Negara: Iran

  • 400 Rudal Iran Hantam 40 Lokasi di Israel, Ada 19 Ribu Klaim Kerusakan

    400 Rudal Iran Hantam 40 Lokasi di Israel, Ada 19 Ribu Klaim Kerusakan

    JAKARTA – Sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran Jumat pekan lalu, Iran telah meluncurkan lebih dari 400 rudal dan ratusan pesawat nirawak ke Israel.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut telah menghantam 40 lokasi di seluruh Israel, yang mengakibatkan hampir 19.000 klaim kerusakan yang diajukan kepada otoritas pajak.

    Sejauh ini, 24 orang tewas di Israel, lebih dari 800 orang terluka dan lebih dari 3.800 orang telah dievakuasi dari rumah mereka, kata kantor tersebut.

    Tercatat 224 orang tewas di Iran sejak Jumat, menurut otoritas Iran.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengirim surat kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengklaim Iran memiliki “rencana strategis” untuk melenyapkan negaranya.

    “Iran memiliki rencana strategis untuk melenyapkan Israel. Israel tidak dapat dan tidak akan menerima ancaman pemusnahan!” tulis Saar di X dilansir CNN, Jumat, 18 Juni.

     

    Serangan Israel terhadap Iran diluncurkan menyusul perkembangan kritis dalam program senjata nuklir Iran dan juga ditujukan untuk menggagalkan ancaman yang akan segera terjadi dari serangan rudal dan proksi Iran lainnya.

    Keputusan untuk menyerang diambil “sebagai tindakan terakhir,” kata surat yang dikirim ke PBB.

  • Iran Kembali Tembakkan Rudal ke Israel, Penduduk Haifa Diminta Berlindung

    Iran Kembali Tembakkan Rudal ke Israel, Penduduk Haifa Diminta Berlindung

    Jakarta

    Iran mengeluarkan peringatan evakuasi bagi penduduk kota Haifa, Israel, pada hari keenam pertempuran antara kedua musuh bebuyutan tersebut. Israel mengkonfirmasi bahwa Iran kembali menembakkan rudal ke arah wilayah mereka.

    “Beberapa menit yang lalu, pemberitahuan evakuasi dikeluarkan bagi para pemukim Zionis di Haifa untuk melindungi mereka dari serangan rudal Iran,” kata televisi pemerintah Iran dilansir AFP, Rabu (18/6/2025).

    Pemberitahuan tersebut menunjukkan gambar area yang akan menjadi sasaran disertai teks berbahasa Ibrani yang berbunyi: “Silakan segera tinggalkan area yang dilaporkan–dalam beberapa jam ke depan, angkatan bersenjata Republik Islam Iran akan beroperasi di area ini… untuk menyerang infrastruktur militer rezim Zionis.”

    Militer Israel mengatakan pada Rabu (18/6), bahwa mereka telah mendeteksi rudal baru yang diluncurkan dari Iran beberapa saat setelah televisi pemerintah Iran mengeluarkan peringatan.

    “Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) mengidentifikasi rudal yang diluncurkan dari Iran menuju wilayah negara Israel. Sistem pertahanan sedang beroperasi untuk mencegat ancaman tersebut,” kata militer dalam sebuah pernyataan di X.

    Sementara itu, Iran pada Rabu (18/6) mengalami “pemadaman internet nasional yang hampir total” karena ketegangan antara Teheran dan Israel semakin dalam, kata pengawas jaringan daring yang berpusat di London.

    “Data jaringan langsung menunjukkan Iran sekarang berada di tengah-tengah pemadaman internet nasional yang hampir total; insiden tersebut mengikuti serangkaian gangguan parsial sebelumnya dan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan Israel setelah beberapa hari serangan rudal bolak-balik,” tulis NetBlocks di X.

