Negara: Inggris

  • Tok! Indonesia-Amerika Capai Kesepakatan Dagang

    Tok! Indonesia-Amerika Capai Kesepakatan Dagang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pemerintahannya telah mencapai kesepakatan dagang dengan Indonesia.

    Trump menyebut kesepakatan itu menguntungkan semua pihak dan diteken langsung bersama Presiden Indonesia.

    “Kesepakatan yang luar biasa, untuk semua orang, baru saja dicapai dengan Indonesia. Saya berdialog langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati,” tulis Trump di platform media sosialnya. “DETAILNYA AKAN DILANJUTKAN!!!” kata Trump melalui akun media sosialnya, Truth Social, Selasa (15/7).

    Trump mengatakan detail akan disampaikan selanjutnya, termasuk seberapa komprehensif kesepakatan tersebut, kemungkinan persyaratannya, atau kapan ketentuan tersebut akan berlaku.

    Sebelumnya, AS mengancam Indonesia dengan tarif 32% yang akan berlaku pada 1 Agustus 2025. ia juga menjanjikan puluhan kesepakatan dengan mitra dagang AS selama periode tersebut, tetapi kesepakatan tersebut terbukti sulit dicapai.

    Tenggat waktu 1 Agustus ditetapkan untuk memberi negara-negara yang ditargetkan waktu untuk menegosiasikan kesepakatan yang dapat mengurangi ancaman tarif.

    Indonesia menjadi negara keempat yang mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat sejak Trump meluncurkan kebijakan tarif terbarunya, bergabung dengan China, Inggris, dan Vietnam. (Pram/Fajar)

  • Suriah Umumkan Perdamaian di Wilayah Konflik Sekte Usai Israel Mau Intervensi

    Suriah Umumkan Perdamaian di Wilayah Konflik Sekte Usai Israel Mau Intervensi

    Jakarta – Menteri Pertahanan Suriah, Murhaf Abu Qasra, mengumumkan gencatan senjata tak lama setelah pasukan pemerintah memasuki ibu kota provinsi Suwaida hari ini. Langkah ini diambil menyusul bentrokan sektarian yang menewaskan puluhan orang, serta laporan dari kantor berita pemerintah tentang serangan Israel di wilayah tersebut.

    Dalam pernyataannya, Abu Qasra mengatakan, setelah tercapainya “kesepakatan dengan para tokoh dan pemuka kota Suwaida,” pasukan pemerintah hanya akan merespons terhadap “sumber tembakan” dan menangani setiap serangan dari kelompok-kelompok di luar hukum.

    Bentrokan dimulai akibat serangkaian penculikan, dan serangan balasan antara anggota suku Badui Sunni lokal dan faksi bersenjata Drusen di provinsi selatan, yang merupakan pusat komunitas Drusen. Pasukan keamanan pemerintah yang dikerahkan pada Senin (14/6/2025) untuk memulihkan ketertiban, juga sempat terlibat bentrokan dengan kelompok bersenjata Drusen.

    Di tengah kekacauan, Israel meluncurkan serangan terhadap tank militer Suriah, dan menyatakan tindakan itu dilakukan untuk melindungi minoritas agama Drusen. Di Israel sendiri, komunitas Drusen dikenal sebagai kelompok minoritas loyal yang sering bertugas di angkatan bersenjata.

    Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai serangan Israel pada Selasa. Namun, Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris melaporkan, Israel menyerang sebuah tank militer Suriah saat pasukan mulai bergerak lebih jauh ke dalam kota Suwaida. Hingga kini, militer Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi.

    Damai, lalu berbalik marah

    Para pemuka agama Drusen di Suriah pada Selasa (15/7) pagi, awalnya menyerukan agar faksi-faksi bersenjata menghentikan perlawanan terhadap pasukan pemerintah, dan menyerahkan senjata. Namun, salah satu otoritas agama utama merilis pernyataan video yang mencabut seruan tersebut.

