Negara: Irak

  • 8 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    8 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dan Hamas dilaporkan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza mulai hari Minggu mendatang. Hal ini disampaikan oleh mediator Qatar, Kamis (16/1/2025).

    Pertukaran sandera dan tahanan setelah 15 bulan perang akan dilakukan. Sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan pada tahap pertama. Perjanjian gencatan senjata itu bahkan disebut bisa menjadi perdamaian permanen.

    “Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak,” kata kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dikutip AFP.

    “Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini,” tegasnya.

    Berikut sejumlah fakta yang masih meliputi perdamaian ini, sebagaimana dikutip berbagai sumber:

    1. Detail Kesepakatan

    Perjanjian gencatan senjata sendiri akan berlangsung tiga tahap dalam waktu 42 hari. Pada tahap pertama kesepakatan, sebanyak 33 sandera Israel yang diculik Hamas ke Gaza akan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan adalah perempuan sipil dan rekrutan militer perempuan, anak-anak, orang tua, termasuk warga sipil yang sakit dan terluka.

    Sebagai gantinya, ratusan warga Palestina yang ditahan Israel akan dibebaskan. Namun, seorang pejabat Israel mengatakan angka itu tergantung berapa banyak dari 33 sandera yang masih hidup.

    Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata tahap awal. Tahap ini, merujuk laporan Times of Israel, akan mencakup pembebasan tawanan yang tersisa, termasuk “tentara pria, pria usia militer Israel, dan jenazah sandera yang terbunuh”.

    Selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza. Menurut Sheikh Mohammed, ini untuk “memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi”.

    Israel nantinya akan mempertahankan zona penyangga di Gaza selama tahap pertama. Pasukan Israel diperkirakan akan tetap berada hingga 800 meter di dalam Gaza yang membentang dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara.

    “Pasukan Israel tidak akan sepenuhnya mundur dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan”, kata pejabat Israel.

    Media Haaretz mengatakan Israel menginginkan pergerakan penduduk dari Gaza selatan ke utara. Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan pasukan Israel akan mundur dari koridor Netzarim ke arah barat menuju Jalan Salaheddin di timur, yang memungkinkan orang-orang yang mengungsi untuk kembali melalui pos pemeriksaan elektronik yang dilengkapi dengan kamera.

    “Tidak akan ada pasukan Israel yang hadir, dan militan Palestina akan dilarang melewati pos pemeriksaan selama pemulangan para pengungsi,” katanya.

    2. Sikap Netanyahu

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Kabinetnya tidak akan bertemu untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza. Hal ini disebabkan pihaknya menuduh kelompok perlawanan Palestina Hamas menciptakan krisis menit terakhir.

    Tanpa menjelaskan lebih lanjut, kantor Netanyahu menuduh Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian dalam upaya “memeras konsesi menit terakhir”. Diketahui,, hal ini terjadi saat kabinet Israel akan meratifikasi kesepakatan tersebut pada hari Kamis.

    Di sisi lain, pemimpin senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan pada hari Kamis bahwa ‘tidak ada dasar’ untuk tuduhan Israel bahwa kelompok militan Palestina itu menarik kembali unsur-unsur gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya.

    “Tidak ada dasar untuk klaim (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tentang gerakan itu yang menarik kembali ketentuan-ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata,” kata Abu Zuhri kepada AFP.

    3. Israel Terus Bombardir Gaza

    Israel masih terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza, Palestina, untuk menyerang milisi bersenjata Hamas, Kamis (16/1/2025). Hal ini terjadi saat keduanya sudah menyepakati poin gencatan senjata yang akan berlaku pada hari Minggu pekan ini.

    Serangan udara Israel terus berlanjut sepanjang malam dan Kamis dini hari. Pejabat kesehatan Gaza menyebut serangan ini menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina.

    Di sisi lain, pada hari Kamis, militan Gaza menembakkan roket ke Israel. Serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa.

    Dalam unggahan di media sosial, sejumlah warga Gaza juga mendesak warga lainnya untuk lebih berhati-hati karena yakin Israel dapat meningkatkan serangan dalam beberapa hari ke depan untuk memaksimalkan keuntungan sebelum gencatan senjata dimulai.

    4. Respon Hamas

    Wakil kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya mengucapkan terima kasih kepada Iran dan Front Perlawanan- Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan gerakan perlawanan Irak- setelah tercapainya gencatan senjata itu. Ia menyebut ketiganya terus memberi dukungan terhadap wilayah pesisir itu, termasuk selama “perang genosida yang dilakukan rezim Israel”.

    “Terima kasih kepada Republik Islam, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Angkatan Bersenjata Yaman, dan Perlawanan Irak,” katanya dimuat Press TV, dikutip Kamis (16/1/2025).

    Secara khusus, ia memuji Hizbullah karena kelompok itu, katanya, telah “mempersembahkan ratusan martir, pemimpin, dan pejuang” di perang yang menurutnya “jalan menuju (pembebasan kota suci yang diduduki) al-Quds”. Menurutnya, hal suci telah dipimpin Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah sebelum tewas.

    Pejabat itu juga merujuk pada ribuan operasi pembalasan yang dilancarkan oleh kelompok itu, pasukan Yaman, dan pejuang Irak untuk menanggapi serangan militer di Gaza dan agresi mematikan yang meningkat secara bersamaan terhadap Lebanon. Ia juga berterima kasih kepada para pejuang perlawanan Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

    “Terutama di kamp [pengungsi] Jenin yang heroik, di al-Quds, dan wilayah pedalaman yang diduduki, yang juga memberikan tekanan kepada para penjajah selama kekejamannya (rezim),” tegasnya lagi menyebut Israel.

    5. Komentar Iran

    Iran menjadi salah satu negara yang sangat vokal dalam menentang serangan Israel ke Gaza. Teheran bahkan sempat terlibat baku tembak rudal dengan Tel Aviv akibat isu Gaza, yang menimbulkan kekhawatiran perang besar di Timur Tengah.

    Sejauh ini, Negeri Persia telah menyambut baik kesepakatan gencatan senjata. Mereka menyebut pemberlakuan gencatan senjata terhadap rezim Zionis (Israel) merupakan kemenangan yang jelas dan besar bagi Palestina dan kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis.

    “Perlawanan tetap hidup, berkembang, kuat … dan memiliki keyakinan yang lebih dalam pada janji Ilahi untuk membebaskan Masjid Al Aqsa dan Yerusalem,” kata Garda Revolusi, memperingatkan terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Israel dan mengatakan mereka mempertahankan persiapan lapangan untuk menghadapi “perang dan kejahatan baru.”

