Negara: Iran

  • Kepala Pentagon Pete Hegseth Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Pejuang Houthi – Halaman all

    Kepala Pentagon Pete Hegseth Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Pejuang Houthi – Halaman all

    Kepala Pentagon Peringatkan Iran tentang Konsekuensi Mendukung Houthi

    TRIBUNNEWS.COM- Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth kemarin memperingatkan Iran bahwa negara itu akan menghadapi konsekuensi karena mendukung Houthi, bahkan ketika Amerika Serikat telah memulai kembali perundingan dengan Iran mengenai program nuklirnya, Reuters melaporkan.

    Amerika Serikat dan Iran sejauh ini telah mengadakan tiga putaran pembicaraan tidak langsung, yang dimediasi oleh negara Teluk Oman, yang bertujuan untuk menyegel kesepakatan yang akan menghalangi Teheran memperoleh senjata nuklir tetapi juga mencabut sanksi ekonomi melumpuhkan yang dijatuhkan oleh Washington.

    Kedua belah pihak akan bertemu lagi di Roma pada hari Sabtu.

    “Pesan untuk IRAN: Kami melihat dukungan MEMATIKAN Anda terhadap Houthi. Kami tahu persis apa yang Anda lakukan,” tulis Hegseth di X. “Anda tahu betul apa yang mampu dilakukan Militer AS — dan Anda telah diperingatkan. Anda akan membayar KONSEKUENSI pada waktu dan tempat yang kami pilih.”

    Hegseth, pada akun X pribadinya, kemudian  mengunggah ulang  pesan Trump di Truth Social pada bulan Maret, yang mana presiden mengatakan ia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan apa pun yang dilancarkan oleh kelompok Houthi.

    Pemimpin Iran sebelumnya mengatakan bahwa Houthi Yaman bertindak secara independen.

    Kelompok ini menguasai Yaman utara dan telah menyerang pelayaran di Laut Merah dalam apa yang disebutnya sebagai solidaritas dengan Palestina.

    Amerika Serikat telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 1.000 target sejak meningkatkan serangan terhadap kelompok tersebut pada bulan Maret, yang menewaskan ratusan warga sipil.

    Militer AS telah meningkatkan asetnya dalam beberapa minggu terakhir untuk memperkuat Timur Tengah. Pentagon telah mengerahkan enam pesawat pengebom B-2 ke pulau Diego Garcia di Samudra Hindia — yang menurut para ahli merupakan posisi ideal untuk beroperasi di Timur Tengah.

    Selain itu, AS saat ini memiliki dua kapal induk di Timur Tengah dan telah memindahkan sistem pertahanan udara dari Asia ke kawasan tersebut.

     

    Dalam akunnya di X, Secretary of Defense Pete Hegseth, @SecDef menulis:

    “Pesan untuk IRAN: Kami melihat dukungan MEMATIKAN Anda terhadap Houthi. Kami tahu persis apa yang Anda lakukan. Anda tahu betul apa yang mampu dilakukan Militer AS — dan Anda telah diperingatkan. Anda akan membayar KONSEKUENSI pada waktu dan tempat yang kami pilih” tulisnya di X.

     

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • AS Bilang Iran Harus Tinggalkan Pengayaan Uranium-Rudal Jarak Jauh

    AS Bilang Iran Harus Tinggalkan Pengayaan Uranium-Rudal Jarak Jauh

    Washington DC

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Marco Rubio menyerukan Iran untuk “menjauhi” pengayaan uranium dan pengembangan rudal jarak jauh. Rubio juga mencetuskan agar Teheran mengizinkan para pemeriksa Amerika untuk menginspeksi fasilitas-fasilitas di wilayahnya.

    Seruan-seruan itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (2/5/2025), disampaikan Rubio dalam wawancara dengan media terkemuka Fox News pada Kamis (1/5), setelah putaran terbaru perundingan nuklir antara Washington dan Teheran ditunda.

    Pernyataan Rubio itu menggarisbawahi perpecahan utama yang tersisa dalam perundingan antara kedua negara itu untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung lama mengenai program nuklir Iran, dengan Presiden Donald Trump mengancam akan mengebom Teheran jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.

    “Mereka (Iran-red) harus menjauh dari mensponsori teroris, mereka harus menjauh dari membantu Houthi (di Yaman), mereka harus menjauh dari mengembangkan rudal jarak jauh yang tidak memiliki tujuan lainnya selain memiliki senjata nuklir, dan mereka harus menjauh dari pengayaan (uranium),” cetus Rubio dalam wawancara tersebut.