    Pernyataan awal menyerukan, agar kelompok bersenjata Drusen di Suwaida “bekerja sama dengan pasukan Kementerian Dalam Negeri, tidak melawan kedatangan mereka, dan menyerahkan senjata.” Mereka juga mendorong “dialog terbuka dengan pemerintah Suriah untuk mengatasi dampak dari peristiwa yang terjadi.”

    Namun, Sheikh Hikmat al-Hijri, pemimpin spiritual Drusen yang selama ini menentang pemerintah Damaskus, menyatakan dalam sebuah video, bahwa pernyataan sebelumnya dikeluarkan setelah kesepakatan dengan pihak berwenang, namun “mereka mengingkari janji dan terus membombardir warga sipil yang tidak bersenjata.”

    “Kami sedang mengalami perang pemusnahan total,” katanya.

    Ketegangan komunal dan kekhawatiran regional

    Drusen merupakan sekte agama minoritas yang muncul pada abad ke-10 sebagai cabang dari Ismailiyah, salah satu aliran Syiah. Dari sekitar satu juta penganut Drusen di dunia, lebih dari setengahnya tinggal di Suriah. Sisanya tersebar di Lebanon dan Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang direbut Israel dari Suriah dalam Perang Timur Tengah 1967 dan dianeksasi pada 1981.

    Sejak jatuhnya Presiden Bashar al-Assad pada Desember lalu, bentrokan antara pasukan pro-pemerintah dan gerilyawan Drusen telah berulang kali terjadi. Aksi kekerasan terbaru menimbulkan kekhawatiran terhadap lingkaran kekerasan sektarian yang lebih luas.

    Pada Maret lalu, penyergapan terhadap pasukan keamanan pemerintah oleh loyalis Assad juga memicu tindak kekerasan dan pembalasan sektarian yang menewaskan ratusan warga sipil, sebagian besar dari kalangan minoritas Alawit, kelompok yang menaungi dinasti Assad.

    Pemerintah pusat lalu membentuk komisi khusus, untuk menyelidiki serangan tersebut, namun hasilnya hingga kini belum diumumkan ke publik.

    Ketegangan ini juga meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi campur tangan Israel di wilayah Suriah.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Senin menyatakan, militer Israel “menyerang target di Suriah sebagai pesan dan peringatan yang jelas kepada rezim Suriah—kami tidak akan membiarkan kaum Drusen di Suriah disakiti.”

    Meskipun banyak warga Drusen di Suriah menyatakan penolakan terhadap intervensi Israel atas nama mereka, kecurigaan terhadap otoritas baru di Damaskus tetap tinggi, terutama setelah serangan terhadap kelompok Alawit dan minoritas lain dalam beberapa bulan terakhir.

    rzn/as (AP, Reuters)

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • IHSG menguat ditopang sektor properti dan sentimen regional

    IHSG menguat ditopang sektor properti dan sentimen regional

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG menguat ditopang sektor properti dan sentimen regional
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 15 Juli 2025 – 18:27 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (15/7), seiring dengan penguatan di sektor properti, hingga sentimen bursa saham Asia.

    IHSG naik 43,32 poin atau 0,61 persen ke posisi 7.140,47. Penguatan juga terjadi pada indeks LQ45 yang menguat 2,16 poin atau 0,28 persen ke level 779,44.

    “Saham-saham sektor properti menguat mengantisipasi potensi penurunan suku bunga,” kata Tim Riset Phintraco Sekuritas di Jakarta, Selasa.

    Sektor properti dinilai menjadi motor penggerak utama.

    IDXPROPERT menguat 1,33 persen ke level 750,34, seiring ekspektasi pasar bahwa Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur pada Rabu besok (16/7). Penurunan suku bunga dinilai sebagai langkah strategis untuk mendorong daya beli masyarakat dan menggairahkan sektor riil, khususnya properti.

    Sektor infrastruktur juga mencatatkan kinerja impresif. IDXINFRA melesat 5,36 persen ke posisi 1.637,18, disusul IDXTRANS yang naik 1,84 persen ke 1.473,34. Sebaliknya, tekanan terjadi di sektor kesehatan dan industri. IDXHEALTH melemah 0,43 persen dan IDXINDUST turun 0,27 persen.

