Negara: Irak

  • Dana Rekonstruksi IMF dan Bank Dunia untuk Lebanon Bergantung pada Normalisasi dengan Israel – Halaman all

    Dana Rekonstruksi IMF dan Bank Dunia untuk Lebanon Bergantung pada Normalisasi dengan Israel – Halaman all

    Dana Rekonstruksi IMF dan Bank Dunia untuk Lebanon Bergantung pada Normalisasi dengan Israel

    TRIBUNNEWS.COM- Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia berupaya untuk menghubungkan dana rekonstruksi Lebanon dengan “normalisasi” dengan Israel dan “pelucutan senjata” Hizbullah, menurut sumber informasi yang berbicara dengan Al-Akhbar .

    Dalam pertemuan baru-baru ini antara penjabat gubernur Banque du Liban (BDL) Wassim Mansouri dan kepala IMF Kristalina Georgieva, pejabat barat tersebut dilaporkan mengindikasikan bahwa “akses Lebanon terhadap pendanaan dari IMF dan negara-negara donor akan … dikaitkan dengan langkah-langkah dan prosedur spesifik dengan kerangka waktu dan tujuan spesifik.”

    “Menurut mereka yang mengetahui masalah ini, langkah-langkah ini bertepatan dengan tekanan politik yang diharapkan dengan judul ‘normalisasi’ dan ‘pelucutan senjata’,” harian Lebanon itu melaporkan pada tanggal 26 Februari.

    Sehari sebelumnya, Steve Witkoff, utusan khusus AS untuk Asia Barat, menyatakan bahwa ia “melihat potensi” bagi Lebanon dan Suriah untuk bergabung dalam kesepakatan normalisasi dengan Israel.

    “Lebanon, omong-omong, sebenarnya bisa memobilisasi dan ikut serta dalam Perjanjian Damai Abraham, seperti juga Suriah. Jadi, begitu banyak perubahan mendalam yang sedang terjadi,” kata Witkoff pada hari Rabu dalam sebuah acara di Washington untuk Komite Yahudi Amerika.

    Pada tahun 2022, IMF dan Lebanon mencapai kesepakatan tingkat staf untuk Fasilitas Dana Tambahan (Extended Fund Facility/EFF) selama empat tahun yang bernilai sekitar $3 miliar, bergantung pada reformasi menyeluruh di sektor keuangan. 

    Akan tetapi, kesepakatan ini belum berjalan karena krisis yang sedang berlangsung di Lebanon dan korupsi yang mengakar.

    Awal bulan ini, Menteri Keuangan Lebanon Yassin Jaber mengumumkan bahwa Bank Dunia telah menyiapkan ” rencana awal ” untuk proyek rekonstruksi senilai $1 miliar guna membangun kembali infrastruktur dan membersihkan puing-puing dari perang Israel di Lebanon. Proyek tersebut mencakup komitmen pendanaan awal sebesar $250 juta untuk Beirut.

    Menurut sumber Al-Akhbar , perwakilan Bank Dunia telah meminta agar prosedur yang diperlukan dipercepat untuk menyetujui dana tersebut pada pertemuan Dewan Eksekutif Bank Dunia pada tanggal 25 Maret, bergantung pada tuntutan Barat untuk reformasi keuangan dan politik.

    Uni Eropa juga telah mensyaratkan pendanaan untuk Lebanon pada “kebutuhan untuk merestrukturisasi sistem perbankannya,” menunda pencairan bantuan sebesar 500 juta euro yang merupakan bagian dari kesepakatan tahun 2024 yang ditandatangani antara Beirut dan Brussels untuk mengurangi arus pengungsi ke Eropa.

    Setengah dari uang itu telah dibayarkan Agustus lalu. Namun, sisanya akan tunduk pada “beberapa persyaratan,” kata Komisaris Uni Eropa untuk Mediterania Dubravka Suica saat berkunjung ke Lebanon.

    “Prasyarat utamanya adalah restrukturisasi sektor perbankan… dan kesepakatan yang baik dengan Dana Moneter Internasional,” katanya setelah bertemu dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun.

    Setelah perang brutal Israel di Lebanon, perkiraan mengatakan negara itu saat ini membutuhkan sekitar $ 6-7 miliar untuk rekonstruksi skala penuh.

    Perlawanan Lebanon sejauh ini telah menyediakan sebagian besar dana untuk membangun kembali Beirut selatan dan desa-desa selatan Lebanon, mengalokasikan sekitar $650 juta untuk perumahan dan restorasi—di mana sekitar $250 juta dicairkan menyusul pertikaian mengenai larangan penerbangan Iran dari bandara Beirut.

