Negara: Inggris

  • AS Bakal Pasok Amunisi Tank Israel usai Veto Resolusi Damai DK PBB

    AS Bakal Pasok Amunisi Tank Israel usai Veto Resolusi Damai DK PBB

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat (AS) disebut bakal memasok amunisi bagi tank-tank atau kendaraan lapis baja Israel usai memveto resolusi gencatan senjata kemanusiaan di Dewan Keamanan PBB, Jumat (8/12).

    Kementerian Luar Negeri AS dikabarkan telah meminta Kongres menyetujui penjualan puluhan ribu amunisi untuk tank Israel, demikian menurut sumber yang mengetahui hal tersebut kepada CNN.

    Sumber itu berujar Kemlu meminta persetujuan penjualan 45 ribu peluru untuk tank Merkava Israel. Permintaan itu diterima dalam sepekan terakhir dan sedang ditinjau oleh Komite Urusan Luar Negeri DPR dan Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

    Menurut sumber tersebut, kedua komite saat ini berada di bawah “tekanan” Kemlu untuk secepatnya menyetujui permintaan itu.

    Kabar ini muncul di saat komunitas global menekan AS untuk mendukung gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan nyaris 17.500 orang, dengan mayoritas anak-anak dan perempuan.

    Meski begitu banyak nyawa telah melayang, AS seakan tak peduli dan malah memveto pemungutan suara di DK PBB pada Jumat.

    Padahal, 13 anggota mendukung resolusi Uni Emirat Arab yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Hanya Inggris yang memilih abstain.

    Menurut AS, resolusi itu “berbeda dari kenyataan”. Inggris, sementara itu, abstain karena draf resolusi mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Terkait pasokan bantuan militer, juru bicara Kemlu AS sejauh ini enggan berkomentar.

    “Karena ini masalah kebijakan, kami tidak akan mengonfirmasi maupun mengomentari transfer atau penjualan peralatan pertahanan yang diusulkan sampai hal itu secara resmi diberi tahu kepada Kongres,” juru bicara tersebut.

    Pada awal November, Kemlu AS secara resmi memberi tahu para pemimpin Kongres bahwa mereka akan memasok peralatan bom berpemandu presisi senilai 320 juta dolar atau setara Rp4,9 triliun ke Israel.

    Kementerian Israel menyatakan lebih dari 10 ribu peralatan militer telah dikirim ke negaranya sejak awal agresi.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bantuan itu berasal dari sejumlah negara, tanpa merinci apa saja yang dikirim dan berapa banyak yang berasal dari AS.

    Kemhan Israel sejauh ini mengaku menerima 200 pesawat kargo peralatan militer dari “beberapa negara” sejak agresi dimulai. Peralatan itu mencakup amunisi, kendaraan lapis baja, hingga senjata.

    Pengiriman bantuan militer AS dimulai tak lama setelah agresi Israel di Gaza diluncurkan 7 Oktober lalu. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berada di Israel pada 13 Oktober, kala pesawat kargo C-17 berisi bantuan keamanan mendarat di Negeri Zionis.

    “Ada banyak lagi yang akan menyusul ini,” kata Austin saat itu.

    Pengiriman bantuan keamanan ke Israel ini pun berbeda dengan ke Ukraina. Sebab untuk Ukraina, AS merinci jenis dan kemampuan senjata sebelum dikirim. Namun untuk Israel, Kementerian Pertahanan AS cenderung merahasiakan.

    Menurut CNN, Kemhan AS jarang mengakui atau mengumumkan jenis senjata maupun peralatan yang mereka kirim ke Israel.

    (blq/arh)

  • Menlu Retno Kecewa DK PBB Gagal Adopsi Resolusi Gencatan Senjata Gaza

    Menlu Retno Kecewa DK PBB Gagal Adopsi Resolusi Gencatan Senjata Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan kekecewaannya usai Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) lagi-lagi gagal mengadopsi resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.

    “Saya sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan untuk mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza,” kata Retno dalam unggahan di X, Sabtu (9/12).

    Padahal, ujar Retno, resolusi tersebut telah disponsori oleh lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia.

    Ia pun menekankan komunitas global tak selayaknya cuma bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan dalam diam kekejaman Israel di Gaza.

    “Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan tanpa daya kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” tutur Retno.

    Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengadopsi resolusi usai Amerika Serikat memveto draf yang diajukan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pemungutan suara pada Jumat (8/12).

    “Resolusi itu berbeda dari kenyataan,” kata perwakilan AS di PBB, Robert Wood, seperti diberitakan AFP.

    Dalam pemungutan suara, 13 anggota DK PBB mendukung rancangan resolusi gencatan senjata kemanusiaan. Sementara itu, Inggris abstain.

    Perwakilan Inggris di PBB, Barbara Woodward, mengaku abstain karena draf resolusi mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Meski abstain, Woodward tetap meminta Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan dalam melakukan hal yang mereka sebut “mengatasi ancaman dari Hamas.”

    DK PBB terdiri dari 15 negara anggota yang mencakup 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap, yakni China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.

    Resolusi di DK PBB hanya bisa diadopsi jika mengantongi setidaknya sembilan suara dukungan dan tak ada yang memveto.

    Ini merupakan kegagalan kesekian oleh DK PBB dalam merespons agresi Israel di Jalur Gaza. Selama agresi lebih dari dua bulan ini, DK PBB baru sekali mengeluarkan resolusi, yakni pada 15 November.

    Resolusi itu menyerukan jeda kemanusiaan selama beberapa hari di Gaza.

    Sejumlah pihak pun menilai Dewan Keamanan, sebagai badan terkuat di PBB, lagi-lagi gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga perdamaian.

    Setidaknya lebih dari 17.400 warga Gaza tewas imbas agresi Israel sejak 7 Oktober lalu, merespons serbuan Hamas. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.

    (blq/dna)

  • Taktik Canggih Hamas Lawan Israel: Rekam Barak IDF-Pakai Bom Rakitan

    Taktik Canggih Hamas Lawan Israel: Rekam Barak IDF-Pakai Bom Rakitan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, disebut-sebut menggunakan taktik yang kian canggih selama melawan agresi Israel di Jalur Gaza.

    Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), mengungkapkan Hamas meneror militer Israel dengan merekam isi barak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dari lubang-lubang terowongan bawah tanah mereka.

    Dari hasil rekaman itu, Hamas mendapati tentara Zionis bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    Hamas pun memanfaatkan informasi tersebut untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel di barak.

    “Kelompok [Hamas] ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW, seperti dilansir dari Al Jazeera.

    Analisis ISW menyebut Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Strategi ini disebut dengan strategi pembersihan atau clearing operations.

    Hamas juga disebut semakin sering memakai peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore kala menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    Salah satu contohnya adalah penggunaan eksplosif penetrator (EFP), bahan peledak proyektil yang dirancang mampu menembus lapisan baja.

    Pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, Alexandre Vautravers, mengungkapkan dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah yang menimbulkan dampak mematikan dalam radius 10-40 meter.

    Jenis EFP modern milik Hamas berkecepatan hipersonik yang bisa menembus lapisan baja tanpa mampu dicegat oleh pertahanan Trophy Israel. Hamas juga terlihat menggunakan drone satu arah untuk menargetkan pasukan Israel di Jalur Gaza utara.

    “Hamas telah mengembangkan drone selama beberapa dekade dan telah menggunakannya, namun tidak pernah secara efektif dan terutama untuk tujuan pelatihan,” kata Veronika Poniscjakova, spesialis aspek militer dalam konflik Israel-Palestina di Universitas Portsmouth di Inggris.

    Selain meningkatkan persenjataan, Hamas juga diduga sengaja melancarkan operasi di Gaza utara untuk menunda perang di Gaza selatan.

    “Hamas dan milisi Palestina lainnya telah beralih dari melakukan operasi yang tertunda menjadi melakukan pertahanan yang disengaja,” tulis ISW.

    Operasi di Gaza utara bertujuan memperlambat kemajuan Israel dan memberikan waktu yang cukup bagi Hamas untuk memindahkan pemimpin serta persenjataannya ke Gaza selatan.

    Hamas lebih berani menghadapi Israel di Gaza selatan karena gudang amunisi dan senjata utamanya berada di sana.

    “Di Jalur Gaza utara, kita telah melihat Hamas beroperasi lebih seperti kekuatan gerilya – menghindari pertempuran besar, menyelinap pergi dan kemudian kembali menyerang dan menyelinap lagi,” ucap spesialis masalah keamanan di Timur Tengah di Kings College London, Ahron Bregman.

