Negara: Iran

  • Kepala IRGC Sumpah Balas Serangan AS dan Israel: Ancaman Terhadap Iran Undang Reaksi Menghancurkan – Halaman all

    Kepala IRGC Sumpah Balas Serangan AS dan Israel: Ancaman Terhadap Iran Undang Reaksi Menghancurkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, bersumpah bahwa serangan apa pun terhadap Iran akan dibalas dengan respons yang “menghancurkan”.

    Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ancaman dari Amerika Serikat terhadap Teheran.

    Salami menegaskan bahwa setiap Ancaman AS dan Israel terhadap Iran akan disikapi dengan reaksi keras dan tegas.

    “Jika kami menyerang di mana pun atau mendukung siapa pun, kami akan mengumumkannya dengan tegas,” ujar Salami, dikutip dari media Iran pada Minggu (15/3/2025),

    Ia juga menegaskan bahwa Iran tidak memiliki peran dalam menetapkan kebijakan kelompok faksi perlawanan, termasuk Ansarallah (Houthi) di Yaman.

    Menurutnya, keputusan strategis tetap berada di tangan masing-masing kelompok.

    Pernyataan Trump dan Serangan Terhadap Yaman Pernyataan ini menyusul eskalasi konflik setelah Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan ancaman keras terhadap Iran dan Houthi di Yaman.

    Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump menegaskan bahwa AS tidak akan mentoleransi serangan Houthi terhadap jalur pelayaran internasional.

    “Kepada semua teroris Houthi, waktu kalian sudah habis! Jika serangan kalian tidak dihentikan, neraka akan menghancurkan kalian dengan sangat besar!” tulis Trump.

    “Kepada Iran: Dukungan terhadap teroris Houthi harus segera diakhiri! Jangan mengancam rakyat Amerika atau jalur pelayaran dunia. Jika Anda melakukannya, bersiaplah menghadapi konsekuensinya!” tambahnya.

    Setelah pernyataan Trump, AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke wilayah permukiman di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Sabtu (15/3/2025).

    Serangan ini menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.

    Blokade Laut Merah dan Respons Yaman Serangan ini terjadi beberapa hari setelah Yaman kembali menerapkan blokade terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden.

    Juru bicara Ansarallah, Mohammad Abdel Salam, mengatakan bahwa klaim AS tentang ancaman terhadap pelayaran internasional adalah tidak benar.

    Ia menegaskan bahwa blokade Yaman hanya ditujukan kepada kapal-kapal Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza.

    Ancaman Nuklir dan Ketegangan AS-Iran Di sisi lain, Trump juga mengancam Iran terkait program nuklirnya.

    Dalam pernyataan pada 7 Maret, ia mengatakan bahwa ada dua cara untuk menangani Iran, yaitu melalui negosiasi atau tindakan militer.

    Laporan intelijen AS menyebutkan bahwa Israel telah merencanakan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, yang diperkirakan bisa terjadi dalam tahun ini.

    Iran menolak perundingan nuklir yang dilakukan di bawah tekanan dan sanksi.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam kebijakan AS yang disebutnya tidak memiliki kewenangan untuk mengatur kebijakan luar negeri Iran.

    “Akhiri dukungan terhadap genosida dan terorisme Israel. Hentikan pembunuhan terhadap warga Yaman,” ujar Araghchi, Minggu (16/3/2025).

    AS-Inggris vs Houthi Yaman

    Kelompok Houthi Yaman melancarkan serangan balasan terhadap kapal perang Amerika Serikat (AS) yang beroperasi di Laut Merah pada Minggu (16/3/2025).

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengonfirmasi kelompoknya menembakkan 18 rudal balistik dan jelajah, serta sejumlah drone ke arah kapal perang AS, termasuk kapal induk USS Harry S Truman.

    Dikutip dari Middle East Monitor, Houthi mengklaim serangan ini merupakan respons terhadap serangan udara AS-Inggris yang terjadi pada Sabtu (15/3/2025) malam di beberapa kota Yaman.

    Serangan udara tersebut mengakibatkan sedikitnya 31 korban tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.

    Beberapa jam setelah serangan balasan Houthi, AS kembali melancarkan serangan udara pada Senin (17/3/2025).