    6. Tanggapan Rusia

    Rusia ikut buka suara terkait kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Negeri Beruang Merah berharap hal itu dapat membawa “stabilisasi jangka panjang” dan menciptakan kondisi untuk “penyelesaian politik yang komprehensif” antara Israel dan Palestina.

    Dilansir AFP, Kamis (16/1/2025), Kremlin mengatakan bahwa pihaknya “menyambut” kesepakatan tersebut, meskipun menunjukkan sikap hati-hati setelah tuduhan Israel bahwa Hamas mundur dari kesepakatan yang rapuh ini.

    “Setiap penyelesaian yang mengarah pada gencatan senjata, mengakhiri penderitaan rakyat Gaza, dan meningkatkan keamanan Israel hanya bisa disambut,” kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. “Tetapi mari kita tunggu finalisasi dari proses tersebut,” tambahnya.

    Juru bicara kementerian luar negeri, Maria Zakharova, mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan tersebut adalah “langkah praktis penting menuju stabilisasi jangka panjang di zona konfrontasi Palestina-Israel”. Dia juga berharap bahwa ini dapat menjadi dasar bagi “pembentukan proses penyelesaian politik yang komprehensif atas masalah Palestina.”

    7. Sikap Trump dan Kelanjutan Normalisasi Arab-Israel

    Perdamaian ini sendiri terjadi saat Donald Trump kembali akan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari mendatang. Trump, yang pernah memimpin AS pada 2017-2021, merupakan motor normalisasi antara dunia Arab dengan Israel.

    Trump sendiri mengaku ‘sangat gembira’ dengan kesepakatan itu seraya menyatakan timnya akan ‘terus bekerja sama erat dengan Israel dan sekutu kami’ untuk memastikan Gaza bebas teror, memperluas perdamaian Timur Tengah (Timteng).

    Mengutip Reuters dan laman Times of Israel, ia bahkan sesumbar akan menggunakan momentum itu untuk memperluas kesepakatan Abraham Accords (Perjanjian Abraham), yang membuka hubungan normalisasi antara Israel dengan sejumlah negara Arab.

    “Dengan kesepakatan ini, tim Keamanan Nasional saya, melalui upaya Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, akan terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu kami untuk memastikan Gaza TIDAK PERNAH lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dikutip Kamis (16/1/2025).

    “Kami akan terus menggalakkan PERDAMAIAN MELALUI KEKUATAN di seluruh kawasan, seraya kami membangun momentum gencatan senjata ini untuk lebih memperluas Perjanjian Abraham yang bersejarah,” imbuhnya, merujuk pada perjanjian yang menormalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

    “Perjanjian gencatan senjata EPIC ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita pada bulan November, karena hal itu memberi isyarat kepada seluruh Dunia bahwa Pemerintahan saya akan mencari Perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan Sekutu kita,” lanjut Trump.

    Perlu diketahui, Abraham Accords sendiri telah berupaya memperluas kesepakatan dengan menggaet Arab Saudi. Tetapi upaya tersebut terhenti oleh pecahnya perang, dan Riyadh mengatakan tidak akan mempertimbangkan normalisasi hubungan sampai Yerusalem berkomitmen pada “jalur yang kredibel” menuju negara Palestina.

    Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan telah berulang kali menekankan bahwa “normalisasi dan stabilitas sejati hanya akan terwujud dengan memberikan Palestina sebuah negara”. Menurut sumber, beberapa pemerintah Arab kini memang menunggu untuk melihat apakah Trump akan menghidupkan kembali upaya normalisasi itu, termasuk kesepakatan Israel-Saudi.

    “Ajudan Trump melakukan lebih banyak hal untuk memengaruhi perdana menteri (Israel Benjamin Netanyahu) dalam satu kali pertemuan daripada yang dilakukan Presiden Joe Biden yang akan lengser sepanjang tahun,” tulis The Times of Israel merujuk dua pejabat Arab.

    8. Respon RI

    Dalam unggahan di akun X resmi Kementerian Luar Negeri RI, @Kemlu_RI, pemerintah menyatakan menyambut baik kesepakatan gencatan senjata tersebut. Menurutnya, hal itu sesuai dengan tuntutan Indonesia dan masyarakat internasional.

    “Implementasi kesepakatan tersebut harus dilaksanakan segera dan secara menyeluruh demi terhentinya korban jiwa di Gaza,” tulis Kemlu, Kamis (16/1/2025).

    Pemerintah menambahkan penting untuk memulihkan kehidupan masyarakat di Gaza melalui akses penuh penyaluran bantuan kemanusiaan, termasuk pemulihan peran UNRWA, serta rekonstruksi Gaza.

    “Perdamaian di Palestina tidak dapat dicapai tanpa penghentian penjajahan Israel, serta berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai solusi dua negara berdasarkan parameter internasional yang telah disepakati,” pungkas Kemlu.

    (luc/luc)

  • Gencatan Senjata Disetujui, Hamas Girang: Pasukan Pendudukan Israel Bertekuk Lutut – Halaman all

    Gencatan Senjata Disetujui, Hamas Girang: Pasukan Pendudukan Israel Bertekuk Lutut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Hamas dilaporkan sudah menyepakati perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) mendatang.

    Izzat al-Risheq, anggota Biro Politik Hamas, mengatakan gencatan senjata itu memenuhi semua syarat yang diminta Hamas.

    Syarat itu di antaranya penarikan mundur pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, pengembalian warga Gaza ke rumah masing-masing, dan mengakhiri perang di Gaza secara permanen.

    “Pasukan pendudukan dibuat bertekuk lutut,” kata al-Risheq dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah berbicara kepada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan suksesornya, Donald Trump, perihal gencatan itu.

    Kepada keduanya, Netanyahu berterima kasih karena telah membantu “mempercepat” kesepakatan gencatan dan upaya pembebasan warga Israel yang masih disandera Hamas di Gaza.

    Kantor Netanyahu mengatakan orang nomor satu di Israel itu berkomitmen untuk memulangkan para sandera dengan cara apa pun.

    Warga Palestina di Gaza di samping Tank Merkava Israel yang hangus dalam serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. (Khaberni)

    Hamas berterima kasih kepada Iran

    Setelah gencatan senjata dengan Israel disepakati, Hamas mengucapkan terima kasih kepada Iran dan proksi-proksinya atas bantuan mereka selama ini.

    Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya, mengucapkan terima kasih kepada Iran, Hizbullah, Angkatan Bersenjata Yaman, dan kelompok perlawanan di Irak.