    Namun, kemampuan Hizbullah untuk mencairkan dana telah berulang kali terhambat, dengan tekanan AS yang kuat terhadap Lebanon dan Irak untuk menghentikan aliran dana bagi perlawanan.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Eks Tentara AS Mengaku Bersalah Rencanakan Serangan Atas Nama Iran

    Eks Tentara AS Mengaku Bersalah Rencanakan Serangan Atas Nama Iran

    Chicago

    Seorang mantan tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengaku bersalah telah merencanakan serangan terhadap pangkalan laut Washington, atas nama Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Mantan tentara AS ini terancam hukuman maksimum 20 tahun penjara.

    Xuanyu Harry Pang yang berusia 38 tahun ini, seperti dilansir AFP, Jumat (28/2/2025), menyampaikan pengakuan bersalah pada awal November tahun lalu, namun baru diungkapkan ke publik oleh pengadilan distrik federal di Chicago pada Kamis (27/2) waktu setempat.

    Menurut dokumen pengadilan, Pang berkomunikasi dengan seorang individu di Kolombia tahun 2021 lalu membahas tentang membantu serangan yang “melibatkan pelaku-pelaku asal Iran” untuk membalas kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas akibat serangan drone AS di Irak tahun 2020 lalu.

    Seorang agen Biro Investigasi Federal (FBI) yang menyamar sebagai afiliasi Pasukan Quds Iran, kemudian berkomunikasi secara online dengan individu yang ada di Kolombia tersebut, yang kemudian menghubungkannya dengan Pang yang pada saat itu bertugas di Pangkalan Angkatan Laut Great Lakes di Chicago Utara.

    Pang kemudian beberapa kali bertemu dengan agen FBI yang menyamar itu untuk membahas rencana serangan terhadap Pangkalan Angkatan Laut Great Lakes.

    “Pang menunjukkan foto-foto dan video di ponselnya yang menunjukkan beberapa lokasi di dalam Pangkalan Angkatan Laut tersebut,” sebut dokumen pengadilan tersebut.

    “Dia juga menyediakan dua seragam militer AS — untuk dipakai para agen di dalam pangkalan selama serangan — dan sebuah ponsel yang dapat digunakan sebagai uji coba untuk detonator,” imbuh dokumen pengadilan itu.

    Dalam kasus ini, Pang mengaku bersalah atas dakwaan berkonspirasi untuk menghancurkan peralatan pertahanan nasional dan beberapa dakwaan lainnya.

    Dia menghadapi ancaman hukuman maksimum 20 tahun penjara dalam kasus ini.

    AS menuduh Iran berupaya membunuh sejumlah pejabat tinggi di negara itu, untuk membalas kematian Soleimani. Presiden AS Donald Trump masuk ke dalam daftar pejabat tinggi AS yang diincar Teheran.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengamat: Netanyahu Merasa Dipermalukan karena Hamas Masih Bertahan – Halaman all

    Pengamat: Netanyahu Merasa Dipermalukan karena Hamas Masih Bertahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jasad empat tawanan Israel diserahkan oleh Hamas pada Kamis (27/2/2025) pagi, waktu setempat.

    Penyerahan itu, diikuti pembebasan 600 tahanan Palestina ke Tepi Barat, yang seharusnya dipulangkan pekan lalu.

    Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan bahwa identitas keempat jenazah tawanan itu telah diverifikasi.

    Kini, fase pertama gencatan senjata tahap pertama antara Israel dan Hamas pada dasarnya sudah selesai.

    Namun, Antony Loewenstein, seorang jurnalis dan penulis asal Sydney, mengaku merasa khawatir dengan tahap selanjutnya.

    “Saya merasa cemas dengan tahap berikutnya, karena banyak laporan di media Israel yang menunjukkan bahwa Netanyahu dan lingkungannya tidak tertarik untuk melanjutkan ke tahap kedua, apalagi tahap ketiga,” kata Loewenstein kepada Al Jazeera.

    “Tahap ketiga, di akhir kesepakatan ini, seharusnya mencakup penarikan penuh seluruh pasukan Israel dari Gaza,” tambahnya.

    “Saya senang pertukaran tawanan ini terjadi, namun saya yakin Netanyahu merasa dipermalukan karena Hamas masih bertahan.”

    “Mereka masih memiliki pejuang, kekuatan, dan mengendalikan sebagian besar wilayah Gaza.”

    “Ketika kekaisaran merasa marah, mereka sering kali merespons dengan cara yang sangat kejam dan tidak masuk akal.”

    “Kita sudah melihat hal serupa di Irak dan Afghanistan selama 20 tahun terakhir.”

    “Saya rasa itulah yang mungkin akan kita lihat di Gaza dan daerah lain dalam beberapa bulan dan tahun ke depan,” ujar Loewenstein.

