Negara: Inggris

  • Wacana Pengakuan Israel oleh Presiden Prabowo, Ini Respons Akademisi UNAIR

    Wacana Pengakuan Israel oleh Presiden Prabowo, Ini Respons Akademisi UNAIR

    Bisnis.com, SURABAYA – Pengajar Departemen Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Probo Darono Yakti memandang ucapan Presiden Prabowo Subianto mengenai pengakuan kedaulatan atas Israel yang tertuang dalam solusi dua negara (two states solutions), tak sejalan dengan Pembukaan UUD 1945.

    Seperti diketahui, ucapan Presiden Prabowo tersebut dilontarkannya dalam pidato di hadapan Majelis Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).

    Alih-alih melontarkan ucapan mengenai rencana pengakuan kedaulatan atas Israel, Probo menyebutkan bahwa seharusnya Presiden Prabowo dapat fokus untuk menyelesaikan pekerjaan rumah besar dalam perjuangan untuk memasukkan Palestina sebagai negara anggota tetap dari PBB dan organisasi-organisasi turunannya.

    “Yang diperlukan oleh Indonesia adalah bukan retorika atau janji-janji kosong, tapi merupakan satu langkah konkret untuk memastikan bahwa keanggotaan [Palestina di PBB] ini diraih terlebih dahulu. Sebaiknya kita jangan terlalu banyak melakukan manuver politik yang tidak terlalu penting, apalagi kemudian sampai mengumbar janji akan mengakui kedaulatan Israel,” ungkap Probo saat dihubungi Bisnis, Rabu (24/9/2025).

    Probo bahkan menyebut bahwa manuver yang dilontarkan Presiden Prabowo tersebut sebagai semacam diplomasi model ijon. Menurutnya, Indonesia belum tahu hasil yang didapatkan dari langkah tersebut, tapi sudah memanen duluan dampaknya. Hal tersebut menurutnya sangat berbahaya bagi Indonesia kedepannya di dalam perjuangan terhadap Palestina.

    “Ini akan jelas arahnya menuju ke pragmatisme politik luar negeri Indonesia karena sampai saat ini juga enggak ada dasar yang jelas terkait dengan diplomasi Indonesia itu mau dibawa ke mana,” paparnya.

    Probo juga menyatakan, secara moral pernyataan Presiden Prabowo tersebut sudah bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Ia menyebut, negara Israel saat ini berdiri di atas tanah yang dirampas dari bangsa Palestina.

    “Lalu, mengapa kita secara serta-merta mengakui Israel sebagai negara berdaulat? Selama ini memang diplomasi dan politik luar negeri Indonesia ini dilakukan dengan full improvisasi, lebih kepada intuisi-intuisi dari personal Presiden Prabowo terhadap dunia internasional, sehingga ini yang membuat check and balance di dalam politik luar negeri Indonesia sangat-sangat minim,” tegasnya. 

    Untuk itu, Probo pun kemudian mendorong kepada pemerintah untuk tetap berada dalam jalur perjuangan Global South serta menggunakan medium lain, seperti kerjasama negara-negara Islam, untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan terhadap Palestina. 

    “Kenapa tidak menggunakan cara-cara itu untuk melakukan pressing terhadap negara-negara yang ada di PBB. Dalam beberapa waktu terakhir negara-negara maju seperti Australia, Inggris, Selandia Baru, dan mungkin beberapa negara persemakmurannya lainnya juga akan satu persatu mendukung dan mengakui kedaulatan Palestina,” jelasnya.

    Apabila tidak ada langkah konkret selanjutnya yang dijalankan atau bahkan mengambil sikap yang kontradiktif, Probo menyebut bahwa Indonesia akan dipandang sebagai negara yang oportunis negara dan tidak sepenuhnya berjuang terhadap penindasan yang saat ini masih berlangsung di banyak negara, khususnya Palestina.

  • Inggris Perbarui Peta Palestina-Israel, Ini Keterangan yang Diubah

    Inggris Perbarui Peta Palestina-Israel, Ini Keterangan yang Diubah

    Jakarta

    Pemerintah Inggris secara resmi menyatakan pengakuan terhadap negara Palestina. Setelah pernyataan tersebut, situs resmi pemerintah Inggris memperbarui peta dan keterangan istilah yang digunakan untuk merujuk wilayah tersebut.

    Lantas, apa saja yang berubah setelah pengakuan itu? Simak penjelasan mengenai keterangan terbaru di situs resmi Inggris berikut ini.

    Inggris Kini Resmi Akui Negara Palestina

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Inggris telah menyampaikan pengakuan terhadap negara Palestina pada 21 September 2025. Inggris menyatakan dukungan terhadap two-state solution atau solusi dua negara sebagai kerangka penyelesaian konflik.

    “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina,” kata Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer dalam sebuah unggahan di X, dilansir AFP, Minggu (21/9/2025).

    Perubahan Peta Palestina di Situs Inggris

    Usai pernyataan tersebut, pemerintah Inggris memperbarui laman Foreign Travel Advice untuk Palestina di situs pemerintahan resminya (gov.uk). Pada halaman itu tercantum catatan: This page has been updated from ‘Occupied Palestinian Territories’ to ‘Palestine’ yang artinya “Halaman ini telah diperbarui dari ‘Wilayah Palestina yang Diduduki’ menjadi ‘Palestina’.”

    Pembaruan sejak 21 September 2025 itu menunjukkan perubahan istilah resmi yang digunakan pemerintah Inggris. Selain menyebut nama negara Palestina, halaman tersebut juga memuat panduan perjalanan dan kebijakan konsuler bagi warganya yang hendak ke Palestina.

    Peta Palestina-Israel di situs resmi pemerintah Inggris (Foto: gov.uk)

    Peta yang diperbarui pada laman resmi pemerintah Inggris tersebut menampilkan wilayah Palestina (Gaza Strip dan West Bank) dengan penandaan warna tertentu. Area berwarna merah diberi label “advise against all travel” atau “disarankan untuk tidak melakukan perjalanan sama sekali”. Sementara area oranye bertanda “advise against all but essential travel”, artinya “tidak disarankan bepergian kecuali untuk urusan sangat penting”. Adapun area hijau menunjukkan “see our travel advice before travelling” atau “periksa panduan perjalanan kami sebelum bepergian”.

    Di dalam peta juga ditampilkan sejumlah kota utama seperti Gaza, Ramallah, Bethlehem, Nablus, Jenin, hingga Hebron, yang kini berada di bawah label “Palestine”. Sedangkan kota-kota lain seperti Tel Aviv, Haifa, dan Be’er Sheva tetap ditandai sebagai bagian dari Israel.

