Negara: Irak

  • AS Sanksi Perdagangan Minyak Iran Gegara Praktik Oplosan

    AS Sanksi Perdagangan Minyak Iran Gegara Praktik Oplosan

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran terkait dengan ekspor minyak. Ini merupakan hukuman pertama bagi Iran tak lama setelah negara di Timur Tengah itu menyepakati gencatan senjata dengan Israel pada 24 Juni 2025.

    Sanksi yang diumumkan pada hari Kamis menyasar beberapa pihak, termasuk seorang pengusaha Irak bernama Salim Ahmed Said dan perusahaannya yang berbasis di Uni Emirat Arab. AS menuduh mereka menyelundupkan minyak Iran dengan mencampurnya bersama minyak Irak agar tidak terdeteksi.

    Minyak itu lalu dijual ke pembeli Barat melalui Irak atau Uni Emirat Arab yang dibuat seolah-olah itu adalah minyak murni dari Iran. Praktik ini juga melibatkan dokumen palsu untuk menghindari sanksi.

    “Perilaku Iran telah membuatnya terpuruk. Padahal mereka punya banyak kesempatan untuk memilih jalan damai, tapi para pemimpinnya justru memilih ekstremisme,” kata Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dilansir dari Al Jazeera, Jumat (!4/7/2025).

    AS juga menuding Said mengendalikan perusahaan berbasis di UEA bernama VS Tankers. Mereka disebut telah menyelundupkan minyak demi keuntungan pemerintah Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang oleh pemerintah AS dikategorikan sebagai organisasi teroris.

    Adapun sanksi ini membekukan aset pihak-pihak yang ditunjuk di wilayah AS dan melarang warga Negeri Paman Sam untuk melakukan bisnis dengan mereka.

    Bessent menambahkan, Departemen Keuangan AS akan terus membidik sumber pendapatan Iran dan memperkuat tekanan ekonomi negara tersebut. Hal itu guna mengganggu akses rezim Iran terhadap dana yang diklaim AS digunakan untuk mendukung aksi-aksi yang mengacaukan kawasan.

    Setelah gencatan senjata tercapai pada 24 Juni, Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan bahwa China boleh membeli minyak Iran, yang mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran sanksi. Meskipun janji itu tidak bertahan lama.

    Dalam unggahan media sosial minggu lalu, Trump menyatakan dirinya langsung menghentikan semua rencana pelonggaran sanksi. Itu dilakukan sebagai respons atas pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang mengklaim telah menang atas Israel.

    Trump juga mengklaim bahwa dirinya telah menghentikan rencana Israel untuk membunuh Khamenei, dan menyelamatkan sosok penting di Iran itu dari kematian yang sangat buruk dan memalukan.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa Israel memang berniat membunuh Khamenei, namun tidak menemukan kesempatan operasional untuk melakukan serangan itu.

    Pada 13 Juni lalu, Israel meluncurkan serangan udara terhadap Iran tanpa provokasi langsung. Serangan ini menewaskan ratusan warga Iran, termasuk warga sipil dan pejabat militer senior. AS turut bergabung dalam kampanye militer Israel dan menyerang tiga lokasi fasilitas nuklir Iran.

    Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel dan menyerang pangkalan udara di Qatar yang menampung tentara AS. Trump mengklaim serangan udara AS telah menghancurkan fasilitas nuklir Iran secara total.

    Pada hari Rabu, Pentagon menyatakan bahwa operasi pengeboman tersebut telah membuat program nuklir Iran mundur selama satu hingga dua tahun. Namun hingga kini, belum jelas di mana Iran menyimpan persediaan uranium yang telah diperkaya tingkat tinggi.

    (ily/fdl)

  • Dudung Abdurachman Tegaskan Fokus Bantu Presiden, Bantah Bersafari ke DPW dan DPC PPP
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Juli 2025

    Dudung Abdurachman Tegaskan Fokus Bantu Presiden, Bantah Bersafari ke DPW dan DPC PPP Surabaya 2 Juli 2025

