Negara: Inggris

  • Kementerian ESDM percepat perluasan akses listrik ke pedesaan

    Kementerian ESDM percepat perluasan akses listrik ke pedesaan

    kita akan menuju transisi energi yang komprehensif, inklusif dan berkelanjutan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berupaya memperluas akses listrik dengan mempercepat penyediaan listrik pedesaan, utamanya di wilayah timur Indonesia.

    “Kami dorong (wilayah) timur pertama, karena wilayah itu yang memang last mile kita untuk mempercepat tersedianya listrik, anggaran sedang disiapkan, percepatannya juga sedang disusun,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana dalam acara Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia atau MENTARI Day di Jakarta, Kamis.

    Adapun tujuan utama program listrik pedesaan adalah di wilayah timur Indonesia. Saat ini, ungkap Dadan, sedang disiapkan berbagai instrumen percepatannya, termasuk dari sisi anggaran.

    Sejalan dengan itu, Kementerian ESDM juga mendorong pembangunan infrastruktur untuk menyediakan akses listrik bersih, juga memastikan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

    Di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, akan dibangun 49 ribu kilometer sirkuit (kms) transmisi baru, untuk menyalurkan listrik-listrik bersih dari sumber energi yang pada beberapa kasus, belum sesuai dengan pusat permintaan listriknya.

    “Jadi ini pun menjadi enabler kita untuk ketahanan energi, ini pun menjadi syarat bahwa kita akan menuju transisi energi yang komprehensif, inklusif dan berkelanjutan. Jadi kalau kami sebetulnya di Kementerian ESDM, kita memang dulu kan yang kedua, jadi adilnya harus duluan. Jadi setelah adilnya terjadi, setelah aksesnya ada, setelah itu baru unsur-unsur keberlanjutannya didorong,” kata Dadan.

    Pada kesempatan ini, Dadan juga memberikan apresiasi kepada negara-negara sahabat.

    “Kami ucapkan terima kasih dukungan dari negara sahabat, negara maju, terutama kepada UK (United Kingdom), dalam kaitan ini kita bisa bekerja sama, dan ini akan terus bekerja sama untuk supaya maju secara bersama, mendapatkan manfaatnya juga secara bersama,” kata Dadan.

    Program Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI) adalah bentuk kerja sama selama empat tahun dalam pengembangan energi rendah karbon di Indonesia, antara Kementerian ESDM dan Kedutaan Besar Inggris Jakarta.

    Tahap 1 program ini dilaksanakan pada periode 2020–2024, dan merupakan tindak lanjut dari Memorandum Saling Pengertian (MSP) antara Kementerian ESDM dan Foreign and Commonwealth Office United Kingdom di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP), dan telah dilakukan amandemen menjadi periode 2020–2027.

    Pada kerja sama lanjutan, atau MENTARI tahap 2, diharapkan dapat meneruskan lesson learned dan kisah sukses dari program MENTARI tahap 1, mendukung pencapaian target iklim dan energi Indonesia, dan membangun kemitraan global yang lebih kuat dan responsif terhadap isu sosial dan lingkungan.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Dewan Ekonomi Indonesia (DEN): Indonesia Sulit Dapat Tarif 0% dari AS

    Dewan Ekonomi Indonesia (DEN): Indonesia Sulit Dapat Tarif 0% dari AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengatakan Indonesia sulit mendapatkan tarif 0% dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Meski demikian, DEN berharap tim negosiasi bisa menyelesaikan hasil negosiasi sebelum masa penangguhan berakhir pada 9 Juli 2025.

    Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu mengatakan untuk saat ini, upaya yang harus ditempuh tim negosiasi adalah bagaimana untuk menurunkan tarif resiprokal.

    Sebagai gambaran, Trump menerapkan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%. Pengenaan tarif ini lantaran Indonesia dianggap menghambat laju perdagangan AS, yakni penerapan tarif sepihak (tidak timbal balik), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sistem perizinan impor kompleks, dan devisa hasil ekspor (DHE).

    Namun, pada 9 April 2025, AS menangguhkan pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari untuk 56 negara mitra, termasuk Indonesia. Ini artinya, masa penangguhan tarif resiprokal Trump akan berakhir pada 9 Juli mendatang.

