Negara: Iran

  • SBY Ngaku Was-was Konflik Iran vs Israel Picu Perang Dunia Ketiga

    SBY Ngaku Was-was Konflik Iran vs Israel Picu Perang Dunia Ketiga

    Bisnis.com, Jakarta — Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku cemas bakal terjadi Perang Dunia ketiga setelah Israel dan Iran saling serang. 

    Kendati demikian, kata SBY, kecemasannya itu bisa dikurangi oleh pemimpin dunia yang seharusnya melakukan diplomasi dan tidak tersulut dengan perang yang terjadi antara Israel dan Iran.

    Dia mengatakan bahwa dirinya sudah tidak memiliki kemampuan untuk melobi semua pemimpin dunia saat ini untuk berdamai dan tidak terlibat dalam perang Iran vs Israel.

    “Saya hanya seorang mantan [Presiden], tetapi saya masih peduli, jadi kurangilah perang di asia maupun di dunia,” tuturnya di Channel Youtube Gita Wirjawan yang diakses Jumat (20/6).

    SBY mengatakan bahwa perang dunia ke 3 bisa saja terjadi jika para pemimpin dunia ini tersulut dengan konflik yang terjadi antara Iran-Israel.

    Maka dari itu, Pendiri Partai Demokrat itu mengusulkan pemimpin dunia untuk membuat forum khusus untuk meminimalisir keterlibatan negara lainnya di dalam konflik Iran-Israel.

    “Gunanya forum itu untuk mencegah para pemimpin dunia melakukan tindakan yang sepihak,” katanya.

    Selain itu, fungsi dari forum pemimpin dunia bermanfaat untuk mengurangi miskalkulasi atau salah perhitungan yang diambil oleh perdana menteri maupun presiden.

    Jika terjadi miskalkulasi, menurut SBY, maka bisa dipastikan negara lain juga akan ikutan berperang.

    “Selama 30 tahun saja menjadi prajurit, ini yang saya khawatirkan. Jika terjadi salah perhitungan, maka kita akan perang,” ujar SBY.

  • Menkopolkam Pastikan Proses Evakuasi WNI di Iran Dimulai Hari ini

    Menkopolkam Pastikan Proses Evakuasi WNI di Iran Dimulai Hari ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan memastikan WNI yang berada di Iran dievakuasi dari kota Teheran mulai hari ini.

    Evakuasi para WNI itu, lanjut Budi, akan menggunakan jalur darat lantaran dianggap lebih aman. Budi melanjutkan, mereka akan bergerak menuju Baku, Azerbaijan.

    “Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, tahap pertama akan dimulai pada 20 Juni 2025, dengan 115 WNI diberangkatkan menggunakan empat bus dari Teheran,” kata Budi Gunawan dilansir dari Antara, Jumat (20/6/2025).

    Setelah itu, Budi Gunawan akan berkoordinasi dengan dengan Kementerian Luar Negeri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) guna memastikan langkah evakuasi selanjutnya.

    Pria yang akrab disapa BG ini juga memastikan pemerintah akan membuka jalur jalur komunikasi darurat bagi WNI di zona konflik.

    Dengan langkah-langkah ini, BG memastikan proses evakuasi WNI dari Iran akan berjalan dengan lancar.

    “Kami mengimbau seluruh WNI di Iran untuk tetap tenang, mengikuti arahan perwakilan RI, dan segera melapor bila memerlukan bantuan,” kata BG.

    Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan sebanyak 115 WNI dari Iran dan 11 WNI dari Israel bersedia untuk dievakuasi.

    “Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang tinggal di wilayah-wilayah yang saat ini masuk dalam kategori rawan,” kata Kristomei, Kamis (19/6).

    Nantinya, kata dia, WNI dari Iran akan berangkat menuju Baku pada Jumat (20/6) pukul 07.00 waktu setempat (11.00 WIB).

    Sesampainya di Baku, para WNI akan transit selama dua malam sebelum melanjutkan penerbangan pulang ke Indonesia dengan pesawat komersial pada Minggu, 22 Juni 2025.