    Eskalasi yang dilancarkan AS menghantam kota pelabuhan Hodeidah di Yaman barat.

    Serangan tersebut menargetkan toko kapas di distrik Zabid, Provinsi Al-Hodeidah.

    Kementerian Pertanian Yaman mengutuk serangan ini.

    Pihak berwenang menyebutnya sebagai tindakan yang memperburuk penderitaan warga sipil.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi melaporkan bahwa serangan AS di Sanaa menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima wanita dan dua anak-anak, serta melukai lebih dari 100 orang.

    Dalam pernyataan terpisah, pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi, menegaskan militannya akan terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal AS dan sekutunya, jika serangan udara terhadap Yaman tidak dihentikan.

    “Kami akan menanggapi musuh Amerika dengan serangan rudal dan menargetkan kapal perang serta kapal angkatan laut mereka,” ujar Abdul Malik Al-Houthi, dikutip dari Al Jazeera.

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menanggapi ancaman tersebut dengan menyatakan bahwa serangan terhadap Houthi tidak akan berhenti selama mereka masih menyerang kapal-kapal yang beroperasi di Laut Merah.

    Solidaritas Yaman untuk Palestina

    Ketegangan antara AS dan Houthi meningkat sejak akhir 2023, ketika kelompok yang didukung Iran ini mulai menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah.

    Houthi mengklaim bahwa serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap Palestina di Gaza.

    Serangan sempat dihentikan sementara ketika gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan pada Januari 2024.

    Serangan dilanjutkan kembali setelah Israel memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza pada awal Maret 2025.

    AS dan Inggris telah menargetkan Yaman dengan berbagai serangan udara sejak Januari 2024 dalam upaya membendung aksi Houthi di Laut Merah.

    Serangan terbaru ini semakin meningkatkan ketegangan di kawasan, dengan kedua belah pihak bersumpah untuk melanjutkan aksi militer mereka.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Trump Ingatkan Iran Bertanggung Jawab Atas Serangan Houthi!

    Trump Ingatkan Iran Bertanggung Jawab Atas Serangan Houthi!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melontarkan peringatan terbaru Iran. Ditegaskan Trump bahwa Teheran akan bertanggung jawab dan menghadapi konsekuensi “mengerikan” untuk setiap serangan yang dilancarkan kelompok Houthi di Yaman.

    Peringatan ini disampaikan Trump setelah militer AS melancarkan serangan udara selama akhir pekan dalam upaya mencegah serangan-serangan Houthi.

    “Setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi akan dipandang, mulai saat ini, sebagai tembakan yang dilepaskan dari senjata dan kepemimpinan IRAN, dan IRAN akan bertanggung jawab, dan akan menanggung konsekuensinya, dan konsekuensi itu akan mengerikan!” tegas Trump dalam pernyataan terbaru via media sosial Truth Social seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (18/3/2025).

    “Jangan biarkan siapa pun tertipu! Ratusan serangan yang dilancarkan oleh Houthi, para mafia dan penjahat yang berbasis di Yaman, yang dibenci oleh rakyat Yaman, semuanya berasal dari, dan diciptakan oleh, IRAN,” sebut Trump dalam pernyataannya.

    Lebih lanjut, Trump menuduh Iran telah mendikte “setiap gerakan, memberikan mereka senjata, memasok mereka dengan uang dan peralatan militer yang sangat canggih, dan bahkan, memasok apa yang disebut sebagai ‘intelijen’”.

    Militer AS, pada Sabtu (15/3), melancarkan serangan udara skala besar yang menargetkan Houthi di wilayah Yaman. Menurut otoritas kesehatan Yaman, yang dikuasai Houthi, serangan udara itu menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak.

    Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Trump menjabat pada Januari lalu.

    Trump, pada Sabtu (15/3), mengatakan AS telah melancarkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” untuk mengakhiri ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah oleh Houthi. Trump juga menuntut agar dukungan Iran terhadap Houthi “harus segera diakhiri”.

    Lihat juga Video: AS Klaim Bunuh Banyak Pimpinan Houthi dalam Serangan Besar-besaran!

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bersumpah akan terus menyerang Houthi hingga kelompok itu menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya.

    Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, menyebut serangan udara AS itu menargetkan dan menewaskan banyak tokoh pemimpin Houthi. Dia menambahkan bahwa kapal-kapal dan aset Iran yang membantu Houthi bisa menjadi target serangan di masa mendatang.

