Negara: Iran

  • Dukung Iran, Pakistan Serukan Persatuan Muslim Melawan Israel

    Dukung Iran, Pakistan Serukan Persatuan Muslim Melawan Israel

    GELORA.CO – Pakistan bertekad untuk terus “mendukung Iran” dan menyerukan persatuan Muslim melawan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025. Seruan ini disampaikan Pakistan di saat Israel dan Iran saling melancarkan serangan sejak Jumat kemarin.

    Berbicara di Majelis Nasional, Menteri Pertahanan Pakistan Khwaja Asif mengatakan bahwa negara-negara Muslim sekarang harus meluncurkan inisiatif untuk menunjukkan persatuan melawan Israel.

    “Israel telah menargetkan Iran, Yaman, dan Palestina. Jika negara-negara Muslim tidak bersatu sekarang, masing-masing akan menghadapi nasib yang sama,” ucap Asif, dikutip dari Anadolu Agency.

    Ia mendesak negara-negara Muslim, yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, untuk segera memutuskan hubungan. Asif juga mengatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) harus bersidang untuk merumuskan strategi bersama.

    Asif mengatakan Pakistan memiliki hubungan  mendalam dengan Iran, dan Islamabad mendukung Teheran di masa sulit seperti saat ini.

    “Kami mendukung Iran dan akan mendukung mereka di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingan mereka,” tutur Asif.

    Wakil Perdana Menteri Pakistan dan Menteri Luar Negeri Ishaq Dar pada hari Jumat juga menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran.”

    “Pakistan berdiri dalam solidaritas dengan pemerintah dan rakyat Iran,” ujar Dar.

    Ia juga berbicara dengan Menlu Iran Seyed Abbas Araghchi melalui telepon dan menegaskan kembali dukungan kuat Pakistan kepada pemerintah dan rakyat Iran untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

    Pada Jumat dini hari, pasukan Israel menyerang Iran, menghantam fasilitas nuklir dan rudal serta menewaskan lebih dari 104 orang, termasuk komandan militer dan ilmuwan tinggi, dan melukai hampir 380 lainnya.

    Menurut sejumlah laporan, Iran menanggapi dengan rudal balistik yang menargetkan beberapa wilayah di Israel, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 lainnya.

    Serangan Israel telah menewaskan kepala staf Iran, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), beberapa komandan tinggi, dan ilmuwan nuklir.

    Banyak negara, termasuk Turki dan Pakistan, telah mengutuk tindakan Israel.

  • Kim Jong Un Turun Tangan, Dikabarkan Beri Dukungan Militer untuk Iran Melawan Israel

    Kim Jong Un Turun Tangan, Dikabarkan Beri Dukungan Militer untuk Iran Melawan Israel

    GELORA.CO – Korea Utara (Korut) dilaporkan berkomitmen untuk memberikan dukungan militer yang tidak disebutkan jumlahnya kepada Iran dalam konflik yang sedang berlangsung melawan Israel. Hal ini disampaikan oleh zambianobserver.com pada hari Sabtu (14/6).

    Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, sebelumnya telah menunjukkan solidaritasnya terhadap Iran dalam menghadapi Israel. Secara historis, Korea Utara merupakan salah satu negara yang telah menjalin kerja sama dengan Iran ketika menghadapi isu-isu serangan.

    Kedua negara ini terutama berkolaborasi dalam pengembangan teknologi rudal, dan baru-baru ini, Korea Utara tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengurangi hubungan mereka dengan Iran. Pada hari Jumat, 13 Juni, Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang menargetkan fasilitas nuklir Iran, lokasi peluncuran rudal balistik, serta pemimpin militer Iran.

    Laporan menyebutkan bahwa serangan rudal Israel yang sangat presisi berhasil menghancurkan rumah seorang komandan Iran di Teheran, menyebabkan kerusakan yang signifikan di dalam bangunan tersebut.

    Peristiwa ini menegaskan adanya ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara yang telah lama berseteru. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan agresi yang tidak berdasar terhadap negaranya.

    Iran telah berjanji untuk membalas dan menyerang Israel dengan cara yang lebih mematikan, dan dengan dukungan dari negara kuat seperti Korea Utara.

  • Menhan Israel Balas Ayatollah Khamenei: Teheran Akan Terbakar!

