Negara: Indonesia

  • Anggota DPR RI Thoriq Majjidanor Sosialisasikan UUD 1945 di Gresik

    Anggota DPR RI Thoriq Majjidanor Sosialisasikan UUD 1945 di Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) asal Kabupaten Gresik, Thoriq Majjidanor, mengajak masyarakat untuk lebih memahami Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 melalui kegiatan sosialisasi empat pilar MPR RI bersama komunitas warga dan relawan di Kecamatan Kebomas.

    Anggota Komisi XI DPR RI yang akrab disapa Jiddan ini menekankan bahwa UUD 1945 bukan sekadar dokumen hukum, melainkan fondasi utama demokrasi Indonesia yang mengatur hak dan kewajiban warga negara, serta menjamin prinsip keadilan sosial.

    “Pemahaman masyarakat terhadap konstitusi sangat penting dalam menjaga kualitas demokrasi. Para relawan, anggota organisasi masyarakat, dan pegiat komunitas adalah cerminan demokrasi yang hidup. Namun, seluruh pergerakan harus tetap berada di bawah payung konstitusi UUD 1945,” ujar Jiddan, Minggu (14/12/2025).

    Putra mantan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto itu menjelaskan bahwa UUD 1945 menjamin hak berpendapat, berserikat, dan berkumpul selama tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Dengan memahami empat pilar kebangsaan, masyarakat diharapkan mampu menyampaikan aspirasi secara bijak dan bertanggung jawab.

    “Dengan pemahaman konstitusi yang baik, setiap komunitas dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan demokrasi tanpa melanggar aturan,” katanya.

    Menurutnya, peran organisasi masyarakat, komunitas hobi, dan relawan saat ini semakin strategis dalam membangun ruang publik yang sehat. Mereka dapat menjadi sarana edukasi, solidaritas, sekaligus pembentuk opini positif di tengah masyarakat.

    “Komunitas dan relawan adalah kekuatan sosial di akar rumput yang mampu memperkuat demokrasi. Jika dibekali pemahaman konstitusi, dinamika masyarakat akan berjalan lebih tertib, adil, dan saling menghormati,” paparnya.

    Kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut mendapat respons positif dari peserta. Sejumlah warga memanfaatkan momentum itu untuk berdiskusi dan bertanya langsung mengenai penerapan nilai-nilai UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Sebagai masyarakat awam, kami jadi lebih paham pentingnya partisipasi warga dalam membangun demokrasi dan mewujudkan keadilan sosial secara efektif dan terarah,” ujar Iwan, salah satu warga Kecamatan Kebomas. [dny/but]

  • Ini Rute MRT Fatmawati–TMII yang Akan Terintegrasi LRT Jabodebek

    Ini Rute MRT Fatmawati–TMII yang Akan Terintegrasi LRT Jabodebek

    Bisnis.com, JAKARTA – PT MRT Jakarta (Perseroda) tengah menyiapkan pengembangan rute MRT Fatmawati–TMII yang direncanakan terintegrasi dengan LRT Jabodebek. Proyek ini akan dikerjakan dalam fase empat pembangunan MRT Jakarta dalam beberapa tahun ke depan.

    Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat, menjelaskan bahwa pembangunan rute tersebut baru akan dimulai setelah penyelesaian konstruksi fase tiga MRT lintas timur–barat rute Medan Satria–Tomang. Fase tiga ditargetkan mulai dibangun pada 2026.

    “Tentu itu akan dilakukan setelah konstruksi fase tiga yakni lintas timur–barat [east–west] rute Medan Satria–Tomang selesai. Fase ini targetnya mulai tahun depan,” katanya dalam konferensi pers peresmian Stasiun MRT Lebak Bulus Bank Syariah Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    Rute MRT Fatmawati–TMII dirancang melintasi 10 stasiun. Dimulai dari Fatmawati, lalu Antasari, Ampera, Warung Jati, Tanjung Barat, Ranco, Jalan Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, hingga berakhir di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Selain terhubung dengan MRT fase satu rute Lebak Bulus–Bundaran HI, jalur Fatmawati–TMII juga akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi publik lain, seperti LRT Jabodebek, KRL Commuter Line, dan Transjakarta.