    Hayya memuji Hizbullah yang telah rela berkorban “ratusan syuhada, pemimpin, dan pejuang demi jalan pembebasan Al-Quds”.

    Dia juga menyinggung serangan yang dilakukan Houthi dan para pejuang Irak untuk membalas operasi militer brutal Israel di Gaza dan Lebanon.

    Lain daripada itu, dia berterima kasih kepada para pejuang Palestina di Tepi Barat yang masih diduduki Israel.

    Hayya mengklaim Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilakukan Hamas adalah balasan atas pendudukan dan agresi Israel selama puluhan tahun di Palestina.

    Menurutnya, operasi itu adalah titik penting dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina. Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, telah melayangkan pukulan keras terhadap Israel dan hal itu akan tercatat dalam sejarah.

    “Rakyat kami tidak akan melupakan siapa pun yang ikut serta dalam perang pembersihan itu. Kami tak akan lupa dan kami tak akan memaafkan,” katanya, dikutip dari Press TV.

    Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, memuji kesabaran dan keteguhan pejuang Palestina dalam menghadapi Israel yang dibekingi AS.

    “Semoga damai menyertai jiwa-jiwa syuhada kami, anak-anak kami yang tidak berdosa, dan para rakyat kami yang tertindas,” kata Obeida.

    Tank Pasukan Israel di wilayah Gaza Utara dalam operasi militer darat di wilayah kantung Palestina tersebut. (Khaberni)

    Jihad Islam Palestina, salah satu kelompok perjuangan di Gaza, juga menyambut baik kesepakatan gencatan senjata.

    “Saat ini rakyat kita dan [kelompol] perjuangan mereka memaksakan perjanjian terhormat untuk menghentikan agresi, menarik mundur [pasukan Israel], dan melakukan pertukaran sandera, berkat keteguhan legendaris mereka dan para pejuang mereka yang gagah berani,” kata kelompok itu.

    Adapun Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menyebut gencatan senjata itu sebagai “kemenangan Gaza atas genosida”.

    Sama seperti PFLP, Gerakan Mujahidin Palestina memuji kemenangan Palestina atas rezim “Zionis Nazi Israel” yang didukung oleh pemerintah AS.

    “Rakyat kita dan perlawanan mereka di Gaza telah mengamankan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan, mencegah rencana musuh untuk menghentikan dan menyingkirkan perlawanan,” kata gerakan itu.

    Gerakan tersebut juga mengklaim sukses mempermalukan Israel, menghancurkan kesombongannya, dan menimbulkan kekalahan beruntun yang tak bisa disembunyikan.

    (*)

  • 2.018 Pendaftar dari 116 Negara Ramaikan Ajang Aurora Tech 2025 – Halaman all

    2.018 Pendaftar dari 116 Negara Ramaikan Ajang Aurora Tech 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 2.018 pendaftar dari 116 negara termasuk Indonesia mendaftar sebagai peserta untuk mengikuti seleksi penghargaan di ajang Aurora Tech 2025.

    Aurora Tech Award merupakan penghargaan tahunan yang menyoroti peran kaum perempuan sebagai wirausahawan pendiri usaha di negara-negara yang pasarnya sedang berkembang seperti Indonesia.

    Aurora Tech 2025 telah menyeleksi 120 perempuan wirausahawan teratas.

    Dari segi jumlah pendaftar, di penyelenggaraan tahun ini naik dua kali lipat dari pengajuan tahun lalu. Peserta unggulannya berasal dari negara-negara seperti Nigeria, diikuti Brasil dan Amerika Serikat, dengan Mesir di urutan kedua.

    Kontributor penting lainnya termasuk Kolombia, Kenya, Inggris Raya, India, dan Kazakhstan. Secara keseluruhan, Daftar Panjang menampilkan beragam pendaftar dari seluruh dunia.
     
    Isabella Ghassemi-Smith selaku Head of  Aurora Tech Awards mengatakan, Aurora Top 120 merupakan yang pertama diselenggarakan tahun ini.

    Pihaknya telah membuka periode pendaftarannya sejak tiga bulan lalu diikuti 2.000 pendaftar lebih yang merupakan para pendiri perempuan.

    “Melalui proses seleksi yang ketat, kami telah mengidentifikasi 120 wirausahawan perempuan terkemuka yang membangun bisnis yang berani dan inovatif di pasar berkembang,” ujarnya dikutip Selasa, 14 Januari 2025.

    Para perempuan pendiri (wirausaha) ini siap untuk membentuk masa depan industri dan negara mereka masing-masing, menjadikan mereka orang-orang yang patut diperhatikan pada tahun 2025,” imbuhnya.
     
    Dia menambahkan kegiatan ini juga mendapatkan dukungan kuat dari perusahaan modal ventura sebanyak 35 perusahaan.

    Mereka antara lain dari Mesir, Brasil, dan Pakistan.

    Peserta pendaftar dari Amerika Serikat sebanyak 15 pendaftar dari 7 sektor kesehatan teknologi (healthtech) dan lainnya yaag mencakup ecotech, edtech, dan foodtech.

    Sementara, pendaftar dari Inggris sebanyak 4 orang  dari berbagai industri seperti travel-tech, HR-tech, dan healthtech.

    Sementara,  pendaftar dari Kolombia menampilkan inovasi dalam energi terbarukan, edtech, ecotech, dan healthtech.
     
    Healthtech muncul sebagai sektor terkemuka di antara Aurora Top 120 yang menyoroti inovasi di bidang kesehatan dengan 30 startup yang beroperasi di sektor ini.

    Selain itu, perempuan wirausahawan di sektor agritech dan edtech tetap sangat relevan, sementara lanskap e-commerce tampaknya berkembang menjadi model pasar yang lebih dinamis.

    Mayoritas startup agritech berasal dari Afrika. Hanya ada beberapa startup di sektor energi terbarukan, diantaranya berasal dari Kolombia dan Irak. Sebagian besar startup HR tech berasal dari Brasil, Singapura, dan Inggris. 

    Menurut  Wahyu Ramadhan, Communication Manager of inDrive Indonesia menyatakan, segala kegiatan dan project inDrive bertujuan mendorong para pengusaha perempuan dalam berbisnis.

    “inDrive dengan gebrakan terbaru lainnya memberikan sebuah penghargaan bagi para Founder perempuan di dunia yang telah bekerja keras dan memberikan dampak luar biasa bagi lingkungan dan sosial sangat patut di apresiasi,” ujar Wahyu Ramadhan.

    Hal tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi para pengusaha lainnya untuk berada di posisi yang sama.
     
