Kementerian Hukum: Putar Musik di Ruang Komersil Wajib Bayar Royalti
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (
DJKI
) Kementerian Hukum menegaskan bahwa setiap pelaku usaha yang memutar musik di ruang publik, termasuk restoran, kafe, toko, pusat kebugaran, dan hotel, wajib membayar royalti kepada pencipta dan pemilik hak terkait.
Direktur
Hak Cipta
dan Desain Industri DJKI Kemenkum Agung Damarsasongko mengatakan, aturan tersebut berlaku meskipun pelaku usaha telah berlangganan layanan seperti Spotify, YouTube Premium, Apple Music, atau layanan
streaming
lainnya.
Pasalnya, langganan pribadi seperti Spotify dan YouTube Premium tidak mencakup hak pemutaran musik untuk tujuan komersial di ruang publik.
“Layanan
streaming
bersifat personal. Ketika musik diperdengarkan kepada publik di ruang usaha, itu sudah masuk kategori penggunaan komersial, sehingga dibutuhkan lisensi tambahan melalui mekanisme yang sah,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).
Agung mengatakan, pembayaran royalti dilakukan melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/atau Musik.
LMKN bertugas menghimpun dan mendistribusikan royalti kepada para pencipta dan pemilik hak terkait.
Skema ini memastikan transparansi dan keadilan bagi seluruh pelaku industri musik, serta memudahkan pelaku usaha karena tidak perlu mengurus lisensi satu per satu dari setiap pencipta lagu.
“Hal ini memberikan keseimbangan agar pencipta atau pemilik hak terkait musik/lagu mendapatkan hak ekonominya, serta pengguna merasa nyaman dalam berusaha atau menggunakan lagu,” ujarnya.
Agung juga menanggapi kekhawatiran sebagian pelaku usaha yang menyatakan akan memblokir pemutaran lagu-lagu Indonesia demi menghindari pembayaran royalti.
Menurut dia, hal itu justru akan melemahkan ekosistem musik lokal dan tidak memberikan apresiasi kepada pencipta/pemegang
hak cipta
.
“Musik adalah bagian dari identitas budaya. Ketika pelaku usaha enggan memberikan apresiasi yang layak kepada pencipta lagu Indonesia, yang dirugikan bukan hanya seniman, tetapi juga konsumen dan iklim kreatif nasional secara keseluruhan,” kata Agung.
Agung pun meminta pelaku usaha tetap berhati-hati bila ingin menggunakan alternatif lain seperti pemutaran musik instrumental bebas lisensi atau lagu dari luar negeri karena tidak semuanya bebas dari perlindungan hak cipta.
“Beberapa lagu yang diklaim ‘
no copyright
‘ justru bisa menjerat pelaku usaha dalam pelanggaran apabila digunakan tanpa verifikasi sumber. Termasuk lagu luar negeri, jika mereka dilindungi hak cipta, kewajiban royalti tetap berlaku,” kata dia.
Sebagai solusinya, Agung menyebut ada sejumlah alternatif yang bisa diambil oleh para pelaku usaha.
Misalnya, menggunakan musik bebas lisensi (
royalty-free
) atau musik dengan lisensi Creative Commons yang memperbolehkan penggunaan komersial, memutar musik ciptaan sendiri, menggunakan suara alam/ambience, atau bekerja sama langsung dengan musisi independen yang bersedia memberikan izin tanpa biaya.
Mengenai skema pembayaran, pelaku usaha dapat mendaftarkan usahanya melalui sistem digital LMKN dan membayar royalti sesuai klasifikasi usaha dan luas ruang pemutaran musik.
Sistem tersebut sudah diberlakukan sejak lama di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Korea Selatan.
“Namun tujuan Indonesia bukan untuk menambah pemasukan negara, melainkan memberikan kepastian hukum serta memastikan bahwa pelaku industri kreatif mendapatkan hak ekonominya secara adil,” kata Agung.
DJKI juga memastikan bahwa biaya royalti yang harus dibayarkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tidak dipukul rata.