    “Orang-orang Israel juga kurang mengenal Jalur Gaza selatan dibandingkan dengan Jalur Gaza utara,” imbuh dia.

    Ada pula dugaan bahwa Hamas sengaja mengulur waktu masa perang untuk menjatuhkan citra Israel. Peristiwa yang terjadi beberapa hari ini menunjukkan bahwa strategi militer Hamas semakin maju.

    “Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel,” ungkap Poniscjakova.

    Tujuan perang yang dibawa oleh Israel berbeda dengan Hamas.

    “Hamas tidak harus meraih kemenangan besar atas Israel,” kata Bregman. “Yang harus mereka lakukan adalah mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri ketika perang ini selesai. Kemenangan Hamas adalah kemampuan untuk mengatakan, ‘Kami masih di sini’,” kata Poniscjakova.

    Kendati begitu, ISW menjelaskan militer Israel tidak tinggal diam dalam menghadapi taktik tersebut. Pasukan Israel berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza selatan, sama seperti yang mereka lakukan pada awal agresi ketika fokus menggempur Gaza utara.

    Namun, Amerika Serikat memperingatkan Israel bahwa strategi brutal yang lawas ini cuma akan membuat Negeri Zionis gagal melawan Hamas.

    Pasalnya, serangan brutal cuma akan membuat semakin banyak korban sipil yang berjatuhan. Hal ini pun akan menyebabkan komunitas global semakin meradang dan kian tak bersimpati dengan Zionis.

    Menurut AS, Israel mesti menggunakan strategi intensitas rendah guna menghindari jatuhnya korban sipil. Israel harus bertransisi ke strategi yang lebih fokus dan sempit, yaitu menargetkan kelompok dan pemimpin Hamas.

    (blq/agt)

  • Palestina Usai AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gaza: Ini Pembawa Bencana

    Palestina Usai AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gaza: Ini Pembawa Bencana

    Jakarta, CNN Indonesia

    Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengungkapkan kekecewaan atas pemungutan suara Dewan Keamanan PBB terkait resolusi gencatan senjata di Gaza pada Jumat (8/12). Resolusi itu tak bisa diadopsi karena diveto AS.

    Dalam pertemuan di New York itu, Riyad Mansour mengatakan hasil pemungutan suara itu “pembawa bencana.” Dari 15 anggota DK PBB, 13 mendukung resolusi, AS dan Inggris sebagai anggota tetap memilih veto dan abstain.

    “Ini sangat disesalkan dan membawa bencana,” kata Riyad Mansour, seperti diberitakan UN News, Sabtu (9/12).

    “Jutaan nyawa warga Palestina berada dalam bahaya. Setiap nyawa adalah berharga, layak diselamatkan,” ia menegaskan.

    “Bagaimana hal ini bisa dibenarkan? Bagaimana seseorang bisa membenarkan pembantaian seluruh rakyat?” ujarnya.

    Resolusi DK PBB baru bisa diadopsi jika mengantongi persetujuan sembilan anggota dengan tidak ada negara anggota tetap yang memakai hak vetonya. Anggota tetap DK PBB adalah AS, Inggris, China, Rusia, dan Prancis.

    Dalam pengambilan suara, wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan kepada dewan rancangan resolusi yang diajukan Uni Emirat Arab adalah teks yang terburu-buru dan tidak seimbang.

    “Itu tidak sesuai dengan kenyataan, yang tidak akan membawa kemajuan dalam hal yang konkret,” ujar Robert Wood.

    “Kami tidak mendukung seruan resolusi untuk gencatan senjata yang tidak berkelanjutan yang hanya akan menanam benih bagi perang berikutnya,” kata Wood.

    AS sebelumnya menawarkan amandemen substansial terhadap rancangan tersebut, termasuk kecaman atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan 240 orang disandera.

    Sementara itu, Inggris memilih abstain karena resolusi itu tidak menyertakan kecaman terhadap Hamas yang melakukan serangan pada Israel.

    “Israel harus mampu mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan perlu melakukannya dengan cara yang mematuhi hukum kemanusiaan internasional sehingga serangan seperti itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Barbara Woodward selaku perwakilan Inggris di PBB.