    Tahap Kedua Gencatan Senjata Akan Lebih Sulit

    Sementara itu, Stephen Zunes, direktur studi Timur Tengah di Universitas San Francisco, menyatakan kelegaannya setelah pertukaran tawanan dan tahanan berhasil dilakukan sepenuhnya.

    “Namun, fase kedua akan jauh lebih sulit, mengingat kecenderungan Israel untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka kuasai,” ujarnya kepada Al Jazeera.

    “Sebagai contoh, mereka menolak mundur dari Lebanon dan memperluas pendudukan di Suriah,” tambah Zunes.

    Ia juga menilai, Netanyahu mungkin menunda mengakhiri perang sepenuhnya untuk menghindari tekanan politik dan pemilu.

    “Masalah utama adalah tidak ada harapan bahwa pemerintahan Trump akan menekan Netanyahu untuk berkompromi.”

    “Trump kemungkinan akan mendukung perang ini tanpa protes, jadi mungkin masyarakat sipil Israel dan tekanan internasionallah yang dapat mendorong perubahan,” tambah Zunes.

    Hamas Siap Bahas Fase Berikutnya Gencatan Senjata

    Dalam perkembangan terbaru, Hamas menyatakan, siap untuk merundingkan fase berikutnya dari gencatan senjata di Jalur Gaza, setelah pertukaran tawanan hari ini, Kamis (27/2/2025), menurut laporan AP News.

    Pertukaran ini, adalah yang terakhir yang disepakati kedua belah pihak sebagai bagian dari gencatan senjata yang akan berakhir akhir pekan ini.

    Negosiasi fase kedua, di mana Hamas akan membebaskan lebih banyak sandera dengan imbalan tahanan tambahan serta gencatan senjata yang lebih panjang, belum dimulai.

    Hamas menyatakan, satu-satunya cara Israel dapat mengamankan pembebasan sandera yang tersisa adalah melalui negosiasi dan mematuhi perjanjian.

    Hamas juga memperingatkan bahwa upaya untuk menarik kembali kesepakatan hanya akan memperburuk penderitaan para tawanan dan keluarga mereka.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Siap-Siap Harga Minyak Membara, Naik karena Ini

    Siap-Siap Harga Minyak Membara, Naik karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak dunia naik untuk hari kedua pada Selasa (25/2/2025). Kenaikan ini dipicu oleh sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap Iran, produsen minyak di Timur Tengah.

    Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 15 sen atau 0,2%, menjadi US$74,93 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 23 sen atau 0,3%, menjadi US$70,93 per barel.

    Kedua kontrak naik pada sesi Senin. Padahal sebelumnya Jumat, turun US$2.

    “Dalam jangka pendek, saya terus berpikir minyak mentah sedang mencari basis,” kata analis pasar IG Tony Sycamore.

    “Sanksi baru AS yang diumumkan pada Iran semalam kemungkinan akan membantu hal ini seperti halnya komitmen menteri perminyakan Irak untuk mengendalikan kelebihan pasokannya,” katanya.

    AS pada Senin menjatuhkan sanksi baru kepada lebih dari 30 pialang, operator tanker, dan perusahaan pelayaran atas peran mereka dalam mengangkut minyak Iran. Presiden Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin membuat ekspor minyak mentah Iran menjadi nol.

    Iran adalah produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi 3,2 juta barel per hari pada Januari. Beberapa analis menyebut untuk saat ini, kekuatan permintaan bahan bakar di Barat juga mendukung pasar minyak.

    “Margin penyulingan yang kompleks secara global tampak kuat, dengan retakan bahan bakar minyak dan sulingan yang kuat, khususnya di USGC dan NEW yang diuntungkan oleh permintaan minyak pemanas dari cuaca dingin,” kata analis Sparta Commodities Neil Crosby dalam sebuah catatan, mengacu pada Pantai Teluk AS dan Eropa Barat Laut.

    Data harga LSEG menunjukkan, margin untuk kilang minyak di Singapura yang memproses minyak mentah acuan regional Dubai rata-rata US$3,50 per barel pada bulan Februari sejauh ini, dibandingkan dengan US$2,30 per barel bulan lalu, Namun, kenaikan secara keseluruhan dibatasi oleh prospek permintaan yang tidak pasti dan kurangnya indikator ekonomi baru dari konsumen utama China.

    Sementara itu, Trump mengatakan pada Senin bahwa tarif terhadap impor Kanada dan Meksiko yang dijadwalkan mulai pada tanggal 4 Maret, meskipun ada upaya oleh kedua mitra dagang untuk mengatasi kekhawatiran Trump tentang keamanan perbatasan dan fentanil. Analis mengatakan tarif akan berdampak buruk bagi pertumbuhan permintaan minyak global.