    Sedangkan rencana evakuasi WNI dari Israel direncanakan akan melalui Amman (Yordania), sebelum diberangkatkan melalui jalur udara ke Indonesia.

    Kristomei sendiri mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 34 personel TNI yang tergabung dalam tim khusus untuk menjalankan misi evakuasi WNI.

    Namun demikian, Kristomei belum bisa menjelaskan secara rinci kapan 34 personel itu berperan dalam proses evakuasi. Pasukan itu dipastikan siap bergerak jika mendapat perintah langsung dari Panglima TNI ataupun Presiden.

    Kristomei melanjutkan, para personel TNI itu siap jika harus diberangkatkan ke wilayah rawan konflik untuk mengevakuasi WNI.

    “TNI menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga negara Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri adalah bagian dari tugas konstitusional yang diemban, dan akan terus dilaksanakan secara maksimal dalam kerangka kepentingan nasional,” jelas Kristomei.

  • Konflik Iran-Israel, Ekonom: RI perlu amankan pasokan minyak dan gas

    Konflik Iran-Israel, Ekonom: RI perlu amankan pasokan minyak dan gas

    Jakarta (ANTARA) – Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan pemerintah Indonesia perlu segera mengamankan pasokan minyak bumi dan gas alam guna mengantisipasi potensi dampak dari eskalasi konflik antara Iran dan Israel.

    “Pemerintah perlu mengamankan pasokan minyak bumi dan gas bagi Indonesia dengan memperbaiki kontrak dengan mitra dagang kita,” kata Wijayanto kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

    Meski saat ini harga minyak global masih relatif stabil, ia mengingatkan bahwa risiko ketidakpastian tetap tinggi. Sebagaimana diketahui, pada perdagangan Jumat (20/6) pukul 14.53 WIB, harga minyak mentah Brent tercatat berada di level 72,16 dolar AS per barel, sementara minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi 73,92 dolar AS per barel.

    “Harga minyak bumi relatif stabil kendatipun di Timur Tengah terjadi perang dahsyat yang berpotensi mengganggu harga minyak dan gas, mengingat Iran memproduksi 1,5 persen dan 6,5 persen minyak bumi dan gas alam dunia, dan Selat Hormuz melayani 20 persen dan 30 persen ekspor impor minyak dan gas alam dunia,” jelasnya.

    Wijayanto memperkirakan konflik tidak akan mengalami eskalasi lebih lanjut, mengingat tiga kekuatan besar dunia, Amerika Serikat, Rusia, dan China, telah menyatakan tidak akan terlibat langsung dalam konflik tersebut.

    Namun, ia tetap mengingatkan bahwa potensi dampak terhadap perekonomian nasional tidak bisa diabaikan. Gangguan pada rantai pasok minyak dan gas global dikhawatirkan menekan kinerja ekspor Indonesia, khususnya pada sektor komoditas, sehingga dapat memperburuk neraca transaksi berjalan dan menekan nilai tukar rupiah.

    “Jika perang mengalami eskalasi dan menghambat suplai minyak bumi dan gas alam dunia, ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dunia yang pada gilirannya akan mengurangi volume dan harga komoditas ekspor Indonesia, menurunkan neraca transaksi berjalan, dan menekan nilai tukar rupiah,” ungkap Wijayanto.

    Maka dari itu, ia juga menekankan pentingnya optimalisasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk memperkuat cadangan devisa sebagai amunisi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas rupiah.

