Negara: Irak

  • Lokasi Manusia Kawin Campur dengan Spesies Lain Terungkap

    Lokasi Manusia Kawin Campur dengan Spesies Lain Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nenek moyang spesies manusia atau Homo sapiens sudah lama diketahui kawin silang dengan spesies homonin lain, Neandarthals. Kini, ilmuwan memprediksi lokasi perkawinan silang tersebut terjadi.

    Para ilmuwan melakukan penelitian lewat data distribusi geografi kedua spesies di wilayah Asia bagian barat daya dan selatan Eropa di waktu percampuran genetika antara Homo sapiens dan Neandarthals, yaitu di era Pleistosen (zaman es) akhir.

    Data distribusi tersebut menunjukkan lokasi tempat kedua spesies ditemukan pernah hidup pada waktu yang sama dan berpotensi melakukan perkawinan silang adalah di Pegunungan Zagros. Zagros adalah barisan pegunungan di dataran Persia yang membentang antara perbatasan Iran, bagian utara Irak dan wilayah tenggara Turki.

    Peneliti menyatakan Pegunungan Zagros adalah tempat ideal untuk pertemuan kedua spesies. Wilayah di Zagros memiliki keanekaragaman hayati dan topografi yang bisa menopang populasi manusia. Selain itu, posisinya pas sebagai jembatan penghubung antara wilayah Palearctric yang dingin dengan wilayah Afrotropical yang hangat pada momen pergeseran iklim di Zaman Es.

    Di lokasi tersebut, ilmuwan juga banyak menemukan bukti arkeologi dan genetik terutama dari kedua jenis homonin yaitu Neanderthals dan Homo sapiens.

    Jejak percampuran genetik Neandarthal di dalam Homo sapiens modern telah terungkap sejak 2010, setelah sekuens genomik Neanderthals berhasil dipetakan seluruhnya. Berdasarkan peta genom Neandarthals, peneliti menyimpulkan bahwa 1 hingga 4 persen dari genom manusia modern, kecuali populasi Afrika, berasal dari Neanderthals.

    Genom yang diturunkan Neandarthals membentuk rupa dan kelakuan manusia moden, mulai dari hidung lebih besar hingga kerentanan terhadap Covid-19.

    (dem/dem)

  • Iran Ogah Didikte AS soal Nuklir, Perang Dunia 3 di Depan Mata?

    Iran Ogah Didikte AS soal Nuklir, Perang Dunia 3 di Depan Mata?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran diperkirakan akan secara resmi menolak proposal terbaru dari Amerika Serikat terkait penyelesaian sengketa nuklir yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

    Seorang diplomat senior Iran yang dekat dengan tim negosiasi menyebut tawaran tersebut sebagai “non-starter”, atau titik awal yang gagal, karena dinilai tidak mengakomodasi kepentingan Iran dan tidak mencerminkan pelunakan sikap Washington terhadap isu pengayaan uranium.

    “Iran sedang menyusun tanggapan negatif terhadap proposal AS, yang dapat diartikan sebagai penolakan,” ujar diplomat tersebut kepada Reuters, Senin (2/6/2025).

    Proposal dari Washington itu disampaikan melalui Menteri Luar Negeri Oman, Sayyid Badr Albusaidi, yang mengunjungi Teheran dalam kapasitasnya sebagai mediator pembicaraan antara Iran dan Amerika Serikat.

    Proposal nuklir terbaru ini datang setelah lima putaran pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff. Namun, sejumlah hambatan utama masih belum teratasi.

    Iran secara tegas menolak permintaan AS untuk menghentikan program pengayaan uranium dan menolak mengirimkan seluruh persediaan uranium yang telah diperkaya ke luar negeri, bahan baku potensial untuk senjata nuklir.

    “Dalam proposal ini, posisi AS terkait pengayaan uranium di tanah Iran tidak berubah, dan tidak ada penjelasan jelas mengenai pencabutan sanksi,” kata diplomat Iran tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama karena sensitivitas isu tersebut.

