Negara: Iran

  • Penasihat Diplomatik Presiden UEA Sampaikan Pesan Donald Trump ke Iran – Halaman all

    Penasihat Diplomatik Presiden UEA Sampaikan Pesan Donald Trump ke Iran – Halaman all

    Penasihat Diplomatik Presiden UEA Sampaikan Pesan Donald Trump ke Iran

    TRIBUNNEWS.COM- Kantor berita Iran Fars melaporkan pada hari Rabu bahwa Anwar Gargash, penasihat diplomatik Presiden UEA, telah menyampaikan pesan dari Presiden AS Donald Trump kepada Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.

    ISNA Iran melaporkan sebelumnya hari ini bahwa Gargash akan mengadakan pembicaraan dan konsultasi dengan pejabat Iran dan Menteri Luar Negeri Iran mengenai masalah bilateral dan regional.

    Hal ini terjadi beberapa jam setelah Araghchi mengumumkan bahwa, “Surat Trump telah ditulis dan belum sampai kepada kami; seorang utusan dari salah satu negara Arab akan menyampaikannya di Teheran.” Menteri tersebut mencatat bahwa “Iran adalah anggota Perjanjian Non-Proliferasi (NPT)” dan bahwa program nuklirnya beroperasi dalam kerangka yang sama.

    “Kami selalu siap berunding dari posisi yang setara mengenai masalah nuklir,” jelas Araghchi. “Pertemuan trilateral dengan Tiongkok dan Rusia akan diadakan dalam beberapa hari mendatang untuk membahas masalah ini.”

    Trump mengumumkan Sabtu lalu bahwa ia telah mengirim surat kepada pimpinan Iran untuk merundingkan perjanjian nuklir, sebuah klaim yang dibantah Iran saat itu.

    Dalam wawancara dengan Fox Business , Trump mengonfirmasi bahwa ia ingin menegosiasikan perjanjian nuklir dengan Iran, seraya menambahkan, “Saya harap Anda akan bernegosiasi, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran.” Ia menambahkan, “Kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan mereka [Iran] memiliki senjata nuklir.”

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian menanggapi seruan Trump untuk berunding pada Selasa malam, dengan mengatakan bahwa Iran tidak akan berunding jika diancam. “Lakukan apa pun yang Anda inginkan,” katanya kepada Trump.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Militer Pakistan Bebaskan Sandera dalam Pembajakan Kereta Api

    Militer Pakistan Bebaskan Sandera dalam Pembajakan Kereta Api

    Jakarta

    Pasukan keamanan Pakistan menyerbu kereta yang dibajak oleh militan separatis pada hari Rabu (12/03), menewaskan semua 33 penyerang dan mengakhiri kebuntuan selama sehari yang melibatkan ratusan sandera.

    Militan separatis Baloch meledakkan rel kereta api dan menyerang Jaffar Express pada hari Selasa (11/03), saat kereta itu menuju Peshawar dari Quetta, membawa 440 penumpang. Militer melaporkan bahwa 21 sandera dan 4 pasukan keamanan tewas dalam kebuntuan tersebut.

    “Hari ini kami berhasil membebaskan banyak orang, termasuk perempuan dan anak-anak. Operasi terakhir dilakukan dengan sangat hati-hati,” kata juru bicara militer Ahmed Sharif Chaudhry, seraya menambahkan bahwa tidak ada warga sipil yang terbunuh dalam tahap akhir operasi tersebut.

    Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang mengklaim serangan tersebut, mengatakan telah menewaskan 50 penumpang pada Rabu (12/03) malam dan menahan 214 orang, sebagian besar personel keamanan. Mereka mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang hilang.

    BLA adalah kelompok etnis bersenjata terbesar yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afganistan dan Iran. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah meningkatkan aktivitas menggunakan taktik baru untuk menimbulkan banyak korban dan menargetkan militer Pakistan.

    Mereka berupaya untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan daerah berupa tambang dan mineral yang ditolak oleh pemerintah pusat.

    Rompi bunuh diri

    Menteri Dalam Negeri Muda Talal Chaudhry mengatakan kepada televisi “Geo” bahwa para militan mengenakan rompi bunuh diri saat mereka duduk di antara para penumpang yang disandera sehingga mempersulit upaya penyelamatan.