    Negara Lain yang Turut Mengakui Palestina

    Selain Inggris, sejumlah negara lain turut menyatakan pengakuan terhadap Palestina pada September 2025. Termasuk sebagian besar negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (). Dengan ini, daftar negara yang memberi pengakuan resmi semakin bertambah.

    Saat ini, mengutip Al Jazeera, Rabu (24/9/2025), negara Palestina diakui sebagai negara berdaulat oleh 157 dari 193 negara anggota PBB, mewakili 81 persen dari komunitas internasional. Selain itu, Palestina juga diakui oleh Takhta Suci, badan pengurus Gereja Katolik dan Kota Vatikan, yang memiliki status pengamat non-anggota PBB.

    Simak juga Video ‘Trump Sindir Negara yang Akui Palestina di PBB: Hadiah Bagi Hamas’:

    (wia/imk)

  • Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, PM Jepang Bilang Gini

    Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, PM Jepang Bilang Gini

    New York

    Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba turut mengomentari keputusan negara-negara Barat yang ramai memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina pekan ini. Ishiba mengakui bahwa pengakuan resmi untuk negara Palestina oleh Tokyo cuma masalah waktu.

    Berbicara dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir AFP, Rabu (24/9/2025), Ishiba juga mengatakan dirinya merasa “marah” terhadap komentar terbaru para pejabat Israel.

    “Saya merasa sangat marah atas pernyataan yang disampaikan sejumlah pejabat senior pemerintah Israel yang tampaknya secara tegas menolak gagasan pembentukan negara Palestina,” kata Ishiba.

    Dia tidak menyebut lebih lanjut soal pejabat Israel yang dimaksudnya, dan komentar apa yang disampaikan pejabat itu.

    “Bagi negara kami, pertanyaannya bukanlah apakah akan mengakui negara Palestina atau tidak, tetapi kapan,” tegas Ishiba dalam pernyataan di forum PBB pada Selasa (23/9).

    “Tindakan sepihak yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah Israel tidak akan pernah dapat diterima,” ucapnya.

    “Saya harus menyatakan dengan jelas bahwa jika tindakan lebih lanjut yang diambil telah menghalangi terwujudnya solusi dua negara, Jepang akan terpaksa untuk mengambil langkah-langkah baru sebagai respons,” ujar Ishiba, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Pernyataan Ishiba itu disampaikan setelah sejumlah negara Barat, termasuk Inggris, Kanada, dan Prancis, secara resmi memberikan pengakuan untuk negara Palestina. Dengan pengakuan terbaru itu, maka saat ini nyaris 80 persen negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.

    Pengakuan negara-negara Barat tersebut diberikan saat perang terus berkecamuk antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza selama hampir dua tahun terakhir, dengan upaya mewujudkan gencatan senjata belum membuahkan hasil.

    Ishiba dalam pernyataannya menambahkan bahwa “teror yang dilakukan oleh Hamas dan kehancuran di Gaza yang kita saksikan hari ini telah membuat banyak orang merasa sangat sedih”.

    “Yang terpenting adalah Palestina dapat hidup berkelanjutan, hidup berdampingan secara damai dengan Israel,” tegasnya.

    “Seiring kami mengundang Palestina untuk menjalankan perannya sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab. Pihak Palestina harus membangun sistem pemerintahan yang menjamin akuntabilitas,” cetus Ishiba dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB…
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 September 2025

    Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB… Nasional 24 September 2025

    Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB…
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Tak hanya berbicara dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Presiden Prabowo juga mendapat kesempatan berpidato di Sidang Majelis ke-80 PBB pada Selasa (23/9/2025).
    Ini adalah kali pertama Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) berbicara di forum internasional tersebut.
    Sebanyak 16 Kepala Negara mendapat kesempatan berpidato dalam sesi general debate sesi pertama yang digelar pada Selasa pagi waktu Amerika.
    Tema dari sesi
    general debate
    itu adalah “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”.
    Prabowo mendapat kesempatan ketiga berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
    Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock.
    Mengenakan jas berwarna biru dilengkapi dengan peci, Prabowo tanpa ragu mulai menyapa semua yang kepala negara dan delegasi yang hadir.
    Terlihat juga pin Merah Putih tersemat pada bagian kerah jas Prabowo. Pin itu menandakan bahwa dia adalah Presiden RI.
    Kemudian, tampak mendampingi prabowo anak semata wayangnya, Didit Hediprasetyo.
    Didit menyaksikan langsung Prabowo berpidato bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani di kursi delegasi Indonesia.
    Dia juga terlihat beberapa kali memberikan dukungan kepada Prabowo dengan bertepuk tangan hingga memberikan stading ovation.
    Sementara itu, Prabowo juga tampak bersemangat menyampaikan pandangannya untuk pertama kali di Sidang Majelis Umum PBB.
    Tercatat Prabowo delapan kali menghentakkan meja. Di antaranya saat menceritakan penderitaan rakyat Indonesia di masa penjajahan. Lalu, saat akhirnya Indonesia meraih kemerdekaan.
    Kemudian, Prabowo juga menghentakkan meja saat menegaskan bahwa Indonesia siap membantu PBB dalam upaya perdamaian.
    “Jika dan ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza, atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan,” ujar Prabowo dalam pidato yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.
    “Perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan memikul beban ini, tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai perdamaian,” katanya lagi.
    Total, ada delapan kali Prabowo menghentakkan meja termasuk saat mendesak agar Palestina menjadi negara merdeka.
    Semangat yang dibagikan Prabowo di atas podium, membuat delapan kali tepuk tangan bergemuruh di Markas Besar PBB tersebut.
    Di antaranya, saat Prabowo menyebut bahwa Indonesia siap mengirimkan 20.000 pasukan perdamaian ke berbagai wilayah konflik.
    Kemudian, saat Prabowo menyatakan dukungan penuh untuk Palestina termasuk menegaskan soal solusi dua negara.
    “Untuk menutup, saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina,” ujarnya.
    Terakhir, tepuk tangan meriah kembali bergema saat Prabowo mengakiri pidatonya. Bahkan, ada sejumlah delegasi melakukan
    standing ovation
    .
    Berikut Pidato Lengkap Prabowo dalam bahasa Inggris:

    His Excellency, Mr. Antonio Guterres, Secretary General of the United Nations. Her ‎Excellency, Madame Annalena Baerbock, President of the United Nations General Assembly. ‎His Excellency, Mr. Morses Abelian, Under-Secretary-General for General Assembly and Management. Excellencies, Heads of States, Heads of Governments, Distinguished ‎Delegates, Ladies and Gentlemen.
    It is indeed a great honor for me to stand in this August General Assembly Hall among leaders and representatives who represent almost all of humanity. We differ in race, religion and nationality, yet we gather together today as one human family. We are here first and foremost, as fellow human beings, each created equal, endowed with unalienable rights to life, liberty and the pursuit of happiness.
    ‎The words of the United Nations Declaration of Independence have inspired democratic movements across continents, including the French Revolution, the Russian Revolution, the Mexican Revolution, the Chinese Revolution, and Indonesia’s own struggle and journey to freedom, it also gave birth to the Universal Declaration of Human Rights adopted by United Nations in 1948, all men are created equal.
    Was the great that opened the way to unprecedented global prosperity and dignity, and yet, in our own era of scientific and technological triumphs, an era capable of ending hunger, poverty and environmental ruin. We also continue to face today, grave, dangerous challenges and uncertainties, human folly fueled by fear, racism, hatred, oppression and apartheid threatens our common future.
    ‎My country knows this, for centuries Indonesians lived under colonial domination, oppression and slavery. We were treated less than dogs in our own homeland. We Indonesians know what it means to be denied justice and what it means to live in apartheid, to live in poverty and to be denied equal opportunity. We also knew what solidarity can do in our struggle for independence, in our fight to overcome hunger, disease and poverty, the United Nations stood with Indonesia and gave us vital assistance.
    Decisions are made here based on human solidarity by the Security Council and The Assembly gave Indonesia independence international legitimacy open doors and supported our early development through the efforts of the United Nations children fund, the United Nations Food and Agriculture Organization, the FAO, the World Health Organization, and many, many other United Nations institutions. And because of that, Indonesia today stands on the cusp of shared prosperity and greater equality and dignity.
    ‎Madam President Excellencies,
    Our world today is driven by conflict, injustice and deepening uncertainty. Everyday we witness suffering, genocide and blatant disregard for international law and human decency. In the face of these challenges, we must not give up, as the United Nations Secretary General said, we cannot give up. We cannot surrender our hopes or our ideals. We must draw closer, not drift apart. Together we must strive to achieve our hopes, our dreams.
    The United Nations was born from the ashes of the Second World War that claimed scores of millions of lives. It was created to secure peace, security, justice and freedom for all. We remain committed to internationalism, to multilateralism and to every effort that strengthens this great institution.
    ‎Today, Indonesia is nearer than ever before to meeting the Sustainable Development Goals of ending extreme poverty and hunger. Because years ago, this very chamber chose to listen and uphold social and economic justice. We will never forget.
    ‎And today we must never be silent while Palestinians are denied that same justice and legitimacy in this very hall.
    Excellencies, to get it is warned the strong do what they can. The weak suffer what they must. We must reject this doctrine. The United Nations exist to reject this doctrine, we must stand for all the strong and the weak. Might cannot be right, right must be right.
    ‎Indonesia today is one of the largest contributors to United Peacekeeping Forces. We believe in the United Nations we will continue to serve where peace needs guardians, not with just words, but with boots on the ground.
    ‎If and when the United Nations Security Council and this great assembly decide, Indonesia is prepared to deploy 20,000 or even more of our sons and daughters to help secure peace in Gaza or elsewhere, in Ukraine, in Sudan, in Libya, everywhere when peace needs to be enforced, peace needs to be guarded, we are ready.
    We will take our share of the burden, not only with our sons and daughters, we are also willing to contribute financially to support the great mission to achieve peace by the United Nations.
    ‎‎Madam President Excellencies,
    ‎I propose to this assembly a message of hope and optimism grounded in action and execution. Today we heard the speech of Madam President, the President of United Nations, General Assembly. Yes, it is true what she said, without the International Civil Aviation Organization. Will we be here today? Will we sit in this great hall without the United Nations? We cannot be safe. No country can feel secure. We need the United Nations and Indonesia will continue to support the United Nations, even though we still struggle, but we know the world needs a strong United Nations.
    The world’s population is growing. Our planet is under strain. Food energy and water insecurity haunt many nations. We choose to answer these challenges directly at home and to help abroad wherever we can.
    ‎This year, Indonesia recorded the highest rice production and grain reserves in our history, we are now self sufficient in rice, and we are starting now to export rice to other nations in need, including providing Rice for Palestine.
    ‎We are building resilient food supply chains, strengthening farmer productivity, investing in climate, smart agriculture, to ensure food security for our children and for the children of the world.
    ‎We are confident in a few years time, Indonesia will be the greenery of the world as the world’s largest island state, we testify before you that we are already experiencing the direct consequences of climate change, particularly the threat of rising sea levels.
    ‎The sea level on the north coast of our capital city is increasing by five centimeters every year. Can you imagine in 10 years? Can you imagine in 20 years? For this, we are forced to build a giant sea wall, 480 kilometers in length. It will take us maybe 20 years. But we have no choice. We have to start now. Therefore we choose to confront climate change, not by slogans, but by immediate steps.
    ‎We are committed to meeting our 2015 Paris Agreement obligations. We aim to achieve net zero emission by 2060 and we are very confident we can achieve net zero emission much earlier.
    ‎We aim to reforest more than 12 million hectares of degraded forest, to reduce forest degradation, to empower local communities with quality Green Jobs for the Future. Indonesia is shifting decisively from fossil fuel based development towards renewable based development. From next year, most of our additional power generation capacity will come from renewables. Our goal is clear, to lift all of our citizens out of poverty and make Indonesia a hut for solutions to food, energy and water security.
    Madam President Excellencies,
    ‎We live in a time when hatred and violence can seem to be the loudest voices, but beneath this loud noise lies a quieter truth that every person longs to be safe, to be respected, to be loved and to leave a better world to their children. Our children are watching. They are learning leadership, not from textbook, but from our choices.
    ‎Today, still a catastrophic situation in Gaza is unfolding before our eyes. At this very moment, the innocent are crying for help. Are crying to be saved. Who will save them? Who will save the innocent? Who will save the old and women. Millions are facing danger at this very moment as we sit here. They are facing trauma. They are facing irreparable damage to their bodies. They are dying of starvation.
    ‎Can we remain silent? Will there be no answer to their screams? Will we teach them that the human family can rise to the challenge?
    ‎Madam President, we must act now. Many speakers have saiimagin. We must stand for multilateral order, where peace, prosperity and progress are not the privilege of a few, but the right of all. With a strong united nations, we can build a world where the weak do not suffer what they must, but live the justice that they deserve.
    ‎Let us continue humanity’s great journey of ideals, the selfless aspirations that created the United Nations. Let us use science to uplift, not use science to destroy. Let rising nations help others to lift themselves. I am convinced that the leaders of the great world civilizations, civilizations of the west of the east, of the north, of the South, Leaders of America, Europe, of India, China, the Islamic world, the whole world, I am convinced they will rise to their role demanded by history.
    We are all hopeful that the leaders of the world will show great statesmanship, great wisdom, restraint, humility, overcome hate, overcome suspicion.
    ‎‎Madam President, distinguished delegates, We are greatly heartened by the events of the last few days where significant leading countries of the world have chosen to side with history, to choose the right side of history, the path of the moral high ground, the path of rectitude, the path of justice, the path of humanity, to shun hatred, to overcome suspicion and to avoid the use of violence. The use of violence will be get violence. No one country can bully the whole community of the human family.
    ‎We may be weak individually, but the sense of oppression, the sense of injustice, has proven in the history of mankind that this sense of injustice, this sense of oppression, will unite into a strong force that will overcome this oppression, that will overcome this injustice.
    ‎To close, I would like to retreat again Indonesia’s complete support for the two state solution in Palestine.
    ‎We must have an independent Palestine, but we must also, we must also recognize, we must also respect, and we must also guarantee the safety and security of Israel. Only then we can have real peace, real peace and no longer hate and no longer suspicion. The only solution is this, two state solution, two descendants of Abraham must live in reconciliation, peace and harmony.
    Arabs, Jews, Muslims, Christians, Hindus, Buddhists, all religions, we must live as one human family. Indonesia is committed to being part of making this vision a reality. Is this a dream? Maybe, but this is the beautiful dream that we must work together towards. Let us work towards this noble goal. Let us continue humanity’s journey of hope, a journey started by our forefathers, a journey that we must complete.
    ‎Thank you”
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Trump Singgung Perundingan Tarif Dagang dengan RI di Sidang PBB

