Negara: Iran

  • Viral Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Perairan RI, Ini Kata TNI

    Viral Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Perairan RI, Ini Kata TNI

    Jakarta

    Video kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Nimitz melintas di perairan Indonesia viral di media sosial (medsos). Pusat Penerangan (Puspen) TNI menyampaikan kapal itu melintas dari Laut China Selatan dan melanjutkan pelayarannya ke Samudra Hindia.

    “Kapal tersebut berlayar di Selat Malaka dengan menggunakan Hak Lintas Transit,” kata Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi, Jumat (20/6/2025).

    USS Nimitz disebut melintasi Laut China Selatan menuju Selat Singapura, Selat Malaka, dan melanjutkan pelayarannya ke Samudra Hindia. Kapal tersebut sempat disoroti karena mematikan transporder dan berhenti mengirimkan data tentang lokasinya, menurut data dari pelacak kapal Marine Vessel Traffic.

    Meski begitu, Kristomei mengatakan TNI terus memantau setiap aktivitas pelayaran asing di wilayah yurisdiksi nasional sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut Indonesia. Seluruh satuan TNI yang terkait tetap siaga dan melakukan koordinasi dalam rangka menjamin stabilitas dan kepentingan nasional di wilayah perairan strategis tersebut.

    “Sesuai dengan ketentuan dalam Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, kapal-kapal asing, termasuk kapal perang, diperbolehkan melintas tanpa harus meminta izin kepada negara pantai, selama tetap mematuhi aturan pelayaran internasional dan tidak membahayakan keamanan wilayah yang dilintasi,” kata dia.

    Diberitakan sebelumnya, Kapal induk AS, USS Nimitz, terpantau meninggalkan perairan Laut China Selatan pada Senin (16/6) pagi ke arah barat, ke kawasan Timur Tengah, saat konflik antara Israel dan Iran memanas. Kapal induk AS ini bahkan membatalkan jadwal kunjungan ke pelabuhan Vietnam.

    Pergerakan terbaru kapal induk AS ini terdeteksi saat pertempuran sengit terjadi antara Israel dan Iran beberapa hari terakhir.

    Dilansir Antara, kapal induk AS USS Nimitz (CVN-68) tersebut diyakini tengah menuju kawasan Timur Tengah untuk memperkuat postur pertahanan AS di tengah eskalasi antara Iran dan Israel.

    Tujuan kapal induk tersebut tidak disebutkan dalam sistem Marine Vessel Traffic, tetapi dilihat dari arah pergerakannya, kelompok penyerang kapal induk Nimitz mungkin sedang menuju Teluk Persia.

    Seorang pejabat pertahanan AS pada Selasa (17/6) mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth telah mengarahkan untuk memindahkan kelompok penyerang kapal induk Nimitz ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat guna mempertahankan postur pertahanan AS di Timur Tengah dan menjaga personel Amerika.

    Angkatan Laut AS terus melakukan operasi di Mediterania Timur untuk mendukung tujuan keamanan nasional, kata pejabat Pentagon tersebut.

    (jbr/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kebakaran di Israel Usai Dihujani Rudal Iran

    Kebakaran di Israel Usai Dihujani Rudal Iran

    Jakarta

    Israel dan Iran terus menerus saling serang. Kini, Iran telah menghujani Israel dengan rudal hingga terbakar.

    Rentetan serangan rudal Iran melesat ke wilayah Israel pada Jumat (20/6), dengan sirene peringatan udara meraung-raung di wilayah selatan negara Yahudi tersebut. Sejumlah kebakaran dilaporkan terjadi di ruas jalanan kota Beersheba, tepatnya di dekat kantor Microsoft.

    “Sirene berbunyi di sejumlah wilayah Israel menyusul teridentifikasinya rudal-rudal yang diluncurkan dari Iran ke negara Israel,” sebut militer Israel dalam pesan peringatan via Telegram, seperti dilansir AFP, Jumat (20/6/2025).

    Militer Israel menyatakan pihaknya berupaya mencegat rudal-rudal Teheran tersebut.

    Menurut laporan Reuters dan Al Arabiya, setidaknya satu serangan berdampak langsung pada jalanan kota Beersheba, yang merupakan kota terbesar di wilayah Israel bagian selatan, yang menjadi target serangan Iran dalam beberapa hari terakhir.