    Para nominator penghargaan Aurora Tech Award mendapatkan bimbingan, panduan tentang penggalangan dana dan presentasi, dukungan dalam mempersiapkan pitch deck, serta validasi atas upaya mereka.

    Mereka juga dihubungkan dengan investor, dukungn dana dari perusahaan modal ventura, dan dukungan PR, serta peluang membuka jaringan dan sumber daya yang berharga untuk mendorong kesuksesan bisnis mereka.

    Para finalis teratas akan diumumkan pada Februari 2025, dengan pemenang akan dirayakan pada upacara global di akhir tahun.

     

  • Lagi, Houthi Luncurkan Rudal Hipersonik ‘Palestina 2’ dan 4 Drone ke Israel, Serangan Diklaim Sukses – Halaman all

    Lagi, Houthi Luncurkan Rudal Hipersonik ‘Palestina 2’ dan 4 Drone ke Israel, Serangan Diklaim Sukses – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansrallah di Yaman kembali menyerang Israel dengan rudal dan drone atau pesawat nirawak, Senin malam, (13/1/2025).

    Juru bicara Houthi Brigjen Yahya Saree mengatakan dalam serangan itu pihaknya menggunakan satu rudal hipersonik berjenis Palestina 2. Dalam pada itu, jumlah drone yang diluncurkan berjumlah empat.

    Saree kembali menyebut bahwa serangan Houthi terbaru ini merupakan bentuk dukungan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza yang diinvasi Israel.

    “Sebagai balasan atas pembantaian terhadap rakyat kita di Gaza, dan tahapan kelima dalam pertempuran Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci dan dalam rangka pembalasan atas agresi Israel di negara kita,” kata Saree dikutip dari kantor berita Saba.

    Houthi mengklaim serangan itu menargetkan wilayah Jaffa (Tel Aviv) dan menuai keberhasilan.

    “Angkatan Udara menjalankan operasi militer khusus yang menyerang target penting di Yaffa dengan empat drone, dan operasi itu sukses mencapai tujuannya,” ujar Saree.

    Saat serangan dilancarkan, sirene peringatan berbunyi di Tepi Barat, Lembah Yordan, dan sebagian Israel Utara.

    Dikutip dari i24 News, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim ada satu rudal yang ditangkis sebelum memasuki zona udara Israel.

    Sementara itu, The Jerusalem Post melaporkan sistem pertahanan Israel berhasil menangkis drone di lokasi di Israel selatan yang tidak diungkapkan. Sirene peringatan tidak diaktifkan karena IDF meyakini serangan itu sudah bisa ditangani.

    Rudal hipersonik Palestina-2 milik Houthi. (Israel Alma)

    Serangan Israel ke Yaman

    Serangan terbaru Houthi dilancarkan beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel menyerang Yaman.

    Israel dan sekutunya sempat berharap serangan ke Yaman bisa mencegah Houthi meluncurkan rudal lagi ke Israel. Meski memiliki kekuatan militer yang lebih baik, Israel dan sekutunya belum bisa membungkam Houthi.

    Dalam serangan ke Yaman, Israel dan koalisinya menargetkan pembangkit listrik Hezyaz lalu Pelabuhan Hodeidah dan Ras Issa di pantan barat Yaman.

    Serangan itu dilaporkan dikoordinasi oleh koalisi Inggris-Amerika yang menyerang target tertentu. Pada waktu yang sama Israel menyerang target lainnya.

    Ada lebih dari 20 jet tempur Israel yang dikerahkan dalam serangan tersebut. Sebanyak 50 bom telah dijatuhkan.

    Menurut laporan, 12 serangan di utara Ibu Kota Sanaa yang menargetkan fasilitas bawah tanah Houthi dilakukan oleh AS dan Inggris.

    320 drone sudah diluncurkan

    Militer Israel mengatakan kelompok Houthi sudah meluncurkan 40 rudal darat dan 320 drone  ke Israel sejak perang di Jalur Gaza meletus.

    Menurut IDF, kebanyakan rudal itu bisa ditangkis oleh sistem pertahanan.

    “Sejauh ini, satu rudal yang jatuh telah diidentifikasi, dan dua penangkisan yang menyebabkan pecahan-pecahan jatuh di area itu,” kata IDF hari Kamis, (9/1/2025), dikutip dari Xinhua.

    IDF mengklaim rudal Houthi lainnya gagal dalam perjalanan ke Israel.

    Lalu, IDF mengatakan Angkatan Udara Israel telah mencegat lebih dari 100 pesawat nirawak.

    Serangan rudal dan drone Houthi memunculkan korban jiwa dan kerusakan di Israel.

    Pada bulan Juli 2024 ada satu drone yang menghantam Tel Aviv dan menewaskan seorang pria di rumahnya.

    Kemudian, pada bulan Desember 2024 satu rudal merusak sekolah dasar di Ramat Efal, pinggiran Tel Aviv, meski sudah dicegat IDF.

    Houthi “the last man standing”

    Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.

    Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.

    “Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”

    Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.

    Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.

    AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.

    Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.

    Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.

    “Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.

    (*)

  • Pekerja Migran Indonesia Korban TPPO Asal Banten Meninggal di Penjara Mesir  

    Pekerja Migran Indonesia Korban TPPO Asal Banten Meninggal di Penjara Mesir  

    LEBAK – Seorang pekerja migran asal Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, bernama Inah (45), meninggal dunia saat menjalani hukuman penjara di Mesir. Inah diketahui menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) setelah bekerja di Kairo melalui jalur non-prosedural.  

    Ketua Komunitas Relawan Pekerja Migran Indonesia (KRPMI) Kabupaten Lebak, Nining Widianingsih, mengkonfirmasi kabar tersebut. “Korban adalah tenaga kerja migran yang termasuk dalam kategori TPPO. Ia divonis tiga tahun penjara oleh pengadilan di Mesir dan meninggal dunia akibat sakit saat menjalani hukuman,” ujar Nining saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, dilansir dari ANTARA.  

    Inah tidak terdaftar secara resmi oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak. Kasus ini menambah daftar panjang TPPO di daerah tersebut. Sepanjang 2024, Pemerintah Kabupaten Lebak mencatat sedikitnya 10 kasus TPPO yang melibatkan warga setempat.  

    Korban-korban ini diberangkatkan ke berbagai negara seperti Irak, Suriah, Mesir, Arab Saudi, dan Malaysia melalui jalur ilegal. Meski sebagian besar korban berhasil dipulangkan setelah keluarga mereka melapor ke Dinas Tenaga Kerja, masih ada tantangan besar dalam memonitor keberadaan warga yang menjadi pekerja migran tanpa prosedur resmi.  