    Proyek MRT fase empat ini direncanakan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), berbeda dari proyek MRT sebelumnya yang menggunakan pembiayaan dari Jepang melalui JICA.

    Pengembangan rute Fatmawati–TMII menjadi bagian dari rencana besar pembangunan MRT lintas Timur–Barat yang nantinya menghubungkan kawasan Cikarang, Bekasi, hingga Balaraja, Tangerang, guna memperluas layanan transportasi massal berbasis rel di wilayah Jabodetabek.

  • Catatan Prestasi Eko Yuli Irawan di Ajang Sea Games, Raih Perunggu Pertama di 9 Kali Partisipasinya

    Catatan Prestasi Eko Yuli Irawan di Ajang Sea Games, Raih Perunggu Pertama di 9 Kali Partisipasinya

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Lifter asal Indonesia, Eko Yuli Irawan kembali mencatatkan prestasi di ajang Sea Games 2025.

    Turun di cabang olahraga (cabor) angkat besi, Eko Yuli Irawan sukses mempersembahkan medali perunggu nomor men 65kg yang digelar di Chon Buri Physical Education School, Chonburi, Minggu (14/12/2025) sore.

    Weightlifter berusia 36 tahun itu mencatatkan 138kg dalam angkatan snatch dan 166kg pada angkatan clean and jerk dengan total angkatan 304kg.

    Di ajang Sea Games kali ini, Eko kalah dari atlet tuan rumah, Patsaphong Thongsuk, dengan memperoleh total angkatan 307kg dan lifter Malaysia, Muhamad Aznil Bidin, dengan 306kg.

    Meski membawa pulang medali perunggu, namun ini jadi prestasi baru untuk Eko Yuli.

    Dalam sembilan kali keikutsertaannya di ajang multi-event olahraga se-Asia Tenggara ini, perunggu di Thailand jadi pertama kali untuk.

    Salah satu jurnalis olahraga kenamaan Indonesia, Ainur Rohman lewat cuitan di akun media sosial X pribadi membeberkan pretasi luar biasa Eko Yuli.

    Dalam sembilan kali partisipasinya di ajang Sea Games dari tahun 2007 sudah berapa kali ini membawa pulang medali emas.

    “Debut di SEA Games 18 tahun lalu, hari ini Eko Yuli Irawan🇮🇩 meraih perunggu pertamanya,” tulisnya dikutip Minggu (14/12/2025)

    Tercata sudah tujuh medali emas diraih serta satu medali perak dan terbaru satu medali perunggu di ajang Sea Games 2025 ini.

    “2007 Nakhon Ratchasima🥇
    2009 Vientiane🥇
    2011 Jakarta–Palembang🥇
    2013 Naypyidaw🥇
    2017 Kuala Lumpur🥈
    2019 Philippines🥇
    2021 Vietnam🥇
    2023 Cambodia🥇
    2025 Bangkok-Chonburi🥉,” paparnya.

  • Raffi Ahmad Bawa Bantuan, Tangis Haru Pecah di Lokasi Banjir Sumatera

    Raffi Ahmad Bawa Bantuan, Tangis Haru Pecah di Lokasi Banjir Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, tak kuasa menahan tangis haru saat turun langsung menyalurkan bantuan bagi para korban banjir di sejumlah wilayah Sumatera, Minggu (14/12/2025)

    Raffi Ahmad mengungkapkan perasaannya setelah bertemu langsung dengan warga terdampak banjir di Aceh Tamiang, didampingi bupati setempat.

    “Perasaan saya sangat campur aduk. Hari ini saya bisa bertatap muka langsung dengan saudara-saudara kita di Aceh Tamiang,” ujarnya dikutip dari Antara.