    (sef/sef)

  • Uni Eropa Melonggarkan Sanksi Terhadap Suriah tapi Beberapa Sanksi Uni Eropa akan Tetap Berlaku – Halaman all

    Uni Eropa Melonggarkan Sanksi Terhadap Suriah tapi Beberapa Sanksi Uni Eropa akan Tetap Berlaku – Halaman all

    Uni Eropa Melonggarkan Sanksi Terhadap Suriah, Beberapa Sanksi Uni Eropa akan Tetap Berlaku

    TRIBUNNEWS.COM- Negara-negara Uni Eropa pada tanggal 24 Februari menangguhkan dengan segera beberapa sanksi yang dijatuhkan blok tersebut terhadap Suriah, termasuk pembatasan terkait energi, perbankan, transportasi, dan rekonstruksi.

    Sanksi AS dan Uni Eropa menghancurkan perekonomian Suriah dan menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan sebagai bagian dari perang rahasia mereka untuk menggulingkan pemerintahan mantan presiden Bashar al-Assad.

    “Keputusan ini merupakan bagian dari upaya Uni Eropa untuk mendukung transisi politik inklusif di Suriah, serta pemulihan ekonomi, rekonstruksi, dan stabilisasi yang cepat,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Uni Eropa.

    Selama pertemuan di Brussels pada hari Senin, para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk menangguhkan pembatasan pada sektor energi yang mencakup minyak, gas, dan listrik, serta sanksi pada sektor transportasi.

    Mereka juga telah mencabut pembekuan aset untuk lima bank, melonggarkan pembatasan pada bank sentral Suriah, dan memperpanjang pengecualian tanpa batas waktu untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.

    Beberapa sanksi Uni Eropa yang terkait dengan otoritas dari pemerintahan Suriah sebelumnya yang dipimpin oleh mantan presiden Bashar al-Assad akan tetap berlaku – termasuk sanksi terhadap perdagangan senjata, barang-barang dengan penggunaan ganda baik untuk keperluan militer maupun sipil, perangkat lunak untuk pengawasan, dan perdagangan internasional barang-barang warisan budaya Suriah, Reuters melaporkan.

    Negara-negara Uni Eropa mengatakan mereka akan terus memantau situasi di Suriah untuk memastikan penangguhan tersebut tetap tepat.

    AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi baru terhadap Suriah pada awal perang tahun 2011. 

    Ekonomi Suriah hancur pada tahun 2019 karena AS memperketat sanksi yang sudah kejam terhadap Suriah berdasarkan Undang-Undang Caesar. 

    Sanksi tersebut membantu mencegah pembangunan kembali negara tersebut setelah delapan tahun perang. 

    Sanksi tersebut juga membatasi kemampuan Suriah untuk mengimpor minyak dan bahan bakar setelah kehilangan kendali atas ladang minyaknya kepada pasukan AS dan Kurdi di timur laut negara tersebut.

    Jutaan warga Suriah jatuh miskin setelah sanksi diperketat berdasarkan Undang-Undang Caesar. Nilai pound Suriah anjlok, sehingga gaji dan tabungan sebagian besar warga Suriah menjadi hampir tidak berharga.

    Pada hari Minggu, Abdallah al-Dardari, direktur Biro Regional Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk Negara-negara Arab, mengatakan bahwa 90 persen penduduk Suriah hidup dalam kemiskinan. 

    “Angka tersebut tiga kali lipat dari tingkat kemiskinan pada tahun 2010, dan proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem saat ini adalah 66 persen – enam kali lipat dari angka pada tahun 2010, yaitu 11 persen,” imbuh Dardari.

    Uni Eropa mulai mempertimbangkan kembali kebijakan sanksinya setelah ekstremis dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas afiliasi Al-Qaeda, menggulingkan pemerintahan Assad dalam serangan kilat pada bulan Desember tahun lalu.

    AS, Uni Eropa, dan negara-negara regional lainnya secara diam-diam mendukung HTS, yang dipimpin oleh mantan komandan Al-Qaeda di Irak Ahmad al-Sharaa (sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammad al-Julani), untuk menggulingkan Assad.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Puji Pemimpin Patriotik, Naim Qassem Berikrar Hizbullah akan Lanjutkan Cita-cita Hassan Nasrallah – Halaman all

    Puji Pemimpin Patriotik, Naim Qassem Berikrar Hizbullah akan Lanjutkan Cita-cita Hassan Nasrallah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, memberikan pidato penghormatan kepada para syuhada, Sayyed Hassan Nasrallah dan Sayyed Hashem Safieddine.

    Lewat pidato tersebut Naim Qassem mengenang warisan perjuangan Hassan Nasrallah dan Hashem Safieddine.

    Acara peringatan tersebut diselenggarakan pada Minggu (23/2/2025), saat pemakaman Nasrallah diadakan di ibu kota Lebanon, Beirut, lima bulan setelah pembunuhannya.
     
