Negara: Iran

  • Iran Dukung Keputusan Hizbullah Tolak Lucuti Persenjataan

    Iran Dukung Keputusan Hizbullah Tolak Lucuti Persenjataan

    Teheran

    Iran menyatakan dukungan terhadap keputusan kelompok Hizbullah yang menolak rencana pemerintah Lebanon untuk melucuti persenjataan kelompok tersebut. Teheran menegaskan pihaknya tidak melakukan intervensi apa pun terhadap keputusan Hizbullah, yang merupakan sekutunya.

    “Keputusan apa pun terkait masalah ini pada akhirnya akan berada di tangan Hizbullah sendiri,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araghchi, dalam sebuah wawancara televisi, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025).

    “Kami mendukungnya dari jauh, tetapi kami tidak mengintervensi keputusannya,” tegasnya.

    Araghchi menambahkan bahwa Hizbullah telah “membangun kembali kelompok mereka sendiri” setelah mengalami kemunduran selama perang sengit melawan Israel tahun lalu.

    Kelompok Hizbullah sebelumnya menolak untuk melucuti persenjataannya, seperti yang diputuskan oleh kabinet pemerintahan Lebanon pekan ini. Hizbullah menyebut keputusan pemerintah Lebanon itu sebagai “dosa besar” dan mengatakan kelompoknya akan menganggap keputusan itu “seolah-olah tidak ada”.

    “Keputusan ini melemahkan kedaulatan Lebanon dan memberikan kebebasan kepada Israel untuk mengutak-atik keamanan, geografi, politik dan eksistensi masa depannya… Oleh karena itu, kami akan menganggap keputusan ini seolah-olah tidak ada,” tegas Hizbullah dalam tanggapan pertama terhadap keputusan itu.

    Pemerintah Lebanon yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Nawaf Salam, pada Selasa (5/8), mengambil keputusan untuk melaksanakan perlucutan senjata Hizbullah setelah menggelar rapat kabinet maraton selama enam jam.

    Salam menugaskan militer Lebanon untuk “menetapkan rencana implementasi guna membatasi persenjataan” bagi tentara dan pasukan negara sebelum akhir tahun ini. Rencana tersebut akan disampaikan kepada kabinet pada akhir Agustus untuk dibahas dan disetujui.

    Keputusan pemerintah Lebanon itu diambil setelah adanya tekanan besar dari Amerika Serikat (AS) untuk melucuti persenjataan Hizbullah, dan di tengah kekhawatiran Israel akan memperluas serangannya terhadap Lebanon.

    Perlucutan senjata menjadi bagian dari implementasi gencatan senjata yang disepakati pada November 2024 lalu, yang bertujuan mengakhiri pertempuran sengit antara Hizbullah dan Israel yang berlangsung berbulan-bulan.

    Dalam perjanjian itu disebutkan bahwa hanya militer dan layanan keamanan dalam negeri Lebanon yang seharusnya menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata di Lebanon.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hizbullah Tolak Lucuti Senjata, Tuduh Kabinet Lebanon Lakukan ‘Dosa Besar’

    Hizbullah Tolak Lucuti Senjata, Tuduh Kabinet Lebanon Lakukan ‘Dosa Besar’

    Beirut

    Kelompok Hizbullah menolak untuk melucuti persenjataan para petempurnya, seperti yang diputuskan oleh kabinet pemerintahan Lebanon pekan ini. Hizbullah menuduh pemerintah Lebanon telah melakukan “dosa besar” dengan mengambil keputusan semacam itu.

    Pemerintah Lebanon yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Nawaf Salam, pada Selasa (5/8), mengambil keputusan untuk melaksanakan perlucutan senjata Hizbullah setelah menggelar rapat kabinet maraton selama enam jam.

    Salam menugaskan militer Lebanon untuk “menetapkan rencana implementasi guna membatasi persenjataan” bagi tentara dan pasukan negara sebelum akhir tahun ini. Rencana tersebut akan disampaikan kepada kabinet pada akhir Agustus untuk dibahas dan disetujui.

    Keputusan pemerintah Lebanon itu diambil setelah adanya tekanan besar dari Amerika Serikat (AS) untuk melucuti persenjataan Hizbullah, dan di tengah kekhawatiran Israel akan memperluas serangannya terhadap Lebanon.

    Hizbullah, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), memberikan reaksi keras dengan menyebut keputusan pemerintah Lebanon itu sebagai “dosa besar” dan mengatakan bahwa kelompoknya akan menganggap keputusan itu “seolah-olah tidak ada”.