    “Proyek besar boros anggaran perlu dikalibrasi ulang, disesuaikan dengan kapasitas fiskal, jangan sampai fiskal kita semakin terbebani untuk hal-hal yang walaupun penting tetapi tidak urgent,” tutupnya.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • PBNU Minta Israel dan Iran Menahan Diri dan Cari Solusi Damai

    PBNU Minta Israel dan Iran Menahan Diri dan Cari Solusi Damai

    PBNU Minta Israel dan Iran Menahan Diri dan Cari Solusi Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (
    PBNU
    )
    Yahya Cholil Staquf
    meminta agar Israel dan Iran bisa menahan diri dan tidak melanjutkan konflik yang berpotensi meluas di Timur Tengah.
    Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menyebutkan, organisasinya mendorong agar kedua negara menempuh jalur diplomasi untuk mengakhiri konflik yang terjadi.
    “Gus Yahya mengimbau agar perang ini tidak meluas dan mengorbankan lebih banyak jiwa manusia. PBNU mendorong agar jalan diplomasi kembali ditempuh sebagai solusi damai yang adil dan bermartabat,” kata Ulil dalam keterangan pers, Jumat (20/6/2025).
    Ulil juga menjelaskan, PBNU saat ini dalam posisi mengutuk keras agresi militer yang dilakukan Israel terhadap Iran.
    Oleh sebab itu, PBNU memandang langkah Iran yang menyerang balik Israel sebagai sebuah kewajaran untuk membela diri.
    Menurut PBNU, Iran memiliki hak yang sah secara internasional untuk melakukan pembelaan diri atas serangan yang dilakukan secara sepihak oleh Israel.
    Namun, PBNU juga menekankan pentingnya semua pihak menahan diri dan mendorong penghentian perang demi mencegah eskalasi yang lebih luas.
    “Gus Yahya menegaskan bahwa sejak hari pertama ketika serangan Israel terhadap Iran terjadi, PBNU langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras agresi militer tersebut,” ujar Ulil.
    Duta Besar Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi, juga sudah bertemu secara langsung dengan Gus Yahya.
    Boroujerdi menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan PBNU dan Iran terkait agresi militer Israel.
    “Saya hadir di organisasi Islam terbesar di dunia ini, PBNU, untuk menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang mendalam. PBNU selama ini menjaga hubungan persahabatan yang sangat baik dengan Republik Islam Iran,” kata Boroujerdi.
    “Dalam masa agresi yang sedang kami alami, kami sangat menghargai dukungan terbuka dari PBNU, baik terhadap bangsa Iran maupun terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” ujar dia.
    Untuk diketahui, konflik antara Iran dan Israel kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran internasional terhadap potensi eskalasi di Timur Tengah.
    Konflik ini dipicu oleh serangan Israel pada Jumat (13/6/2025) yang menyasar perumahan hingga fasilitas nuklir Iran.
    Iran kemudian melakukan serangan balasan pada Sabtu (14/6/2025) yang merusak fasilitas ekonomi Israel.
    Serangan antara Iran dan Israel masih terus terjadi dan dikhawatirkan dapat meluas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bitcoin masih tunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global

    Bitcoin masih tunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian global

    Jakarta (ANTARA) – Bitcoin (BTC) dinilai masih menunjukkan ketahanan di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.

    Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran serta keputusan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat, yang kembali menahan suku bunga, harga Bitcoin tetap stabil di kisaran 104,670 dolar AS atau sekitar Rp1,71 miliar per Jumat pukul 14.00 WIB.

    Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai pasar kripto saat ini sedang berada dalam fase konsolidasi yang wajar.

    “Bitcoin sedang menguji zona support di 104.000 dolar AS. Volume perdagangan menurun, ADX berada di level 16 yang menandakan belum ada tren kuat, dan RSI netral di angka 45. Ini adalah fase menunggu arah baru, baik dari kebijakan The Fed maupun perkembangan geopolitik,” kata Fyqieh.

    Bank Sentral AS alias The Fed telah menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,50 persen. Hal tersebut mempertimbangkan prospek ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, meski inflasi menunjukkan tren penurunan.

    Keputusan ini direspons pasar sebagai bentuk kehati-hatian otoritas moneter AS dalam menjaga stabilitas ekonomi.

    Meski saat ini belum menunjukkan tren kenaikan baru, Fyqieh menyebut struktur jangka panjang Bitcoin masih positif.