    “Kami langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri setelah menerima laporan dari keluarga korban TPPO untuk menangani kasus ini,” tambah Nining.  

    Menurut Nining, korban TPPO di Kabupaten Lebak umumnya berasal dari wilayah kantong tenaga kerja migran seperti Kecamatan Maja dan Sajira. Ia menekankan pentingnya pendataan warga di tingkat RT/RW agar keberadaan mereka dapat dipantau dengan lebih baik.  

    “Sering kali warga yang berangkat bekerja ke luar negeri melalui jalur non-prosedural tidak melaporkan keberangkatan mereka ke RT/RW. Hal ini menyulitkan pemerintah dalam memantau dan melindungi mereka,” katanya.  

    Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak juga terus berupaya mengurangi angka TPPO melalui sosialisasi kepada masyarakat. Kepala Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Tenaga Kerja, Deni Triasih, menyebutkan bahwa mayoritas korban TPPO berangkat menggunakan jasa perusahaan tanpa izin resmi atau melalui perantara calo.  

    “Banyak korban yang tergiur tawaran kerja di luar negeri tanpa memahami risikonya. Kami mengingatkan masyarakat untuk menggunakan jalur resmi agar pemerintah dapat memberikan perlindungan dan pengawasan,” jelas Deni.  

    Pemerintah daerah berharap dengan meningkatkan pengawasan, sosialisasi, dan kerja sama lintas instansi, kasus TPPO seperti yang dialami Inah dapat dicegah di masa depan.  

  • Ketua BKSAP tekankan penguatan parlemen dasari “good governance”

    Ketua BKSAP tekankan penguatan parlemen dasari “good governance”

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menekankan pentingnya penguatan parlemen yang menjadi dasar dari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

    Hal itu disampaikannya dalam diskusi bertema “Good Governance dan Good Parliamentary Practice” yang diselenggarakan oleh Majelis Parlemen Asia (Asian Parliamentary Assembly/APA), di Baghdad, Irak, Minggu (12/1).

    “Parlemen sejatinya merupakan lembaga yang mendasari tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) sebab dalam konteks negara demokrasi, suatu kebijakan nasional dapat dikatakan benar-benar merepresentasikan kepentingan publik apabila dalam perumusannya terdapat peran serta parlemen,” kata Mardani dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

    Dia lantas melanjutkan, “Khususnya melalui pelaksanaan tugasnya dalam merumuskan legislasi, melakukan pengawasan, menentukan anggaran serta menerima aduan masyarakat. Oleh karena itu, peran parlemen haruslah diperkuat.”

    Dia menilai penguatan peran parlemen salah satunya dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain, seperti institusi parlemen internasional semacam Inter-Parliamentary Union (IPU).

    Hal tersebut, lanjut dia, dimaksudkan untuk memperoleh wawasan terkait tolak ukur good governance yang berlaku di negara-negara lain.

    Di sisi lain, dia menekankan untuk mengimbangi good governance maka good parliamentary practice juga perlu dijalankan. Misalnya, dengan meningkatkan keterbukaan dan akses informasi kepada publik yang ingin mengetahui lebih jauh terkait proses pelaksanaan tugas-tugas parlemen.

    “Keterlibatan parlemen telah menjadi bagian yang integral dan juga sebagai sebuah elemen kunci dalam filosofi pemerintahan terbuka, dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel sesuai semangat demokrasi,” tuturnya.

    Diketahui tema diskusi “Good Governance dan Good Parliamentary Practice” menjadi dua dari delapan tema rancangan resolusi yang dibahas dan didiskusikan pada Sidang Komisi Politik APA di Baghdad, Irak.

    Dalam sidang yang berlangsung di kota bersejarah tersebut, perwakilan-perwakilan dari parlemen negara-negara anggota APA seperti Turki, Iran, Pakistan, Arab Saudi, Persatuan Emirat Arab, Rusia dan Pakistan hadir untuk mendiskusikan persoalan-persoalan regional yang dianggap penting.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pengakuan Mantan Astronaut NASA Lihat Bola Misterius Tak Jelas Asalnya

    Pengakuan Mantan Astronaut NASA Lihat Bola Misterius Tak Jelas Asalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan astronaut NASA, Leroy Chiao, masih bingung dengan benda misterius yang ia temui saat menerbangkan pesawat. Saat itu ia hampir menabrak benda yang wujudnya mirip bola metalik yang melayang-layang.

    Chiao mendeskripsikan bahwa benda tersebut tidak memiliki alat pendorong yang terlihat ketika melesat dalam jarak sekitar 6 meter dari pesawatnya. Oleh karena itu, dia bingung dari mana datangnya benda-benda tersebut.

    “Entah dari mana, dua bola logam besar berbentuk bulat ini datang tepat ke arah saya,” kata Chiao mengenai benda yang ia temui ketika mengemudikan pesawat Grumman AA5BTiger di Texas musim panas lalu.

    “Berdiameter sekitar 1 meter, satu di atas yang lain, meluncur dengan cepat di sisi kiri pesawat, tepat di bawahnya, sekitar 6 meter,” kisahnya, dikutip dari New York Post, Kamis (9/1/1024).

    Pilot tersebut menekankan bahwa ia menyaksikan bola-bola metalik itu pada hari yang cerah dan tidak berawan dengan pandangan yang baik.

    Ia melihat dengan jelas bahwa bola metalik itu sangat halus dan berkilau. Bola tersebut bergerak dengan kecepatan yang sama dengannya di arah yang berlawanan, dengan kecepatan sekitar 100-150 mph.

    Kecepatan benda-benda yang terarah, yang terlihat jelas oleh Chiao, membuat benda-benda tersebut tidak dapat diidentifikasi sebagai balon biasa, dan jika itu balon cuaca maka akan muncul di radar penerbangannya.

    Apa yang dilihat Chiao berbeda dengan gambar bola yang dirilis Pentagon tahun lalu. Dari foto yang beredar, menggambarkan sebuah bola yang ditutupi oleh titik-titik.

    Objek-objek tersebut, yang ditangkap oleh radar militer di wilayah udara yang dikontrol di Irak, dianggap oleh Kantor Penyelesaian Anomali Semua Domain (AARO) Pentagon sebagai sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dan digambarkan dalam laporan tersebut sebagai bola logam runcing.

    “Itulah yang membuat saya berpikir. Saya berpikir, ‘Wah, saya ingin tahu apakah ini hal yang sama’,” kata dia.