    Disebutkan bahwa kebakaran terjadi di salah satu ruas jalanan di Beersheba di dekat taman tekno yang menaungi kantor Microsoft, setelah salah satu serangan rudal Iran dilaporkan menghantam area tersebut.

    Bagaimana kondisi bangunan yang dihantam rudal Iran? Baca halaman selanjutnya.

    Rudal Iran Hantam Apartemen Hingga Gedung Kantor

    Foto: Soroka Medical Center di Israel selatan terkena serangan langsung dari rudal Iran. Serangan balasan Israel targetkan reaktor Arak di Iran. (REUTERS/Amir Cohen)

    Rudal-rudal Teheran dilaporkan menghantam area dekat gedung apartemen, gedung perkantoran, dan fasilitas industri, yang meninggalkan kawah besar dan merusak bagian fasad bangunan apartemen setempat.

    “Kami mendapatkan serangan langsung di sebelah salah satu gedung. Kerusakan di sini cukup (luas)” tutur salah satu paramedis setempat, Shafir Botner.

    Televisi publik Israel, Kan, menayangkan rekaman video yang menunjukkan beberapa mobil dilalap api, kepulan asap tebal, dan jendela-jendela pecah di gedung-gedung apartemen setempat.

    Menurut Botner, sedikitnya enam orang mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi di area tersebut.

    Pada hari yang sama, militer Israel mengumumkan pasukannya menyerang puluhan target militer di Teheran, Iran. Sebuah pusat penelitian dan pengembangan proyek senjata nuklir Iran juga turut menjadi target serangan terbaru Tel Aviv, saat perang memasuki hari kedelapan.

    Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim pasukannya telah “menyelesaikan serangkaian serangan di jantung kota Teheran”.

    “Puluhan target diserang, termasuk lokasi produksi rudal militer dan markas besar SPND (Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan) untuk penelitian dan pengembangan proyek senjata nuklir Iran,” sebut militer Israel dalam pernyataannya pada Jumat (20/6).

    Israel Klaim Ubah Wajah Dunia

    Foto: PM Israel Benjamin Netanyahu (BBC World)

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengklaim negaranya sedang “mengubah wajah dunia” dalam perangnya melawan Iran. Netanyahu juga menyambut “semua bantuan” untuk Tel Aviv dalam menghancurkan fasilitas nuklir Teheran.

    “Saya mengatakan bahwa kami wajah Timur Tengah, dan sekarang saya katakan kami mengubah wajah dunia,” cetus Netanyahu saat berbicara kepada televisi Israel, Kan, seperti dilansir AFP, Jumat (20/6/2025).

    Tujuh hari perang berkecamuk, Netanyahu mengatakan pasukan Israel lebih cepat dari jadwal dalam serangan-serangan mereka terhadap fasilitas nuklir dan rudal Iran.

    Namun dia menolak untuk memberikan kerangka waktu yang jelas untuk mengakhiri konfrontasi paling intens dalam sejarah dengan musuh bebayatannya, Teheran.

    “Kami sedang berperang. Saya tidak akan mengungkapkan kerangka waktu kami. Saya tidak akan memberi tahu mereka (Iran) apa yang sedang kami persiapkan,” kata Netanyahu.

    “Ketika Anda memasuki perang, Anda mengetahui kapan itu dimulai, tetapi tidak mengetahui kapan itu akan berakhir,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengklaim Israel telah menghancurkan “lebih dari separuh” peluncur rudal Iran, dan “mampu menyerang semua fasilitas nuklir Iran”.

    Tonton juga “Israel Perdalam Serangannya, Sasar Lokasi Terkait Nuklir Iran” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wartawan Israel Dilarang Bagikan Video ke Medsos, Hukumannya Ngeri

    Wartawan Israel Dilarang Bagikan Video ke Medsos, Hukumannya Ngeri

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Israel dan Iran kian memanas. Serangan bertubi-tubi dari kedua pihak menyebabkan kerusakan parah dan telah merenggut banyak nyawa.

    Kendati demikian, organisasi media dan jurnalis di Israel dibatasi untuk menyiarkan informasi tertentu terkait perang. Hal ini tertulis dalam surat edaran dari badan sensor militer Israel.

    Brigadir Jenderal Kobi Mandelblit mengumumkan peraturan baru tentang apa diizinkan dan dilarang untuk dipublikasikan organisasi media dan jurnalis Israel di negara tersebut tentang dampak serangan Iran, dalam surat edaran yang disebar pada Rabu (18/6) pekan ini, dikutip dari Aljazeera, Jumat (20/6/2025).