    Trump Singgung Perundingan Tarif Dagang dengan RI di Sidang PBB

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bicara kebijakan tarif tinggi yang diterapkan ke berbagai negara. Menurutnya, dia berhasil melakukan perundingan dagang bersejarah dengan berbagai negara, termasuk dengan Indonesia.

    Hal ini diungkapkan Trump dalam pidato sidang umum ke-80 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

    “Pemerintahan saya telah merundingkan satu per satu kesepakatan dagang bersejarah, termasuk dengan Inggris, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan banyak lagi,” kata Trump dalam pidato hampir satu jam.

    Menurutnya, kebijakan tarif diberlakukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan AS. Baginya, banyak negara yang memanfaatkan kelemahan pemerintahan AS sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan perdagangan.

    “Kami juga menggunakan tarif untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan kami di seluruh dunia, termasuk terhadap negara-negara yang selama puluhan tahun telah memanfaatkan kelemahan pemerintahan-pemerintahan Amerika sebelumnya,” papar Trump.

    Kini, usai kebijakan tarif diberlakukan, Trump mengklaim AS tidak lagi menanggung biaya besar untuk barang-barang impor dari negara lain dan justru malah menghasilkan keuntungan hingga ratusan miliar dolar untuk kocek pemerintah.

    “Di bawah pemerintahan Trump, termasuk masa jabatan pertama saya, kami menggunakan tarif sebagai mekanisme pertahanan, ratusan miliar dolar dalam bentuk tarif berhasil kami kumpulkan,” jelas Trump.

    Tonton juga video “Trump Gelar Pertemuan dengan Prabowo hingga Erdogan, Bahas Apa?” di sini:

    (hal/ara)

  • Trump Singgung Perundingan Tarif Dagang dengan RI di Sidang PBB

    Trump Kecam Negara-negara Barat yang Akui Palestina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam langkah negara-negara besar Barat untuk mengakui negara Palestina. Hal ini disampaikan Trump dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seiring AS menjadi minoritas dunia karena tidak mengakui negara Palestina.

    Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Selasa (23/9) waktu setempat, Trump mengatakan negara-negara kekuatan dunia seharusnya berfokus pada pembebasan para sandera yang ditawan kelompok Hamas di Gaza.

    Israel telah menuai kecaman global atas tindakan militernya di Gaza, yang telah menyebabkan kerusakan besar dan menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat. Sebuah kelompok pemantau kelaparan global mengatakan sebagian wilayah tersebut sedang menderita kelaparan.

    Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal termasuk di antara negara-negara yang telah mengakui negara Palestina dalam beberapa hari terakhir. Langkah-langkah mereka didasari rasa frustrasi terhadap Israel atas serangannya di Gaza dan bertujuan untuk mendorong solusi dua negara. Namun, hal ini telah membuat marah Israel dan sekutu dekatnya, Amerika Serikat.

    “Seolah-olah ingin mendorong konflik yang berkelanjutan, beberapa anggota badan ini berusaha untuk mengakui negara Palestina secara sepihak,” kata Trump dalam pidatonya.

    “Imbalannya akan terlalu besar bagi Hamas atas kekejaman mereka… tetapi alih-alih menyerah pada tuntutan tebusan Hamas, mereka yang menginginkan perdamaian seharusnya bersatu dengan satu pesan: Bebaskan para sandera sekarang juga,” cetus Trump, dilansir kantor berita Reuters, Rabu (24/9/2025).

    “Bebaskan para sandera sekarang juga,” ulangnya.

    Diketahui bahwa sebagian besar anggota PBB, saat ini lebih dari 150 negara, telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Negara-negara Barat yang sejak minggu ini mengakui negara Palestina antara lain Prancis, Belgia, Monako, Luksemburg, Malta, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.

    Simak Video ‘Serangan dan Dukungan Trump ke PBB’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Dino Patti Djalal Bongkar Politik Luar Negeri Jokowi yang Buruk, ke Ukraina Untuk Pencitraan

    Dino Patti Djalal Bongkar Politik Luar Negeri Jokowi yang Buruk, ke Ukraina Untuk Pencitraan

    GELORA.CO  – Usai pensiun jadi Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, mata publik baru terbuka.

    Karena mulai banyak orang yang berani membongkar sikap buruknya.

    Terbaru, mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) di era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dino Patti Djalal, ungkap unek-unek yang sudah lama dipendam.

    Sebagai mantan diplomat, Dino memiliki jarinagn luar negeri yang luas dan kredibel.

