Negara: Iran

  • Lagi-lagi Rumah Sakit di Iran Jadi Korban Serangan Israel, Begini Situasinya

    Lagi-lagi Rumah Sakit di Iran Jadi Korban Serangan Israel, Begini Situasinya

    Jakarta

    Pasukan Israel pada Senin (16/6/2025) hingga Selasa (17/6) dilaporkan menyerang Rumah Sakit Farabi di Kermanshah, dan Rumah Sakit Anak Hakim di Teheran Selatan. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada fasilitas dan melukai pasien dan para tenaga kesehatan.

    Pejabat iran mengutuk serangan ini sebagai pelanggaran hukum internasional, dan menekankan rumah sakit adalah tempat yang dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional.

    Kementerian Kesehatan Iran melaporkan bahwa selama periode 65 jam, serangan udara Israel mengakibatkan lebih dari 1.400 korban, dengan lebih dari 90 persen adalah warga sipil. Serangan tersebut tidak hanya menargetkan lokasi militer dan nuklir tetapi juga infrastruktur publik, kawasan permukiman, dan fasilitas medis.

    Pada hari Senin (16/6), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengecam serangan rumah sakit tersebut sebagai kejahatan perang.

    “Menyerang rumah sakit dan kawasan permukiman, yang kabarnya diperintahkan oleh Menteri Pertahanan mereka, merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan kejahatan perang. Sejarah akan menghakimi; aib abadi menanti para pendukung & pembela rezim,” tulisnya dalam posting X, dikutip dari Press TV.

    Sebelumnya, Israel melancarkan agresi terhadap Iran pada Jumat pagi (13/6). Serangan tersebut menewaskan puluhan orang, termasuk komandan militer Iran berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

    (suc/suc)

  • PKB akan gelar konferensi pesantren internasional undang Turki-Iran

    PKB akan gelar konferensi pesantren internasional undang Turki-Iran

    “Ini sebuah kegiatan yang merupakan realisasi komitmen besar PKB dalam menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren agar terus berkembang di tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat,”

    Jakarta (ANTARA) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bakal menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren yang mengundang pakar pendidikan dari Turki hingga Iran guna menghadirkan transfer keilmuan di dunia pendidikan Islam.

    Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum mengatakan bahwa pesantren dan para santrinya jangan sampai hanya menjadi penonton selama adanya perkembangan teknologi, melainkan juga harus menjadi aktor yang turut terlibat.

    “Ini sebuah kegiatan yang merupakan realisasi komitmen besar PKB dalam menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren agar terus berkembang di tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat,” kata Saifullah di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa.

    Dia menyampaikan bahwa konferensi tersebut akan digelar di Jakarta pada 24-26 Juni 2025, yang bakal dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar hingga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Selain itu, pengasuh pesantren di Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi pun akan turut diundang.

    Menurut dia, konferensi itu juga digelar karena adanya kerisauan dari PKB terkait dogma pesantren yang cenderung masih memelihara budaya lama. Walaupun pesantren masih tetap eksis, pesantren pun perlu tanggap dalam mengambil perkembangan yang ada di dunia luar.

    “Maka kami laksanakan dengan tema besar, pesantren berkelas menuju Indonesia emas. Itu menggambarkan PKB ingin seluruh pesantren berkelas,” kata dia.

    Dengan konferensi tersebut, dia berharap kesadaran kolektif terbangun di kalangan pengelola dan pemangku kepentingan pesantren dengan memahami pentingnya transformasi pesantren agar lebih produktif melahirkan santri unggul.

    Selain itu, para pengasuh pesantren juga diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis tantangan yang dihadapi pesantren dalam kehidupan global, serta merumuskan paradigma baru dan sistem pendidikan pesantren yang mengintegrasikan nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan global dalam satu sistem yang komprehensif.

    Dia juga mendorong terciptanya blueprint ekosistem ekonomi pesantren melalui pilar kewirausahaan, koperasi, dan pemanfaatan platform digital, serta konsolidasi modal usaha pesantren yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.

    “Pesantren dulu pernah punya legasi, pernah punya pengalaman ikut jadi agen perubahan zaman prakemerdekaan, kemerdekaan, sampai pada zaman pembangunan awal itu pesantren menjadi ikon perubahan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ancam ketahanan energi dan stabilitas ekonomi Indonesia

    Ancam ketahanan energi dan stabilitas ekonomi Indonesia

    Foto: Efendi Murdiono/Radio Elshinta

    Perang Israel-Iran, DPR RI Dapil Jatim IV: Ancam ketahanan energi dan stabilitas ekonomi Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 17 Juni 2025 – 16:05 WIB

    Elshinta.com – Konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang kian memanas dinilai tidak hanya berdampak pada stabilitas keamanan global, tetapi juga berpotensi mengganggu ketahanan energi dan perekonomian Indonesia. 