    Biro politik Houthi, dalam tanggapannya, menggambarkan serangan AS sebagai “kejahatan perang” dan mengatakan pasukan Houthi siap untuk “menghadapi eskalasi dengan eskalasi”.

    Houthi juga mengklaim, pada Senin (17/3) dini hari, bahwa kelompoknya menyerang kapal induk AS, USS Harry S Truman, di Laut Merah dengan drone dan rudal. Namun serangan itu tampaknya ditangkis oleh militer AS, yang mengklaim tidak ada kerusakan pada kapal induk tersebut.

    Lihat juga Video: AS Klaim Bunuh Banyak Pimpinan Houthi dalam Serangan Besar-besaran!

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia meluncurkan serangan pesawat tak berawak (drone) ke Kyiv, Ukraina, Minggu (16/3/2025).

    Hal ini dikatakan langsung oleh Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, Senin pagi (17/3/2025).

    Diketahui serangan udara Rusia tersebut langsung direspons oleh sistem pertahanan udara Ukraina.

    Kyiv mengatakan Moskow telah meluncurkan 90 drone Shahed Iran ke sembilan wilayah Ukraina.

    Mengutip Reuters, para saksi mendengar ledakan yang terdengar seperti pertahanan udara.

    Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Ukraina memukul mundur serangan itu.

    “Pasukan pertahanan udara bekerja untuk menghilangkan ancaman di langit di atas Kyiv,” lanjut Vitali Klitschko lewat aplikasi pesan Telegram.

    Serangan itu terjadi pada malam pertemuan negara antara pejabat Ukraina dan Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi.

    Lewat pertemuan ini diharapkan kedua belah pihak (Rusia-Ukraina) akan memberikan kemajuan besar untuk mengakhiri perang.

    Zelensky Tuduh Putin

    Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berbohong.

    Zelensky mengatakan Putin telah berbohong tentang situasi di Provinsi Kursk, Rusia.

    Tak hanya itu Zelensky juga mengatakan bahwa Putin berusaha untuk memperpanjang perang.

    “Presiden Rusia berbohong tentang situasi di lapangan, terutama tentang apa yang terjadi di wilayah Kursk,” ujar Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial X pada hari Sabtu (15/3/2025), mengutip The Guardian.

    Dia mengatakan pasukan Ukraina masih menangkis pasukan Rusia dan Korea Utara di daerah itu tetapi menghadapi potensi serangan baru terhadap Sumy di timur laut Ukraina.

    Zelensky mengatakan pasukan Kyiv tidak dikepung di Kursk, seperti yang telah diklaim oleh Rusia, tetapi Moskow mengumpulkan pasukan di dekatnya untuk serangan terpisah.

    “Penumpukan pasukan Rusia menunjukkan bahwa Moskow bermaksud untuk terus mengabaikan diplomasi,” katanya.

    “Jelas bahwa Rusia memperpanjang perang.” lanjut Zelensky.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Rusia Desak AS Hentikan Serangan terhadap Houthi

    Rusia Desak AS Hentikan Serangan terhadap Houthi

    Moskow

    Pemerintah Rusia mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan serangan yang menargetkan kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman. Moskow pun menyerukan dialog kepada Washington untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

    Desakan itu, seperti dilansir Reuters, Senin (17/3/2025), disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergey Lavrov, melakukan pembicaraan via telepon dengan Menlu AS Marco Rubio.

    “Menanggapi argumen perwakilan Amerika, Sergey Lavrov menekankan perlunya penghentian segera penggunaan kekuatan dan pentingnya semua pihak untuk terlibat dalam dialog politik guna mencari solusi yang akan mencegah pertumpahan darah lebih lanjut,” sebut Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Desakan dari Rusia itu disampaikan setelah militer AS melancarkan serangan udara skala besar menargetkan Houthi di Yaman pada Sabtu (15/3) waktu setempat. Otoritas kesehatan Yaman, yang dikuasai Houthi, melaporkan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan udara AS di wilayah Yaman.

    Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari lalu.