    Araqchi menyatakan bahwa Teheran akan menyampaikan tanggapan resmi dalam waktu dekat. Iran menuntut pencabutan segera seluruh sanksi yang diberlakukan oleh AS dan berdampak besar terhadap ekonomi nasional yang berbasis minyak.

    Namun, pihak AS hanya bersedia mencabut sanksi terkait nuklir secara bertahap.

    Sejak 2018, puluhan lembaga penting dalam perekonomian Iran, termasuk bank sentral dan Perusahaan Minyak Nasional Iran, masuk dalam daftar hitam sanksi AS karena dituduh mendukung terorisme dan proliferasi senjata.

    Adapun kebijakan “tekanan maksimum” kembali digencarkan oleh Presiden Trump sejak kembali menjabat pada Januari, termasuk pengetatan sanksi dan ancaman aksi militer jika negosiasi tidak menghasilkan kesepakatan.

    Selama masa jabatan pertamanya pada 2018, Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir 2015 dan kembali memberlakukan sanksi yang melumpuhkan ekonomi Iran. Sebagai respons, Iran meningkatkan pengayaan uranium secara signifikan melampaui batas kesepakatan.

    Menurut penilaian Komite Negosiasi Nuklir Iran di bawah pengawasan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, proposal AS dianggap “sepenuhnya sepihak” dan tidak dapat memenuhi kepentingan nasional Iran.

    “Teheran menganggap proposal ini sebagai upaya sepihak untuk memaksakan kesepakatan buruk melalui tuntutan berlebihan,” tegas diplomat tersebut.

    Kebuntuan dalam negosiasi ini memperparah ketegangan di kawasan Timur Tengah. Pemerintah AS menekankan bahwa tujuan mereka adalah untuk membatasi potensi Iran mengembangkan senjata nuklir yang dapat memicu perlombaan senjata dan membahayakan keamanan sekutu, khususnya Israel, yang menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial.

    Sementara itu, para pemimpin Iran bersikeras bahwa tujuan nuklir mereka sepenuhnya damai dan digunakan untuk keperluan energi dan penelitian medis. Meski begitu, Iran menyatakan bersedia menerima pembatasan tertentu dalam program pengayaan, asalkan disertai jaminan mutlak bahwa Washington tidak akan kembali mengingkari perjanjian seperti yang terjadi pada 2018.

    Dua pejabat Iran mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Teheran dapat mempertimbangkan penghentian sementara pengayaan uranium apabila AS bersedia membebaskan dana Iran yang dibekukan dan mengakui hak Iran atas pengayaan uranium untuk tujuan sipil sebagai bagian dari kesepakatan politik menuju perjanjian yang lebih luas.

    Dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Mesir di Kairo, Abbas Araqchi juga menyinggung kemungkinan serangan Israel. “Saya tidak berpikir Israel akan melakukan kesalahan sebesar itu dengan menyerang Iran,” ujarnya.

    Tekanan tidak hanya datang dari Washington. Pada April lalu, Menteri Pertahanan Arab Saudi mengirim pesan tegas kepada Teheran agar mempertimbangkan dengan serius tawaran terbaru AS guna menghindari risiko konflik militer dengan Israel.

    Namun, di sisi lain, pengaruh regional Iran kini menurun, seiring dengan kemunduran militer kelompok poros perlawanan (Axis of Resistance) yang selama ini menjadi sekutu Iran, seperti Hamas, Hizbullah, Houthi di Yaman, dan milisi Syiah di Irak.

     

    (luc/luc)

  • Joe Biden Muncul usai Didiagnosis Kanker Prostat Agresif, Begini Kondisinya

    Joe Biden Muncul usai Didiagnosis Kanker Prostat Agresif, Begini Kondisinya

    Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan sambutan pertamanya sejak diumumkan mengidap kanker prostat agresif. Dengan suara tenang, ia mengatakan dalam kondisi yang baik selama pertemuan Memorial Day di Veterans Memorial Park.