    Raffi menyaksikan secara langsung keteguhan dan kekuatan masyarakat yang tengah menghadapi cobaan, sekaligus kerja keras para petugas, relawan, dan berbagai pihak yang tanpa lelah berada di garda terdepan membantu pemulihan.

    Menurutnya, semangat gotong royong dan kepedulian yang terus terjaga menjadi modal utama bagi masyarakat Aceh Tamiang untuk bangkit, meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan.

    “Semua pihak bersatu mempercepat proses pemulihan agar kehidupan bisa kembali berjalan normal. Setiap langkah disertai harapan dan doa, insyaallah kondisi akan berangsur pulih,” katanya.

    Ia pun menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Aceh Tamiang atas ketabahan, kehangatan, serta kekuatan yang ditunjukkan di tengah situasi sulit.

    “Semoga bantuan yang kami salurkan dapat sedikit meringankan beban dan menambah semangat. Saya akan selalu bersama masyarakat Aceh Tamiang, saling menguatkan dan mendoakan agar masa sulit ini segera berlalu,” ujar Raffi.

    Usai dari Aceh Tamiang, Raffi melanjutkan kunjungan ke Padang untuk menemui para korban banjir. Di sana, ia melihat langsung kondisi lapangan serta mendengarkan berbagai cerita, keluhan, dan harapan warga.

    “Saya sangat tersentuh. Di tengah keterbatasan, masih terasa kuat kesabaran, doa, dan semangat untuk bangkit. Kehadiran kami bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga pelukan, doa, dan keyakinan bahwa mereka tidak sendirian,” tuturnya.

    Raffi menegaskan, harapan akan selalu ada selama seluruh elemen bangsa tetap bersatu dan saling mendukung. Menurutnya, kekuatan Indonesia terletak pada kebersamaan, kepedulian, dan doa yang terus mengalir.

    “Insyaallah semuanya akan membaik dan bisa kita lalui bersama. Semoga Allah senantiasa menjaga, menguatkan langkah kita, dan melindungi negeri yang kita cintai,” kata Raffi Ahmad.

  • Transformasi Digital Sektor Usaha, Apa yang Dipotret Sensus Ekonomi 2026?

    Transformasi Digital Sektor Usaha, Apa yang Dipotret Sensus Ekonomi 2026?

    Jakarta, Beritasatu.com – Dalam satu dekade terakhir, dinamika ekonomi global melaju kian pesat, termasuk di Indonesia. Digitalisasi telah menjadi penggerak utama yang mengubah cara masyarakat mengonsumsi, menyalurkan, dan memproduksi barang serta jasa. Dampak dari transformasi ini mendorong pergeseran struktur ekonomi, dari model konvensional menuju ekosistem yang semakin bertumpu pada teknologi digital. Perubahan ini turut dipercepat oleh adanya pandemi COVID-19 yang menciptakan sebuah tren baru. Kini kita dapat melihat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti penjual makanan dan minuman yang dapat memperluas cakupan pembelinya melalui aplikasi pemesanan online. 

    Selain itu di bidang logistik, distribusi barang beradaptasi dengan adanya pergeseran konsumsi masyarakat. Kurir pengantar barang yang kini dikenal sebagai “abang paket” berlalu-lalang di jalan-jalan rumah untuk mengantarkan barang pesanan dari konsumen. Begitu juga yang terjadi pada perusahaan besar yang mengandalkan otomasi di bagian produksi, hingga media sosial sebagai kanal pemasaran dan penjualan. Perubahan lainnya yang cukup signifikan dapat dilihat pada metode transaksi yang kini tak lagi hanya mengandalkan uang tunai. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku usaha untuk mampu berkembang dan bersaing, serta menciptakan peluang baru.

    Namun, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apakah semua pelaku usaha di Indonesia telah melakukan transformasi digital pada lini usahanya? Atau hanya jenis usaha tertentu yang melakukannya? Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2026, Indonesia melalui Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaksanakan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). Tujuannya untuk mencatat jumlah, distribusi, dan karakteristik usaha di Indonesia. Mulai dari usaha kecil, menengah, hingga usaha besar.