    Ia pun menegaskan komitmen Hizbullah untuk melanjutkan cita-cita mereka.

    Qassem menggambarkan Nasrallah sebagai “pemimpin Arab, Islam, dan patriotik yang bersejarah, serta teladan bagi orang-orang bebas di dunia.”

    “Sayyed Nasrallah mencintai rakyat dan mereka mencintainya,” kata Qassem, dikutip dari Al Mayadeen.

    Ia menyebut Nasrallah memimpin Hizbullah dengan tujuan yang selalu berkaitan dengan Palestina dan al-Quds.

    Qassem juga menekankan kontribusi besar Nasrallah terhadap perjuangan Palestina.

    “Kami akan terus menjaga kepercayaan ini dan melanjutkan perjuangan di jalan yang telah ditunjukkan oleh Sayyed Nasrallah,” tegasnya.

    Ia berjanji bahwa Hizbullah akan tetap teguh di jalan perjuangan ini, bahkan jika harus menghadapi pengorbanan besar.

    Dalam pidatonya, Qassem juga memuji dedikasi massa yang hadir.

    “Mobilisasi massa hari ini tak tertandingi dalam sejarah Lebanon. Kalian adalah orang-orang yang setia dan murah hati,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan solidaritas untuk para tahanan Hizbullah dan berjanji tidak akan meninggalkan mereka dalam cengkeraman Zionis.

    Di pidatonya, Qassem mengutuk tindakan pendudukan Israel dan para pendukungnya, terutama Amerika Serikat.

    “Kami menghadapi entitas Zionis dan pendukung tirannya, Amerika Serikat, yang menentang Gaza, Palestina, Lebanon, Irak, dan Iran,” katanya.

    Meskipun menghadapi tekanan besar, Qassem menekankan ketangguhan Hizbullah dalam menghadapi tantangan yang luar biasa.

    “Kita akan bersatu dan berjanji bersama,” katanya.

    Qassem menyebut para pejuang Hizbullah sebagai orang-orang yang gigih dan bertekad untuk tetap setia pada perjuangan mereka.

    “Kita akan tetap setia pada janji ini, wahai Nasrallah,” katanya kepada orang-orang yang hadir.

    Terkait dengan gencatan senjata, Qassem menjelaskan Hizbullah setuju dengan permintaan musuh, namun hanya karena mereka tidak ingin melanjutkan pertempuran tanpa tujuan yang jelas.

    “Kami menyetujui gencatan senjata berdasarkan prinsip kami,” jelasnya.

    Qassem menegaskan Israel belum memenuhi komitmennya sesuai perjanjian.

    “Kami telah memenuhi komitmen kami, sementara Israel belum. Sekarang adalah waktu untuk penarikan musuh,” katanya.

    Pasukan Keamanan PA Serang Acara Penghormatan Nasrallah

    Pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) menyerang peserta acara peringatan penghormatan kepada Nasrallah, Quds Press melaporkan.

    Para peserta mengangkat gambar bendera Nasrallah dan Hizbullah.

    Polisi PA menyerbu tempat peringatan, menyita bendera, merobek beberapa gambar, dan menyerang seorang wanita, sambil melontarkan makian kepada peserta lain.

    Jurnalis Khaled Sabarneh yang hadir untuk meliput acara peringatan tersebut, mengatakan petugas polisi mengelilinginya dan menyeretnya ke sebuah kendaraan.

    Ia ditahan selama beberapa jam sebelum dibebaskan, Middle East Monitor melaporkan.

    Jet Israel Terbang di atas Pemakaman Nasrallah

    Jet Angkatan Udara Israel terbang di atas pemakaman Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut, Minggu (23/2/2025).

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz menyatakan jet-jet itu terbang untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada siapa saja yang berniat mengancam Israel.

    Katz menegaskan pesawat-pesawat Israel yang terbang di atas pemakaman Nasrallah bukan hanya sekadar simbol kekuatan, tetapi sebuah peringatan keras.

    “Pesawat-pesawat Angkatan Udara Israel yang terbang di atas Beirut selama pemakaman Hassan Nasrallah mengirimkan pesan yang jelas: siapa pun yang mengancam untuk menghancurkan Israel dan menyerang Israel, ini akan menjadi akhir mereka,” ujar Katz dalam sebuah pernyataan resmi dikutip dari AFP.

    Dikutip dari CNN, Nasrallah, yang dikenal sebagai pemimpin senior Hizbullah, tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada September 2024.

