Negara: Irak

  • Irak Mendesak Pasukan Militer AS Angkat Kaki dari Negaranya

    Irak Mendesak Pasukan Militer AS Angkat Kaki dari Negaranya

    Baghdad

    Irak memulai proses mengusir pasukan koalisi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Sementara, AS mengaku tak punya rencana menarik pasukan dari Irak.

    Dilansir Reuters, Rabu (10/1/2024), langkah itu diumumkan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani pada Jumat (5/1) waktu setempat. Pengumuman itu disampaikan sehari setelah militer AS menewaskan seorang pemimpin milisi di Baghdad dalam aksi balasan untuk serangan terhadap personel militernya di Irak.

    Kematian pemimpin milisi Irak itu memicu kemarahan di kalangan kelompok milisi pro-Iran yang menuntut pemerintah Irak mengakhiri kehadiran koalisi militer AS di negara tersebut. Sudani menyebut Irak sedang membahas tanggal dimulai pengusiran terhadap militer AS secara permanen.

    “Pemerintah sedang menetapkan tanggal dimulainya komite bilateral untuk mengakhiri kehadiran pasukan koalisi internasional di Irak secara permanen,” demikian pernyataan yang dirilis kantor PM Irak.

    Seorang pejabat pemerintahan Baghdad mengatakan komite bilateral itu akan mencakup perwakilan koalisi militer. AS menempatkan 900 tentara di Suriah dan 2.500 tentara di Irak dengan alasan misi memberikan saran dan bantuan kepada pasukan lokal untuk mencegah kebangkitan kelompok Islamic State (ISIS).

    ISIS, pada tahun 2014, menguasai sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak sebelum akhirnya dikalahkan beberapa tahun kemudian. Otoritas Baghdad menetapkan kemenangan atas ISIS di wilayahnya pada Desember 2017.

    PM Sudani diketahui memiliki kendali terbatas atas beberapa faksi yang didukung Iran di Irak. Dukungan faksi pro-Iran itu dibutuhkan oleh Sudani untuk memenangkan pemilu setahun lalu dan kini mereka membentuk blok yang kuat dalam koalisi pemerintahannya.

    Seorang penasihat politik Sudani menilai sang PM berada di bawah tekanan besar dari partai-partai Syiah yang dekat dengan Iran. Partai-partai itu berupaya mengakhiri kehadiran AS di wilayah Irak.

    Masih belum jelas apakah pengumuman yang disampaikan PM Sudani itu semata-mata bertujuan untuk kepentingan internal dan politik atau apakah komite yang disebutnya itu benar-benar akan menjalankan proses yang tak terhindarkan untuk mengakhiri kehadiran militer AS di Irak.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Lihat juga Video: Irak Kirimkan 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza Lewat Mesir

    AS Tak Punya Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    Pemerintah AS menyatakan tidak memiliki rencana untuk menarik pasukan dari Irak. Hal itu disampaikan meskipun pemerintah Irak telah mengumumkan mereka akan memulai proses penarikan pasukan AS setelah militer AS menewaskan seorang komandan milisi Irak yang didukung Iran pekan lalu.

    “Saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun [untuk menarik diri dari Irak],” kata Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS atau Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Senin (8/1) waktu setempat.

    “Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS,” tambah Ryder.

    Tekanan agar pasukan AS mundur semakin meningkat setelah kekalahan ISIS diumumkan dalam beberapa tahun terakhir. Seruan semakin meningkat setelah serangan pekan lalu terhadap komandan milisi Irak Mushtaq Jawad Kasim al-Jawari.

    Ryder mengatakan tidak ada pemberitahuan apapun kepada Departemen Pertahanan tentang rencana mengusir pasukan AS dari negara tersebut. Para pejabat militer AS telah memberi Baghdad waktu untuk mengendalikan serangan-serangan milisi yang didukung Iran.

    Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 120 kali serangan sejak Oktober 2023. Serangan terus terjadi setelah serangan Hamas terhadap Israel dan balasan Israel ke Gaza.