    Belum jelas jumlah orang yang diselamatkan dalam tahap operasi ini dan bagaimana atau ke mana para penumpang akan dievakuasi. Sebelumnya, pejabat pemerintah mengatakan bahwa 190 orang di dalam kereta telah diselamatkan, dengan lebih dari 50 orang dibawa ke Quetta untuk dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.

    Muhammad Ashraf (75), yang menaiki kereta tersebut, mengatakan ia mendengar ledakan keras di daerah pegunungan yang mengguncang gerbong.

    “Kami berbaring di lantai saat tembakan dimulai. Tak lama kemudian, orang-orang bersenjata memasuki kereta dan memeriksa identitas kami,” katanya di Quetta.

    Seorang perempuan, yang putranya termasuk di antara penumpang yang masih menunggu untuk dibebaskan, memprotes menteri provinsi Mir Zahoor Buledi.

    “Mengapa Anda tidak menghentikan kereta api jika tidak aman?,” tanyanya.

    Buledi mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah sedang berupaya meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.

    lw/ha (Reuter)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Khamenei Menantang Trump: Tawaran soal Perjanjian Nuklir AS-Iran yang Baru Adalah Tipuan – Halaman all

    Khamenei Menantang Trump: Tawaran soal Perjanjian Nuklir AS-Iran yang Baru Adalah Tipuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, menyinggung ancaman Amerika Serikat (AS) yang mendesak Iran untuk melakukan negosiasi perjanjian nuklir.

    Khamenei mengatakan tawaran AS hanya tipuan dan menegaskan AS tidak berhak mencegah Iran untuk memiliki senjata nuklir.

    “Kami tidak menginginkan senjata nuklir, dan kami juga tidak berusaha memilikinya. Kami telah menjelaskan alasannya sebelumnya,” kata Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para mahasiswa di Iran, Rabu (12/3/2025).

    “Jika kami ingin memperoleh senjata nuklir, Amerika Serikat tidak akan mampu mencegah kami melakukannya,” lanjutnya.

    Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah mengirim surat kepada Khamenei yang mengusulkan perundingan nuklir yang baru antara AS dan Iran.

    Selain itu, Trump juga memperingatkan Iran dengan mengatakan, “Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan.”

    Khamenei: Tawaran Trump adalah Tipuan

    Ali Khamenei mengatakan tawaran Donald Trump untuk berunding adalah tipuan.

    Beberapa pihak mendesak pemerintah Iran untuk melakukan negosiasi perjanjian nuklir dengan AS, namun Khamenei menegaskan pemerintah Iran memiliki alasannya.

    Menurutnya, bernegosiasi dengan AS hanya akan berakhir dengan peningkatan tekanan terhadap Iran.

    “Saya ingin menegaskan bahwa jika tujuan negosiasi adalah mencabut sanksi, maka bernegosiasi dengan pemerintahan AS tidak akan mengarah ke sana. Sebaliknya, hal itu akan membuat sanksi menjadi lebih rumit dan meningkatkan tekanan,” katanya.

    Khamenei mengatakan pemerintah AS mengajukan tuntutan yang lebih tinggi dalam tawarannya terhadap Iran, sehingga membuat situasi menjadi lebih rumit.

    “Apa gunanya bernegosiasi jika kita tahu dia tidak akan menepatinya,” kata Khamenei, merujuk pada perjanjian nuklir internasional tahun 2015 yang ditarik Trump setelah mengecamnya karena terlalu lunak terhadap Iran.

    “Kami duduk dan bernegosiasi selama beberapa tahun, dan orang ini (Trump) mengambil perjanjian yang telah diselesaikan, difinalisasi, dan ditandatangani dari meja perundingan dan merobeknya,” lanjutnya.

    “Oleh karena itu, undangan untuk bernegosiasi … adalah penipuan opini publik,” kata Khamenei, seperti diberitakan Iran International.

    Ia dengan tegas menolak tawaran baru Trump untuk negosiasi perjanjian nuklir yang baru.

    Iran akan Merespons Jika AS Melakukan Tindakan Militer

    Dalam pidatonya, Khamenei juga menyinggung soal ancaman Trump yang memberikan dua pilihan kepada Iran, yaitu opsi militer atau diplomasi.