    “Nggak mungkin dong [Indonesia dikenai tarif] 0% [oleh AS]. Bukannya nggak mungkin, kayaknya susah untuk dapat 0%. Tapi tentunya yang penting bagaimana menurunkan dari tarif resiprokal itu,” kata Mari saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Menurut Mari, tim negosiasi harus bekerja keras untuk menurunkan tarif tinggi dari Trump. Bahkan, kata dia, jika bisa hasil akhir dari negosiasi bisa lebih rendah, seperti Inggris sebesar 10%.

    “Kita tentunya harus semaksimal mungkin menurunkan dari 32%. Kalau kita lihat yang didapatkan oleh Inggris kan 10%. Jadi kalau bisa, [Indonesia] dapat [tarif resiprokal] 10% itu jauh lebih baik tentunya dari 20%,” ujarnya.

    Meski demikian, Mari mengatakan bahwa semua negara tengah menunggu hasil dari proses negosiasi tarif Trump.

    Di sisi lain, sambung dia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah sering menjelaskan bahwa akan ada penurunan tarif dan nontarif, peningkatan impor dari AS ke Indonesia, hingga pembahasan kerja sama di bidang critical minerals.

    Teranyar, Menko Airlangga juga menyebut Indonesia memberikan penawaran kedua —yang lebih menarik— ke AS, agar Negara Paman Sam itu mau menurunkan tarif tinggi kepada Indonesia.

    Mari menuturkan bahwa sejatinya pemerintah meminta agar tarif tinggi 32% itu bisa turun menjadi 0%.

    “Kita kan tentunya minta 0%, tapi apakah kita akan dikasih 0% [oleh Trump] atau hanya reciprocal tariff-nya atau bagian dari reciprocal tariff-nya. Ini yang menjadi bahan negosiasi dan request and offer yang sedang berjalan saat ini. Tentu kita berharap yang paling baik outcome-nya,” ujarnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso berharap Presiden AS Donald Trump tidak mengenakan tarif tinggi terhadap Indonesia, bahkan 

    ditiadakan alias tarif impor 0%.

    “Ya kalau perlu nggak ada tarif impor dari sana [AS]. Kalau perlu kan. Ya penginnya kan begitu kan, hapus semua. Jadi kita cari yang adil lah ya nanti,” kata Budi.

    Namun, Budi mengaku bahwa hingga saat ini pemerintah masih menunggu keputusan akhir tarif resiprokal dari AS.

    “Kita kan sudah waktu datang pertama pun kita juga sudah ngasih posisi kita seperti apa. Jadi kita masih menunggu juga kesepakatan dengan Amerika,” ujarnya.

    Dia pun berharap hasil negosiasi tarif AS—Indonesia segera rampung dalam waktu dekat.

    “Ya secepatnya, tapi kan kita juga harus bareng-bareng. Kita juga nunggu juga dari Amerika. Tapi mudah-mudahan sih ya cepat selesai, mudah-mudahan,” pungkasnya.

  • Peneliti Ungkap Aplikasi Bahaya di Android, Hapus Sebelum Menyesal!

    Peneliti Ungkap Aplikasi Bahaya di Android, Hapus Sebelum Menyesal!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi pengintaian ‘Catwatchful’ di HP Android selama ini dimanfaatkan oleh para orang tua untuk mengawasi informasi di HP anak secara real-time. Namun, ternyata ada bug berbahaya dalam aplikasi tersebut yang mengancam ribuan pengguna.

    Bug tersebut ditemukan oleh peneliti keamanan, Eric Daigle. Ia mengatakan bug telah membocorkan seluruh basis data aplikasi yang berisi alamat email dan password pengguna Catwatchful, dikutip dari Tech Crunch, Kamis (3/7/2025).

    Sebagai konteks, Catwatchful disebut menyamar sebagai aplikasi pemantauan anak yang mengklaim “tidak terlihat dan tidak dapat dideteksi”. Aplikasi akan mengunggah konten pribadi dari HP anak ke dasbor yang dapat dilihat oleh orang tua yang memasang aplikasi tersebut.

    Data yang diambil termasuk foto, pesan, dan data lokasi real-time milik anak. Aplikasi tersebut juga dapat menyadap audio sekitar secara langsung dari mikrofon HP dan mengakses kamera depan dan belakang HP dari jarak jauh.