    “Pemerintahan Perdana Menteri Nawaf Salam telah melakukan dosa besar dengan mengambil keputusan untuk melucuti persenjataan Lebanon guna melawan musuh Israel,” sebut kelompok Hizbullah dalam tanggapan pertamanya terhadap keputusan pemerintah Lebanon tersebut.

    “Keputusan ini melemahkan kedaulatan Lebanon dan memberikan kebebasan kepada Israel untuk mengutak-atik keamanan, geografi, politik dan eksistensi masa depannya… Oleh karena itu, kami akan menganggap keputusan ini seolah-olah tidak ada,” tegas pernyataan Hizbullah tersebut.

    Hizbullah juga memandang keputusan tersebut sebagai “hasil dari perintah utusan AS” — merujuk pada Duta Besar AS untuk Turki dan Utusan Khusus AS untuk Suriah, Tom Barrack, yang mengajukan proposal kepada otoritas Lebanon yang isinya menyerukan perlucutan senjata Hizbullah dengan jangka waktu tertentu.

    “Keputusan itu sepenuhnya melayani kepentingan Israel dan membuat Lebanon rentan terhadap musuh Israel tanpa pencegahan apa pun,” ujar Hizbullah dalam pernyataannya.

    Perlucutan senjata itu menjadi bagian dari implementasi gencatan senjata yang disepakati pada November 2024 lalu, yang bertujuan mengakhiri pertempuran sengit antara Hizbullah dan Israel yang berlangsung berbulan-bulan.

    Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, pemerintah Lebanon, termasuk militer dan layanan keamanan dalam negeri, seharusnya menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata di Lebanon.

    Selama gencatan senjata berlangsung, Israel terus melancarkan serangan terhadap Hizbullah dan target-target lainnya di wilayah Lebanon. Tel Aviv bahkan mengancam akan terus melancarkan serangan hingga Hizbullah dilucuti persenjataannya.

    Hizbullah, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa Israel harus menghentikan serangan-serangannya terlebih dahulu sebelum perdebatan domestik soal persenjataan kelompoknya dan strategi pertahanan baru dapat dilakukan.

    “Kami terbuka untuk berdialog, mengakhiri agresi Israel terhadap Lebanon, membebaskan wilayah, membebaskan para tahanan, berupaya membangun negara, dan membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh agresi brutal,” tegas kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Hizbullah menambahkan bahwa pihaknya “siap untuk membahas strategi keamanan nasional”, tetapi tidak di bawah serangan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Sampah Plastik ‘Tenggelamkan Bumi’, Gimana Mengatasinya?

    Sampah Plastik ‘Tenggelamkan Bumi’, Gimana Mengatasinya?

    Jakarta

    Tujuan pertemuan kali ini meneruskan konferensi serupa tahun lalu di Busan. Namun, negosiasi yang dipimpin oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) saat itu gagal. Dalam upaya baru, perwakilan lebih dari 170 negara bertemu di Jenewa, Swiss, mulai awal pekan ini hingga 14 Agustus mendatang untuk merundingkan perjanjian yang mengikat guna mengurangi sampah plastik.

    Topik utama: Apakah produksi plastik harus dibatasi, bagaimana memperbaiki pengelolaan produk plastik berbahaya bagi kesehatan dan bahan kimia terkait, serta bentuk dukungan keuangan apa yang akan diterima negara berkembang untuk melaksanakan perjanjian tersebut.

    Setiap tahun, dunia memproduksi 413 juta ton plastik, cukup untuk mengisi lebih dari setengah juta kolam renang Olimpiade. Namun, hanya sekitar 9% yang didaur ulang secara global. Sisanya dibakar, dibuang ke tempat pembuangan akhir, mencemari lautan, tanah, dan merugikan satwa serta kesehatan manusia. Mikroplastik kini tersebar di seluruh dunia dan dapat ditemukan di tubuh manusia.

    Siapa yang menginginkan apa?

    Sekitar 100 negara mendukung perjanjian ambisius yang juga meliputi pengurangan produksi plastik. Termasuk banyak negara Afrika dan Amerika Latin, juga Jerman dan Uni Eropa.

    Namun, negara-negara produsen plastik dan minyak dalam “Koalisi Sepemikiran”, seperti Rusia, Iran, dan Arab Saudi, selama ini menghalangi regulasi produksi yang lebih ketat.

    Mereka ingin melanjutkan produksi seperti biasa dan mencegah kesepakatan yang membatasi permintaan, misalnya larangan produk plastik sekali pakai, kata Florian Titze dari WWF.

    Industri plastik dan negara-negara yang mendapat keuntungan terbesar melihat krisis plastik sebagai masalah pengelolaan sampah yang buruk. Mereka ingin perjanjiannya terfokus pada pengumpulan plastik, edukasi konsumen, dan tingkat daur ulang. Namun, produksi berlebih, sumber masalah utama, tidak akan dihentikan dengan cara ini.