    Dari sisi eksternal, pelaku pasar mencermati data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 melambat ke 5,2 persen dari 5,4 persen di kuartal sebelumnya.

    Meski demikian, angka ini masih lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 5,1 persen. Data produksi industri China juga mencatat kenaikan 6,8 persen secara tahunan, naik dari 5,8 persen pada Mei, yang turut menopang sentimen positif di pasar Asia.

    Sementara itu, pasar global tengah menantikan rilis data inflasi produsen (PPI) Amerika Serikat (AS) untuk Juni yang diperkirakan melambat ke 2,5 persen (yoy).

    Sepanjang perdagangan hari ini, sebanyak 268 saham menguat, 320 saham melemah, dan 214 saham stagnan. Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp16,38 triliun dengan volume perdagangan mencapai 23,53 miliar saham dalam 1,75 juta kali transaksi.

    Dari bursa regional, mayoritas indeks Asia ditutup di zona hijau. Indeks Straits Times di Singapura naik 0,31 persen, Hang Seng di Hong Kong menguat 1,60 persen, dan Nikkei 225 di Jepang naik 0,55 persen. Sebaliknya, indeks Shanghai Composite di China melemah 0,42 persen.

    Sementara itu, bursa saham AS turut menguat. Indeks S&P 500 naik 0,14 persen, Dow Jones bertambah 0,20 persen, dan NASDAQ Composite menguat 0,27 persen. Di Eropa, indeks DAX Jerman naik 0,34 persen dan FTSE 100 Inggris tipis menguat 0,02 persen. 

    Sumber : Antara

  • Trump Ancam Tarif 100% Jika Tak Setop Perang Ukraina, Rusia Tak Peduli!

    Trump Ancam Tarif 100% Jika Tak Setop Perang Ukraina, Rusia Tak Peduli!

    Moskow

    Rusia memberikan reaksi santai terhadap ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal penerapan tarif sebesar 100 persen terhadap Moskow, jika tidak ada kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 50 hari.

    Trump juga mengancam akan menjatuhkan sanksi sekunder terhadap para pembeli ekspor Rusia, yang dimaksudkan untuk melumpuhkan kemampuan Moskow bertahan dari sanksi Barat yang sudah sangat berat.

    Respons terhadap ancaman Trump itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/7/2025), disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia dan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin.

    Medvedev menyebut ancaman Trump sebagai “ultimatum teatrikal” dan mengatakan Moskow tidak mempedulikannya.

    “Trump mengeluarkan ultimatum teatrikal kepada Kremlin. Dunia bergidik, mengantisipasi konsekuensinya. Eropa yang agresif kecewa. Rusia tidak peduli,” tulis Medvedev dalam pernyataan berbahasa Inggris yang diposting ke media sosial X.

    Ini menjadi reaksi resmi pertama Rusia terhadap ancaman terbaru Trump, meskipun Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia sejauh ini belum memberikan tanggapan langsung.

    Trump, dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte duduk disampingnya usai pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih pada Senin (14/7), mengumumkan pasokan senjata baru untuk Ukraina dan mengancam tarif sekunder sebesar 100 persen terhadap pembeli ekspor Rusia, yang sebagian besarnya adalah minyak mentah.

    Trump memberikan batas waktu 50 hari bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri perang di Ukraina. Jika Moskow gagal mencapai kesepakatan, maka tarif itu menanti.

    Tarif sekunder itu menargetkan mitra dagang Rusia yang tersisa — yang tampaknya menjadi upaya melumpuhkan kemampuan Moskow bertahan dari sanksi Barat yang sudah sangat berat.

    Dalam momen itu, Trump juga mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Putin. Dia mengatakan dirinya tidak ingin menyebut pemimpin Rusia itu “seorang pembunuh, tetapi dia adalah pria yang tangguh”, yang tampaknya merujuk pada komentar mantan Presiden Joe Biden yang menyebut Putin “seorang pembunuh” dalam wawancara tahun 2021 lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mantan Pemain Manchester United Jadi Asisten Mikel Arteta di Arsenal

    Mantan Pemain Manchester United Jadi Asisten Mikel Arteta di Arsenal

    JAKARTA – Arsenal telah menambahkan mantan bek Manchester United dan Argentina, Gabriel Heinze, ke staf kepelatihan Manajer Mikel Arteta.

