Negara: Irak

  • Eks Orang Nomor 2 di Iran Sebut HTS Mirip Al-Qaeda dan ISIS, Suriah Hadapi Masa Suram ke Depan – Halaman all

    Eks Orang Nomor 2 di Iran Sebut HTS Mirip Al-Qaeda dan ISIS, Suriah Hadapi Masa Suram ke Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan masa depan Suriah kini rumit dan tak menentu setelah rezim Bashar al-Assad diambrukkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham.

    Eks orang nomor dua di Iran itu mengklaim HTS memiliki kesamaan dengan Al-Qaeda dan Daesh (ISIS), dua kelompok yang secara luas dianggap sebagai teroris.

    Di samping itu, dia berujar “tampilan demokratis” HTS saat ini hanya sementara. Oleh karena itu, dia memprediksi Suriah nantinya akan menghadapi masa-masa sulit.

    Rouhani mengklaim Suriah bisa saja kembali menjadi markas Daesh dan Al-Qaeda. Hal itu juga bisa mengancam Lebanon dan Irak.

    “Apa yang terjadi di Suriah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya dan bukan sekadar hasil dua atau tiga minggu perencanaan,” kata Rouhani saat rapat hari Rabu, (18/12/2024), dikutip dari IRNA.

    “Kenyataannya ialah bahwa perang Suriah melawan Daesh dan teroris lainnya tetap tidak terselesaikan karena kengototan Turki untuk menghentikan operasi di Kota Idlib, tempat para teroris berkumpul.”

    Presiden Hassan Rouhani berbicara kepada media setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di ibukota Teheran. Iran, Jumat (21/02/2020) (AFP)

    Dia mengatakan belakang ini Rusia terpaksa mengabaikan atau meninggalkan Suriah karena memfokuskan perang di Ukraina.

    “Turki, Amerika Serikat, Israel, dan Qatar memanfaatkan situiasi ini dan beberapa negara Arab bergabung dengan mereka, memunculkan situasi baru di Suriah.”

    Selain itu, dia juga memperingatkan ancaman dari musuh besar Iran, yakni Israel.

    Rouhani mengutip penyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa perimbangan kekuatan di Timur Tengah akan berubah drastis.

    Menurut dia, pernyataan Netanyahu itu menunjukkan bahwa Israel ingin menyeret Iran ke dalam perang, tetapi gagal karena adanya kebijaksanaan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatolah Ali Khamenei.

    Dia kemudian menyinggung pentingnya memperbarui strategi-strategi Iran.

    “Strategi yang kuat tidaklah mencukupi, strategi itu harus dikembangkan ketika diperlukan.”

    Hubungan HTS dengan Al-Qaeda

    Dikutip dari BBC, HTS berawal dari organisasi bernama Jabhat al-Nusra yang dibentuk tahun 2011. Kelompok itu terafiliasi langsung dengan Al-Qaeda.

    HTS dianggap sebagai salah satu kelompok oposisi terkuat yang melawan Presiden Bashar al-Assad.

    Kelompok itu dimasukkan dalam daftar kelompok teroris oleh PBB, AS, Turki, dan negara lain.

    Akan tetapi, pemimpin HTS yang dikenal sebagai Abu Mohammed al-Jolani memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.

    Dia membubarkan Jabhat al-Nusra kemudian membentuk organisasi baru bernama Hayat Tahrir al-Sham. Faksi-faksi lain bergabung dengan HTS setahun berselang.

    Pada saat itu mencul keraguan apakah HTS benar-benar sudah terputus dari Al-Qaeda. Akan tetapi, pesan-pesan yang disampaikan HTS menandakan bahwa kelompok itu menolak kekerasan ataupun balas dendam.

    Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Jolani (Daily News Egypt)

    Iran: AS dan Israel dalang di balik tumbangnya Assad

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding AS dan Israel berada di balik runtuhnya pemerintahan Assad.

    Dia juga mengklaim intelijen Iran sudah memberi tahun pemerintahan Assad mengenai potensi adanya serangan selama tiga bulan.

    Intel Iran memprediksi para pemuda Suriah pada akhirnya akan merebut Suriah dari tangan Assad.

    “Tak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil rencana Amerika dan Zionis. Ya, pemerintahan tetangga di Iran jelas berperan dalam hal ini, dan masih berperan, semua melihatnya, tetapi konspirator utama, dalang, dan pusat komando berada di rezim Amerika dan Zionis,” kata Khamenei hari Rabu dikutip dari The Guardian.

    Dia bahkan mengklaim memiliki bukti keterlibatan AS dan Israel.

    The Guardian menyebut “pemerintahan tetangga” yang disebut Khamanei barangkali merujuk kepada Turki. Turki memainkan peran penting dalam mendukung pasukan oposisi di Suriah.

    “Biarkan semua orang tahu bahwa situasi ini tidak akan tetap seperti ini. Kenyataan bahwa beberapa orang di Damaskus merayakannya, menari, dan mengganggu rumah warga lainnya saat rezim Zionis mengebom Suriah, memasuki wilayahnya dengan tank dan artileri, tidak bisa diterima.

    Khamenei mengatakan para pemuda Suriah pasti nantinya bisa mengatasi situasi tersebut.

    (Tribunnews/Febri)

  • AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Mematikan Drone ke Pangkalan Tower 22 di Yordania – Halaman all

    AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Mematikan Drone ke Pangkalan Tower 22 di Yordania – Halaman all

    AS: Dua Warga Iran Ditangkap Atas Serangan Terhadap Tower 22 AS di Yordania
     

    TRIBUNNEWS.COM – Dua warga Iran ditangkap sehubungan dengan serangan pesawat tak berawak di Pangkalan Militer Amerika Serikat (AS) pada Januari silam.

    Serangan itu menewaskan 3 tentara AS dan melukai lebih dari 40 lainnya di pangkalan militer Amerika di Yordania dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak.

    Pangkalan militer AS itu dikenal dengan nama Tower 22, sebuah lokasi militer yang terbilang terpencil dan rahasia.