    Namun, AS menghindari memberikan serangan balasan di Irak karena sentimen masyarakat Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian hanya menargetkan milisi yang didukung Iran di Irak dan membunuh beberapa petempur dalam lebih dari satu kali serangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    AS Ngaku Tak Ada Rencana Tarik Pasukan dari Irak

    Jakarta

    Pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki rencana untuk menarik pasukannya dari Irak. Hal ini disampaikan meskipun pemerintah Irak telah mengumumkan bahwa mereka akan memulai proses penarikan pasukan AS setelah militer AS menewaskan seorang komandan milisi Irak yang didukung Iran, pekan lalu.

    “Saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun [untuk menarik diri dari Irak],” kata Sekretaris Pers Departemen Pertahanan AS atau Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Senin (8/1) waktu setempat. Berbicara kepada wartawan di Pentagon, Ryder menambahkan: “Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS.”

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), saat ini, sebanyak 2.500 tentara Amerika di Irak berada di sana sebagai bagian dari peran pengawasan dan bantuan atas undangan pemerintah Irak.

    Namun, tekanan semakin meningkat agar pasukan AS mundur setelah kekalahan ISIS diumumkan dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian setelah serangan pekan lalu terhadap komandan milisi Irak Mushtaq Jawad Kasim al-Jawari, seruan tersebut semakin meningkat dari dalam Irak.

    Namun, Ryder mengatakan bahwa Pentagon tidak mengetahui adanya pemberitahuan apa pun kepada Departemen Pertahanan tentang rencana mengusir pasukan AS dari negara tersebut.

    Al-Jawari, pejabat milisi Irak, diyakini memainkan peran penting dalam serangan terhadap pasukan Amerika di Irak selama beberapa bulan terakhir.

    Para pejabat militer AS telah memberi Baghdad waktu untuk mengendalikan serangan-serangan milisi yang didukung Iran. Beberapa hari sebelum Natal, jenderal militer AS untuk Timur Tengah mengadakan pembicaraan dengan Ketua Kepala Staf Gabungan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin untuk membahas kemungkinan tanggapan, demikian dilaporkan Al Arabiya.

    Setelah beberapa minggu melakukan serangan, Presiden AS Joe Biden hanya memerintahkan serangan balasan di Suriah, yang digambarkan oleh para analis dan mantan pejabat sebagai serangan simbolis meskipun beberapa serangan terhadap pasukan AS dilakukan di Irak.

    Pasukan AS di Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 120 kali serangan sejak Oktober 2023 lalu, setelah serangan Hamas terhadap Israel.

    Namun, AS menghindari memberikan serangan balasan di Irak karena sentimen masyarakat Irak yang sudah frustrasi terhadap Washington. Militer AS kemudian hanya menargetkan milisi yang didukung Iran di Irak dan membunuh beberapa petempur dalam lebih dari satu kali serangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas! Serangan Israel Tewaskan Komandan Hizbullah di Lebanon

    Panas! Serangan Israel Tewaskan Komandan Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Serangan militer Israel dilaporkan menewaskan seorang komandan senior pada pasukan elite Hizbullah, Pasukan Radwan, di wilayah Lebanon bagian selatan. Serangan ini menjadi serangan yang mengenai target paling terkemuka dalam jajaran Hizbullah sepanjang maraknya serangan lintas perbatasan dengan Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa 99/1/2024), komandan senior pasukan elite Hizbullah yang tewas itu diidentifikasi sebagai Wissam al-Tawil yang menjabat wakil kepala unit elite Pasukan Radwan.

    Diungkapkan oleh tiga sumber keamanan Lebanon bahwa Al-Tawil dan seorang petempur Hizbullah lainnya tewas pada Senin (8/1) waktu setempat, ketika mobil mereka tumpangi dihantam serangan di desa Majdal Selm, yang berjarak 6 kilometer dari perbatasan Lebanon-Israel.

    Belum ada komentar langsung dari Israel soal serangan tersebut.

    Menurut seorang sumber lainnya di Lebanon, Al-Tawil merupakan salah satu komandan Hizbullah yang paling senior yang tewas dalam aksi saling serang lintas perbatasan antara kelompok militan itu dengan Israel.