    Dudung Abdurachman Tegaskan Fokus Bantu Presiden, Bantah Bersafari ke DPW dan DPC PPP
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Pertahanan Nasional, Jenderal (Purn)
    Dudung Abdurachman
    menepis isu yang mengaitkannya dengan bursa calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (
    PPP
    ).
    Ia menegaskan, komitmennya saat ini untuk membantu Presiden dan belum tertarik untuk terjun ke dunia politik praktis.
    Penegasan ini disampaikan Dudung setelah memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (2/7/2025).
    Hal ini sekaligus menanggapi pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy (Rommy) belum lama ini.
    “Banyak yang menyampaikan itu, yang jelas saya tidak ingin berpolitik dululah. Saya ingin membantu Bapak Presiden dulu,” kata Dudung.
    Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini juga membantah bahwa dirinya telah melakukan safari politik dengan berkeliling ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) di tingkat provinsi maupun Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP.
    Saat dikonfirmasi mengenai kebenaran informasi tersebut, Dudung dengan lugas tidak membenarkan.
    “Saya? Oh belum, belum,” katanya.
    Sebelumnya, Dudung juga pernah menyatakan hal serupa terkait tidak ingin berpolitik terlebih dahulu.
    Pernyataan itu disampaikan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Kamis (29/5/2025).
    “Saya tidak berminat, belum mau berpolitik saya,” kata Dudung seperti sebelumnya diberitakan
    Kompas.com.
    Dalam kuliah umumnya di UMM, Dudung menegaskan bahwa
    Indonesia Emas 2045
    hanya dapat tercapai jika didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan semangat
    nasionalisme
    yang kokoh.
    Tanpa kedua hal tersebut, bonus demografi yang akan datang justru berisiko menjadi bencana nasional.
    Menurut Dudung, tantangan terbesar bangsa saat ini adalah menyiapkan generasi muda yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berkarakter.
    “Indonesia Emas 2045 harus diiringi dengan sumber daya manusia yang potensial, mumpuni, punya karakter, dan kredibilitas memadai. Kalau bonus demografi tidak diiringi dengan itu, maka ini justru akan menjadi malapetaka pengangguran di mana-mana,” ujarnya. 
    Ia mengingatkan para mahasiswa bahwa kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan mudah, melainkan melalui perjuangan, darah, dan air mata para pahlawan.
    Oleh karena itu, semangat nasionalisme dan idealisme adalah warisan yang wajib dijaga oleh generasi penerus.
    “Bangsa kita adalah bangsa yang saling menghargai, menghormati, dan mengedepankan kepentingan umum. Mahasiswa perlu kita ingatkan kembali bahwa nasionalisme ini sangat penting,” katanya.
    Dudung juga menyoroti contoh konflik destruktif di negara-negara Afrika dan Timur Tengah, seperti Irak, Libya, dan Yaman, yang porak-poranda akibat perpecahan internal, meskipun sering kali dipicu oleh sutradara dari luar.
    “Negara kita dengan 17.000 pulau, 6 agama, dan ribuan suku budaya, ini sangat rentan. Tapi kita punya Pancasila, ini yang menjadikan landasan kokoh bagi kita, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga,” katanya.
    Dudung mengajak seluruh generasi muda untuk mengisi kemerdekaan dengan karya nyata dan tidak mudah terpecah belah oleh kepentingan kelompok maupun perorangan.
    “Mari kita mengisi kemerdekaan dengan jerih payah para leluhur. Jangan sampai kita tergoyah karena kepentingan kelompok, golongan, atau orang per orang yang saling menjatuhkan. Tingkatkan nasionalisme dan idealisme untuk kepentingan bangsa dan negara,” ucapnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Serangan Roket Hantam Bandara Irak, 2 Orang Luka-luka

    Serangan Roket Hantam Bandara Irak, 2 Orang Luka-luka

    Baghdad

    Rentetan serangan roket menghantam area militer pada bandara Kirkuk di wilayah Irak bagian utara. Serangan roket itu melukai dua orang yang merupakan personel keamanan setempat.

    Dituturkan seorang pejabat keamanan senior Irak, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Selasa (1/7/2025), bahwa dua roket di antaranya menghantam area militer bandara Kirkuk pada Senin (30/6) tengah malam.

    “Dua roket Katyusha jatuh di bagian militer bandara Kirkuk,” sebut pejabat keamanan senior Irak tersebut.

    Dua personel keamanan di bandara itu disebut mengalami luka ringan akibat serangan roket tersebut.

    Satu roket lainnya, menurut pejabat yang sama, tidak meledak. Namun roket tersebut jatuh menimpa sebuah rumah di kota Kirkuk, hingga menyebabkan kerusakan material.

    “Roket ketiga menghantam sebuah rumah di lingkungan Uruba,” ucap pejabat keamanan senior Irak itu.

    Sektor militer pada bandara Kirkuk mencakup pangkalan Angkatan Darat Irak, Kepolisian Federal, dan Hashed al-Shaabi, yang merupakan koalisi bekas pasukan paramiliter pro-Iran yang kini terintegrasi ke dalam Angkatan Bersenjata reguler negara tersebut.