    Heinze akan mengisi peran pelatih tim utama yang sebelumnya ditempati oleh Carlos Cuesta, yang hengkang untuk menjadi pelatih kepala Parma bulan lalu.

    “Kami sangat senang dengan bergabungnya Gabriel ke staf kepelatihan tim utama dan menyambut beliau beserta keluarganya ke Arsenal,” demikian pernyataan Arsenal.

    Heinze sebelumnya menjabat sebagai pelatih kepala Newell’s Old Boys di negara asalnya, Argentina, setelah sempat gagal melatih klub MLS (Major League Soccer), Atlanta United.

    Ia juga pernah menjadi pelatih kepala Velez Sarsfield, Argentinos Juniors, dan Godoy Cruz.

    Pria berusia 47 tahun ini menghabiskan tiga tahun di Liga Inggris bersama Manchester United, memenangi gelar liga pada musim 2006/2007.

    Heinze juga pernah bermain di beberapa klub top Eropa, seperti Real Madrid, Paris Saint-Germain dan Marseille.

    Bersama Tim Nasional Argentina, dia mengoleksi 72 penampilan.

  • Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    Trump dan Fenomena Sepak Bola sebagai Alat Politik

    JAKARTA – Panggung final Piala Dunia Antarklub 2025 dicoba dicuri sorot kameranya oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Laga final yang berlangsung panas antara Chelsea menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di Stadion MetLife, New York, Senin pagi WIB, itu seolah-olah menjadi kesempatan emas bagi Trump untuk muncul dan mengambil alih sorotan dunia.

    Sejatinya panggung final dalam kompetisi dengan format baru ini adalah milik Chelsea yang menghajar jawara Liga Champions musim ini, Paris Saint-Germain, dengan keunggulan tiga gol tanpa balas.

    Jika ditanya seseorang yang layak memperoleh sorotan utama tentu saja aksi dari Cole Palmer yang membawa The Blues jawara setelah menyumbangkan dua gol dan satu assits dalam laga ini.

    Pemain tim nasional Inggris tersebut juga diganjar gelar pemain terbaik turnamen atas aksinya yang begitu konsisten hingga mengantarkan Chelsea juara.

    Namun, sorotan utama seakan dicuri dari Palmer, setelah Trump muncul sebagai cameo dalam laga final ini.

    Trump dan sorotan

    Dalam kondisi suhu New York yang berada di titik 30 derajat celcius, upacara pengangkatan trofi Piala Dunia Antarklub 2025 justru terkesan bertele-tele.

    Secara susunan waktu, kick-off laga ini juga terlambat selama sembilan menit dari waktu yang dijadwalkan.

    Upacara seremoni pengangkatan trofi dilakukan pada pukul 22.58 waktu setempat, atau memakan kurang lebih durasi 40 menit untuk mempersiapkan panggung upacara seremoni.

    Seremoni pengangkatan trofi juga tak berjalan baik, ketika Trump yang seharusnya meninggalkan podium malah ikut berselebrasi di samping kapten Chelsea, Reece James.

    Padahal aksi Trump tersebut menuai tanda tanya dan reaksi dari para pemain Chelsea yang berdiri di belakangnya seperti Robert Sanchez, Marc Cucurella, dan Cole Palmer.

    Dalam sebuah seremoni, tak seharusnya Trump ikut berdiri merayakan kemenangan dengan tim juara terlepas posisinya kini sebagai Presiden Amerika Serikat.

    Ini menjadi seremoni buruk yang terkesan menjadi panggung bagi para politisi khususnya Trump yang ingin mencuri perhatian publik melalui gelaran turnamen sepak bola.