    Daur ulang tidak cukup

    Daur ulang dan pengelolaan sampah memang penting, tapi tidak cukup tanpa pengurangan jumlah plastik, jelas Melanie Bergmann, ahli biologi laut dari Alfred-Wegener-Institut yang menjadi pengamat ilmiah delegasi Jerman.

    “Jika jumlah plastik terus bertambah setiap tahun, kita perlu sistem daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih besar. Sistem di negara kaya saja sudah kewalahan,” katanya.

    Biaya pengelolaan sampah sangat besar, misalnya Jerman mengeluarkan 16 miliar euro per tahun, sekitar 0,4% PDB, dan proporsi sampah plastik terus naik. Dalam negosiasi, Uni Eropa kemungkinan mengaitkan dukungan finansial kepada negara berkembang dengan komitmen pengurangan produksi plastik.

    Hipokrisi negara-negara barat?

    Aleksandar Rankovic, pendiri think tank Common Initiative, memperingatkan agar tanggung jawab tidak hanya dibebankan pada negara produsen minyak dan plastik.

    Ia menuduh negara-negara Barat seperti Jerman, Prancis, dan Inggris munafik karena klaim ambisius mereka tidak disertai tindakan nyata.

    Dengan produksi sekitar 8 juta ton plastik per tahun, Jerman adalah produsen plastik terbesar di Eropa. Secara global, sepertiga plastik berasal dari Cina, hampir 20% dari Asia lainnya dan Amerika Utara.

    Meski koalisi ambisi tinggi mendukung perjanjian lebih ketat, belum ada target konkret yang mengikat untuk mengurangi produksi plastik, yang dinilai Rankovic terlalu samar.

    Kementerian Lingkungan Jerman menolak kritik ini dengan alasan data belum cukup untuk menetapkan target numerik seperti target 1,5 derajat dalam perjanjian iklim. Namun, Melanie Bergmann menyatakan produksi plastik harus dikurangi minimal 12-19% untuk memenuhi target Perjanjian Paris.

    Kekuatan lobi industri plastik

    Di Jenewa, selain delegasi negara, ratusan perwakilan industri plastik dan kimia hadir. Solusi hanya bisa dicapai dengan kerja sama antara masyarakat sipil dan dunia usaha, demikian menurut sumber dari Kementerian Lingkungan Jerman.

    Bethanie Carney Almroth, ahli ekotoksikologi dari Universitas Göteborg, Swedia, mengungkapkan adanya upaya lobi untuk melemahkan ilmu pengetahuan di bidang plastik dan intimidasi terhadap ilmuwan yang meneliti dampak berbahaya bahan kimia plastik.

    Jumlah pelobi industri bahkan lebih banyak dari delegasi resmi Uni Eropa. Industri menggunakan studi bias untuk meragukan kredibilitas ilmuwan, namun Plastics Europe menegaskan mereka menghargai ilmu pengetahuan independen.

    Almroth menceritakan pengalaman intimidasi dan upaya pelemahan reputasi oleh industri plastik melalui berbagai cara, termasuk di konferensi internasional.

    Kesempatan bersejarah untuk perjanjian efektif?

    Rankovic meragukan perjanjian terobosan akan lahir di Jenewa, melainkan kerangka kerja minimal yang bisa dikembangkan. Keputusan harus diambil dengan konsensus dan posisi negara sangat berbeda.

    Namun, waktu sudah sangat mendesak karena produksi plastik diperkirakan akan berlipat ganda dalam 20 tahun ke depan. Perjanjian ini adalah kesempatan bersejarah untuk mengendalikan masalah plastik, pungkas Melanie Bergmann.

    Diterjemahkan dari bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Kala Alun-alun Bogota Jadi Lautan Botol Plastik” di sini:

    (ita/ita)

  • Arahan lengkap Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna jelang HUT 80 RI

    Arahan lengkap Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna jelang HUT 80 RI

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto, yang didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta dihadiri seluruh jajaran dari Kabinet Merah Putih, mengadakan Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

    Sidang kabinet paripurna yang ke-delapan sejak Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dilantik pada 20 Oktober 2024 tersebut membahas sejumlah agenda strategis berkaitan dengan persiapan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus mendatang.

    Berikut arahan lengkap Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna:

    Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang, selamat sejahtera untuk kita sekalian, Shalom, Salve, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

    Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden, Saudara Gibran Rakabuming Raka, saudara-saudara para menteri koordinator, para menteri, para kepala badan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Jaksa Agung, Kepala BIN, Kapolri, Panglima TNI, seluruh anggota Kabinet Merah Putih yang saya banggakan.