    Sedangkan Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan tidak berpidato di Dewan Keamanan setelah pemungutan suara tersebut. Namun, ia mengomentari resolusi gencatan senjata di Gaza melalui sebuah pernyataan.

    “Gencatan senjata hanya akan mungkin terjadi jika semua sandera kembali dan Hamas hancur,” kata Gilad Erdan.

    Amerika Serikat lebih memilih diplomasinya sendiri dibandingkan DK PBB untuk memenangkan pembebasan lebih banyak sandera dan menekan Israel untuk lebih melindungi warga sipil di Gaza ketika mereka melakukan pembalasan terhadap Hamas.

    Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (7/12) mengakui bahwa ada “celah” antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dan kenyataan di lapangan. Sehingga, ia minta Israel benar-benar jaga keselamatan warga sipil di Gaza.

    Israel telah membombardir Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk wilayah kantong Palestina telah diusir dari rumah mereka.

    Per Jumat (8/12), Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan 17.487 warga Palestina tewas akibat gempuran Israel, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

    (tim/chri)

  • Inggris Beber Alasan Abstain dari Resolusi DK PBB atas Gaza

    Inggris Beber Alasan Abstain dari Resolusi DK PBB atas Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Inggris jadi satu-satunya negara dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang memilih abstain saat pengambilan suara atas konflik di Gaza. Voting dilakukan pada Jumat (8/12) saat agresi militer Israel sudah menewaskan 17.487 warga Palestina.

    Barbara Woodward sebagai perwakilan Inggris di PBB mengungkapkan alasan di balik pilihannya tersebut. Menurutnya, draf resolusi gencatan senjata yang diajukan Uni Emirat Arab itu mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.

    “Seruan gencatan senjata mengabaikan fakta bahwa Hamas telah melakukan aksi teror dan masih menyandera warga sipil,” kata Woodward seperti diberitakan Al Jazeera.

    Meski Inggris abstain dari resolusi gencatan senjata, Barbara Woodward menyatakan tetap meminta Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan dalam melakukan hal yang mereka sebut “mengatasi ancaman dari Hamas.”

    “Israel harus mampu mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan harus melakukannya dengan cara yang mematuhi hukum kemanusiaan internasional sehingga serangan seperti itu tidak akan terjadi lagi,” Woodward.

    “Itu lah alasan kami abstain terhadap resolusi ini,” ia menegaskan.

    DK PBB terdiri dari 15 negara anggota meliputi 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap, yakni China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.

    Dalam pemungutan suara pada 8 Desember di New York, Inggris menjadi satu-satunya negara yang abstain. Sementara itu, AS menjadi satu-satunya anggota yang memveto resolusi gencatan senjata di Gaza.

    Sedangkan 13 anggota DK PBB mendukung rancangan resolusi singkat yang diajukan Uni Emirat Arab.

    Resolusi bisa diadopsi jika mengantongi persetujuan sembilan anggota dengan tidak ada negara anggota tetap yang memakai hak vetonya.

    Selama agresi Israel, DK PBB menjadi sorotan lantaran berulang kali gagal mengeluarkan resolusi atau bahkan pernyataan kemanusiaan tentang situasi di Jalur Gaza yang kian mengkhawatirkan.

    Sejumlah pihak menilai DK PBB gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga perdamaian.

    Sepanjang agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu, hampir 17.500 warga Palestina telah tewas dan puluhan ribu orang lainnya terluka. Selama periode yang sama, DK PBB baru sekali mengeluarkan resolusi saat presidensi ada di tangan China.

    Beberapa jam sebelum DK PBB melakukan pengambilan suara, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan total kematian warga Palestina mencapai 17.487 sejak gempuran dimulai 7 Oktober.

    Dalam kesempatan itu, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengungkapkan kesedihan dengan total kematian yang terus bertambah setiap hari.

    (tim/chri)

  • AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

    AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat memveto permintaan Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Veto diberikan dalam pemungutan suara DK PBB atas konflik di Gaza yang berlangsung pada Jumat (8/12).

    “Resolusi itu berbeda dari kenyataan,” kata perwakilan AS di PBB Robert Wood, seperti diberitakan AFP. Ia pun menambahkan resolusi tersebut “tidak akan memberikan dampak positif di lapangan.”