    Menurutnya, sulit untuk membayangkan sistem pendorong seperti apa yang bekerja pada bola metalik tersebut. Ia berspekulasi bahwa tidak mungkin sistem pendorong mesin jet ada di dalam bola, karena sistem tersebut mengeluarkan gas buang melalui lubang yang tidak dia lihat.

    (dem/dem)

  • Pekerja Migran Indonesia Korban TPPO Meninggal di Penjara Mesir

    Pekerja Migran Indonesia Korban TPPO Meninggal di Penjara Mesir

    Lebak, Beritasatu.com – Komunitas Relawan Pekerja Migran Indonesia (KRPMI) Kabupaten Lebak melaporkan seorang pekerja migran asal Kecamatan Sajira yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan meninggal dunia.

    “Korban adalah tenaga kerja migran yang bekerja di Mesir dan termasuk dalam kategori TPPO,” ujar Ketua KRPMI Kabupaten Lebak Nining Widianingsih, saat dihubungi di Rangkasbitung, Lebak, pada Minggu (12/1/2025) dilansir dari Antara.

    Korban yang meninggal dunia bernama Inah (45), warga Sajira, Kabupaten Lebak. Ia divonis tiga tahun penjara oleh pengadilan setempat di Mesir. Namun, saat menjalani hukuman, ia meninggal dunia akibat sakit.

    Inah diketahui bekerja di Kairo, Mesir, melalui jalur non-prosedural dan tidak tercatat oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak.

    Berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten Lebak, selama 2024 tercatat 10 kasus TPPO yang melibatkan warga asal daerah tersebut. Para korban umumnya diberangkatkan untuk bekerja di negara-negara seperti Irak, Suriah, Mesir, Arab Saudi, dan Malaysia.

    Sebagian besar korban akhirnya berhasil kembali ke Indonesia setelah keluarga mereka melapor ke Dinas Tenaga Kerja setempat.

    “Kami segera berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri setelah menerima laporan dari keluarga korban TPPO untuk menangani kasus tersebut,” kata Nining.

    Ia menjelaskan kebanyakan korban TPPO berasal dari Kecamatan Maja dan Sajira, Kabupaten Lebak. Untuk mencegah kasus serupa, diperlukan pendataan warga di tingkat RT/RW agar kondisi masyarakat dapat dipantau secara lebih efektif.

    “Sering kali warga di wilayah kantong tenaga kerja migran hilang tanpa laporan resmi dari pihak RT/RW, sehingga sulit untuk memonitor keberadaan mereka,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Perluasan dan Pelatihan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Deni Triasih, mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk mencegah warga menjadi korban TPPO.

    “Banyak korban TPPO yang berangkat melalui jalur ilegal karena menggunakan jasa perusahaan yang tidak memiliki izin resmi, biasanya melalui perantara calo. Hal ini membuat pemerintah kesulitan memberikan perlindungan dan pengawasan. Kami mengingatkan masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri untuk menggunakan jalur resmi,” pungkasnya. 

  • Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani – Halaman all

    Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani – Halaman all

    Neraka yang Dijanjikan Trump ke Gaza Terjadi di LA, Pakar: Tak Ada Sistem Air yang Mampu Tangani

     

    TRIBUNNEWS.COM – Kebakaran hutan terus berkobar sejak Rabu (8/1/2025) di California Selatan, sudah menewaskan sedikitnya 11 orang dan menghancurkan ribuan rumah per Minggu (12/1/2025).

    Saat tim pemadam kebakaran berupaya menghitung kerusakan dan menentukan penyebabnya, para ahli menduga kalau kombinasi berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, angin kencang, dan kondisi kekeringan, berkontribusi terhadap kerusakan hebat yang meluas.

     
    Tinjauan CNN terhadap laporan pemerintah dan wawancara dengan para ahli mengungkapkan kalau meskipun sistem air beroperasi dengan kapasitas penuh, kebakaran yang terjadi minggu ini akan sulit dikendalikan.

    Hal itu terutama karena angin kencang yang menghentikan upaya pemadaman kebakaran melalui udara.

    “Saya kira tidak ada sistem air di dunia yang mampu menangani kejadian seperti ini,” kata Greg Pierce, pakar sumber daya air di University of California.

    Meskipun pengaktifan penuh sistem air mungkin tidak sepenuhnya memadamkan api, para ahli yakin hal itu dapat membantu mengurangi kerusakan, berpotensi menyelamatkan beberapa rumah dan mengendalikan bara api di area tertentu.

    Kebakaran yang dipicu oleh angin kencang yang mencapai kecepatan 100 mph telah memaksa para pejabat untuk menyebut bencana itu sebagai “badai yang sempurna,” sehingga semakin sulit dikendalikan.

    Kombinasi yang tidak biasa dari kondisi kering, angin kencang, dan kebakaran terus-menerus di wilayah yang sama membuat kerusakan skala besar hampir tak terelakkan.

    Meskipun angin sedikit mereda pada hari Jumat, situasi masih berbahaya dengan kekeringan ekstrem yang memperburuk penyebaran api.

    Tim tanggap darurat beroperasi dengan sumber daya terbatas saat mereka memadamkan kebakaran besar di Malibu dan Pacific Palisades, tempat rumah-rumah mewah telah hangus terbakar.

    Wali Kota Los Angeles Karen Bass telah menjanjikan investigasi menyeluruh terhadap bencana tersebut, dan berjanji untuk mengevaluasi apa yang berhasil, apa yang tidak, dan meminta pertanggungjawaban individu atau lembaga.

    Warga di daerah yang terkena dampak menggambarkan pemandangan itu sebagai “akhir dunia,”.

    Seorang penyintas, Oren Waters, berdiri di depan rumahnya yang terbakar, dan menyebut kehancuran itu “tak terbayangkan.”

    Presiden AS Joe Biden membandingkan kehancuran itu dengan “zona perang” dan lokasi “operasi pengeboman.”

    Neraka yang Dijanjikan Trump di Gaza Malah Terjadi LA

    Bicara soal zona perang dan lokasi pengeboman, Presiden Terpilih AS, Donald Trump pernah mengancam akan menjadikan Gaza seperti nereka, terkait desakannya bagi gerakan pembebasan Palestina, Hamas, untuk menuruti syarat Israel di negosiasi gencatan senjata.

    Ancaman Trump ini terjadi tepat sehari sebelum kebakaran hebat di LA itu terjadi.

    Di Gaza, neraka yang dijanjikan Trump itu bukan sekadar pengeboman, namun juga pemutusan semua sumber kehidupan, termasuk air dan segala kebutuhan dasar penunjang hidup.