    Karena itu Dino sangat tahu sikap politik luar negeri Jokowi saat dua periode menjabat.

    Ternyata, Jokowi menjadi salah satu Presiden RI yang paling enggan mengikuti acara pemimpin dunia lewat berbagai forum atau organisasi.

    Entah karena kendala bahasa Inggris yang tak lancar, atau persoalan lain.

    Yang pasti, kata Dino, Jokowi sering mendelegasikan acara penting itu kepada para menteri atau Wakil Presiden saat dijabat Jusuf Kalla.

    Hal ini diungkap Dino di kanal YouTube Total Politik, Rabu (24/9/2025), yang dikutip Tribunnews.com.

    Menurut Dino, Jokowi bukanlah sosok presiden yang tertarik dengan politik luar negeri.

    Dino mengungkapkan hal itu sudah terlihat ketika Jokowi pertama kali menjabat sebagai Presiden RI pada tahun 2014 lalu.

    Adapun contohnya ketika Jokowi enggan menghadiri forum G20 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC.

    Bahkan, kata Dino, Jokowi juga tidak tertarik akan pertemuan dengan negara anggota ASEAN.

    Baca juga: Jokowi Arahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Ahli: Sebagai Eks Presiden, Ini Menyedihkan

    Jokowi, sambung Dino, menyebut bahwa pertemuan semacam itu tidak menimbulkan dampak nyata bagi masyarakat.

    “Saya ingat waktu beliau menjadi Presiden diminta untuk ke G20 dan KTT APEC, setelah beliau disumpah jadi Presiden, susah banget karena beliau tidak tertarik.”

    “Bahkan ASEAN pun, banyak cerita-cerita diplomat, beliau sempat bilang ini apa sih perkumpulan hanya ngomong-ngomong aja,” katanya.

    Keengganan Jokowi untuk hadir dalam pertemuan internasional semakin terlihat ketika dirinya juga enggan untuk mengikuti Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Jokowi memang tidak pernah menghadiri langsung Sidang Umum PBB selama dua periode menjadi orang nomor satu di Indonesia.

    Dia selalu memerintakan Menteri Luar Negeri (Menlu) ataupun Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), untuk menghadirinya.

    Dino pun sempat memperoleh cerita ketika Jusuf Kalla bercerita ke Jokowi terkait padatnya rangkaian acara di PBB.

    Menurut Dino, hal tersebut turut menjadi alasan Jokowi enggan untuk menghadiri Sidang Umum PBB.

    “Pernah ada cerita, beliau nanya ke pak JK, Pak JK waktu itu sedang di New York ‘pak saya hari ini 5-10 meeting, sibuk. Pak Jokowi lalu bilang ‘ya karena itulah saya nggak mau ke sana’. Nah jadi interest-nya emang nggak ada,” tuturnya.

    Selanjutnya, mantan juru bicara SBY tersebut juga menyebut bahwa kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia saat konflik kedua negara tersebut terjadi hanya untuk pencitraan di dalam negeri.

    Jokowi memang pernah pergi ke Ukraina dan bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy pada 29 Juni 2022 lalu.

    Dikutip dari laman Presiden RI, Jokowi menyebut bahwa kunjungan ke Ukraina adalah wujud kepedulian masyarakat Indonesia untuk Ukraina.

    Sehari setelahnya, Jokowi pun sempat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow dan mengatakan siap menjembatani agar kedua negara berdamai.

    “Kita lihat waktu konflik Rusia-Ukraina, beliau datang ke Ukraina dan Rusia dan saya dan kita semua kan senang, ya,” ujarnya.

    “Tetapi ternyata, dan mohon maaf sekali untuk para pendukung Jokowi, tapi ternyata ini lebih untuk konsumsi dalam negeri dan bukan untuk menyelesaikan konflik. Kalau kita benar-benar mau bantu, ya bantu,” lanjut Dino.

    Dino lantas membandingkan kepemimpinan Jokowi dan SBY di mana mantan atasannya itu memiliki keseimbangan dalam mengurusi urusan dalam negeri dan luar negeri.

    “Ini Pak SBY, dalam negeri bagus secara politik, ekonomi, demokrasi, reformasi, tetapi (urusan) luar negeri aktif dan berdampak,” tuturnya.

    Dia pun berharap agar Presiden Prabowo Subianto mencontoh cara kepemimpinan SBY di masa lalu.

    “Dan saya kira dari sekarang, Pak Prabowo harus bisa berpikir bagaimana saya jadi Presiden di dalam negeri secara politik dan ekonomi sukses tapi juga luar negeri, kita bisa berdampak. Itu susah sekali,” pungkasnya

  • Cara Karyawan Hilton Tambah Kapasitas Komunitas Lokal melalui Program Mentorship

    Cara Karyawan Hilton Tambah Kapasitas Komunitas Lokal melalui Program Mentorship

    Jakarta: Sebagai perusahaan perhotelan global terkemuka dengan 24 merek berkelas dunia Hilton mempunyai program untuk meningkatkan kapasitas karyawannya. Melalui program ini karyawan didorong untuk tumbuh berkembang sehingga bermanfaat bagi komunitas lokal.

    Melalui program tersebut ada dua sosok yang berhasil meningkatkan kapasitasnya dan juga berkontribusi nyata bagi komunitas. Keduanya adalah Nyoman Bonarta dan Ajik Lanang.
     
    Nyoman Bonarta: dari bar waiter hingga berkontribusi untuk petani lokal

    Nyoman Bonarta kini sukses meniti karier sebagai Poolside Bar Manager dan memimpin tim beranggotakan 20 orang. Perjalanan Nyoman yang dulunya bekerja sebagai petani di daerah Gianyar ini tidak mudah.

    Nyoman memulai kariernya dengan menjadi menjadi bar waiter. Untuk meningkatkan kemampuannya ia rutin belajar dan meningkatkan kapasitasnya dirinya dengan belajar bahasa Inggris.

    “Saat itu, saya tidak memiliki pengalaman sama sekali di industri ini, bahkan kemampuan bahasa Inggris saya masih sangat terbatas. Sebelumnya, saya bekerja sebagai petani padi di Gianyar. Karena itu, kesempatan untuk dapat bekerja di sebuah resor mewah terasa seperti sebuah lompatan besar bagi saya,” kata Nyoman kepada Medcom.id, Selasa, 23 September 2025.

    Nyoman mengungkapkan selain meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, ia juga belajar pengopreasian komputer. Dalam kegiatan tersebut dirinya mendapat pendampingan dari perusahaan melalui program pelatihan dan pengembangan.