    Kematian Nasrallah telah memperburuk ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

    Meskipun Israel tidak pernah mengonfirmasi secara langsung keterlibatannya dalam pembunuhan Nasrallah.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Analisis Pakar Israel tentang Pemilihan Lokasi Pemakaman Eks Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah – Halaman all

    Analisis Pakar Israel tentang Pemilihan Lokasi Pemakaman Eks Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upacara pemakaman Hassan Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, akan berlangsung pada hari Minggu, 23 Februari 2025, di Stadion Olahraga Camille Chamoun, Beirut, Lebanon.

    Setelah upacara, Nasrallah akan dimakamkan di Burj al Barajneh, dekat Bandara Internasional Beirut.

    Nasrallah dibunuh oleh Israel dalam serangan udara pada bulan September 2024. Pemakamannya terpaksa ditunda selama berbulan-bulan karena alasan keamanan.

    Avi Ashkenazi, pakar militer Israel dan jurnalis Maariv, menjelaskan alasan pemilihan lokasi pemakaman Nasrallah.

    “Hizbullah berupaya memamerkan kekuatan pada acara pemakaman, setelah kekalahn parah yang dideritanya di tangah Israel,” kata Ashkenazi dikutip dari Maariv.

    Ashkenazi lalu mengungkapkan hasil analisisnya mengenai alasan Hizbullah memilih menggelar upacara pemakaman di stadion lalu mengubur Nasrallah di dekat bandara.

    Dia mengatakan keputusan itu berawal dari banyaknya pemimpin Poros Perlawanan yang diundang menghadiri pemakaman. Para pelayat itu termasuk pemimpin Houthi dari Yaman dan pejabat Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC).

    “Karena hal ini, Hizbullah mengambil langkah pencegahan,” kata Ashkenazi.

    “Sebagai contoh, penguburan akan dilakukan di dekat bandara dan upacara pemakaman di stadion Beirut karena pemahaman organisasi itu bahwa Israel akan menghindari bertindak di depan kedua tempat itu yang penting bagi Beirut dan menarik wisatawan dan warga sipil.”

    Ribuan pelayat akan datang

    Diperkirakan ribuan pelayat dari Lebanon dan negara lain akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Nasrallah.

    Potret raksasa Nasrallah telah dipajang di berbagai lokasi di Beirut, termasuk di stadion.

    Stadion Camille Chamoun, yang memiliki kapasitas sekitar 50.000 kursi, telah disiapkan untuk menampung ribuan pelayat, dengan layar raksasa untuk menyiarkan upacara.

    Hizbullah mengerahkan sekitar 25.000 orang untuk mengatur kerumunan dan 4.000 orang untuk pengawasan acara.

    Sementara itu, 4.000 tentara dan personel keamanan juga akan dikerahkan untuk menjaga keamanan di stadion.

    Hizbullah telah mengundang pejabat tinggi Lebanon, termasuk Presiden Joseph Aoun, serta sekutu-sekutu mereka dari negara lain.

    Iran akan diwakili oleh Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf, sementara perwakilan dari faksi-faksi Irak juga diperkirakan akan hadir.

    Ali Daamoush, pejabat senior Hizbullah, menyatakan bahwa sekitar 800 orang dari 65 negara akan menghadiri acara ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Saat Jenderal Top AS Dipecat dan Diumumkan Trump Lewat Medsos

    Saat Jenderal Top AS Dipecat dan Diumumkan Trump Lewat Medsos

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bikin geger lagi. Kali ini, Trump memecat jenderal top militer AS melalui unggahan media sosial (medsos).

    Dirangkum detikcom, Sabtu (22/2/2025), aksi itu dilakukan pada pada Jumat (21/2) malam waktu setempat. Sementara itu, kepala Pentagon mengumumkan pemecatan beberapa perwira senior.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jenderal Charles “CQ” Brown atas pengabdiannya selama lebih dari 40 tahun bagi negara kita, termasuk sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan saat ini. Ia adalah pria yang baik dan pemimpin yang luar biasa, dan saya berharap masa depan yang cerah untuknya dan keluarganya,” kata Trump dalam unggahan di media sosial Truth, dilansir Al Arabiya, Sabtu (22/2/2025).

    Brown sedang dalam perjalanan ke perbatasan selatan AS ketika Trump mengumumkan pemecatannya.

    Trump Tunjuk Pengganti Brown

    Donald Trump. Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images

    Orang nomor satu di AS itu memilih Letnan Jenderal purnawirawan Dan Caine menggantikan Brown, yang baru menjabat 16 bulan lalu di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

    Caine, yang juga dikenal sebagai “Razin,” adalah seorang pilot pesawat tempur dan baru-baru ini menjabat sebagai direktur asosiasi urusan militer di Badan Intelijen Pusat, Central Intelligence Agency (CIA).

    Caine memegang peran kunci di Irak, dan Trump menyebutnya sebagai “instrumen penting” dalam mengalahkan ISIS.