    Kelompok Hizbullah menyebarkan foto-foto Al-Tawil bersama para pemimpin Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan seorang komandan militer Hibzullah bernama Imad Mughniyeh yang tewas di Suriah tahun 2008 lalu.

    Sebuah foto lainnya menunjukkan Al-Tawil duduk di sebelah mendiang Qassem Soleimani, jenderal terkemuka Iran yang pernah memimpin Pasukan Quds, sayap bersenjata Garda Revolusi Iran di luar negeri. Soleimani tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.

    Perbatasan Lebanon dan Israel marak dilanda serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 130 petempur Hizbullah, termasuk sejumlah anggota Pasukan Radwan, tewas dalam rentetan serangan lintas perbatasan tersebut.

    Salah satunya yang tewas adalah Abbas Raad yang merupakan putra salah satu politisi terkemuka Hizbullah. Dia dilaporkan tewas dalam serangan Israel pada November tahun lalu.

    Hizbullah mengatakan operasinya di perbatasan bertujuan mendukung warga Palestina yang dilanda perang di Jalur Gaza. Perselisihan antara Hizbullah dan Israel sebagian besar hanya terjadi di area-area dekat perbatasan.

    Namun pekan lalu, ketegangan meningkat saat serangan yang diyakini didalangi Israel menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Aruri di pinggiran Beirut bagian selatan — wilayah yang menjadi markas kuat Hizbullah. Tel Aviv tidak menyangkal dan tidak membenarkan pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu.

    Pada Sabtu (6/1) lalu, Hizbullah mengklaim telah meluncurkan 62 roket ke arah pos pengamatan utama Israel sebagai “respons awal” terhadap pembunuhan Al-Aruri. Sementara Nasrallah, dalam pidatonya, memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan perang skala penuh terhadap Lebanon.

    “Siapa pun yang berpikir untuk berperang melawan kami, singkatnya, dia akan menyesalinya,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • RS Bersalin di Irak Kebakaran, Empat Bayi Tewas

    RS Bersalin di Irak Kebakaran, Empat Bayi Tewas

    Diwaniyah

    Rumah sakit bersalin di wilayah Irak Selatan kebakaran. Kementerian Kesehatan Irak dan Palang Merah Irak melaporkan empat anak tewas akibat insiden tersebut.

    Dilansir AFP, Selasa (9/1/2024), Palang Merah Irak mengatakan dalam sebuah komunike bahwa 150 anak-anak dan 190 orang dewasa telah dievakuasi dari kebakaran RS bersalin di kota Diwaniyah. Berdasarkan informasi, kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik.

    “Korsleting listrik yang menyulut kertas bekas dan bahan-bahan milik perusahaan yang merenovasi rumah sakit,” kata Menteri Kesehatan Saleh al-Hasnawi dalam konferensi pers di lokasi tak lama setelah petugas pemadam kebakaran memadamkan api.

    “Asapnya masuk ke dalam gedung, tapi apinya tidak masuk,” lanjut dia.

    Dia melaporkan sebanyak empat bayi dilaporkan menjadi korban kebakaran tersebut. Menurutnya, keempat bayi itu meninggal karena komplikasi pernapasan.

    “Empat bayi yang lahir prematur di unit perawatan intensif neonatal meninggal karena komplikasi pernafasan,” katanya.

    Sementara itu, Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani, memerintahkan pemecatan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.

    Lihat juga Video: Irak Kirimkan 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza Lewat Mesir

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jenderal Iran Bersumpah Balas Kematian 84 Korban Ledakan ISIS

    Jenderal Iran Bersumpah Balas Kematian 84 Korban Ledakan ISIS

    Teheran

    Panglima Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, bersumpah untuk membalas kematian 84 korban tewas dalam ledakan bom yang diklaim oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), puluhan orang tewas akibat dua ledakan bom yang terjadi saat peringatan meninggalnya Qassem Soleimani, jenderal top Iran yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.