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    AS Evakuasi Warganya dari Israel, Inggris Tarik Keluarga Staf Diplomatik

    Jakarta

    Perang Israel dan Iran terus membara menyusul saling serang terjadi dari kedua musuh bebuyutan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana evakuasi warganya dari Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), duta besar AS untuk Israel mengumumkan rencana untuk mengevakuasi warga Amerika melalui udara dan laut saat perang Israel dengan Iran berkecamuk untuk hari keenam.

    Kedutaan sedang “mengerjakan penerbangan evakuasi & keberangkatan kapal pesiar” untuk “warga negara Amerika yang ingin meninggalkan Israel,” tulis Duta Besar Mike Huckabee di X.

    Sementara itu, anggota keluarga staf diplomatik Inggris di Israel telah “ditarik sementara” karena Iran dan Israel terus saling tembak, kata kementerian luar negeri Inggris pada Rabu (18/6).

    Keluarga staf yang bekerja di kedutaan Inggris di Tel Aviv dan konsulat di Yerusalem “ditarik sementara sebagai tindakan pencegahan”, kata Kantor Luar Negeri, seraya menambahkan bahwa staf di misi tersebut tetap tinggal.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • China Evakuasi 700 Warganya dari Israel dan Iran, 1.000 Orang Lainnya Menyusul

    China Evakuasi 700 Warganya dari Israel dan Iran, 1.000 Orang Lainnya Menyusul

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mengatakan lebih dari 700 warga negaranya telah dievakuasi dari Israel dan Iran.

    Mengutip Al Jazeera, Rabu 18 Juni, sekitar 1.000 WN China lainnya sedang dalam proses ditempatkan ke “lokasi yang aman”.

    Kemenlu China menambahkan, sejauh ini tidak ada warga negaranya jadi korban tewas dalam perang Iran-Israel.

    Seperti diketahui, berdasarkan data Al Jazeera per hari ini, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Iran telah meningkat menjadi lebih dari 240 orang, termasuk 70 di antaranya wanita dan anak-anak.

    Sementara lebih dari 24 orang tewas dalam serangan Iran ke Israel.

    Di Gaza, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 89 warga Palestina, termasuk 70 orang yang mencari bantuan makanan di kota Khan Younis sejak Selasa 17 Juni 2025.

    Tentara Israel menembaki kerumunan penduduk Palestina pencari bantuan yang putus asa kelaparan di jalan utama timur di kota selatan Khan Younis pada Selasa 17 Juni pagi.

    Peristiwa ini merupakan yang terbaru dalam gelombang pembantaian berkelanjutan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Israel dan Amerika Serikat meluncurkan operasi mendistribusikan makanan di Khan Younis tiga minggu lalu.

  • Habis Kesabaran, Trump Pertimbangkan AS Ikut Israel Serang Iran

    Habis Kesabaran, Trump Pertimbangkan AS Ikut Israel Serang Iran

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa sedang mempertimbangkan apakah AS akan bergabung dengan serangan Israel terhadap Iran. Trump mengaku kesabarannya sudah habis.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), berbicara saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru di Gedung Putih, Trump menambahkan bahwa kesabarannya “sudah habis” terhadap Iran dan mengulangi seruannya agar “menyerah tanpa syarat.”

    “Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan,” kata Trump kepada wartawan di South Lawn ketika ditanya apakah ia telah memutuskan apakah akan melancarkan serangan udara AS.

    “Saya dapat memberi tahu Anda ini, bahwa Iran memiliki banyak masalah, dan mereka ingin berunding.”

    Trump mengatakan Iran telah menyarankan untuk mengirim pejabat ke Gedung Putih untuk melakukan pembicaraan mengenai program nuklir Teheran dalam upaya untuk mengakhiri serangan udara Israel, tetapi menambahkan bahwa itu “sangat terlambat.”

    “Saya bilang sudah sangat terlambat untuk berbicara. Kita mungkin akan bertemu. Ada perbedaan besar antara sekarang dan seminggu yang lalu, bukan? Perbedaan besar,” imbuh Trump.