Terdapat mekanisme keringanan atau pembebasan tarif royalti sesuai ketentuan yang diatur oleh LMKN, berdasarkan ukuran ruang usaha, kapasitas pengunjung, serta tingkat pemanfaatan musik dalam operasional harian.
“Kami mengimbau pelaku UMKM untuk mengajukan permohonan keringanan secara resmi agar mendapatkan perlindungan hukum sekaligus mendukung ekosistem musik nasional,” ujar Agung.
Terakhir, Agung mengingatkan bahwa pelanggaran terhadap kewajiban pembayaran royalti dapat dikenakan sanksi hukum, namun sesuai Pasal 95 Ayat 4 UU Hak Cipta, untuk melakukan mediasi terlebih dahulu.
“Pelindungan hak cipta bukan semata soal kewajiban hukum, tapi bentuk penghargaan nyata terhadap kerja keras para pencipta yang memberi nilai tambah pada pengalaman usaha Anda,” ucap dia.
Pengenaan royalti terhadap musik yang dimainkan di ruang publik seperti rumah makan mencuat setelah gerai Mie Gacoan di Bali diduga melakukan pelanggaran hak cipta.
Direktur PT Mitra Bali Sukses, pemegang lisensi waralaba Mie Gacoan, I Gusti Ayu Sasih Ira, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta.
Pihaknya diduga memutar musik di gerai Mie Gacoan tanpa izin dari pemilik hak cipta dan tidak membayar royalti sejak tahun 2022.
Dalam kasus ini, Mie Gacoan dianggap melanggar hak ekonomi pencipta, khususnya dalam bentuk
performing rights
, yaitu hak untuk mempertunjukkan atau memperdengarkan karya secara publik—termasuk di restoran, kafe, hotel, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Inggris
-
/data/photo/2024/12/22/676814fc39fdf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Kementerian Hukum: Putar Musik di Ruang Komersil Wajib Bayar Royalti Nasional
-

Perusahaan Berusia 158 Tahun Tutup, 700 Orang Terkena PHK
Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan transportasi asal Inggris yang sudah berusia 158 tahun, KNP, terkena serangan ransomware, yang mengakibatkan 700 orang kehilangan pekerjaan. Serangan ini berasal dari kata sandi (password) lemah di sistem perusahaan.
Serangan yang terjadi pada 2023 tersebut diduga disebabkan hanya dengan satu kata sandi. Peretas berhasil masuk ke dalam sistem dengan menebak kata sandi seorang karyawan, lalu dengan itu, mereka mengenkripsi data perusahaan dan mengunci sistem internalnya.
Peretas yang dikenal sebagai Akira, setelah berhasil mengunci sistem internal KNP, mereka menyebutkan, satu-satunya cara mendapatkan kembali akses data tersebut adalah dengan membayar.
Tidak disebutkan jumlah pasti terkait harga penebusan, tetapi sebuah firm negosiasi ransomware spesialis memperkirakan jumlahnya bisa mencapai GB£5 juta atau sekitar Rp110,1 miliar (Kurs Rp22.000)
Kerugian sebesar itu menyebabkan KNP kehilangan semua data penting, dan akhirnya bangkrut karena tidak memiliki uang sebanyak itu.
Direktur KNP, Paul Abbott belum memberitahu karyawan soal hancurnya perusahaan akibat pembobolan kata sandi tersebut.
Menanggapi peristiwa tersebut, Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) mengatakan, para peretas sebetulnya tidak melakukan hal baru, melainkan hanya mencari titik lemah suatu sistem.
“Mereka terus-menerus mencari organisasi yang sedang mengalami hari buruk, lalu kemudian memanfaatkannya,” jelas salah satu pemimpin tim NCSC, Sam (Bukan nama sebenarnya), dilansir BBC, (28/07/25).
Dengan menemukan sumber intelijen, agen NCSC mencoba menemukan serangan dan mengeluarkan peretas dari sistem komputer sebelum dapat menyebarkan perangkat lunak tebusan.