    Acara tersebut bertepatan dengan peringatan 10 tahun kematian putranya, Beau Biden. Kemunculannya membuat publik bertanya-tanya soal kondisi kesehatannya.

    Dalam sambutannya, Biden mengatakan bahwa ia telah menjalani perawatan untuk kanker prostat yang diidapnya. Ia diharuskan mengonsumsi obat berbentuk pil.

    “Harapannya adalah kita akan dapat mengalahkan ini. Saya merasa baik,” tuturnya yang dikutip dari AP News.

    Pada kesempatan yang sama, banyak pertanyaan muncul terkait kondisi kesehatan mental dan fisik Biden. Sambil tersenyum, ia menanggapi semua pertanyaan tersebut.

    “Anda dapat melihat bahwa saya tidak kompeten secar mental dan saya dapat berjalan, dan saya dapat mengalahkan keduanya,” kata Biden.

    Biden juga berbicara tentang putranya, Beau Biden, yang meninggal pada usia 46 tahun karena kanker otak. Beau saat itu adalah seorang jaksa agung negara bagian AS yang terpilih dua kali.

    “Hari ini adalah peringatan 10 tahun meninggalnya putra saya, Beau, yang menghabiskan satu tahun di Irak. Dan sejujurnya, ini adalah hari yang berat,” terang Biden.

    “Berada bersama kalian semua, sejujurnya membuat segalanya sedikit lebih mudah, sungguh. Jadi, terima kasih telah mengizinkan saya berduka bersama kalian,” pungkasnya.

    (sao/up)

  • Prasasti 4.000 Tahun Ungkap Tanda ‘Kiamat’ Melalui Bulan

    Prasasti 4.000 Tahun Ungkap Tanda ‘Kiamat’ Melalui Bulan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bagi bangsa Babilonia kuno, gerhana bulan bukan sekadar fenomena alam, tapi dianggap sebagai isyarat datangnya bencana besar, semacam “kiamat bulan”. Untuk itu, mereka mengembangkan semacam ilmu membaca pertanda dari bayangan yang menutupi Bulan, dan mencatat hasil pengamatan itu secara rinci.

    Catatan-catatan kuno ini, yang ditulis dengan aksara paku sekitar 4.000 tahun lalu pada awal milenium kedua SM, memuat berbagai ramalan berdasarkan pola gerhana. Empat tablet bertuliskan ramalan tersebut kini berhasil diuraikan setelah lebih dari seratus tahun tersimpan di British Museum.

    Menyajikan terjemahan mereka dalam sebuah studi baru, para peneliti mengungkapkan bagaimana berbagai fitur gerhana dapat digunakan untuk meramalkan peristiwa di masa depan.

    Dengan mengamati waktu dan tanggal gerhana bulan, serta pergerakan bayangan Bumi di Bulan, para penasihat kerajaan dapat meramalkan malapetaka besar yang telah ditakdirkan untuk seorang raja. Misalnya, lempengan-lempengan itu mengungkapkan bahwa “gerhana pada masa pagi” menandakan berakhirnya sebuah dinasti di kota Akkadia di Mesopotamia.

    “Astrologi Babilonia adalah cabang ilmu ramalan akademis yang didirikan atas kepercayaan bahwa peristiwa-peristiwa di langit adalah tanda-tanda terkode yang ditempatkan di sana oleh para dewa sebagai peringatan tentang prospek masa depan orang-orang di Bumi,” tulis para penulis studi tersebut, dikutip dari IFL Science, Jumat (30/5/2025).

    Dengan demikian, pengamatan astrologi merupakan bagian dari metode rumit untuk melindungi raja dan mengatur perilakunya agar sesuai dengan keinginan para dewa.

    Dengan merujuk silang berbagai fitur gerhana dengan “korpus akademis teks-teks pertanda langit”, para penasihat kerajaan dapat menguraikan pertanda langit dan membantu raja menghindari malapetaka.