    Menhan Israel Balas Ayatollah Khamenei: Teheran Akan Terbakar!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahwa “Teheran akan terbakar” jika terus menembakkan rudal ke warga sipil Israel.

    “Diktator Iran menyandera warga Iran, sehingga menimbulkan kenyataan bahwa mereka, dan khususnya penduduk Teheran, akan membayar harga yang mahal atas kerugian besar yang diderita warga Israel,” ujar Katz.

    “Jika Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah dalam negeri Israel, Teheran akan terbakar,” tambahnya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian, Sabtu (14/6/2025).

    Hal itu terjadi setelah Iran memperingatkan Inggris, AS, dan Prancis agar tidak membantu menghentikan serangannya ke Israel.

    Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengeluarkan pernyataan keras dan penuh peringatan terhadap tindakan Israel yang disebutnya sebagai “kesalahan besar”.

    “Rezim Israel telah membuat kesalahan besar. Konsekuensinya akan membuat mereka tak berdaya,” tegas Ayatollah Khamenei, dikutip dari kantor berita Islamic Republic News Agency (IRNA), Sabtu (14/6/2025).

    Ia menambahkan, tidak akan ada kelonggaran bagi Israel. “Tindakan keras harus diambil, dan akan diambil. Kami tidak akan berbelas kasih pada mereka. Hidup mereka pasti akan menjadi menyedihkan,” ujarnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Serang Bandara Mehrabad, Begini Kondisinya!

    Israel Serang Bandara Mehrabad, Begini Kondisinya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel meluncurkan serangan misil ke Bandara Mehrabad, Iran, pada Jumat malam (13/6/2025) waktu setempat. Adapun, serangan ini tidak menimbulkan kerusakan masih pada landasan pacu bandara tersebut.

    Dikutip dari Anadolu, Iran melaporkan pada hari Sabtu (14/6/2025) bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi di landasan pacu Bandara Mehrabad selama serangan udara Israel semalam.

    Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, serangan itu menargetkan area di belakang gedung peralatan kendaraan bandara dan hanggar yang digunakan untuk jet tempur di Bandara Mehrabad, ibu kota Teheran.

    “Laporan itu menyatakan bahwa landasan pacu bandara, terminal utama, dan fasilitas utama tidak terpengaruh oleh serangan itu,” tulis Anadolu, dikutip Sabtu (14/6/2025).

    Sebelumnya, pada dini hari Jumat, pasukan Israel menyerang Iran, menghantam fasilitas nuklir dan rudal dan menewaskan lebih dari 104 orang, termasuk komandan militer dan ilmuwan tinggi, dan melukai hampir 380 orang.

    Menurut laporan, Iran menanggapi dengan rudal balistik yang menargetkan beberapa wilayah di Israel, menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 lainnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AS Bantu Cegat Rudal ke Tel Aviv, Iran Bakal Serang Pangkalan Militer

    AS Bantu Cegat Rudal ke Tel Aviv, Iran Bakal Serang Pangkalan Militer

    JAKARTA – Iran akan mengintensifkan serangannya terhadap Israel dan menargetkan pangkalan regional negara mana pun yang mencoba membantu Israel.

    “Iran berhak – berdasarkan hukum internasional – untuk menanggapi rezim ini dengan tegas,” kata pejabat Iran dikutip CNN, Sabtu, 14 Juni.

    “Negara mana pun yang mencoba mempertahankan rezim terhadap operasi Iran, pada gilirannya, akan melihat pangkalan dan posisi regionalnya menjadi target baru,” kata pejabat itu.

    Sebelumnya pada Jumat, sumber-sumber AS dan Israel mengatakan kepada CNN, militer AS telah membantu mencegat rudal Iran yang diluncurkan terhadap Israel.

    Seorang sumber Israel mengatakan kepada CNN negara-negara lain di kawasan itu juga telahmendukung pertahanan udara Israel

     

  • Kemlu Masih Pantau WNI di Iran, Ancang-ancang Siapkan Evakuasi

    Kemlu Masih Pantau WNI di Iran, Ancang-ancang Siapkan Evakuasi

    Jakarta

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menilai aksi serangan Israel terhadap Iran merupakan bentuk pelanggaran hukum dan melemahkan dasar-dasar hukum internasional. Kemlu memastikan akan terus memantau kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) di Iran.