Namun, NCSC hanya mampu menyediakan satu lapis perlindungan, sementara ransomware adalah kejahatan siber yang terus berkembang.
Menurut survei keamanan siber pemerintah Inggris, diperkirakan terdapat 19.000 serangan ransomware terhadap sejumlah bisnis di sana. Rata-rata tuntutan tebusannya adalah sekitar GB£4 juta atau Rp88,1 miliar (Kurs: Rp22.000), dan sepertiga perusahaan langsung membayarnya.
Menurut Direktur Jenderal Badan Kejahatan Nasional (NCA), James Babbage, ransomware merupakan kejahatan dunia maya paling signifikan yang tengah dihadapi Inggris. Terbukti dengan sejumlah contoh kasus seperti yang telah terjadi pada KNP, atau toko-toko besar seperti, Marks & Spencer (M&S) dan Harrods.
Babbage, bersama dengan Komite Gabungan Parlemen tentang Strategi Keamanan Nasional terus memperingatkan risiko tinggi serangan ransomware, dan juga mengusulkan agar korban serangan tidak membayar tebusan.
“Setiap korban perlu menentukan pilihannya sendiri, tetapi pembayaran tebusan bukanlah caranya, karena malah memperburuk kejahatan-kejahatan serupa,” kata Direktur Jenderal Ancaman NCA tersebut.
Dengan usulan tersebut, pemerintah telah mengusulkan pelarangan badan publik membayar uang tebusan ke peretas. Untuk perusahaan swasta, mereka mungkin harus melaporkan serangan tebusan dan mendapatkan izin pemerintah untuk membayar. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)
-

RI Dihantui COVID-19 ‘Stratus’, Ini Bedanya dengan Varian Lain
Jakarta –
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini mengungkapkan COVID-19 varian XFG atau Stratus sudah terdeteksi di Indonesia. Bahkan, disebutkan Stratus saat ini menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
Temuan ini diungkapkan berdasarkan pemantauan rutin yang dilakukan Kemenkes terkait penyakit pernapasan di 39 puskesmas, 25 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan.
“Pada bulan Juni varian dominan di Indonesia adalah XFG dengan 75 persen pada Mei dan 100 Mei pada Juni. Lalu ada XEN sebesar 25 persen pada Mei,” ujar pihak Kemenkes belum lama ini.
Sebenarnya apa yang berbeda dari Stratus dibanding varian yang sudah ada sebelumnya?
Menurut dokter umum di Harvey Street dan Hannah Clinic London, Dr Kaywaan Khan varian Stratus memiliki karakteristik khusus yang membuatnya lebih rentan menginfeksi.
Meski begitu, ia mengingatkan dampak infeksi dari varian Stratus tidak lebih fatal bila dibandingkan dengan varian Omicron yang juga sempat bikin heboh sebelumnya. Vaksin yang sudah disetujui juga tetap disarankan untuk mencegah keparahan gejala.
“Berbeda dengan varian lain, Stratus memiliki mutasi tertentu pada protein spike yang membantunya menghindari antibodi yang terbentuk dari infeksi sebelumnya atau vaksinasi,” ujar Khan dikutip dari Cosmopolitan, Senin (28/7/2025).
“Meski demikian, penting diingat Stratus tampaknya tidak lebih parah dibandingkan varian Omicron sebelumnya dalam hal tingkat keparahan penyakit, rawat inap, atau kematian,” sambungnya.
Gejala Varian Stratus
Secara umum COVID-19 Stratus menimbulkan gejala yang mirip dengan varian-varian sebelumnya. Misalnya, hilangnya indera penciuman dan pengecap.
Namun, varian ini juga memiliki gejala khas, yaitu suara serak atau parau. Dr Khan menuturkan pemeriksaan COVID-19 perlu dilakukan bila mengalami gejala-gejala tersebut.
“Salah satu gejala yang paling terlihat dari varian Stratus adalah suara serak, termasuk suara yang kasar atau parau,” ujar Dr Khan.