    Teks-teks yang dianalisis oleh para penulis studi tersebut diyakini berasal dari kota Babilonia kuno Sippar, yang terletak di Irak modern.

    Pertanda lain yang tertulis pada prasasti tersebut menjelaskan bahwa “gerhana pada waktu jaga malam… menandakan wabah penyakit,” sementara catatan yang khususnya mengancam menyatakan bahwa “[jika] gerhana terjadi pada arah yang salah… tidak ada yang akan terhindar, Banjir Besar akan terjadi di mana-mana.”

    Apa yang dimaksud oleh para astronom kuno dengan “arah yang salah” tidak jelas, meskipun para peneliti mengatakan bahwa ini mungkin berhubungan dengan skenario di mana cakram bulan “entah bagaimana dinilai menghadap ke arah yang berlawanan dari yang diharapkan.”

    Namun, untungnya, para raja tidak menerima nasib mereka begitu saja, karena ritual perlindungan dilakukan untuk menangkal pertanda buruk.

    Mengutip surat dari seorang peramal kepada Raja Zimri-Lim dari Mari, sebuah wilayah di Mesopotamia, para peneliti mengatakan bahwa pertanda gerhana yang tidak menyenangkan dapat diperiksa ulang dengan extispicy yang melibatkan pemeriksaan isi perut hewan,untuk menentukan apakah raja benar-benar dalam bahaya.

    “Teks-teks milenium pertama menunjukkan bahwa jika, setelah penyelidikan tersebut, para penasihat raja merasa ancaman itu masih ada, tindakan dapat diambil untuk membatalkannya, dengan mengidentifikasi kekuatan jahat yang ada di baliknya dan melawannya dengan ritual-ritual apotropaic,” jelas para penulis studi tersebut.

    Menyoroti pentingnya keseluruhan ukiran-ukiran ini, para peneliti mengatakan, bahwa prasasti mewakili contoh-contoh tertua dari kumpulan pertanda gerhana bulan yang pernah ditemukan dan dengan demikian memberikan informasi baru yang penting tentang ramalan langit di antara masyarakat Mesopotamia selatan pada awal milenium kedua SM.

    (pgr/pgr)

  • ExxonMobil Indonesia Punya Bos Baru, Ini Sosoknya

    ExxonMobil Indonesia Punya Bos Baru, Ini Sosoknya

    Jakarta

    ExxonMobil Indonesia mengumumkan penunjukan Wade Floyd sebagai presiden yang baru. Ia menggantikan Carole Gall.

    Wade akan memimpin seluruh operasi bisnis ExxonMobil di Indonesia. “Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang luar biasa dan sumber daya manusia yang unggul. Kombinasi ini menghadirkan peluang besar, baik bagi Indonesia maupun ExxonMobil,” ujar Wade dalam keterangan tertulis, Senin (26/5/2025).

    Wade mengaku merasa terhormat dapat bergabung dengan tim ExxonMobil di Indonesia. Ia menyebut siap melanjutkan pencapaian perusahaan yang telah diraih sebelumnya.

    “Saya merasa terhormat dapat bergabung dengan tim hebat ini dan melanjutkan pencapaian yang telah diraih sebelumnya. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, mitra usaha, dan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami,” tambah dia.

    Sebelum ditugaskan di Indonesia, Wade menjabat sebagai penasihat senior Komite Eksekutif ExxonMobil di Houston, Texas. Sepanjang kariernya di ExxonMobil, ia telah menduduki berbagai posisi strategis di Amerika Serikat, Guinea Khatulistiwa, Uni Emirat Arab, Papua Nugini, dan Irak.

    Presiden ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd Foto: Dok. ExxonMobil

    ExxonMobil Indonesia menyatakan, penunjukan ini menegaskan komitmen perusahaan untuk terus menjadi mitra terpercaya dalam mendukung ketahanan energi dan pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia.