    Aplikasi mata-mata seperti Catwatchful dilarang di toko aplikasi dan diunduh serta ditanam oleh seseorang yang memiliki akses fisik ke ponsel seseorang.

    Oleh karena itu, aplikasi ini umumnya disebut sebagai “stalkerware” atau “couplesware” karena kecenderungannya untuk memfasilitasi pengawasan tanpa persetujuan terhadap pasangan dan anak, yang merupakan tindakan ilegal.

    Catwatchful menambah daftar panjang aplikasi mata-mata yang memiliki sistem keamanan bobrok. Alhasil, kebocoran data ini tak cuma mengekspos data orang yang diintai, tetapi juga administrator yang membayar dan memasang ‘perangkap’ ke HP pasangan atau anak mereka.

    Menurut laporan TechCrunch, kebocoran Catwatchful terdeteksi di Meksiko, Kolombia, India, Argentina, Ekuador, dan Bolivia. Beberapa data yang bocor terekam pada 2018.

    Basis data Catwatchful juga mengungkap identitas administrator operasi mata-mata tersebut, Omar Soca Charcov, seorang pengembang yang berbasis di Uruguay.

    Charcov membuka email Tech Crunch, tetapi tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirimkan dalam bahasa Inggris dan Spanyol. TechCrunch menanyakan apakah ia mengetahui adanya pelanggaran data Catwatchful, dan apakah ia berencana untuk mengungkapkan insiden tersebut kepada pelanggannya.

    Jika Anda adalah salah satu pengguna Catwatchful, sebaiknya hapus aplikasi pengintaian tersebut di HP Android sebelum menyesal!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dikejar Tenggat Tarif Trump, Mendag: Kalau Bisa RI Tak Kena Tarif

    Dikejar Tenggat Tarif Trump, Mendag: Kalau Bisa RI Tak Kena Tarif

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak mengenakan tarif resiprokal terhadap Indonesia. Hal ini mengingat penundaan tenggat tarif akan berakhir pada 9 Juli mendatang.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut, pengenaan tarif resiprokal AS terhadap semua negara, termasuk Indonesia ditiadakan alias tarif impor 0%.

    “Ya kalau perlu nggak ada tarif impor dari sana [AS]. Kalau perlu kan. Ya penginnya kan begitu kan, hapus semua. Jadi kita cari yang adil lah ya nanti,” kata Budi saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/7/2025).

    Meski begitu, Budi mengaku bahwa hingga saat ini pemerintah masih menunggu keputusan akhir tarif resiprokal dari AS.

    “Kita kan sudah waktu datang pertama pun kita juga sudah ngasih posisi kita seperti apa. Jadi kita masih menunggu juga kesepakatan dengan Amerika,” ujarnya.

    Untuk itu, dia berharap hasil negosiasi tarif AS—Indonesia segera rampung dalam waktu dekat.

    “Ya secepatnya, tapi kan kita juga harus bareng-bareng. Kita juga nunggu juga dari Amerika. Tapi mudah-mudahan sih ya cepat selesai, mudah-mudahan,” imbuhnya.

    Untuk diketahui, pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%, lantaran Indonesia dianggap menghambat laju perdagangan AS, yakni penerapan tarif sepihak (tidak timbal balik), TKDN, sistem perizinan impor kompleks, dan devisa hasil ekspor (DHE).

    Selanjutnya, pada 9 April 2025, AS menangguhkan pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari untuk 56 negara mitra, termasuk Indonesia. Kemudian, pada 4 Juni 2025, Presiden AS menggandakan tarif sektoral (baja, aluminium, dan produk turunannya) menjadi 50% untuk semua negara, kecuali Inggris.

    Sebelumnya, Mendag Budi mengungkap jalur diplomasi merupakan salah satu strategi pemerintah dalam menghadapi tarif resiprokal AS.

    “Kita sebenarnya sudah mempersiapkan tim negosiasi kita, artinya ada di kedutaan. Jadi kadang-kadang Amerika ini kan cepat sekali berubah. Sehingga kita harus antisipasi kalau ada perubahan ya kita sudah siap,” ungkap Budi dalam Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Indef 2025 di Jakarta, dikutip pada Kamis (3/7/2025).

    Adapun, diplomasi ini dilakukan bersamaan dengan proses deregulasi kebijakan impor dan kebijakan dalam mendorong ekspor. Kemudian strategi kedua Indonesia dalam menghadapi tarif resiprokal adalah melalui pengalihan pasar ekspor.