    “Ancaman Amerika Serikat akan opsi militer tidak rasional, karena perang tidak akan melibatkan serangan langsung ke satu pihak,” katanya.

    Khamenei mengatakan dia belum melihat surat tersebut, namun menegaskan bahwa Iran tidak mencari perang dan akan melawan jika diserang.

    “Jika Amerika Serikat dan antek-anteknya melakukan tindakan bodoh terhadap kita, tanggapan Iran akan tegas dan pasti,” katanya, seperti diberitakan Al Mayadeen.

    Ia menegaskan AS akan paling menderita dalam perang semacam itu dan menekankan Iran mampu memberikan respons yang tepat.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Militan dengan Rompi Bom Bunuh Diri Hambat Penyelamatan Sandera Penumpang Kereta Pakistan

    Militan dengan Rompi Bom Bunuh Diri Hambat Penyelamatan Sandera Penumpang Kereta Pakistan

    JAKARTA – Militan yang mengenakan rompi bunuh diri duduk di antara penumpang yang disandera dalam pembajakan kereta api di Pakistan barat daya.

    Kondisi ini menghambat upaya penyelamatan karena tenggat waktu semakin dekat saat para penyerang mengatakan mereka akan mulai membunuh sandera.

    Puluhan militan separatis Balochi meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket pada Selasa di Jaffar Express, membawa lebih dari 400 penumpang, kata seorang pejabat keamanan.

    Sejauh ini, 190 dari mereka telah diselamatkan, kata pejabat pemerintah.

    Dilansir Reuters, Rabu, 12 Maret, ratusan tentara dan tim dalam helikopter telah dikerahkan untuk menyelamatkan para sandera di daerah pegunungan terpencil tempat kereta itu berhenti.

    Masinis kereta dan beberapa orang lainnya telah tewas, kata para pejabat.

    Namun, militan Tentara Pembebasan Baloch (BLA), dengan bom yang diikatkan di tubuh mereka, duduk di samping para penumpang, kata menteri dalam negeri muda Talal Chaudhry kepada televisi Geo.

    “Mereka mengenakan rompi bunuh diri dan … itu membuat penyelamatan menjadi sulit,” katanya.

    “Operasi ini dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga tidak ada korban yang terluka pada para sandera, wanita, dan anak-anak.”

    Dia mengatakan sekitar 70 hingga 80 penyerang telah membajak kereta tersebut.

    Kelompok tersebut mengancam akan mulai mengeksekusi sandera kecuali pihak berwenang memenuhi tenggat waktu 48 jam untuk pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang-orang hilang yang katanya diculik oleh militer. Kelompok tersebut mengatakan separuh dari waktu tersebut kini telah berlalu.

    BLA adalah kelompok bersenjata etnis terbesar dari beberapa kelompok yang memerangi pemerintah di Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    Militan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan aktivitas mereka menggunakan taktik baru untuk menimbulkan korban tewas dan cedera yang tinggi serta menargetkan militer Pakistan.

    Kelompok militan Baloch mengatakan mereka telah berjuang selama beberapa dekade untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari kekayaan tambang dan mineral regional yang ditolak oleh pemerintah pusat.

  • Presiden Iran Pezeshkian Tolak Negosiasi dengan Trump: Lakukan Apa pun yang Anda Inginkan – Halaman all

    Presiden Iran Pezeshkian Tolak Negosiasi dengan Trump: Lakukan Apa pun yang Anda Inginkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dengan tegas menolak perundingan soal nuklir dengan Presiden AS, Donald Trump.

    Menurut Pezeshkian, apa yang dilakukan Trump saat ini adalah mengancam agar Iran mau berunding dengannya.

    Namun, justru ancaman Trump tak membuat Pezeshkian mengubah keputusannya untuk bernegosiasi dengan Presiden AS.

    Pezeshkian mengatakan dirinya tak akan peduli dengan apa yang dilakukan Trump terhadap Iran.

    “Jika Anda mengancam saya, saya tidak akan bernegosiasi, lakukan apa pun yang Anda inginkan,” kata Pezeshkian dalam sebuah acara di Teheran pada hari Selasa (11/3/2025), dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Sebelumnya, Trump mengklaim telah mengirimkan surat kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Jumat (7/3/2025).

    Trump mengumumkan dalam wawancara dengan Fox Business Network, dirinya telah mengirimkan surat kepada Khamenei.