    Iran telah berulang kali menegaskan pihaknya tidak akan menghentikan program rudal atau pengayaan uranium mereka — sebuah proses yang digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi juga dapat menghasilkan material untuk hulu ledak atom.

    Pada Kamis (1/5) waktu setempat, seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa putaran keempat perundingan nuklir dengan AS yang dijadwalkan akan berlangsung di Roma, Italia, pada Sabtu (3/5) besok telah ditunda.

    Disebutkan pejabat senior Iran itu bahwa tanggal baru akan ditetapkan “bergantung pada pendekatan AS”.

    Rubio, dalam wawancara dengan Fox News, mencetuskan Iran seharusnya mengimpor uranium yang diperkaya untuk program tenaga nuklirnya daripada memperkayanya sendiri ke level apa pun.

    “Jika Anda memiliki kemampuan untuk memperkaya (uranium) pada 3,67 persen, hanya dibutuhkan beberapa minggu untuk mencapai 20 persen, lalu 60 persen, kemudian 80 persen dan 90 persen yang Anda butuhkan untuk senjata,” ujarnya.

    Iran telah mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk memperkaya uranium berdasarkan ketentuan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir. Teheran juga terus menyangkal mereka ingin membuat bom nuklir.

    Ditambahkan Rubio dalam pernyataannya bahwa Iran juga harus menerima bahwa AS dapat terlibat dalam inspeksi apa pun dan bahwa para pemeriksa akan memerlukan akses ke semua fasilitas di Iran, termasuk fasilitas militer.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel

    5 Negara yang Menolak Membantu Padamkan Kebakaran Israel

    GELORA.CO – Pada awal Mei 2025, Israel menghadapi kebakaran hutan besar yang melanda wilayah antara Yerusalem dan Tel Aviv.

    Kebakaran ini memaksa ribuan orang mengungsi, menutup jalan utama, dan mengganggu perayaan Hari Kemerdekaan ke-77 Israel.

    Pemerintah Israel segera mengumumkan keadaan darurat nasional dan meminta bantuan internasional.

    Sejumlah negara merespons permintaan bantuan Israel dengan mengirimkan pesawat pemadam kebakaran. Namun sejumlah negara menolak memberikan bantuan.

    Negara-Negara yang Tidak Memberikan Bantuan

    Dalam situasi darurat ini, tidak ada laporan resmi mengenai negara-negara yang secara eksplisit menolak memberikan bantuan kepada Israel.

    Meski demikian, beberapa negara tidak tercatat sebagai pemberi bantuan dalam laporan media. Berikut ini daftar negara tersebut:

    1. Turki

    Meskipun Turki pernah membantu Israel dalam kebakaran hutan pada tahun 2016, tidak ada laporan Turki memberikan bantuan pada kebakaran tahun 2025.

    Hubungan diplomatik yang tegang antara kedua negara, terutama terkait isu Palestina, dapat menjadi faktor yang memengaruhi keputusan ini.

    2. Iran

    Sebagai negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan sering bersikap antagonis, Iran tidak tercatat memberikan bantuan dalam kebakaran ini.

    3. Suriah

    Beberapa negara Arab yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Suriah, juga tidak tercatat memberikan bantuan.

    Tentu saja Suriah tidak membantu Israel karena negara Zionis itu justru gencar membombardir wilayah Suriah.

    Hingga saat ini, Israel terus melancarkan serangan militer ke berbagai wilayah di Suriah.

    4. Lebanon

    Lebanon merupakan salah satu negara yang paling dirugikan oleh serangan militer Israel. Ribuan warga Lebanon telah tewas akibat serangan rudal rezim apartheid Zionis.

    Dengan kondisi negara yang hancur akibat serangan Israel, tidak mungkin bagi Lebanon membantu rezim Zionis tersebut.

    5. Yaman

    Yaman merupakan negara yang terus diserang Israel dan sekutunya. Kondisi ini jelas tidak mungkin bagi Yaman membantu musuhnya.

    Apalagi serangan Israel dan sekutunya membuat banyak warga Yaman tewas dan terluka. Yang ada justru, kekuatan utama di Yaman, Houthi melancarkan serangan balasan ke wilayah Zionis.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Tak Membantu Israel

    Keputusan suatu negara untuk memberikan atau tidak memberikan bantuan dalam situasi darurat seperti kebakaran hutan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

    Hubungan Diplomatik: Negara-negara dengan hubungan diplomatik yang baik dengan Israel lebih cenderung memberikan bantuan.

    Pertimbangan Politik: Isu-isu politik, seperti posisi terhadap konflik Israel-Palestina, dapat memengaruhi keputusan untuk memberikan bantuan.