    Anggota BAKN DPR RI, Amin Ak, menyoroti kerentanan Indonesia sebagai negara pengimpor minyak bersih yang sangat bergantung pada stabilitas harga energi global.

    “Indonesia harus waspada. Setiap kenaikan US$1 harga minyak dunia berarti tambahan beban subsidi Rp3,1 triliun bagi APBN. Jika konflik ini berkepanjangan dan harga minyak mencapai US$100–150 per barel, tekanan inflasi dan defisit anggaran akan makin berat,” tegas Amin dalam keterangan resminya, Selasa (17/6), seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.

    Berdasarkan analisis terkini, serangan Israel dan Iran yang saling membidik infrastruktur energi—seperti kilang minyak Haifa di Israel dan lapangan gas South Pars di Iran—telah memicu lonjakan harga minyak Brent lebih dari 10%. 

    Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu mengingatkan, gangguan pasokan melalui Selat Hormuz (yang mengalirkan 20% minyak dunia) akan memperparah ketidakpastian. Ia menyebut sejumlah dampak yang mesti diwaspadai. 

    Pertama, kenaikan harga BBM. Indonesia berisiko menghadapi kenaikan harga bahan bakar impor jika gejolak terus berlanjut, berpotensi memicu inflasi dan penyesuaian subsidi energi.

    Kedua, ketergantungan impor minyak. Dengan produksi minyak nasional yang stagnan (sekitar 700.000 barel/hari) dan konsumsi mencapai 1,6 juta barel/hari, Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi pasar global.

    Ketiga, potensi munculnya krisis listrik.  Biaya pembangkit listrik berbasis BBM dan gas akan melonjak, berpotensi membebani keuangan PLN dan pemerintah.

    Oleh karena itu, Amin mendesak menteri terkait mengambil langkah antisipatif. Indonesia harus memperkuat cadangan energi, dengan optimalisasi stok minyak nasional (termasuk kerja sama dengan negara produsen) dan penguatan infrastruktur penyimpanan (storage) BBM.

    Sedangkan dalam upaya mitigasi dampak Inflasi, mendesak dilakukan koordinasi antara Kementerian ESDM, BI, dan Kemenkeu untuk menyiapkan skenario penahanan inflasi, termasuk pengendalian harga pangan dan insentif fiskal sektor padat karya.

    “Indonesia harus aktif mendorong perdamaian di forum internasional seperti OPEC dan G20, sembari menjamin pasokan energi melalui kerja sama dengan negara netral,” tambah Amin.

    Dalam jangka menengah, Indonesia harus mempercepat Diversifikasi Energi. Pemerintah harus menggenjot pengembangan EBT (energi baru terbarukan) dan mengurangi ketergantungan pada impor minyak melalui percepatan proyek kilang GRR (Grass Root Refinery) dan hilirisasi batubara.

    “Kami mendorong pemerintah untuk segera berkoordinasi dengan DPR guna menyusun skenario terburuk (worst-case scenario). Krisis ini adalah pengingat bahwa ketahanan energi adalah pondasi ketahanan nasional,” pungkas Amin.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Sri Mulyani Waspadai Risiko ke Ekonomi RI Imbas Pecahnya Perang Israel-Iran

    Sri Mulyani Waspadai Risiko ke Ekonomi RI Imbas Pecahnya Perang Israel-Iran

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai efek rambatan dari pecahnya perang Israel-Iran yang secara langsung memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia.

    Sri Mulyani menjelaskan bahwa pada hari ketiga pecahnya perang di Timur Tengah tersebut secara cepat menyebabkan kenaikan harga minyak hampir 9% dari kisaran US$70 per barel, meski kini mulai mengalami koreksi ke level US$75 per barel.

    Pasalnya, memanasnya Israel dan Iran ini belum lagi dikombinasikan dengan ketidakpastian tarif dari AS yang terus terjadi. 

    “Hal ini menyebabkan dampak kepada seluruh dunia termasuk Indonesia. Ini akan juga menggerakkan nilai tukar dan juga suku bunga global,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (17/6/2025). 

    Bendahara Negara tersebut menjelaskan kondisi global, di mana saat ini situasi gejolak geopolitik, keamanan perdagangan antarnegara termasuk AS dalam proposal kebijakan yang disebut Trump sebagai Big and Beautiful belum lagi menambah defisit APBN AS yang sangat signfikan.

    Alhasil kondisi tersebut menyebabkan sentimen terhadap kebijakan fiskal dari negara maju menjadi relatif negatif dan mempengaruhi risiko fiskal dan imbal hasil atau yield surat utang pemerintah AS atau US Treasury (UST). 

    Sri Mulyani memandang ketidakpastian dari sisi perdagangan global yang belum tercapai kepastiannya ditambah dengan pecah perang menimbulkan ketidakpastian harga komoditas dan ranti pasok sehingga menimbulkan sederet risiko.