    “Tentunya kita khawatir bahwa serangan ini berisiko memperburuk ketegangan di kawasan serta berpotensi memicu konflik yang lebih luas,” kata Jubir Kemlu Roy Soemirat, kepada wartawan, Sabtu (14/6/2025).

    “Karena itu, Indonesia menyerukan semua pihak harus menahan diri secara maksimal dan menghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan atau menyebabkan ketidakstabilan,” sambungnya.

    Roy mengatakan saat ini pihaknya belum melakukan upaya evakuasi WNI. Namun, dia mengatakan Kemlu bersama KBRI Tehran telah menyusun rencana kontingensi pelindungan WNI di Iran dan telah menetapkan status Siaga 2 sejak Juli 2024.

    “Pada saat kondisinya semakin memburuk, dan diperlukan evakuasi, maka kita siap melakukan evakuasi ini,” ujarnya.

    Roy mengatakan pihaknya tetap akan memantau kondisi para WNI. Selain itu, dia mengingatkan para WNI untuk melapor jika mengaloami situasi darurat.

    “Sebagai info, berdasarkan catatan KBRI Tehran, terdapat 383 WNI yang menetap di Iran. Bagi para WNI di Iran yang mengalami situasi kedaruratan agar segera menghubungi hotline KBRI Tehran di nomor +989024668889,” imbuh dia.

    Eskalasi konflik antara Israel dan Iran telah memasuki hari kedua, yang diawali dengan gelombang serangan besar-besaran Tel Aviv terhadap lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran pada Jumat (13/6) pagi.

    Pada Sabtu (14/6) dini hari, Angkatan Udara Israel melancarkan rentetan serangan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi-lokasi peluncur rudal, untuk melumpuhkan kemampuan militer negara tersebut.

    (amw/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dendam Iran Membara, Pangkalan Militer AS Bakal Jadi Target Gempuran Berikutnya

    Dendam Iran Membara, Pangkalan Militer AS Bakal Jadi Target Gempuran Berikutnya

    GELORA.CO  – Pemerintah Iran menegaskan bahwa pihaknya  akan terus memperluas serangan militer termasuk menargerkan pangkalan militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.

    Pernyataan ini disampaikan oleh para pejabat tinggi militer Iran, yang dikutip oleh Fars News Agency, Sabtu (14/6/2025).

    Dalam keterangan resminya, pejabat militer Iran mengungkap serangan balasan tersebut merupakan tindak lanjut dari eskalasi militer setelah Israel melancarkan “Operation Rising Lion” yang merupakan serangkaian serangan udara besar-besaran ke fasilitas nuklir dan militer di Teheran.

    Iran menuding AS ikut bertanggung jawab atas eskalasi tersebut karena dianggap mendukung serangan militer Israel.

    Oleh karena itu para petinggi militer Iran menegaskan bahwa pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah tak akan luput dari sasaran.

    “Perang akan menyebar dalam beberapa hari mendatang ke semua wilayah yang diduduki oleh rezim (Israel) ini dan pangkalan Amerika di wilayah tersebut.” ujar pejabat tinggi militer Iran.

    Tak dirinci pangkalan mana saja yang akan menjadi target serangan rudal Iran, namun AS diketahui memiliki beberapa pangkalan militer di wilayah Timur Tengah.

    Di antaranya ada pangkalan Al Udeid Air Base di Qatar yang menjadi pusat operasi Komando Pusat Angkatan Udara AS.

    Kemudian pangkalan Al Dhafra Air Base di Arab yang digunakan untuk meluncurkan jet tempur, drone, dan pesawat mata-mata AS.

    Pangkalan Ain al-Asad Air Base di Irak yang menjadi pusat operasi penting AS di wilayah utara Irak.

    Ada pula pangkalan Camp Arifjan di Kuwait yang merupakan pusat logistik AS di Teluk. Camp Arifjan menyuplai operasi-operasi militer penting di seluruh kawasan.

    Termasuk Naval Support Activity di Bahrain yang memiliki posisi krusial di jantung Teluk Persia.

    Jika nantinya Iran benar-benar menyerang pangkalan-pangkalan tersebut, respons militer dari AS hampir pasti terjadi.

    Hal ini akan meningkatkan risiko perang regional berskala luas, melibatkan banyak negara, serta mengganggu pasokan energi global karena posisi strategis Teluk Persia.