    Budi menjelaskan Kemendag terus mendorong penyelesaian perundingan kerja sama perdagangan seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA), Indonesia—Eurasian Economic Union (I—EAEU) CEPA, I-Peru CEPA, Indonesia—Tunisia Preferential Trade Agreement (Indonesia—Tunisia PTA) sebagai upaya melakukan diversifikasi sekaligus pengalihan pangsa ekspor Indonesia.

    Kemendag juga mempercepat proses ratifikasi Indonesia-Canada CEPA dan Indonesia-Iran PTA sebagai upaya untuk mempercepat pemanfaatan preferensi oleh pelaku usaha nasional.

    “Pasar ekspor kita banyak di negara lain dan salah satu caranya adalah bagaimana kita mempercepat proses negosiasi perjanjian dagang kita dengan negara lain atau kawasan lain. Itu yang kita lakukan dan tahun ini banyak progres yang bisa kita lakukan,” ungkap.

    Kemudian yang ketiga, antisipasi limpahan barang impor. Dalam hal ini, pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan mekanisme tindakan pengamanan perdagangan (trade remedies) WTO berupa Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), serta memperketat mekanisme pengawasan lalu lintas ekspor impor barang di seluruh pintu masuk kepabeanan.

    Selain itu, Kemendag juga akan meningkatkan pengawasan peredaran barang di pasar domestik (post border). “Jangan sampai ketika barang itu tidak bisa diterima di Amerika, kemudian masuknya ke Indonesia,” ungkapnya.

    Selanjutnya, strategi keempat adalah evaluasi perjanjian perdagangan. Budi menjelaskan, pemerintah melakukan evaluasi setiap perjanjian perdagangan yang sudah terimplementasi untuk mendapatkan outputterbaik bagi perdagangan internasional.

    “Kita tentu tidak hanya sekadar membuat perjanjian dagang yang baru, tetapi kita itu sudah ada 19 perjanjian dagang yang sudah implementasi, 10 [perjanjian dagang] yang sedang proses ratifikasi, dan 16 yang sedang dirundingkan,” ujarnya.

    Budi menerangkan bahwa perjanjian dagang harus saling menguntungkan kedua belah pihak. Artinya proses neraca perdagangan antara kedua negara harus seimbang, tetapi saling menguntungkan.

  • Prabowo dan MBS serukan aksi nyata dunia untuk perdamaian Palestina

    Prabowo dan MBS serukan aksi nyata dunia untuk perdamaian Palestina

    Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) dalam pertemuan bilateral di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7). (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)

    Prabowo dan MBS serukan aksi nyata dunia untuk perdamaian Palestina
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 03 Juli 2025 – 11:53 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) menyerukan aksi nyata dari komunitas internasional untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina dan mendorong perdamaian di kawasan.

    Seruan itu disampaikan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan kedua negara secara tertulis di Istana Al-Salam, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (2/7). Dalam pernyataan tersebut, kedua pemimpin menyampaikan pandangan tentang berbagai isu regional dan internasional, serta menegaskan komitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan kontribusi aktif dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia.

    Indonesia dan Arab Saudi menyampaikan keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Gaza, serta menegaskan komitmen mereka untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

    Kedua negara menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera bertindak menghentikan penderitaan rakyat Gaza, mengecam penggunaan blokade dan kelaparan sebagai senjata perang, serta menolak segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina, baik di dalam maupun luar tanah air mereka.

    “Kedua pihak menekankan bahwa tercapainya keamanan dan stabilitas di Palestina hanya dapat diwujudkan melalui implementasi resolusi internasional terkait solusi dua negara, yang menjamin hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk pendirian negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota,” dikutip dari pernyataan bersama tersebut.

    Presiden Prabowo dan Pangeran MBS juga menyambut baik pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik kawasan, serta berharap gencatan senjata tersebut dapat terus berlanjut. Dalam konteks krisis Yaman, Indonesia dan Arab Saudi menyuarakan dukungan penuh terhadap upaya politik damai dan menjaga stabilitas kawasan Laut Merah.