    Lihat juga Video: Israel Status Darurat Usai Serang Iran: RS Bersiap-Bandara Tutup

    Sumber keamanan setempat mengatakan kepada kantor berita INA bahwa dua roket menghantam pangkalan udara militer di kompleks bandara Kirkuk, salah satunya jatuh di dekat landasan pacu dan satu lainnya menghantam sebuah rumah di kota itu.

    Sejauh ini, belum ada kelompok atau pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

    Manajemen Bandara Internasional Kirkuk mengatakan tidak ada kerusakan di area bandara dan serangan tersebut tidak mengganggu aktivitas penerbangan.

    Irak telah sejak lama menjadi medan pertempuran bagi serangan drone dan roket, serta terbukti menjadi “lahan subur” bagi perang proxy. Baru-baru ini, negara tersebut kembali stabil setelah puluhan tahun dilanda konflik dan kekacauan yang dahsyat.

    Lihat juga Video: Israel Status Darurat Usai Serang Iran: RS Bersiap-Bandara Tutup

    Saksikan Live DetikSore :

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Manusia Pernah Kawin Silang dengan Spesien Lain, Ini Buktinya

    Manusia Pernah Kawin Silang dengan Spesien Lain, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia — Ilmuwan punya bukti baru soal perkawinan silang nenek moyang manusia, Homo Sapiens dengan Neandarthals. Mereka menemukan lokasi kawin silang terjadi.

    Temuan itu berasal dari data distribusi geografis pada kedua spesies. Letaknya di Asia bagian barat daya dan Eropa bagian selatan saat era Pleistosen, waktu pencampuran genetika kedua spesies terjadi.

    Dari data tersebut dilaporkan kedua spesies pernah hidup di Pegunungan Zagros. Kabarnya Homo Sapiens dan Neandarthals pernah hidup di sana pada waktu yang sama dan diduga melakukan kawin silang.

    Sebagai informasi, Zagros merupakan barisan pegunungan dataran Persia dan berada di perbatasan tiga negara yakni Iran, Irak bagian utara dan Turki tenggara.

    Menurut para peneliti, Zagros memiliki keanekaragaman hayati dan topografi yang dapat menopang populasi manusia. Lokasi itu juga menjadi penghubung wilayah Palearctic yang dingin serta Afrotropical yang hangat saat pergerseran iklim di Zaman Es.

    Para ilmuwan juga menemukan banyak bukti arkeologi dan genetik di sana. Khususnya terkait Homo Sapiens dan Neandarthals.

    Temuan adanya percampuran kedua spesies sudah terungkap sejak 2010, setelah sekuens genomik Neandarthals selesai dipetakan. Dari hasil tersebut ditemukan 1 hingga 4% genom manusia modern, kecuali populasi Afrika terkait Neandarthals.

    Turunan Neandarthals terkait bentuk rupa seperti hidung yang lebih besar, selain itu ditemukan juga rentan pada virus Covid-19.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 5
                    
                        Siapa Serang Irak? Israel dan Iran Sama-sama Bungkam
                        Internasional

