamanan dan perbandingannya dengan aliansi AS-Jepang, yang mengizinkan pangkalan militer AS di wilayah Jepang dan komitmen kedua negara untuk saling membela jika terjadi serangan, masih dibahas.

    “Anggap saja ini akan menjadi perjanjian bersejarah yang akan meningkatkan kemitraan keamanan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, itu akan meningkatkan hubungan ekonomi, akan membawa Israel dan Arab Saudi ke dalam kawasan yang sama, dan akan membawa manfaat dan membuka jalan menuju status negara bagi Palestina. Jadi itu berarti banyak,” jelas Ratney.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Benjamin Netanyahu Dijadwalkan Pidato di Depan Kongres AS 13 Juni

    Benjamin Netanyahu Dijadwalkan Pidato di Depan Kongres AS 13 Juni

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan akan berpidato di depan Kongres Amerika Serikat (AS) pekan depan. Netanyahu direncanakan menyampaikan pidatonya pada 13 Juni mendatang.

    Dilansir CNN, Selasa (4/6/2024), empat pimpinan utama Partai Republik dan Demokrat telah menyampaikan undangan tersebut ke Netanyahu sejak pekan lalu. Belum diketahui apakah Perdana Menteri Israel itu turut melakukan pertemuan di Gedung Putih.

    Namun peluang bertemunya Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan depan menipis. Pasalnya, Biden dijadwalkan menghadiri pertemuan puncak pemimpin G7 di Italia pada 13-15 Juni.

    Jika Netanyahu memenuhi undangan berpidato di depan Kongres AS pada 13 Juni mendatang, maka itu bukan kali pertama Netanyahu mengunjungi Washington tanpa bertemu presiden dari Partai Demokrat yang sedang menjabat. Di tahun 2015 silam, Partai Republik mengundang Netanyahu untuk menyatakan penolakannya terhadap perjanjian nuklir Iran dalam pidatonya di Kongres dan tidak melibatkan Gedung Putih pada masa Presiden Barack Obama dalam pidatonya.

    Keputusan untuk mengundang Netanyahu berbicara pada pertemuan Kongres juga tidak mendapat persetujuan bulat dari Partai Demokrat. Beberapa anggota partai menyatakan akan memboikot pidato tersebut.

    Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer bahkan menyerukan pemilu baru di Israel awal tahun ini, dengan implikasi Netanyahu meninggalkan kekuasaan. Namun Partai Demokrat New York tetap menandatangani surat yang mengundang perdana menteri untuk berbicara di depan Kongres.

    “Kami bergabung dengan Negara Israel dalam perjuangan melawan teror, terutama karena Hamas terus menahan warga Amerika dan Israel dan para pemimpinnya membahayakan stabilitas regional,” demikian isi surat dari Schumer, Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, Ketua DPR Mike Johnson dan DPR. Pemimpin Minoritas Hakeem Jeffries.

    Pidato di pertemuan gabungan Kongres oleh para pemimpin asing adalah suatu kehormatan langka yang umumnya hanya ditujukan kepada sekutu terdekat AS atau tokoh-tokoh utama dunia. Netanyahu telah memberikan tiga pidato serupa, terakhir pada tahun 2015.

    Pidato ini menjadikan Netanyahu sebagai pemimpin asing pertama yang berpidato di pertemuan gabungan Kongres sebanyak empat kali. Dia saat ini berada di peringkat yang dengan perdana menteri Inggris pada masa perang, Winston Churchill.

    (ygs/zap)

  • Penasihat Militer Iran Tewas Usai Tentara Israel Bombardir Allepo Suriah

    Penasihat Militer Iran Tewas Usai Tentara Israel Bombardir Allepo Suriah

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan ke kota Allepo, Suriah. Media Iran melaporkan seorang penasihat Garda Revolusi Islam (IRGC) ikut tewas akibat serangan tersebut.

    “Dalam serangan rezim zionis di Aleppo tadi malam, Saeed Abyar, salah satu penasihat IRGC di Suriah, menjadi martir,” kata kantor berita Iran Tasnim dilansir AFP, Selasa (4/6/2024).

    Serangan tantara Israel ke Allepo terjadi pada Senin (3/6) waktu setempat. Serangan itu juga disebut menewaskan 16 anggota kelompok pro-Iran.

    Lembaga Syrian Observatory for Human Rights mengatakan serangan tantara Israel itu menyasar sebuah pabrik di kawasan Hayyan. Salah satu korban meninggal dari serangan tersebut diketahui ialah Saeed Abyar yang merupakan penasihat militer IRGC.

    “Korban tewas akibat serangan Israel terhadap sebuah pabrik di Hayyan di provinsi Aleppo barat telah meningkat menjadi 16 anggota kelompok pro-Iran, termasuk pejuang Suriah dan asing,” bunyi keterangan Syrian Observatory for Human Rights.

    Serangan tantara Israel ke Suriah semakin intens seiring invasi negara tersebut di Jalur Gaza. Di Suriah, Israel menargetkan serangan kepada pejuang pro-Iran termasuk kelompok Hizbullah.