    Tentunya sebagai insan yang bertakwa marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Besar, Tuhan maha kuasa bagi umat Islam Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia, kesehatan, kedamaian yang masih diberikan kepada kita dan bangsa kita.

    Saudara-saudara saya kumpulkan saudara-saudara melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna yang ke-8 dalam pemerintahan kita. Ini menjelang sepuluh bulan pertama pemerintahan yang kita jalankan atas mandat dari rakyat Indonesia. Sepuluh bulan ini kita rasakan bersama adalah sepuluh bulan yang sangat penuh dengan karya, dengan kerja, dengan prestasi. Saya sebagai nakhoda, saya sebagai Presiden, saya sebagai pemimpin saudara-saudara, saya sebagai kapten kesebelasan, saya ingin menyampaikan terima kasih atas kerja keras saudara-saudara semuanya, dari hati saya paling dalam saya menyampaikan penghargaan atas kerja keras saudara-saudara.

    Saudara-saudara, kita semua punya pengalaman yang berbeda-beda tapi kita semua punya pengalaman sebagai pemimpin. Dan kita mengerti betapa sulitnya untuk mengkoordinasikan, untuk memberikan, untuk memimpin manusia. Manusia dengan segala keyakinan masing-masing, segala pengalaman, segala pendapat harus kita jadikan satu tim. Saya merasa saudara-saudara sudah bekerja sebagai satu tim. Saya kira tanpa kerja keras saudara sebagai tim, tidak mungkin kita capai apa yang sudah kita capai hari ini. Dalam waktu yang masih singkat, banyak sekali yang telah kita capai. Strategi-strategi yang sudah saya canangkan ternyata mulai terasa dan terlihat bahwa strategi kita benar, kita berada di arah yang benar, kita berada di azimut kompas yang benar.

    Saudara-saudara, waktu kita mulai pemerintahan kita 20 Oktober, situasi geopolitik dan geoekonomi tidak serumit sekarang. Sekarang tidak hanya kita menghadapi dampak dari perang di mana-mana, konflik di mana-mana, konflik di Ukraina konflik di Timur Tengah, Gaza, tepi barat, Lebanon, Suriah yang begitu dahsyat, yang memakan korban begitu banyak di depan mata seluruh dunia. Perempuan, anak-anak kecil, puluhan ribu dibantai.

    Kita juga lihat konflik Israel-Iran di mana negara adikuasa pun, ikut. Kita lihat konflik India dan Pakistan. Kita lihat di kawasan kita sendiri konflik Myanmar jalan terus dan tidak kelihatan arah untuk menyelesaikan secara damai, walaupun kita akan dukung ASEAN terus untuk berperan mencari solusi damai di tetangga kita. Belum lagi kita lihat sekarang muncul lagi konflik bersenjata antara sesama anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand. Belum lagi kita hadapi kondisi geoekonomi dunia, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh tarif yang dipasang oleh Amerika Serikat. Kita menghadapinya dengan tenang.

    Saya terima kasih dengan tim ekonomi kita. Saya terima kasih saudara-saudara bekerja dengan tim sebagai tim yang baik. Menteri Koordinator Perekonomian dengan timnya dibantu oleh Menteri Keuangan Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, dengan timnya juga, Menteri Investasi semua melaksanakan, Menteri Luar Negeri dengan diplomasinya, kita bergerak sebagai satu tim. Kita negosiasi, kita berunding, kita tidak emosional, kita tidak terpancing. Kita mengerti bahwa kita punya kepentingan yang besar, tugas pemerintah Indonesia adalah melindungi rakyat Indonesia, melindungi pekerja-pekerja kita dan keluarga mereka. Untuk itu, kita telah mencapai satu titik yang terbaik yang bisa kita capai pada saat ini, walaupun kita tidak akan berhenti untuk selalu mencari kondisi yang lebih baik untuk ekonomi kita, untuk bangsa kita, untuk rakyat kita.

    Saudara-saudara, kita paham dan kita mengerti bahwa kondisi ini akhirnya menguji strategi besar kita, menguji strategi transformasi yang sudah saya canangkan di awal bahkan sebelum saya dilantik sebagai Presiden. Strategi transformasi bangsa yang kita pegang adalah strategi yang berdasarkan realisme yang berdasarkan kondisi nyata, bangsa dan regional dan global. Kondisi nyata ini tidak bisa kita hadapi dengan teori, dengan angan-angan. Idealisme benar, idealisme itu perlu tapi yang utama yang bisa menyelamatkan kita adalah realisme. Kita harus dengan realistis melihat situasi dan kita ambil langkah-langkah.