    5 Siapa Serang Irak? Israel dan Iran Sama-sama Bungkam Internasional

    Siapa Serang Irak? Israel dan Iran Sama-sama Bungkam
    Tim Redaksi
    BAGHDAD, KOMPAS.com
    – Di tengah meningkatnya ketegangan antara
    Iran
    dan
    Israel
    selama 12 hari,
    Irak
    turut menjadi sasaran serangan pesawat nirawak (
    drone
    ) bunuh diri atau
    kamikaze
    pada Selasa (24/6/2025).
    Pemerintah Irak menyatakan, serangan tersebut menyasar sistem radar di dua pangkalan militer, yakni Kamp Taji di utara Baghdad dan Pangkalan Imam Ali di Provinsi Dhi Qar.
    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, serangan itu menyebabkan kerusakan parah pada peralatan militer.
    “Serangan ini merupakan simbol tindakan pengecut dan sangat berbahaya,” ujar juru bicara militer Perdana Menteri Irak, Sabah Al Numan, dikutip dari
    AFP
    .
    Menurut Numan, beberapa
    drone
    kecil diluncurkan dan menargetkan sejumlah lokasi strategis milik militer Irak.
    Pasukan keamanan berhasil menggagalkan serangan lanjutan terhadap empat lokasi tambahan di titik-titik berbeda. Beberapa
    drone
    diketahui jatuh sebelum mencapai target.
    Hingga kini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
    Pemerintah Irak pun membentuk komite tingkat tinggi untuk menyelidiki insiden tersebut dan mengungkap pelakunya.
    Serangan di Irak terjadi hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke markas militer Amerika Serikat di Qatar, sebagai respons terhadap pengeboman fasilitas nuklir mereka.
    Tak lama setelah itu, Israel mengumumkan kesediaan menerima proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
    Di tengah memanasnya situasi regional, Irak juga mengumumkan pembukaan kembali wilayah udaranya, 12 hari setelah ditutup akibat konflik Iran-Israel yang berlangsung intens.
    Seorang sumber yang dekat dengan faksi-faksi bersenjata pro-Iran di Irak menyatakan kepada
    AFP
    , kelompok-kelompok itu tidak terlibat dalam serangan
    drone
    tersebut.
    Namun, sumber lain dari faksi yang sama berspekulasi bahwa Israel dan Amerika Serikat mungkin berada di balik serangan itu.
    Seorang pejabat keamanan senior Irak mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah
    drone
    tersebut diluncurkan dari dalam negeri atau berasal dari luar wilayah Irak.
    Irak selama ini menjadi arena konflik proksi antara Iran dan Amerika Serikat.
    Sejak eskalasi konflik antara Teheran dan Tel Aviv, Pemerintah Irak berusaha keras mencegah agar kekerasan tidak meluas ke dalam wilayahnya.
    Dalam beberapa tahun terakhir, Irak perlahan mulai meraih kembali stabilitas setelah puluhan tahun dilanda konflik dan kekacauan yang menghancurkan berbagai sektor kehidupan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha, Jalur Udara Qatar Aman?

    Garuda Indonesia Buka Lagi Rute Jakarta-Doha, Jalur Udara Qatar Aman?

    Bisnis.com, JAKARTA — Garuda Indonesia (GIAA) kembali mengoperasikan layanan penerbangan rute Jakarta – Doha pulang pergi (PP) usai jalur udara menuju Qatar telah memenuhi seluruh persyaratan keselamatan penerbangan.

    Direktur Operasi Garuda Indonesia, Tumpal M. Hutapea mengatakan penerbangan kembali tersebut merupakan hasil dari asesmen menyeluruh dan koordinasi intensif Garuda Indonesia dengan Qatar Airways sebagai mitra operasional juga didukung dengan informasi dari otoritas terkait lintas-negara.

    Dia menambahkan keputusan ini turut mempertimbangkan perkembangan kondisi geopolitik regional di wilayah udara Timur Tengah yang kini menunjukkan situasi yang semakin kondusif.

    “Sejumlah maskapai internasional lain juga telah memulai kembali melayani penerbangan menuju wilayah tersebut,” kata Tumpal dalam keterangannya, Sabtu (28/6/2025)

    Garuda Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi secara cermat & intensif bersama otoritas penerbangan terkait, guna memastikan terjaganya keamanan penerbangan pada operasional rute ini.

    Hal ini, lanjutnya, dilakukan bersama otoritas penerbangan di Indonesia dan Qatar, serta dengan Qatar Airways. Langkah ini juga dilakukan untuk memastikan agar penerapan service recovery dapat berjalan secara optimal.

    Garuda Indonesia mengimbau seluruh penumpang yang akan melakukan perjalanan dari dan menuju Doha untuk secara berkala melakukan pengecekan terhadap status penerbangan melalui kanal informasi resmi Garuda.

    Garuda Indonesia senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan layanan penerbangan yang aman, nyaman, dan andal bagi seluruh pengguna jasa.

    Sebelumnya, Garuda Indonesia menutup rute penerbangan Jakarta-Doha, Qatar, selama sepekan akibat meningkatnya eskalasi konflik di Timur Tengah yang melibatkan Israel dan Iran.

    Melansir laporan resmi Kementerian Perhubungan, beberapa wilayah Flight Information Region (FIR) di kawasan Timur Tengah memang mengalami penutupan sebagai imbas eskalasi konflik Iran–Israel.

    Sejumlah FIR yang sempat terdampak meliputi Kairo (Mesir), Tel Aviv (Israel), Baghdad (Irak), Suriah, Tehran, Bahrain, dan Doha (Qatar). Namun, untuk saat ini, hanya ruang udara Bahrain dan Qatar yang sudah kembali dibuka. 