    Dalam surat tersebut, Trump mengatakan menawarkan pembicaraan menuju kesepakatan mengenai program nuklir.

    Menurutnya, negosiasi ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik daripada intervensi yang selama ini iya lakukan.

    “Saya telah menulis surat, saya harap Anda akan bernegosiasi karena jika kita harus melakukan intervensi militer, itu akan menjadi hal yang mengerikan bagi mereka,” kata Trump dalam segmen wawancara yang disiarkan pada hari Jumat, dikutip dari Iran International.

    Trump mengklaim, dengan mengajukan kesepakatan ini tidak akan menyakiti Iran.

    “Ada dua cara untuk menangani Iran, secara militer atau membuat kesepakatan. Saya lebih suka membuat kesepakatan karena saya tidak ingin menyakiti Iran,” imbuh Trump.

    Presiden AS ini juga mengaku memiliki banyak kenalan di Iran.

    “Mereka orang-orang hebat. Saya kenal banyak orang Iran dari negara ini,” terangnya.

    Trump menambahkan dalam wawancaranya, kesepakatan nuklir akan menjadi kemenangan bagi Iran.

    “Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena kita tidak bisa membiarkan senjata nuklir lain,” katanya.

    Meski banyak orang yang tidak setuju dengan keputusannya, Trump yakin ini akan membawa kemenangan bagi Iran.

    “Saya tidak yakin semua orang setuju dengan saya. Namun, kita dapat membuat kesepakatan yang sama bagusnya seperti jika Anda menang secara militer,” tambah presiden AS.

    Namun, Iran membantah dan mengatakan hingga saat ini pihaknya tidak menerima surat apa pun dari Trump.

    “Kami belum menerima surat seperti itu sejauh ini,” kata jubir kedutaan Iran, dikutip dari Al Jazeera.

    Ini juga bukan pertama kalinya Trump mengirimkan pendekatan serupa.

    Pada 2019, surat Trump juga diabaikan oleh Khamenei. Menurut Khamenei, surat itu “tidak layak” dibalas.

    Sementara itu, Iran telah lama menegaskan programnya ditujukan untuk tujuan damai.

    Sejak Trump kembali ke menjabat sebagai Presiden AS, pemerintahannya secara konsisten mengatakan Iran harus dicegah memperoleh senjata nuklir. 

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat terjadi setelah tahun 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

    Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran. 

    Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

    Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Masoud Pezeshkian

  • Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    Ketar-ketir dengan Program Nuklir Iran: Tiongkok, Rusia, dan AS Gelar Pertemuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China mengumumkan akan mengadakan pembicaraan trilateral dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk membahas isu nuklir Iran.

    Pertemuan itu diselenggarakan di tengah meningkatnya ketegangan internasional mengenai program nuklir Teheran.

    Pertemuan ini dijadwalkan akan berlangsung di Beijing pada Jumat (14/3/2025).

    Wakil menteri luar negeri dari kedua negara dijadwalkan hadir, Al Jazeera melaporkan.

    Langkah ini mengikuti sesi tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang diadakan oleh negara-negara Barat terkait program nuklir Iran.

    Fokus utama dari pembicaraan ini adalah untuk mendiskusikan perkembangan terkait program nuklir Iran serta pencabutan sanksi yang diberlakukan terhadap negara tersebut.

    Teheran sudah lama membantah tuduhan, mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir.

    Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada.

    Kalangan negara-negara Barat tidak bisa mengesampingkan persoalan ini.

    Mereka menilai langkah-langkah Iran dalam mengembangkan program nuklirnya semakin berbahaya.

    Menurut laporan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Iran telah mempercepat pengayaan uranium hingga mencapai kemurnian 60 persen, mendekati tingkat senjata nuklir yang diperkirakan sekitar 90 persen.

    Pertemuan yang akan dilangsungkan di Beijing ini juga menjadi perhatian utama karena menambah ketegangan dalam hubungan internasional.

    Sebelumnya, AS telah meningkatkan tekanan terhadap Iran untuk menyetujui kesepakatan baru yang akan mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

    Hubungan antara Iran dan Rusia semakin erat sejak dimulainya perang Ukraina pada 2022, dengan keduanya menjalin perjanjian kerja sama strategis.