    Menurut pejabat di Departemen Kehakiman AS, kedua orang tersebut dituduh “melanggar hukum dengan membocorkan informasi teknis sensitif Amerika ke Iran,”.

    Kedua pria tersebut adalah Mehdi Mohammad Sadeghi, seorang warga Amerika keturunan Iran yang tinggal di Massachusetts yang ditangkap pada Senin (16/12/2024).

    “Tersangka kedua adalah Mohammad Abedini, seorang warga Swiss-Iran yang ditangkap di Italia dan kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat,” kata pejabat Departemen Kehakiman pada konferensi pers dilansir Khaberni, Selasa (17/12/2024).

    Jaksa mengatakan Sadeghi bekerja untuk perusahaan semikonduktor yang berbasis di Massachusetts, sementara Abedini memiliki perusahaan yang berbasis di Iran yang menjadikan sistem navigasi bertanggung jawab untuk memandu drone.

    Jaksa mengatakan Abedini dituduh melanggar undang-undang anti-terorisme dan ekspor, serta mendirikan perusahaan kedok di Swiss sebagai kedok untuk mendapatkan teknologi dari perusahaan Massachusetts tempat Sadeghi bekerja.

    Joshua Levy, Jaksa AS di Massachusetts, mengatakan bahwa Sadeghi mentransfer materi dari perusahaan itu ke Iran.

    Bahan-bahan ini diyakini digunakan untuk membuat setidaknya satu drone yang digunakan dalam serangan tersebut.

    “Tuduhan ini menegaskan bahwa Departemen Kehakiman AS tidak akan menghentikan upayanya untuk mencapai keadilan bagi anggota militer AS yang terbunuh atau terluka di luar negeri,” kata Levy.

    Serangan tanggal 28 Januari terjadi di sebuah lokasi kecil militer Amerika di Yordania, dekat perbatasannya dengan Suriah dan Irak, dan mengakibatkan kematian 3 tentara Amerika dan melukai puluhan lainnya.

    Serangan tersebut merupakan serangan pertama yang menewaskan pasukan Amerika, sejak pecahnya Perang Gaza pada Oktober 2023.

    Pada hari-hari berikutnya, Amerika Serikat melancarkan puluhan serangan udara terhadap milisi yang dekat dengan Iran di Irak, Suriah, dan Yaman.

    Mengenal Tower 22, pos terdepan Amerika Serikat (AS) di Yordania, yang menjadi target serangan Perlawanan Islam di Irak.

    Sebelumnya, tiga tentara AS tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah pesawat tak berawak (drone) menghantam pos militer, yang dikenal sebagai Tower 22.

    Insiden mematikan itu terjadi pada Minggu (28/1/2024), lapor Times of Israel.

    Tower 22 berlokasi di titik strategis di Yordania, yakni sisi paling timur laut, yang berbatasan antara Suriah dan Irak.

    Hingga kini, informasi publik tentang Tower 22, pos terdepan AS ini terbatas.

    Namun, menurut laporan media, Tower 22 berfungsi sebagai pusat pasokan untuk garnisun al-Tanf AS di dekatnya yang terletak di seberang perbatasan Suriah.

    Al-Tanf berperan penting dalam perang melawan ISIS dan mengambil peran sebagai bagian dari strategi AS untuk membendung pembangunan militer Iran di Suriah timur.

    Setidaknya 350 tentara Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS juga ditempatkan di sana.

    Namun tidak jelas jenis senjata yang disimpan, pertahanan udara yang digunakan, dan apa yang sebenarnya salah, hingga jadi target serangan.

    Sistem pengawasan

    Sejak awal perang Suriah pada tahun 2011, Gedung Putih telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk membantu Amman membentuk sistem pengawasan canggih dan njlimet.

    Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai Program Keamanan Perbatasan untuk membendung infiltrasi pejuang bersenjata dari Suriah dan Irak.

    Saat ini sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di Irak sementara 900 dikerahkan di timur laut Suriah.

    Pasukan AS di Yordania

    Yordania memiliki perjanjian keamanan yang erat dengan AS.

    Dilansir Al Jazeera, Yordania merupakan salah satu dari sedikit sekutu regional yang mengadakan latihan ekstensif dengan pasukan AS.

    Tentara Yordania adalah salah satu penerima terbesar pendanaan militer luar negeri Washington.

    Kerajaan ini memiliki ratusan pelatih Amerika dan merupakan salah satu dari sedikit sekutu regional yang mengadakan latihan ekstensif dengan pasukan Amerika sepanjang tahun.

    Apakah ada serangan lain terhadap kepentingan AS di kawasan ini?

    Serangan terbaru ini terjadi di tengah meningkatnya risiko meluasnya perang Gaza seiring meningkatnya ketegangan dan menyebar di wilayah tersebut.

    Lembaga pemikir nirlaba yang berbasis di AS, Institute for the Study of War, melaporkan bahwa milisi yang didukung Iran telah melancarkan lebih dari 170 serangan yang menargetkan pangkalan AS di Irak dan Suriah sejak perang Israel di Gaza setelah serangan mematikan Hamas di Gaza pada 7 Oktober.

    Pada tanggal 21 Januari, Komando Pusat AS mengatakan bahwa kelompok yang didukung Iran menyerang pangkalan udara Ain al-Assad di Irak.

    Perlawanan Islam di Irak telah mengaku bertanggung jawab atas puluhan serangan terhadap pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah.

    Gambar satelit selebaran yang dirilis pada 29 Januari 2024 oleh Planet Labs PBC dan diambil pada 12 Oktober 2023 menunjukkan pemandangan pangkalan, yang dikenal sebagai Menara 22, yang dioperasikan oleh pasukan AS sebagai bagian dari koalisi internasional melawan ISIS ( ISIS) kelompok jihad, dekat perbatasan Yordania dengan Irak dan Suriah di Distrik Rwaished timur laut. (Lab Planet / AFP)

    Reaksi Gedung Putih

    Dikutip Al Jazeera, serangan tersebut mendapat reaksi keras dari Washington.