  • Antisipasi Meluasnya Konflik Iran dan Israel, Pertamina Evakuasi Pekerja dari Irak

    Antisipasi Meluasnya Konflik Iran dan Israel, Pertamina Evakuasi Pekerja dari Irak

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) akhirnya mengevakuasi tujuh orang pekerja dari wilayah rawan konflik di Timur Tengah, khususnya di Basra, Irak.

    Proses evakuasi pekerja yang dilakukan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang minyak, gas alam, dan energi dengan lingkup kerja luar neger ini sebagai langkah antisipatif terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan.

    Plt Direktur Utama PIEP, Julius Wiratno menjelaskan bahwa proses evakuasi telah dimulai secara bertahap sejak 19 Juni 2025, menyusul potensi meluasnya konflik antara Iran dan Israel yang dapat berdampak pada keamanan operasional di Irak dan sekitarnya.

    “Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Basra ke Kuwait, yang dinilai lebih aman. Selanjutnya, tujuh perwira [pekerja Pertamina] diterbangkan ke Indonesia dan telah tiba dengan selamat di Jakarta pada 23 Juni,” kata Julius dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).

    Terkait dengan pemulangan karyawan ke Indonesia, PIEP sebelumnya telah menjalin komunikasi dan koordinasi erat dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Timur Tengah, KBRI Baghdad dan KBRI Kuwait, serta Kedutaan Kuwait di Jakarta. “Koordinasi juga dilakukan dengan Perlindungan Warga Negara Indonesia [PWNI] untuk memastikan kelancaran evakuasi,” tuturnya.

    Sejalan dengan itu, imbuhnya, PIEP juga terus memantau kondisi geopolitik di wilayah operasi, termasuk lapangan West Qurna 1 di Irak yang dikelola bersama PetroChina, serta lapangan MLN di Aljazair.

    Julius mengungkapkan bahwa untuk saat ini kegiatan operasional di Aljazair masih berjalan normal berdasarkan hasil kajian risiko, tetapi perusahaan tetap memperhitungkan rute perjalanan paling aman dalam setiap rotasi personel.

    Secara keseluruhan, seluruh lapangan di zona operasi PIEP—termasuk di Irak, Aljazair, dan Malaysia—masih beroperasi seperti biasa dengan pengawasan ketat.

    “Peningkatan tensi di Timur Tengah dan global menjadi perhatian serius bagi kami. PIEP terus melakukan pemantauan berkala dan penyesuaian strategi mitigasi risiko, termasuk melalui country risk assessment untuk memastikan keberlangsungan bisnis sekaligus keselamatan para perwira kami,” kata Julius.

    Adapun, PIEP tak hanya fokus pada teknis evakuasi karyawan tetapi juga memberikan perhatian khusus pada keluarga pekerja.

    Syamsu Yudha, Country Manager PT Pertamina Irak EP (PIREP) menerangkan bahwa perusahaan secara intensif menjaga komunikasi dengan keluarga pekerja serta memastikan bahwa setiap anggota keluarga memahami rencana dan tahapan proses evakuasi pekerja.

    “Di tengah ketidakpastian, serta terbatasnya jalur komunikasi di lapangan, komunikasi dengan keluarga menjadi hal yang sangat penting. Kami memahami kekhawatiran mereka, dan berupaya menjaga ketenangan para keluarga di Tanah Air,” tuturnya.

    Salah satu momen yang menyentuh adalah saat keluarga menerima kabar bahwa para perwira Pertamina di Irak telah melintasi perbatasan dengan selamat. “Itu bukan hanya kabar baik, tapi juga kabar yang menenangkan hati mereka,” ujarnya.

    Sebanyak tujuh orang karyawan PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) yang bekerja di Irak berhasil dipulangkan ke Tanah Air. /Istimewa-PIEP

    Setali tiga uang, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa Pertamina berkomitmen dalam menjaga keselamatan para perwira di luar negeri, khususnya di wilayah konflik di Irak dan Kawasan Timur Tengah lainnya.

    “Pertamina memastikan perwira yang bertugas di wilayah Timur Tengah sudah tiba di Indonesia dengan aman,” ujarnya.

    Sebagai gambaran, PIEP didirikan berdasarkan kebutuhan untuk mengelola aset-aset internasional dengan fokus utama yaitu mengelola aset luar negeri yang dimiliki Pertamina.

    Didirikan pada 18 November 2013, PIEP melakukan inovasi dalam mengakuisisi dan mengelola lapangan migas overseas serta mencari sumber-sumber migas di berbagai negara.