    Ledakan bom itu mengguncang dalam peringatan yang digelar di makam Soleimani di kota Kerman pada Rabu (3/1) waktu setempat.

    Salami, saat menghadiri pemakaman para korban ledakan bom, menegaskan bahwa kematian mereka akan dibalas.

    “Kami akan menemukan Anda di mana pun Anda berada,” tegas Salami dalam pernyataannya, merujuk pada ISIS yang menjadi dalang ledakan bom itu.

    ISIS dalam klaimnya yang disampaikan via Telegram, mengklaim dua anggotanya meledakkan sabuk peledak di tengah kerumunan orang yang berkumpul di area pemakaman di kota Kerman.

    “Kelompok jihadis Islamic State mengklaim bertanggung jawab atas dua pengeboman di Iran,” demikian klaim ISIS.

    Sosok Soleimani yang pernah memimpin unit elite Pasukan Quds, sayap bersenjata Garda Revolusi Iran di luar negeri, juga diketahui menjadi musuh dari kelompok ISIS.

    Selain menewaskan 84 orang, menurut otoritas Iran, ledakan bom itu juga melukai sekitar 284 orang lainnya.

    Sekitar 195 korban luka di antaranya dilaporkan masih dirawat di rumah sakit setempat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Militer AS Serang Irak, Pejabat Milisi Pro-Iran Tewas

    Militer AS Serang Irak, Pejabat Milisi Pro-Iran Tewas

    Baghdad

    Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan pasukannya mendalangi serangan yang menewaskan seorang pejabat milisi terkemuka Irak, yang didukung Iran. Pejabat yang tewas diyakini terlibat dalam rentetan serangan terhadap para personel militer AS di wilayah Irak beberapa waktu terakhir.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), seorang pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa Washington telah menargetkan pejabat yang didukung Iran di Baghdad, yang diyakini berperan penting dalam rentetan serangan terhadap pasukan AS di wilayah Irak beberapa bulan terakhir.

    “Pasukan AS mengambil tindakan yang diperlukan dan proporsional terhadap Mushtaq Jawad Kazim al-Jawari (alias Abu-Taqwa), yang merupakan pemimpin Harakat-al-Nujaba,” ungkap pejabat pertahanan AS tersebut kepada Al Arabiya.

    “Abu-Taqwa secara aktif terlibat dalam perencanaan dan melancarkan serangan terhadap para personel Amerika,” sebutnya.

    Pejabat pertahanan AS menyebut serangan itu sebagai serangan membela diri. Disebutkan juga bahwa seorang anggota Harakat-al-Nujaba lainnya tewas dalam serangan tersebut, namun identitasnya tidak diungkap ke publik.

    Ditegaskan oleh pejabat pertahanan AS itu bahwa tidak ada warga sipil yang menjadi korban dan tidak ada infrastruktur atau fasilitas sipil yang terkena dampak serangan tersebut.

    “Amerika Serikat terus mengambil tindakan untuk melindungi pasukan kami di Irak dan Suriah dengan mengatasi ancaman-ancaman yang mereka hadapi,” tegas seorang pejabat AS lainnya kepada Al Arabiya.

    Saksikan juga ‘Momen Ribuan Orang Antarkan Jenazah Wakil Pemimpin Hamas ke Pemakaman’:

    Data militer AS menyebut pasukannya yang ditempatkan di wilayah Irak dan Suriah telah menjadi target lebih dari 100 serangan sejak 17 Oktober, menyusul serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel yang memicu perang berkelanjutan di Jalur Gaza hingga saat ini.

    Washington awalnya menghindari untuk merespons serangan-serangan di Irak karena sentimen masyarakat Baghdad yang merasa frustrasi dengan keberadaan pasukan AS. Namun AS kemudian menargetkan milisi-milisi pro-Iran yang ada di Irak dalam rentetan serangan, yang menewaskan sejumlah anggota milisi itu.

    Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin sebelumnya menegaskan bahwa AS memiliki hak untuk membela diri terhadap pihak-pihak yang menyerang pasukannya. Austin juga menuding milisi Kataeb Hezbollah dan Harakat al-Nujaba yang didukung Iran ada di balik sebagian besar serangan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Kirim Ultimatum Usai Tenggelamkan 3 Perahu Houthi di Laut Merah

    AS Kirim Ultimatum Usai Tenggelamkan 3 Perahu Houthi di Laut Merah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat (AS) mengirimkan ultimatum usai menenggelamkan tiga perahu milik milisi Houthi di Laut Merah.

    Mereka tak ingin konflik meluas di Timur Tengah, Minggu (31/12).

    Helikopter AS menenggelamkan perahu-perahu Houthi dan membunuh orang-orang di dalamnya. Perahu itu disebut menargetkan kapal-kapal komersial dan pedagang di Laut Merah.

    AS menghindari serangan langsung terhadap kelompok tersebut di Yaman karena berupaya menghindari eskalasi krisis lebih lanjut. Namun, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyatakan AS akan terus bertindak untuk membela diri.

    “Kami tidak ingin konflik lebih luas di wilayah ini dan kami tidak ingin konflik dengan Houthi. Hasil terbaik di sini adalah Houthi menghentikan serangan-serangan ini, seperti yang telah kami jelaskan berulang kali,” kata John Kirby dilansir dari CNN, Senin (1/1).

    AS telah mengerahkan kapal perang ke Laut Merah dan meluncurkan Operation Prosperity Guardian pada November lalu.

    Operation Prosperity Guardian merupakan sebuah koalisi maritim multinasional untuk meningkatkan keamanan di jalur pelayaran global yang penting.

    Presiden AS Joe Biden telah mengizinkan serangan terhadap kelompok proksi Iran lainnya yang telah menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah. Namun, ia tidak lagi menyerang kelompok Houthi di Yaman.

    “Kita mempunyai kepentingan keamanan nasional yang signifikan di kawasan ini. Kita akan mengerahkan kekuatan yang kita perlukan di kawasan ini untuk melindungi kepentingan tersebut dan kita akan bertindak untuk membela diri di masa depan,” ujar Kirby.

    Kirby menegaskan kembali sikap Gedung Putih ketika ditanya tentang prospek serangan pendahuluan di wilayah tersebut.

    “Kami tidak mengesampingkan atau mengesampingkan apa pun, namun kami telah menjelaskan secara terbuka kepada kelompok Houthi dan secara pribadi kepada sekutu dan mitra kami di wilayah tersebut, bahwa kami menanggapi ancaman ini dengan serius, dan kami akan membuat keputusan yang tepat di masa depan,” tegasnya.

    Empat perahu kecil milik Houthi menyerang Maersk Hangzhou pada Sabtu (30/12). Mereka menyerang dengan senjata ringan dan berusaha menaiki kapal dagang di Laut Merah.

    Menurut pernyataan dari Komando Pusat AS, tim keamanan di kapal tersebut telah membalas tembakan.

    “Helikopter Angkatan Laut AS membalas tembakan untuk membela diri, menenggelamkan tiga dari empat kapal kecil, dan membunuh awaknya. Kapal keempat meninggalkan daerah tersebut. Tidak ada kerusakan pada personel atau peralatan AS,” bunyi pernyataan itu.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dataran Tinggi Golan yang Dikuasai Israel Diserang Drone

    Dataran Tinggi Golan yang Dikuasai Israel Diserang Drone

    Tel Aviv

    Wilayah Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dari Suriah dilanda serangan drone. Kelompok bersenjata Irak, yang masih berafiliasi dengan kelompok Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), laporan media lokal Israel menyebut sebuah drone yang kemungkinan membawa peledak, yang diluncurkan dari wilayah Suriah, telah ditembak jatuh pada Rabu (27/12) malam di bagian selatan area permukiman Eliad.

    Disebutkan bahwa serangan drone itu tidak memicu korban luka, namun menyebabkan sejumlah kerusakan material di area tersebut.