    Sebagai konteks, penyensoran media di Israel bukan hal baru. Pembatasan kebebasan media di negara Zionis tersebut pertama kali ditetapkan oleh Inggris dalam mandat untuk Palestina pada tahun 1945.

    Tiga tahun kemudian, regulasi penyensoran dimasukkan ke dalam hukum Israel ketika terbentuk sebagai entitas negara.

    Namun, pembatasan kebebasan pers di Israel lebih dari sekadar pelarangan aspek pelaporan jurnalis.

    Menurut data dari Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), Israel telah menewaskan sedikitnya 164 jurnalis di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Lebih banyak lagi yang terbunuh di Lebanon, wilayah Tepi Barat yang telah diduduki, dan sekarang Iran.

    Sejak Mei 2024, pemerintah Israel telah melarang Al Jazeera dari wilayahnya. Selanjutnya pada November 2024, Israel memberikan sanksi kepada harian liberal Haaretz atas liputannya yang dianggap kritis terhadap tindakan pemerintah.

    Peraturan baru Israel terhadap gerak-gerik media dan jurnalis secara khusus terkait dengan perang melawan Iran. Peraturan tersebut memberikan pembatasan khusus terhadap cara jurnalis dan editor melaporkan dampak serangan Iran terhadap Israel.

    Dalam surat edaran berjudul ‘Rising Lion – Pedoman Sensor IDF untuk Liputan Media tentang Serangan di Front Dalam Negeri Israel’, kantor kepala sensor militer Israel memerintahkan editor untuk mengambil tindakan tegas saat jurnalis melaporkan serangan rudal dan pesawat drone.

    Sensor juga memperingatkan agar tidak melaporkan apa pun yang dapat menunjukkan posisi serangan atau operasi pertahanan udara, atau penilaian kerusakan yang dapat membantu musuh dan menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan negara.

    Berikut poin-poin pelarangan secara khusus bagi media dan jurnalis Israel, dikutip dari Aljazeera:

    Memfilmkan atau menyiarkan gambar dari lokasi terdampak perang, terutama di dekat instalasi militer.
    Menggunakan pesawat drone atau kamera sudut lebar untuk menunjukkan area terdampak serangan Iran.
    Memberikan perincian lokasi pasti area yang terkena dampak serangan di dekat instalasi keamanan.
    Menyiarkan gambar rudal Israel yang diluncurkan atau rudal Iran yang dicegat.

    Perintah tersebut juga melarang berbagi video dari media sosial tanpa peninjauan. Pembatasan baru tersebut berlaku segera setelah surat edaran disebar.

    Fotografer di kota pelabuhan Haifa ditangkap pada Selasa (17/6) dini hari saat memasang kamera untuk menangkap gambar potensi serangan di pelabuhan.

    Penyensoran yang Selama Ini Berlaku di Israel

    Jurnalis dan editor sebelumnya sudah menghadapi penyensoran gila-gilaan dari pemerintah. Organisasi media diharuskan untuk menyerahkan artikel apa pun yang dapat menyinggung keamanan Israel kepada tim sensor militer untuk mendapatkan persetujuan sebelum dipublikasikan.

    Berdasarkan peraturan yang berlaku, penyensor memiliki kewenangan untuk menghentikan penerbitan artikel apa pun jika terdeteksi bisa membawa ancaman bagi keamanan nasional Israel.

    Namun, penyensor tidak boleh membatasi artikel atau laporan dengan alasan isi berita dapat merusak reputasi oknum tentara Israel atau politisi negara tersebut.

    Pada tahun 2023, pembatasan ketat Israel ditingkatkan melalui amandemen undang-undang antiterorisme negara tersebut. Aturan itu memungkinkan hukuman bagi mereka yang secara sistematis dan terus-menerus mengonsumsi publikasi teroris atau yang menyiarkan seruan langsung untuk melakukan tindakan terorisme.

    Menurut organisasi kebebasan media, seperti Index on Censorship, bahkan sebelum pembatasan baru pada pelaporan konflik Iran diperkenalkan, definisi penyensoran tentang “masalah keamanan” sangat luas dan subjektif.

    Topiknya beragam, seperti tentara, badan intelijen, transaksi senjata, tahanan administratif, aspek urusan luar negeri Israel, dan banyak lagi.