    “Mereka menyarankan agar mereka datang ke Gedung Putih. Itu, Anda tahu, tindakan yang berani, tetapi, sepertinya, tidak mudah bagi mereka untuk melakukannya.”

    Trump lebih menyukai jalur diplomatik untuk mengakhiri program nuklir Iran, dengan mengupayakan kesepakatan untuk menggantikan program yang ia hancurkan pada masa jabatan pertamanya tahun 2018.

    Namun, sejak Israel melancarkan serangan terhadap Iran enam hari yang lalu, Trump telah beralih ke belakang sekutu utama AS itu dan sekarang mempertimbangkan apakah akan menggunakan kekuatan militer AS terhadap Teheran juga.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya mengatakan bahwa negara itu tidak akan pernah menyerah dan memperingatkan Amerika Serikat tentang “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki” jika negara itu melakukan intervensi.

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hampir 800 Warga China Dievakuasi dari Iran

    Hampir 800 Warga China Dievakuasi dari Iran

    JAKARTA – Hampir 800 warga negara China telah dievakuasi dari Iran ke wilayah aman. Sementara 1.000 orang lainnya sudah dalam proses evakuasi.

    “Sampai saat ini, di bawah pengaturan dan koordinasi Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar serta konsulat China di Iran, dan dengan dukungan aktif dari negara-negara tetangga, 791 warga negara Tiongkok telah dipindahkan dari Iran ke daerah aman. Sementara lebih dari seribu lainnya saat ini sedang dalam proses evakuasi,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dilansir CNN, Rabu, 18 Juni.

    Negara-negara tetangga seperti Azerbaijan dan Turkmenistan, membantu warga negara Tiongkok di perlintasan perbatasan dan membantu mereka transit kembali ke China.

    “Beberapa warga negara China telah dievakuasi dengan selamat dari Israel,” kata Jiakun.

    Pada hari keenam konflik antara Israel dan Iran, negara-negara di seluruh dunia segera memberi tahu warga negara mereka di kawasan tersebut tentang cara mengatasi situasi yang meningkat.

    Sementara beberapa negara berupaya mengevakuasi warga negara mereka, yang lain menyarankan warganya untuk berlindung di tempat bermukim.

     

  • Terus Bombardir, Israel Klaim Hancurkan Markas Besar Keamanan Internal Iran

    Terus Bombardir, Israel Klaim Hancurkan Markas Besar Keamanan Internal Iran

    Jakarta

    Israel kembali membombardir wilayah Iran dalam serangkaian serangan terbaru. Militer Israel mengklaim telah menghancurkan markas besar keamanan internal Iran.

    Dilansir AFP, Rabu (18/6/2025), sejumlah ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran, dengan asap hitam mengepul di bagian timur. Rangkaian ledakan terdengar sesaat sebelum pukul 15.30 siang waktu setempat pada hari keenam saling serang paling intens antara Iran dan Israel.

    Sebuah ledakan baru terdengar di Teheran utara, jalan raya utama telah ditutup sebagian. Ledakan itu menyusul serangkaian ledakan lain yang terdengar di bagian timur kota. Jalan Valiasr yang terkenal yang membentang dari utara ke selatan juga ditutup sebagian.

    Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target militer di Teheran pada Rabu (18/6), terdengar ledakan di utara dan timur ibu kota Iran.

    Angkatan udara Israel “saat ini menyerang target militer milik Rezim Iran di Teheran,” kata militer dalam sebuah pernyataan, pada hari keenam perang Israel-Iran.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan jet angkatan udara telah menghancurkan “markas besar keamanan internal” Iran setelah militer mengumumkan akan menyerang target militer di Teheran.

    “Jet angkatan udara baru saja menghancurkan markas besar keamanan internal rezim Iran–lengan utama penindasan diktator Iran,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, bersumpah untuk “menyerang simbol-simbol pemerintahan dan menyerang rezim Ayatollah di mana pun berada”.