    Trump dalam pernyataannya pada Sabtu (15/3) mengatakan AS telah melancarkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” untuk mengakhiri ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah oleh Houthi. Trump juga menuntut agar dukungan Iran terhadap Houthi “harus segera diakhiri”.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth bersumpah akan terus menyerang Houthi hingga kelompok yang didukung Iran itu menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan sekitarnya.

    Seorang pejabat Washington, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi militer itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu.

    Biro politik Houthi, dalam tanggapannya, menggambarkan serangan AS sebagai “kejahatan perang” dan mengatakan bahwa pasukan Houthi siap untuk “menghadapi eskalasi dengan eskalasi”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • RI Borong Kurma Mesir Jelang Ramadan, Nilainya Fantastis – Page 3

    RI Borong Kurma Mesir Jelang Ramadan, Nilainya Fantastis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Indonesia melihat impor kurma yang cukup besar menjelang bulan suci Ramadan dan perayaan Idul Fitri 2025.

    “Pada Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 16,47 ribu ton atau senilai USD 18,09 juta,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Senin (17/3/2025).

    “Kami melihat tren impor kurma terlihat mulai meningkat dalam 5 bulan menjelang periode Ramadan-Lebaran dan paling tinggi tentunya ada di bulan Januari dan Februari,” papar

    Amalia merinci, impor kurma terbesar berasal dari Mesir sebanyak 9,24 ribu ton dengan share 56,12% terhadap total kurma yang diimpor oleh Indonesia.

    Negara asal impor kedua terbesar untuk kurma adalah Arab Saudi sebanyak 2,69 ribu ton, diikuti oleh Uni Emirat Arab sebanyak 1,19 ribu ton.

    “Secara kumulatif, sepanjang Januari sampai dengan Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 32,89 ribu ton atau senilai USD 38,76 juta,” beber Amalia.

    Kuota Impor

    Secara kumulatif, impor kurma terutama bersumber dari pertama Mesir sebanyak 19,39 ribu ton dengan pangsa 58,95% kemudian Arab Saudi 13,87% dan Uni Emirat Arab 8,96%, serta Tunisia 5,87% dan Iran sebesar 4,39%.

    Pada Februari 2025, total nilai impor Indonesia mencapai USD 18,86 miliar atau naik sebesar 5,18% dibandingkan Januari 2025.

    Impor migas Indonesia mencapai USD 2,87 miliar atau naik 15,50% dan impor non-migas USD 16 miliar atau meningkat sebesar 3,52%.

     

  • Kapal Induk AS Diserang Rudal Houthi Yaman, 18 Rudal Balistik dan Jelajah Dikerahkan – Halaman all

    Kapal Induk AS Diserang Rudal Houthi Yaman, 18 Rudal Balistik dan Jelajah Dikerahkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Bersenjata Yaman merespons serangan udara yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada Minggu (16/3/2025).

    Sebanyak 47 serangan udara AS telah menghantam beberapa provinsi di Yaman dalam beberapa jam terakhir.

    Dalam sebuah laporan menyebutkan, serangan udara AS telah menargetkan beberapa wilayah di provinsi Sanaa, Saada, al-Bayda, Hajjah, Dhamar, Marib, dan al-Jawf.

    Dikutip Al Mayadeen, Juru Bicara Houthi, Yahya Saree mengatakan, serangan udara AS telah mengakibatkan banyak korban, dengan puluhan orang tewas dan terluka.

    Sebagai bentuk balasan, Houthi menyerang Kapal Induk USS Harry S. Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah.

    Serangan itu melibatkan 18 rudal balistik dan jelajah, beserta pesawat tanpa awak.

    Sementara itu, menurut seorang pejabat AS mengatakan, Houthi memang menembakkan pesawat nirawak dalam serangan yang menargetkan USS Harry S. Truman.

    Dikutip dari The Times of Israel, 10 serangan tersebut dicegat oleh jet tempur Angkatan Udara AS dan satu dicegat oleh jet tempur Angkatan Laut F/A-18.

    Rudal itu jatuh ke air jauh dari kapal, dan tidak ada yang mendekati kapal induk atau kapal perang dalam kelompok penyerangnya.

    Washington telah berjanji untuk terus menyerang Yaman sampai pemberontak berhenti menyerang pengiriman barang di Laut Merah, sementara Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa ia akan menggunakan “kekuatan mematikan yang luar biasa”.