    Dalam pemungutan suara, 13 anggota DK PBB mendukung rancangan resolusi singkat yang diajukan Uni Emirat Arab.

    Sementara itu, Inggris abstain.

    Pemungutan suara dilakukan setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (6/12) membuat langkah yang jarang terjadi, yaitu secara resmi memperingatkan 15 anggota DK PBB mengenai ancaman global dari agresi militer Israel di Palestina yang berlangsung dua bulan.

    DK PBB terdiri dari 15 negara anggota meliputi 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap, yakni China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.

    Resolusi bisa diadopsi jika mengantongi persetujuan sembilan anggota dengan tidak ada negara anggota tetap yang memakai hak vetonya.

    Selama agresi Israel, DK PBB menjadi sorotan lantaran berulang kali gagal mengeluarkan resolusi atau bahkan pernyataan kemanusiaan tentang situasi di Jalur Gaza yang kian mengkhawatirkan.

    Sejumlah pihak menilai DK PBB gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga perdamaian.

    Sepanjang agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu, hampir 17.500 warga Palestina telah tewas dan puluhan ribu orang lainnya terluka. Selama periode yang sama, DK PBB baru sekali mengeluarkan resolusi saat presidensi ada di tangan China.

    Sebelumnya, AS dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

    Washington malah mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan pembebasan warga yang disandera Hamas dalam serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober.

    Jeda tujuh hari – yang menyebabkan Hamas membebaskan beberapa sandera dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza – berakhir pada 1 Desember.

    Setelah beberapa kali gagal dalam mengambil tindakan, Dewan Keamanan pada November 2023 menyerukan penghentian sementara pertempuran untuk memungkinkan akses bantuan ke Gaza, yang kemudian digambarkan oleh Guterres sebagai “mimpi buruk kemanusiaan yang terus meningkat.”

    AS lebih memilih diplomasinya sendiri, dibandingkan tindakan DK PBB, untuk memenangkan pembebasan lebih banyak sandera dan menekan Israel agar lebih melindungi warga sipil di Gaza ketika mereka membalas serangan Hamas yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.

    Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (7/12) mengakui bahwa ada “celah” antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dan kenyataan di lapangan. Sehingga, ia minta Israel benar-benar jaga keselamatan warga sipil di Gaza.

    [Gambas:Twitter]

    (AFP/chri)

  • RI Upayakan AS Cs Tak Veto Voting Resolusi DK PBB soal Gaza Malam Ini

    RI Upayakan AS Cs Tak Veto Voting Resolusi DK PBB soal Gaza Malam Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berharap Amerika Serikat dan empat anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lain tak memveto draf resolusi soal agresi Israel ke Palestina yang akan dibahas Jumat (8/12) malam ini WIB.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan Retno tengah berupaya berkomunikasi dengan sejumlah sekutu AS terkait draf resolusi DK PBB ini. 

    “Menlu RI terus berkomunikasi dengan berbagai pihak yang dianggap memiliki pengaruh di DK PBB untuk meyakinkan agar tidak ada negara Anggota Tetap DK PBB yang menggunakan hak veto-nya,” kata juru bicara Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal, dalam rilis resmi.

    Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB yaitu China, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

    Iqbal menerangkan pada Kamis (7/12), Retno melakukan pembicaraan via telepon dengan Menlu Uni Eropa.

    Di hari yang sama Retno juga melakukan pertemuan dengan Dubes-Dubes Uni Eropa di Jakarta.

    Lalu pada hari ini, Retno bertemu secara khusus dengan Dubes Perancis. Salah satu yang mereka bahas yakni soal resolusi DK PBB terkait Gaza.

    DK PBB akan menggelar voting untuk mengadopsi rancangan resolusi berisikan desakan gencatan senjata lagi dan penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza usai Israel melancarkan agresi fase kedua sejak gencatan senjata pertama berakhir. Pemungutan suara soal draf resolusi ini dikabarkan akan berlangsung pada Jumat pagi waktu New York, Amerika Serikat.

    Pemungutan suara resolusi ini berlangsung setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggunakan kewenangannya di bawah Pasal 99 Piagam PBB untuk mengangkat isu Gaza agar dibahas di DK PBB.

    DK PBB terdiri dari 15 negara anggota meliputi 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap. Resolusi bisa diadopsi jika mengantongi persetujuan sembilan anggota dengan tidak ada negara anggota tetap yang memakai hak vetonya. 