    Jurnalis, penerbit, atau kelompok media mana pun dapat mengajukan banding atas keputusan sensor ke Mahkamah Agung, yang berwenang membatalkan keputusannya.

    Penyensoran sudah menjadi makanan sehari-hari bagi media Israel. Pada Mei lalu, majalah Israel-Palestina, +972, melaporkan tentang peningkatan sensor media yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak dimulainya perang di Gaza.

    Menurut majalah tersebut, sepanjang tahun 2024, sensor militer Israel memblokir sepenuhnya 1.635 artikel agar tidak diterbitkan dan memberlakukan pembatasan sebagian pada 6.265 artikel lainnya.

    Artinya, rata-rata ada sekitar 21 intervensi dalam berita yang dipublikasikan setiap harinya. Angka itu 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan penyensoran harian tertinggi selama konflik Gaza 2014, yakni sekitar 10 intervensi per hari.

    Menurut Indeks Kebebasan Pers Dunia Reporters Sans Frontieres (RSF), Israel saat ini berada di peringkat ke-112 dari 180 negara dalam hal kebebasan pers. Israel berada di bawah Haiti, Guinea Bissau, Sudan Selatan, dan Chad.

    “Kebebasan pers, pluralitas media, dan independensi editorial makin dibatasi di Israel sejak dimulainya perang di Gaza, yang dilancarkan oleh Israel pada 7 Oktober 2023 setelah serangan mematikan Hamas,” menurut pernyataan RSF.

    RSF juga mencatat pentingnya koneksi politik dalam memilih pimpinan badan pengatur penyiaran Israel. Hanya jaringan yang sangat pro-pemerintah, seperti Channel 14 Israel, yang umumnya dipilih untuk menyelenggarakan wawancara dengan tokoh-tokoh senior.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Trump Tunda Serang Iran – Iron Dome Israel Dibobol Iran

    Video: Trump Tunda Serang Iran – Iron Dome Israel Dibobol Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak dunia mendingin setelah presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal bahwa keputusan terkait aksi militer ke Iran..

    Sementara itu, Iran berhasil mengguncang dominasi udara Israel dalam serangan balasan atas gempuran Tel Aviv pada 13 Juni lalu.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Jumat (20/06/2025).

  • Pertamina Pilih Rute Kapal Alternatif Hindari Perang Iran-Israel

    Pertamina Pilih Rute Kapal Alternatif Hindari Perang Iran-Israel

    Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan jalur alternatif, yakni melalui pelabuhan di wilayah Oman, India, hingga Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap eskalasi konflik Iran-Israel.

    “Untuk menjamin kelangsungan rantai pasok, beberapa alternatif tersebut adalah melalui wilayah Oman, atau kami cari jalur di Amerika dan India,” ucap Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping (PIS) Muhammad Baron di Jakarta, Jumat.

    Baron memastikan bahwa PIS meningkatkan kewaspadaan dan pemantauan secara intensif terhadap pergerakan operasional kapal, terutama untuk kapal-kapal yang beroperasi di rute internasional dengan tingkat keamanan tertentu, dalam hal ini yang terdampak oleh konflik Iran-Israel.

    Rute tersebut, lanjut dia, termasuk yang melintasi Laut Merah dan Terusan Suez.

    “Saat ini juga, PIS memastikan seluruh kapal yang beroperasi di rute internasional dalam kondisi aman,” kata Baron.

    Terkait dengan pembengkakan biaya kirim sebagai akibat dari pengalihan jalur, Baron menyampaikan bahwa PIS belum melakukan kalkulasi secara detail. Yang menjadi fokus dari PIS saat ini adalah menciptakan skenario-skenario yang dipengaruhi oleh dinamika kawasan itu.

    Dinamika regional Timur Tengah menuai perhatian perusahaan guna menyiapkan langkah-langkah antisipasi. PIS berkomitmen untuk menjaga keselamatan armada guna memastikan kelancaran operasional dan keamanan pengangkutan energi ke Indonesia.

    “Ini terkait dengan antisipasi kami di rute-rute internasional untuk mendukung ketahanan energi,” ucapnya.

    Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.

    Serangan Israel memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan ke sejumlah titik di negara tersebut pada hari yang sama.

    Otoritas Israel menyebut sekurangnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran. Sementara, 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang lainnya terluka di Iran imbas serangan Israel, menurut media Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis (19/6), menyatakan akan memutuskan dalam waktu dua pekan apakah akan memberi lampu hijau terhadap keterlibatan AS dalam serangan ke Iran atau tidak.