    “Berkat dukungan mentor serta program pelatihan dan pengembangan di Hilton, saya perlahan naik dari Bar Waiter hingga akhirnya dipercaya sebagai Poolside Bar Manager,” jelasnya.

    “Pengalaman awal ini mengajarkan saya arti penting ketekunan dan belajar tanpa henti. Meski tanpa latar belakang di bidang perhotelan, saya berusaha menghadapi setiap tantangan dengan sepenuh hati dan memberikan usaha yang maksimal karena ingin meniti karir di industri ini,” tambahnya.

    Tidak hanya itu, Nyoman juga mempelajari tentang praktik keberlanjutan (sustainability). Pemahaman baru tentang praktik keberlanjutan ini kemudian menginspirasinya untuk berbagi ilmu ke petani yang ada di desanya.

    “Praktik keberlanjutan (sustainability) yang saya pelajari di Conrad Bali benar-benar menginspirasi dan mengubah cara pandang saya. Saya menyadari bahwa metode seperti upcycling dan pengurangan limbah juga bisa membawa manfaat nyata bagi desa saya. Kesadaran itulah yang mendorong saya untuk mulai membagikan teknik-teknik tersebut kepada para petani lokal,” jelasnya.

    “Bagi saya, keberlanjutan dalam perhotelan tidak hanya sebatas di area resor, tetapi juga tentang menciptakan efek berantai yang bermakna bagi masyarakat luas.”
     

    Saat ini sudah ada 50 petani yang mendapat pendampingan dari Nyoman. Mereka diajari untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk serta pakan ikan yang terbukti mampu menekan biaya operasional sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan

    “Sejauh ini, lebih dari 50 petani padi dan sayuran di desa saya telah menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Kami memperkenalkan cara mengolah limbah pertanian menjadi pupuk serta pakan ikan yang terbukti mampu menekan biaya operasional sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” jarnya.

    Ia pun mengaku bahagia bisa membagikan ilmu yang bisa berdampak besar bagi kehidupan para petani dan kelestarian lingkungan. 

    “Rasanya sangat membahagiakan melihat perubahan kecil ini bisa membawa dampak besar, baik bagi kehidupan para petani maupun bagi kelestarian lingkungan,” tuturnya.
    Ajik Lanang Sosok Mentor yang kaya pengalaman
    Ajik Lanang yang kini menjadi Banquet Chef di Conrad Bali juga tidak kalah inspiratif. Sosok yang mulai sejak pre-opening Conrad Bali pada 2004 silam ini telah melahirkan beberapa chef berbakat.

    Ini tidak lepas sebagai sosoknya selain lihai di lingkungan dapur tapi juga andal sebagai seorang mentor untuk para chef muda. Menurutnya menjadi mentor dan membantu chef muda meningkatkan kemampuannya menjadi sebuah kebanggan tersendiri.

    “Menyaksikan mereka tumbuh dan berhasil, bahkan ada yang menjadi executive chef. Pencapaian mereka memberi motivasi yang luar biasa dan menginspirasi saya untuk terus belajar, tetap rendah hati, dan terus tulus berkontribusi pada komunitas kuliner,” ungkapnya.

    Lanang mengaku lebih senang praktik langsung dalam sesi mentoring. Dengan begitu ia tidak hanya membagikan kemampuan teknik, tetapi juga sekaligus menanamkan nilai disiplin, kerja sama, dan kebanggaan terhadap profesi chef. 

    “Banyak dari mereka yang pernah saya bimbing kini berkembang menjadi chef yang luar biasa, dan menyaksikan kesuksesan mereka adalah penghargaan terbesar bagi saya,” tegasnya.

    Tidak sampai di situ Lanang yang sudah 20 tahun menjadi chef dan juga mentor ini mengaku terus belajar, termasuk tentang praktik dapur berkelanjutan (sustainable kitchen). Praktik tersebut ia pelajari langsung dari pelatihan di Bangkok. 

    “Saya selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah keterampilan dan program pelatihan Hilton sangat berperan penting bagi pengembangan diri saya, khususnya pelatihan di Bangkok yang mengajarkan praktik dapur berkelanjutan (sustainable kitchen). Pelajaran itu saya terapkan kembali di Conrad Bali,” ungkapnya.

    “Contohnya dengan mengolah sisa daging untuk meminimalkan limbah makanan serta membuat kompos dari bahan organik. Rasa ingin tahu dan keterbukaan terhadap ide-ide baru membuat semangat saya tetap menyala,” imbuhnya.

    Jakarta: Sebagai perusahaan perhotelan global terkemuka dengan 24 merek berkelas dunia Hilton mempunyai program untuk meningkatkan kapasitas karyawannya. Melalui program ini karyawan didorong untuk tumbuh berkembang sehingga bermanfaat bagi komunitas lokal.
     
    Melalui program tersebut ada dua sosok yang berhasil meningkatkan kapasitasnya dan juga berkontribusi nyata bagi komunitas. Keduanya adalah Nyoman Bonarta dan Ajik Lanang.
     
    Nyoman Bonarta: dari bar waiter hingga berkontribusi untuk petani lokal

    Nyoman Bonarta kini sukses meniti karier sebagai Poolside Bar Manager dan memimpin tim beranggotakan 20 orang. Perjalanan Nyoman yang dulunya bekerja sebagai petani di daerah Gianyar ini tidak mudah.
     
    Nyoman memulai kariernya dengan menjadi menjadi bar waiter. Untuk meningkatkan kemampuannya ia rutin belajar dan meningkatkan kapasitasnya dirinya dengan belajar bahasa Inggris.

    “Saat itu, saya tidak memiliki pengalaman sama sekali di industri ini, bahkan kemampuan bahasa Inggris saya masih sangat terbatas. Sebelumnya, saya bekerja sebagai petani padi di Gianyar. Karena itu, kesempatan untuk dapat bekerja di sebuah resor mewah terasa seperti sebuah lompatan besar bagi saya,” kata Nyoman kepada Medcom.id, Selasa, 23 September 2025.
     
    Nyoman mengungkapkan selain meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, ia juga belajar pengopreasian komputer. Dalam kegiatan tersebut dirinya mendapat pendampingan dari perusahaan melalui program pelatihan dan pengembangan.
     
    “Berkat dukungan mentor serta program pelatihan dan pengembangan di Hilton, saya perlahan naik dari Bar Waiter hingga akhirnya dipercaya sebagai Poolside Bar Manager,” jelasnya.
     