    Kemampuan dan Sumber Daya: Negara-negara yang memiliki kapasitas dan sumber daya untuk memberikan bantuan lebih mungkin untuk melakukannya.

    Kebutuhan dan Permintaan: Jika Israel tidak secara khusus meminta bantuan dari negara tertentu, negara tersebut mungkin tidak mengambil inisiatif untuk menawarkan bantuan.

    Meskipun tidak ada laporan resmi mengenai negara-negara yang secara eksplisit menolak memberikan bantuan kepada Israel dalam menghadapi kebakaran hutan pada Mei 2025, beberapa negara tidak tercatat sebagai pemberi bantuan.

    Faktor-faktor seperti hubungan diplomatik, pertimbangan politik, kemampuan sumber daya, dan permintaan resmi dapat memengaruhi keputusan suatu negara untuk memberikan atau tidak memberikan bantuan dalam situasi darurat.

  • Israel Tembak Jatuh Rudal Houthi dari Yaman

    Israel Tembak Jatuh Rudal Houthi dari Yaman

    Jakarta

    Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman. Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim serangan rudal tersebut.

    “Setelah sirene yang berbunyi beberapa saat yang lalu di beberapa daerah di Israel, sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat sebelum memasuki wilayah Israel,” kata militer Israel, dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/5/2025).

    Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, mengatakan bahwa mereka menargetkan sebuah pangkalan udara “di sebelah timur wilayah pendudukan Haifa dengan rudal balistik hipersonik”.

    Para pemberontak tersebut telah melakukan puluhan serangan rudal dan drone terhadap Israel sejak perang Gaza dimulai dengan serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

    Houthi merupakan bagian dari “poros perlawanan” Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat, yang menampilkan diri mereka sebagai pembela warga Palestina di Gaza.

    Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “operasi dukungan kelompok tersebut akan terus berlanjut hingga agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan dicabut”.

    Kelompok Houthi juga telah berulang kali menargetkan kapal-kapal dagang di Laut Merah dan Teluk Aden, yang memicu serangan balasan dari Israel, Amerika Serikat, dan Inggris.

    Lihat juga Video 12 Orang Tewas dan 30 Luka-luka Akibat Serangan AS di Yaman

    Sejak Presiden Donald Trump menjabat pada bulan Januari lalu, Amerika Serikat telah mengintensifkan kampanye serangannya, dengan melancarkan serangan hampir setiap hari selama lebih dari sebulan.

    Media Houthi melaporkan minggu ini bahwa serangan AS terhadap basis gerakan tersebut di kota Saada, Yaman menewaskan sedikitnya 68 orang, semuanya merupakan warga Afrika yang ditahan di “pusat migran ilegal”.

    Amerika Serikat mengatakan pada bulan April, bahwa serangan-serangannya sejak 15 Maret telah mengenai lebih dari 1.000 target di Yaman dan menewaskan “ratusan petempur Houthi”.

    Lihat juga Video 12 Orang Tewas dan 30 Luka-luka Akibat Serangan AS di Yaman

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jelang Perundingan Nuklir, Iran Kecam Keras Sanksi Baru AS, Sebut sebagai ‘Terorisme Ekonomi’ – Halaman all

    Jelang Perundingan Nuklir, Iran Kecam Keras Sanksi Baru AS, Sebut sebagai ‘Terorisme Ekonomi’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran mengecam sebagai “terorisme ekonomi” atas keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Republik Islam, Kamis (1/5/2025).

    Kecaman ini disampaikan beberapa hari sebelum putaran perundingan nuklir berikutnya antara musuh bebuyutan tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan sanksi tersebut merupakan bagian dari upaya AS “untuk mengganggu hubungan persahabatan dan hukum antara negara-negara berkembang melalui terorisme ekonomi.”

    Dilansir Al Arabiya, ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan “bukti nyata dari pendekatan yang kontradiktif dari para pengambil keputusan Amerika dan kurangnya niat baik serta keseriusan mereka dalam memajukan jalur diplomasi.”

    Pada Rabu (30/4/2025), AS mengatakan bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi terhadap lima perusahaan yang berkantor pusat di luar Iran yang terlibat dalam penjualan minyak Iran.

    “Selama Iran berupaya menghasilkan pendapatan dari minyak dan petrokimia untuk mendanai kegiatan-kegiatan destabilisasinya, dan mendukung kegiatan-kegiatan teroris dan proksi-proksinya, Amerika Serikat akan mengambil langkah-langkah untuk meminta pertanggungjawaban Iran dan semua mitranya yang terlibat dalam penghindaran sanksi,” ujar Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, Rabu.