    Pada malam antara Sabtu dan Minggu, sebuah rudal diluncurkan  dari Yaman dan mendarat di Mesir. IDF mengatakan sedang menyelidiki apakah rudal itu ditujukan ke Israel.

    Angkatan Udara Israel telah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan rudal dan pesawat tak berawak Houthi terhadap negara tersebut.

    Pemimpin Houthi, Abdulmalik al-Houthi menyerukan warga Yaman untuk berbaris pada hari Senin dalam menentang AS.

    Menanggapi eskalasi terbaru di sepanjang rute perdagangan maritim, PBB telah mendesak kedua belah pihak untuk “menghentikan semua aktivitas militer”.

    Houthi yang didukung Iran telah menyerang Israel dan pengiriman Laut Merah selama perang Gaza, dengan mengklaim bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

    Sebelum penargetan kelompok kapal induk AS akhir pekan ini, Houthi belum pernah mengklaim serangan di Laut Merah dan Teluk Aden sejak 19 Januari, ketika gencatan senjata dimulai di Jalur Gaza.

    Kelompok itu mengatakan pihaknya meluncurkan kembali serangannya atas penghentian bantuan kemanusiaan Israel ke Gaza, dan akan “beralih ke opsi eskalasi tambahan” jika “agresi Amerika terhadap negara kami berlanjut”.

    (*)

  • Serangan Balasan Houthi, 18 Rudal Ditembakkan ke Kapal Perang AS di Laut Merah – Halaman all

    Serangan Balasan Houthi, 18 Rudal Ditembakkan ke Kapal Perang AS di Laut Merah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi Yaman melancarkan serangan balasan terhadap kapal perang Amerika Serikat (AS) yang beroperasi di Laut Merah pada Minggu (16/3/2025).

    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengonfirmasi kelompoknya menembakkan 18 rudal balistik dan jelajah, serta sejumlah drone ke arah kapal perang AS, termasuk kapal induk USS Harry S Truman.

    Dikutip dari Middle East Monitor, Houthi mengklaim serangan ini merupakan respons terhadap serangan udara AS-Inggris yang terjadi pada Sabtu (15/3/2025) malam di beberapa kota Yaman.

    Serangan udara tersebut mengakibatkan sedikitnya 31 korban tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.

    Beberapa jam setelah serangan balasan Houthi, AS kembali melancarkan serangan udara pada Senin (17/3/2025).

    Eskalasi yang dilancarkan AS menghantam kota pelabuhan Hodeidah di Yaman barat.

    Serangan tersebut menargetkan toko kapas di distrik Zabid, Provinsi Al-Hodeidah.

    Kementerian Pertanian Yaman mengutuk serangan ini.

    Pihak berwenang menyebutnya sebagai tindakan yang memperburuk penderitaan warga sipil.

    Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi melaporkan bahwa serangan AS di Sanaa menewaskan sedikitnya 53 orang, termasuk lima wanita dan dua anak-anak, serta melukai lebih dari 100 orang.

    Houthi Ancam Serangan Berkelanjutan

    Dalam pernyataan terpisah, pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi, menegaskan militannya akan terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal AS dan sekutunya, jika serangan udara terhadap Yaman tidak dihentikan.

    “Kami akan menanggapi musuh Amerika dengan serangan rudal dan menargetkan kapal perang serta kapal angkatan laut mereka,” ujar Abdul Malik Al-Houthi, dikutip dari Al Jazeera.

    Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menanggapi ancaman tersebut dengan menyatakan bahwa serangan terhadap Houthi tidak akan berhenti selama mereka masih menyerang kapal-kapal yang beroperasi di Laut Merah.

    Solidaritas Yaman untuk Palestina

    Ketegangan antara AS dan Houthi meningkat sejak akhir 2023, ketika kelompok yang didukung Iran ini mulai menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah.

    Houthi mengklaim bahwa serangan mereka adalah bentuk solidaritas terhadap Palestina di Gaza.

    Serangan sempat dihentikan sementara ketika gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan pada Januari 2024.

    Namun, serangan dilanjutkan kembali setelah Israel memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza pada awal Maret 2025.

    AS dan Inggris telah menargetkan Yaman dengan berbagai serangan udara sejak Januari 2024 dalam upaya membendung aksi Houthi di Laut Merah.