    Persis apa yang dijanjikan Trump di Gaza, ‘nereka’ yang digambarkan itu justru dilamai oleh Amerika Serikat Sendiri.

    Mengomentari berita tentang kebakaran hutan,  milisi yang didukung Iran di Irak merayakan insiden tersebut dengan menggunakan tagar #America is Burning.

    Mereka merayakan kebakaran hutan di Los Angeles sebagai salah satu tentara Allah dan pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel.

    Beberapa orang berbagi video dan foto, disertai dengan ayat-ayat Al-Quran tentang “murka Allah terhadap para pelanggar hukum.”

    Seorang anggota senior gerakan Ansar Allah Houthi mengejek pernyataan Presiden terpilih Trump tentang pembebasan sandera di Gaza, dengan mengatakan: “Inilah neraka yang dijanjikan Trump.”

    Hukuman Tuhan Atas Dukungan AS Bagi Israel yang “Membakar Palestina”.

    Pada tanggal 9 Januari 2025, sebuah media menerbitkan komentar yang berjudul:

    “Kebakaran Hutan Melanda Negara Bagian California, Amerika, Menyebabkan Kerugian Miliaran Dolar bagi Geng Penguasa.”

    “Mereka mendukung kaum Yahudi dengan segala senjata mereka untuk membakar Palestina. Mereka mengalokasikan dana, kemampuan, dan peralatan untuk menghancurkan negara-negara Muslim. Mereka terus melakukan agresi, dan dengan sombong membanggakan: ‘Siapa yang lebih kuat dari kita?’ Selanjutnya, hukuman datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.”

    Setelah menggambarkan kebakaran hutan sebagai “prajurit Allah SWT,” yang cukup untuk mengingatkan “para hamba Setan” bahwa mereka hanyalah “serangga di hadapan murka Allah, Sang Pembalas!” tulisnya menambahkan.

    Yang lainnya, di Telegram membagikan foto dari luar angkasa yang memperlihatkan daerah-daerah di Los Angeles County yang dilalap api, dan menulis: 

    “Amerika sedang terbakar, semoga Allah menambah berkah-Nya.”

    “Puaskan Mata Anda dengan Kemarahan Amerika”

    Pada tanggal 9 Januari, sebuah grup  di Telegram membagikan video media arus utama tentang kebakaran hutan di California. 

    Dengan judul: “Amerika dan Perangnya terhadap Islam,” grup tersebut berkomentar: 
    “Puaskan mata kalian, rakyat kami di Palestina, rakyat kami di Gaza… Puaskan mata kalian dengan Amerika yang terbakar. Ini adalah pembalasan Allah kepada mereka yang memasok musuh kalian dengan rudal yang membunuh kalian.” 

    Postingan tersebut selanjutnya menyatakan bahwa inilah yang menimpa “Amerika yang tiran dan arogan.” 

    Anggota Politbiro Houthi: “Inikah Neraka yang Diancam Trump?”

    Pada tanggal 8 Januari, seorang anggota Biro Politik Houthi Ansar Allah membagikan rekaman video di akun X miliknya tentang kebakaran hutan Los Angeles, yang masih berkobar. 

    Merujuk pada pernyataan terbaru di mana Presiden terpilih Trump mengatakan bahwa jika sandera Israel yang ditahan di Gaza tidak dibebaskan sebelum ia menjabat pada tanggal 20 Januari, “semua neraka akan pecah.” 

    Pengguna tersebut berkomentar dengan nada mengejek: “Apakah ini neraka yang diancam Trump?”

    “Sekarang, Sesuai dengan Jam Surgawi, Amerika Sedang Terbakar”

    Pada tanggal 8 Januari, sebuah saluran Telegram yang berafiliasi dengan milisi yang didukung Iran di Irak membagikan sebuah unggahan yang menggambarkan sebuah gedung yang terbakar, dan gambar Abu Mahdi Al-Muhandis, wakil pemimpin Unit Mobilisasi Rakyat Irak (PMU), yang tewas dalam serangan udara AS pada bulan Januari 2020 di Baghdad. 

    Unggahan tersebut memperlihatkan Al-Muhandis sedang melihat jam tangannya, dengan teks yang berbunyi: “Sekarang, sesuai dengan jam surgawi, Amerika sedang terbakar.”

    Dalam pemandangan udara yang diambil dari helikopter ini, rumah-rumah yang terbakar terlihat dari atas selama kebakaran Palisades di wilayah Los Angeles, California pada 9 Januari 2025. Kebakaran hutan besar-besaran yang melanda seluruh lingkungan dan membuat ribuan orang di Los Angeles terpaksa mengungsi, masih belum dapat dikendalikan pada 9 Januari 2025. , kata pihak berwenang, ketika tentara Garda Nasional AS bersiap turun ke jalan untuk membantu memadamkan kekacauan. Sebagian besar kota terbesar kedua di Amerika Serikat itu hancur, asap menyelimuti langit dan bau menyengat memenuhi hampir setiap bangunan. (Photo by JOSH EDELSON / AFP) (AFP/JOSH EDELSON)

    Pendukung Hamas: “Los Angeles Tidak Memerlukan Banyak Bom GBU-31 yang Merusak”

    Pada tanggal 9 Januari, seorang pendukung Hamas dan kelompok jihad Suriah Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) mengunggah foto berdampingan yang membandingkan dampak kampanye militer Israel di Jabaliya di Jalur Gaza, dan wilayah Los Angeles setelah kebakaran hutan yang dahsyat.

    Ia menulis: “Los Angeles tidak membutuhkan banyak bom GBU-31 yang merusak seperti yang dipasok Washington ke Israel, tetapi perintah Allah telah datang kepadanya, dan itu sudah cukup.” 

    Mengutip sebuah ayat dari Al-Quran, ia menambahkan: “Amerika terbakar dengan kekuatan Allah… Neraka yang dijanjikan Trump untuk Gaza, Palestina, dan Timur Tengah melahap kota Los Angeles di Amerika.”

    Media Iran: “Ini adalah Api Neraka yang Nyata”

    Sebuah saluran Telegram yang mendukung “Poros Perlawanan” yang didukung Iran, menerbitkan komentar, menggunakan tagar #Amerika sedang terbakar. 

    Postingan tersebut berbunyi: “Ini adalah api neraka yang sesungguhnya. Trump mengatakan dia akan mengubah Timur Tengah menjadi neraka, sementara mereka tidak mampu memadamkan api yang berkobar, karena kerugian mereka mencapai miliaran dolar dalam waktu kurang dari 24 jam.” 