    Tonton juga Video: Direstui Prabowo, Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai EV RI

    (acd/acd)

  • Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia – Halaman all

    Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina Keluar dari Gaza Ilegal, Kata Norwegia dan Islandia – Halaman all

    Rencana Israel untuk Pindahkan Warga Palestina keluar dari Gaza Ilegal, kata Norwegia dan Islandia

    TRIBUNNEWS.COM- Rencana Israel untuk mengevakuasi warga Palestina dari Gaza akan menjadi pemindahan paksa secara ilegal, akan memicu lebih banyak kekerasan dan akan merusak upaya untuk mendirikan negara Palestina, kata menteri luar negeri Norwegia dan Islandia kemarin menurut Reuters .

    Pasangan tersebut merupakan bagian dari kelompok negara-negara Eropa Barat – yang juga mencakup Irlandia, Spanyol, Slovenia, dan Luksemburg – yang pada hari Rabu mengecam rencana Israel untuk meningkatkan operasi militernya di Gaza.

    Kabinet Keamanan Israel minggu ini menyetujui sebuah rencana yang mungkin mencakup penyitaan seluruh wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang, serta kontrol atas bantuan, yang telah diblokir masuknya sejak Maret.

    “Kami merasa khawatir dan terkejut dengan apa yang kami dengar dari kabinet keamanan Israel tentang rencana untuk meningkatkan operasi militer di Gaza dan melakukan apa yang mereka sebut sebagai evakuasi,” kata Espen Barth Eide dari Norwegia dalam sebuah wawancara.

    “Ini akan menyebabkan pemindahan paksa rakyat Palestina, pertama dari utara ke selatan, dan berpotensi keluar dari negara ini. Ini jelas melanggar hukum internasional,” katanya, seraya menambahkan: “Ini akan merusak harapan bagi negara Palestina … [dan menjadi] resep untuk pertumpahan darah lebih lanjut.”

    Menteri luar negeri Islandia, negara Eropa Barat pertama yang mengakui Palestina sebagai negara pada tahun 2011, mengatakan Israel harus mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk untuk membantu warga sipil.

    “Apa yang paling dibutuhkan saat ini adalah dimulainya kembali gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat semua sandera,” kata Thorgerdur Katrin Gunnarsdottir dalam wawancara telepon bersama.

    AS dan Israel telah membahas kemungkinan Washington memimpin pemerintahan sementara pascaperang di Gaza, dengan sumber yang mengutip pemerintahan AS di Irak setelah perang 2003 sebagai model yang mungkin.

    Norwegia, yang berperan sebagai fasilitator dalam perundingan tahun 1992-1993 antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina yang menghasilkan Kesepakatan Oslo pada tahun 1993, baru-baru ini mendukung upaya Arab untuk rencana pascaperang bagi Gaza.

    Barth Eide mengatakan pemerintahan Palestina di Gaza diperlukan, “pemerintahan Palestina yang akan bertanggung jawab atas Gaza dan Tepi Barat.”

    “Kewenangan yang mereka [AS] dirikan di Irak setelah perang Irak, jika boleh dikatakan, tidak diakui secara universal sebagai ide yang sangat bagus,” katanya. “Itu tidak berhasil.”

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • AS-Israel Bahas Pemimpin Pemerintahan Sementara Pascaperang di Gaza

    AS-Israel Bahas Pemimpin Pemerintahan Sementara Pascaperang di Gaza

    JAKARTA – Amerika Serikat dan Israel dilaporkan membahas kemungkinan Washington memimpin pemerintahan sementara pascaperang di Gaza, menurut lima orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Konsultasi “tingkat tinggi” tersebut berpusat di sekitar pemerintahan transisi yang dipimpin oleh seorang pejabat AS yang akan mengawasi Gaza hingga Gaza didemiliterisasi dan distabilkan, dan pemerintahan Palestina yang layak telah muncul, kata sumber tersebut.