    Iran dan Rusia juga telah memelihara hubungan yang baik dengan China, yang kini menjadi pihak kunci dalam pembicaraan mengenai program nuklir Iran.

    Sementara itu, hubungan dengan Amerika Serikat semakin kompleks.

    Di bawah pemerintahan Donald Trump, AS menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 yang sebelumnya membatasi aktivitas nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.

    Sejak saat itu, Iran mulai mengurangi komitmennya terhadap kesepakatan tersebut.

    Pemerintahan Trump juga kembali menerapkan kampanye sanksi maksimal dan bahkan mengancam tindakan militer terhadap Iran.

    Namun, meskipun ada ancaman tersebut, Iran secara tegas menolak berunding langsung selama sanksi masih berlaku.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengungkapkan Teheran kini tengah menunggu perwakilan dari negara-negara Arab untuk menyampaikan surat yang dikirimkan oleh Presiden Trump.

    Surat tersebut berisi ajakan untuk berdialog dan memperingatkan kemungkinan aksi militer.

    Sementara itu, meskipun upaya internasional untuk memperbarui kesepakatan nuklir terus dilakukan, tantangan besar tetap ada.

    Rencana baru dari AS, China, dan Rusia menunjukkan, program nuklir Iran tetap menjadi topik hangat dalam diplomasi internasional.

    Latihan Angkatan Laut Gabungan di Teluk Oman

    Dalam perkembangan lain, Iran, Rusia, dan Tiongkok memulai latihan angkatan laut gabungan di Teluk Oman.

    Aktivitas ini menandai tahun kelima sejak ketiga negara tersebut melakukan latihan militer bersama.

    Latihan ini, yang diberi nama “Sabuk Keamanan Laut 2025”.

    Latihan gabungan dimulai di dekat pelabuhan Chabahar, Iran, pada Selasa (11/3/2025).

    Tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama antar angkatan laut negara-negara peserta.

    Dikutip dari Al Jazeera, latihan ini mencakup beberapa kegiatan militer, seperti penyerangan target maritim, pengendalian kerusakan, dan operasi pencarian dan penyelamatan gabungan.

    Selama dua hari, awak kapal melancarkan tembakan siang dan malam menggunakan senapan mesin kaliber besar dan senjata ringan ke sasaran yang menyerupai perahu tak berawak dan kendaraan udara tak berawak musuh tiruan, seperti yang dilaporkan oleh media Rusia, Interfax.

    Beberapa negara lain, termasuk Azerbaijan, Afrika Selatan, Oman, Kazakhstan, Pakistan, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab, dan Sri Lanka, juga mengamati latihan ini, Iran Press TV melaporkan.

    Meskipun Tiongkok dan Rusia tidak sering berpatroli di perairan Timur Tengah, kawasan ini semakin dimiliterisasi dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada akhir 2023, kelompok Houthi di Yaman mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

    Setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada Januari 2024, Houthi menghentikan serangan mereka tetapi mengancam untuk melanjutkan jika Israel tidak mencabut pengepungan terhadap Gaza.

    Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya juga meningkatkan kehadiran mereka di Laut Merah, termasuk dengan membentuk pasukan gabungan 10 negara pada Desember 2023 untuk melawan serangan Houthi.

    Angkatan Laut AS memiliki armada yang bermarkas di Bahrain.

    Ketika ditanya mengenai latihan militer pada Minggu (9/3/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dia “sama sekali tidak” khawatir mengenai unjuk kekuatan oleh tiga musuh bebuyutan AS.

    “Kami lebih kuat dari mereka semua. Kami memiliki kekuatan lebih besar dari mereka semua,” katanya kepada Fox News di atas Air Force One.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)a

  • Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    Tentara Pembebasan Balochistan – Siapa Militan di Balik Pembajakan Kereta Api Pakistan? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok militan separatis membajak sebuah kereta api di Pakistan dan menyandera hampir 500 penumpang pada Selasa (11/3/2025).

    Mengutip The Independent, Tentara Pembebasan Balochistan (Baloch Liberation Army/BLA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Para pemberontak menyerang Jaffar Express, yang sedang dalam perjalanan dari ibu kota provinsi Quetta menuju kota Peshawar, di daerah pegunungan Bolan.