    Mulai dari kinerja ekspor, perubahan harga komoditas yang cenderung naik, volatilitas nilai tukar, serta risiko suku bunga surat utang. Di mana risiko tersebut terjadi di saat perekonomian global cenderung melemah.

    “Itu kombinasi yang harus kita waspadai karena tidak baik pelemahan ekonomi membuat dampak yang buruk, kenaikan inflasi dan kemudian menimbulkan kenaikan yield. Apakah karena adanya geopolitik atau karena adanya fiscal policy, kedua hal ini menyebabkan dampak kepada seluruh dunia termasuk Indonesia,” jelasnya.

    Di tengah gejolak global dan moderasi harga komoditas, Sri Mulyani menekankan bahwa kebijakan fiskal tetap ekspansif.

    Mulai dari restitusi untuk menjaga likuiditas dunia usaha agar berdaya tahan. Kemudian terdapat paket stimulus untuk UMKM, sektor padat karya, perumahan, dan otomotif.

    Selain itu, pemerintah juga memiliki Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara untuk mengakselerasi investasi, peningkatan daya saing, serta penguatan sinergi dari efisiensi aset.

    APBN pun dioptimalkan sebagai shock absorber dan mendukung agenda pembangunan melalui efisiensi dan rekonstruksi belanja sehingga menjaga program prioritas terlaksana.

    Pemerintah juga konsisten melindungi daya beli masyarakat sekaligus menopang pertumbuhan dengan memberikan diskon tarif listrik, UMKM, dan sektor padat karya. 

  • Cabut Lebih Awal dari KTT G7, Trump Bilang Gini

    Cabut Lebih Awal dari KTT G7, Trump Bilang Gini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelaskan bahwa keputusannya meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal, “tidak ada hubungannya” dengan kemungkinan gencatan senjata antara Israel dan Iran yang sedang berperang.

    Trump, seperti dilansir AFP, Selasa (17/6/2025), juga menyinggung soal Presiden Prancis Emmanuel Macron yang disebutnya telah “keliru” karena mengisyaratkan kepulangan awal Trump itu berkaitan dengan konflik Tel Aviv dan Teheran.

    “Presiden Emmanuel Macron, dari Prancis, yang gemar mencari publisitas secara keliru mengatakan bahwa saya meninggalkan KTT G7, di Kanada, untuk kembali ke DC guna mengupayakan ‘gencatan senjata’ antara Israel dan Iran,” ucap Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social.

    “Keliru! Dia tidak mengetahui mengapa saya sekarang dalam perjalanan ke Washington, tetapi itu jelas tidak ada hubungannya dengan gencatan senjata. Jauh lebih besar dari itu. Entah sengaja atau tidak, Emmanuel selalu salah. Nantikan!” kata Trump.

    Macron, saat berbicara kepada wartawan di sela-sela menghadiri KTT G7, mengisyaratkan bahwa AS siap untuk melakukan pendekatan diplomatik dengan Iran.

    “Ada tawaran untuk pertemuan dan pertukaran,” ujar Macron.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Trump meninggalkan pertemuan G7 sehari lebih awal saat Israel dan Iran terlibat aksi saling serang secara sengit selama lima hari berturut-turut.

    Dalam pertemuan G7 di Kanada, para pemimpin negara demokrasi industri menyerukan “deeskalasi” di Timur Tengah. Mengenai konflik Israel-Iran, para pemimpin G7 menekankan bahwa Israel “memiliki hak untuk membela diri” dan bahwa warga sipil perlu dilindungi di kedua belah pihak.

    Saat melakukan sesi foto bersama dengan para pemimpin G7 lainnya sebelum kepulangan awal, Trump mengatakan: “Saya harus kembali secepatnya. Saya berharap bisa tinggal sampai besok, tetapi mereka memahami, ini masalah besar.”

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Spesifikasi Rudal Balistik Shahab-3, Rudal Canggih Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

    Spesifikasi Rudal Balistik Shahab-3, Rudal Canggih Iran yang Mampu Tembus Iron Dome Israel

    Bisnis.com, JAKARTA — Rudal Shahab-3 menjadi salah satu pilar kekuatan strategis Iran dalam hal kemampuan balistik jarak menengah yang digunakan menggempur Israel.

    Dikutip melalui laman Missilethreat, senjata ini memiliki jangkauan hingga 1.300 kilometer, rudal ini memungkinkan Iran untuk menyerang sasaran di luar perbatasan langsungnya, termasuk wilayah Israel dan sebagian Arab Saudi.

    Pengembangan Shahab-3 dimulai pada pertengahan 1990 setelah Iran membeli rudal No Dong 1 dari Korea Utara. Meskipun pejabat Iran, termasuk mantan Menteri Pertahanan Ali Shamkhani, mengklaim bahwa Shahab-3 sepenuhnya dikembangkan oleh para insinyur dalam negeri, bukti fisik dan teknis menunjukkan kemiripan mencolok dengan rudal No Dong. Bahkan Pakistan turut menggunakan teknologi No Dong dalam pengembangan rudal Hatf-5 “Ghauri”-nya.