    Hingga saat ini, Pertamina telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 11 negara yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Prancis, Italia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, dan Venezuela.

  • Rawan Konflik, Pertamina Evakuasi 7 Pekerja dari Timur Tengah

    Rawan Konflik, Pertamina Evakuasi 7 Pekerja dari Timur Tengah


    PIKIRAN RAKYAT –
    PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) berhasil mengevakuasi tujuh perwira (pekerja) dari wilayah rawan konflik di Timur Tengah, khususnya dari Basra, Irak. Proses evakuasi ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan.

    Plt Direktur Utama PIEP, Julius Wiratno, menjelaskan bahwa proses evakuasi telah dimulai secara bertahap sejak 19 Juni 2025, menyusul potensi meluasnya konflik antara Iran dan Israel yang dapat berdampak pada keamanan operasional di Irak dan sekitarnya.

    “Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Basra ke Kuwait, yang dinilai lebih aman. Selanjutnya, tujuh perwira diterbangkan ke Indonesia dan telah tiba dengan selamat di Jakarta pada 23 Juni,” ujar Julius.

    Langkah taktis ini dilakukan setelah sebelumnya, PIEP menjalin komunikasi dan koordinasi erat dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Timur Tengah, KBRI Baghdad dan KBRI Kuwait, serta Kedutaan Kuwait di Jakarta. Koordinasi juga dilakukan dengan Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) untuk memastikan kelancaran evakuasi.

    Tak hanya fokus pada teknis evakuasi, PIEP juga memberikan perhatian khusus pada keluarga perwira. perusahaan secara intensif menjaga komunikasi dengan keluarga perwira, memberikan kabar perkembangan dan memastikan bahwa setiap anggota keluarga memahami rencana dan tahapan proses evakuasi.

    “Di tengah ketidakpastian, serta terbatasnya jalur komunikasi di lapangan, komunikasi dengan keluarga menjadi hal yang sangat penting. Kami memahami kekhawatiran mereka, dan berupaya menjaga ketenangan para keluarga di tanah air. Salah satu momen yang menyentuh adalah saat keluarga menerima kabar bahwa para perwira telah melintasi perbatasan dengan selamat. Itu bukan hanya kabar baik, tapi juga kabar yang menenangkan hati mereka,” terang Syamsu Yudha Country Manager PT Pertamina Irak EP (PIREP)

    PIEP juga terus memantau kondisi geopolitik di wilayah operasi, termasuk lapangan West Qurna 1 di Irak yang dikelola bersama PetroChina, serta lapangan MLN di Aljazair. Untuk saat ini, kegiatan operasional di Aljazair masih berjalan normal berdasarkan hasil kajian risiko, namun perusahaan tetap memperhitungkan rute perjalanan paling aman dalam setiap rotasi personel. Secara keseluruhan, seluruh lapangan di zona operasi PIEP – termasuk di Irak, Aljazair, dan Malaysia – masih beroperasi seperti biasa dengan pengawasan ketat.

    “Peningkatan tensi di Timur Tengah dan global menjadi perhatian serius bagi kami. PIEP terus melakukan pemantauan berkala dan penyesuaian strategi mitigasi risiko, termasuk melalui country risk assessment untuk memastikan keberlangsungan bisnis sekaligus keselamatan para perwira kami,” lanjut Julius.

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan Pertamina menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan para perwira di luar negeri, khususnya di wilayah konfilik di Irak dan Kawasan Timur Tengah lainnya. “Pertamina memastikan perwira yang bertugas di wilayah Timur Tengah sudah tiba di Indonesia dengan aman,” terang Fadjar.***

  • Kesaksian Warga Iran yang Kabur ke Turki Setelah Serangan Israel

    Kesaksian Warga Iran yang Kabur ke Turki Setelah Serangan Israel

    Teheran

    Sejumlah keluarga asal Iran yang melarikan diri ke Turki menceritakan keputusan sulit yang mereka hadapi saat mempertimbangkan untuk meninggalkan Iran atau pulang, di tengah ketidakpastian serta ketakutan akibat pemblokiran internet, sensor negara, dan serangan udara mematikan.

    “Ketika pengeboman dimulai, kami tidak tahu apakah lingkungan kami saja yang dibom atau seluruh negeri,” kata Farnaz, *sebelum gencatan senjata antara Iran dan Israel berlaku.

    Seniman Iran-Amerika tersebut sedang mengunjungi keluarganya di Teheran saat serangan Israel berlangsung. Saat itu dan sampai sekarang dia tidak bisa memercayai media pemerintah. Ketiadaan akses internet membuat dirinya seperti terkurung.