    Dilansir Reuters, Rabu, 7 Mei, menurut diskusi yang masih dalam tahap awal, tidak akan ada batas waktu pasti berapa lama pemerintahan yang dipimpin AS akan bertahan, yang akan bergantung pada situasi di lapangan, kata kelima sumber tersebut.

    Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk membahas pembicaraan tersebut secara terbuka, membandingkan usulan tersebut dengan Otoritas Sementara Koalisi di Irak yang dibentuk Washington pada tahun 2003, tak lama setelah invasi yang dipimpin AS yang menggulingkan Saddam Hussein.

    Otoritas tersebut dianggap oleh banyak orang Irak sebagai kekuatan pendudukan dan menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sementara Irak pada tahun 2004 setelah gagal menahan pemberontakan yang berkembang.

    Negara-negara lain akan diundang untuk mengambil bagian dalam otoritas yang dipimpin AS di Gaza, kata sumber tersebut, tanpa mengidentifikasi negara mana.

    Mereka mengatakan pemerintahan akan melibatkan teknokrat Palestina tetapi akan mengecualikan kelompok Islamis Hamas dan Otoritas Palestina, yang memegang otoritas terbatas di Tepi Barat yang diduduki.

    Kelompok Hamas yang telah memerintah Gaza sejak 2007, memicu perang saat ini ketika militannya menyerbu komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menangkap 251 lainnya.

    Sumber tersebut mengatakan masih belum jelas apakah ada kesepakatan yang dapat dicapai. Diskusi belum berkembang ke titik mempertimbangkan siapa yang mungkin mengambil peran inti, kata mereka.

    Sumber tersebut tidak menyebutkan pihak mana yang mengajukan proposal tersebut atau memberikan rincian lebih lanjut tentang pembicaraan tersebut.

    Menanggapi pertanyaan Reuters, juru bicara Departemen Luar Negeri tidak berkomentar langsung mengenai apakah telah ada diskusi dengan Israel tentang otoritas sementara yang dipimpin AS di Gaza, dengan mengatakan mereka tidak dapat berbicara mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.

    “Kami menginginkan perdamaian, dan pembebasan segera para sandera,” kata juru bicara tersebut.

    “Pilar-pilar pendekatan kami tetap teguh: mendukung Israel, mendukung perdamaian,”sambungnya.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.

    Dalam wawancara April dengan Sky News Arabia milik Emirat, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan ia yakin akan ada “masa transisi” setelah konflik di mana dewan pengawas internasional, termasuk “negara-negara Arab moderat”, akan mengawasi Gaza dengan warga Palestina yang beroperasi di bawah bimbingan mereka.

  • Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Iran, Minggu (4/5/2025) memperkenalkan rudal balistik berbahan bakar padat terbaru negara itu, lapor televisi pemerintah Iran seperti dilansir AP.

    Peluncuran rudal balistik Teheran ini terjadi di tengah ancaman dari Amerika Serikat (AS) atas program nuklirnya.

    AP melaporkan, kalau TV pemerintah Iran menayangkan rudal balistik “Qassem Basir” selama wawancara dengan Menteri Pertahanan Jenderal Aziz Nasirzadeh. 

    “Ia mengatakan rudal tersebut sudah di-upgrade dalam hal panduan dan kemampuan manuver untuk mengatasi lapisan pertahanan dan dengan mudah melewati sistem pertahanan antibalistik,” kata laporan tersebut

    Rudal tersebut dikatakan terakhir kali diuji pada tanggal 17 April.

    Laporan juga menggambarkan kalau rudal tersebut memiliki jangkauan setidaknya 1.200 kilometer (745 mil).

    Dikatakan pula bahwa rudal tersebut dapat mengidentifikasi dan menyerang target yang ditentukan di antara beberapa target tanpa panduan GPS dan dengan akurasi yang sangat tinggi.