    No Dong sendiri diduga merupakan hasil adopsi teknologi rudal Rusia SS-3 (R-5), terutama karena menggunakan jenis bahan bakar dan oksidator yang serupa. Korea Utara memulai pengujian No Dong pada 1990, dan pada 1993 Iran serta Pakistan diperkirakan menyaksikan langsung uji coba rudal tersebut sebelum melakukan perjanjian pembelian atau alih teknologi.

    Shahab-3 merupakan rudal balistik berbahan bakar cair dan bermobilitas tinggi (road-mobile), dengan sistem peluncuran dari kendaraan Transporter-Erector-Launcher (TEL) atau silo. Rudal ini didesain oleh Iran Aviation Industries Organization (IAIO) dengan dukungan dari kelompok industri milik negara seperti Shahid Bagheri, Shahid Hermat, dan Shahid Karimi.

    Beberapa spesifikasi teknis utama Shahab-3 memiliki panjang antara 15,6 hingga 16,58 meter dengan diameter 1,25–1,38 meter dan bobot peluncuran 17.410 kg.

    Rudal ini memiliki jangkauan hingga 800–1.300 km. Dengan payload hingga 760–1.200 kg. Serta memiliki jenis hulu ledak konvensional, nuklir, kimia, atau submunisi.

    Untuk sistem navigasi rudal ini menggunakan inertial guidance (INS), dengan peningkatan akurasi pada varian lanjut menggunakan teknologi China.

    Adapun, kemampuan hulu ledak nuklir dimungkinkan, dengan pengembangan sistem fuzing dan arming di awal 2000-an

    Shahab-3 juga menggunakan kendaraan reentry terpisah, suatu langkah signifikan menuju kemampuan multi-tahap dan pengiriman hulu ledak lebih berat.

    Uji coba pertama Shahab-3 dilakukan pada Juli 1998, namun dinyatakan gagal. Keberhasilan signifikan mulai tercatat pada 2000 dan 2002. Pada Juli 2003, Iran mengumumkan bahwa rudal tersebut telah memasuki fase operasional, setelah uji coba kesembilan berhasil menempuh jarak lebih dari 1.300 km.

    Antara 1998 dan 2017, Iran tercatat melakukan 21 kali uji coba penerbangan Shahab-3 dan variannya. Produksi awal diperkirakan sebanyak 12–15 unit per tahun. Hingga pertengahan 2017, jumlah peluncur Shahab-3 yang dikerahkan diperkirakan di bawah 50 unit, sebagian besar dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), bukan oleh militer konvensional.

    Dengan kemampuan menjangkau sasaran sejauh 1.300 km dan kemungkinan membawa hulu ledak nuklir, Shahab-3 menjadi komponen vital dalam doktrin pencegahan Iran. Meski akurasinya pada varian awal masih rendah (sekitar 2.500 meter Circular Error Probable/CEP), peningkatan sistem kendali dan pengembangan varian lanjut memperkuat peran rudal ini sebagai alat politik dan militer.

    Shahab-3 mencerminkan ambisi Iran dalam memperluas kekuatan strategisnya, memanfaatkan kemajuan teknologi rudal sebagai instrumen tekanan di Timur Tengah. Dalam konteks geopolitik saat ini, eksistensi dan potensi penggunaan Shahab-3 tetap menjadi perhatian serius komunitas internasional.

  • Israel Ketar-ketir Dihujani Rudal Iran, Warga Panic Buying Serbu Supermarket

    Israel Ketar-ketir Dihujani Rudal Iran, Warga Panic Buying Serbu Supermarket

    Jakarta

    Suasana mencekam di berbagai wilayah di Israel setelah Iran mengirimkan serangan balasan 100 drone ke wilayah tersebut. Akibat serangan ini, banyak warga Israel yang melakukan ‘panic buying’ atau pembelian mendadak untuk barang-barang konsumsi, bahkan sampai tahap penimbunan pada Jumat (13/6/2025).

    Mereka memborong makanan hingga kebutuhan pokok lainnya untuk bertahan hidup di tengah perang. Ilmuwan politik Israel Ori Goldberg mengatakan kepada Al Jazeera, peringatan pemerintah Israel kepada warganya untuk menimbun cukup kebutuhan pokok untuk bertahan selama dua minggu tampaknya telah dipatuhi.Ori Goldberg mengatakan kepada Al Jazeera, peringatan pemerintah Israel kepada warganya untuk menimbun cukup kebutuhan pokok untuk bertahan selama dua minggu tampaknya telah dipatuhi.

    “Saya tinggal di atas sebuah toko kelontong kecil [di Herzliya, dekat Tel Aviv],” katanya, dikutip dari Lorient Today.Herzliya, dekat Tel Aviv],” katanya, dikutip dari Lorient Today.