    “Hari-hari itu terasa seperti hidup di dalam kamar gelap tanpa pintu dan jendela,” katanya.

    “Saya mendengar suara dan rumor dari luar, tetapi tak ada cara buat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ini adalah perasaan yang tak enak.”

    Ketika ditemui, Farnaz sedang menunggu penerbangan ke Kota Van, Turki, di salah satu bandara dekat perbatasan Iran.

    Van senantiasa menjadi destinasi wisatawan Iran bahkan sebelum perang. Orang-orang datang ke sana untuk berlibur, berbisnis, dan berbelanja.

    Farnaz mengatakan perjalanan darat ke perbatasan Turki dari Teheran sangat menakutkan.

    Dia khawatir paspor Amerikanya bisa menjerumuskannya ke dalam masalah.

    “Tentara dan polisi menghentikan mobil kami tiga kali, mereka memeriksa tas kami dengan ketat, membuka setiap saku,” katanya.

    Farnaz memutuskan dia harus meninggalkan Teheran sebelum terlambat, mengingat serangan berat Israel di kota itu.

    “Serangan itu mengerikan. Getarannya menakutkan dan jendela-jendela pecah. Guncangannya sangat kuat sampai mengguncang saya di tempat tidur,” katanya, seraya mengingat saat serangan udara Israel berlangsung pada Jumat, 13 Juni.

    “Saya pikir saya bermimpi buruk, tetapi ketika saya bangun, kami semua terkejut dan ketakutan. Saya menyadari saya tidak bermimpi dan itu semua nyata.”

    Dia lega meskipun dia tahu bahwa setelah tiba di Turki, AS telah mengebom sejumlah fasilitas nuklir milik Iran.

    “Saya jelas mengkhawatirkan kerabat saya,” katanya, “tetapi saya senang karena saya percaya ini bisa membantu mengakhiri rezim Iran.”

    Hanya segelintir orang di bandara atau pintu perbatasan Kapikoy/Razi yang mau diwawancara.

    Rezim Iran telah menangkap dan mengeksekusi orang-orang yang dituduh mata-mata negara asing. Perlakuan serupa ditujukan pada orang-orang yang bekerja sama dengan media asing tertentu yang mereka gambarkan sebagai musuh.

    Baik orang-orang yang meninggalkan Iran, maupun mereka yang ingin pulang, terbiasa hidup dalam ketakutan, paranoia, dan kebingungan.

    Seorang perempuan telah berdiri di pintu perbatasan selama empat jam. Dia menunggu teman-teman dekatnya tiba dari Iran.

    “Saya belum mendengar kabar dari mereka karena tidak ada koneksi Internet, tetapi saya berharap mereka akan segera tiba,” kata seorang yang menolak untuk disebutkan namanya.

    Beberapa jam kemudian, dua perempuan muda akhirnya tiba dan mereka semua berpelukan seraya menangis.

    “Mereka menempuh perjalanan panjang, dan sekarang saya ingin mereka bersama saya hingga perang usai,” ujar perempuan yang sedari tadi menunggu.

    Tetapi tidak semua orang di pintu perbatasan mau keluar dari Iranwalau pintu perbatasan itu buka setiap hari.

    “Saya tahu ada perang dan saya khawatir, tapi rumah saya di Teheran, hidup saya ada di sana dan saya harus berada di sana,” kata seorang perempuan muda yang bepergian dengan ibunya.

    Dia mengatakan bahwa jauh dari rumah membuatnya lebih cemas karena dia mendengar informasi yang membingungkan dan tidak tahu siapa yang bisa dipercaya.

    Perasaan serupa dipaparkan seorang pengusaha berusia 26 tahun yang telah menyeberang ke Turki sehingga dia bisa kembali bekerja di Kanada.

    “Saya pikir orang-orang khawatir sekali dan panik karena mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di negara ini dan mereka memiliki sedikit informasi mengenai situasi tersebut karena hal itu dirahasiakan dari publik,” ujarnya.

    Dia mengaku khawatir dengan apa yang akan terjadi pada kakeknya dan kerabat lainnya di Teheran.

    Dia bersama ibunya, Nazi.

    “Kami sangat marah,” kata Nazi tentang serangan udara AS.

    “Ini kabar buruk.”

    Dia menemani putrinya ke bandara tetapi kemudian akan kembali ke Teheran.

    “Sebagai sebuah bangsa, kami selamat dari perang Iran-Irak, dan itu jauh lebih buruk, jadi saya percaya ini juga akan berlalu.”