    Padahal kehadiran Trump sejak awal memang tak begitu dianggap setelah serangkaian cemooh dilontarkan para penggemar di stadion ketika kamera menyorot dan menampilkannya di layar raksasa saat pertandingan akan dimulai.

    Namun, Presiden berusia 79 tahun tersebut tetap memanfaatkan panggung sepak bola ini sebagai salah satu momentum mendapatkan sorotan publik.

    Trump mengungkapkan bahwa olahraga bisa menjadi salah satu alat untuk bisa menyatukan perdamaian dunia.

    “Ini tentang persatuan, tentang semua orang berkumpul, banyak cinta antara negara-negara. Saya rasa ini adalah olahraga yang paling internasional, itu benar-benar bisa menyatukan dunia,” kata Trump sebagaimana dikutip dari DAZN.

    Segala cara kini coba dilakukan oleh Trump yang memang tengah dalam sorotan sebagai salah satu dalang di balik sejumlah kebijakan kontroversial seperti mengenai penetapan tarif perdagangan Amerika Serikat hingga keikutsertaan Amerika Serikat dalam perang antara Israel melawan Iran.

    Sepak bola sebagai alat politik

    Trump bukanlah satu-satunya politisi yang memanfaatkan sepak bola sebagai momen untuk bisa memperoleh sorotan dunia.

    Sepak bola sebagai ajang olahraga yang paling digemari oleh publik di seluruh jagad raya ini memang kerap dimanfaatkan oleh politisi untuk bisa menuai popularitas hingga membangun citra.

    Ajang sepak bola kini tak bisa dipisahkan dengan alat propaganda politik, bahkan fenomena ini sudah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lalu.

    Hal yang mendasari fenomena ini bisa terjadi adalah karena sepak bola bisa menjadi magnet yang kuat untuk bisa menarik berbagai aspek kepentingan.

    Sebut saja gelaran Piala Dunia 1934 yang berlangsung di Italia sebagai alat politik dari Benito Mussolini.

    Mussolini kala itu ingin menanamkan paham fasisme agar lebih kuat mengakar di Italia, serta memperkenalkan fasisme ke dunia dengan menghelat ajang sepak bola yang punya muatan dan kental dengan hal-hal berbau fasis.

    Lalu Piala Dunia 1978 yang berlangsung di Argentina sebagai alat propaganda dari Jorge Rafael Videla yang tengah berupaya membangun citra kepada dunia pasca kudeta.

    Jorge Rafael Videla yang naik takhta dan memimpin Argentina sejak Maret 1976 memang mempersiapkan ajang Piala Dunia 1978 untuk memoles citranya sebagai pemimpin yang baik-baik saja dan memperkuat nasionalisme penduduk Argentina.

    “Piala Dunia 1978 amat penting bagi Videla. Ajang empat tahunan FIFA itu bahkan bisa memberikan dampak besar terhadap kekuasaannya: menunjukkan Argentina masih baik-baik saja, memperkuat semangat nasionalisme, hingga memberikan kesempatan lebih besar bagi Videla untuk membungkam musuh-musuhnya,” tulis Jonathan Wilson dalam bukunya Angel with Dirty Faces (2015).

    Hal yang sama juga terjadi di gelaran Piala Dunia 2018, ketika Rusia selaku tuan rumah ingin memanfaatkan ajang tersebut sebagai panggung untuk memperbaiki citra dan reputasi mereka di mata dunia internasional.

    Kala itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menuding Presiden Rusia Vladimir Putin mencurigai bahwa ajang Piala Dunia 2018 dimanfaatkan sebagai propaganda Rusia.

    Melihat sorotan yang begitu besar diperoleh dari pentas sepak bola, rasanya terlalu naif jika para politisi tak memanfaatkannya bahkan untuk sekedar soft selling. Melepaskan sepak bola dengan politisi seakan menjadi mitos dan bualan semata yang dijual hingga kini.