    Sejak kembali menjabat pada Januari 2025, Presiden AS Donald Trump telah menerapkan kembali kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran, yang mencerminkan pendekatannya selama masa jabatan pertamanya, sembari menyerukan dialog.

    Pada Maret 2025, ia mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir dalam kebijakan utama negara, mendesak perundingan dan memperingatkan kemungkinan tindakan militer jika Iran menolak.

    Selama masa jabatan pertamanya, Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, serta menerapkan kembali sanksi yang keras, yang mendorong Republik Islam itu untuk menarik kembali komitmennya.

    Pembicaraan dengan Kekuatan Eropa

    Iran akan mengadakan perundingan di Roma pada Jumat (2/5/2025) dengan pihak-pihak Eropa terkait kesepakatan nuklir.

    Teheran telah mengusulkan pertemuan dengan Inggris, Prancis, dan Jerman, yang secara kolektif dikenal sebagai E3, yang berpegang teguh pada kesepakatan 2015 yang dimaksudkan untuk mengekang aktivitas nuklir Iran, yang gagal pada tahun 2018 ketika Presiden AS Donald Trump meninggalkannya selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

    “Menurut pendapat saya, ketiga negara Eropa telah kehilangan peran mereka (dalam masalah nuklir) karena kebijakan yang salah yang telah mereka ambil.”

    “Tentu saja, kami tidak menginginkan ini dan siap untuk mengadakan pembicaraan dengan mereka di Roma,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi kepada media pemerintah.

    Diberitakan Dawn, tindakan AS pada hari Rabu adalah langkah terbaru yang menargetkan Teheran sejak Trump memulihkan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran, yang mencakup upaya untuk menekan ekspor minyaknya hingga nol dan membantu mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengatakan sanksi baru AS selama negosiasi mengirimkan “pesan yang salah”.

    Tindakan ini dilakukan setelah AS memulai kembali perundingan dengan Iran mengenai program nuklirnya.

    Para negosiator AS dan Iran akan bertemu lagi di Roma pada Sabtu (3/5/2025).

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

  • Gibran Bilang Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Dukungan Swasta

    Gibran Bilang Sektor Kelautan dan Perikanan Butuh Dukungan Swasta

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa program penghiliran kelautan dan perikanan membutuhkan peran dari sektor swasta. 

    Gibran mengungkapkan bahwa Indonesia adalah produsen dari komoditas kelautan dan perikanan terbesar di seluruh dunia. Dia juga menjelaskan beberapa komoditas yang akan menjadi prioritas pemerintah di antaranya adalah udang, rajungan, tilapia, garap dan rumput laut.

    “Kita ini adalah produsen terbesar dunia, belum lagi udang, rajungan, tilapia dan garam. 6 komoditas inilah yang akan jadi komoditas prioritas hilirisasi kelautan dan perikanan,” kata Gibran dikutip, Kamis (1/5/2025).

    Selain potensi yang sangat besar, Gibran menjelaskan bahwa ada tantangan juga yang harus dihadapi oleh Indlnesia yakni kawasan industri yang punya cold storage dengan infrastruktur yang memadai.

    “Lalu akses permodalan bagi nelayan, pembudidaya dan umkm perikanan yang lebih luas,” katanya.

    Tidak hanya itu, teknologi terkini terkait produksi dan pengolahan yang efisien serta ramah lingkungan juga dibutuhkan. Selain itu, kata Gibran, Indonesia juga butuh ahli dan pekerja yang kompeten serta inovatif.

    “Iklim investasi yang kondusif serta pemberantasan ilegal fishing. Tapi saya ingin tegaskan bapak presiden telah menyampaikan tentang pentingnya hilirisasi kelautan dan pemerintah akan berupaya maksimal untuk mewujudkannya,” ujarnya.

    Bahkan, Gibran mengatakan dalam acara internasional Konferensi Tingkat Tinggi Developing-8 (KTT D-8), Presiden Prabowo juga mendorong kerja sama kelautan dan perikanan sejumlah negara seperti negara Bangladesh, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan dan Turki.

    “Satgas percepatan hilirisasi saat ini juga sedang merumuskan strategi, memetakan pembiayaan dan mencari solusi atas hambatan di lapangan. Namun sekali lagi ini adalah kerja bersama, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.

    Gibran mengatakan bahwa pemerintahan membutuhkan partisipasi swasta, support dari masyarakat serta kolaborasi para anak muda untuk mewujudkan hilirisasi kelautan dan perikanan.