    Kedua negara juga menyambut positif pencabutan sanksi terhadap Suriah oleh AS, Inggris, dan negara-negara Uni Eropa sebagai langkah positif menuju rekonstruksi, stabilitas, dan kembalinya para pengungsi. Mengenai situasi di Sudan, Presiden Prabowo dan Pangeran MBS menekankan pentingnya kelanjutan dialog damai melalui Forum Jeddah untuk mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri krisis kemanusiaan.

    Sumber : Antara

  • Video: Kecanggihan AI Bantu Bisnis Kursus “Ngobrol” Bahasa Inggris

    Video: Kecanggihan AI Bantu Bisnis Kursus “Ngobrol” Bahasa Inggris

    Jakarta, CNBC Indonesia- Perkembangan teknologi digitalisasi terus dikembangkan dan dimanfaatkan di berbagai sektor termasuk pendidikan untuk mendukung sistem pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai teknologi seperti kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) digunakan untuk mendorong pembelajaran digital masa depan.

    Managing Director ELSA Speak Indonesia, Yasser Muhammad Syaiful menyebutkan teknologi AI turut dimanfaatkan oleh ELSA Speak yang mengembangkan aplikasi pembelajaran bahasa Inggris untuk membantu pengguna meningkatkan kemampuan berbicara dan pengucapan bahasa Inggris.

    Managing Director ELSA Speak Indonesia, Yasser Muhammad Syaiful menyebutkan ELSA sebagai solusi bagi masyarakat dunia untuk belajar berbicara bahasa inggris dengan memanfaatkan AI. Dimana kecerdasan buatan ini bisa menjadi ‘teman ngobrol’ bagi pengguna dengan menggunakan paket pembelajaran yang disesuikan dengan kebutuhan masing-masing pemakai.

    Seperti apa pemanfaatan AI dalam pengembangan bisnis ELSA? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Managing Director ELSA Speak Indonesia, Yasser Muhammad Syaiful dalam Profit, CNBC Indonesia (Kamis, 03/07/2025)

  • Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 3 Juni 2025, Kesepakatan Tarif Dagang Vietnam jadi Sentimen – Page 3

    Rupiah Perkasa terhadap Dolar AS Hari Ini 3 Juni 2025, Kesepakatan Tarif Dagang Vietnam jadi Sentimen – Page 3

    Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan pada Rabu, 9 Juli 2025. Rupiah ditutup melemah 47 poin terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat melemah 50 poin di level Rp 16.246 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.188.

    “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.230 – Rp 16.300,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (9/6/2025).

    Rupiah melemah di tengah meningkatnya taruhan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada bulan September mendatang.

    Namun, Ketua The Fed Jerome Powell sebagian besar mengulangi sikap hati-hati bank sentral AS. Dia menyatakan bahwa ketidakpastian atas dampak inflasi dari tarif Trump akan membuat bank sentral tidak memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

    Adapun ketidakpastian terkait implikasi fiskal dari RUU pemotongan pajak dan belanja yang didukung oleh Presiden AS Donald Trump, yang disetujui dalam pemungutan suara Senat.

    Perhatian pasar juga tertuju pada langkah Trump yang mempertimbangkan kenaikan tarif dagang 30% hingga 35% terhadap Jepang.

    Rencana tersebut diumumkan Trump melihat belum tercapainya kesepakatan dagang kedua negara sebelum batas waktu minggu depan. Sejauh ini, AS telah menandatangani kesepakatan dagang dengan Inggris dan kerangka kerja perdagangan terbatas dengan Tiongkok.

    “Tarif perdagangan AS yang lebih tinggi diperkirakan akan menyebabkan gangguan ekonomi yang meluas,” papar Ibrahim.

     

  • Deal! Trump Turunkan Tarif Impor Vietnam Jadi 20%, Bagaimana Nasib RI?

    Deal! Trump Turunkan Tarif Impor Vietnam Jadi 20%, Bagaimana Nasib RI?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat mengumumkan kesepakatan dagang baru dengan Vietnam yang secara signifikan menurunkan tarif impor menjadi 20%, lebih rendah dari yang dijanjikan sebelumnya, dalam upaya meredakan ketegangan menjelang tenggat kebijakan tarif besar-besaran yang dijadwalkan berlaku pada 9 Juli mendatang.