    “Banyak yang disebut “jenius” militer mengatakan butuh waktu bertahun-tahun untuk mengalahkan ISIS. Jenderal Caine, di sisi lain, mengatakan itu bisa dilakukan dengan cepat, dan dia berhasil,” kata Trump.

    Trump mengatakan bahwa Caine “dilewatkan untuk dipromosikan” oleh Biden. “Tapi tidak lagi! Bersama Menteri [Pertahanan] Pete Hegseth, Jenderal Caine dan militer kita akan memulihkan perdamaian melalui kekuatan, mengutamakan Amerika, dan membangun kembali militer kita,” ujar Trump.

    Sementara itu, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Pentagon, Hegseth mengatakan dia mengganti kepala operasi angkatan laut dan wakil kepala staf Angkatan Udara serta beberapa perwira senior lainnya. “Di bawah Presiden Trump, kami menempatkan kepemimpinan baru yang akan memfokuskan militer kita pada misi utamanya untuk mencegah, memerangi, dan memenangkan perang,” kata kepala Pentagon itu.

    Sebelumnya pada hari Jumat, Pentagon mengatakan sekitar 5.400 pekerja masa percobaan akan diberhentikan minggu depan karena Departemen Pertahanan AS tersebut berupaya mengurangi tenaga kerja sipilnya sebesar 5 hingga 8 persen. “Seperti yang dijelaskan oleh Menteri (Pete Hegseth), sama sekali tidak sesuai dengan kepentingan publik untuk mempertahankan individu yang kontribusinya tidak penting bagi misi,” demikian pernyataan Pentagon.

    Halaman 2 dari 2

    (taa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Hizbullah Gelar Upacara Pemakaman Eks Bos Hassan Nasrallah Minggu Ini di Beirut – Halaman all

    Hizbullah Gelar Upacara Pemakaman Eks Bos Hassan Nasrallah Minggu Ini di Beirut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militan sayap kanan Lebanon, Hizbullah bakal menggelar upacara pemakaman mendiang pemimpinnya, Hassan Nasrallah pada hari Minggu (23/2/2025),

    Pemakaman Hassan Nasrallah bakal diselenggarakan secara di Stadion Camille Chamoun Sports City di pinggiran pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah.

    Upacara pemakaman digelar  hampir lima bulan setelah ia tewas dalam serangan udara besar yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut, Lebanon, pada 27 September 2024.

    Adapun pemakaman masal ini akan dibuka untuk publik yang bisa dihadiri semua orang.

    Termasuk diantaranya ada Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi akan hadir.

    Kemudian politisi senior Syiah dan komandan milisi yang juga ikut terbang ke Beirut untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan pemimpin Hizbullah itu.

    Untuk mengantisipasi lonjakan perjalanan ke Beirut, Iraqi Airways bahkan menambah penerbangan untuk memenuhi permintaan tambahan dari warga Irak yang ingin menghadiri pemakaman.

    “Pemakaman ini merupakan landasan peluncuran untuk fase berikutnya. Upacara pemakaman besar yang dihadiri ratusan ribu orang adalah cara untuk memberi tahu semua orang bahwa Hizbullah masih ada, bahwa mereka masih menjadi aktor utama Syiah di Lebanon,” ungkap Mohanad Hage Ali dari Carnegie Middle East Centre.

    Selain jenazah mendiang Hassan Nasrallah, dalam pemakaman massal ini Hizbullah turut memakamkan Hashem Safieddine, yang memimpin Hizbullah selama satu pekan setelah kematian Nasrallah sebelum dia juga dibunuh Israel. 

    Mengutip dari Middle Eat Monitor setelah pemakaman tersebut digelar, nantinya Nasrallah akan dimakamkan sementara di samping putranya, Hadi, yang tewas saat berperang untuk Hizbullah pada tahun 1997.

    Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas dalam serangan udara besar yang dilancarkan oleh militer Israel di Beirut, Lebanon.

    Serangan udara yang menargetkan Nasrallah terjadi di pinggiran selatan Beirut, tepatnya di kawasan Dahiyeh yang dikenal sebagai basis kekuatan Hizbullah. 

    Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut awalnya menargetkan markas pusat Hizbullah yang tersembunyi di bawah gedung apartemen di daerah padat penduduk.

    Media Israel melaporkan sekitar 85 bom jenis “penghancur bunker” dikerahkan dalam serangan pada Jumat, 27 September 2024. 

    Sedangkan para ahli senjata dan amunisi menyebut jet tempur Israel menggunakan bom seberat 2 ribu pon (900 kg) buatan Amerika Serikat untuk menyerang markas Hassan Nasrallah. 

    Pasca serang dilakukan,  Hizbullah akhirnya mengonfirmasi kematian Hassan Nasrallah. Hizbullah menyebut serangan Israel sebagai “aksi berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut.”