    “Saya pergi ke sana sekitar pukul 10 pagi. Rasanya seperti jatuhnya Saigon. “Antreannya panjang sekali dan hanya tersisa barang-barang kering yang paling buruk. Sungguh histeris,” imbuhnya.”Antreannya panjang sekali dan hanya tersisa barang-barang kering yang paling buruk. Sungguh histeris,” imbuhnya.”

    Video viral di media sosial menunjukkan pembelian massal di sebuah supermarket di Tel Aviv. Supermarket terlihat penuh sesak, antrean panjang di kasir, dan pelanggan membawa keranjang penuh barang.Tel Aviv. Supermarket terlihat penuh sesak, antrean panjang di kasir, dan pelanggan membawa keranjang penuh barang.

    Sebelumnya, Israel melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran pada dini hari Jumat pagi (13/6). Dengan mengerahkan 200 jet tempur, Israel menyerang pabrik pengayaan uranium terbesar Iran, Natanz.Natanz.

    Menurut New York Times, sedikitnya enam pangkalan militer di sekitar Teheran, termasuk Parchin. Tempat tinggal di dua kompleks yang sangat aman yang menjadi tempat tinggal komandan militer juga dibom, selain beberapa bangunan tempat tinggal di Teheran.Teheran, termasuk Parchin. Tempat tinggal di dua kompleks yang sangat aman yang menjadi tempat tinggal komandan militer juga dibom, selain beberapa bangunan tempat tinggal di Teheran.

    Panic Buying dari Sisi Psikologi

    Dikutip dari Madalyon Psikiyatri Merkezi, panic buying adalah tindakan melakukan pembelian berlebihan selama periode ketidakpastian, seperti bencana alam, krisis ekonomi, pandemi, dan perang. Perilaku ini ditandai dengan individu yang terlibat dalam perilaku pembelian karena takut, cemas, dan panik, didorong oleh perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

    Selama masa bencana alam, pandemi, krisis ekonomi, atau perang, individu mengalami berbagai perasaan yang terkait dengan ketakutan, kecemasan tentang masa depan, dan tekanan karena kehilangan kendali. Akibatnya, individu mengalami peningkatan tingkat stres.

    Untuk mengatasi peningkatan stres, ketakutan, dan kecemasan, individu cenderung beralih ke perilaku yang meyakinkan dan menenangkan. Selama masa ketidakpastian, individu mungkin terlibat dalam panic buying sebagai cara untuk mendapatkan kembali rasa kendali atas hidup mereka melalui perilaku pembelian yang dapat mereka kendalikan.

    (suc/kna)

  • Israel Geram Empat Stan Perusahaannya Ditutup di Paris Air Show

    Israel Geram Empat Stan Perusahaannya Ditutup di Paris Air Show

    JAKARTA – Israel geram dengan langkah Prancis menutup stan perusahaannya ditutup di Paris Air Show pada Hari Senin setelah menolak menyingkirkan senjata serang dari pajangan, mengobarkan ketegangan kedua sekutu tersebut.

    Stan milik Elbit Systems, Rafael, IAI dan Uvision ditutup dengan partisi hitam sebelum dimulainya pameran dagang penerbangan terbesar di dunia itu, dikutip dari Reuters 17 Juni.

    Sementara, stan Israel yang lebih kecil, yang tidak memamerkan perangkat keras, dan stan Kementerian Pertahanan Israel, tetap buka.

    Kantor Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengatakan telah memberi tahu semua peserta pameran sebelum acara tersebut, senjata ofensif akan dilarang dipamerkan dan Kedutaan Besar Israel di Paris telah menyetujui hal ini.

    Ditambahkannya, perusahaan-perusahaan tersebut dapat melanjutkan pameran mereka jika mereka mematuhi persyaratan ini.

    Drone Hermes 900 buatan Elbit Systems. (Wikimedia Commons/Tio Skill)

    PM Bayrou mengatakan kepada wartawan, mengingat sikap diplomatik Prancis, dan “khususnya kekhawatirannya yang sangat besar tentang Gaza”, pemerintah merasa tidak dapat menerima senjata serang untuk dipamerkan.

    Namun, Kementerian Pertahanan Israel bereaksi dengan marah.

    “Keputusan yang keterlaluan dan belum pernah terjadi sebelumnya ini berbau pertimbangan yang didorong oleh kebijakan dan komersial,” katanya dalam pernyataan.

    “Prancis bersembunyi di balik pertimbangan yang seharusnya politis untuk mengecualikan senjata ofensif Israel dari pameran internasional – senjata yang bersaing dengan industri Prancis,” tambahnya.

    Kementerian tersebut kemudian menambahkan, mereka mengajukan petisi pengadilan terhadap keputusan tersebut.

    Paris Air Show, yang diadakan di Bandara Le Bourget, adalah salah satu acara terbesar dan paling bergengsi di dunia untuk industri kedirgantaraan dan pertahanan yang yang digelar setiap tahun, dikutip dari Daily Sabah.