    Selama agresi Israel, DK PBB menjadi sorotan lantaran berulang kali gagal mengeluarkan resolusi atau bahkan pernyataan kemanusiaan tentang situasi di Jalur Gaza yang kian mengkhawatirkan.

    Sejumlah pihak menilai DK PBB gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga perdamaian. 

    Sepanjang agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu, lebih dari 17 ribu warga Palestina telah tewas dan puluhan ribu orang lainnya terluka. Selama periode yang sama, DK PBB baru sekali mengeluarkan resolusi saat presidensi ada di tangan China.

    Dikutip AFP, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, sangat berharap DK PBB akan mengadopsi resolusi tersebut dan akan “mendengarkan sikap Sekjen PBB yang berani, berani, dan berprinsip.”

    Sementara itu, Wakil Dubes AS di PBB, Robert Wood, mengatakan resolusi baru dari DK PBB pada tahap ini tidak akan “berguna.” Ia mengisyaratkan bahwa AS akan memveto lagi draf resolusi DK PBB soal Gaza ini.

    “Posisi kami tidak berubah. Kami sekali lagi berpikir bahwa hal terbaik yang bisa kami lakukan, untuk situasi di lapangan, adalah membiarkan diplomasi di balik layar terus berlanjut,” kata Wood.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa melindungi warga sipil di Gaza adalah hal yang “penting”. Biden juga mengatakan lebih banyak bantuan harus diizinkan masuk, kata Gedung Putih.

    Biden, yang berbicara melalui telepon dengan Netanyahu pada Kamis (7/12) waktu setempat untuk pertama kalinya sejak 26 November, menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk “memisahkan penduduk sipil dari Hamas”.

    “Presiden menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil dan memisahkan penduduk sipil dari Hamas, termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan aman dari wilayah perang tertentu,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/12/2023).

    Amerika Serikat sangat membela hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel, menewaskan 1.200 orang, sementara 138 orang masih disandera.

    Namun, pemerintahan Biden menyebut terlalu banyak warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 17.177 pada hari Kamis (7/12).

    Ketika pertempuran sengit di perkotaan terjadi di kota-kota terbesar di Gaza dan sekitarnya pada hari Kamis (7/12) waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Israel perlu berbuat lebih banyak.

    “Penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang sedang berkunjung pada hari Kamis.

    Gedung Putih menyatakan, Biden juga menyambut baik keputusan Israel untuk memberikan lebih banyak bahan bakar menyusul gagalnya gencatan senjata “tetapi menekankan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan secara menyeluruh.”

    Biden juga meminta Hamas untuk mengizinkan Palang Merah mengakses para sandera yang masih ditahan oleh kelompok milisi Palestina tersebut.

    Secara terpisah, Biden juga berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II, seiring upaya terus dilakukan untuk memulihkan gencatan senjata singkat yang gagal pekan lalu, kata Gedung Putih.

    Kedua pemimpin sepakat untuk mengupayakan “perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan di Timur Tengah termasuk pembentukan negara Palestina,” imbuh Gedung Putih.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Paksa 1,8 Juta Pengungsi Gaza ke Area Seukuran Bandara

    Israel Paksa 1,8 Juta Pengungsi Gaza ke Area Seukuran Bandara

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi Israel di Jalur Gaza kini mulai intens menyasar wilayah selatan setelah menghancurkan wilayah utara.

    Warga sipil pun saat ini diminta mengungsi ke sebuah bagian kota yang luasnya lebih kecil dari Bandara Heathrow, Inggris.

    Dilansir dari Al Jazeera, militer Israel memaksa warga Palestina di Gaza untuk mengungsi ke bagian Kota Al-Mawasi di selatan daerah kantong itu. Mereka menetapkannya sebagai tempat yang aman dari serangan.

    Perintah evakuasi ini sendiri dikeluarkan setelah Israel mengumumkan bakal mulai menyerbu Gaza selatan, terutama Kota Khan Younis. Militer Israel mengklaim para pemimpin Hamas berlindung di dalam kota tersebut.

    Al-Mawasi adalah kota Badui pesisir yang kecil dan sempit dengan lebar sekitar 1 kilometer dan panjang 14 kilometer. Kota ini sebelumnya dikelilingi permukiman Israel, sampai eks Perdana Menteri Zionis Ariel Sharon membubarkan permukiman pada 2005 silam.