    Syrian Observatory for Human Rights mengatakan serangan Israel ke Suriah sempat mengendur usai peristiwa serangan di Damaskus. Namun, pada serangan di Allepo pada Senin (3/6) kemarin setidaknya juga menyebabkan kerugian material.

    (ygs/ygs)

  • Houthi Serang 5 Kapal di Samudra Hindia-Laut Merah, Termasuk Kapal AS

    Houthi Serang 5 Kapal di Samudra Hindia-Laut Merah, Termasuk Kapal AS

    Sanaa

    Kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman melancarkan serangan terhadap lima kapal sekaligus di perairan Samudra Hindia dan Laut Merah. Dua kapal di antaranya yang diserang oleh Houthi di Laut Merah merupakan kapal penghancur milik militer Amerika Serikat (AS).

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (28/5/2024), kelompok Houthi yang didukung oleh Iran ini, pada Senin (27/5) waktu setempat, mengidentifikasi kapal-kapal yang diserang pasukannya sebagai Larego Desert dan MSC Mechela di Samudra Hindia, dan kapal Minerva Lisa di Laut Merah.

    Houthi tidak menyebut secara spesifik nama dua kapal penghancur AS yang mereka serang di Laut Merah.

    Belum ada tanggapan resmi dari perusahaan pelayaran yang mengelola kapal-kapal itu maupun dari militer AS atas klaim serangan Houthi tersebut.

    Juru bicara Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya tidak merinci kapan tepatnya serangan-serangan itu dilancarkan. Namun dia menyebut dalam pidatonya yang disiarkan televisi afiliasi Houthi bahwa kelompoknya telah menggunakan rudal dalam serangan terhadap kapal dagang dan menggunakan drone dalam serangan terhadap kapal-kapal AS.

    Kelompok Houthi telah berulang kali melancarkan serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak November tahun lalu, sebelum memperluas serangannya hingga ke Samudra Hindia.

    Houthi juga telah menegaskan akan menyerang kapal apa pun yang berlayar menuju ke pelabuhan Israel, bahkan kapal-kapal yang ada di Laut Mediterania.

    Serangan-serangan Houthi telah memaksa perusahaan pengiriman barang untuk mengubah rute kargo ke jalur yang lebih lama dan lebih memakan biaya di sekitar wilayah Afrika bagian selatan.

    Serangan itu juga memicu kekhawatiran akan meluasnya perang yang berkecamuk antara Israel-Hamas di Jalur Gaza dan mengganggu stabilitas Timur Tengah.

    AS dan Inggris telah melancarkan serangan terhadap target-target Houthi, termasuk di wilayah Yaman, sebagai pembalasan atas serangan mereka.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tak Ada Tanda Serangan di Balik Jatuhnya Heli yang Tewaskan Presiden Iran

    Tak Ada Tanda Serangan di Balik Jatuhnya Heli yang Tewaskan Presiden Iran

    Jakarta

    Penyelidikan terkait kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi telah rampung. Militer Iran memastikan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan helikopter itu diserang.

    Dilansir Associated Press, Sabtu (25/5/2024), hasil penyelidikan itu diumumkan oleh Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Iran yang bertugas menyelidiki kecelakaan tersebut.

    Hasil penyelidikan awal militer Iran itu tidak menyebutkan soal siapa yang disalahkan atas kecelakaan maut tersebut. Namun disebutkan bahwa informasi lebih detail akan disampaikan setelah penyelidikan lebih lanjut tuntas dilakukan.

    Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Iran itu menyebutkan bahwa komunikasi antara menara kendali dan awak helikopter sebelum kecelakaan terjadi, tidak mengandung hal-hal yang mencurigakan. Adapun komunikasi terakhir helikopter yang jatuh dengan dua helikopter lainnya sekitar 90 detik sebelum kecelakaan.

    Tak Ada Tanda-tanda Penembakan

    Dari hasil penyelidikan awal, Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Iran mengatakan tidak ada tanda-tanda tembakan yang mengarah ke helikopter tersebut. Selain itu, jalur penerbangannya tidak berubah.

    Diketahui, kecelakaan itu terjadi pada Minggu (19/5) lalu. Selain Raisi, penumpang helikopter itu adalah Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amir-Abdollahian, dan enam orang lainnya termasuk beberapa pejabat daerah Iran.

    Helikopter Jenis Bell 212 Buatan AS

    Helikopter jenis Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS) yang sudah menua itu terjatuh di area pegunungan terpencil yang berkabut di Iran bagian barat laut. Lokasi puing helikopter baru ditemukan pada Senin (20/5) pagi waktu setempat.

    Seremoni pemakaman Raisi digelar selama beberapa hari di sejumlah kota di negara tersebut, sebelum mendiang Presiden Iran itu dimakamkan di Kuil Imam Reza yang ada di Mashhad, kampung halaman Raisi, pada Kamis (24/5) waktu setempat.

    (zap/maa)