    “Jika The Fed ke depan hingga Juli menjelang FOMC (pertemuan) selanjutnya bisa memberi sinyal dovish, Bitcoin berpotensi kembali menguat menuju 110.000 dolar AS,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ketahanan Bitcoin saat konflik bersenjata bukan hal baru. Berdasarkan data historis, BTC cenderung stabil bahkan mengalami penguatan dalam berbagai konflik besar selama dekade terakhir. Dalam kasus terbaru, setelah serangan rudal Israel ke Iran pada 13 Juni 2025, harga Bitcoin sempat terkoreksi namun pulih hanya dalam beberapa hari.

    Kepercayaan investor institusi juga menjadi faktor penting. Misalnya, perusahaan milik Michael Saylor, Strategy, mengakuisisi 10.001 Bitcoin senilai 1 miliar dolar AS pada 16 Juni 2025, menunjukkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang aset ini.

    “Konflik geopolitik meningkatkan ekspektasi inflasi global melalui lonjakan belanja fiskal, gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas. Dalam jangka panjang, faktor-faktor ini cenderung menguntungkan Bitcoin,” jelas Fyqieh.

    Namun, Fyiqeh memperingatkan bahwa Bitcoin masih tetap sensitif terhadap reaksi awal pasar terhadap perang, dengan kemungkinan tekanan jual sesaat setelah konflik pecah.

    Konflik internal seperti perang Tigray di Ethiopia pada 2020, atau kudeta Myanmar pada 2021 tidak berdampak signifikan terhadap harga Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa dampak terhadap harga lebih ditentukan oleh kedekatan geopolitik dan keterlibatan pasar keuangan global.

    Fyiqeh menambahkan seiring meningkatnya adopsi institusional, Bitcoin kini semakin terkorelasi dengan pasar keuangan global. Entitas besar seperti BlackRock, Coinbase, hingga pemerintah AS telah masuk sebagai pemegang atau pengelola aset kripto ini.

    “Bitcoin tidak lagi berdiri sendiri seperti satu dekade lalu. Faktor makroekonomi dan geopolitik kini punya pengaruh besar terhadap harga. Tapi, justru ini yang membuat BTC menjadi instrumen relevan untuk diversifikasi portofolio,” tambahnya.

    Adapun secara teknikal, Bitcoin saat ini menghadapi resistansi di level 106.500 dolar AS, lalu zona 108.800–110.000 dolar AS, dengan resistansi kritis di 112.000 dolar AS. Dukungan terdekat berada pada kisaran 102.000-103.000 dolar AS, dan dukungan jangka panjang pada 93.200 dolar AS, bertepatan dengan EMA 200 hari.

    Dengan kapitalisasi pasar kripto global yang tetap bertahan di 3,25 triliun dolar AS dan arus masuk ETF yang masih positif, peluang pemulihan harga Bitcoin tetap terbuka. Pasar kini menantikan arah kebijakan The Fed berikutnya serta dinamika konflik global yang terus berkembang.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ekonomi Global Tak Pasti, Wamendag Jagokan Perjanjian Dagang dengan Negara Lain – Page 3

    Ekonomi Global Tak Pasti, Wamendag Jagokan Perjanjian Dagang dengan Negara Lain – Page 3

    Diberitakan sebelumnya, dentuman konflik Iran dan Irael mengguncang fondasi perekonomian global yang selama ini sudah rapuh. Dampaknya tidak hanya terasa di wilayah Timur Tengah, tetapi menjalar hingga ke Indonesia dan berbagai negara lainnya yang terhubung dalam sistem ekonomi dunia.

    Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi ancaman serius akibat gejolak ini. Dia menuturkan, provokasi Israel bukan hanya peristiwa besar yang sulit diprediksi akhirnya, tetapi juga pemicu dari krisis pertumbuhan ekonomi global yang nyata.