    Menurut Israel, 6,5 kilometer persegi kota ini bisa menjadi tempat aman bagi warga sipil untuk berlindung dari serangan.

    Area ini setara dengan setengah ukuran Bandara Heathrow London, yang dikunjungi 61 juta penumpang pada 2022 atau sekitar 167 ribu penumpang per hari.

    Dengan kata lain, jika warga sipil berada di wilayah tersebut, kepadatan penduduknya akan lebih dari 20 kali lipat Heathrow, bahkan jika semua penumpang harian bandara hadir dalam satu waktu.

    Seberapa aman Al-Mawasi?

    Peningkatan serbuan Israel di Gaza selatan usai gencatan senjata berakhir Jumat (1/12) pekan lalu telah membuat zona aman bagi warga Gaza kian menipis.

    Pasalnya, Kota Khan Younis yang kini diserang Israel, sebelumnya dianggap sebagai zona aman sehingga banyak warga dari utara berbondong-bondong mengevakuasi diri ke sana.

    Masyarakat sipil pun sangsi bahwa masih ada zona aman di Gaza untuk mereka hidup di tengah bayang-bayang gempuran.

    Para ahli juga menilai kawasan bagian dari Al-Mawasi itu terlalu kecil untuk menampung populasi yang jumlahnya jauh lebih besar.

    Masalah kesehatan

    Pakar hukum yang berbasis di Ramallah, Bushra Khalidi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Gaza saat ini “sudah kelebihan penduduk.”

    Jumlah yang padat ini bisa memicu risiko kolera dan gastroenteritis menyebar dengan cepat di antara warga.

    “Orang-orang tidak menjadi lebih baik karena kondisinya tidak memungkinkan mereka untuk menjadi lebih baik,” ucapnya.

    Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menyebut rencana Israel menyediakan ruang aman bagi warga Gaza hanyalah resep untuk menciptakan bencana.

    “Mencoba menjejalkan begitu banyak orang ke daerah sekecil itu dengan infrastruktur atau layanan yang begitu sedikit akan secara signifikan meningkatkan risiko kesehatan bagi orang-orang yang sudah berada di ‘tepi jurang’,” kata Tedros.

    Apakah Al-Mawasi memadai?

    Sebuah tim dari Sky News mengunjungi Al-Mawasi untuk menyelidiki situasi di sana.

    Ketika tiba, mereka tidak menemukan pemetaan untuk tempat penampungan, seperti tenda atau dapur makanan. Daerah ini punya fasilitas kesehatan yang begitu mengenaskan.

    (blq/bac)

  • 4 Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Gaza

    4 Taktik Gila Hamas Hadapi Agresi Israel di Gaza

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok perlawanan Hamas melancarkan taktik gila untuk menghadapi agresi Israel di Gaza, walaupun sudah digempur selama dua bulan.

    Perang kini tidak hanya terjadi utara Gaza, tetapi mulai menyebar ke Gaza selatan yang dahulu dianggap aman.

    Pejuang milisi Hamas terus merancang taktik yang lebih canggih dengan menargetkan pasukan Israel di seluruh Jalur Gaza sejak gencatan senjata berakhir, dikutip dari Institute for the Study of War (ISW).

    Pertempuran sengit yang berlanjut di Jalur Gaza antara Hamas dan Israel membuktikan bahwa kekuatan kelompok militan ini tidak bisa diremehkan.

    Berikut deret taktik gila Hamas hadapi agresi Israel di Gaza.

    1. Gunakan drone peledak hingga amunisi anti-tank

    Saat konflik semakin berpusat di Gaza selatan, kelompok Hamas meluncurkan senjata yang lebih canggih, termasuk drone peledak dan amunisi anti-tank.

    Kelompok Islam dan militan Palestina yang bersekutu berusaha menyesuaikan taktik mereka pasca gencatan senjata untuk melawan musuh dengan belajar dari satu bulan perang di Gaza, dikutip dari France 24.

    Salah satu perubahan paling mencolok adalah penggunaan eksplosif penetrator (EFP), bahan peledak proyektil yang dirancang mampu menembus lapisan baja.