    Saudara-saudara, sejak lama saya berkeyakinan bahwa apa pun terjadi bangsa kita akan aman kalau kita kuasai pangan kita. Kalau kita bisa amankan pangan kita, kita bisa jamin bahwa kita bisa beri makan kepada rakyat kita setiap hari, setiap Minggu, setiap bulan, setiap tahun. Saya tidak pernah percaya bahwa suatu bangsa bisa merdeka, kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri, tidak ada dalam sejarah manusia. It does not happen. It will not happen. Tidak ada negara yang merdeka berdaulat tanpa dia bisa produksi makanannya sendiri. Karena itu produksi pangan bagi saya adalah strategis.

    Selalu bangsa kita diganggu bahkan dirusak melalui pangan. Kalau ada bangsa lain yang ingin merusak kita, dia akan merusak pangan kita. Alhamdulillah dengan langkah-langkah yang cepat dan terus terang saja dengan transisi yang baik antara Presiden Joko Widodo dan saya kita bisa dalam posisi sekarang, produksi pangan kita bisa saya sampaikan berada dalam kondisi yang aman dan kuat.

    Terima kasih kepada semua pihak yang mencapai ini. Ini juga hasil kerja sama, hasil teamwork. Menteri Pertanian dibantu oleh menteri-menteri lain, didorong oleh Menteri Keuangan, dibantu oleh TNI dan Polisi juga Kejaksaan. Karena dalam ekonomi, kita menghadapi pemain-pemain yang punya agenda lain daripada kita. Pemain-pemain di ekonomi ini ada yang niatnya hanya cari keuntungan sebesar-besarnya, tidak peduli rakyat kondisinya kayak apa, bila perlu rakyat dimiskinkan terus agar mereka bisa menghisap kekayaan kita bagaikan menghisap darah, ada, ini namanya realisme.

    Kita bukan anak kecil, kita duduk di sini di kabinet ini, saya sebagai Presiden, Wakil Presiden dan semua kita di sini bukan anak-anak kecil. Kita tidak bisa dibohongi, kita tidak bisa ditipu lagi. Kita ingin baik, kita ingin beri kesempatan kepada semua tapi kita tidak rela rakyat Indonesia dimiskinkan terus.

    Saudara-saudara, alhamdulillah arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah. Nilai tukar petani meningkat dan nanti menteri-menteri akan laporan masing-masing. Ini sebagai pembukaan. Tetapi di sini saya tekankan bahwa strategi kita ternyata berada di arah yang sudah benar.

    Saudara-saudara sekalian, dengan demikian tentunya kita sekarang saya persilakan beberapa menteri untuk melaporkan kondisi di sektor masing-masing. Kita prioritaskan tentunya para menteri sebagai leading sektor, sebagai leading, katakanlah sebagai ketua satgas di bidang masing-masing yang prioritas, pangan, energi, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan kemudian pembangunan SDM, kesehatan, perumahan, saya persilakan Sekretaris Kabinet untuk mengatur laporan masing-masing.

    Terimakasih.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati/Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Iran Eksekusi Mati Mata-mata Israel

    Iran Eksekusi Mati Mata-mata Israel

    Teheran

    Otoritas Iran mengeksekusi mati seorang pria yang dihukum karena menjadi mata-mata Israel. Teheran menuduh pria itu direkrut oleh badan intelijen Mossad dan telah membocorkan informasi soal ilmuwan nuklir Iran yang tewas dalam perang selama 12 hari dengan Israel pada Juni lalu.

    “Roozbeh Vadi… telah dieksekusi mati setelah proses peradilan dan konfirmasi hukumannya oleh Mahkamah Agung,” demikian laporan situs berita Mizan Online, yang dikelola oleh otoritas kehakiman Iran, seperti dilansir AFP, Rabu (6/8/2025).

    Eksekusi mati terhadap Vadi tersebut, menurut Mizan Online, dilakukan melalui hukuman gantung.

    Disebutkan Mizan Online dalam laporannya bahwa Vadi telah membocorkan informasi tentang seorang “ilmuwan nuklir yang dibunuh selama agresi rezim Zionis baru-baru ini”.

    Namun, tidak diketahui secara jelas soal kapan Vadi ditangkap dan kapan dia dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Iran.

    Mizan Online melaporkan bahwa Vadi pernah bekerja di salah satu “organisasi kunci dan sensitif” Iran, dan bahwa akses yang dimilikinya memungkinkan dia untuk menyebarkan “informasi rahasia” setelah dia direkrut secara online oleh badan intelijen Israel, Mossad.