    “Bagi Indonesia, sebagai bagian tak terpisahkan dari perekonomian global, badai ini datang pada saat yang tidak tepat. Kita sedang berjuang untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi yang menantang,” kata Achmad kepada Liputan6.com, Selasa (17/6/2025).

    Proyeksi Ekonomi RI

    Di mana proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 sudah berada di level 4,7% dan diprediksi akan mencapai 4,5% dan sulit melampaui angka ini, bahkan cenderung menurun ke level 4,0%.

    Ia menjelaskan proyeksi tersebut sudah menantang sejak awal, mengingat tekanan inflasi global dan proses pemulihan ekonomi pasca-pandemi yang belum sepenuhnya stabil. Kini, dengan meletusnya konflik di Timur Tengah, tekanan itu bertambah berat.

    “Jika investasi asing langsung (FDI) yang menjadi motor penggerak pertumbuhan tersendat karena ketidakpastian global yang meningkat dan investor memilih menunda ekspansi, maka lapangan kerja yang bisa tercipta akan berkurang,” jelasnya.

     

  • Pascabombardir Israel, Iran Tuntut Ganti Rugi dan Bersumpah Lanjutkan Pembalasan

    Pascabombardir Israel, Iran Tuntut Ganti Rugi dan Bersumpah Lanjutkan Pembalasan

    PIKIRAN RAKYAT – Pada 29 Juni 2025 lalu, pihak Iran mengatakan bahwa mereka akan terus menyerang Israel sampai mereka membayar ganti rugi. Hal tersebut dikatakan langsung oleh oleh Dewan Keamanan Nasional tertinggi Iran.

    Pembalasan (terhadap Israel) akan terus dilakukan sampai musuh kita dihukum dan ganti rugi (kepada Iran) dibayar,” ucapnya.

    Diketahui, sebelumnya Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran pada Jumat, 13 Juni 2025 dini hari dengan tuduhan Iran sedang menjalankan program nuklir militer secara rahasia.

    Serangan tersebut mengatakan sejumlah wilayah di Iran, termasuk ibu kota Teheran dan menewaskan beberapa pejabat tinggi militer dan sejumlah ilmuwan nuklir Iran.

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut serangan itu sebagai kejahatan dan mengancam Israel dengan “nasib yang pahit dan mengerikan.”

    Iran membalas serangan Israel itu dengan meluncurkan “Operasi True Promise 3” pada Jumat malam yang menyerang target-target militer Israel.

    Iran menyangkal program nuklir memiliki tujuan militer, Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyatakan badan tersebut belum menemukan bukti kuat bahwa Iran sedang Mengembangkan senjata nuklir.

    Laporan intelijen AS juga menunjukan kesimpulan serupa bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.

    Mantan Duta Besar Inggris dan Uzbekistan dan aktivis HAM Craig Murray mengatakan Iran telah menunjukkan tanggung jawab dan kesabaran luar biasa selama beberapa tahun terakhir meskipun menghadapi berbagai tindakan dari Israel.

    Lalu, kabar terbaru datang dari kelompok Hizbullah di Lebanon yang menegaskan bahwa mereka tidak netral dan berpihak pada Iran dalam konflik melawan Israel.

    Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan bahwa kelompok mendukung hak dan kemerdekaan Iran yang sah.

    Amerika Serikat bersama Israel yang disebutnya sebagai tumor kanker melakukan kebohongan dan tindakan agresif terhadap iran.

    “Kami berdiri bersama Iran untuk menghadapi ketidakadilan global ini, karena kami juga memperjuangkan kemerdekaan, pembebasan tanah kami, serta kebebasan membuat keputusan dan pilihan kami sendiri,” ucapnya.

    Ia juga menegaskan bahwa Hizbullah bertindak sesuai penilaian mereka untuk membalas agresi brutal Israel dan AS. ***

  • Ketegangan Iran – Israel Meningkat, Pelaku Usaha Perlu Evaluasi Rantai Pasok

    Ketegangan Iran – Israel Meningkat, Pelaku Usaha Perlu Evaluasi Rantai Pasok

    PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan antara Iran dan Israel yang semakin meningkat dalam beberapa pekan ini memberikan dampak potensi risiko terhadap rantai pasokan global. Pasalnya, sumber-sumber pasokan dan permintaan tersebar secara global.