    Iran Tak akan Pakai Senjata Nuklir

    Meski serangan akan terus dilakukan militer Iran secara massif, tapi Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa negaranya tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam konflik bersenjata melawan Israel.

    Pernyataan tersebut diungkap Presiden Pezeshkian saat menerima panggilan telepon dari Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat (13/6/2025) waktu setempat.

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Istana Kepresidenan Iran, Pezeshkian menekankan bahwa seluruh tindakan militer yang dilakukan Teheran sejauh ini bersifat defensif, sebagai respons atas agresi yang dilakukan Israel.

    “Kami tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir dalam konflik apapun, termasuk terhadap Israel,” ujar Pezeshkian kepada Putin seperti dilansir dari pernyataan resmi pemerintah Iran.

    Adapun telepon antara kedua kepala negara ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah.

    Menyusul serangan udara Israel ke fasilitas penting di wilayah Iran, yang kemudian dibalas dengan peluncuran ratusan rudal dan drone ke wilayah Israel.

    Israel Porak-poranda

    Terpisah, pasca Iran menembakkan “ratusan rudal balistik” ke Israel sejumlah wilayah di Tel Aviv dilaporkan porak-poranda.

    Kendati pihak Israel berhasil mencegat sejumlah drone Iran, akan tetapi sebagian serangan dilaporkan masuk menembus pertahanan iron dome hingga  menimbulkan kerusakan ringan di beberapa lokasi.

    Termasuk meruntuhkan sembilan bangunan hancur di Ramat Gan (wilayah tengah Palestina yang diduduki), serta memicu kerusakan puluhan apartemen dan mobil warga sipil.

    Sementara itu, layanan ambulans Israel (yang disebut “Bintang Daud Atlantik”) mengonfirmasi bahwa beberapa rumah di pemukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki terkena serangan, dengan sembilan orang terluka, termasuk satu orang dalam kondisi kritis.

    Serangan Iran juga turut memicu kepanikan, Warga dilaporkan berhamburan ke tempat perlindungan saat sirine peringatan berbunyi di beberapa kota besar.

    Video yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan di langit serta puing-puing bangunan yang terkena serpihan rudal. Imbas serangan tersebut Pemerintah Israel hingga kini masih dalam keadaan siaga tinggi

  • Ledakan Terdengar di Teheran, Gumpalan Asap Mengepul di Atas Kota

    Ledakan Terdengar di Teheran, Gumpalan Asap Mengepul di Atas Kota

    JAKARTA – Beberapa ledakan terdengar di beberapa bagian ibu kota Iran, Teheran, demikian dilaporkan media pemerintah Iran terkait kondisi terkini perang Iran-Israel.

    CNN melaporkan, rekaman video menunjukkan dua gumpalan asap mengepul di atas kota pada Sabtu 14 Juni dini hari waktu setempat.

    Penyebab ledakan belum diketahui.

    Sebelumnya, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang dua pangkalan angkatan udara Iran – yang digunakan untuk operasi rudal dan pesawat nirawak – pada Jumat, 13 Juni.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya menyerang pangkalan udara Hamadan di Iran barat dan “membongkar” pangkalan udara Tabriz milik Iran, lokasi peluncuran rudal permukaan-ke-permukaan, di barat laut negara tersebut.

     

  • Peperangan Israel vs Iran Meluas ke Dunia Maya, AS-China Berpotensi Terlibat

    Peperangan Israel vs Iran Meluas ke Dunia Maya, AS-China Berpotensi Terlibat

    Bisnis.com, JAKARTA — Konflik militer antara Israel dan Iran kini memasuki babak baru di era perang hibrida (hybrid war). Kedua negara, yang sama-sama memiliki kemampuan siber destruktif tingkat tinggi, diprediksi meningkatkan intensitas serangan digital sebagai bagian dari strategi perang.

    Para pakar keamanan siber memperingatkan Iran kemungkinan besar akan membalas serangan rudal Israel terhadap fasilitas nuklir dan komandan militernya dengan operasi siber, yang bahkan bisa menyasar target-target di Amerika Serikat.

    “Saya memperkirakan akan ada komponen siber dalam aktivitas Israel dan Iran,” ujar mantan penasihat Gedung Putih dan kini CEO Cyber Threat Alliance Michael Daniel.

    Daniel menambahkan kedua negara mampu melakukan berbagai aksi, mulai dari serangan DDoS yang hanya mengganggu layanan daring sementara, hingga serangan wiper yang merusak sistem secara permanen.