    Pada pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan gelombang serangan besar-besaran terhadap Iran, dengan menargetkan fasilitas militer dan nuklir negara tersebut. Teheran membalas dengan serangan rudal dan drone terhadap target-target Tel Aviv.

    Tonton juga video “Iran Pantang Menyerah, Tegaskan Program Nuklir akan Berjalan Lagi” di sini:

    Rentetan serangan Israel pada saat itu berhasil menewaskan sejumlah komandan militer senior Iran, juga para ilmuwan nuklir dan ratusan orang lainnya termasuk warga sipil. Beberapa serangan Tel Aviv menghantam area permukiman di Iran, selain mengenai lokasi militer Teheran.

    Menurut laporan media lokal Iran, setidaknya selusin ilmuwan nuklir tewas akibat serangan-serangan Israel.

    Iran sejak perang itu bertekad mengadili orang-orang yang ditangkap karena dicurigai bekerja sama dengan Israel. Otoritas Teheran mengumumkan sejumlah penangkapan terhadap orang-orang yang dicurigai menjadi mata-mata Israel dan mengeksekusi mereka yang dihukum karena bekerja sama dengan Mossad.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Lebanon Desak Militer Lucuti Senjata Hizbullah

    Lebanon Desak Militer Lucuti Senjata Hizbullah

    Jakarta

    Pemerintah Lebanon telah menugaskan militer untuk menyusun rencana yang mengatur hanya institusi negara yang memiliki senjata sebelum akhir tahun 2025.

    Langkah ini secara efektif akan melucuti senjata Hizbullah, sebuah partai politik dan kelompok militan Syiah yang didukung Iran di Lebanon.

    Keputusan kabinet pada Selasa (05/08) ini diambil setelah adanya tekanan besar dari Amerika Serikat (AS) untuk melucuti senjata kelompok tersebut.

    Langkah ini merupakan bagian dari implementasi gencatan senjata November 2024 yang bertujuan mengakhiri lebih dari satu tahun permusuhan antara Israel dan Hizbullah, termasuk dua bulan perang besar-besaran.

    Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, otoritas pemerintah Lebanon, termasuk militer dan layanan keamanan dalam negeri, seharusnya menjadi satu-satunya kekuatan bersenjata di Lebanon.

    Perdana Menteri (PM) Lebanon Nawaf Salam mengatakan, pemerintah “menugaskan militer Lebanon untuk menyusun rencana pelaksanaan pembatasan kepemilikan senjata” hanya untuk militer dan aparat negara lainnya sebelum akhir tahun ini.

    Rencana tersebut akan diajukan ke kabinet sebelum akhir Agustus untuk dibahas dan disetujui, ungkap Salam dalam konferensi pers setelah sesi kabinet marathon yang berlangsung hampir enam jam.

    Kenapa Hizbullah punya banyak senjata?

    Kelompok ini adalah satu-satunya faksi yang mempertahankan senjatanya setelah perang saudara Lebanon 1975-1990, dengan alasan “perlawanan” terhadap Israel.

    Hizbullah telah lama menjadi kekuatan militer terkuat di Lebanon bahkan lebih kuat dari militer negara berkat pendanaan, pelatihan, dan persenjataan dari Iran. Kelompok ini pernah dianggap sebagai aktor non-negara yang memiliki paling banyak senjata di dunia.

    Namun, perang dengan Israel melemahkan Hizbullah secara signifikan, di mana persenjataan mereka dihantam habis-habisan dan banyak pemimpin politik serta militer mereka tewas.

    Akankah Hizbullah setujui pelucutan senjata?

    Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, pada Selasa (05/08) menyatakan bahwa kelompoknya tidak akan melucuti senjata selama serangan Israel terus berlanjut.

    “Setiap jadwal pelaksanaan di bawah… agresi Israel tidak bisa kami setujui,” katanya dalam pertemuan rapat kabinet.

    “Masalahnya, kami harus berikan senjata, tapi tanpa keamanan nasional. Mana mungkin? Kami tidak bisa menerimanya karena kami menganggap kelompok ini bagian fundamental dari Lebanon,” ujar Qassem.

    Hizbullah masih mendapat dukungan signifikan dari komunitas Syiah di Lebanon.

    Namun, survei Arab Barometer yang dilakukan pada awal 2024 menemukan bahwa “meskipun Hizbullah punya pengaruh besar di Lebanon, hanya sedikit warga Lebanon yang benar-benar mendukungnya.”

    Kenapa Israel masih menyerang Lebanon?

    Bentrokan lintas batas antara Hizbullah dan Israel sudah terjadi selama beberapa dekade. Perang terbaru meletus pada Oktober 2023 ketika Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel setelah pembantaian yang dilakukan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023.