Senada, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan gejala Stratus dapat berupa suara parau atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice.
Sejumlah pasien di Inggris bahkan mengaitkan keluhan tersebut dengan nyeri tak tertahankan seperti terkena benda tajam di bagian leher. Meski begitu, tidak semua gejala tersebut selalu berkaitan dengan infeksi COVID-19 varian Stratus.
Untuk benar-benar memastikannya, tetap diperlukan tes atau pemeriksaan COVID-19 melalui rapid test maupun PCR.
“Stratus atau XFG merupakan rekombinasi dari LF.7 dan LP.8.1.2. XFG juga punya empat mutasi. Secara keseluruhan hal ini dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan kasus serta kemungkinan melemahnya proteksi,” sorot dia.
“Walau sejauh ini vaksin COVID-19 yang sekarang masih dapat digunakan, khususnya untuk yang simtomatik dan kasus yang berat,” pungkasnya.
Selain itu, gejala lain dari infeksi COVID-19 varian Stratus menurut Menurut National Health Service (NHS) Inggris meliputi:
Suhu tubuh tinggiMenggigilKehilangan atau perubahan indera penciuman dan pengecapSesak napasKelelahanBadan pegal-pegalSakit kepalaSakit tenggorokanHidung tersumbat atau berairHilang nafsu makanDiareMual dan muntah
Pencegahan Infeksi COVID-19 Stratus
Berkaitan dengan dengan dominasi varian Stratus di Indonesia, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Pastikan juga untuk menerapkan etika batuk atau bersin untuk menghindari risiko penularan pada orang lain.
Selain itu, pastikan untuk selalu menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun atau menggunakan hand sanitizer.
Jika sedang sakit dan mengalami gejala COVID-19, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Terlebih bila ada riwayat kontak dengan faktor risiko.
Penggunaan masker juga sangat disarankan apabila mengalami masalah kesehatan seperti batuk, pilek, atau demam.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video Pernyataan Kemenkes Singapura Terkait Lonjakan Kasus Covid-19”
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)Varian Stratus Intai RI
13 Konten
COVID-19 di Indonesia kini didominasi varian XFG, atau dijuluki ‘varian stratus’. Varian ini mendominasi 75 persen kasus di bulan Mei 2025, dan 100 persen kasus di Juni.
Konten Selanjutnya
Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya
-

Data Pribadi 1,4 Juta Nasabah Allianz Life AS Diretas, Ada Celah di CRM
Bisnis.com, JAKARTA— Allianz Life Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi data pribadi mayoritas nasabah, tenaga keuangan, dan karyawannya telah dicuri dalam insiden peretasan yang terjadi pada pertengahan Juli 2025.
Juru bicara Allianz Life AS, Brett Weinberg, menyampaikan insiden terjadi pada 16 Juli 2025, ketika pelaku peretasan berhasil mengakses sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM) berbasis cloud milik pihak ketiga yang digunakan oleh perusahaan.
Allianz life tidak menyebutkan vendor yang memegang sistem CRM perusahaan.
“Pelaku ancaman berhasil memperoleh data pribadi yang dapat diidentifikasi [personally identifiable information/PII] milik mayoritas nasabah Allianz Life, para profesional keuangan, serta sejumlah karyawan perusahaan, dengan menggunakan teknik rekayasa sosial,” kata Weinberg dikutip dari laman resmi TechCrunch pada Senin (28/7/2025).
Meski tidak menyebutkan jumlah pasti pihak yang terdampak, dalam keterangannya kepada otoritas negara bagian Maine, Allianz Life AS menyatakan saat ini memiliki sekitar 1,4 juta nasabah.
Sementara itu, induk usahanya, Allianz, tercatat melayani lebih dari 125 juta nasabah di seluruh dunia. Allianz Life menyatakan telah melaporkan insiden ini kepada Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI).