    Israel menaklukkan sebagian wilayah Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Arab-Israel tahun 1967 silam, sebelum menganeksasi wilayah itu tahun 1981 silam. Aneksasi sepihak oleh Israel itu tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Militer Israel, dalam pernyataan kepada AFP pada Kamis (28/12) waktu setempat, mengakui bahwa sebuah drone jatuh di dekat Eliad, namun tidak memberikan informasi lebih detail lainnya.

    Secara terpisah, kelompok bernama Perlawanan Islam di Irak mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengenai “target penting” di area selatan Eliad dengan “persenjataan yang pantas”. Kelompok ini merupakan formasi lepas dari kelompok bersenjata pro-Iran yang bermarkas di wilayah Irak.

    Israel telah berulang kali bersumpah untuk melanjutkan operasi militernya yang bertujuan menghancurkan Hamas, sebagai pembalasan atas serangan pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas yang mengejutkan Israel tersebut.

    Lebih dari 240 orang lainnya disandera dan ditahan di Jalur Gaza, dengan menurut otoritas Israel, lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dan sedikitnya 129 sandera lainnya masih ditahan oleh Hamas.

    Rentetan serangan udara tanpa henti Israel, yang disertai operasi darat, terhadap Jalur Gaza telah menghancurkan sebagian besar daerah kantong Palestina itu. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Sebanyak 55.243 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan-serangan Israel tersebut.

    Sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza, kelompok Perlawanan Islam di Irak telah mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan terhadap personel militer Amerika Serikat (AS) dan koalisi internasionalnya di wilayah Irak dan Suriah. Kelompok itu menentang dukungan AS terhadap Israel dalam perang melawan Hamas.

    Menurut seorang pejabat militer AS, Washington mencatat sedikitnya 103 serangan melanda pasukannya di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober lalu. Sebagian besar serangan itu diklaim oleh faksi-faksi dari kelompok Perlawanan Islam di Irak.

    Namun untuk serangan terhadap kepentingan Israel, kelompok itu tidak banyak menyatakan klaimnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 5 Negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB Pemegang Hak Veto

    5 Negara Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB Pemegang Hak Veto

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dewan Keamanan PBB mengadakan debat terbuka pertama yang khusus membahas terkait perang Hamas dan Israel pada Selasa (25/10).

    Dilansir dari Al Jazeera, hampir 90 negara ikut serta dalam debat terbuka, 30 diantaranya adalah menteri luar negeri dan wakil menteri.

    Mayoritas negara yang hadir menuntut adanya gencatan senjata dan penghentian serangan kepada warga sipil agar bantuan dapat disalurkan kepada warga Gaza.

    Dewan keamanan sendiri beranggotakan 15 negara dengan lima negara yang memiliki hak veto. Dewan Keamanan PBB kini menjadi sorotan setelah gagal menghasilkan resolusi untuk menghentikan kekerasan.

    Rusia dan Brazil menginisiasi resolusi sebagai respon terjadinya perang Hamas dan Israel. Namun, semua resolusi ditolak karena hak veto Amerika Serikat sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

    Berikut daftar negara anggota Dewan Keamanan PBB yang memegang hak veto.

    1. China

    China menjadi negara yang paling sedikit menggunakan hak vetonya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

    Republik Rakyat Tiongkok (RRT) bergabung menjadi anggota tetap DK PBB pada akhir 1971. Sejak Tahun 1917 hingga 2019, China hanya menggunakan hak vetonya sebanyak 14 kali. Republik Tiongkok pertama kali menggunakan hak vetonya pada 13 Desember 1955 untuk menghalangi masuknya Mongolia ke PBB.

    Hal ini membuat penerimaan Mongolia sebagai anggota PBB tertunda hingga Tahun 1961. Mongolia akhirnya diterima setelah Rusia mengancam memblokir semua penerimaan baru anggota PBB.

    Dilansir dari situs China Power, beberapa veto China berkaitan dengan perang yang terjadi di Suriah dan Rusia.

    China memveto rancangan resolusi terkait gencatan senjata di Provinsi Idlib pada September 2019.