    Israel terus melakukan serangan ke Lebanon meskipun ada gencatan senjata pada November 2024. Israel mengklaim, serangan itu menargetkan gudang senjata dan pejuang Hizbullah, serta menuduh kelompok tersebut berupaya membangun kembali kemampuan militernya.

    Israel mengancam akan terus menyerang Lebanon sampai kelompok itu benar-benar dilucuti.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Tezar Aditya dan Hani Anggraini

    Tonton juga video “Hizbullah Ancam Bakal Serang Israel Jika Perang Lebanon Berlanjut” di sini:

    (ita/ita)

  • Kian Mesra, Kapal Perang Rusia-China Patroli Bareng di Asia Pasifik

    Kian Mesra, Kapal Perang Rusia-China Patroli Bareng di Asia Pasifik

    Moskow

    Kapal-kapal perang dari Angkatan Laut Rusia dan China melakukan patroli gabungan di perairan kawasan Asia-Pasifik, menyusul latihan militer terbaru kedua negara yang digelar di perairan Laut Jepang baru-baru ini.

    “Para awak Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut PLA (Tentara Pembebasan Rakyat) China akan membentuk satuan tugas baru untuk melaksanakan misi patroli gabungan di kawasan Asia-Pasifik,” demikian pernyataan layanan pers Armada Pasifik Rusia, seperti dikutip Interfax dan dilansir Reuters, Rabu (6/8/2025).

    Patroli gabungan itu akan dilakukan setelah Angkatan Laut kedua negara menggelar latihan militer bersama di Laut Jepang pada 1-5 Agustus lalu. Latihan bersama itu mencakup latihan penembakan artileri, latihan misi anti-kapal selam dan pertahanan udara, serta peningkatan operasi pencarian dan penyelamat di laut.

    Selama fase akhir latihan bersama itu, kapal anti-kapal selam milik Rusia, Laksamana Tributs, dan kapal korvet Gromky, bersama dengan kapal-kapal penghancur China, Shaoxing dan Urumqi, melakukan latihan tembak langsung dan para awak berlatih mencari dan melumpuhkan kapal selam tiruan musuh.

    Armada Pasifik Rusia sebelumnya mengatakan bahwa latihan bersama itu bersifat defensif dan tidak menargetkan negara-negara manapun.

    Rusia dan China selama ini menggelar latihan rutin untuk melatih koordinasi antara angkatan bersenjata mereka dan mengirimkan sinyal pencegahan kepada musuh-musuh.

    Kedua negara telah menandatangani kemitraan strategis “tanpa batas” sesaat sebelum Rusia melancarkan invasi militer besar-besaran terhadap Ukraina, negara tetangganya, pada tahun 2022 lalu.

    Hubungan antara Rusia dan China kini semakin mesra. Pada Mei lalu, Presiden Xi Jinping melakukan kunjungan ke Moskow dan melakukan pertemuan secara langsung dengan Presiden Vladimir Putin di Kremlin.

    Xi pada saat itu mengatakan kepada Putin bahwa kedua negara harus menjadi “sahabat baja” dalam melawan pengaruh Amerika Serikat (AS). Kedua pemimpin berjanji untuk meningkatkan kerja sama ke level yang baru dan “secara tegas” melawan pengaruh AS.

    Xi dan Putin, dalam pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan di Kremlin, mengatakan akan memperdalam hubungan di semua bidang, termasuk hubungan militer, dan “memperkuat koordinasi untuk secara tegas melawan tindakan Washington yang melakukan ‘dual containment’ terhadap Rusia dan China”.

    Tonton juga Video: Momen Pasukan Rusia-China-Iran Latihan Militer Gabungan di Teluk Oman

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Siaga Perang Lagi dengan Israel, Siapkan Senjata Mematikan

    Iran Siaga Perang Lagi dengan Israel, Siapkan Senjata Mematikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Panglima Angkatan Darat Iran memperingatkan bahwa negara itu masih dalam situasi konflik dan perang dengan Israel. Hal ini terjadi pascakedua negara itu sedang dalam ketegangan yang memanas lantaran Tel Aviv yang terus menyerang Gaza.

    Amir Hatami, yang menjabat sebagai panglima tertinggi Angkatan Darat Iran, mengatakan bahwa pasukan rudal dan drone Iran tetap beroperasi penuh. Ia menyebut Iran terus meningkatkan kemampuan pertahanannya sebagai tanggapan atas kampanye serangan udara Israel dan Amerika Serikat (AS) pada Juni.

    “Semua cabang angkatan bersenjata, termasuk empat angkatan darat, maju pesat dalam sains dan teknologi dan lebih bertekad dari sebelumnya untuk meningkatkan kesiapan tempur demi pertahanan komprehensif,” tuturnya, dilansir Newsweek, Selasa (5/8/2025).