    Presiden Donald Trump pada Rabu (2/7/2025) waktu setempat menyampaikan bahwa kesepakatan tersebut merupakan hasil dari pembicaraan langsungnya dengan pemimpin tertinggi Vietnam, To Lam.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan bahwa saya baru saja membuat kesepakatan dagang dengan Republik Sosialis Vietnam,” tulis Trump di platform Truth Social.

    Menurut Trump, barang-barang ekspor dari Vietnam kini akan dikenai tarif 20%, jauh lebih rendah dibandingkan rencana tarif 46% yang diumumkan pada April lalu. Namun, barang-barang yang dikirim ulang dari negara ketiga, seperti China melalui Vietnam, akan tetap dikenai tarif lebih tinggi sebesar 40%.

    Trump juga menambahkan bahwa Vietnam akan menerima barang-barang asal AS tanpa bea masuk alias tarif 0%.

    Sementara itu, pemerintah Vietnam dalam pernyataannya membenarkan telah menyepakati sebuah kerangka kerja perdagangan bersama dengan AS, namun tidak merinci angka-angka tarif seperti yang disebutkan oleh Trump.

    Pemerintah Hanoi menyebutkan bahwa mereka akan memberikan akses pasar yang lebih menguntungkan untuk barang-barang AS, termasuk mobil bermesin besar.

    Kesepakatan ini datang hanya beberapa hari sebelum tenggat 9 Juli, di mana Trump berencana menaikkan tarif impor terhadap sebagian besar barang dari negara-negara mitra dagang utama AS jika kesepakatan bilateral belum tercapai. Kebijakan ini menjadi salah satu ciri khas ekonomi Trump yang kontroversial dan berdampak global.

    Sejak Trump memberlakukan tarif terhadap ratusan miliar dolar barang asal China pada masa jabatan pertamanya (2017-2021), perdagangan AS dengan Vietnam melonjak drastis.

    Data dari Biro Sensus AS menunjukkan ekspor Vietnam ke AS meningkat hampir tiga kali lipat dari kurang dari US$50 miliar pada 2018 menjadi sekitar US$137 miliar pada 2024. Namun, ekspor AS ke Vietnam hanya naik sekitar 30% dalam periode yang sama.

    Lonjakan tersebut didorong oleh perusahaan-perusahaan AS yang mencari jalan alternatif untuk menghindari tarif tinggi atas produk asal China. Banyak perusahaan memindahkan proses akhir produksi ke Vietnam sebelum mengirimkannya ke AS, strategi yang dikenal sebagai transshipment.

    “Transshipment adalah istilah yang samar dan sering dipolitisasi dalam penegakan perdagangan. Bagaimana ia didefinisikan dan diterapkan akan membentuk masa depan hubungan dagang AS-Vietnam,” ujar Dan Martin, penasihat bisnis di Dezan Shira & Associates, dikutip dari Reuters.

    Kesepakatan dengan Vietnam menjadi dorongan politik penting bagi Trump, yang tengah berupaya menyelesaikan kesepakatan dagang dengan lebih dari selusin negara sebelum kebijakan tarif baru berlaku.

    Sejauh ini, kesepakatan dengan negara lain seperti Inggris, India, dan China hanya bersifat terbatas dan belum menyentuh akar perbedaan. Perundingan dengan Jepang bahkan dikabarkan mengalami kebuntuan.

    Perundingan dengan Indonesia, yang menghadapi tarif 32%, juga belum menghasilkan kata sepakat.

    Menurut lembaga kajian CSIS, kebijakan Trump yang semula akan memberlakukan tarif 46% sempat menimbulkan kekhawatiran di Hanoi bahwa Vietnam akan kehilangan daya saing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Langkah tersebut juga dinilai bisa mengganggu kepercayaan dan kerja sama keamanan antara kedua negara.

    “Jika Trump tetap pada tarif 46%, itu akan merugikan Vietnam secara kompetitif, khususnya di Asia Tenggara,” kata Murray Hiebert, peneliti senior Program Asia Tenggara di CSIS.

    “Hal ini bisa menggerus kepercayaan Vietnam pada AS dan membuat mereka mengurangi kerja sama keamanan dengan Washington, terutama di saat China mengalihkan perhatiannya dari Vietnam ke Filipina di Laut China Selatan.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Studi Ungkap Kebiasaan Minum Teh Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung-Stroke

    Studi Ungkap Kebiasaan Minum Teh Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung-Stroke

    Jakarta

    Teh menjadi salah satu minuman yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Menariknya, kenikmatan dari secangkir teh ternyata juga bisa berdampak baik bagi kesehatan jantung dan mencegah stroke. Bagaimana caranya?

    Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di International Journal of Cardiology Cardiovascular Risk and Prevention, menunjukkan minum dua cangkir teh per hari tanpa tambahan pemanis dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke hingga 21 persen.

    “Namun, bila teh ditambahkan gula atau pemanis, manfaatnya akan hilang,” kata peneliti yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (1/7/2025).

    Peneliti dari Nantong University, China, menganalisis data dari 177.810 orang dewasa di Inggris dengan usia rata-rata sekitar 55 tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 147.903 orang tercatat rutin mengonsumsi teh, dan sekitar 68,2 persen di antaranya tidak menambahkan gula atau pemanis.

    Semua partisipan dalam kondisi sehat saat awal penelitian. Namun, selama masa tindak lanjut rata-rata 12,7 tahun, tercatat 15.003 orang mengalami penyakit kardiovaskular.

    Dalam studi tersebut, diketahui sebanyak 2.679 orang juga mengalami stroke dan 2.908 orang didiagnosis gagal jantung.

    “Mereka yang minum hingga dua cangkir teh tanpa pemanis sehari memiliki risiko gagal jantung sebesar 21 persen lebih rendah, peluang 14 persen lebih rendah untuk terserang stroke, dan 7 persen lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis menderita penyakit jantung koroner,” tulis peneliti.

    “Tidak ditemukan efek seperti itu pada teh yang diberikan pemanis,” sambungnya.

    Menurut penelitian, diperkirakan secangkir teh tanpa pemanis lebih baik dalam mengawetkan senyawa aktif biologis. Itu termasuk polifenol dalam teh yang memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi.

    Para ahli mengungkapkan baik gula maupun pemanis buatan dapat meningkatkan resistensi insulin dan disregulasi metabolik. Hal itu merupakan salah satu faktor dari penyakit kardiovaskular.

    (sao/suc)

  • Tren Blackout Challenge Makan Korban Jiwa, Apa Itu?

    Tren Blackout Challenge Makan Korban Jiwa, Apa Itu?

    JAKARTA – Pada 27 Juni 2025, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di Castleford, Inggris, meninggal dunia usai berpartisipasi dalam tren blackout challenge.

    Kepolisian West Yorkshire mengatakan bahwa kondisi anak tersebut mengerikan saat dibawa ke rumah sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.

    Meninggalnya anak tersebut membuat tren blackout challenge menjadi sorotan publik. Tren tersebut merupakan tantangan yang melibatkan seberapa lama seseorang bisa menahan napas.

    “Ini adalah tren yang tampaknya muncul seiring dengan perkembangan setiap generasi,” kata Dokter Spesialis Kedokteran Gawat Darurat Anak di Johns Hopkins, Mary Beth Howards, MSC, dikutip dari Healthline, pada Rabu, 2 Juli.

    Permainan tersebut berbahaya dan termasuk dalam beberapa tren media sosial, khususnya TikTok yang bisa berakibat fatal. Hal tersebut karena saat memainkannya, seseorang harus menahan napas dalam waktu tertentu yang bisa menyebabkan asfiksia.

    Kondisi tersebut dapat membatasi oksigen ke otak, yang berpotensi menyebabkan kejang, cedera serius, kerusakan otak, bahkan kematian. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, dan mengalami gejala risiko berbeda-beda tergantung tubuhnya.

    “Respons setiap orang terhadap tantangan ini bervariasi. Jadi, seseorang bisa pingsan dalam waktu hitungan detik, seseorang mungkin membutuhkan waktu mendekati satu menit,” tambahnya.

    Pada sebagian orang yang melakukan blackout challenge mungkin kehilangan kesadaran jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan dan sangat berbahaya. Oleh karena itu, permainan ini sebaiknya dihindari dan tidak dilakukan dalam keadaan apa pun.

    Namun, tren tersebut masih dilakukan hingga saat ini dan menjadi perkembangan pada setiap generasi. Pada tahun 2022 dilaporkan setidaknya terdapat 20 kematian telah dikaitkan dengan permainan asfiksia, dengan korbannya berusia 12 tahun atau lebih muda.