    Serangan terbaru ini semakin meningkatkan ketegangan di kawasan, dengan kedua belah pihak bersumpah untuk melanjutkan aksi militer mereka.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Data BPS RI Impor 16.469 Ton Kurma pada Ramadan Februari 2025

    Data BPS RI Impor 16.469 Ton Kurma pada Ramadan Februari 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mendatangkan kurma dari luar negeri sebanyak 16.469 ton pada Februari 2025. Jumlah tersebut sedikit mengalami peningkatan sebesar 0,26% dari bulan sebelumnya sebanyak 16.426 ton.

    Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menyampaikan, impor kurma tercatat sebesar 16.469 ton atau senilai US$18,09 juta pada Februari 2025.

    “Pada Februari 2025, impor kurma tercatat sebesar 16.470 ton atau senilai US$18,09 juta,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (17/3/2025).

    Amalia menuturkan, impor kurma paling banyak berasal dari Mesir yakni sebanyak 9.240 ton dengan share terhadap total kurma yang diimpor Indonesia sebesar 56,12%.

    Di posisi kedua, ditempati oleh Arab Saudi dengan total impor kurma pada Februari 2025 sebanyak 2.690 ton dengan pangsa 16,32%, diikuti Uni Emirat Arab 1.190 ton dengan pangsa sebesar 7,22%.

    Secara kumulatif, Amalia mengatakan bahwa impor kurma tercatat sebanyak 32.890 ton atau senilai US$38,76 juta sepanjang Januari-Februari 2025.

    “Secara kumulatif sepanjang Januari-Februari 2025, impor kurma tercatat 32.890 ton atau senilai US$38,76 juta,” ungkapnya.

    Adapun sepanjang periode tersebut, Indonesia paling banyak mendatangkan kurma dari Mesir sebanyak 19.390 ton dengan pangsa 58%, diikuti Arab Saudi 13,87%, dan Uni Emirat Arab sebesar 8,96%.

    Kemudian, Tunisia menempati urutan keempat dengan share terhadap total kurma yang diimpor Indonesia pada Januari-Februari 2025 sebesar  5,87%, dan Iran sebesar 7,22%. 

    Amalia menyebut, tren impor kurma sendiri mulai terlihat mengalami peningkatan dalam lima bulan jelang periode Ramadan dan Lebaran 2025.

    “Yang paling tinggi tentu ada di bulan Januari dan Februari 2025,” pungkasnya.

  • Kepala IRGC Sumpah Balas Serangan AS dan Israel: Ancaman Terhadap Iran Undang Reaksi Menghancurkan – Halaman all

    Serangan Udara AS di Yaman Dikecam, Houthi Bertekad Berikan Dukungan Lebih Kuat untuk Gaza – Halaman all

    Serangan Udara AS di Yaman Dikecam, Sanaa Bertekad Berikan Dukungan Lebih Kuat untuk Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Kepemimpinan politik di Sanaa mengutuk keras serangan udara AS terbaru di Yaman, dan mengecamnya sebagai “kejahatan perang”.

    Serangkaian serangan mematikan menargetkan daerah permukiman di ibu kota dan provinsi lainnya. 

    Serangan tersebut, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 31 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

    Digambarkan oleh pejabat Yaman sebagai upaya untuk melindungi Israel di tengah permusuhan yang sedang berlangsung di Gaza.

    Dewan Politik Tertinggi yang dipimpin Houthi di Sanaa menyatakan bahwa serangan itu adalah “agresi Amerika yang nyata” dan bersumpah akan melakukan pembalasan. 

    “Menargetkan warga sipil membuktikan kelemahan AS; ini tidak akan menghalangi kami untuk mendukung Gaza tetapi malah akan meningkatkan situasi menjadi sesuatu yang lebih kuat dan lebih parah,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Biro politik Ansarallah mengatakan serangan itu merupakan respons langsung terhadap dukungan Yaman terhadap Palestina, dan menegaskan kembali bahwa agresi semacam itu tidak akan dibiarkan begitu saja. 

    “Angkatan bersenjata kami sepenuhnya siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” demikian peringatannya.

    Seorang pejabat senior Yaman mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa serangan AS ditujukan untuk “melindungi entitas pendudukan Israel,” dan menuduh Washington memprioritaskan kepentingan Zionis. 