    “Pengalaman awal ini mengajarkan saya arti penting ketekunan dan belajar tanpa henti. Meski tanpa latar belakang di bidang perhotelan, saya berusaha menghadapi setiap tantangan dengan sepenuh hati dan memberikan usaha yang maksimal karena ingin meniti karir di industri ini,” tambahnya.
     
    Tidak hanya itu, Nyoman juga mempelajari tentang praktik keberlanjutan (sustainability). Pemahaman baru tentang praktik keberlanjutan ini kemudian menginspirasinya untuk berbagi ilmu ke petani yang ada di desanya.
     
    “Praktik keberlanjutan (sustainability) yang saya pelajari di Conrad Bali benar-benar menginspirasi dan mengubah cara pandang saya. Saya menyadari bahwa metode seperti upcycling dan pengurangan limbah juga bisa membawa manfaat nyata bagi desa saya. Kesadaran itulah yang mendorong saya untuk mulai membagikan teknik-teknik tersebut kepada para petani lokal,” jelasnya.
     
    “Bagi saya, keberlanjutan dalam perhotelan tidak hanya sebatas di area resor, tetapi juga tentang menciptakan efek berantai yang bermakna bagi masyarakat luas.”
     

     
    Saat ini sudah ada 50 petani yang mendapat pendampingan dari Nyoman. Mereka diajari untuk mengolah limbah pertanian menjadi pupuk serta pakan ikan yang terbukti mampu menekan biaya operasional sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
     
    “Sejauh ini, lebih dari 50 petani padi dan sayuran di desa saya telah menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Kami memperkenalkan cara mengolah limbah pertanian menjadi pupuk serta pakan ikan yang terbukti mampu menekan biaya operasional sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan,” jarnya.
     
    Ia pun mengaku bahagia bisa membagikan ilmu yang bisa berdampak besar bagi kehidupan para petani dan kelestarian lingkungan. 
     
    “Rasanya sangat membahagiakan melihat perubahan kecil ini bisa membawa dampak besar, baik bagi kehidupan para petani maupun bagi kelestarian lingkungan,” tuturnya.
    Ajik Lanang Sosok Mentor yang kaya pengalaman
    Ajik Lanang yang kini menjadi Banquet Chef di Conrad Bali juga tidak kalah inspiratif. Sosok yang mulai sejak pre-opening Conrad Bali pada 2004 silam ini telah melahirkan beberapa chef berbakat.
     
    Ini tidak lepas sebagai sosoknya selain lihai di lingkungan dapur tapi juga andal sebagai seorang mentor untuk para chef muda. Menurutnya menjadi mentor dan membantu chef muda meningkatkan kemampuannya menjadi sebuah kebanggan tersendiri.
     
    “Menyaksikan mereka tumbuh dan berhasil, bahkan ada yang menjadi executive chef. Pencapaian mereka memberi motivasi yang luar biasa dan menginspirasi saya untuk terus belajar, tetap rendah hati, dan terus tulus berkontribusi pada komunitas kuliner,” ungkapnya.
     
    Lanang mengaku lebih senang praktik langsung dalam sesi mentoring. Dengan begitu ia tidak hanya membagikan kemampuan teknik, tetapi juga sekaligus menanamkan nilai disiplin, kerja sama, dan kebanggaan terhadap profesi chef. 
     
    “Banyak dari mereka yang pernah saya bimbing kini berkembang menjadi chef yang luar biasa, dan menyaksikan kesuksesan mereka adalah penghargaan terbesar bagi saya,” tegasnya.
     
    Tidak sampai di situ Lanang yang sudah 20 tahun menjadi chef dan juga mentor ini mengaku terus belajar, termasuk tentang praktik dapur berkelanjutan (sustainable kitchen). Praktik tersebut ia pelajari langsung dari pelatihan di Bangkok. 
     
    “Saya selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah keterampilan dan program pelatihan Hilton sangat berperan penting bagi pengembangan diri saya, khususnya pelatihan di Bangkok yang mengajarkan praktik dapur berkelanjutan (sustainable kitchen). Pelajaran itu saya terapkan kembali di Conrad Bali,” ungkapnya.
     
    “Contohnya dengan mengolah sisa daging untuk meminimalkan limbah makanan serta membuat kompos dari bahan organik. Rasa ingin tahu dan keterbukaan terhadap ide-ide baru membuat semangat saya tetap menyala,” imbuhnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Daftar Negara yang Mengakui dan Tidak Mengakui Palestina – Page 3

    Berikut daftar negara yang sudah mengakui Palestina:

    Pengakuan Terhadap Palestina Mulai 2024-2025

     

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Armenia 21 Juni 2024

    Slovenia 4 Juni 2024

    Irlandia 22 Mei 2024

    Norwegia 22 Mei 2024

    Spanyol 22 Mei 2024

    Bahama 8 Mei 2024

    Trinidad dan Tobago 3 Mei 2024

    Jamaika 24 April 2024

    Barbados 20 April 2024

    Prancis 22 September 2025

    Luksemburg 22 September 2025

    Malta 22 September 2025

    Monako 22 September 2025

    Belgia 22 September 2025

    Andorra 22 September 2025

    Inggris 21 September 2025

    Australia 21 September 2025

    Kanada 21 September 2025

    Portugal 21 September 2025

    Meksiko 20 Maret 2025

     

    2010-2019

     

    Ekuador 27 Desember 2010

    Bolivia 17 Desember 2010

    Argentina 6 Desember 2010

    Islandia 15 Desember 2011

    Brasil 3 Desember 2011

    Grenada 25 September 2011

    Antigua dan Barbuda 22 September 2011

    Dominika 19 September 2011

    Belize 9 September 2011

    St. Vincent dan Grenadines 29 Agustus 2011

    Honduras 26 Agustus 2011

    El Salvador 25 Agustus 2011

    Suriah 18 Juli 2011

    Sudan Selatan 14 Juli 2011

    Liberia 1 Juli 2011

    Lesotho 3 Mei 2011

    Uruguay 16 Maret 2011

    Paraguay 29 Januari 2011

    Suriname 26 Januari 2011

    Peru 24 Januari 2011

    Guyana 13 Januari 2011

    Chili 7 Januari 2011

    Thailand 18 Januari 2012

    Haiti 27 September 2013

    Guatemala 9 April 2013

    Swedia 30 Oktober 2014

    St. Lucia 14 September 2015

    Tahta Suci 26 Juni 2015

    Kolombia 3 Agustus 2018

    St. Kitts dan Nevis 29 Juli 2019

     

    1991-2009

     