    “Konflik Iran-Israel akan berdampak terhadap ketersediaan beberapa jenis barang di dalam negeri, terutama untuk produk yang bergantung pada impor dari wilayah yang terkena dampak konflik. Beberapa jenis barang akan mengalami pengurangan ketersediaan di pasar yang akan mengakibatkan peningkatan harga,” kata Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Zaroni dalam keterangan di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

    Selain itu, jika barang-barang impor tersebut adalah bahan baku atau komponen yang diperlukan untuk proses produksi, akan terjadi peningkatan biaya produksi dan harga jual produk, yang akan menurunkan daya saing produk dan profitabilitas perusahaan.

    “Industri perlu segera mengevaluasi rantai pasokan produknya. Selain mengantisipasi potensi gangguan beserta dampaknya, industri perlu mencari alternatif-alternatif rantai pasok domestik maupun global yang lebih aman dan lebih efisien,” ujarnya.

    Zaroni menganalisis beberapa potensi risiko gangguan rantai pasok sebagai dampak ketegangan geopolitik itu. Pertama, dampak terhadap pasar energi dunia terutama yang melalui Selat Hormuz sebagai jalur transportasi laut strategis untuk pengiriman minyak. Peningkatan ketegangan akan menaikkan harga minyak dunia yang berdampak terhadap biaya produksi dan transportasi global.

    Kedua, dampak terhadap risiko makroekonomi global termasuk inflasi, pelemahan daya beli, penurunan permintaan agregat, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan biaya logistik global.

    Ketiga, gangguan terhadap rantai pasokan perusahaan global yang kompleks dan bergantung pada wilayah-wilayah tertentu. Gangguan pada rantai pasokan di wilayah Iran dan Israel, serta wilayah sekitarnya akan berdampak pada ketersediaan barang dan harga di pasar global.

    Keempat, peningkatan biaya logistik terutama jika terjadi gangguan pada rute pelayaran, peningkatan biaya transportasi global, asuransi kargo, dan lain-lain.

    Kelima, dampak terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk nilai tukar mata uang dan harga saham, yang dapat berdampak pada penurunan volume perdagangan internasional, baik dari sisi pasokan maupun permintaannya.***

  • IAEA Kehilangan Jejak di Mana Stok 409 Kg Uranium Level Bom Nuklir Iran Kini Disimpan

    IAEA Kehilangan Jejak di Mana Stok 409 Kg Uranium Level Bom Nuklir Iran Kini Disimpan

    GELORA.CO – Badan Energi Atom Internasional (IAEA) saat ini mengaku tidak bisa memverifikasi lokasi di mana stok uranium level bom nuklir Iran disimpan usai Israel melancarkan serangkaian serangan ke fasilitas nuklir Iran sejak Jumat pekan lalu. Dalam wawancara dengan Bloomberg dilansir Ynet, Direktur IAEA Rafael Grossi mengatakan, lembaganya kini tidak bisa mengakses titik-titik lokasi penyimpanan stok uranium Iran.

    Sekitar 409 kilogram uranium dengan level pemurnian hampir bisa digunakan untuk membuat bom nuklir diyakini selama ini disimpan oleh Iran di fasilitas nuklir di Isfahan di bawah pengawasan IAEA. Namun, sejak serangan Israel, Iran mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan memindahkan stok uraniumnya tanpa sepengetahuan IAEA.

    “Saya tidak yakin,” kata Grossi saat ditanya Bloomberg di mana stok uranium Iran saat ini disimpan.

    “Pada masa perang, semua fasilitas nuklir ditutup. Tidak ada inspeksi, tidak ada aktivitas normal yang bisa dilakukan.”