    Mengukur Penetrasi Digitalisasi dalam Dunia Usaha

    SE2026 yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2026 nanti akan mengumpulkan informasi salah satunya yaitu penggunaan internet untuk kegiatan usaha, mulai dari tahapan produksi, distribusi, promosi, hingga penjualan. Lebih dalam lagi, SE2026 juga mengumpulkan informasi penggunaan produk teknologi dalam kegiatan usaha seperti Internet of Things (IOT), Big Data, Block Chain, dan berbagai inovasi berbasis kecerdasan buatan atau AI. Informasi yang dikumpulkan ini akan memetakan sejauh mana penetrasi internet dan penggunaan teknologi di dalam kegiatan usaha yang ada di Indonesia. Pergeseran pola konsumsi dan transaksi masyarakat juga dapat terlihat melalui informasi yang dikumpulkan berdasarkan penjualan berbasis internet.

    Pasca Pandemi: Digitalisasi Dalam Namun Tak Merata

    Pandemi COVID-19 mempercepat perubahan dari konvensional ke digital secara signifikan. Pelaku usaha yang beradaptasi dapat bertahan, sementara yang tidak mampu beradaptasi pada akhirnya tertinggal. Namun setelah pandemi berakhir, beberapa mengalami perubahan, sebagian pelaku usaha kembali ke cara lama, sebagian lain justru memanfaatkan momentum untuk meningkatkan skala usaha secara digital, bahkan banyak perusahaan besar melesat lebih jauh melalui teknologi automasi, AI, dan digital supply chain. Kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi digital inilah yang perlu dipetakan dengan data agar pemangku kebijakan dapat melakukan berbagai intervensi.

    Waktu Singkat untuk Memberi Dampak Berbagai Pihak 

    Bagi pemerintah, informasi yang dihasilkan dari Sensus Ekonomi 2026 dapat dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan kebijakan di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk memperkuat sektor-sektor ekonomi terkait. Penguatan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis jenis usaha maupun wilayah, sehingga sektor atau daerah yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan nilai tambah dapat diidentifikasi secara tepat. Sebagai contoh, pemerintah dapat menyelenggarakan pelatihan penggunaan teknologi untuk meningkatkan literasi digital para pelaku usaha UMKM pada wilayah atau bidang usaha yang dinilai masih belum optimal dalam pemanfaatan digitalisasi. Selain itu, pola transaksi baru yang terungkap melalui SE2026 juga dapat mendorong inovasi di dunia perbankan dan layanan keuangan, seperti pengembangan kredit digital maupun sistem pembayaran digital. 

    Bagi para pelaku usaha, data hasil sensus dapat menjadi acuan untuk melihat, mengevaluasi, sekaligus menangkap peluang usaha baru yang potensial untuk dikembangkan sehingga strategi bisnis dan sasaran pasar dapat lebih tepat. Dengan adanya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menyukseskan penyelenggaraan Sensus Ekonomi 2026, diharapkan lahir stimulus yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Hanya dengan meluangkan waktu singkat dan memberikan informasi pada SE2026, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh pihak, mulai dari tersusunnya kebijakan ekonomi yang lebih tepat guna, meningkatnya omzet usaha, munculnya peluang usaha baru, hingga terbukanya lapangan pekerjaan yang pada akhirnya turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  • Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak, Preciosa: Sebodoh Inikah Pejabat Indonesia?

    Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak, Preciosa: Sebodoh Inikah Pejabat Indonesia?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial, Preciosa Kanti, merespons kabar bantuan bencana untuk wilayah Sumatra yang berasal dari luar negeri namun justru dikenakan pajak oleh pemerintah.

    Ia mengungkapkan keprihatinan sekaligus kemarahan atas kebijakan tersebut yang dianggap tidak masuk akal di tengah situasi darurat kemanusiaan.

    “Paringono sabar, Gusti,” ujar Kanti di X @PreciosaKanti (14/12/2025).