    Lihat Video ’31 Pesawat Pengisian Bahan Bakar AS Bergerak ke Timur Tengah’;

    (rfs/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Tak Bisa Menang di Iran Tanpa Bantuan AS, Ini Buktinya

    Israel Tak Bisa Menang di Iran Tanpa Bantuan AS, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kendali Israel atas wilayah udara Iran membuka jalan bagi serangan udara yang semakin meluas terhadap target-target strategis di Republik Islam itu. Namun, para analis meyakini pasukan Tel Aviv akan kesulitan untuk menghancurkan fasilitas nuklir terdalam Iran tanpa campur tangan langsung militer Amerika Serikat.

    Sejak kampanye serangan dimulai Jumat lalu, jet-jet tempur Israel telah menyasar fasilitas nuklir, gudang peluru kendali, para ilmuwan, dan jenderal-jenderal senior Iran. Militer Israel bahkan menyatakan telah mencapai dominasi udara atas Iran, sebuah langkah besar yang digambarkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “pengubah permainan”.

    “Kontrol udara atas Iran adalah perubahan besar dalam permainan,” kata Netanyahu, dilansir dari Reuters, Rabu (18/6/2025).

    Penasehat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi menambahkan bahwa para pilot Israel kini dapat “menyerang jauh lebih banyak target di Tehran” berkat hancurnya “puluhan dan puluhan” sistem pertahanan udara Iran.

    Militer Israel menyamakan kendali udaranya atas Iran dengan kontrol udara yang telah lama mereka miliki atas wilayah-wilayah konflik yang dihuni kelompok sekutu Iran, seperti Gaza dan Lebanon. Dalam perang sebelumnya, Israel dapat menyerang kapan saja di dua wilayah itu.

    Sumber intelijen regional menyebut keberhasilan Israel menembus ibu kota Iran sebagai sesuatu yang “benar-benar mengejutkan”, dengan jaringan agen rahasia yang telah dibangun dan serangan yang sangat terarah terhadap tokoh-tokoh penting, mirip dengan pola serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon pada 2024, yang menewaskan pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah.

    Meski Iran mengeklaim telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur Israel, pihak Israel menyangkalnya. Israel menyatakan tidak ada pesawat atau awaknya yang terluka dalam misi-misi udara, yang menempuh jarak pulang-pergi lebih dari 3.000 kilometer.

    Seorang sumber pertahanan Barat mengatakan, jet-jet tempur Israel telah mengisi bahan bakar di wilayah udara Suriah, negara yang dulu merupakan benteng pengaruh Iran hingga Presiden Bashar al-Assad terguling pada Desember lalu. Kini, Israel dikabarkan beroperasi di Suriah dengan “kebebasan hampir total”.

    Israel juga menerbitkan peringatan evakuasi untuk area tertentu di Tehran pada Senin, menyatakan rencana untuk menyerang “infrastruktur militer rezim Iran” di ibu kota.

    Sejumlah media Israel juga melaporkan bahwa pengiriman besar-besaran bom dari Amerika Serikat tiba pada April, termasuk bom penghancur bunker. Serangan-serangan awal pekan lalu diyakini telah difasilitasi oleh pasukan khusus Mossad di darat yang menghancurkan sistem anti-pesawat Iran.

    Justin Bronk dari lembaga riset RUSI di London mengatakan, Iran memiliki “sedikit solusi teknis” untuk menghadapi kombinasi jet siluman F-35 Israel yang mampu melakukan peperangan elektronik terhadap sistem anti-pesawat, ditambah dengan F-16 dan F-15 yang membawa rudal balistik presisi.

    Sementara itu, Barin Kayaoglu, analis pertahanan asal Turki, menyebut bahwa meskipun Israel memang unggul secara militer, kecepatan dan efektivitas serangan udara kali ini telah mengejutkan banyak pihak. “Militer Iran seperti tertidur di kemudi,” katanya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa mempertahankan ritme serangan akan menjadi tantangan tersendiri bagi Israel karena stok amunisi dan perawatan pesawat.