    Pada perang antara Hamas dengan Israel kali ini, China menggunakan hak vetonya bersama dengan Rusia terkait susunan resolusi DK PBB yang dirancang oleh Amerika Serikat, dikutip dari Reuters.

    2. Amerika Serikat

    Amerika sebelumnya telah memveto puluhan resolusi DK PBB yang mengkritik Israel. Total terdapat lebih dari 53 resolusi yang diveto oleh Amerika sejak 1972.

    Tindakan ini menunjukkan loyalitas Amerika dalam mendukung Israel. Dikutip dari Al Jazeera, Amerika menggagalkan resolusi yang mengutuk kekerasan terhadap pengunjuk rasa, pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang ada sejak 1967, serta penyidikan terhadap pembunuhan pekerja Palestina oleh tentara Israel pada 1990.

    Pada perang Hamas-Israel kali ini, dirancang beberapa resolusi yang dirancang oleh beberapa negara.

    Dilansir dari Reuters, pemungutan suara atas rancangan undang-undang yang dibuat oleh Brazil sempat tertunda beberapa hari karena Amerika ingin menjadi perantara akses bantuan ke Gaza.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    3. Rusia

    Rusia menjadi anggota tetap DK PBB yang banyak menggunakan hak vetonya. Pada awal-awal pembentukan PBB, Rusia bertanggung jawab hampir semua veto.

    Seorang mantan Menteri Urusan Luar Negeri Rusia, Andrey Gromyko, bahkan mendapatkan julukan Tuan Nyet dan Vyacheslav Molotov karena sering mengajukan veto Soviet di masa Perang Dingin, dikutip dari Los Angeles Times.

    Setelah Uni Soviet terpecah dan menjadi Rusia, hak veto jarang digunakan. Hak veto baru kembali aktif digunakan Rusia pada abad ke-21 untuk menghalangi resolusi konflik yang melibatkan militer Rusia, termasuk Georgia, Suriah, dan Ukraina.

    Kali ini Rusia kompak dengan China memveto resolusi yang diajukan Amerika Serikat dan dipimpin oleh Moskow dalam menyikapi perang Hamas dan Israel.

    Rusia rencananya akan mengajukan proposalnya sendiri untuk mengupayakan gencatan secara segera, tahan lama, dan dihormati sepenuhnya.

    “Sudah jelas bahwa AS tidak ingin keputusan Dewan Keamanan PBB mempunyai pengaruh apapun terhadap kemungkinan serangan darat Israel di Gaza,” kata perwakilan Rusia, Vassily Nebenzia, dikutip dari France 24.

    4. Perancis

    Perancis dikategorikan sebagai negara yang hemat dalam menggunakan hak vetonya. Satu-satunya hak veto secara langsung digunakan Perancis pada 1976 untuk memblokir resolusi tentang pertanyaan kemerdekaan Komoro.

    Sebelumnya Perancis bersama dengan Inggris memveto resolusi terkait penghentian aksi militer Israel yang menyerang Mesir pada 1956 selama Krisis Suez.

    Perancis pernah dilanda kebimbangan menggunakan hak vetonya dalam konflik Irak pada masa pemerintahan Presiden Jacques Chirac. Jika tidak menggunakan hak vetonya, Perancis akan kehilangan banyak kekuatan negosiasinya di dewan keamanan. Akan tetapi, terdapat argumen bahwa penggunaan hak veto oleh Perancis akan menimbulkan kerugian yang tidak bisa diperbaiki lagi oleh PBB, dikutip dari The New York Times.

    Perancis juga belum menunjukkan tanda-tanda akan memveto resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat terkait perang Hamas dengan Israel beberapa saat lalu.

    5. Inggris

    Hampir serupa dengan Perancis, Inggris termasuk jarang menggunakan hak vetonya. Inggris mulai jarang menggunakan hak vetonya setelah Perang Dingin selesai.

    Keanggotaan tetap Inggris dalam DK PBB setelah negara ini lepas dari Uni Eropa. Namun, hampir mustahil bagi negara lain untuk mencabut hak veto Inggris karena hal ini berarti Piagam PBB perlu diamandemen, dikutip dari Reuters.