Perusahaan menegaskan sejauh ini tidak ditemukan indikasi adanya sistem internal lain yang ikut terdampak. Namun, perusahaan tidak memberikan keterangan apakah telah menerima tuntutan tebusan dari pelaku atau mengaitkan peretasan ini dengan kelompok peretas tertentu.
Dalam laporan ke otoritas negara bagian, Allianz Life AS menyebutkan mereka akan mulai mengirimkan pemberitahuan resmi kepada para pihak yang terdampak mulai 1 Agustus 2025.
Peretasan terhadap Allianz Life AS ini menambah daftar panjang serangan siber yang menargetkan industri asuransi dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, penyedia asuransi kesehatan tambahan Aflac juga mengalami kejadian serupa. Peneliti keamanan dari Google bahkan melaporkan pada Juni lalu mereka mengamati serangkaian intrusi di sektor asuransi yang diduga dilakukan oleh kelompok peretas Scattered Spider.
Kelompok Scattered Spider dikenal menggunakan teknik rekayasa sosial untuk mengecoh pusat bantuan (helpdesk) agar memberikan akses ke sistem internal perusahaan.
Sebelum menyasar industri asuransi, kelompok ini tercatat pernah menyerang sektor ritel di Inggris, serta industri penerbangan dan transportasi, bahkan sejumlah perusahaan teknologi besar di Silicon Valley.
-

Perusahaan 158 Tahun Bangkrut Akibat Password Gampang Ditebak
Jakarta, CNBC Indonesia – Hanya karena satu password yang mudah ditebak, sebuah perusahaan logistik berusia 158 tahun di Inggris terpaksa gulung tikar. KNP Logistics Group, yang beroperasi dengan nama dagang Knights of Old, bangkrut setelah diserang geng ransomware Akira.
Serangan siber ini berhasil menjebol sistem internal perusahaan hanya lewat satu celah yakni kata sandi lemah milik seorang karyawan.
Akibatnya, para peretas bisa masuk ke sistem, mengenkripsi data, hingga menghentikan seluruh operasional bisnis. Tak tanggung-tanggung, 730 dari total 900 karyawan pun langsung terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Padahal, KNP Logistics mengoperasikan sekitar 500 truk dan telah menerapkan perlindungan dasar siber serta memiliki asuransi senilai £1 juta. Namun, semua itu tidak cukup. Akibat lemahnya autentikasi dan ketiadaan verifikasi dua langkah (multi-factor authentication), seluruh jaringan internal lumpuh total.
Dalam catatan tebusan yang ditinggalkan, geng Akira menyampaikan pesan ancaman yang berbunyi “Jika Anda membaca ini, artinya infrastruktur internal perusahaan Anda sudah mati, sebagian atau seluruhnya… Simpan air mata dan coba bangun percakapan.”
Meski tidak ada nominal pasti, para negosiator memperkirakan tebusan yang diminta mencapai 5 juta euro (setara lebih dari Rp100 miliar). Karena tidak sanggup membayar dan kehilangan akses pada data keuangan penting, KNP tak bisa mencari pendanaan darurat dan akhirnya masuk ke proses administrasi pada September 2023.
Hanya satu unit bisnisnya, Nelson Distribution, yang berhasil dijual dan menyelamatkan sekitar 170 pekerjaan.
Paul Abbott, mantan pemilik bersama KNP, mengakui serangan tersebut dimulai dari serangan brute force terhadap satu akun karyawan dengan password lemah. Meski telah memiliki cadangan data dan alur kerja alternatif, peretas berhasil menghancurkan semua catatan krusial, membuat pemulihan mustahil dilakukan.
Kejadian ini hanyalah satu dari banyak serangan siber besar yang melanda Inggris dalam beberapa tahun terakhir. Di 2025, sejumlah perusahaan besar lain juga menjadi korban, termasuk Marks & Spencer, Co-op, Pearson, dan bahkan kontraktor pertahanan nasional yang kehilangan lebih dari 4 TB data sensitif.
Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) pun terus mendesak pelaku usaha agar tidak hanya mengandalkan asuransi, tetapi juga memperkuat pertahanan digital mereka, mulai dari segmentasi jaringan, pembaruan sistem, edukasi pengguna, hingga pemantauan siber secara real-time.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
-

Festival Pertunjukan Belum-Sudah 2025, Bertajuk “Gelagat Liar” Menampilkan Karya dari Seniman Berbagai Penjuru Nusantara
YOGYAKARTA – Yogyakarta kembali menjadi panggung penting bagi perkembangan seni pertunjukan kontemporer Indonesia. Selama tujuh hari penuh, mulai 25 hingga 31 Juli 2025, Festival Pertunjukan Belum-Sudah/Not-Yet Performance Festival (FPB-S/N-YPF) hadir sebagai forum pertemuan seniman, akademisi, peneliti, dan penonton dalam menjelajahi kemungkinan seni yang belum selesai.
Diselenggarakan oleh Garasi Performance Institute (GPI), festival ini tak sekadar menyuguhkan pertunjukan, melainkan juga membentuk ruang diskusi, refleksi, dan dokumentasi bersama. Mengusung tema “Gelagat Liar”, edisi perdana FPB-S/N-YPF memusatkan perhatian pada praktik seni pertunjukan yang berangkat dari celah-celah sejarah, arsip, norma sosial, konvensi artistik, ketegangan identitas, maupun skenario kuasa tertentu.
Duo kurator gelaran ini, Mega Nur dan Taufik Darwis menyampaikan, “Dalam festival ini, penonton tidak diposisikan secara pasif tetapi diundang untuk terlibat aktif: melihat secara lekat, mencari, menavigasi, dan membincangkan bentuk-bentuk ‘keliaran’ yang tumbuh dari persimpangan dan percabangan pengalaman serta pengetahuan.”
Ilustrasi konferensi pers Festival Pertunjukan Belum-Sudah/Not-Yet Performance Festival 2025 bertajuk “Gelagat Liar” (Sumber: Dok. Spesial)
Tercatat sembilan karya dipentaskan di enam lokasi berbeda di Yogyakarta. Salah satunya adalah Yang Menyelinap Tak Mau Lesap oleh Studio Malya, Reza Kutjh, dan Rifki Akbar Pratama yang mengajak penonton mengalami pertunjukan naratif-gamifikasi di Museum Benteng Vredeburg. Ada pula Wicara Kepahitan oleh Putu Alit Panca & Taman Kata-Kata yang mengadaptasi karya Speak Bitterness dari kelompok Inggris Forced Entertainment, menghidupkan ruang pengakuan anonim atas sejarah kekerasan dan trauma kolektif.
Karya lainnya, Kebun Warisan oleh Rachmat Mustamin & Studio Patodongi dari Makassar, membawa penonton ke dalam narasi tentang jejak konflik Darul Islam/TII dan mitos yang berkelindan dalam tubuh dan sejarah lokal. Di sisi lain, Autolysis oleh Enji Sekar menjadikan proses biokimia tubuh sebagai metafora koreografi yang terjadi dalam ruang gelap penuh nuansa sensorik.
Tak kalah mencolok, Lampiran Cyclofemmes oleh Ishvara Devi menafsir ulang tokoh Mak Lampir dalam bingkai pengalaman transpuan dan estetika queer, sementara The Other Half: After-Forced dari Puri Senja menyelami relasi tubuh dan warisan militer.
Sebagai penutup, 24 Jam Lembâna di Jogja mempersembahkan pengalaman kolektif tanpa jeda selama sehari penuh. Acara ini menyatukan berbagai performa, praktik ritual, hingga bentuk gerilya seni yang berpijak pada metode Madura dalam mengintervensi ruang dan waktu.
Ilustrasi Festival Pertunjukan Belum-Sudah/Not-Yet Performance Festival 2025 bertajuk “Gelagat Liar” (Sumber: Dok. Spesial)
Selain pertunjukan, FPB-S/N-YPF 2025 juga menghadirkan sepuluh sesi simposium bertajuk Kopi Pagi Majelis Dramaturgi. Simposium ini menjadi ruang refleksi dan pencatatan, dimulai dari pembacaan kuratorial hingga diskusi mendalam atas masing-masing karya yang ditampilkan. Formatnya tak kaku—lebih menyerupai obrolan terbuka lintas peran dan generasi.