    Sementara itu, Presiden dan CEO IAI Boaz Levy, mengatakan partisi hitam itu mengingatkan pada “hari-hari gelap ketika orang-orang Yahudi dipisahkan dari masyarakat Eropa”.

    Ilustrasi pameran produk IAI Israel. (Wikimedia Commons/Tangopaso)

    Adapun Meshar Sasson, wakil presiden senior di Elbit Systems, menuduh Prancis mencoba menghalangi persaingan, dengan menunjuk pada serangkaian kontrak yang dimenangkan Elbit di Eropa.

    “Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka dalam teknologi, sembunyikan saja, bukan? Itulah adanya karena tidak ada penjelasan lain,” katanya.

    Sedangkan Rafael menggambarkan langkah Prancis sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya, tidak dapat dibenarkan, dan bermotif politik”.

    Menanggapi kronologi Prancis terkait insiden tersebut, seorang sumber yang mengetahui pihak Israel mengatakan, Prancis telah menyetujui daftar barang yang diajukan sebelumnya dari Israel sebelum pameran.

    Delegasi Israel “benar-benar lengah” oleh pedoman yang dikeluarkan pada pukul 18.30 pada malam sebelum pameran, sumber tersebut menambahkan.

    Kantor PM Bayrou mendesak perusahaan-perusahaan Israel untuk “memikul tanggung jawab mereka” dan mengikuti pedoman jika mereka ingin membuka kembali stan mereka. Menjelang akhir hari pertama acara 16-20 Juni, tidak ada tanda-tanda stan akan dibuka kembali.

    Prancis, sekutu lama Israel, secara bertahap memperkeras posisinya terhadap Pemerintahan PM Benjamin Netanyahu atas tindakannya di Gaza dan intervensi militer di luar negeri.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat perbedaan minggu lalu antara hak Israel untuk melindungi dirinya sendiri, yang didukung dan dapat diikuti oleh Prancis, dengan serangan terhadap Iran yang tidak direkomendasikannya.

  • Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    GELORA.CO – Mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, menyatakan kekhawatirannya bahwa Israel mungkin akan melakukan “operasi bendera palsu” (false flag) guna memprovokasi Amerika Serikat (AS) agar terlibat langsung dalam konflik antara Iran dan Israel. Istilah false flag merujuk pada tindakan atau serangan yang dirancang untuk menyembunyikan identitas pelaku sebenarnya dan membuat seolah-olah tindakan tersebut dilakukan oleh pihak lain. 

    “Saya khawatir dalam waktu dekat kita akan melihat insiden bendera palsu buatan Israel yang dirancang untuk memaksa keterlibatan Amerika Serikat,” kata Ford kepada RIA Novosti, Selasa (17/6/2025).

    Pada Ahad (15/6/2025), dua pejabat Israel mengatakan kepada portal berita Axios bahwa Israel telah menghabiskan dua hari untuk membujuk AS agar bergabung dalam konflik melawan Iran. Salah satu pejabat itu menyebutkan bahwa Washington kemungkinan akan turun tangan jika situasinya mendesak.

    Bahkan, menurutnya, Donald Trump telah mengatakan hal tersebut langsung kepada pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dalam percakapan terakhir mereka. Ford menambahkan bahwa langkah paling masuk akal bagi komunitas internasional adalah tidak ikut campur secara langsung, serta membiarkan Israel menerima konsekuensi atas kesalahannya karena menyerang Iran.

    “Itu mungkin memang kecenderungan Trump. Namun, rekam jejaknya tidak membuat kita optimis bahwa ia mampu menahan tekanan dari Israel dan lobi pro-Israel di Amerika Serikat dalam waktu lama,” tambah Ford.

    Ketika ditanya mengenai dampak konflik terhadap proses perdamaian di Timur Tengah, Ford mengatakan bahwa saat ini tidak ada proses perdamaian yang berarti di kawasan tersebut, dan sudah lebih dari dua dekade tidak ada kemajuan nyata.

    “Dampak terbaik dari konflik ini adalah jika Netanyahu mengalami kehinaan. Jika ia terguling, bisa terbuka peluang baru bagi proses perdamaian secara menyeluruh,” ujar Ford.

    Militer Israel (IDF) meluncurkan operasi besar-besaran bertajuk Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) dini hari. Dalam operasi tersebut, militer Israel mengeklaim menyerang target-target militer dan fasilitas program nuklir Iran.

    Angkatan Udara Israel melakukan beberapa gelombang serangan udara di berbagai wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran. Serangan tersebut menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata dan Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta beberapa ilmuwan nuklir Iran.

    Sejumlah situs nuklir utama seperti Natanz dan Fordow juga menjadi sasaran serangan. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai kejahatan besar. Ia juga memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”

    Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3 pada Jumat malam, yang menargetkan sejumlah instalasi militer di wilayah Israel. Gellombang serangan rudal balistik dan hipersonik kemudian berlanjut hingga kini.

    Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan negaranya hanya akan kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat jika Israel menghentikan serangannya ke negara-negara di Timur Tengah. “Utusan khusus AS (Steve Witkoff) mengatakan kepada (Menteri Luar Negeri Turki Abbas) Araghchi dalam perundingan nuklir bahwa Israel tidak akan bertindak tanpa izin dari AS,” kata Pezeshkian dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    “Namun, sebelum putaran baru negosiasi dimulai, Israel justru menyerang Iran, yang menunjukkan bahwa AS telah memberi izin kepada mereka untuk menyerang kami,” kata Pezeshkian, menambahkan.

    Pezeshkian mengatakan jika AS ingin melanjutkan perundingan, mereka terlebih dahulu harus menghentikan agresi Israel terhadap negara-negara Timur Tengah. Dia juga menegaskan bahwa pemerintahnya tidak ingin konflik terus meluas, tetapi akan tetap membalas setiap serangan yang diarahkan kepada Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (16/6/2025) memuji adanya ‘kemajuan’ dalam upaya mencegah Iran membuat senjata nuklir, meski negara Timur Tengah itu telah berulang kali menegaskan mereka tidak berniat mengembangkan senjata itu.

    “Saya ingin memastikan tak ada senjata nuklir di Iran, dan kami berada di jalur yang tepat untuk melakukannya,” kata Trump usai pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di sela-sela KTT G7 di Kanada.

    “Saya pikir Iran pada dasarnya sudah ada di meja perundingan. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya selesai di sini, kami akan melakukan sesuatu. Tapi saya harus menyelesaikan ini dulu. Saya punya banyak komitmen,” lanjutnya.

    “Saya rasa Iran pada dasarnya sudah mau berunding. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu. Namun, saya harus menyelesaikan ini dulu. Anda tahu, saya punya komitmen. Saya punya banyak komitmen,” kata dia.

    Trump tidak menjelaskan apa yang dia maksud dengan “melakukan sesuatu”, atau apakah dia merujuk pada langkah yang akan diambil pada hari itu juga atau setelah KTT G7 berakhir pada Selasa.

    Ketegangan di Timur Tengah meningkat sejak Jumat lalu ketika Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian dibalas Iran dengan serangan rudal.

    Menurut Israel, sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan-serangan balasan Iran sejak Jumat pekan lalu. Di lain pihak, Iran mengeklaim sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan-serangan Israel.

  • Terungkap Transkrip Pernyataan Penting dari Utusan Iran

    Terungkap Transkrip Pernyataan Penting dari Utusan Iran

    GELORA.CO – Sebuah transkrip penting milik Utusan Iran untuk PBB Sa’eed Iravani telah beredar ke publik.

    Salah satu pernyataan Iravani dalam transkrip itu menyebut agresi Israel telah melewati semua batas merah.

    Berikut isi transkrip pernyataan Iravani seperti diungkap IRNA -kantor berita resmi Iran, Selasa (17/6). (jpnn/irna)

    Selamat siang.

    Saya ingin menyampaikan pernyataan singkat tentang agresi teroris dan kriminal yang sedang berlangsung oleh rezim Israel terhadap Republik Islam Iran.

    Israel telah melakukan tindakan agresi yang terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Iran. Kampanye kekejamannya yang tak henti-hentinya terhadap rakyat kami terus berlanjut tanpa henti. Ini adalah pelanggaran serius terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip-prinsip dasar hukum internasional. Serangan ini melewati semua batas merah.

    Yang paling mengkhawatirkan, Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas nuklir damai yang beroperasi di bawah perlindungan penuh IAEA. Ini adalah tindakan yang berbahaya dan ilegal. Ini menimbulkan risiko serius pelepasan bahan radioaktif.

    Jika Iran tidak segera mengatasi situasi tersebut, konsekuensinya bisa menjadi bencana besar. Klaim Israel tentang serangan “surgical” itu salah dan menyesatkan. Sebaliknya, Israel telah meluncurkan kampanye serangan yang melanggar hukum dan membabi buta yang menargetkan infrastruktur sipil di Iran. Warga sipil terbunuh. Rumah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya hancur. Ini fakta. Bukan klaim.

    Rezim Israel sengaja menyerang daerah sipil yang padat penduduk di beberapa kota besar Iran, tempat tinggal jutaan orang. Sejauh ini, 1.481 orang telah tewas atau terluka. Setidaknya 224 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah tewas. Banyak korban adalah anak-anak. Dalam satu serangan brutal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di Teheran, sekitar 20 anak menjadi martir. Karena parahnya cedera, jumlah ini mungkin bertambah.

    Israel juga menargetkan infrastruktur sipil dan ekonomi yang vital. Penyimpanan air, depot bahan bakar, dan fasilitas petrokimia—termasuk kilang Asaluyeh di Bushehr terkena serangan. Rumah sakit juga terkena serangan. Ini bukan kecelakaan. Ini adalah kejahatan perang.