    Selain itu, saluran tersebut juga membagikan poster yang memperlihatkan Presiden terpilih Trump memegang bendera AS dan berteriak. Judul poster tersebut berbunyi: “Neraka sungguhan.”

    Petugas memadamkan kebakaran yang melanda wilayah Los Angeles, Amerika Serikat (AS). (Tangkapan layar AP News)

    Unggahan Israel Tuai Reaksi Keras

    Sebagai bentuk “solidaritas”, kedutaan besar Israel di Washington menyuarakan dukungan bagi para penduduk, tetapi pesan mereka mendapat reaksi keras di dunia maya.

    “Kami turut berduka cita kepada warga California Selatan karena kebakaran hutan terus berdampak pada masyarakat,” tulis kedutaan Israel di X. 

    “Israel menyatakan solidaritasnya kepada mereka yang terdampak, dan kami mengirimkan kekuatan kepada petugas pemadam kebakaran dan penanggap pertama yang bekerja tanpa lelah untuk melindungi jiwa dan rumah.”

    Hati kami bersama penduduk California Selatan saat kebakaran hutan terus berdampak pada masyarakat. 

    Israel menunjukkan solidaritas kepada mereka yang terdampak, dan kami mengirimkan kekuatan kepada petugas pemadam kebakaran dan penanggap pertama yang bekerja tanpa lelah untuk melindungi jiwa dan rumah.

    Kedutaan Besar Israel untuk AS (@IsraelinUSA),” begitu bunyi unggahan itu.

    Kini, pengguna media sosial justru mempertanyakan empati Israel mengingat perang yang sedang berlangsung di Gaza yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan.

    Israel telah menerima sekitar $26 miliar bantuan militer dari pemerintahan Biden. 
    Dana tersebut telah digunakan untuk menargetkan Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. 

    Perang yang sedang berlangsung tersebut telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

    Seorang pengguna menulis, “Anda membakar rumah sakit dan pengungsi melalui siaran langsung.”

    “Anda membakar rumah sakit dan pengungsi melalui siaran langsung” tulis Talha Ahmad (@talhaahmad967).

    Yang lain bertanya, “Mengapa jantung ini tidak berdetak untuk Palestina?”

    “Mengapa jantung ini tidak berdetak untuk Palestina?” tulis Radhika Bartender.

    “Anda mengirimkan pikiran??? Lol setelah AS mengirimi Anda miliaran dolar. Saya pikir mereka sekutu terbesar Anda lol. Rakyat AS harus bangun!!! Miliaran dolar dikirim ke Israel sementara rumah-rumah warga Amerika terbakar habis,” tulis sebuah komentar.

    Seseorang berkomentar, “Hati? Kamu tidak punya itu.”

    Sejak 7 Oktober, pemerintahan Biden telah mengirimkan lebih dari seratus bantuan militer, termasuk amunisi tank, bom, dan senjata ringan, ke Israel. 

    Pemerintah yang dipimpin Benjamin Netanyahu juga telah menerima senjata cepat dari persediaan AS. 

    AS juga setuju untuk menyewakan dua sistem pertahanan rudal Iron Dome ke Israel setelah serangan Hamas. 

    Pada April 2024, AS mempertimbangkan kesepakatan militer senilai $18 miliar dengan Israel, termasuk lima puluh jet tempur F-15. Israel juga membeli pesawat nirawak pengintai dari perusahaan-perusahaan AS yang lebih kecil.

    Kebakaran hutan yang melanda daerah Los Angeles telah menyebabkan kerusakan yang luas dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. 

    Petugas pemadam kebakaran bergerak maju saat angin mulai melemah, tetapi kebakaran baru di dekat perbatasan LA-Ventura telah memicu lebih banyak evakuasi.

    Seiring memburuknya kualitas udara, lingkungan sekitar terus menderita, dengan sekitar 10.000 bangunan hancur, terutama akibat Kebakaran Palisades dan Eaton. 
    Pemerintah Kabupaten LA telah meminta dukungan dari Garda Nasional dan memperingatkan tentang penjarahan di daerah yang terkena dampak, sementara dampak penuh dari kebakaran ini masih belum jelas.

     

    (oln/rntv/ndtv/*)

     

  • Ketua BKSAP tekankan penguatan parlemen dasari “good governance”

    BKSAP dorong pemulihan peran UNRWA tangani pengungsi Palestina

    … UNRWA tidak boleh sampai ‘lumpuh’

    Jakarta (ANTARA) – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI mendorong pemulihan peran United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) dalam menangani pengungsi Palestina, melalui diplomasi parlemen.

    Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, seruan tersebut disampaikan Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera, di tengah pembahasan rancangan resolusi yang mendukung perjuangan rakyat Palestina, pada Sidang Komisi Politik Majelis Parlemen Asia (Asian Parliamentary Assembly/APA) di Baghdad, Irak.

    Mardani menyebut ada empat hal fundamental yang harus selalu dijadikan substansi pokok dalam setiap bahasan mengenai Palestina, yakni batas wilayah, hak untuk kembali bagi rakyat Palestina, status pengungsi Palestina dan akses terhadap air bersih.

    “Tanpa keempat hal tersebut, pengakuan terhadap negara Palestina merdeka akan mengalami kendala,” kata Mardani.

    Dia menegaskan UNRWA berperan penting dalam penanganan dua dari keempat hal tersebut, khususnya penanganan pengungsi dan hak untuk kembali.

    “Itulah sebabnya UNRWA tidak boleh sampai ‘lumpuh’,” ujarnya.

    UNRWA adalah badan internasional di bawah PBB yang bekerja untuk membantu dan melindungi para pengungsi Palestina. Untuk diketahui, Amerika Serikat berencana untuk menghentikan kontribusinya terhadap UNRWA menyusul desakan dan tuduhan Israel agar badan PBB itu dibubarkan karena menampung teroris.

    Oleh karena itu, Mardani mengajak agar parlemen negara-negara APA mendorong pemerintah mereka untuk menolak upaya unilateral negara tertentu untuk mengurangi secara drastis kemampuan finansial dan operasional UNRWA dalam menjalankan kewajibannya melindungi pengungsi Palestina, sesuai dengan tujuan pendiriannya yang tercantum dalam Resolusi PBB 302 tahun 1949.

    Dia juga mengajak agar negara-negara anggota APA bersatu dan mendorong penguatan kembali sistem multilateral, yang menurutnya sedang terancam oleh aksi-aksi sepihak dan semena-mena dari negara tertentu.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025