    Presiden Joe Biden bersumpah untuk meminta pertanggungjawaban para penyerang.

    Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung kelompok bersenjata yang didukung Iran di wilayah tersebut, mengklaim serangan tersebut.

    Kelompok tersebut mengatakan bahwa serangan itu merupakan tanggapan atas dukungan AS terhadap perang Israel di Gaza.

     

    (oln/khbrn/*)

  • Arab Memanas! Houthi Serang Israel, AS Balas Bombardir Yaman

    Arab Memanas! Houthi Serang Israel, AS Balas Bombardir Yaman

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan ke arah kelompok penguasa Yaman, Houthi, Senin (16/12/2024). Hal ini terjadi setelah Houthi menegaskan akan terus melakukan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap milisi Gaza Palestina, Hamas.

    Dalam laporan Komando Pusat AS, serangan ini menargetkan sebuah markas komando operasi militer Houthi. Hal ini sebagai balasan karena Houthi, yang memandang AS sebagai sekutu dekat Israel, juga melancarkan serangan terhadap kapal perang milik Washington.

    “Serangan pada Senin malam menargetkan fasilitas komando dan kontrol utama yang merupakan pusat koordinasi operasi Houthi, termasuk serangan terhadap Angkatan Laut AS dan kapal-kapal niaga di Laut Merah dan Teluk Aden,” tulis pernyataan itu dikutip The Associated Press.

    Serangan ini juga dikonfirmasi Houthi. Kantor media kelompok pro-Iran tersebut mengatakan serangan itu menghantam sebagian kompleks yang menampung Kementerian Pertahanan milik pemberontak. Belum ada laporan korban jiwa.

    Houthi telah menargetkan puluhan kapal dagang dengan rudal dan pesawat nirawak sejak perang Israel-Hamas di Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu. Mereka telah menyita satu kapal dan menenggelamkan dua kapal dalam operasi tersebut, yang menewaskan empat pelaut.

    Para pemberontak telah menyatakan bahwa mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, atau Inggris untuk memaksa Israel mengakhiri operasi melawan Hamas di Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang tidak memiliki hubungan atau tidak ada hubungannya dengan konflik tersebut, termasuk beberapa yang menuju Iran.

    Sementara itu, serangan militer AS ini terjadi setelah seorang perwakilan Houthi menyebut pihaknya akan terus menyerang Israel hingga Negeri Yahudi itu menghentikan serangan membabi buta, yang diarahkan kepada Hamas namun telah menewaskan 44 ribu orang warga sipil. Menurut kelompok Yaman itu, ini adalah perintah suci.

    “Kami membela Gaza sebagai kewajiban agama dan sebagai pelaksanaan perintah Tuhan dalam Al-Quran, terlepas dari posisi orang lain,” sumber Ansar Allah mengatakan kepada Newsweek.

    “Hanya Tuhan yang dapat memberi tahu kami untuk berhenti karena Dialah yang memerintahkan kami untuk berperang sekarang. Ini harus jelas bagi semua orang.”

    Houthi juga baru-baru ini melancarkan dua serangan pesawat nirawak yang berhasil melewati sistem intersepsi dan berhasil mencapai target di kota-kota pesisir Mediterania Israel, Ashkelon dan Tel Aviv.

    “Kami telah berkoordinasi dengan koalisi milisi Irak yang dikenal sebagai Perlawanan Islam di Irak, sesama anggota Poros Perlawanan, untuk menyerang ‘target-target vital’ di Israel Selatan,” ujar Juru Bicara Militer Houthi, Yahya Saree.

     

    (luc/luc)

  • Jumlah Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi Turun, Mengapa?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Desember 2024

    Jumlah Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi Turun, Mengapa? Megapolitan 17 Desember 2024

    Jumlah Pekerja Migran Indonesia di Arab Saudi Turun, Mengapa?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
    (PPMI) Abdul Kadir Karding menyebut, jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi menurun karena beberapa faktor.
    Salah satunya karena gaji yang relatif kecil. Selain itu, Karding juga mengatakan, perlindungan PMI di Arab Saudi masih kurang.
    “Arab Saudi itu selama ini selalu minta gajinya rendah. Dari 2015 itu mintanya 1.300 (riyal), kira-kira Rp 5 juta. Yang kedua, sistem perlindungannya pas di sana itu juga masih kurang,” kata Karding saat ditemui di Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2024).
    Karding bilang, pihaknya telah meminta pemerintah Arab Saudi meningkatkan upah dan sistem perlindungan pekerja migran. Jika hal itu telah terpenuhi, dia yakin Arab Saudi kembali jadi sasaran pekerja migran.
    “Jadi kita harus yakin dua hal ini. Arab Saudi kalau mau, dia harus bekerja sama dan menguatkan di dua ini,” tambah Karding.
    Untuk memperkuat perlindungan, Karding berharap, seluruh penyaluran pekerja migran dilakukan oleh perusahaan legal. 
    “Terakhir, kita maunya mengirim orang, yang nerima perusahaan, kita enggak mau langsung ke majikan. Karena kalau langsung ke majikan, riskan. Kita maunya ada perusahaan. Jadi kalau ada apa-apa, perusahaan ini yang kita tuju,” tambah dia.
    Diberitakan sebelumnya, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, HE Faisal bin Abdullah Al-Amudi, meminta Indonesia untuk kembali mengirimkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Arab Saudi.
    Faisal mengungkapkan, saat ini PMI terbanyak di Arab Saudi berasal dari India, Thailand, dan Filipina.
    “Akan lebih baik jika tenaga kerja yang masuk ke Arab Saudi juga berasal dari mitra negara-negara muslim,” kata Faisal dalam keterangan tertulisnya saat bertemu dengan Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra di Gedung Kemenko Kumham Imipas, Jakarta, pada Kamis (5/12/2024).
    Menanggapi permintaan tersebut, Menko Yusril menyatakan akan mendalami pernyataan Fasial. 
    Yusril juga menyoroti penurunan jumlah PMI di Arab Saudi yang pernah mencapai 2 juta orang, namun kini hanya sekitar 100.000 orang berdasarkan catatan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.
    Penurunan ini diduga akibat moratorium yang telah berlangsung selama sekitar 10 tahun.
    “Sepertinya memang sudah saatnya kedua negara berunding untuk menghasilkan sebuah kesepakatan yang komprehensif sehingga tidak hanya permasalahan hambatan di bidang investasi maupun ekonomi, tetapi juga terkait tenaga kerja. Kami tentunya butuh perlindungan hukum bagi PMI yang berada di Arab Saudi,” ujarnya.
    Adapun pemerintah Indonesia saat ini sedang menerapkan kebijakan moratorium pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke 21 negara di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, dan Pakistan.
    Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terus melakukan pembenahan terhadap sistem penempatan dan perlindungan TKI dengan mengeluarkan berbagai regulasi, termasuk Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
    Regulasi tersebut memberikan aturan ketat terhadap Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) dan mencakup sanksi berupa pencabutan surat izin pengerahan (SIP) TKI jika terbukti melakukan pelanggaran.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencipta Alat Mata-Mata Israel Dikuasai Amerika