    “Untuk teman-teman yang saat ini masih menempuh pendidikan, baik di bidang teknologi, industri, perikanan, farmasi ayo ikut jump in ayo buat inovasi buat penelitian bahkan skripsi terkait bidang ini,” tuturnya.

    Sementara itu, menurut Gibran, pebisnis yang sudah berhasil di sektor budidaya, perdagangan hingga ekspor diharapkan memberikan masukan dan saran.

    “Untuk yang sudah berkecimpung di dunia bisnis, budidaya, perdagangan, ekspor, maupun keberlanjutan lingkungan, mohon beri masukan dan saran yg membangun bagi pemerintah,” katanya.

  • Iran Gantung Agen Mossad Israel Berpangkat Tinggi Terkait Pembunuhan Kolonel IRGC – Halaman all

    Iran Gantung Agen Mossad Israel Berpangkat Tinggi Terkait Pembunuhan Kolonel IRGC – Halaman all

    Agen Mossad Israel Berpangkat Tinggi Digantung di Iran

    TRIBUNNEWS.COM – Pengadilan Iran pada Rabu mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena spionase untuk badan mata-mata Mossad, Israel dan keterlibatan dalam pembunuhan seorang kolonel Garda Revolusi pada tahun 2022.

    RNTV melaporkan, sosok yang diekskusi itu adalah Mohsen Langarneshin.

    Langarneshin digambarkan sebagai “mata-mata tingkat tinggi” yang mendukung operasi Mossad di Iran.

    “Mohsen Langarneshin digantung pada pagi hari,” situs web berita Mizan Online milik lembaga peradilan tersebut melaporkan.

    Dikatakan, dia terlibat dalam pembunuhan kolonel Garda Nasional Sayyad Khodai pada bulan Mei 2022.

    Eksekusi Mohsen Langarneshin mengikuti pola Iran yang mengadili para tersangka agen Mossad.

    DIGANTUNG – Sosok Mohsen Langarneshin. Pria ini dituduh Iran melakukan spionase untuk badan mata-mata Israel, Mossad.

    Negara dengan Tingkat Eksekusi Mati Tertinggi di Dunia

    Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengumumkan sejumlah penangkapan dan eksekusi terhadap orang-orang yang dituduh bekerja sama dengan intelijen Israel.

    Misalnya, pada bulan Desember 2023, empat orang, termasuk seorang wanita, digantung karena tuduhan sabotase yang terkait dengan Mossad, dan seorang lainnya dieksekusi karena memata-matai provinsi Sistan-Baluchistan.

    Pada bulan Januari 2024, empat orang dieksekusi karena berencana menyabotase situs kementerian pertahanan di Isfahan, sebuah operasi yang diklaim Iran diatur oleh Mossad.

    Iran mengaitkan pembunuhan Kolonel Sayyad Khodai, anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), pada tahun 2022 dengan Israel.

    “Eksekusi Langarneshin dikaitkan dengan dugaan perannya dalam mendukung operasi ini,” kata laporan itu.

    Peradilan Iran, yang mengawasi kasus-kasus semacam itu, beroperasi berdasarkan kerangka hukum yang mencakup tuduhan seperti “moharebeh” (berperang melawan Tuhan) dan “korupsi di Bumi,” yang sering digunakan dalam hukuman terkait spionase dan keamanan.

    Negara ini memiliki salah satu tingkat eksekusi tertinggi di dunia, dengan lebih dari 600 eksekusi dilaporkan pada tahun 2023, menurut kelompok hak asasi manusia.

     

  • Iran Luncurkan Kapal Peluncur Rudal Berkecepatan Tinggi Bisa Melesat dengan Kecepatan 215 KM Per Jam – Halaman all

    Iran Luncurkan Kapal Peluncur Rudal Berkecepatan Tinggi Bisa Melesat dengan Kecepatan 215 KM Per Jam – Halaman all

    Iran Luncurkan Kapal Peluncur Rudal Berkecepatan Tinggi, Melesat dengan Kecepatan 215 KM Per Jam

    TRIBUNNEWS.COM- Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah berhasil mengembangkan kapal peluncur rudal yang mampu mencapai kecepatan hingga 116 knot, atau sekitar 215 kilometer per jam di darat, menurut Laksamana Muda Alireza Tangsiri.

    “Kami telah membangun kapal peluncur rudal yang memiliki kecepatan 116 knot, yang setara dengan kecepatan di darat sebesar 215 kilometer per jam. Kapal ini telah menyelesaikan semua uji teknis dan khusus,” katanya, seperti dilaporkan News.Az , mengutip media Iran .

    “Di Angkatan Laut IRGC, kami memproduksi kapal, rudal, drone, dan sistem bawah permukaan kami sendiri.”