    Mereka meledakkan rel kereta dengan bahan peledak, memaksa kereta berhenti, dan menjebaknya di dalam Terowongan Mashkaf.

    BLA telah lama melancarkan pemberontakan di provinsi Balochistan.

    Pejabat keamanan Pakistan melaporkan bahwa militer berhasil menyelamatkan sedikitnya 155 sandera dalam operasi semalam dan menewaskan 27 militan.

    Sementara itu, BLA mengklaim telah menewaskan 30 tentara Pakistan dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Siapa Tentara Pembebasan Balochistan?

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah salah satu kelompok militan terbesar yang menuntut kemerdekaan bagi Balochistan.

    Kelompok ini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Pakistan dan Amerika Serikat.

    BLA dan kelompok separatis lainnya menuduh pemerintah Pakistan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di Balochistan, seperti minyak dan mineral, tanpa memberikan manfaat yang adil bagi penduduk setempat.

    Balochistan merupakan provinsi terbesar di Pakistan, tetapi berpenduduk paling sedikit.

    Wilayah ini berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.

    BLA mengklaim bahwa Pakistan secara paksa mengintegrasikan Balochistan pada tahun 1948 setelah menekan Khanate of Kalat, penguasa lokal pada masa pemerintahan Inggris, untuk menandatangani perjanjian aksesi.

    Kelompok ini memiliki sejarah panjang dalam menargetkan warga sipil serta pasukan keamanan di provinsi tersebut, yang dihuni sekitar sembilan juta orang etnis Baloch.

    Mereka juga secara rutin menyerang proyek-proyek ekstraksi sumber daya alam, karena daerah pegunungan di Balochistan berfungsi sebagai tempat persembunyian mereka.

    Selama beberapa dekade, serangan BLA berskala kecil.

    Namun, pada Agustus tahun lalu, mereka meningkatkan intensitas serangan, menewaskan sekitar 70 orang dalam serangkaian aksi kekerasan.

    BLA juga bertanggung jawab atas serangan di dekat Bandara Karachi tahun lalu yang menewaskan dua warga negara China.

    Selain itu, mereka pernah mengirim seorang perempuan pengebom bunuh diri untuk menyerang warga China di sebuah universitas di kota pesisir.

    Aksi tersebut diduga merupakan bentuk protes terhadap investasi China di tambang emas dan tembaga di Balochistan.

    China sendiri telah menginvestasikan lebih dari £50 miliar dalam Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), bagian dari inisiatif Belt and Road, yang mencakup proyek-proyek di Balochistan.

    Menurut Pusat Penelitian dan Studi Keamanan di Islamabad, kelompok-kelompok militan menewaskan lebih dari 1.600 orang di Pakistan tahun lalu.

    Mengapa BLA Menyerang Kereta Api Jaffar Express?

    BLA menuntut pembebasan tahanan politik, aktivis, dan warga Baloch yang mereka klaim telah diculik dalam operasi militer yang dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia.

    Setelah membajak kereta, kelompok itu mengaku telah menyandera banyak personel keamanan yang sedang dalam perjalanan pulang saat cuti.

    “Penumpang sipil, terutama wanita, anak-anak, orang tua, dan warga Baloch telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute aman,” ujar BLA dalam sebuah pernyataan.

    Mereka juga menyatakan kesiapan untuk melakukan pertukaran tahanan, tetapi mengancam akan mengeksekusi para sandera jika intervensi militer terus berlanjut.

    “Jika tuntutan kami tidak dipenuhi dalam batas waktu yang ditentukan, atau jika pemerintah Pakistan melakukan operasi militer selama negosiasi, semua tawanan perang akan dieksekusi, dan kereta akan dihancurkan sepenuhnya,” ancam BLA.

    Menurut laporan Reuters, militan telah memerintahkan beberapa orang untuk mengenakan jaket berisi bahan peledak dan duduk di dekat para sandera.

    BLA mengklaim telah menahan 214 orang, sementara sumber keamanan Pakistan menyebut ada 425 penumpang di dalam kereta ketika serangan terjadi.

    Dalam pernyataan lain pada Selasa (11/3/2025), BLA memperingatkan investor asing agar tidak ikut serta dalam eksploitasi sumber daya Balochistan.

    Belum diketahui secara pasti berapa banyak militan yang terlibat dalam serangan ini.