    Untuk mengubah Piagam PBB, harus ada persetujuan dari 193 anggota majelis umum dan lima anggota tetap.

    Pada perang Hamas-Israel yang sedang berlangsung, Inggris juga belum menunjukkan tanda-tanda akan memveto resolusi yang diajukan Amerika Serikat.

    Inggris sendiri saat ini menyatakan secara terbuka dukungannya kepada Israel. Inggris mengecam tindakan terorisme Hamas dan mengirimkan kapal perang kerajaan serta pesawat pengintainya ke Israel.

  • AS Usai Kedutaan di Irak Digempur Roket: Kami Punya Hak Bela Diri

    AS Usai Kedutaan di Irak Digempur Roket: Kami Punya Hak Bela Diri

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat mengecam keras serangan yang menargetkan kedutaan besarnya di Baghdad serta fasilitas yang menampung pasukan AS pada Jumat (8/12).

    Kementerian Luar Negeri AS, melalui juru bicara Matthew Miller, kemudian mendesak Irak untuk membawa pelaku penyerangan itu ke pengadilan.

    “Banyaknya milisi yang bersekutu dengan Iran yang beroperasi secara bebas di Irak mengancam keamanan dan stabilitas Irak, personel kami, dan mitra kami di kawasan,” kata Matthew Miller, seperti diberitakan Reuters.

    “Pemerintah Irak telah berulang kali berkomitmen untuk melindungi misi diplomatik serta personel militer AS, yang hadir di negara tersebut atas undangan Irak. Hal ini tidak dapat dinegosiasikan, begitu pula hak kami untuk membela diri,” tambah Miller.

    Tujuh mortir mendarat di kompleks Kedutaan Besar AS di Baghdad dalam serangan pada Jumat (8/12) waktu setempat. Hal tersebut dilaporkan seorang pejabat militer AS sambil mengungkapkan tak ada korban apa pun dari serangan itu.

    Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan kepada bangunan yang berada di Zona Hijau dan mendapatkan penjagaan ketat di Baghdad itu.

    “Serangan multi-roket diluncurkan terhadap pasukan AS dan Koalisi di sekitar Union III dan kompleks kedutaan Baghdad” kata seorang pejabat AS sambil mengungkapkan tak ada kerusakan apa pun, seperti diberitakan AFP, Jumat (8/12).

    Ia mengungkapkan pasukan AS di Irak dan Suriah juga menjadi sasaran serangan roket dan drone setidaknya lima kali lagi pada hari Jumat; tiga kali di pangkalan terpisah di Suriah, dan dua kali di pangkalan udara Ain al-Asad, sebelah barat Bagdad.

    Serangan-serangan itu jadi yang paling banyak terjadi terhadap pasukan AS dalam satu hari di kawasan tersebut, terutama sejak pertengahan Oktober, ketika AS mendukung Israel atas gempuran terhadap Hamas.

    Dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan AFP, kedutaan AS mengatakan “dua roket” ditembakkan ke kompleks misi di Bagdad sekitar pukul 04.15 waktu setempat.

    Indikasinya adalah serangan tersebut diprakarsai oleh milisi yang berpihak pada Iran,” kata juru bicara AS.

    Ia meminta pemerintah Irak untuk melindungi diplomat, mitra koalisi dan fasilitasnya, dan menambahkan: “Kami menegaskan kembali bahwa kami berhak untuk membela diri dan melindungi personel kami di mana pun di dunia.”

    Menanggapi serangan ini, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengarahkan badan-badan keamanan setempat untuk mengejar pelaku. Dia menggambarkan para pelaku sebagai “kelompok yang tidak mematuhi hukum dan tidak mewakili keinginan rakyat Irak”.

    Sementara itu Misi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Irak mengutuk serangan tersebut.

    “Irak tidak boleh terlibat dalam konflik yang lebih luas, yang akan mengancam stabilitas yang telah dicapai dengan susah payah dan pencapaian yang telah dicapai sejauh ini,” demikian pernyataan Misi PBB di Irak.

    (tim/chri)