    Menyoroti komitmen IRGC terhadap keamanan regional, ia menambahkan, “Kami bekerja tanpa lelah siang dan malam untuk memastikan keamanan Teluk Persia.”

    Merenungkan masa lalu, sang komandan mencatat, bahwa sebelum Revolusi Islam, Iran bahkan tidak dapat membangun kapal penangkap ikan kecil, dan perusahaan-perusahaan Amerika membangunnya untuk Iran. “Hari ini, kami telah mengembangkan kapal kelas Shahid Soleimani dengan menggunakan teknologi paling canggih. Kapal ini mampu berlayar hingga 5.000 mil laut tanpa henti di lautan terbuka.”

    Hari Nasional Teluk Persia

    Dalam komentar di sebuah acara yang diadakan di kota pelabuhan selatan Iran, Bandar Abbas, dalam rangka memperingati Hari Nasional Teluk Persia, Komandan Angkatan Laut IRGC Laksamana Muda Alireza Tangsiri menyoroti kemajuan yang telah dicapai pasukannya dalam memproduksi senjata dalam negeri.

    Ia mengatakan Angkatan Laut IRGC telah memproduksi kapal serbu peluncur rudal dengan kecepatan hingga 116 knot (215 km/jam).

    Komandan mencatat bahwa kapal cepat baru tersebut telah lulus semua uji teknis dan khusus, Tasnim melaporkan.

    Dalam sambutannya di bulan Februari, Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami menyoroti kehadiran Iran yang tak terbatas di lautan, dan mengatakan nasib pertempuran laut ditentukan oleh akurasi, kecepatan, kedalaman navigasi, dan jangkauan senjata.

    Strategi IRGC memerlukan produksi senjata dan peralatan yang mematuhi doktrin dan kriteria angkatan lautnya, tambah Salami.

    Ia menyatakan bahwa rudal angkatan laut IRGC melampaui jangkauan nominalnya, karena ditembakkan dari kapal cepat peluncur rudal yang dapat melaju dengan kecepatan 110 knot.

    Kecepatan Kapal 215 KM Per jam

    Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Laksamana Muda Alireza Tangsiri pada hari Rabu mengumumkan keberhasilan pengembangan kapal peluncur rudal yang mampu mencapai kecepatan 116 knot—setara dengan sekitar 215 kilometer per jam di darat. Ia menyatakan bahwa kapal tersebut telah lulus semua uji teknis dan khusus.

    “Kami telah membangun kapal peluncur rudal yang memiliki kecepatan 116 knot, yang setara dengan kecepatan di darat sebesar 215 kilometer per jam. Kapal ini telah menyelesaikan semua uji teknis dan khusus,” katanya.

    “Di Angkatan Laut IRGC, kami memproduksi kapal, rudal, drone, dan sistem bawah permukaan kami sendiri.”

    Menyoroti komitmen IRGC terhadap keamanan regional, ia menambahkan, “Kami bekerja tanpa lelah siang dan malam untuk memastikan keamanan Teluk Persia.”

    Merenungkan masa lalu, sang komandan mencatat, bahwa sebelum Revolusi Islam, Iran bahkan tidak dapat membangun kapal penangkap ikan kecil, dan perusahaan-perusahaan Amerika membangunnya untuk Iran. “Hari ini, kami telah mengembangkan kapal kelas Shahid Soleimani dengan menggunakan teknologi paling canggih. Kapal ini mampu berlayar hingga 5.000 mil laut tanpa henti di lautan terbuka.”

    SUMBER: AZ, TABNAK, MEHR NEWS

  • Menilik Rapor 100 Hari Pemerintahan Donald Trump Jilid 2

    Menilik Rapor 100 Hari Pemerintahan Donald Trump Jilid 2

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandai 100 hari pertamanya kembali menjabat dengan rapat umum di Macomb County, Michigan, pada Selasa (29/4/2025) waktu setempat.

    Dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan, Trump telah menandatangani lebih banyak perintah eksekutif daripada presiden lainnya, membuat pasar bergejolak karena tarif, dan sebagian besar berpegang pada kebijakan America First, kecuali jika menyangkut Israel.

    Berikut adalah beberapa keputusan besar yang dikeluarkan Trump pada 100 Hari pertamanya dikutip dari Al-Jazeera:

    Ratusan Perintah Eksekutif

    Trump telah menandatangani sedikitnya 142 perintah eksekutif sejauh ini, yang menurut American Presidency Project, lebih banyak daripada presiden AS lainnya dalam 100 hari pertama masa jabatan mereka.

    Perintah eksekutif adalah arahan yang dikeluarkan oleh presiden kepada lembaga federal yang memiliki kekuatan hukum tetapi tidak memerlukan persetujuan kongres.

    Pada 20 Januari, hari pertamanya menjabat, Trump menandatangani 26 perintah, yang meliputi pengampunan lebih dari 1.500 orang yang dihukum pada tanggal 6 Januari 2021, tuduhan kerusuhan Capitol; menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia; dan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

    Mayoritas perintah eksekutif Trump berfokus pada imigrasi dan keamanan perbatasan serta energi dan perdagangan.

    Tarif dan Ekonomi

    Pemerintahan Trump telah menerapkan serangkaian tarif untuk mengurangi defisit perdagangan AS, memperbaiki kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap AS, mengembalikan lapangan kerja manufaktur ke negara tersebut, dan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah AS.

    Dimulai pada 1 Februari, Trump mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang Kanada dan Meksiko, termasuk pungutan sebesar 10% pada energi Kanada, dan mengenakan tarif sebesar 10% pada barang-barang China.

    Pada minggu-minggu berikutnya, Trump menargetkan baja dan aluminium serta impor mobil dengan tarif sebesar 25%. Pada bulan April, Trump telah mengenakan tarif dasar sebesar 10% pada barang-barang yang diimpor dari seluruh dunia.

    China menerima tarif tertinggi sebesar 145%. Namun, beberapa pengecualian telah diterapkan pada barang-barang yang terkait dengan teknologi, seperti telepon pintar.

    Kanada dan Meksiko menghadapi tarif sebesar 25% atas barang-barang yang tidak mematuhi perjanjian dagang trilateral USMCA yang mereka miliki dengan AS, yang memengaruhi perdagangan senilai $63,8 miliar, menurut Bloomberg News. Uni Eropa menghadapi tarif yang saat ini ditangguhkan sebesar 20%

    Reaksi Wall Street

    Sejak menjabat, Trump telah mengirimkan gelombang kejutan ke pasar, sebagian besar karena pengumuman tarifnya yang berubah-ubah, yang telah menyebabkan ketidakpastian dan volatilitas.

    Sejak pemilihan November, meskipun terjadi lonjakan awal, semua indeks utama telah jatuh. Tercatat, indeks S&P 500 turun sekitar 3,3%, Nasdaq turun sekitar 4,5%, sementara itu indeks Dow Jones telah melemah 5,3%.

    Kemudian, sejak hari pelantikan Trump pasar saham telah jatuh lebih jauh, dengan indeks S&P 500 anjlok sekitar 7,9%, Nasdaq turun sekitar 12,1%, serta Dow Jones melemah 8,9%.

    Sikap terhadap Ukraina, Gaza, dan Yaman

    Sejak menjabat, Trump mengatakan bahwa ia mempertahankan kebijakan America First. Mengenai Ukraina, Trump mengkritik skala pengeluaran AS di bawah mantan Presiden Joe Biden, dengan menyatakan bahwa negara-negara Eropa harus menanggung beban yang lebih besar. 

    Pada 3 Maret, Trump menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina, sebuah langkah yang menuai kritik tajam dari sekutu Eropa. Pemerintahan Trump telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat Ukraina dan Rusia untuk mencoba mengakhiri pertempuran.

    Di Timur Tengah, Trump telah mengajukan usulan untuk mengambil alih kendali Gaza dan membangunnya kembali, sebuah ide yang dikecam luas karena menyiratkan pembersihan etnis terhadap 2,3 juta warga Palestina. Pada saat yang sama, pemerintahannya terus mengirim bom AS ke Israel, termasuk bom seberat 900 kg (2.000 pon), yang memperkuat dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap Israel.

    Sejak pelantikan Trump pada 20 Januari, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 2.392 orang di Gaza dan 105 orang di Tepi Barat yang diduduki. Selain itu, sekitar 3.000 orang telah meninggal karena luka yang diderita dalam serangan Israel atau mati di bawah reruntuhan.

    Di tempat lain di Timur Tengah, AS telah meningkatkan aksi militernya secara signifikan di Yaman dengan serangan terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran. Operasi Rough Rider dimulai pada 15 Maret, yang tujuannya adalah untuk membendung serangan Houthi terhadap pengiriman barang di Laut Merah.

    Dari 15 Maret hingga 18 April, setidaknya 207 serangan AS tercatat di Yaman, yang mengakibatkan sedikitnya 209 kematian, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED).

    Pemangkasan dan PHK DOGE

    Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) milik miliarder teknologi Elon Musk dibentuk oleh Trump melalui perintah eksekutif pada tanggal 20 Januari, di mana ia memberi DOGE mandat untuk memangkas pengeluaran pemerintah.

    Menurut angka-angka yang dipublikasikan di situs web DOGE, organisasi tersebut memperkirakan telah memangkas US$160 miliar dari anggaran federal, yang mewakili sekitar 8% dari US$2 triliun yang awalnya dijanjikan Musk untuk dihemat.

    DOGE mengatakan pemangkasan terbesar telah dilakukan pada Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (US$47,4 miliar), Badan Pembangunan Internasional (US$45,2 miliar) dan Departemen Luar Negeri (US$2,6 miliar). Namun, angka-angka ini telah dikritik karena tidak memiliki cukup bukti untuk mendukungnya.

    Pengampunan untuk Perusuh

    Sejak kembali menjabat, Trump telah mengampuni lebih dari 1.500 orang, termasuk para pendukungnya yang dihukum terkait dengan kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 setelah ia kalah dalam pemilihan presiden 2020. Pengampunan penting lainnya termasuk Ross Ulbricht, pendiri pasar web gelap Silk Road, yang menjalani hukuman atas perdagangan narkoba dan pencucian uang.

  • Kami Tidak Akan Menghentikan Serangan Jika Gaza Belum Dibersihkan

    Kami Tidak Akan Menghentikan Serangan Jika Gaza Belum Dibersihkan

    PIKIRAN RAKYAT – Pernyataan kontroversial diungkapkan oleh Menteri Keuangan Israel penjajah, Bezalel Smotrich. Dia mengatakan Israel tidak akan menghentikan genosida di Gaza jika ratusan ribu warga Palestina belum pindah dari Gaza.

    Tak hanya itu, dia menyebut Israel juga tak akan menghentikan serangan jika Suriah belum bubar, dan Iran yang memiliki kekuatan nuklir dilucuti dari kekuatannya tersebut.

    “Dengan pertolongan Tuhan, kami akan mengakhiri kampanye ini ketika Suriah dibubarkan, Hizbullah dikalahkan dengan telak, Iran dilucuti dari ancaman nuklirnya, Gaza dibersihkan dari Hamas dan ratusan ribu warga Gaza sedang dalam perjalanan keluar ke negara lain,” kata Smotrich dalam pidatonya di Tepi Barat yang diduduki dilaporkan Middle East Eye.

    Soal pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza, Israel tengah berupaya melakukan hal tersebut. Tentu saja apa yang dilakukan Israel ini telah dikecam oleh banyak pihak.

    Belum lagi, jumlah korban terus meningkat sejak serangan Oktober 2023 dengan jumlah korban jiwa mencapai 52.400 orang berdasarkan laporan otoritas kesehatan setempat. Selain itu, lebih dari 100 ribu warga Palestina lainnya mengalami luka-luka.

    Kondisi di tengah genosida juga diperparah dengan blokade bantuan yang dilakukan Israel. Sejak 2 Maret 2025, Israel melakukan blokade yang membuat bantuan-bantuan internasional tidak bisa memasuki Gaza.

    Padahal, bantuan-bantuan berupa makanan, air, bahan bakar, dan kebutuhan dasar lainnya sangat diperlukan penduduk Gaza. Israel telah didesak untuk menghentikan blokade bantuan ini.

    Perempuan, anak-anak, dan lansia jadi korban

    Kantor Media Pemerintah yang berpusat di Gaza melaporkan 65% korban serangan Israel di Gaza adalah perempuan, anak-anak, dan lansia.

    Sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 18.000 anak-anak, 12.400 wanita. Israel telah membantai 2.180 keluarga secara keseluruhan

    Tak hanya itu, ada sekitar 5.070 keluarga lainnya kini selamat namun hanya satu anggota keluarga yang tersisa. Lebih dari itu, Israel juga menewaskan 1.400 personel medis, 212 jurnalis, dan 750 pekerja kemanusiaan. 

    “Serangan sistematis telah menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dan berusaha membungkam kebenaran,” demikian pernyataan tersebut.

    Data tersebut juga ditambah dengan fakta di lapangan berdasarkan kesaksian dari pilot Israel dan kebocoran militer, diakui bahwa pengeboman sengaja dilakukan terhadap rumah dan lingkungan warga sipil.

    “Fakta-fakta tersebut tidak menyisakan keraguan bahwa menargetkan warga sipil di Gaza merupakan kebijakan sistematis Israel dalam rencananya untuk melakukan kejahatan genosida dan pembersihan etnis,” kata pernyataan tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News