    Namun, pejabat Pakistan dan analis keamanan memperkirakan BLA memiliki sekitar 3.000 pejuang.

    Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengecam serangan tersebut dan berjanji akan memberantas para teroris.

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, juga mengutuk serangan ini dan menuntut pembebasan segera semua sandera.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Stok Uranium Iran Mendekati Level Bisa untuk Membuat Bom Nuklir, PBB Gelar Rapat

    Stok Uranium Iran Mendekati Level Bisa untuk Membuat Bom Nuklir, PBB Gelar Rapat

  • BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    BREAKING NEWS: Pembajakan Kereta di Pakistan: 27 Orang Tewas, 450 Penumpang Disandera Teroris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAKISTAN –  Pasukan keamanan Pakistan mengatakan 27 teroris tewas ditembak dan 155 sandera berhasil dibebaskan setelah sebuah kereta dibajak sejak kemarin.

    Dikutip dari Times of India, Rabu (12/3/2025), sebanyak 155 sandera yang dibebaskan adalah penumpang kereta.

    Total sekitar 450 penumpang kereta yang disandera para teroris di provinsi Balochistan yang bergolak memasuki hari kedua.

    “Operasi penyelamatan sandera masih berlangsung,” demikian sumber keamanan dikutip dari AFP.

    Ancam Bunuh Semua Sandera

    Militan separatis yang membajak kereta api di Pakistan mengancam akan meledakkan kereta dan mengeksekusi 182 sandera yang tersisa jika pihak berwenang tidak memenuhi tuntutan mereka.

    Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) adalah kelompok yang membajak kereta api dan membawa sekitar 400 penumpang.

    BLA dilaporkan menuntut agar pihak berwenang Pakistan ‘segera dan tanpa syarat membebaskan’ tahanan yang termasuk dalam kelompok militan tersebut.

    Mereka juga memperingatkan bahwa setiap upaya militer untuk maju ke BLA dan membebaskan para sandera dengan paksa akan mengakibatkan mereka dibunuh, menurut sebuah posting oleh grup tersebut di Telegram. 

    BLA mengatakan pihaknya menguasai kereta tersebut selama lebih dari delapan jam selama pertempuran bersenjata dengan pasukan Pakistan.

    Mereka mengklaim telah menewaskan 30 tentara pemerintah. 

    Kereta penumpang Jaffar Express tertahan di sebuah terowongan dan masinisnya terluka parah dalam baku tembak pada Selasa pagi, kata sejumlah pejabat setempat.

    Pasukan keamanan mengatakan sebuah ledakan terdengar di dekat terowongan dan mereka terlibat baku tembak dengan militan di daerah pegunungan.

    BLA, yang memperjuangkan kemerdekaan provinsi Balochistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, mengatakan telah menewaskan 20 tentara dan menembak jatuh sebuah pesawat nirawak.

    Hal ini tidak dikonfirmasi oleh otoritas Pakistan.

    Kelompok itu mengatakan telah menyandera 182 orang dari kereta tersebut, termasuk anggota tentara Pakistan dan pejabat keamanan lainnya yang sedang dalam perjalanan cuti.

    ‘Penumpang sipil, khususnya wanita, anak-anak, warga lanjut usia, dan warga Baloch, telah dibebaskan dengan selamat dan diberi rute yang aman,’ katanya dalam pernyataan yang dikirim melalui email kepada wartawan dan diunggah di Telegram.

    ‘BLA lebih lanjut memperingatkan bahwa jika intervensi militer berlanjut, semua sandera akan dieksekusi.’

    Kereta tersebut sedang dalam perjalanan dari ibu kota Balochistan, Quetta, ke kota Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa saat ditembaki.

    Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengutuk serangan itu dan mengatakan pemerintah tidak akan memberikan konsesi apa pun kepada ‘binatang buas yang menembaki penumpang tak berdosa’.

    “Pemerintah Balochistan telah memberlakukan tindakan darurat untuk menangani situasi tersebut,” kata juru bicara Shahid Rind.

    BLA merupakan kelompok etnis terbesar dari beberapa kelompok etnis yang telah berperang melawan pemerintah selama puluhan tahun.

    Kelompok ini menuduh pemerintah secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang melimpah.

    Konflik tersebut telah mengakibatkan terjadinya serangan yang sering kali terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Cina di wilayah tersebut.