    Alexandre Vautravers, pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, mengungkapkan bahwa dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah yang menimbulkan dampak mematikan dalam radius 10-40 meter.

    Jenis EFP modern milik Hamas berkecepatan hipersonik yang bisa menembus lapisan baja tanpa mampu dicegat oleh pertahanan Trophy Israel.

    Hamas juga terlihat menggunakan drone satu arah untuk menargetkan pasukan Israel di Jalur Gaza utara.

    “Hamas telah mengembangkan drone selama beberapa dekade dan telah menggunakannya, namun tidak pernah secara efektif dan terutama untuk tujuan pelatihan,” kata Veronika Poniscjakova, spesialis aspek militer dalam konflik Israel-Palestina di Universitas Portsmouth di Inggris.

    Hamas menyatakan bahwa mereka meledakkan beberapa ranjau anti-personel jenis claymore dalam penyergapan di timur Khan Younis pada tanggal 5 Desember.

    Brigade Al Qassam menargetkan sebuah tank Israel dengan EFP di utara Khan Younis pada tanggal 4 Desember.

    Brigade Al-Qassam juga mengklaim kelompoknya berhasil membunuh 10 pasukan Zionis dan menghancurkan lima kendaraan lapis baja Israel, termasuk tiga buldoser, satu tank, dan sebuah pengangkut personel di wilayah utara Khan Yunis di selatan Gaza.

    2. Sengaja melancarkan operasi di Gaza utara

    Selain meningkatkan persenjataan, Hamas diduga sengaja melancarkan operasi di Gaza utara untuk menunda perang di Gaza selatan.

    “Hamas dan milisi Palestina lainnya telah beralih dari melakukan operasi yang tertunda menjadi melakukan pertahanan yang disengaja,” tulis ISW.

    Operasi di Gaza utara bertujuan memperlambat kemajuan Israel dan memberikan waktu yang cukup bagi Hamas untuk memindahkan pemimpin serta persenjataanya ke Gaza selatan.

    Hamas lebih berani menghadapi Israel di Gaza selatan karena gudang amunisi dan senjata utamanya berada di sana.

    “Di Jalur Gaza utara, kita telah melihat Hamas beroperasi lebih seperti kekuatan gerilya – menghindari pertempuran besar, menyelinap pergi dan kemudian kembali menyerang dan menyelinap lagi,” ungkap Ahron Bregman, spesialis masalah keamanan di Timur Tengah di Kings College London.

    “Orang-orang Israel juga kurang mengenal Jalur Gaza selatan dibandingkan dengan Jalur Gaza utara,” imbuhnya.

    3. Membuat Israel perpanjang perang

    Terdapat dugaan bahwa Hamas sengaja mengulur waktu masa perang untuk menjatuhkan citra Israel.

    Peristiwa yang terjadi beberapa hari ini menunjukkan bahwa strategi militer Hamas semakin maju.

    “Waktu adalah sahabat Hamas. Semakin lama perang berlangsung, semakin banyak korban sipil yang akan jatuh, dan ini menguntungkan Hamas karena menurunkan citra Israel,” ungkap Poniscjakova.

    Tujuan perang yang dibawa oleh Israel berbeda dengan Hamas.

    “Hamas tidak harus meraih kemenangan besar atas Israel,” kata Bregman. “Yang harus mereka lakukan adalah mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri ketika perang ini selesai. Kemenangan Hamas adalah kemampuan untuk mengatakan, ‘Kami masih di sini’,” kata Poniscjakova.

    4. Meledakkan pasukan barak Israel dari terowongan

    Lembaga think tank asal Washington D.C., Institute for the Study of War (ISW), membeberkan kelompok Hamas sempat merekam isi barak militer Israel. Dalam rekaman itu, mereka mendapati tentara Zionis sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    Hamas kemudian memanfaatkan informasi itu untuk menyiapkan serangan balasan, hingga mengklaim berhasil meledakkan bom ketika ada sekitar 60 pasukan Israel dari dalam terowongan.

    “Kelompok [Hamas] ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW, seperti dilansir dari Al Jazeera.

    Analisis ISW menyebutkan bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Strategi ini disebut dengan strategi pembersihan atau clearing operations.

    Hamas, dalam analisis ISW, juga semakin sering memakai peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    (cpa/bac)

    [Gambas:Video CNN]