    Minimal, kedua pihak pasti menggunakan siber untuk spionase dan pengintaian,” kata Daniel.

    Dilansir dari Register, Sabtu (14/6/2025) analis utama Google Threat Intelligence Group John Hultquist mengatakan bahwa aktivitas siber Iran selama ini memang sudah menargetkan pemerintah dan militer AS, namun eskalasi konflik bisa memperluas serangan ke infrastruktur vital milik swasta dan bahkan individu.

    Meski Iran memiliki kapasitas untuk melakukan serangan destruktif, tingkat keberhasilan dan kecanggihan teknisnya masih terbatas. Pada 2023, kelompok CyberAv3ngers yang berafiliasi dengan Garda Revolusi Iran berhasil membobol sistem air di AS dengan memanfaatkan kata sandi default pada perangkat kontrol industri.

    Mereka juga sempat mengendalikan sistem air dan bahan bakar di AS dan Israel menggunakan malware khusus. Namun, menurut Annie Fixler dari Foundation for Defense of Democracies, para peretas Iran belum sepenuhnya memahami akses yang mereka miliki.

    “Mereka bisa saja menyebabkan gangguan besar jika lebih cerdas. Saya tidak akan terkejut jika Iran mengaktifkan lebih banyak operator siber untuk menyerang target di Israel dan AS,” kata Fixler.

    Ilustrasi serangan siber

    Dia menuturkan bahkan jika tidak ada perintah langsung dari Teheran, kelompok pro-rezim bisa saja bergerak sendiri.

    Israel dinilai cukup tangguh menghadapi serangan siber Iran, namun Amerika Serikat justru memiliki banyak celah, terutama di sektor utilitas kecil dan operator infrastruktur penting. Fixler memperingatkan perusahaan-perusahaan AS harus waspada agar tidak menjadi target empuk bagi Iran.

    Hultquist menambahkan, serangan siber Iran seringkali dilebih-lebihkan untuk tujuan psikologis. “Banyak serangan mereka bertujuan menimbulkan kepanikan, bukan kerusakan nyata, biasanya, mereka menggunakan wiper untuk menyerang infrastruktur penting. Kita mungkin akan melihat lebih banyak serangan seperti itu di Israel, bahkan di AS,” kata Hultquist.

    Penasihat keamanan siber dan mantan anggota Komisi Keamanan Siber AS Tom Kellermann memperkirakan kelompok CyberAv3ngers dan Cyber Army Iran akan melancarkan serangan destruktif ke sektor air, listrik, dan transportasi, termasuk menggunakan ransomware NotPetya-style dan wiper.

    Dia juga mengingatkan tentang potensi kolaborasi Iran dengan Rusia dan China, yang sama-sama memiliki kekuatan siber besar.

    “Jika AS ikut terlibat, China bisa saja melancarkan serangan siber untuk membantu Iran. Jika Israel menyerang minyak Iran—yang banyak diimpor China—China juga bisa bertindak,” kata Kellermann

  • 7 Warga Israel Terluka Akibat Serangan Rudal Iran ke Tel Aviv

    7 Warga Israel Terluka Akibat Serangan Rudal Iran ke Tel Aviv

    JAKARTA – Tujuh orang terluka setelah gelombang serangan terbaru Iran ke Israel. Mereka dibawa ke Pusat Medis Ichilov di Tel Aviv.

    Sebagian besar pasien mengalami luka ringan, satu lainnya cedera “sedang”.

    Secara terpisah, dua anggota layanan darurat Israel mengalami cedera ringan akibat pecahan kaca setelah unit perawatan intensif bergerak terkena pecahan peluru di wilayah Tel Aviv, kata layanan Magen David Adom.

    Mereka dirawat di tempat kejadian dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit.

    Puluhan rudal diluncurkan dari Iran ke Israel dalam satu jam terakhir, kata militer Israel, seraya menambahkan mereka berhasil mencegat beberapa di antaranya.

    Petugas tanggap darurat menanggapi laporan proyektil yang jatuh di beberapa wilayah negara itu.

    Saat ini, warga sipil di Israel sudah diizinkan meninggalkan tempat perlindungan mereka setelah gelombang rudal terbaru ditembakkan dari Iran, kata Komando Front Dalam Negeri.