    Bom Fasilitas Nuklir

    Dua gedung yang menjadi lokasi produksi komponen sentrifus untuk program nuklir Iran telah hancur di Karaj, tepat di luar ibu kota Teheran, kata Badan Tenaga Atom Internasional, Rabu (18/6/2025). Pengumuman badan PBB itu muncul beberapa jam setelah militer Israel mengatakan telah melancarkan serangkaian serangan udara di Teheran dan sekitarnya.

    “IAEA memiliki informasi bahwa dua fasilitas produksi sentrifus di Iran, bengkel TESA Karaj dan Pusat Penelitian Teheran, terkena serangan,” kata IAEA dalam sebuah unggahan di X.

    “Kedua lokasi itu sebelumnya berada di bawah pemantauan dan verifikasi IAEA sebagai bagian dari JCPOA,” tambahnya, merujuk pada kesepakatan tahun 2015 tentang program nuklir Iran.

    Dalam serangan lain di sebuah lokasi di Teheran, “satu gedung terkena serangan di mana rotor sentrifus canggih diproduksi dan diuji”, badan itu menambahkan dalam sebuah posting di X.

    Bantuan AS

    Kendati kerusakan yang ditimbulkan signifikan, sebelumnya Israel secara terbuka mengakui bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya melumpuhkan program nuklir Iran. Satu-satunya fasilitas nuklir Iran yang paling terlindungi, seperti Fordow yang dibangun di bawah gunung di selatan Tehran, belum menjadi target serangan.

    Seorang mantan pejabat keamanan senior Israel menyatakan kepada Reuters bahwa hanya Amerika Serikat yang memiliki kemampuan militer, terutama melalui bom penghancur bunker kelas berat dan pesawat pengebom strategis, untuk menghantam fasilitas semacam Fordow.

    Namun demikian, pejabat itu mengatakan Israel telah cukup merusak program nuklir Iran.

    “Jika setelah konflik berakhir Iran masih memiliki sedikit kemampuan pengayaan uranium, tapi tidak memiliki orang dan fasilitas untuk membuatnya berbahaya, maka itu sudah merupakan pencapaian besar,” katanya, tanpa ingin disebut namanya karena isu yang sensitif.

    Andreas Krieg dari King’s College London menyebut bahwa Israel telah mencapai banyak kesuksesan taktis dan operasional, namun keberhasilan strategis memerlukan lebih dari sekadar kekuatan udara.

    Bahkan jika AS terlibat, katanya, bom bunker terbesar sekalipun bisa kesulitan menembus fasilitas terdalam Iran. “Mungkin dibutuhkan operasi pasukan khusus di darat,” ujarnya.

    Meski begitu, Krieg menegaskan, “Israel kini bisa bertindak tanpa halangan, sebagaimana mereka lakukan di Lebanon.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potret Rudal Iran Hantam Israel Bertubi-tubi, Warga Panik & Berlindung

    Potret Rudal Iran Hantam Israel Bertubi-tubi, Warga Panik & Berlindung

    Korban jiwa terus bertambah dari kedua belah pihak. Iran melaporkan 224 warga tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Di sisi lain, Israel menyebut 24 warga sipil tewas akibat serangan Iran, dan hampir 3.000 orang dievakuasi karena kerusakan yang ditimbulkan. (REUTERS/Ronen Zvulun)

  • Aksi Israel Jadi Bumerang, Iran Bisa Kian Cepat Punya Senjata Nuklir

    Aksi Israel Jadi Bumerang, Iran Bisa Kian Cepat Punya Senjata Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Israel ke Iran yang berhasil menewaskan ilmuwan dan menghantam fasilitas nuklir kunci, bukannya menghentikan, justru berisiko mempercepat ambisi Tehran memiliki senjata nuklir. Para analis memperingatkan bahwa aksi militer ini bisa menjadi bumerang, terutama jika tidak diikuti dengan solusi diplomatik jangka panjang.