  • Dunia Bisa Kacau Kalau Iran Tutup Selat Hormuz, Begini Antisipasi Pertamina

    Dunia Bisa Kacau Kalau Iran Tutup Selat Hormuz, Begini Antisipasi Pertamina

    Jakarta

    Pertamina International Shipping (PIS) buka suara soal rencana Iran menutup Selat Hormuz di tengah konfliknya dengan Israel. Jalur tersebut merupakan jalur vital yang sangat penting dengan sekitar 20% konsumsi minyak dunia mengalir melalui selat ini.

    Lebar Selat Hormuz hanya sekitar 33 kilometer dan jalur pelayaran di dalamnya bahkan lebih sempit, menjadikannya sangat rentan terhadap serangan atau ancaman penutupan. PIS menyatakan, jika penutupan benar terjadi maka hal pertama yang dilakukan adalah memastikan keamanan kapal-kapal mereka.

    “Selama memang itu sudah dilakukan secara internasional, kalau memang Iran melakukan itu kan dampaknya ke seluruh jalur pelayaran. Tentu PIS akan melaksanakan pengamanan armada yang pertama,” ujar Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron dalam temu media di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

    Selain itu PIS juga akan mencari jalur alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, misalnya memasok minyak dari Oman, Amerika Serikat hingga India. Sebagai informasi, selat Hormuz merupakan satu-satunya pintu masuk laut menuju Teluk Persia.

    Selat ini memisahkan Iran di satu sisi, dan Oman serta Uni Emirat Arab di sisi lainnya. Selat ini menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab di kawasan Samudera Hindia.

    Terkait potensi membengkaknya biaya dalam operasional perusahaan, hal itu masih dalam perhitungkan. Menurut Baron pihaknya masih memetakan skenario-skenario yang mungkin terjadi di area tersebut.

    “Kita belum menghitung secara detail atas konteks hal tersebut. Yang kita bisa lakukan memang mengantisipasi dengan skenario-skenario yang mungkin terjadi di area tersebut. Alternatif itu yang kita coba buat dan antisipasi di internal PIS,” imbuhnya.

    Ia juga menyinggung kesiapan PIS dalam mengangkut minyak dari Amerika Serikat. Baron menyatakan kesiapan perusahaan mendapat penugasan itu, meskipun tak memungkiri jika akan ada perbedaan dari segi durasi pelayaran dan ongkos yang harus dikeluarkan.

    “Kita cek, cuman secara jarak terjadi perbedaan dengan yang eksisting dan baru. Tapi tentu tadi ya jarak yang bisa mempengaruhi terhadap tarif,” tutup Baron.

    (ily/rrd)

  • Serangan Terbaru Rudal Iran, Sirine Bunyi di Seantero Israel

    Serangan Terbaru Rudal Iran, Sirine Bunyi di Seantero Israel

    Jakarta

    Iran dilaporkan kembali meluncurkan serangan rudal ke wilayah Israel. Bunyi sirine terdengar di seluruh wilayah Israel hari ini.

    “Sirene dibunyikan di seluruh negeri,” kata militer Israel dilansir CNN, Jumat (20/6/2025).

    Serangan terbaru Iran itu dilaporkan tidak hanya menyasar satu wilayah di Israel. “Iran kembali menembakkan rudal ke Israel utara, tengah, dan selatan pada hari Jumat,” menurut militer Israel.

    Militer Israel juga meminta warga untuk berlindung di tempat aman sampai pemberitahuan kondisi aman. Saat ini belum diketahui kerusakan dan korban yang ditimbulkan akibat serangan terbaru dari Iran.

    Dilansir AFP, televisi pemerintah Israel juga mengkonfirmasi serangan rudal terbaru dari Iran. Ini merupakan serangan di hari kedelapan kedua negara itu terlibat konflik hebat.

    Seorang pembawa berita menggambarkan “gambar di langit di atas wilayah pendudukan (Israel) yang memperlihatkan rudal Iran datang. Saat saluran tersebut menyiarkan rekaman tersebut dengan alunan musik militer di latar belakang.