    *Nama-nama telah diubah

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3
                    
                        Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
                        Internasional

    3 Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata Internasional

    Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
    Tim Redaksi
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Presiden Amerika Serikat (AS)
    Donald Trump
    pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan gencatan senjata antara
    Iran
    dan Israel, menyusul ketegangan militer selama hampir dua pekan terakhir.
    Namun, efektivitas dan keberlangsungan kesepakatan itu masih diragukan berbagai pihak, termasuk para analis Timur Tengah.
    “Saya tidak berpikir Pemerintah
    Israel
    mampu mempertahankan perang jangka panjang, tetapi saya pikir faktor utamanya di sini adalah Presiden Trump. Dia tidak ingin melihat perang baru di wilayah tersebut pecah di bawah pengawasannya,” ujar Will Todman, peneliti senior di Program Timur Tengah, Center for Strategic and International Studies (CSIS), seperti dikutip
    AFP
    .
    Gencatan senjata itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.
    Menurut laporan, serangan tersebut dilakukan secara terukur dan mudah dicegat oleh sistem pertahanan.
    Merespons insiden itu, Trump memilih tidak melakukan serangan balasan dan justru mendesak Israel jangan melanjutkan rencana operasi militer ke wilayah Iran.
    Langkah ini dipandang sebagai manuver cepat Trump untuk menghindari konflik berkepanjangan, sekaligus menepis kritik terhadap komitmennya selama kampanye untuk tidak menyeret militer AS ke konflik luar negeri.
    “Itulah yang mengubah kalkulasi untuk Israel dan juga untuk Iran,” tambah Todman.
    Puncak eskalasi terjadi saat militer AS meluncurkan serangan udara terhadap salah satu situs-situs nuklir utama Iran pada Sabtu (21/6/2025).
    Meski Trump mengeklaim fasilitas tersebut telah “dihancurkan”, laporan rahasia yang dilansir
    CNN
    dan
    The New York Times
    menyebutkan bahwa bagian inti dari tiga lokasi nuklir Iran tidak mengalami kerusakan berarti.
    Sementara itu, Iran dikabarkan sedang mencari jalan keluar dari konflik setelah mengalami serangan terburuk sejak perang Iran-Irak pada 1980–1988.
    Trump juga memberi sinyal akan menawarkan insentif kepada Teheran, termasuk pelonggaran sanksi agar China dapat kembali membeli minyak Iran.
    Adapun Israel berada dalam tekanan berat. Serangan udara Iran dalam beberapa hari terakhir disebut sebagai yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan operasi militer di Gaza, Suriah, dan Lebanon.
    Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump, peringatan yang dilontarkan Trump sehari kemudian dianggap sebagai sinyal bahwa ada batas dalam dukungan AS terhadap Israel.
    “Trump secara vokal menggunakan kekuatan
    troll
    -nya untuk mencoba menahan tindakan Israel dan Iran, tetapi dia kalah penting dibandingkan peran yang terus dimainkan oleh negara-negara ini (Teluk),” ujar Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute.
    Katulis menyebut, negara seperti Qatar yang memiliki hubungan strategis dengan berbagai pihak di kawasan, memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan.
    Menurutnya, pendekatan Trump yang menggabungkan komunikasi digital dengan kebijakan militer justru membingungkan banyak pengamat dan aktor global.
    “Operasi militer yang bersifat taktis, dikombinasikan dengan banyak komunikasi strategis, membingungkan orang Amerika dan aktor global tentang apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump,” kata Katulis.
    “Operasi militer AS yang berkepanjangan bisa berpotensi memecah dukungan terhadap Presiden Trump, bahkan dari basis pendukungnya sendiri,” kata Jonathan Panikoff dari Atlantic Council.
    Kendati demikian, Panikoff memperkirakan dukungan dari kelompok konservatif dan basis Partai Republik masih akan bertahan.
    Di sisi lain, kritik terhadap pendekatan Trump juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Partai Demokrat.
    Annelle Sheline, peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft, menilai Trump harus bertanggung jawab untuk menjaga konsistensi implementasi gencatan senjata.
    “Trump menunjukkan bahwa dia dapat mengendalikan Israel ketika dia memilih untuk melakukannya. Sekarang dia harus melakukan hal yang sama untuk bersikeras pada gencatan senjata di Gaza,” ujarnya.
    Ia juga menyayangkan tindakan militer Israel yang tetap melancarkan serangan ke Lebanon dan Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.