    “Serangan ini hanya menunda kemampuan Iran untuk ‘break out’ selama beberapa bulan,” ujar seorang pejabat militer Israel yang enggan disebutkan namanya.

    Pernyataan ini diperkuat oleh laporan intelijen AS yang meyakini bahwa Iran masih membutuhkan waktu tiga tahun untuk benar-benar dapat meluncurkan senjata nuklir, seperti dilaporkan CNN International.

    Ironisnya, tindakan militer Israel dinilai bisa memicu efek sebaliknya. Alih-alih menghentikan proliferasi nuklir, Iran bisa jadi semakin terdorong untuk mengejar senjata nuklir sebagai langkah perlindungan.

    “Jika perang ini berakhir tanpa penghancuran total program nuklir atau kesepakatan yang ketat, Iran kemungkinan akan mempercepat usahanya,” ujar Sima Shine, mantan kepala divisi penelitian di badan intelijen Israel, Mossad, seperti dikutip The Guardian, Rabu (18/6/2025).

    Shine mengaku belum pernah melihat perbincangan publik di Iran tentang kemampuan militer nuklir sebanyak dalam satu setengah tahun terakhir. “Keputusan Iran untuk menahan diri bisa berubah kapan saja,” katanya.

    Seorang pejabat militer Barat dengan pengalaman di kawasan itu turut menyuarakan kekhawatiran serupa. “Jika mereka (Iran) masih memiliki kapasitas setelah serangan ini, mereka mungkin akan bergerak secepat mungkin untuk mendapatkan senjata nuklir,” ujarnya.

    Fasilitas Fordow di dekat Qom disebut sebagai tantangan utama karena terletak jauh di bawah pegunungan dan hanya dapat dihancurkan dengan bom bunker milik Amerika Serikat (AS). Israel sendiri tak memiliki senjata sekuat itu.

    Dalam euforia usai serangan awal, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengingatkan bahwa militer tidak dapat menghancurkan program nuklir Iran sendirian. “Itu tidak bisa dicapai lewat kekuatan militer saja. Kami hanya bisa menciptakan kondisi untuk kesepakatan jangka panjang yang dipimpin AS,” katanya.

    Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tampaknya lebih memilih opsi militer ketimbang diplomasi. Dalam wawancara dengan ABC, ia menyindir sikap pasif Washington, “Saya tidak mengerti Amerika yang sudah mati.” Netanyahu juga secara terbuka menginginkan perubahan rezim di Tehran.

    Meski demikian, setiap rudal yang menghantam wilayah sipil Iran justru memperlemah narasi moral Israel, menurut Vali Nasr, profesor hubungan internasional di Universitas Johns Hopkins.

    “Israel menunjukkan keinginan untuk membunuh sesuka hati, terutama warga sipil,” katanya, menambahkan bahwa toleransi Barat terhadap taktik brutal Israel telah mengikis kepercayaan pada tatanan liberal internasional.

    David Albright, presiden Institute for Science and International Security, memperingatkan bahwa strategi militer tanpa solusi diplomatik jangka panjang hanya akan menciptakan siklus kehancuran yang berulang. “Jika Israel berhenti mengebom, Iran bisa membangun kembali. Dan mereka harus mengebom lagi,” ujarnya.

    Sementara itu, analis militer Alex Grinberg menyebut bahwa Israel mungkin memiliki alternatif lain untuk melumpuhkan Fordow, seperti operasi khusus dengan pasukan elit. “Israel mungkin bisa menerbangkan tim menggunakan C-130 untuk menyerbu fasilitas bawah tanah,” katanya.

    Namun, banyak pihak menilai bahwa hanya melalui kesepakatan diplomatik ketat dengan mekanisme inspeksi yang kuat, ambisi nuklir Iran bisa benar-benar ditekan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]