    “Beberapa saat yang lalu, sirene berbunyi di beberapa daerah di Israel setelah teridentifikasinya rudal yang diluncurkan dari Iran ke Negara Israel,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    Tonton juga “Israel Perdalam Serangannya, Sasar Lokasi Terkait Nuklir Iran” di sini:

    (ygs/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Fakta di Balik Ucapan Prabowo Diviralkan Prediksi Serangan ke Iran

    Fakta di Balik Ucapan Prabowo Diviralkan Prediksi Serangan ke Iran

    Jakarta

    Pada bulan April lalu, Presiden Prabowo Subianto sempat berbicara tentang potensi penyerangan ke Iran dan bisa pemicu perang dunia III. Pernyataan Prabowo itu kini viral usai Iran dan Israel saling berbalas serangan.

    Dilihat pada Jumat (20/6/2025), dalam potongan video itu, Prabowo menyebut serangan terhadap Iran bakal memicu reaksi dari Rusia. Prabowo menyebut situasi ini sangat berbahaya.

    “Yang sangat berbahaya yang bisa memicu orang dunia ketiga. Ini tidak main-main, benar-benar. Saya pelajari tiap malam, saya lihat, this is very dangerous time, very dangerous time. Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan, jangan menyerang Iran. Kalau menyerang Iran, berhadapan dengan saya, Rusia. What is that mean? Masalah Iran nanti perang dunia ketiga. Dan kita sudah non-blok, kita sudah benar,” kata Prabowo.

    Potongan video Prabowo itu adalah wawancara Prabowo bersama bersama 7 pemimpin redaksi di kediamannya, Hambalang, Jawa Barat, Minggu, 6 April 2025, atau 2 bulan lalu sebelum Israel memulai serangan terhadap Iran.

    Berikut ini pernyataannya pada April lalu soal serangan terhadap Iran yang bisa memicu perang dunia ketiga:

    Saya lihat dan saya yakini dalam 5, 6, 8 bulan ke depan kita akan membuat langkah-langkah fundamental, terobosan yang akan memperkokoh ekonomi Indonesia di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Perang, persaingan hegemoni.

    Yang sangat berbahaya yang bisa memicu orang dunia ketiga. Ini tidak main-main, benar-benar. Saya pelajari tiap malam, saya lihat, this is very dangerous time, very dangerous time. Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan, jangan menyerang Iran. Kalau menyerang Iran, berhadapan dengan saya, Rusia.

    What is that mean? Masalah Iran nanti perang dunia ketiga. Dan kita sudah non-blok, kita sudah benar.

    Tapi kalau terjadi perang nuklir, kita non-blok saja, kita akan kena. Mungkin yang negara-negara yang punya nuklir, ya, dia matinya lebih cepat. Kita mungkin mati juga, tapi lama kita matinya, ya, kan.

    Jadi, dangerous time. Kita harus hati-hati. Dan untuk itulah, saya selalu mengajak, mari kita rukun, mari kita mengatasi persoalan ini bersama.

    Israel dan Iran Berbalas Serangan

    Serangan rudal Iran menghantam wilayah Ramat Gan, Israel, Kamis (19/6). Tim penyelamat bekerja cepat menangani kerusakan dan korban terdampak. (Foto: REUTERS/Ammar Awad)

    Perang Israel dan Iran dimulai sejak akhir pekan lalu. Pada Jumat (16/6) Israel melancarkan serangan rudal ke Ibu Kota Teheran dan wilayah Iran lainnya.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kemudian mengonfirmasi penyerangan terhadap Iran. Netanyahu mengatakan serangan terhadap Iran akan terus berlanjut.

    “Operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari yang diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, yang diberi nama operasi ‘Rising Lion’ sebagaimana dilansir AFP, Jumat (13/6).

    Netanyahu mengatakan serangan militernya menghantam pembuatan nuklir Iran. Tak hanya itu, tempat rudal Iran juga diserangnya.

    “Kami menyerang jantung program pengayaan nuklir Iran. Kami menargetkan fasilitas pengayaan utama Iran di Natanz… Kami juga menyerang jantung program rudal balistik Iran,” katanya.

    Iran kemudian merespons, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan serangan balasan kepada Israel usai sejumlah fasilitas nuklir dan militernya diserang. Khamenei mewanti-wanti Israel akan menghadapi nasib yang menyakitkan.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (13/6), kantor berita resmi Iran atau IRNA, telah menerbitkan pernyataan dari Khamenei. Israel diperingatkan kana menerima hukuman berat.

    “Rezim Zionis, pada dini hari ini, membuka tangannya yang kotor dan berdarah untuk melakukan kejahatan di negara kita tercinta dan memperlihatkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman,” kata Khamenei.