    Pencipta Alat Mata-Mata Israel Dikuasai Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan pencipta alat mata-mata Israel, Paragon, diakuisisi oleh investor Amerika Serikat dalam transaksi senilai US$ 500 juta (Rp 8 triliun).

    Reuters, mengutip Haaretz, melaporkan bahwa NSO Group diakuisisi oleh AE Industrial Partners, yaitu perusahaan investasi yang fokus di industri keamanan, dirgantara, dan layanan industrial. Kesepakatan akuisisi ditandatangani pada 13 Desember 2024.

    Paragon adalah perusahaan yang didirikan pada 2019 oleh sekelompok mantan perwira intelijen Israel dan didukung oleh mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak. Perusahaan ini mengklaim mengembangkan “perangkat, sumber daya manusia, dan pengetahuan untuk mendisrupsi ancaman yang tak terlacak” dengan berpegang teguh terhadap etika.

    Berdasarkan laporan lain, nilai kesepakatan akuisisi bisa menggelembung menjadi lebih dari US$ 900 juta (Rp 14,1 triliun). AE Industrial Partners dikabarkan berencana menggabungkan Paragon dengan Red Lattice, perusahaan keamanan siber AS.

    Media Israel melaporkan bahwa kesepakatan akuisisi telah direstui oleh pemerintah AS dan Israel.

    Paragon adalah pesaing utama dari NSO Group, perusahaan yang menciptakan spyware mata-mata Pegasus yang digunakan untuk membobol iPhone pejabat pemerintahan di seluruh dunia.

    Economic Times menyebutkan jika Pegasus sebagai Spyware terkuat yang pernah ada dan bisa masuk ke dalam ponsel baik Android serta iOS.

    Spyware adalah program yang dirancang untuk menembus pertahanan keamanan di HP lewat “pintu belakang”. HP yang terinfeksi Spyware bakal mengirim informasi tentang aktivitas pemilik HP ke pihak ketiga.

    Pegasus mampu mengeksplorasi bug yang belum ditemukan pada sistem operasi terkait. Jadi meski sudah menggunakan tambalan keamanan, keamanan ponsel masih bisa dijebol.

    Keberadaan Pegasus pertama kali dilaporkan oleh 2016 oleh The Citizen Lab, organisasi keamanan siber asal Kanada. Spyware berhasil masuk ke dalam HP milik aktivis hak asasi manusia bernama Ahmed Mansoor. Pada September 2018, organisasi yang sama melaporkan 25 negara sudah terinfeksi Pegasus.

    Kabarnya infeksi tersebut menggunakan teknik spear fishing melalui pesan teks atau email dengan link berbahaya. Tahun 2019, Pegasus dilaporkan menyusup ke WhatsApp dan bisa menghapus riwayat panggilan tidak terjawab.

    Pada tahun yang sama, WhatsApp mengumumkan Pegasus berhasil mengeksploitasi bug di dalam aplikasi. Dalam kejadian itu, ada 1.400 HP Android dan IOS yang menjadi korban.

    iMessage juga jadi aplikasi yang berhasil dimasuki Pegasus. Yakni dengan memasangnya melalui pemancar dan penerima radio di dekat korban. Kasus peretasan itu sempat mencuat saat HP pemilik Amazon, Jeff Bezos kena retas dan terkait kematian jurnalis Kamal Khashoggi pada 2018.

    Bukan hanya itu, sebuah investigasi oleh 17 organisasi media yang dipimpin Forbiden Stories menyebutkan ada 50 ribu nomor telepon jadi target Pegasus. Sejumlah tokoh juga jadi sasaran yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Irak Barham Salih, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa hingga pimpinan WHO Tedros Ghebreyesus

    Tahun lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani peraturan presiden yang melarang penggunaan spyware. Pada 2021, Reuters melaporkan paling tidak ada 9 pegawai Departemen Luar Negeri AS yang menjadi target spyware NSO.

    NSO kemudian dimasukkan ke dalam daftar hitam perusahaan di Departemen Perdagangan AS karena bisnisnya dituduh terkait dengan aktivitas mengincar aktivitas masyarakat sipil dan jurnalis.

    Di sisi lain, Paragon tahun ini menandatangani kontrak senilai US$ 2 juta dengan badan imigrasi AS. Dalam websitenya, Paragon menyatakan bekerja dengan batasan moral sehingga hanya menargetkan percakapan di aplikasi pesan dan hanya mau bekerja dengan entitas yang memenuhi standar demokrasi,

    (dem/dem)

  • Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu di Pengadilan, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem – Halaman all

    Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu di Pengadilan, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem – Halaman all

    Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara ‘Arrow’ Angkatan Udara Israel (IAF) dilaporkan mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Houthi di Yaman pada Senin (16/12/2024).

    Langkah intersepsi rudal balistik Houthi dari Yaman ini mengaktifkan sirene di Tel Aviv, dan sekitarnya, militer Israel mengumumkan dilansir JPost, Senin.