    Seorang juru bicara pemerintah Balochistan mengatakan bahwa serangan itu adalah tindakan terorisme, dan menambahkan bahwa penyelidikan terhadapnya sedang dilakukan. 

    Ia menambahkan bahwa kereta bantuan telah dikirim ke lokasi kejadian dan pasukan keamanan sedang bekerja di daerah tersebut.

    Kereta api di Balochistan biasanya memiliki personel keamanan di dalamnya karena separatis sebelumnya telah melakukan serangan mematikan terhadap kereta api dan pasukan keamanan di wilayah tersebut. 

    Pada bulan November, kelompok separatis melakukan serangan bom bunuh diri di stasiun kereta api di Quetta yang menewaskan 26 orang, termasuk personel keamanan, staf kereta api, dan penumpang.’

    Pemberontakan selama puluhan tahun di Balochistan oleh kelompok militan separatis telah menyebabkan terjadinya serangan terhadap pemerintah, tentara, dan kepentingan Tiongkok di wilayah tersebut, sehingga menimbulkan tuntutan untuk mendapatkan bagian dari sumber dayanya.

    Balochistan yang kaya minyak dan mineral merupakan provinsi terbesar di Pakistan tetapi juga paling sedikit penduduknya. 

    Ini adalah pusat bagi suku minoritas Baloch di negara itu yang anggotanya mengatakan mereka menghadapi diskriminasi dan eksploitasi oleh pemerintah pusat.

    BLA merupakan kelompok pemberontak etnis terbesar dari beberapa kelompok yang telah memerangi pemerintah negara Asia Selatan tersebut selama puluhan tahun, dengan mengatakan bahwa pemerintah tersebut secara tidak adil mengeksploitasi sumber daya gas dan mineral Balochistan yang kaya.

    Sumber: Times of India/DailyMail

     

     

  • Enam Orang Tewas di Tepi Barat dalam Operasi Pasukan Israel

    Enam Orang Tewas di Tepi Barat dalam Operasi Pasukan Israel

    JAKARTA  – Lima warga Palestina, termasuk seorang wanita berusia 60 tahun, tewas oleh pasukan Israel di Jenin selama 24 jam terakhir, kata Otoritas Palestina. Seorang pria lainnya tewas oleh pasukan keamanan Palestina.

    Insiden terbaru ini menambah jumlah warga Palestina yang terbunuh sejak Januari, ketika pasukan Israel melancarkan operasi besar yang melibatkan ribuan tentara di kota-kota dan kamp-kamp pengungsi di utara Tepi Barat, menjadi lebih dari 30.

    Banyak dari mereka yang tewas merupakan pejuang bersenjata dari kelompok militan Palestina, tetapi banyak warga sipil yang tidak terlibat juga tewas.

    Puluhan ribu warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka sejak operasi Tepi Barat dimulai pada awal gencatan senjata di Gaza. Pasukan menyerbu kamp-kamp pengungsi di Jenin dan kota-kota terdekat, menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur, termasuk jalan dan pipa air.

    Dilansir Reuters, Selasa, 11 Maret, Israel mengatakan operasi Tepi Barat ditujukan untuk menyerang kelompok-kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Hamas dan Jihad Islam, yang telah membangun benteng di kota-kota padat yang dibangun untuk menampung keturunan warga Palestina yang melarikan diri, atau dipaksa meninggalkan rumah mereka dalam perang Timur Tengah pada 1948.

    Negara-negara termasuk Prancis dan Jerman serta kelompok-kelompok internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan kekhawatiran atas skala operasi tersebut dan menyerukan pengekangan diri.

    Pada Selasa, pasukan khusus polisi terlibat baku tembak dengan warga Palestina bersenjata yang berlindung di sebuah rumah di Jenin, menewaskan dua orang dan melukai seorang pria lainnya, kata militer Israel.

    Dalam insiden terpisah, seorang pria yang menembaki pasukan Israel tewas.

    PA mengatakan pasukan yang menembaki dari sebuah pos pemeriksaan juga menewaskan seorang wanita berusia 60 tahun. Tidak ada komentar langsung dari militer Israel.

    Pada malam sebelumnya, seorang pria Palestina tewas ketika sepeda motornya ditabrak kendaraan tentara Israel.