    Angkatan Iran, kata Khamenei, tidak akan tinggal diam dengan serangan Israel. Sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran tewas dalam serangan Israel.

    “Dengan kejahatan ini, rezim Zionis mempersiapkan diri untuk dirinya sendiri nasib yang pahit dan menyakitkan, dan itu pasti akan menerimanya,” ujarnya.

    Iran pada malam Jumat malam harinya membalas serangan Israel. Rudal diluncurkan ke Tel Aviv hingga Yerusalem. Serangan terus berlanjut hingga hari ini.

    Hingga Jumat (20/6), menurut Kementerian Kesehatan Iran, lebih dari 220 orang tewas akibat serangan Israel. Sementara itu, Israel mengatakan serangan Iran telah menewaskan 24 orang.

    Serangan Israel ke Iran ini, telah menewaskan beberapa petinggi militer Iran, termasuk Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami.

    Ada pula beberapa ilmuwan nuklir Iran yang tewas, termasuk mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Fereydoon Abbasi.

    Iran mengatakan warga sipil, termasuk anak-anak, berada di antara korban tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kapal Induk AS ‘Menghilang’ di Dekat Aceh, Teori Konspirasi soal Perang Iran Bermunculan

    Kapal Induk AS ‘Menghilang’ di Dekat Aceh, Teori Konspirasi soal Perang Iran Bermunculan

    GELORA.CO –  Kapal induk AS USS Nimitz (CVN-68), yang diyakini tengah menuju ke kawasan Timur Tengah, mematikan transporder dan berhenti mengirimkan data tentang lokasinya, menurut data dari pelacak kapal Marine Vessel Traffic.

    Kapal induk AS tersebut disebut bergerak ke Timteng untuk memperkuat postur pertahanan AS di tengah eskalasi antara Iran dan Israel.

    Menurut koordinat terbaru, kapal tersebut berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia, mengikuti jalur 313 derajat dengan kecepatan 19 knot. Sinyal terakhir dari kapal tersebut terekam pada 17 Juni pukul 02:03 GMT (pukul 09:03 WIB).

    Tujuan kapal induk tersebut tidak disebutkan dalam sistem Marine Vessel Traffic, tetapi dilihat dari arah pergerakannya, kelompok penyerang kapal induk Nimitz mungkin sedang menuju Teluk Persia.

    Seorang pejabat pertahanan AS pada Selasa (17/6) mengatakan kepada RIA Novosti bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah mengarahkan untuk memindahkan kelompok penyerang kapal induk Nimitz guna mempertahankan postur pertahanan dan menjaga personel Amerika di Timur Tengah.

    “Angkatan Laut AS terus melakukan operasi di Mediterania Timur untuk mendukung tujuan keamanan nasional,” kata pejabat Pentagon tersebut.

    Pergerakan kapal perang bertenaga nuklir tersebut telah memicu munculnya berbagai teori konspirasi di media sosial.

    Salah satunya menyebutkan bahwa USS Nimitz akan ditumbalkan untuk memfitnah Iran sebagai upaya menarik keterlibatan langsung militer AS dalam konflik di Timur Tengah.

    “USS Nimitz dikirim ke wilayah tersebut agar Israel menenggelamkannya, sehingga politisi AS menyalahkan Iran, dan kemudian melancarkan perang langsung terhadap Iran. Anda TIDAK PERNAH mengirim target besar seperti kapal induk ke perairan saat musuh Anda memiliki rudal yang dapat dengan mudah menargetkan aset yang mahal,”  tulis Sharmine Narwani, kolumnis untuk The Cradle Media, di media sosial seperti diberitakan The National Intrest.

    Jurnalis independen dan pembuat film dokumenter James Li menyampaikan sentimen serupa. Dia pun menyinggung insiden tenggelamnya kapal USS Liberty di Semenanjung Sinai pada semasa Perang Enam Hari.

    “Banyak yang tahu Israel “tidak sengaja” menyerang USS Liberty pada tahun 1967. Hanya sedikit yang tahu bahwa itu mungkin merupakan bagian dari operasi bendera palsu CIA-Mossad yang disebut ‘Proyek Sianida’ untuk memicu perubahan rezim di Mesir. Dengan USS Nimitz menuju Iran, Anda harus bertanya-tanya: apakah sejarah terulang kembali?” tulisnya.

    Namun, pakar dan praktisi menilai gagasan bahwa Angkatan Laut AS akan membiarkan salah satu kapal induknya ditenggelamkan, sangat tidak masuk akal.