    Sebuah rudal Iran ditampilkan saat parade militer memperingati Hari Quds yang dilaksanakan tiap tahun, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Teheran, Iran 29 April 2022. (kredit foto: MAJID ASGARIPOUR/WANA (KANTOR BERITA ASIA BARAT) VIA REUTERS)

    Iran Tak Segan Langsung Membalas

    Menanggapi komentar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada platform X pada tanggal 1 Mei, di mana ia memperingatkan Iran tentang dukungannya terhadap Houthi di Yaman, Nasirzade mengatakan jika perang diprakarsai oleh AS atau Israel, Iran akan menyerang kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka “di mana pun mereka berada dan kapan pun diperlukan.”

    Nasirzadeh menambahkan: “Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga dan menginginkan hubungan persaudaraan, tetapi jika terjadi serangan, pangkalan AS di wilayah tersebut akan dianggap sebagai target yang sah.”

    Mengenai serangan rudal baru-baru ini oleh Houthi Yaman terhadap Israel, Nasirzadeh mengatakan Yaman adalah negara merdeka yang membuat keputusannya sendiri.

    Dia juga menolak upaya AS untuk menghubungkan Iran dengan konflik yang terjadi di sana.

    Teheran menciptakan program rudal balistiknya setelah menderita serangan rudal Scud Irak dalam perang Iran-Irak — dan sebagai perlindungan terhadap negara-negara tetangganya yang bersenjata Barat karena embargo telah menghalanginya mengakses pesawat serang modern.

    Pengumuman rudal itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan menyusul serangan terhadap Bandara Ben Gurion di Israel oleh Houthi.

    RUDAL TERBARU IRAN – Tangkap layar tayangan Al Mayadeen, Senin (5/5/2025), memperlihatkan cuplikan video peluncuran rudal terbaru Iran bernama Qasem Basir yang diluncurkan pada Minggu (4/5/2025). Militer Iran mengirim ancaman kepada AS dan Israel jika mereka memulai serangan terhadap Iran maka Iran akan merespons dengan menargetkan pangkalan militer dan fasilitas penting mereka. (YouTube Al Mayadeen)

    Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan pembalasan yang signifikan terhadap Houthi dan pendukung mereka di Iran. Insiden itu menandai peningkatan signifikan dalam permusuhan regional.

    Sementara itu, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang dijadwalkan pada tanggal 3 Mei di Roma, ditangguhkan minggu lalu.

    Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan penundaan tersebut dilakukan atas permintaan menteri luar negeri Oman, yang menjadi penengah negosiasi tersebut. Tanggal baru belum diumumkan.

    Presiden Donald Trump telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan udara yang menargetkan program Iran jika kesepakatan tidak tercapai.

    Pejabat Iran semakin memperingatkan bahwa mereka dapat mengembangkan senjata nuklir dengan persediaan uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata.

     

    (oln/ap/*)

  • Iran Pamer Rudal Balistik Terbaru, Bisa Jangkau 1.200 Km

    Iran Pamer Rudal Balistik Terbaru, Bisa Jangkau 1.200 Km

    Teheran

    Iran memamerkan rudal balistik terbaru buatannya, yang dibuat menggunakan bahan bakar padat dan diklaim memiliki jangkauan hingga 1.200 kilometer. Rudal balistik terbaru buatan Teheran ini dipamerkan ke publik saat ketegangan dengan Barat semakin meningkat.

    Rudal balistik terbaru itu, seperti dilansir AFP, Senin (5/5/2025), ditunjukkan dalam tayangan televisi pemerintah Iran pada Minggu (4/5) waktu setempat.

    “Rudal balistik berbahan bakar padat Ghassem Basir memiliki jangkauan setidaknya 1.200 kilometer dan merupakan pencapaian pertahanan terbaru Iran,” demikian diklaim oleh televisi pemerintah Iran dalam tayangannya.

    Negara-negara Barat telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemampuan rudal Teheran, yang dituduh telah mengganggu stabilitas kawasan Timur Tengah.