    Beberapa jam yang lalu, rezim Israel dengan sengaja menargetkan kantor kantor berita Iran (IRIB) selama siaran langsung. Serangan yang mengerikan ini merupakan kejahatan perang yang nyata dan serangan langsung terhadap kebebasan pers. Rezim Israel sekali lagi telah menunjukkan bahwa mereka adalah musuh utama kebenaran. Mereka memegang rekor memalukan sebagai pelaku kekerasan terkemuka di dunia terhadap jurnalis dan profesional media.

    Menanggapi serangan dan agresi biadab ini, Iran menggunakan haknya untuk membela diri, sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB.

    Tanggapan kami bersifat defensif, terarah, dan proporsional. Tanggapan kami semata-mata ditujukan untuk mencegah dan menghalangi terulangnya kejahatan semacam itu. Iran akan dengan tegas mempertahankan keamanan dan integritas teritorialnya.

    Kami hanya berfokus pada aset militer dan ekonomi yang terlibat dalam agresi tersebut. Iran tidak menginginkan perang atau eskalasi. Namun, kami tidak akan ragu untuk membela rakyat, wilayah, dan kedaulatan kami. Tidak seperti rezim Israel, Iran menghormati hukum humaniter internasional. Kami tidak menargetkan warga sipil.

    Pasukan AS mendukung agresi Israel. Tanpa senjata, intelijen, dan dukungan politik AS, serangan ini tidak mungkin terjadi. Amerika Serikat akan ikut bertanggung jawab atas tindakan yang melanggar hukum ini.

    Agresi ini terjadi tepat saat putaran keenam perundingan nuklir akan dilanjutkan di Muscat kemarin. Iran datang ke meja perundingan dengan itikad baik, dengan proposal baru yang ditujukan untuk menjembatani perbedaan. Namun, AS menanggapi dengan itikad buruk. Kemunafikan ini merusak kepercayaan dan diplomasi.

    Israel mencoba menyabotase diplomasi melalui kekerasan. Ini adalah pola: menggagalkan pembicaraan, meningkatkan konflik, dan mengalihkan perhatian dari kejahatan yang sedang berlangsung, terutama genosida di Gaza.

    Biar saya perjelas: Iran tidak menyerang Israel; Iran tidak memulai perang apa pun.

    Narasi yang disebut “ancaman eksistensial” itu salah. Tidak memiliki dasar hukum. Narasi itu hanya digunakan untuk membenarkan agresi dan menyembunyikan kejahatan perang Israel.

    Iran memperingatkan bahwa negara mana pun yang membantu agresi Israel akan ikut bertanggung jawab secara hukum atas konsekuensinya.

    Jumat lalu, Iran menyerukan pertemuan Dewan Keamanan yang mendesak.

    Permintaan kami sederhana: Dewan harus bertindak sekarang; mengutuk agresi ini; menghentikan agresor; membela Piagam dan hukum internasional.

    Namun, Dewan telah gagal bertindak. Keheningan dan ketidakpeduliannya merusak kredibilitasnya dan fondasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Kami berterima kasih kepada para anggota Dewan Keamanan yang berdiri di sisi sejarah yang benar. Kami juga berterima kasih kepada mitra regional kami dan para anggota OKI serta Kelompok Sahabat dalam Pembelaan Piagam PBB atas sikap berprinsip dan pernyataan bersama mereka dalam mengutuk agresi ini dan mendukung hak Iran untuk membela diri.

    Iran akan terus menggunakan haknya untuk membela diri sampai agresi Israel berhenti, atau masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan, mengambil tindakan yang berarti.

    Hari ini, kami telah mengirimkan surat lain yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal dan Dewan, untuk mengulangi permintaan mendesak kami. Kami menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk:

    Mengecam tindakan agresi ini;

    Menuntut pertanggungjawaban agresor dan para pendukungnya;

    Mengambil tindakan segera untuk mencegah agresi lebih lanjut.

    Tidak adanya tindakan hanya akan membuat agresor semakin berani dan melemahkan supremasi hukum. Hal ini akan merusak kredibilitas Dewan ini.

    Jangan lupa: Israel adalah satu-satunya rezim di wilayah yang memiliki senjata nuklir. Israel menolak untuk bergabung dengan NPT atau menempatkan fasilitasnya di bawah perlindungan IAEA. Israel telah menyerang hampir semua negara tetangganya dan terus melakukan kekejaman di Gaza tanpa konsekuensi.

    Iran akan terus bertindak dalam kerangka hukum internasional. Kami akan membela diri secara sah dan proporsional. Namun, Dewan memiliki tanggung jawab utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

    Dewan harus bertindak sekarang untuk menghentikan agresor genosida melakukan kekejaman lebih lanjut terhadap rakyat kita.

    Saya berterima kasih atas perhatian Anda.