    Selain hilangnya nyawa lebih dari 3.000 pelaut, penerbang, dan marinir, kapal tersebut membawa aset yang jauh melebihi biaya untuk mendaur ulang kapal tersebut.

    “Saya tidak tahu bagaimana orang-orang bisa sampai pada kesimpulan tersebut,” kata analis industri teknologi Roger Entner dari Recon Analytics.

    “Sejarah penuh dengan peramal yang sangat pandai melihat masa depan, dan peramal yang mengatakan bahwa langit akan runtuh, dan mereka umumnya salah,” kata Entner, yang secara teratur melacak tren di media sosial, kepada The National Interest.

    Pakar pemasaran dan hubungan masyarakat di Universitas New York Angeli Gianchandaniserta mengatakan kepada The National Interest bahwa media sosial kini bertindak sebagai pengeras suara sekaligus manipulator, terutama selama krisis geopolitik.

    Ia memperingatkan bahwa berbagai platform memungkinkan klaim yang tidak diverifikasi, termasuk yang didukung oleh gambar yang dibuat AI dan berasal dari anonim, menjadi viral sebelum pemeriksa fakta dapat menentukan apakah informasi tersebut benar.

    Pada saat yang sama, algoritme pada platform ini menghargai keterlibatan, bukan informasi. Dengan demikian, unggahan yang memicu ketakutan atau kemarahan terkait identitas kesukuan terbukti menyebar lebih cepat daripada berita sebenarnya.

    “Satu cuitan atau video berisi spekulasi tentang operasi bendera palsu yang melibatkan USS Nimitz dapat menjangkau jutaan orang dalam hitungan jam, karena platform tersebut dirancang untuk menghargai hal-hal yang keterlaluan, bukan hal-hal yang akurat,” ujar dia.

  • Kapal Pertamina pilih rute alternatif hindari perang Iran-Israel

    Kapal Pertamina pilih rute alternatif hindari perang Iran-Israel

    Jakarta (ANTARA) – Pertamina International Shipping (PIS) menyiapkan jalur alternatif, yakni melalui pelabuhan di wilayah Oman, India, hingga Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap eskalasi konflik Iran-Israel.

    “Untuk menjamin kelangsungan rantai pasok, beberapa alternatif tersebut adalah melalui wilayah Oman, atau kami cari jalur di Amerika dan India,” ucap Corporate Secretary PT Pertamina International Shipping (PIS) Muhammad Baron di Jakarta, Jumat.

    Baron memastikan bahwa PIS meningkatkan kewaspadaan dan pemantauan secara intensif terhadap pergerakan operasional kapal, terutama untuk kapal-kapal yang beroperasi di rute internasional dengan tingkat keamanan tertentu, dalam hal ini yang terdampak oleh konflik Iran-Israel.

    Rute tersebut, lanjut dia, termasuk yang melintasi Laut Merah dan Terusan Suez.

    “Saat ini juga, PIS memastikan seluruh kapal yang beroperasi di rute internasional dalam kondisi aman,” kata Baron.

    Terkait dengan pembengkakan biaya kirim sebagai akibat dari pengalihan jalur, Baron menyampaikan bahwa PIS belum melakukan kalkulasi secara detail.

    Yang menjadi fokus dari PIS saat ini adalah menciptakan skenario-skenario yang dipengaruhi oleh dinamika kawasan itu.

    Dinamika regional Timur Tengah menuai perhatian perusahaan guna menyiapkan langkah-langkah antisipasi. PIS berkomitmen untuk menjaga keselamatan armada guna memastikan kelancaran operasional dan keamanan pengangkutan energi ke Indonesia.

    “Ini terkait dengan antisipasi kami di rute-rute internasional untuk mendukung ketahanan energi,” ucapnya.

    Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat sejak Jumat (13/6) ketika Israel melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir.

    Serangan Israel memicu Teheran untuk melancarkan serangan balasan ke sejumlah titik di negara tersebut pada hari yang sama.

    Otoritas Israel menyebut sekurangnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan balasan Iran. Sementara, 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang lainnya terluka di Iran imbas serangan Israel, menurut media Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis (19/6), menyatakan akan memutuskan dalam waktu dua pekan apakah akan memberi lampu hijau terhadap keterlibatan AS dalam serangan ke Iran atau tidak.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Adi Lazuardi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.