    Iran mendukung jaringan yang disebut “Poros Perlawanan”, yang menentang Amerika Serikat (AS) dan Israel. Jaringan itu mencakup kelompok pemberontak Houthi di Yaman, kelompok Hizbullah di Lebanon, kelompok Hamas di Jalur Gaza, dan kelompok milisi Syiah di Irak.

    Pada Oktober tahun lalu, Iran dan musuh bebuyutannya, Israel, saling menyerang secara langsung untuk pertama kalinya.

    Militer Tel Aviv pada saat itu menyerang lokasi-lokasi militer di Iran sebagai balasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober tahun lalu, yang diluncurkan untuk membalas kematian para pemimpin militan yang didukung Iran dan kematian komandan Garda Revolusi Iran.

    Pada Minggu (4/5) waktu setempat, televisi pemerintah Iran menyiarkan cuplikan rekaman yang menunjukkan rudal terbaru itu selama wawancara dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Aziz Nasirzadeh.

    “Jika kami diserang dan perang dilancarkan terhadap kami, kami akan menanggapi dengan kekuatan dan akan menargetkan kepentingan mereka dan pangkalan mereka,” tegas Nasirzadeh dalam pernyataannya.

    “Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga, tetapi pangkalan Amerika adalah target kami,” katanya.

    Rudal terbaru itu dipamerkan ke publik setelah Iran dan AS menggelar perundingan nuklir, yang dimediasi Oman, selama tiga putaran sejak 12 April lalu. Itu menjadi pertemuan tingkat tertinggi sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2018 lalu.

    Iran telah berulang kali membantah negaranya berupaya memperoleh senjata nuklir, dan bersikeras bahwa ambisi nuklirnya bertujuan damai dan untuk tujuan sipil. Teheran juga mengesampingkan pembahasan dengan Washington mengenai kemampuan militer dan pertahanannya, termasuk program rudal balistiknya.

    Presiden AS Donald Trump sempat mengancam akan menyerang Iran jika upaya diplomasi gagal, dan telah menjatuhkan sanksi tambahan menargetkan sektor minyak negara tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat

    Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat

    Pemandangan Tugu Monumen Nasional dan gedung-gedung di sekitarnya terlihat dari ketinggian di Jakarta, Rabu (9/4/2025). Setelah mengalami perbaikan signifikan selama masa libur Lebaran, kualitas udara Jakarta kembali berada dalam kondisi tidak sehat atau memiliki indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI) di angka 153 pada Rabu (9/4) dan termasuk dalam peringkat kedelapan terburuk sedunia versi situs pemantau kualitas udara IQAir. ANTARA FOTO/Ferlian Septa Wahyusa/app/tom.

    Kualitas udara Jakarta pagi ini kembali tak sehat
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 03 Mei 2025 – 08:05 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi ini berdasarkan data IQAir masih masuk kategori tidak sehat dan berada di posisi ke-10 dalam peringkat kota dengan kualitas udara dan polusi kota terburuk di dunia.

    Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.35 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-10 dengan angka 117 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 41,9 mikrogram per meter kubik.

    Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Masyarakat juga diimbau tetap menjaga kesehatan dan memakai masker jika harus beraktivitas di luar rumah.

    Sedangkan kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50. Kemudian, kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Lalu, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi.

    Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Baghdad (Irak) di angka 265, urutan kedua Delhi (India) di angka 189 dan urutan ketiga Kota Kuwait (Kuwait) di angka 170. Urutan keempat Lahore (Pakistan) di angka 163, urutan kelima Dhaka (Bangladesh) di angka 144.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta meluncurkan platform perantau kualitas udara terintegrasi yang didukung 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) tersebar di wilayah kota metropolitan tersebut. Dari SPKU tersebut, kemudian data yang diperoleh ditampilkan melalui platform pemantau kualitas udara. Hal ini dibuat sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional.

    Laman ini juga menampilkan data dari 31 SPKU di Jakarta yang mengintegrasikan data dari SPKU milik DLH Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Vital Strategies.

    Sumber : Antara