    Sumber tersebut juga menepis pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang Yaman sebagai “tidak masuk akal,” dan menegaskan bahwa negara itu tidak akan terintimidasi oleh agresi militer AS.

    Kementerian kesehatan yang dipimpin Houthi mengonfirmasi jatuhnya korban yang meluas, dengan angka terbaru menunjukkan sedikitnya 50 warga sipil tewas atau terluka. 

    Serangan menghantam beberapa lokasi, termasuk wilayah Attan di Sanaa dan Dahyan di Saada, yang dilaporkan menargetkan infrastruktur sipil.

    AS membenarkan serangan udara tersebut sebagai respons atas serangan Yaman terhadap pengiriman barang di Laut Merah, sementara Trump mengklaim bahwa Houthi telah mengancam pasukan dan sekutu AS. 

    “Didanai oleh Iran, para preman Houthi telah menembakkan rudal ke pesawat AS, dan menargetkan Pasukan dan Sekutu kita,” tulis Trump di platform sosial Truth miliknya, seraya menambahkan bahwa “pembajakan, kekerasan, dan terorisme” mereka telah menelan biaya “miliaran dolar” dan membahayakan nyawa.

    Sementara itu, Yaman menegaskan kembali blokadenya terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel, dengan menyatakan bahwa operasi angkatan lautnya akan terus berlanjut hingga pengepungan Gaza dicabut.

    BBC melaporkan bahwa Inggris tidak berpartisipasi dalam serangan itu tetapi memberikan dukungan pengisian bahan bakar untuk operasi AS.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Soal Houthi, Iran Ingatkan AS Tak Berhak Dikte Kebijakan Luar Negeri!

    Soal Houthi, Iran Ingatkan AS Tak Berhak Dikte Kebijakan Luar Negeri!

    Teheran

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menegaskan Amerika Serikat (AS) tidak memiliki wewenang untuk mendikte kebijakan luar negeri negaranya, setelah Presiden Donald Trump mendesak Teheran untuk menghentikan dukungan terhadap kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman.

    “Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki wewenang, atau urusan, mendikte kebijakan luar negeri Iran,” tegas Araghchi dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Senin (17/3/2025).

    Araghchi, dalam pernyataannya, menyebut masa ketika Washington dalam mendikte kebijakan luar negeri Teheran telah berakhir tahun 1979 silam, ketika Revolusi Islam Iran menggulingkan shah yang didukung Barat.

    Lebih lanjut, Araghchi balik mendesak AS untuk menghentikan “pembunuhan orang-orang Yaman”.

    Araghchi merujuk pada serangan udara AS baru-baru ini yang menargetkan Houthi di Yaman. Otoritas kesehatan Yaman, yang dikuasai Houthi, melaporkan sedikitnya 53 orang, termasuk lima anak-anak, tewas akibat serangan udara AS di wilayah Yaman.

    Ini menjadi operasi militer terbesar AS di kawasan Timur Tengah sejak Presiden Donald Trump menjabat pada Januari lalu.

    Trump dalam pernyataannya pada Sabtu (15/3) mengatakan AS telah melancarkan “tindakan militer yang tegas dan kuat” untuk mengakhiri ancaman terhadap pelayaran di Laut Merah oleh Houthi. Trump juga menuntut agar dukungan Iran terhadap Houthi “harus segera diakhiri”.

    Seorang pejabat Washington, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa operasi militer itu mungkin berlanjut selama berminggu-minggu.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, dalam pernyataan terpisah, “mengutuk keras serangan udara brutal oleh AS” dan menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip Piagam PBB”.

    Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade terakhir, merupakan bagian dari “poros perlawanan” yang pro-Iran dan melawan Israel serta AS. Houthi menyerang Israel dan jalur pelayaran internasional Laut Merah sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Sementara itu, kepala Garda Revolusi Iran Hossein Salami menegaskan: “Iran tidak akan mengobarkan perang, tetapi jika ada yang mengancam, Iran akan memberikan tanggapan yang tepat, tegas dan konklusif.”

    Dia menyebut Houthi sebagai “perwakilan rakyat Yaman” dan menyatakan bahwa kelompok itu membuat “keputusan strategis dan operasional” secara independen.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu