Negara: Iran

  • Video: Iran Pangkas 4 Nol dari Mata Uang, Upaya Lawan Inflasi?

    Video: Iran Pangkas 4 Nol dari Mata Uang, Upaya Lawan Inflasi?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran resmi memangkas 4 angka 0 dari mata uang Rialnya. Langkah besar ini menandai reformasi moneter yang sudah dibahas lebih dari 10 tahun.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Selasa 07/10/2025) berikut ini.

  • Lagi-lagi, Houthi Tahan 9 Staf PBB di Yaman

    Lagi-lagi, Houthi Tahan 9 Staf PBB di Yaman

    Jakarta

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam keras penahanan sewenang-wenang sembilan staf PBB di Yaman oleh kelompok pemberontak Houthi, beserta penyitaan aset dan fasilitas di wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi.

    “Baru-baru ini, otoritas de facto Houthi menahan sembilan lagi personel PBB, sehingga jumlah total staf PBB yang ditahan secara sewenang-wenang menjadi 53 orang sejak 2021,” kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Selasa (7/10/2025).

    “Tindakan-tindakan ini menghambat kemampuan PBB untuk beroperasi di Yaman dan memberikan bantuan penting,” imbuh Dujarric dalam pernyataan tersebut.

    Bulan lalu, PBB merelokasi koordinator kemanusiaan utamanya dari ibu kota Yaman, Sanaa yang dikuasai Houthi, ke kota Aden yang dikuasai pemerintah.

    Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional mendirikan kantor pusatnya di kota Aden di Yaman selatan setelah kelompok Houthi mengusir mereka dari Sanaa pada tahun 2014.

    Langkah ini diambil setelah PBB pada bulan Agustus lalu menyatakan bahwa pemberontak Houthi yang didukung Iran, telah menangkap setidaknya 11 pegawainya sebagai bagian dari gelombang penahanan setelah serangan Israel menewaskan perdana menteri Houthi.

    (ita/ita)

  • Selamat dari Ledakan Pager, Pria di Lebanon Tewas Digempur Israel

    Selamat dari Ledakan Pager, Pria di Lebanon Tewas Digempur Israel

    Beirut

    Serangan udara Israel yang menghantam wilayah Lebanon pada Senin (6/10) waktu setempat, menewaskan sedikitnya dua orang. Salah satu korban tewas merupakan seorang pria yang selamat tapi kehilangan penglihatannya, akibat ledakan pager Israel yang menargetkan Hizbullah tahun lalu.

    Militer Israel mengatakan serangan terbarunya di Lebanon itu menargetkan seorang anggota Hizbullah.

    Israel terus melancarkan serangan-serangan terhadap Lebanon, yang biasanya diklaim menargetkan Hizbullah, meskipun gencatan senjata masih berlaku sejak November tahun lalu. Tel Aviv juga masih menempatkan pasukan militernya di sebanyak lima area di wilayah Lebanon bagian selatan yang dianggap strategis.

    Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (7/10/2025), militer Israel mengatakan telah menewaskan Hassan Atwi, yang mereka gambarkan sebagai “seorang teroris kunci dalam unit pertahanan udara Hizbullah di wilayah Nabatiyeh”, pada Senin (6/10).

    Istri Atwi, Zainab Raslan, yang mengemudikan kendaraan yang ditumpangi suaminya, menurut laporan media pemerintah Lebanon, National News Agency (NNA), juga tewas dalam serangan Israel tersebut.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menuduh Atwi telah “memimpin upaya pembentukan kembali dan mempersenjatai kembali” unit tersebut, dan “menjalin kontak dengan dan membeli peralatan dari para pemimpin unit tersebut di Iran”.

    Laporan NNA menyebut Atwi mengalami luka-luka dan kehilangan penglihatannya ketika Israel meledakkan ratusan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh para anggota Hizbullah di berbagai wilayah Lebanon tahun lalu.

    Kementerian Kesehatan Lebanon juga melaporkan serangan Israel pada Senin (6/10). Disebutkan bahwa sedikitnya dua orang tewas dan satu orang mengalami luka-luka ketika “serangan drone Israel menargetkan sebuah mobil di jalan Zebdine di distrik Nabatiyeh” di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Militer Israel juga mengatakan bahwa pasukannya telah menyerang “kompleks militer… yang digunakan Hizbullah untuk pelatihan” di wilayah Bekaa, Lebanon bagian timur. Sementara NNA melaporkan “dua serangan udara” lainnya melanda wilayah Provinsi Hermal di timur laut negara tersebut.

    Pekan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memverifikasi kematian 103 warga sipil di Lebanon sejak gencatan senjata berlaku pada November tahun lalu. PBB menuntut penghentian penderitaan warga sipil yang sedang berlangsung.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/nvc)

  • Dua Tahun Perang Gaza, Apa yang Telah Dicapai Israel?

    Dua Tahun Perang Gaza, Apa yang Telah Dicapai Israel?

    Jakarta

    Serangan 7 Oktober 2023 membuat Israel lengah. Pada hari itu, pejuang Hamas dan milisi bersenjata lainnya berhasil menembus perbatasan yang dijaga ketat di Gaza dan melancarkan serangan ke wilayah Israel, menewaskan hampir 1.200 orang serta menyandera 251 lainnya. Pengalaman ini meninggalkan trauma mendalam yang masih dirasakan hingga kini di Israel.

    Pada 8 Oktober 2023, pemerintah Israel melancarkan serangan ke Gaza. Dua tahun kemudian, penderitaan besar menimpa warga Palestina di wilayah itu. Operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menewaskan sedikitnya 66.000 orang, sekitar 80% di antaranya warga sipil, dan melukai sekitar 169.000 orang, menurut estimasi konservatif dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Lembaga internasional memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi.

    Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa 90% rumah di Gaza telah hancur atau rusak, membuat 1,9 juta dari 2,1 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal. Karena “blokade total” yang diberlakukan Israel, sebagian besar wilayah Gaza mengalami kelaparan parah yang telah menewaskan sedikitnya 450 orang, termasuk 150 anak-anak.

    Tujuan perang Israel belum tercapai

    Setelah serangan 7 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan dua tujuan utama perang di Gaza: membebaskan semua sandera dan menghancurkan Hamas. Dua tahun berlalu, keduanya belum tercapai. Dari 251 sandera yang dibawa ke Gaza, 148 telah dikembalikan hidup-hidup, delapan diselamatkan oleh IDF dan 140 dibebaskan Hamas melalui pertukaran tahanan. Jenazah beberapa sandera yang tewas juga telah dikembalikan.

    Menurut pemerintah Israel, 48 sandera masih ditahan, dan hanya 20 yang diyakini masih hidup.

    Hamas, yang oleh Israel, Uni Eropa, dan AS dikategorikan sebagai organisasi teroris, masih bertahan di Gaza meski banyak anggotanya tewas. Beberapa pemimpinnya, termasuk Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar, telah terbunuh. Namun, organisasi itu tetap beroperasi.

    Pada akhir September 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana perdamaian 20 poin untuk Gaza yang menyerukan pembebasan seluruh sandera dan perlucutan senjata Hamas, dengan amnesti bagi para pejuang yang bersedia hidup damai dengan Israel, yang berarti akhir dari Hamas sebagai milisi bersenjata.

    Musuh-musuh Israel melemah

    Israel melancarkan serangan terhadap semua kelompok tersebut, termasuk membunuh pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah lewat ledakan di Beirut dan puluhan pejuang Hezbollah melalui serangan alat elektronik yang diledakkan pada September 2024. Serangan udara di Lebanon selatan semakin melemahkan Hezbollah.

    Angkatan udara Israel juga menyerang Iran selama beberapa hari, merusak fasilitas nuklir, dan membunuh Ismail Haniyeh di pusat kota Teheran, yang mempermalukan rezim Iran.

    Runtuhnya pemerintahan Bashar Assad di Suriah oleh pemberontak pada akhir 2024 juga membuat Iran kehilangan sekutu penting. Akibatnya, lawan-lawan Israel di Iran, Suriah, Lebanon, dan Gaza mengalami kemunduran besar, memperkuat dominasi militer Israel di kawasan.

    Israel dituduh lakukan genosida

    Cara Israel menjalankan perangnya di Gaza memicu kecaman internasional. Selama dua tahun, Israel mengebom rumah sakit, kamp pengungsi, dan sekolah, menewaskan ribuan perempuan dan anak-anak, serta banyak jurnalis, petugas penyelamat, dan pekerja kemanusiaan. Israel juga berulang kali menghalangi bantuan kemanusiaan dengan alasan untuk mencegahnya jatuh ke tangan Hamas.

    Tindakan ini memunculkan tuduhan bahwa Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. Komisi HAM PBB, Asosiasi Internasional Cendekia Genosida, dan organisasi HAM Israel seperti B’Tselem serta Physicians for Human Rights menuduh hal serupa. Pemerintah Netanyahu membantahnya, menyatakan bahwa tidak ada bukti dan Israel berhak membela diri.

    Pada Desember 2023, Afrika Selatan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ) atas pelanggaran Konvensi Genosida PBB. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel menolak tuduhan itu, dan Hungaria bahkan menarik diri dari ICC.

    Pengakuan negara Palestina

    Kondisi kemanusiaan di Gaza mendorong dukungan bagi pengakuan negara Palestina. Sebelum 7 Oktober 2023, sekitar 140 negara telah melakukannya. Dua tahun kemudian, 20 negara tambahan, termasuk Prancis, Inggris, Spanyol, Australia, dan Kanada, juga resmi mengakui Palestina.

    Langkah ini menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara, yakni kemerdekaan Palestina berdampingan dengan Israel. Netanyahu menilai pengakuan itu akan “menghadiahi Hamas,” namun negara-negara tersebut menegaskan bahwa Hamas tidak akan memiliki peran dalam negara Palestina yang merdeka.

    Sejumlah negara juga menangguhkan ekspor senjata ke Israel dan memberlakukan sanksi, seperti yang dilakukan Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia. Uni Eropa sedang membahas sanksi ekonomi, termasuk pembekuan perjanjian asosiasi UE-Israel, pembatasan perjalanan bebas visa bagi warga Israel, dan pelarangan impor dari pemukiman di Tepi Barat. Namun, Jerman dan beberapa negara anggota UE lainnya menolak langkah tersebut.

    Perpecahan di dalam Israel

    Di dalam negeri, masyarakat Israel terbelah soal apakah perang di Gaza harus diteruskan. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dari kelompok sayap kanan mendukung operasi militer berlanjut, bahkan menyarankan aneksasi penuh Tepi Barat, yang berarti mengakhiri peluang solusi dua negara.

    Namun, kelompok keluarga sandera, veteran militer, dan warga Arab Israel telah berbulan-bulan menggelar demonstrasi, menuntut gencatan senjata dan solusi negosiasi. Mereka merasa diabaikan oleh pemerintah.

    Menurut survei yang dirilis Juli 2025, lebih dari 60% warga Israel mendukung gencatan senjata.

    Jika rencana perdamaian Trump untuk Gaza diterapkan, senjata mungkin akan terdiam untuk sementara, namun luka yang ditinggalkan perang ini mungkin memerlukan waktu puluhan tahun untuk sembuh.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Menangkap menit berkesan Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB

    Menangkap menit berkesan Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB

    Tercatat Prabowo mendapat tepuk tangan sebanyak delapan kali selama berpidato, menunjukkan sebagian besar peserta sidang setuju dan atau merasa terwakilkan oleh isi pidato presiden ke-8 Indonesia itu.

    Jakarta (ANTARA) – Senin 22 September 2025. Waktu menunjukkan pukul 14.50 NYT, yang berarti Konferensi Mengenai Palestina dan Solusi Dua Negara di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat akan segera dimulai.

    Para wartawan dari berbagai penjuru dunia memadati ruang tunggu menuju General Assambly Hall/ GA Hall. Mengenakan setelan jas maupun blazer, para wartawan sudah berbaris sembari menenteng kamera dengan lensa tele dan kamera profesional untuk siaran televisi.

    Tidak sedikit juga yang mengantre dengan hanya menggenggam ponsel, menunjukkan bahwa mereka adalah wartawan untuk media cetak maupun daring, atau seorang reporter tv yang mikrofonnya disimpan di dalam tas.

    Petugas penghubung acara (liaison officer) tampak berupaya tenang menghadapi lebih dari 100 wartawan yang tidak sabar untuk segera memasuki GA Hall, tempat ratusan delegasi dari 193 anggota PBB menyampaikan pidato mengenai isu Palestina.

    Mengingat keterbatasan jumlah dan kapasitas bilik —tempat wartawan bisa menyaksikan dan merekam langsung segala hal yang terjadi di ruang pertemuan terbesar di markas besar PB–, petugas harus mengatur arus keluar masuk wartawan.

    Saat itu, ada 32 perwakilan negara +1 Liga Arab yang akan menyampaikan pidato. Jika delegasi sebuah negara berbicara pada nomor urut akhir, wartawan asal dari negara tersebut tidak akan diperkenankan untuk masuk dari awal, meski datang jauh sebelum acara dimulai.

    Wartawan Indonesia, di mana presiden Prabowo Subianto berada pada nomor urut kelima, terbagi menjadi dua. Ada yang beruntung bisa masuk sedikit lebh cepat, ada yang baru diizinkan masuk sesaat setelah presiden Brasil yang berada pada nomor urut ketiga, mulai berpidato.

    Sesampai di bilik dengan ukuran sekitar 2×2,5 meter, hal yang pertama kali para wartawan pastikan adalah mencari posisi duduk Presiden Prabowo bersama para menteri yang mendampinginya.

    Berdasarkan hasil undian PBB, Indonesia ditempatkan di sisi kanan atas dari podium, bersebelahan dengan delegasi Iran. Benar saja, Presiden Prabowo yang mengenakan setelan jas berwarna abu-abu tampak sudah duduk dan mendengarkan pidato Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Tak lama setelah itu, Presiden Prabowo beranjak turun menuju holding room, yang mengisyaratkan ia segera akan menyampaikan pidatonya.

    Sekira pukul 04.30 NYT, Presiden Prabowo berjalan menuju podium utama sembari sekilas menyapa Presiden Prancis Emmanuel Macron. Keduanya sempat bertemu di Jakarta pada akhir Mei lalu.

    Editor: Dadan Ramdani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Paparan Radioaktif Cikande Dinilai Akibat Sikap Ceroboh 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        6 Oktober 2025

    Paparan Radioaktif Cikande Dinilai Akibat Sikap Ceroboh Nasional 6 Oktober 2025

    Paparan Radioaktif Cikande Dinilai Akibat Sikap Ceroboh
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Analis Geopolitik dan Hubungan Internasional, Dian Wirengjurit, menilai kasus radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Cikande, Kabupaten Serang, merupakan bentuk kecerobohan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
    Hal ini disampaikan Dian ketika dimintai tanggapan dalam diskusi publik bertajuk “Perang Dunia – Nuklir dan Masa Depan Peradaban” di Perpusnas, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).
    “Di Cikande, radiasinya tidak seberbahaya uranium. Cesium itu tidak seberbahaya, jauh di bawah uranium. Kalaupun ada kebocoran, radiasinya ke udang, katanya kena ke manusia, buat saya itu jelas ketidakprofesionalan, kecerobohan,” ujar Dian di lokasi, Senin.
    Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Iran ini mengatakan, penolakan ekspor udang bukan kali pertama terjadi di Indonesia.
    “Kalau cuma radiasi ke udang, sehingga udang kita dikeluarkan ke Amerika itu bukan yang pertama. Kita itu kandungan magnesium tinggi saja dikeluarkan oleh Eropa,” tegas Dian.
    Meski radiasi Cesium-137 tidak seberbahaya uranium, Dian menuturkan bahwa penanganan profesional tetap perlu dilakukan agar tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat.
    Ia meminta pemerintah menindak tegas perusahaan-perusahaan “nakal” yang mengakibatkan adanya kebocoran itu.
    “Saya yakin teman-teman BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bisa mengatasi. Mudah-mudahan jangan terlalu cemas, saya yakin ahli nuklir kita banyak, mampu pasti. Hanya perusahaannya yang mesti ditegur keras,” tandasnya.
    Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, terdapat sembilan orang yang terdeteksi positif hasil whole-body counter (WBC) dalam pemeriksaan paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Cikande, Banten.
    Mereka telah ditangani di RS Fatmawati Jakarta.
    Semuanya dilaporkan tidak bergejala dan dalam kondisi baik.
    “Untuk perawatannya diberikan obat prussian blue,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman di Jakarta, Jumat (3/10/2025), seperti dilansir
    Antara
    .
    Menurut dia, paparan Cs-137 dapat menimbulkan sejumlah efek.
    Pada jangka pendek, paparan tinggi bisa menyebabkan sindrom radiasi akut berupa mual, muntah, diare, kelelahan, sakit kepala, hingga penurunan sel darah putih.
    Paparan juga dapat menimbulkan kerusakan kulit dan jaringan yang ditandai dengan kemerahan, lepuh, atau luka bakar radiasi.
    Pada paparan radiasi yang tinggi, ada risiko perdarahan, infeksi berat, kerusakan organ, dan kematian.
    Sedangkan pada jangka panjang, kata dia, di mana paparan rendah berulang atau internal, ada peningkatan risiko kanker akibat kerusakan DNA, penurunan daya tahan tubuh karena gangguan sumsum tulang, dan imunitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Iran Eksekusi Mati 6 Anggota Kelompok Teroris

    Iran Eksekusi Mati 6 Anggota Kelompok Teroris

    Jakarta

    Pengadilan Iran mengatakan bahwa mereka telah mengeksekusi mati enam anggota kelompok “teroris” yang dihukum karena melancarkan serangan bersenjata di provinsi Khuzestan di barat daya Iran.

    “Hukuman mati untuk enam elemen teroris separatis, yang dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan serangkaian operasi bersenjata dan pengeboman yang menargetkan keamanan di provinsi Khuzestan, dilaksanakan pada dini hari ini,” kata pengadilan di situs web Mizan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/10/2025).

    Identitas mereka yang dieksekusi mati dan detail penangkapan serta hukuman mereka belum jelas.

    Namun, Mizan melaporkan bahwa mereka terlibat dalam pembunuhan empat personel keamanan, termasuk dua petugas polisi dan dua anggota pasukan paramiliter Basij, pada tahun 2018 dan 2019.

    Laporan itu juga menyatakan bahwa mereka “mengaku merencanakan dan melaksanakan tindakan sabotase seperti membuat dan menanam bom, serta meledakkan SPBU Khorramshahr”.

    Otoritas Iran biasanya mengaitkan apa yang disebutnya kelompok separatis dan teroris dengan musuh bebuyutannya, Israel, yang disebutnya “rezim Zionis”.

    Dalam eksekusi terpisah pada hari Sabtu, otoritas Iran menghukum gantung Saman Mohammadi setelah menghukumnya atas tuduhan “Moharebeh” — mengobarkan perang melawan Tuhan — atas dugaan keanggotaannya dalam kelompok teroris.

    Mohammadi, yang ditangkap pada tahun 2013, dilaporkan terlibat dalam pembunuhan imam salat Jumat di kota Sanandaj, Iran barat, pada tahun 2009, serta dalam perampokan bersenjata dan penculikan, termasuk pembunuhan seorang wajib militer.

    Eksekusi tersebut terjadi kurang dari seminggu setelah Iran mengatakan telah menghukum gantung seorang pria yang digambarkannya sebagai salah satu mata-mata utama Israel.

    Republik Islam Iran, yang melakukan eksekusi mati dengan cara digantung, adalah algojo paling produktif kedua di dunia setelah China, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International.

    Lihat juga Video ‘Ayatollah Khamenei Bersumpah Iran Tak Akan Tunduk Terhadap AS’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Prancis Bilang Hamas Harus Mau Menyerah Sesuai Rencana Damai Trump

    Prancis Bilang Hamas Harus Mau Menyerah Sesuai Rencana Damai Trump

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan bahwa kelompok Hamas telah kalah dalam pertempuran di Gaza. Dia menyebut Hamas harus menerima “penyerahan diri” berdasarkan rencana perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kelompok militan Palestina tersebut saat ini sedang mempertimbangkan tanggapannya terhadap rencana Trump tersebut, yang telah disetujui secara terbuka oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Hamas memikul tanggung jawab yang sangat berat atas bencana yang dialami oleh Palestina,” kata Barrot, dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/10/2025) di Arab Saudi, tempat ia menghadiri pertemuan tentang masalah keamanan global.

    “Mereka telah kalah. Mereka harus menerima penyerahan diri mereka sendiri,” tambahnya, merujuk pada resolusi PBB baru-baru ini yang menyerukan agar Hamas dikeluarkan dari kepemimpinan negara Palestina di masa depan.

    Barrot menegaskan kembali dukungan Prancis terhadap rencana Trump tersebut pada hari Kamis (2/10) waktu setempat. Dia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk “mengerjakan implementasinya untuk mengakhiri perang, kelaparan, dan penderitaan di Gaza”.

    Ia menolak berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi jika Hamas menolak kesepakatan tersebut.

    Rencana damai Trump di Gaza menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera dalam 72 jam, perlucutan senjata Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.

    Hamas belum membuat keputusan akhir terkait proposal tersebut, menurut sumber Palestina yang dekat dengan para pemimpin kelompok tersebut.

    Barrot juga membela keputusan Prancis untuk melanjutkan dialog dengan pemerintah Iran mengenai program nuklirnya, meskipun sanksi PBB dan Eropa baru-baru ini diberlakukan kembali.

    “Prancis akan melakukan upaya terbaiknya menuju solusi yang dinegosiasikan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Takut China, Kapal Perang Jepang akan Dilengkapi Rudal Tomahawk

    Takut China, Kapal Perang Jepang akan Dilengkapi Rudal Tomahawk

    Jakarta

    Sebuah kapal perang Jepang dalam perjalanan menuju Amerika Serikat untuk dipasangi rudal jelajah canggih, Tomahawk. Ini merupakan antisipasi AS dan sekutu-sekutunya di Asia di tengah meningkatnya jumlah rudal jelajah China dan Korea Utara.

    JS Chokai, kapal perusak berpeluru kendali yang dilengkapi radar Aegis, berlayar menuju AS untuk penempatan selama setahun. Ia akan dimodifikasi dan awaknya dilatih agar dapat meluncurkan Tomahawk, rudal jelajah bermanuver dengan jangkauan sekitar 2.500 kilometer. Dikutip detikINET dari CNN, Tomahawk dapat mencapai target jauh di dalam wilayah China dan Korut.

    Awal 2024, Jepang menandatangani kesepakatan dengan AS untuk memperoleh 400 Tomahawk. Tokyo meningkatkan anggaran pertahanan guna melawan ancaman regional. Menurut Kemenhan Jepang, aktivitas militer China menghadirkan tantangan strategis terbesar.

    Menhan Jepang Jenderal Nakatani, menyebut Beijing agresif meningkatkan kemampuan militer sambil mengintensifkan aktivitas di sekitar kawasan. Kepulauan Senkaku, gugusan kepulauan di Laut Cina Timur yang dikendalikan Jepang tapi juga diklaim China yang menyebutnya Kepulauan Diaoyu, menjadi salah satu sengketa.

    Kemenhan Jepang menyebut Pasukan Bela Diri Jepang ingin memperkuat kemampuan pertahanan jarak jauh mereka. Namun meskipun Tokyo menyebut Tomahawk adalah untuk bertahan, rudal tersebut dianggap sebagai senjata ofensif.

    Lembar fakta Angkatan Laut AS tentang rudal tersebut menyatakan bahwa Tomahawk digunakan untuk peperangan serangan darat dan nama lengkapnya Rudal Serang Darat Tomahawk.

    Ketika Jepang berniat membeli Tomahawk tahun 2023, China bereaksi keras terhadap langkah tersebut dan menuding Tokyo melanggar konstitusi pasca Perang Dunia II, yang membatasi militer Jepang pada peran defensif semata.

    Tomahawk adalah salah satu senjata paling andal di gudang senjata AS. Menurut produsen Raytheon, rudal jelajah tersebut dapat menyerang target secara tepat dari jarak ribuan kilometer, bahkan di wilayah udara yang dijaga ketat.

    Selain kapal, Tomahawk juga dapat ditembakkan dari kapal selam dan platform darat. Tomahawk telah digunakan dalam pertempuran lebih dari 2.000 kali, menurut Raytheon, termasuk pada bulan Juni ketika Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam digunakan dalam serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Kemenhan Jepang mengemukakan bahwa Chokai sudah berlatih memuat amunisi tiruan Tomahawk ke dalam peluncur vertikalnya. Chokai, yang panjangnya 204 meter dan berat 9.500 ton, memiliki 90 sel peluncur vertikal, yang juga dapat digunakan untuk meluncurkan rudal permukaan ke udara, rudal anti balistik, rudal pertahanan udara, dan roket anti kapal selam.

    (fyk/fay)

  • Hamas Akan ‘Membayar di Neraka’ Jika Tolak Rencana Damai Gaza

    Hamas Akan ‘Membayar di Neraka’ Jika Tolak Rencana Damai Gaza

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam Hamas akan menghadapi konsekuensi parah, jika kelompok yang didukung Iran itu tidak menerima rencana perdamaian untuk Jalur Gaza dalam hitungan hari. Ancaman ini disampaikan Trump setelah memberikan ultimatum untuk Hamas.

    Rencana perdamaian usulan Trump itu menyerukan Hamas untuk sepenuhnya melucuti persenjataan mereka dan akan mengeluarkan kelompok itu dari peran-peran dalam pemerintahan di masa mendatang.

    Namun, kepada anggota-anggota Hamas yang bersedia untuk melucuti senjata dan “hidup berdampingan secara damai” di Jalur Gaza, akan mendapatkan amnesti.

    Hamas sejauh ini belum memberikan respons resmi. Seorang pejabat senior kelompok itu mengatakan bahwa tanggapan akan diberikan setelah mereka meninjau rencana perdamaian itu “dengan itikad baik”, usai Qatar dan Mesir membagikan dokumen usulan Trump tersebut kepada mereka.

    Ancaman terbaru Trump untuk Hamas, seperti dilansir AFP, Rabu (1/10/2025), disampaikan saat sang Presiden AS berpidato dalam pertemuan langka para jenderal dan laksamana AS di Quantico, Virginia, pada Selasa (30/9) waktu setempat.

    “Kita akan mendapatkan satu tanda tangan yang kita butuhkan, dan penandatangan itu akan membayar di neraka jika mereka tidak menandatanganinya. Saya harap mereka menandatangani demi kebaikan mereka sendiri dan menciptakan sesuatu yang benar-benar hebat,” kata Trump merujuk pada Hamas.

    Trump sebelumnya menyampaikan ultimatum “tiga atau empat hari” untuk Hamas menanggapi rencana perdamaian Gaza yang diusulkan dirinya.

    “Kita akan melakukannya sekitar tiga atau empat hari,” ucap Trump kepada wartawan ketika ditanya soal jangka waktu ultimatumnya untuk Hamas.

    “Kita hanya menunggu Hamas, dan Hamas akan melakukannya atau tidak. Dan jika tidak, itu akan menjadi akhir yang sangat menyedihkan,” sebutnya.

    Rencana perdamaian yang diusulkan Trump itu, terdiri atas 20 poin, mencakup seruan gencatan senjata, pembebasan semua sandera oleh Hamas dalam waktu 72 jam usai gencatan senjata disepakati, pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, perlucutan senjata Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza.

    Beberapa poin penting lainnya mencakup pengerahan “pasukan stabilisasi internasional sementara”, dan pembentukan otoritas transisi bernama “Board of Peace” atau Dewan Perdamaian yang dipimpin oleh Trump sendiri, dengan anggota beberapa tokoh lainnya termasuk mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair.

    Negara-negara dunia, termasuk negara-negara Arab dan Muslim, menyambut baik proposal Trump tersebut. Netanyahu, dalam pernyataan yang disampaikan di samping Trump dalam pertemuan di Gedung Putih, telah mengatakan dirinya mendukung rencana perdamaian tersebut.

    Tonton juga video “Trump Beri Hamas 4 Hari Untuk Setujui Proposal Perdamaian Gaza” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)