    Serangan ini menjadi pukulan telak bagi kelompok Hizbullah, serta memperburuk situasi di wilayah tersebut.

    Ini karena Hassan Nasrallah, merupakan pemimpin kelompok milisi Hizbullah di Lebanon yang  paling terkenal dan berpengaruh.

    Karismanya dan kecerdasannya menjadikan dia salah satu pemimpin yang paling disegani dan ditakuti  di Timur Tengah.

    Ia bahkan dianggap sebagai kunci yang dapat mengubah Hizbullah menjadi kekuatan politik dan militer seperti sekarang ini.

    Di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah menjadi pemegang kekuasaan dalam politik Lebanon, penyedia utama layanan kesehatan, pendidikan dan sosial, serta bagian penting dari dukungan Iran dalam upaya meraih supremasi regional.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Rincian Terbaru Hasil Autopsi Buktikan Yahya Sinwar Bebas Narkoba: Kopi, Bukan Captagon – Halaman all

    Rincian Terbaru Hasil Autopsi Buktikan Yahya Sinwar Bebas Narkoba: Kopi, Bukan Captagon – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hasil autopsi yang dilakukan oleh militer Israel terhadap jenazah Yahya Sinwar tidak menunjukkan adanya bukti bahwa pemimpin Hamas tersebut menggunakan narkoba.

    Tidak disebutkan kapan dan di mana autopsi ini dilakukan.

    Namun rincian terbaru hasil autopsi ini baru dirilis oleh media Israel Maariv pada Jumat ( 21/2/2025).

    Laporan tersebut menyebut uji forensik mengonfirmasi bahwa dalam darah Sinwar tidak ditemukan jejak narkoba.

    Sinwar hanya mengonsumsi kafein dalam jumlah besar sebelum kematiannya.

    Sebelumnya, Israel sempat menuduh Yahya Sinwar serta pejuang Hamas lainnya menggunakan captagon, sejenis amfetamin yang sering digunakan pejuang di Suriah dan Irak untuk meningkatkan performa tempur.

    Yahya Sinwar tewas dalam pertempuran dengan pasukan Israel pada Oktober lalu setelah sebuah tank menghantam gedung tempat ia berlindung di Kota Rafah, Gaza.

    Laporan autopsi awal yang dirilis pada November 2024, mengungkapkan bahwa Sinwar tidak makan selama tiga hari sebelum kematiannya.

    Sinwar sempat bertahan hidup beberapa jam setelah ditembak di kepala.

    Meski demikian, para ahli patologi memutuskan untuk tidak mengeluarkan peluru yang ditemukan di kepala Sinwar.

    Jenazah Yahya Sinwar saat ini disimpan oleh Israel di lokasi yang dirahasiakan.

    Adik laki-laki Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, Mohammed Sinwar, meminta agar Israel menyerahkan jenazah kakaknya sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata untuk mengakhiri konflik secara permanen.

    Namun, hingga saat ini, permintaan tersebut masih ditolak oleh Israel.

    Update Pertukaran Tahanan Israel-Hamas

    Pada Sabtu (22/2/2025), Hamas akan memulangkan enam sandera Israel dari Gaza.

    Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.

    Pertukaran ini adalah kali ketujuh dari tahap pertama gencatan senjata Israel-Hamas.

    Gencatan senjata, yang berlaku sejak 19 Januari 2025, diharapkan terdiri dari tiga tahap yang bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen.

    Mengutip Al Jazeera, berikut rincian pertukaran tahanan yang berlangsung hari ini:

    Sandera Israel yang akan dibebaskan

    Hamas telah merilis nama enam sandera Israel yang akan dibebaskan.

    Mereka adalah Eliya Cohen, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Avera Mengistu, dan Hisham al-Sayed.

    Hisham al-Sayed dan Avera Mengistu telah ditahan oleh Hamas sejak mereka memasuki Gaza dalam kondisi yang tidak dijelaskan sekitar satu dekade lalu.

    Enam sandera ini adalah yang terakhir dari total 33 sandera yang disepakati untuk dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata.

    Menurut pejabat Hamas, sandera Israel tersebut akan diserahkan sekitar pukul 08:30 pagi waktu setempat (13:30 WIB).

    Lokasi serah terima belum diumumkan, tetapi penyerahan sebelumnya dilakukan di Khan Younis, Gaza selatan.

    Tahanan Palestina yang dibebaskan

    Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan total 602 tahanan Palestina pada hari Sabtu.

    Sebagian besar tahanan ini telah ditahan selama beberapa dekade.

    Di antara 602 tahanan tersebut, sekitar 445 adalah warga Palestina dari Gaza yang ditangkap setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Sebanyak 50 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)