Ko-direktur artistik menyampaikan pesannya saat pembukaan festival ini pada Jumat, 25 Juli. Tutur Eka Wahyuni, “Banyak jejaring yang berjalan bersama untuk festival ini. Dengan festival ini, kita juga sama-sama bisa menatap tentang bagaimana hidup kita sekarang dan ke depannya.”
Eka Putra Nggalu menambahkan lewat pesan teks singkat karena tak bisa hadir langsung dalam pembukaan. Pesannya, “Festival ini adalah jaringan dan kerja yang luas dan besar. FPB-S/N-YPF adalah satu potensi yang baik untuk saling berbagi sumber daya tetapi juga pelan-pelan membangun solidaritas dan kesetiakawanan. Apa yang disebut solidaritas itu, mungkin terdengar abstrak. Tapi lewat pertemuan, kerja bareng, dan pertukaran ini kita punya gambaran ideal soal bentuk nyata dari kesetiakawanan itu. Penting juga kita berupaya terus untuk membangun satu ekosistem yang saling jaga dan saling rawat. Dan itu adalah upaya yang terus dimiliki dan ditumbuhkan disetiap kerjanya karena disituasi saat ini, hal ini yang paling kita butuhkan.”
Sebagai bagian dari dokumentasi pengetahuan, GPI turut meluncurkan buku Mukadimah Gelagat Liar: Surat Kepercayaan Pertunjukan dari Selatan yang memuat empat belas tulisan seniman dan inisiator proyek yang aktif dalam medan seni pertunjukan sejak 2017.
Helatan ini hadir bukan hanya sebagai festival seni, melainkan sebagai medan kolektif untuk merayakan bentuk-bentuk keberanian, keragaman pengetahuan, dan estetika yang tumbuh dari bawah. Festival Pertunjukan Belum-Sudah/Not-Yet Performance Festival 2025 ini, didukung oleh Kementerian Kebudayaan dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui program Dana Abadi Kebudayaan. Beberapa mitra penyelenggara meliputi ARTJOG, IFI Yogyakarta, Kedai Kebun Forum, Museum Benteng Vredeburg, serta sejumlah media dan komunitas lokal.
-

Teka-Teki Kecelakaan Jeju Air Terungkap, Kondisi Mesin Pesawat Begini
Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat Jeju Air yang jatuh pada Desember lalu ternyata masih memiliki satu mesin yang berfungsi meski telah mengalami kerusakan akibat serangan burung. Informasi ini diungkap dalam pembaruan investigasi oleh otoritas Korea Selatan, yang menyebut mesin tersebut tetap menghasilkan daya meski satu mesin lainnya telah dimatikan oleh pilot.
Melansir Reuters, Pesawat Boeing 737-800 itu mendarat darurat tanpa roda pendarat di Bandara Muan, lalu tergelincir dan terbakar setelah menabrak tanggul. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang kecuali dua dari total 181 orang di dalam pesawat.
Hingga kini, laporan akhir belum diterbitkan, namun informasi teknis soal dua mesin pesawat mulai terkuak. Dalam pembaruan tertanggal 19 Juli yang diperoleh Reuters, mesin kiri ternyata mengalami kerusakan lebih ringan dibanding mesin kanan, tetapi justru mesin kiri itulah yang dimatikan 19 detik setelah serangan burung.
Mesin kanan mengalami semburan api dan asap hitam, namun masih menghasilkan daya yang “cukup untuk terbang”, menurut laporan lima halaman tersebut. Meski begitu, belum dijelaskan alasan pilot mengambil keputusan itu, sementara investigasi masih berlangsung untuk merekonstruksi kondisi teknis pesawat dan persepsi awak saat kejadian.