    Pada Senin malam, polisi Israel melaporkan kalau pecahan rudal dari Yaman menghantam atap sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Beit Hanina di Yerusalem.

    Pecahan rudal itu disebut juga menembus ke dalam apartemen di bawahnya.

    Pihak Magen David Adom (Palang Merah Israel) dan kepolisian Yerusalem mengatakan tidak ada laporan korban luka atau pecahan peluru yang jatuh setelah intersepsi tersebut.

    “IDF menambahkan bahwa rudal itu sendiri tidak melintasi wilayah Israel, namun peringatan dibunyikan karena kekhawatiran akan jatuhnya puing-puing dari pencegatan tersebut,” kata laporan itu.

    Disebutkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang memberikan kesaksian untuk ‘Kasus 4000’ di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada saat sirene dibunyikan.

    Kasus 4000 merupakan nomor sidang perkara yang mendakwa Netanyahu untuk tuduhan penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menerima suap.

    Selain 4000, Netanyahu juga tengah menghadapi Kasus  1000 dan 2000 di mana sang perdana menteri didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.

    Kesaksian tetap berlanjut meskipun sidang berlangsung di aula bawah tanah, lansiran media Israel, Maariv melaporkan.

    Menurut media Israel, aktivitas lepas landas dan pendaratan pesawat di Bandara Ben Gurion untuk sementara dihentikan tetapi kemudian dilanjutkan seperti biasa.

    Sistem pertahanan anti-rudal Israel menembakkan rudal intersepsi saat roket ditembakkan dari Lebanon, dekat perbatasan Israel dengan Lebanon, 22 Oktober 2024.

    Pernyataan Houthi

    Tak lama setelah peluncuran tersebut, juru bicara Houthi Yahya Saree mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kelompok tersebut telah melakukan “dua operasi militer.

    Serangan pertama Houthi menargetkan situs militer di Ashkelon yang diduduki dan yang kedua menargetkan sebuah situs di Jaffa yang diduduki Israel.”

    Selain itu, Saree mengklaim Houthi telah melakukan operasi drone bersama dengan Perlawanan Islam di Irak, yang menargetkan lokasi di Israel selatan.

    Tidak ada sirene yang dibunyikan di Ashkelon atau daerah lain di Israel selatan.

    Houthi mengirim rudal balistik ke Israel tengah pada tanggal 1 Desember, yang juga dicegat sebelum mencapai wilayah Israel.

    Dalam foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi, para petempur Houthi berpartisipasi dalam latihan militer pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (HandOut/Houthi via Getty Images)

    Sasar Kapal Perang AS

    Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) mengumumkan pada 10 Desember serangkaian serangan baru terhadap kapal perang dan kapal kargo AS yang melintasi perairan regional.

    Laporan media Israel mengatakan Tel Aviv sedang mempersiapkan ‘serangan besar’ terhadap Yaman sebagai tanggapan atas operasi Sanaa yang mendukung warga Palestina di Gaza

    “Angkatan laut, UAV, dan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer khusus yang menargetkan tiga kapal pasokan Amerika setelah mereka meninggalkan pelabuhan Djibouti dan sebelumnya telah melakukan agresi terhadap Yaman,” bunyi pernyataan dari pejabat di Sanaa.

    Pesawat tak berawak dan rudal YAF juga menargetkan dua kapal perusak AS yang menyertai kapal pasokan di Teluk Aden.

    Bersamaan dengan serangan terbarunya terhadap kapal perang AS yang melakukan militerisasi di Laut Merah, Sanaa mengungkapkan pasukannya melancarkan “dua operasi militer yang menargetkan target militer di wilayah Yaffa dan Ashkelon di Palestina yang diduduki” pada hari Selasa pagi pekan lalu.

    “Angkatan Bersenjata Yaman terus melaksanakan operasi dukungan untuk perlawanan Palestina dan melaksanakan operasi pertahanan untuk Yaman tercinta hingga agresi berhenti dan pengepungan di Jalur Gaza dicabut,” tegas pernyataan YAF.

    Awal minggu ini, pejabat pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah menegaskan komitmen negara mereka untuk terus memerangi Israel dan sekutunya hingga genosida warga Palestina di Gaza berhenti.

    “Tidak ada yang menandingi kesiapan kita untuk perdamaian kecuali kesiapan kita untuk perang,” kata Hussein al-Ezzi, anggota Biro Politik Ansarallah, melalui media sosial pada hari Minggu.

    Menurut laporan Yaman, AS dan Arab Saudi baru-baru ini mengajukan tawaran kepada Ansarallah untuk kesepakatan yang akan mengakhiri operasi angkatan lautnya yang gencar terhadap kepentingan maritim Israel dan kapal perang Barat.

    “Riyadh dan Washington berusaha memanfaatkan perkembangan yang terjadi di kawasan itu untuk menekan Sanaa agar setuju melanjutkan perjanjian baru,” demikian laporan media Arab .

    “Kami mendukung solusi diplomatik; kami tahu bahwa tidak ada solusi militer,” kata Utusan Khusus AS untuk Yaman Timothy Lenderking pada bulan April, beberapa bulan sebelum Sanaa memaksa beberapa kapal induk AS dan kapal perang Eropa keluar dari Asia Barat.

    Sebuah pesawat nirawak Yaman meledak di sebuah penthouse di pemukiman Avne di Israel pada hari Minggu saat Tel Aviv melancarkan invasi darat ke Suriah selatan. Itu adalah hari ketiga berturut-turut serangan Yaman terhadap Israel. 

    Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan minggu ini bahwa Tel Aviv berencana melakukan “serangan besar” terhadap Yaman.