    Eswatini 1 Juli 1991

    Bosnia dan Herzegovina 27 Mei 1992

    Georgia 25 April 1992

    Turkmenistan 17 April 1992

    Azerbaijan 15 April 1992

    Kazakstan 6 April 1992

    Uzbekistan 25 September 1994

    Tajikistan 2 April 1994

    Kirgistan 1 November 1995

    Afrika Selatan 15 Februari 1995

    Papua Nugini 13 Januari 1995

    Malawi 23 Oktober 1998

    Timor Leste 1 Maret 2004

    Montenegro 24 Juli 2006

    Pantai Gading 1 Desember 2008

    Lebanon 30 November 2008

    Kosta Rika 5 Februari 2008

    Republik Dominika 15 Juli 2009

    Venezuela 27 April 2009

     

     1988-1989

     

    Bhutan 25 Desember 1988

    Republik Afrika Tengah 23 Desember 1988

    Burundi 22 Desember 1988

    Botswana 19 Desember 1988

    Nepal 19 Desember 1988

    Republik Demokratik Kongo 18 Desember 1988

    Polandia 14 Desember 1988

    Oman 13 Desember 1988

    Gabon 12 Desember 1988

    Sao Tome dan Principe 10 Desember 1988

    Mozambik 8 Desember 1988

    Angola 6 Desember 1988

    Republik Kongo 5 Desember 1988

    Sierra Leone 3 Desember 1988

    Uganda Desember 3, 1988

    Laos 2 Desember 1988

    Chad 1 Desember 1988

    Ghana 29 November 1988

    Togo 29 November 1988

    Zimbabwe 29 November 1988

    Maladewa 28 November 1988

    Bulgaria 25 November 1988

    Tanjung Verde 24 November 1988

    Korea Utara 24 November 1988

    Niger 24 November 1988

    Rumania 24 November 1988

    Tanzania 24 November 1988

    Hongaria 23 November 1988

    Mongolia 22 November 1988

    Senegal 22 November 1988

    Burkina Faso 21 November 1988

    Kamboja 21 November 1988

    Komoro 21 November 1988

    Guinea 21 November 1988

    Guinea-Bissau 21 November 1988

    Mali 21 November 1988

    Tiongkok 20 November 1988

    Belarus 19 November 1988

    Namibia 19 November 1988

    Rusia 19 November 1988

    Ukraina 19 November 1988

    Vietnam 19 November 1988

    Siprus 18 November 1988

    Republik Ceko 18 November 1988

    Mesir 18 November 1988

    Gambia 18 November 1988

    India 18 November 19881

    Nigeria 18 November 1988

    Seychelles Slowakia 18 November 1988

    Sri Lanka 18 November 1988

    Albania 17 November 1988

    Brunei Darussalam 17 November 1988

    Djibouti 17 November 1988

    Mauritius 17 November 1988

    Sudan 17 November 1988

    Afganistan 16 November 1988

    Bangladesh 16 November 1988

    Kuba 16 November 1988

    Yordania 16 November 1988

    Madagaskar 16 November 1988

    Nikaragua 16 November 1988

    Pakistan 16 November 1988

    Qatar 16 November, 1988

    Arab Saudi 16 November 1988

    Serbia 16 November 1988

    Uni Emirat Arab 16 November 1988

    Zambia 16 November 1988

    Aljazair 15 November 1988

    Bahrain 15 November 1988

    Indonesia 15 November 1988

    Irak 15 November 1988

    Kuwait 15 November 1988

    Libya Malaysia 15 November 1988

    Mauritania 15 November 1988

    Maroko 15 November 1988

    Somalia 15 November 1988

    Tunisia 15 November 1988

    Turki 15 November 1988

    Yaman 15 November 1988

    Iran 4 Februari 1988

    Filipina 1 September 1989

    Vanuatu 21 Agustus 1989

    Benin 1 Mei 1989

    Guinea Khatulistiwa 1 Mei 1989

    Kenya 1 Mei 1989

    Etiopia 4 Februari 1989

    Rwanda 2 Januari 1989

  • IHSG variatif di tengah ekspektasi membaiknya ekonomi domestik

    IHSG variatif di tengah ekspektasi membaiknya ekonomi domestik

    Namun karena kondisi IHSG di area ‘overbought’, waspadai potensi ‘pullback minor’ di kisaran 8.050-8.070

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi bergerak variatif di tengah ekspektasi membaiknya perekonomian domestik pada semester II-2025.

    IHSG dibuka menguat 36,08 poin atau 0,44 persen ke posisi 8.161,28. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,94 poin atau 0,36 persen ke posisi 813,52.

    “Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan di area 8.150-8.200, selama ditutup di sekitar level 8.050. Namun karena kondisi IHSG di area ‘overbought’, waspadai potensi ‘pullback minor’ di kisaran 8.050-8.070,” ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

    Dari dalam negeri, ekspektasi membaiknya ekonomi pada semester II-2025 menjadi faktor positif, meskipun pelemahan nilai tukar rupiah pada akhir-akhir ini menjadi faktor negatif.

    Data uang beredar dalam arti luas (M2 Money Supply) bulan Agustus 2025 meningkat sebesar 7,6 persen year on year (yoy) dari sebelumnya 6,6 persen (yoy) pada Juli 2025.

    Kenaikan itu sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) dan paket stimulus dari pemerintah, yang bertujuan mendorong peningkatan aktivitas ekonomi domestik.

    Seiring dengan itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berupaya untuk memberantas rokok ilegal, yang mendorong penguatan pada saham-saham emiten rokok.

    Dari mancanegara, ekspektasi terhadap berlanjutnya pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed menjadi faktor positif.

    Dalam pidatonya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed perlu menyeimbangkan kekhawatiran inflasi dengan melemahnya pasar tenaga kerja dalam keputusan suku bunga mendatang.

    Pada perdagangan Selasa (23/9), bursa saham Eropa ditutup mayoritas menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,64 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,04 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,36 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,54 persen.

    Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street juga ditutup mayoritas melemah pada Selasa (23/9), diantaranya indeks S&P 500 melemag 0,55 persen ke level 6.656,92, indeks Nasdaq Composite melemah 0,73 persen ke 24.580,89, dan indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,19 persen ke 46.292,42.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 215,50 poin atau 0,95 persen ke 45.299,50, indeks Shanghai menguat 3,89 poin atau 0,10 persen ke 3.825,20, indeks Hang Seng menguat 27,88 poin atau 0,11 persen ke 26.187,55, dan indeks Strait Times melemah 4,44 poin atau 0,10 persen ke 4.298,13.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.