  • 4 Orang Tewas Akibat Insiden Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    4 Orang Tewas Akibat Insiden Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Jakarta

    Pesawat kecil jatuh di Bandara London Southend di pesisir tenggara Inggris. Polisi mengatakan empat orang tewas akibat insiden tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (14/7/2025), polisi mengatakan pesawat kecil itu jatuh pada Minggu (13/7) kemarin. Pesawat jatuh sekitar pukul 16.00 (15.00 GMT) tak lama setelah lepas landas dari bandara London Southend di Inggris tenggara menuju Belanda.

    “Sayangnya, kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa keempat orang di dalamnya tewas,” kata Kepala Kepolisian Essex, Morgan Cronin, kepada wartawan.

    “Kami sedang berupaya untuk mengonfirmasi identitas mereka secara resmi. Pada tahap ini, kami yakin keempatnya adalah warga negara asing,” tambahnya.

    Cronin mengatakan kepolisian sedang memeriksa puluhan saksi. Tim forensik sedang bekerja mengusut tentang apa yang terjadi.

    Ia menambahkan bahwa bandara akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Rekaman video menunjukkan sebuah pesawat sepanjang 12 meter (39 kaki) terbakar dengan kepulan asap hitam di Southend-on-Sea.

    Polisi mengevakuasi klub golf dan klub rugbi di dekatnya sebagai tindakan pencegahan. Menurut BBC, pesawat tersebut adalah Beechcraft B200.

    (whn/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penganut Bumi Datar Diledek Google Translate, Artinya Jadi Begini

    Penganut Bumi Datar Diledek Google Translate, Artinya Jadi Begini

    Jakarta

    Percaya tak percaya, memang ada orang hingga komunitas yang meyakini Bumi berbentuk datar dengan pinggiran. Yang pasti, pada 2018, penganut bumi datar di-troll Google Translate.

    Dikutip dari IFLScience, Selasa (14/7/2025) saat itu ketika kamu mengetik ‘i am a flat-earther’ (aku penganut bumi datar) dari Bahasa Inggris ke Prancis, hasilnya akan mengejutkan. Pasalnya, tulisan yang dihasilkan adalah ‘je suis un fou’.

    Apa tuh ‘je suis un fou‘? Dalam Bahasa Indonesia, ‘je suis un fou’ berarti ‘saya orang gila’. Meski begitu, Google mengatakan ini adalah error yang tidak disengaja, bukan wujud melawan pseudosains.

    Mereka mengklaim bahwa hal ini sebenarnya merupakan kesalahan yang disebabkan oleh penggunaan ‘terjemahan mesin statistik’ pada aplikasi tersebut, yang pada dasarnya mengumpulkan sejumlah besar teks dan mencari persamaan antara dua bahasa.

    “Translate bekerja dengan mempelajari pola dari jutaan contoh terjemahan yang tersebar di internet,” ujar juru bicara Google dalam sebuah pernyataan, menurut CNET.

    “Sayangnya, beberapa pola tersebut dapat menyebabkan kesalahan terjemahan. Kesalahan ini telah dilaporkan dan kami sedang berupaya memperbaikinya,” sambung Google.

    Menurut penjelasan Google, pada dasarnya ini berarti banyak pengguna bahasa Prancis dan Inggris yang menyamakan penganut Bumi datar dengan kegilaan, yang menyebabkan terjemahan mesin menjadi tidak akurat. Setidaknya itulah versi Google.

    Diketahui bawah masalah ini awalnya dilaporkan di forum Reddit. Sayangnya, kesalahan tersebut masih terjadi hingga empat hari kemudian.

    Dikutip dari IFLScience, pada Mei 2018, ketika kamu mengetik ‘i am a flat-earther’ (aku penganut Bumi datar) dari Bahasa Inggris ke Prancis, hasilnya akan mengejutkan. Pasalnya, tulisan yang dihasilkan adalah ‘je suis un fou’. Foto: Google Translate/IFLScienceDikutip dari IFLScience, pada Mei 2018, ketika kamu mengetik ‘i am a flat-earther’ (aku penganut Bumi datar) dari Bahasa Inggris ke Prancis, hasilnya akan mengejutkan. Pasalnya, tulisan yang dihasilkan adalah ‘je suis un fou’. Foto: Google Translate/IFLScience

    Lebih lanjut menurut IFLScience, sepertinya bukan hanya terjemahan Bahasa Prancis yang bermasalah. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Rumania, terjemahannya menjadi “saya laba-laba pipih”. Dalam Bahasa Yoruba, terjemahannya menjadi “saya datar-datar”. Dalam Bahasa Azerbaijan, terjemahannya bahkan menjadi “saya perampok sejati”.