     

    (oln/JPost/TC/*)

     

  • Turki Perluas Pengaruh Usai Perang Saudara di Suriah

    Turki Perluas Pengaruh Usai Perang Saudara di Suriah

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pernah berucap tidak punya ambisi teritorial di negeri jiran. “Kami tidak memiliki klaim wilayah di Suriah,” kata dia sebagai dalih intervensi militer Turki di Suriah pada tahun 2016

    “Kami hanya ingin memastikan bahwa pemilik hak negara tersebut mendapatkan kembali tanah mereka. Kami hanya menginvasi wilayah tersebut untuk mengakhiri kekuasaan tirani Assad,” imbuhnya. Namun di balik kata-kata bijaknya itu tersimpan kepentingan politik yang kuat.

    Ankara mendukung pemberontakan bersenjata di Suriah sejak hari pertama, dan dengan lantang menyerukan penggulingan diktator Bashar al-Assad. Lima tahun kemudian, Turki menempatkan serdadunya secara permanen di wilayah pemberontak Suriah di Idlib.

    Saat ini, Turki dipandang sebagai pemenang strategis terbesar di Suriah, sementara Rusia dan Iran dipandang sebagai pecundang. Pasalnya, kedua negara adalah sekutu terpenting rezim Assad, yang mendukung rezim dengan kekuatan militer.

    “Turki jelas menang di Suriah,” kata Zaur Gasimov, pakar hubungan Turki-Rusia di Universitas Jerman-Turki di Istanbul. Dipastikan, Ankara akan aktif mencampuri proses pembentukan pemerintahan masa depan Suriah.

    “Turki akan terlibat secara intensif dalam pekerjaan rekonstruksi dan akan tetap menjadi investor utama di Suriah yang dilanda perang,” kata Gasimov. Dan negara ini juga akan mendapatkan keuntungan ekonomi dari rekonstruksi Suriah.

    “Jika perusahaan konstruksi Turki mendapatkan kontrak di Suriah, negara tersebut akan diuntungkan,” yakin ilmuwan politik Berk Esen dari Universitas Sabanci di Istanbul. “Meskipun kebijakan Turki di Suriah dianggap kurang berhasil untuk waktu yang lama, Erdogan berulang kali menegaskan bahwa Assad akan jatuh suatu hari nanti. Sekarang dia akan mendapatkan poin dengan kebijakan tersebut.”

    Dukungan tidak langsung?

    Turki mendukung Tentara Nasional Suriah, SNA, dan dengan demikian menguasai sebagian besar wilayah utara Suriah. Berkat kehadirannya di sana, ia juga menjalin kedekatan dengan kelompok Islam Haiat Tahrir al-Sham, HTS, kata Esen.

    Ankara, di sisi lain, berulang kali membantah terlibat dalam serangan tersebut. Meskipun Turki tidak secara resmi mendukung HTS dan bahkan mengklasifikasikannya sebagai organisasi teroris, Ankara mensponsori beberapa milisi Suriah utara yang mengambil bagian dalam serangan tersebut.

    Adalah sah untuk berasumsi bahwa Turki secara tidak langsung mendukung HTS secara militer, kata pakar Timur Tengah Andre Bank dari GIGA Institute di Hamburg. “HTS baru-baru ini memperoleh senjata baru. Saat ini mereka menggunakan drone dan sistem rudal. Dapat diasumsikan bahwa ini berasal dari Turki,” kata Bank.

    Rekannya, Simon Mabon dari Universitas Lancaster, lebih berhati-hati: “Ini adalah topik yang tidak jelas. Kami tidak tahu persis sejauh mana Turki sebenarnya mendukung serangan ini,” kata Mabon.

    Meski berstatus anggota NATO, Turki sebenarnya memelihara hubungan baik dengan Rusia dan Iran yang sering kali membuat jengkel sekutu Barat. Pakar politik Gasimov tidak mengkhawatirkan perpecahan antara Moskow dan Ankara menyusul perkembangan di Suriah. Dia memperkirakan bahwa hubungan bilateral akan semakin mendalam di masa depan: “Jatuhnya Assad akan membuat Turki semakin penting bagi Rusia.”

    Masa depan warga Kurdi?

    Tujuan resmi Turki di Suriah utara adalah untuk mencegah pasukan Kurdi membangun kesatuan wilayah. Ankara khawatir akan munculnya negara Kurdi di wilayah tersebut.

    Pasukan yang didukung Turki saat ini mengambil tindakan terhadap milisi Kurdi dan telah mengambil alih wilayah di timur laut Suriah dalam beberapa hari terakhir, termasuk kota Manbij.

    Tentara Demokratik Suriah, SDF, yang menguasai sebagian wilayah utara Suriah, dianggap sebagai cabang PKK di Suriah. Sejak 1984, Turki telah berkonflik dengan PKK, Partai Pekerja Kurdi, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris di UE.

    “Di masa depan, kita sebenarnya bisa melihat wilayah otonomi Kurdi di Suriah seperti di Irak. Perbedaannya: di wilayah pegunungan Irak utara, lebih mudah bagi suku Kurdi untuk mempertahankan wilayah mereka. Di Suriah yang datar, hal ini akan lebih sulit,” kata dia. Berk Esen. Masih belum jelas bagaimana HTS akan berperilaku terhadap suku Kurdi dan kelompok minoritas lainnya seperti Kristen.

    Kepulangan para pengungsi?

    Turki memiliki perbatasan dengan Suriah, dengan panjang sekitar 900 kilometer dan menampung sekitar tiga juta pengungsi Suriah. Turki adalah negara dengan pengungsi Suriah terbanyak di dunia.

    Meskipun pemerintahan Erdogan menampung sejumlah besar warga Suriah setelah pecahnya perang saudara, pemerintah kini berada di bawah tekanan yang sangat besar: kebencian terhadap warga Suriah telah meningkat selama bertahun-tahun di Turki yang mengalami kesulitan ekonomi.

    “Kami sangat mementingkan integritas wilayah Suriah,” Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pada tanggal 8 Desember, menambahkan: “Jutaan warga Suriah yang terpaksa meninggalkan rumah mereka sekarang dapat kembali.”