    Grossi mengonfirmasi bahwa, fasilitas nuklir di Isfahan sudah beberapa kali menjadi target serangan militer Israel di mana sebagian bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. Menurut laporan Bloomberg, sebelum perang pecah, pemeriksa IAEA melakukan inspeksi lebih dari sekali dalam sehari.

    Grossi juga mengatakan bahwa Iran tidak menginformasikan kepada iAEA soal “tindakan khusus” yang diambil untuk melindungi stok uranium dari serangan Israel. “Iran sadar bahwa stok uraniumnya harus di bawah pemeriksaan IAEA secara konstan.”

    Rafael Grossi mengungkapkan bahwa operasi militer Israel telah menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan. Adapun, situs nuklir Fordow belum terdampak.

    “Sejak awal operasi, telah terjadi sejumlah serangan. Pertama, fasilitas penting di Natanz terkena serangan hebat, dengan seluruh aula pengayaan di atas tanah hancur total,” kata Grossi kepada Bloomberg.

    “Selain itu, gardu listrik dan infrastruktur daya di fasilitas besar ini juga dihancurkan, yang berdampak langsung pada fasilitas pengayaan bawah tanah yang sangat vital,” kata Grossi menambahkan.

    Grossi menambahkan bahwa kompleks nuklir di Isfahan juga “berulang kali diserang, dengan beberapa bangunan terdampak.”

    “Satu-satunya fasilitas yang tampaknya belum mengalami kerusakan serupa sejauh ini adalah Fordow, yang merupakan lokasi sangat penting dengan bagian paling sensitif berada jauh di bawah tanah, tersembunyi di dalam pegunungan,” tambah Grossi.

    Serangan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran dinilai bisa menyebabkan pencemaran radioaktif yang jauh lebih banyak daripada ledakan nuklir, meski reaktor di dalamnya tidak bisa meledak. Hal itu diungkapkan kata Wakil Direktur Jenderal IAEA Mikhail Chudakov kepada RIA Novosti pada Rabu (18/6/2025) di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) di Rusia.

    “Berdasarkan pengalaman dan akal sehat saya, tidak ada satu pun pembangkit listrik di dunia yang terlindungi dari perang… Jika Anda menembakkan rudal ke reaktor, Anda akan melihat pencemaran di wilayah itu. Anda tidak akan melihat ledakan nuklir,” kata Chudakov.

    Dia menegaskan bahwa insiden terkait reaktivitas nuklir telah diantisipasi oleh teknologi reaktor modern. Insiden semacam itu terakhir kali terjadi di PLTN Chernobyl pada 1986.

    Menurut Chudakov, PLTN tidak bisa meledak seperti bom nuklir, tetapi bisa rusak dan menyebarkan radiasi ke wilayah sekitarnya.

    “Sayangnya, akan ada lebih banyak pencemaran (radioaktif) dalam peristiwa seperti itu daripada dari ledakan nuklir,” katanya, menambahkan.

    Data IAEA menunjukkan bahwa Iran saat ini memiliki sebuah reaktor tenaga nuklir di PLTN Bushehr (BNPP)-Unit 1, yang mulai beroperasi secara komersial pada 2013 dan menyumbang hampir 1,7 persen dari total produksi listrik nasional pada 2023.

    PLTN Bushehr berada sekitar 1.200 kilometer di sebelah selatan ibu kota Iran, Teheran. Pembangunannya dimulai pada 1975 oleh perusahaan-perusahaan Jerman, tetapi proyek itu dihentikan setelah Revolusi Iran meletus pada 1979. PLTN itu juga beberapa kali dihantam bom selama Perang Iran-Irak (1980-1988).