    Meski mendapat banyak perdebatan, Gerakan Bumi Datar mengalami kebangkitan yang tak terduga selama dekade terakhir. Awal bulan Mei 2018, para penganut Bumi datar dari seluruh dunia menghadiri Konvensi Bumi Datar pertama di Inggris untuk membahas ‘penelitian’ dan berkumpul dengan orang-orang yang sepaham. Seorang ilmuwan sungguhan hadir untuk mendokumentasikan semua itu sehingga hasil pertemuan itu bisa dibaca oleh banyak orang.

    (ask/fay)

  • China Menyerah, Mendadak Kasih Lampu Hijau Buat Amerika

    China Menyerah, Mendadak Kasih Lampu Hijau Buat Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – China akhirnya melunak dan memberikan lampu hijau untuk akuisisi perusahaan software Ansys oleh perusahaan software asal Amerika Serikat (AS), Synopsys.

    Sebelumnya, proses akuisisi ini terhambat pasca Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan menerapkan tarif tinggi untuk barang-barang impor asal China yang masuk ke AS.

    Selain itu, pemerintahan Trump juga dalam beberapa bulan terakhir makin ketat mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor teknologi dari AS ke China.

    Namun, beberapa saat lalu AS mencabut blokir untuk pengembang software desain chip ke China. Pencabutan blokir itu memungkinkan perusahaan-perusahaan desain software chip, termasuk Synopsys, untuk mengembalikan akses teknologi mereka ke klien di China.

    China lantas ‘balas budi’ dengan mengeluarkan izin akuisisi Ansys ke Synopsys, menurut pernyataan Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar China (SAMR), dikutip dari Reuters, Senin (14/7/2025).

    Regulator China mengatakan pihaknya menyetujui kesepakatan tersebut berdasarkan komitmen restriktif yang diajukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Ada syarat yang harus dipenuhi oleh entitas hasil penggabungan Ansys dan Synopsys.

    Ketentuan tersebut mengharuskan perusahaan untuk menghormati kontrak pelanggan yang ada, termasuk harga dan ketentuan layanan, dan terus memasok produk otomasi desain elektronik kepada pelanggan China dengan persyaratan yang adil dan tidak diskriminatif.

    Perusahaan juga diharuskan untuk memelihara perjanjian interoperabilitas yang ada dan memperbaruinya atas permintaan dari pelanggan China.

    Synopsys, produsen perangkat analisis data (EDA) untuk desain chip, mengumumkan kesepakatan tunai dan saham senilai US$35 miliar untuk Ansys pada awal 2024. Transaksi ini telah menghadapi pengawasan antimonopoli di pasar-pasar utama, meskipun beberapa otoritas, termasuk Inggris, telah memberikan persetujuan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Jakarta

    Insiden jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu masih diselidiki. Tim penyelidik menemukan kejanggalan terkait sakelar pengendali bahan bakar pesawat Air India.

    Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

    Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

    Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

    Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

    Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

    Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

    Laporan awal dari investigasi tersebut yang dipimpin otoritas India dengan beranggotakan para ahli dari Boeing, General Electric, Air India, regulator India, serta peserta dari AS dan Inggris menimbulkan beberapa pertanyaan.

    Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

    “Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

    Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

    Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

    “Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

    “Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

    “Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

    Selengkapnya di sini!

    Air India (Foto: BBC World)

    Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

    “Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

    “Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

    “Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

    Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.

    “Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

    “Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

    Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

    Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

    Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

    Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

    Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

    Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

    Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

    Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

    “Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

    Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

    “Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

    Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

    “Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

    Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

    Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

    RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

    “Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

    Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

    “Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

    Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

    “Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

    Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

    “Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

    “Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

    Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

    Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

    “Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

    Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

    “Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

    “Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.