Para ahli menekankan bahwa kecelakaan udara umumnya disebabkan banyak faktor dan memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan prematur dari bukti yang belum lengkap. Perhatian publik kini mengarah pada kemungkinan bahwa awak mematikan mesin yang lebih tidak rusak, mengingatkan pada kecelakaan Boeing 737-400 di Kegworth, Inggris tahun 1989.
Kecelakaan di Inggris itu memicu reformasi besar terkait komunikasi dan prosedur darurat kru. Seorang sumber Reuters menyebut investigasi Korea memiliki “bukti jelas” dari perekam suara kokpit dan data komputer bahwa mesin kiri dimatikan meski mengalami kerusakan lebih ringan.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Firefighters take a look at the wreckage of the aircraft that crashed after it went off the runway, at Muan International Airport, in Muan, South Korea, December 31, 2024. REUTERS/Kim Hong-JiLaporan tersebut juga menyinggung bahwa mesin kanan yang rusak lebih parah tetap menyuplai tenaga, membuka kemungkinan bahwa pesawat bisa bertahan lebih lama di udara. Namun, belum dijelaskan seberapa besar daya yang tersisa di mesin tersebut dan opsi darurat apa yang bisa diambil kru.
Kedua mesin mengalami kerusakan akibat burung dan getaran usai tabrakan. Mesin kanan tercatat mengalami kerusakan internal signifikan, sementara kerusakan pada mesin kiri tidak dijabarkan dalam dokumen.
Menurut mantan penyelidik Dewan Keselamatan Transportasi AS Greg Feith, dokumen itu menyajikan fakta baru tapi kurang banyak penjelasan, sehingga dinilai “misterius”. Dewan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Korea (ARAIB) belum menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut.
Para ahli keselamatan menilai laporan awal wajar jika masih minim fakta dan analisis. Dalam laporan awal Januari, ditemukan bulu dan bercak darah bebek di kedua mesin pesawat.
Mesin pesawat buatan CFM International, perusahaan patungan GE dan Safran, telah diperiksa Mei lalu dan tidak ditemukan cacat selain dampak serangan burung dan kecelakaan. Pihak keluarga korban sempat diberi penjelasan terkait kondisi mesin, namun meminta laporan 19 Juli tidak dipublikasikan karena terkesan menyalahkan pilot.
Meski ditahan dari publik, laporan tersebut diperoleh Reuters dan media Korea Selatan. Boeing dan GE mengarahkan pertanyaan ke ARAIB, sementara Safran belum memberikan komentar.
Jeju Air menyatakan masih bekerja sama penuh dengan ARAIB dan menunggu laporan akhir. Sesuai aturan global, investigasi kecelakaan sipil bertujuan mengungkap penyebab tanpa menetapkan kesalahan atau tanggung jawab hukum.
Serikat pilot Jeju Air menilai ARAIB menyesatkan publik dengan menyiratkan tidak ada masalah pada mesin kiri, padahal ada sisa burung di kedua mesin. Seorang sumber yang hadir dalam pertemuan dengan keluarga korban menyebut mesin kiri juga mengalami “surge” atau gangguan tenaga, mengacu pada data kotak hitam.
Serikat dan keluarga korban mendesak agar semua bukti yang relevan dibuka kepada publik. Mereka juga meminta perhatian pada tanggul beton di ujung landasan yang diduga memperparah jumlah korban tewas.
Standar penerbangan internasional mensyaratkan peralatan navigasi di jalur pesawat dibuat dari material yang mudah hancur bila tertabrak pesawat. Kementerian Transportasi Korea Selatan telah mengidentifikasi tujuh bandara domestik, termasuk Muan, yang masih memakai beton dan baja, dan berjanji akan menggantinya.
Desain baru untuk struktur tersebut saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Seorang pejabat kementerian menyatakan kepada Reuters bahwa proses perbaikan sedang berjalan.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5297635/original/088287800_1753690612-WhatsApp_Image_2025-07-28_at_14.50.29.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