    Saat ini terdapat harapan yang semakin besar di Turki bahwa hal ini harus terjadi sesegera mungkin. Pada tanggal 9 Desember, Presiden Erdogan mengumumkan pembukaan perbatasan Yaylada dekat Antakya dengan Suriah: Hal ini akan memungkinkan para pengungsi untuk kembali “dengan aman dan sukarela.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

  • Israel Setujui Rencana Ekspansi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang Dicaplok dari Suriah – Halaman all

    Israel Setujui Rencana Ekspansi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang Dicaplok dari Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel pada Minggu (15/12/2024) mengumumkan keputusan untuk melanjutkan ekspansi pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.

    Tujuannya adalah menggandakan jumlah populasi Israel di wilayah tersebut, Al Mayadeen melaporkan.

    Rencana ini disetujui oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    Netanyahu menyatakan bahwa memperkuat keberadaan Israel di Golan adalah langkah penting untuk memperkuat negara, terutama di tengah ketegangan yang terus berkembang di Suriah.

    “Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menetap di sana,” ujar Netanyahu dalam sebuah pernyataan resmi.

    Dia juga menekankan bahwa Israel tidak berniat terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Suriah, namun tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan wilayah tersebut.

    Dataran Tinggi Golan, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Suriah, telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967 dan dianeksasi pada 1981, meskipun langkah ini tidak diakui oleh masyarakat internasional.

    Netanyahu menyebutkan bahwa keberadaan pasukan Israel di wilayah tersebut memastikan keamanan negara dan merupakan bagian dari kedaulatan Israel.

    Israel berencana memperluas pemukiman dengan mendirikan lebih banyak permukiman baru serta meningkatkan jumlah populasi Israel di Golan.

    Langkah ini dianggap sebagai bagian dari upaya Israel untuk memperkuat klaimnya atas wilayah tersebut, meskipun banyak negara, termasuk Suriah, menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

    Israel Lanjutkan Pendudukan

    Pasukan Israel juga dilaporkan memperluas pendudukannya di pedesaan Quneitra dan wilayah Suriah selatan lainnya.

    Koresponden Al Mayadeen menginformasikan bahwa pasukan Israel telah menguasai beberapa desa baru, termasuk sumber air penting di Cekungan al-Yarmouk, serta bergerak maju menuju kota el-Maalgah.

    Keberadaan pasukan Israel kini semakin dekat dengan jalan raya internasional yang menghubungkan Damaskus dengan Beirut, yang memperbesar potensi ketegangan di kawasan tersebut.

    Selain itu, Israel juga melakukan serangan udara di Suriah, dengan tujuan menghancurkan fasilitas militer dan senjata strategis yang dituding dapat digunakan oleh kelompok pemberontak untuk menyerang Israel.

    Dalam beberapa hari terakhir, Israel mengklaim telah menghancurkan lebih dari 90 persen sistem pertahanan udara Suriah.

    Meskipun ada ketegangan yang semakin meningkat, kepala pemerintahan Suriah, Ahmad al-Sharaa, menegaskan bahwa negara tersebut tidak ingin terlibat dalam konfrontasi langsung dengan Israel.

    Namun, ia juga menyatakan bahwa Suriah akan terus berjuang untuk memulihkan kedaulatannya atas Dataran Tinggi Golan.

    Kecaman Internasional

    Rencana ekspansi pemukiman ini langsung menuai kecaman dari negara-negara Arab dan komunitas internasional.

    Kementerian Luar Negeri Yaman mengutuk langkah Israel dan menyatakan solidaritas dengan Suriah dalam menghadapi “agresi Zionis.”

    Arab Saudi mengecam rencana ini sebagai bagian dari “sabotase” terhadap upaya pemulihan stabilitas di Suriah.

    Uni Emirat Arab (UEA) dan Irak juga mengungkapkan penentangannya terhadap langkah tersebut, dengan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap hak Suriah untuk memulihkan kedaulatan atas wilayah Dataran Tinggi Golan yang dicaplok.

    Dampak Geopolitik

    Langkah ini semakin memperburuk ketegangan antara Israel dan Suriah, serta menambah kompleksitas dalam hubungan Israel dengan negara-negara tetangganya.

    Ekspansi permukiman ini juga dipandang sebagai bagian dari upaya Israel untuk memantapkan pengaruhnya di wilayah yang sangat strategis tersebut, yang memiliki nilai strategis baik secara militer maupun sumber daya alam.

    Rencana ekspansi pemukiman ini mencerminkan kebijakan Israel yang terus mempertahankan klaim atas wilayah yang telah dicaploknya, meskipun mendapat kecaman keras dari komunitas internasional yang menilai langkah tersebut melanggar hukum internasional dan resolusi PBB.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Negara-negara Arab Menyerukan Transisi Damai di Suriah Baru – Halaman all

    Negara-negara Arab Menyerukan Transisi Damai di Suriah Baru – Halaman all

    Negara-negara Arab Menyerukan Transisi Damai di Suriah Baru

    TRIBUNNEWS.COM- Perwakilan sejumlah negara Liga Arab merilis pernyataan bersama pada tanggal 14 Desember yang menekankan kesepakatan untuk mendukung “transisi damai” di Suriah, yang muncul beberapa hari setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dan pembentukan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS). 

    Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh menteri luar negeri Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Qatar. Pernyataan itu disampaikan tepat setelah pertemuan di kota pesisir Aqaba, Yordania. 

    Pemimpin baru Suriah – yang bertanggung jawab atas berbagai kejahatan perang dan kekejaman yang berlatar belakang sektarian – telah berjanji untuk melindungi kelompok minoritas dan menegakkan kesetaraan

    Para menteri luar negeri berjanji untuk “mendukung proses transisi damai” di Suriah, seraya menambahkan bahwa “semua kekuatan politik dan sosial” harus terwakili dalam pemerintahan Suriah yang baru dan memperingatkan terhadap “setiap diskriminasi etnis, sektarian atau agama” – dengan menekankan “keadilan dan kesetaraan bagi semua warga negara.”

    Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 harus menjadi dasar untuk transisi ini, kata mereka. 