    Pada 1995, kontrak untuk menyelesaikan PLTN tersebut ditandatangani oleh Iran dan Kementerian Energi Atom Rusia. PLTN itu mulai memproduksi listrik pada September 2011. Acara pembukaannya dihadiri sejumlah pejabat Rusia. []

  • Rudal Iran Hancurkan Pusat Sains Nomor 1 Israel, Ilmuwan Berduka

    Rudal Iran Hancurkan Pusat Sains Nomor 1 Israel, Ilmuwan Berduka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada akhir pekan lalu, rudal Iran berhasil menyerang Weizmann Institute di Israel. Universitas tersebut merupakan pusat sains nomor satu di Israel yang temuan-temuannya sudah mendunia.

    Gedung yang mewadahi beragam laboratorium raksasa tersebut runtuh seketika. Hasil kerja para ilmuwan selama belasan tahun langsung lenyap tak bersisa.

    Weizmann Institute didirikan pada tahun 1934 oleh presiden pertama Israel dan ilmuwan terkemuka, Chaim Weizmann. Institut tersebut dirancang sebagai lembaga penelitian multidisiplin terkemuka di dunia dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan sains.

    Iran diyakini sengaja menargetkan Weizmann Institute sebagai respons terhadap Israel yang membunuh beberapa ilmuwan nuklir dalam upaya mencegah Teheran mengembangkan bom nuklir.

    Sekitar 45 laboratorium di Weizmann Institute hancur. Salah satunya laboratorium milik Profesor Elad Tzahor yang penelitiannya berfokus pada biologi jantung.

    Seorang akademisi senior dari Weizmann yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita ekonomi Calcalist bahwa perkiraan biaya pembangunan fasilitas laboratorium kosong sekitar US$50 juta (Rp820 miliar). Untuk melengkapi isinya dengan beragam peralatan bisa menelan biaya tambahan US$50 juta.

    “Ini adalah medan perang. Semua yang ada di lembaga kami yang indah itu tertutup kaca dan potongan logam,” kata Tzahor, dikutip dari Times of Israel, Jumat (20/6/2025).

    Tzahor sudah bekerja di laboratoriumnya selama 22 tahun. Berbagai sampel ilmiah, termasuk ribuan jaringan jantung hewan dan manusia, sampel DNA dan RNA, serta beragam proses penelitian yang berlangsung di laboratorium tersebut hilang tanpa jejak.

    Banyak para mahasiswa dan ilmuwan yang berupaya menyelamatkan puing-puing penelitian mereka setelah serangan Iran. Pakar biologi Jacob Hanna yang berada di luar negeri mengatakan kepada jurnal Nature bahwa mahasiswa-mahasiswanya di Weizmann Institute berupaya menyelamatkan ratusan tikus beku dan jaringan sel manusia.

    Bukan cuma laboratorium individu yang hancur. Berbagai peralatan yang ditawarkan Weizmann Institute untuk dipakai bersama juga rusak dan hilang.

    “Weizmann dibangun sedemikian rupa sehingga kami memiliki banyak layanan pendukung, mesin yang sangat mahal dan sangat canggih yang biasanya tidak dapat dibeli sendiri oleh satu laboratorium,” kata Dr. Tslil Ast.

    “Banyak ilmuwan dan laboratorium mengandalkan peralatan ini untuk penelitian mereka. Layanan tersebut, atau setidaknya sebagian darinya, sangat terdampak,” kata dia.

    Lebih lanjut, Ast mengatakan kehancuran Weizmann Institute akan berdampak pada kemampuan laboratorium-laboratorium lain dalam melanjutkan penelitian mereka.

    Pusat Penelitian Militer

    Seperti universitas lain di Israel, Weizmann memiliki hubungan dengan industri militer.

    Pada Juni 2023, misalnya, klub Weizmann AMOTech menyelenggarakan acara tentang riset dan pengembangan di industri pertahanan di Israel. AMOTech merupakan sebuah inisiatif yang dipimpin oleh mahasiswa dan peneliti untuk menghubungkan fisikawan di dunia akademis dan industri.

    Pada Oktober 2024, Weizmann mengumumkan kolaborasi dengan perusahaan teknologi militer Elbit untuk mengembangkan material terinspirasi biologi yang inovatif untuk aplikasi pertahanan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]