    “Sebuah dewan baru telah dibentuk untuk mengawasi pengembangan strategi pertahanan dan meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata.”

    Serangan Israel pada bulan Juni menewaskan beberapa komandan senior Iran dan menargetkan kemampuan pertahanan penting. Hal ini sempat mengancam struktur militer dan rantai komando Teheran.

    Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir, sebuah kekhawatiran yang muncul akibat meningkatnya tingkat pengayaan uranium yang dilaporkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), badan pengawas nuklir global yang didukung PBB.

    Iran telah menolak seruan untuk menghentikan program pengayaannya, yang menurutnya bertujuan sipil. Trump mengatakan para pemimpin Iran akan “bodoh” jika melanjutkan upaya tersebut di tengah ancaman intervensi militer lebih lanjut dari AS.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lemhannas ingatkan geopolitik dunia sedang tidak baik-baik saja

    Lemhannas ingatkan geopolitik dunia sedang tidak baik-baik saja

    “Tentu ini akan mempengaruhi terhadap apa yang kita rasakan saat ini, terutama sekali bapak/ibu sekalian bisa menyaksikan bagaimana pertarungan dagang dan persaingan dagang yang kita hadapi saat ini,”

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Ace Hasan Syadzily mengingatkan perkembangan geopolitik dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

    Sebab, kata dia, terdapat pergeseran dan persaingan kekuatan antarnegara berpengaruh, perkembangan teknologi, serta persaingan ekonomi dan teknologi saat ini.

    “Tentu ini akan mempengaruhi terhadap apa yang kita rasakan saat ini, terutama sekali bapak/ibu sekalian bisa menyaksikan bagaimana pertarungan dagang dan persaingan dagang yang kita hadapi saat ini,” kata Ace dalam Upacara Penutupan Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) 68 Lemhannas di Jakarta, Selasa.

    Dengan demikian, dirinya menegaskan Lemhannas terus memberikan perhatian terhadap kondisi perkembangan geopolitik global maupun regional, serta pengaruhnya terhadap kondisi ketahanan nasional bangsa Indonesia.

    Menurutnya, ketahanan nasional merupakan kondisi yang selalu dinamis, sehingga memerlukan keuletan, ketangguhan, dan kemampuan seluruh pihak untuk mengembangkan berbagai kekuatan yang dimiliki.

    Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pihak untuk mampu terus memperhatikan dan memperkuat semua dimensi atau gatra yang ada, baik yang terkait dengan bidang sumber kekayaan alam, geografi, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun pertahanan keamanan.

    “Yang kesemuanya ini tentu diharapkan dapat menghadapi berbagai permasalahan yang ada,” tuturnya.

    Berbagai situasi dan kondisi yang muncul akibat geopolitik dan geo-ekonomi global, kata dia, termasuk konflik antara Rusia-Ukraina, perang antara Israel-Palestina, ketegangan di Timur Tengah, konflik Israel-Iran, hingga permasalahan Thailand-Kamboja telah membawa dampak kepada kondisi di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang pengaruhnya dirasakan secara langsung maupun tidak langsung.

    Untuk itu, dikatakan bahwa konsep ketahanan nasional menjadi sangat penting dan harus terus dijaga dan dipertahankan.

    “Ketahanan nasional merupakan jembatan penghubung atau connecting bridge yang berfungsi menghubungkan kita dalam menggapai cita-cita dan tujuan kita, yaitu Indonesia Emas 2045,” ungkap Ace.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Houthi Tembakkan Rudal ke Israel, tapi Berhasil Dicegat Militer

    Houthi Tembakkan Rudal ke Israel, tapi Berhasil Dicegat Militer

    Jakarta

    Houthi menembakkan rudal ke Israel. Namun, serangan itu tidak menghancurkan Israel karena berhasil dicegat oleh militer Israel.

    “Menyusul sirene yang berbunyi beberapa saat yang lalu di beberapa wilayah di Israel, sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat oleh Angkatan Udara Israel,” demikian pernyataan militer sebagaimana dilansir AFP, Selasa (5/8/2025).

    Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman, Sanaa, dan sebagian besar wilayah negara itu, merupakan bagian dari aliansi melawan Israel yang dibentuk oleh Iran, yang mencakup kelompok-kelompok lain seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza.

    Sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, Houthi secara rutin menembakkan rudal ke Israel, yang sebagian besar berhasil dicegat.

    Sebagai tanggapan, Israel telah berulang kali mengebom infrastruktur di bawah kendali mereka, termasuk pelabuhan di bagian barat negara itu dan bandara Sanaa.

    (zap/yld)