    Pernyataan bersama tersebut menyerukan “komitmen untuk meningkatkan upaya memerangi terorisme dan kerja sama dalam memeranginya karena terorisme merupakan ancaman bagi Suriah dan keamanan kawasan dan dunia, dan kekalahannya merupakan prioritas kolektif.”

    Para diplomat juga mengambil bagian dalam pertemuan terpisah di Yordania dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri Turki Hakan, Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pederson, dan pejabat kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas. 

    Pada hari Jumat, Washington dan Ankara mengumumkan telah mencapai kesepakatan mengenai visi masa depan Suriah. 

    Turki merupakan salah satu kekuatan utama yang memicu dimulainya perang yang didukung AS terhadap Suriah, yang dimulai pada tahun 2011. Kelompok-kelompok yang menyerbu Damaskus pada tanggal 8 Desember tidak hanya mencakup HTS – mantan afiliasi Al-Qaeda – tetapi juga pasukan Tentara Nasional Suriah (SNA), proksi Turki yang terdiri dari beberapa kelompok ekstremis yang telah memasukkan sejumlah komandan ISIS ke dalam jajarannya selama bertahun-tahun. 

    Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan minggu lalu bahwa peristiwa terkini di Suriah direncanakan oleh Washington dan Tel Aviv, seraya menambahkan bahwa “ada negara tetangga yang memainkan peran penting dalam apa yang terjadi di Suriah dan masih memainkan peran ini” yang kemungkinan besar merujuk secara tidak langsung ke Turki.

    HTS – yang dulunya dikenal sebagai Front Nusra Al-Qaeda – telah membentuk otoritas transisi di bawah kepemimpinan perdana menteri Mohammad al-Bashir, yang memimpin badan pemerintahan kelompok tersebut di Idlib sebelum serangan yang berakhir dengan jatuhnya Assad. 

    HTS secara terbuka mengatakan bahwa kelompok minoritas dan semua tempat suci agama akan aman di bawah pemerintahan baru. HTS juga berjanji tidak akan memberlakukan pembatasan apa pun pada pakaian wanita. 

    Meskipun tidak ada pembantaian massal terhadap kaum minoritas, seperti yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya dalam perang Suriah, banyak yang bersikap skeptis dan takut. 

    Puluhan ribu warga Suriah dari kelompok minoritas dilaporkan membanjiri perbatasan Lebanon karena khawatir dengan apa yang akan terjadi di Suriah baru bagi mereka. 

    Front Nusra bertanggung jawab atas banyak kekejaman terhadap umat Kristen, Alawi, Syiah, dan Druze – termasuk bom bunuh diri, eksekusi , penculikan, penembakan tanpa pandang bulu, dan kejahatan perang lainnya.

    Faksi-faksi SNA juga telah melakukan banyak kekejaman. Selama bertahun-tahun, SNA tidak hanya memasukkan unsur-unsur ISIS ke dalam jajarannya, tetapi juga kelompok-kelompok seperti Jaish al-Islam – milisi sektarian yang bertanggung jawab atas berbagai kejahatan terhadap rakyat Suriah. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Inilah 5 Perang Yang Mengubah Sejarah Dunia

    Inilah 5 Perang Yang Mengubah Sejarah Dunia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Perang telah menjadi kekuatan dahsyat yang mampu mengubah wajah dunia secara drastis, termasuk peta politik global. Konflik bersenjata sering kali mengakibatkan pergeseran batas-batas negara, munculnya negara-negara baru, atau bahkan hilangnya negara yang ada.

    Perang Dunia I dan II, misalnya, secara signifikan merombak peta Eropa dengan runtuhnya beberapa kekaisaran besar dan pembentukan negara-negara bangsa baru. Selain itu, perang juga dapat memicu migrasi massal penduduk, yang pada gilirannya mengubah komposisi demografi suatu wilayah dan berdampak pada dinamika politiknya.

    Dampak perang terhadap peta dunia tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memiliki implikasi yang luas terhadap tatanan internasional. Perubahan batas-batas negara sering kali memicu konflik baru, terutama jika melibatkan perebutan wilayah atau sumber daya alam.

    Selain itu, perang dapat menyebabkan pergeseran keseimbangan kekuatan di antara negara-negara besar, yang pada gilirannya memunculkan aliansi baru dan persaingan geopolitik yang kompleks. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah perang yang mengakibatkan perubahan peta dunia:

    1. Perang Dunia Pertama

    Pada tahun 1914-1918 perang dunia pertama melibatkan sekutu Inggris, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat melawan Blok Sentral yakni Jerman, Austria-Hungaria, dan Ottoman. Kekaisaran Austro-Hungaria, Ottoman, dan Rusia akhirnya runtuh dari sekutu.

    Akibat dari peristiwa tersebut negara-negara baru muncul, seperti Yugoslavia dan Latvia. Di Timur Tengah, Kekaisaran Ottoman terpecah menjadi beberapa negara baru seperti Irak, Yordania, Suriah, Lebanon.

    2. Perang Dunia Kedua

    Perang Dunia kedua dimulai ketika Jerman menginvasi Polandia pada 1 September 1939. Perang ini berlangsung dari tahun 1939 hingga 1945.

    Perang Dunia Kedua melibatkan hampir semua negara di dunia. Akibatnya, dua negara super power baru muncul, Amerika Serikat dan Uni Soviet yang menggeser dominasi Eropa.

    Pembagian Jerman, pengaruh Soviet di Eropa Timur, dan pendirian PBB adalah perubahan besar yang membentuk tatanan dunia pasca-perang. Salah satu negara yang terbentuk akibat Perang Dunia II adalah Republik Austria.

    Austria dianeksasi Jerman pada tahun 1938, namun kemudian dipisahkan dan dibagi menjadi empat zona pendudukan. Pada tahun 1955, zona-zona tersebut bersatu kembali menjadi Republik Austria.

    Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang. Wilayah timur Jerman diambil alih Polandia dan Uni Soviet, dan 9 juta warga Jerman diusir dari provinsi-provinsi tersebut.

     

    13 ABK Filipina Terpapar Varian India B.1617.2, RSUD Cilacap Ditutup