    Ia kemudian mempertanyakan nalar para pengambil kebijakan di Indonesia yang dinilainya gagal menunjukkan empati terhadap korban bencana.

    “Sebodoh inikah pejabat publik Indonesia?,” tegasnya.

    Sebelumnya diketahui, kebijakan pemerintah terkait mekanisme masuknya bantuan kemanusiaan dari luar negeri menuai sorotan dari warga diaspora Indonesia.

    Bantuan untuk korban bencana di sejumlah wilayah Sumatra dikabarkan masih dikenakan pajak impor, meski dikirim dalam situasi darurat.

    Kondisi tersebut dinilai menghambat respons cepat solidaritas kemanusiaan dari warga Indonesia yang berada di luar negeri.

    Sejumlah diaspora menyampaikan kekecewaan karena bantuan yang sejatinya bersifat darurat justru diperlakukan sebagai barang impor biasa.

    Keluhan ini datang dari diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara, salah satunya dari Singapura.

    Mereka menyebut, pengiriman bantuan berupa barang masih terkendala aturan kepabeanan selama status bencana nasional belum ditetapkan oleh pemerintah pusat.

    Salah seorang diaspora Indonesia, Fika, menyampaikan pengalamannya melalui unggahan di media sosial.

    Ia menjelaskan bahwa bantuan yang dikirim dari luar negeri akan tetap dikenai pajak apabila bencana tersebut belum berstatus nasional.

  • Negara Tega! Lansia 71 Tahun Dituntut 2 Tahun Bui Gegara Memikat Burung Cendet

    Negara Tega! Lansia 71 Tahun Dituntut 2 Tahun Bui Gegara Memikat Burung Cendet

    GELORA.CO – Seorang kakek berusia 71 tahun bernama Masir kini harus menghadapi ancaman hukuman penjara selama dua tahun.

    Hanya karena memikat burung cendet di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo.

    Tuntutan tersebut dibacakan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Situbondo dan langsung menuai sorotan publik karena dinilai tidak mencerminkan rasa keadilan sosial.

    Masir, didakwa melanggar Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya karena menangkap satwa yang dikategorikan dilindungi.

    Meski tidak ada unsur perdagangan besar atau jaringan kejahatan satwa liar, jaksa tetap menuntut hukuman maksimal berupa pidana penjara dua tahun.

    Pihak Kejaksaan Negeri Situbondo beralasan bahwa pendekatan restorative justice tidak dapat diterapkan dalam perkara ini.

    Menurut jaksa, Masir tercatat sudah lima kali ditangkap dalam kasus serupa.

    Fakta tersebut dijadikan dasar bahwa terdakwa dianggap tidak jera dan patut dijatuhi hukuman penjara agar menimbulkan efek jera.

    Namun, alasan tersebut justru memantik kritik keras.

    Banyak pihak mempertanyakan logika penegakan hukum yang terkesan kaku dan tidak berempati terhadap kondisi sosial terdakwa.

    Masir disebut-sebut memikat burung bukan untuk kepentingan komersial besar, melainkan untuk bertahan hidup.

    Alih-alih dibina atau diberikan solusi ekonomi, ia justru dihadapkan pada ancaman pemenjaraan di usia senja.

    Kasus ini kembali membuka luka lama soal ketimpangan penegakan hukum di Indonesia. Publik menilai hukum terlalu tajam ke bawah namun tumpul ke atas.

    Di saat kasus-kasus besar seperti pembalakan liar, perdagangan satwa skala industri, hingga perusakan kawasan konservasi oleh korporasi kerap berlarut tanpa kejelasan.

    Seorang kakek justru dikejar hukuman berat karena seekor burung.

    Kritik juga diarahkan pada pendekatan konservasi yang dianggap gagal menyentuh akar persoalan.

    Warga sekitar kawasan konservasi kerap hidup berdampingan dengan hutan tanpa alternatif ekonomi yang layak.

    Ketika mereka tersandung kasus hukum, negara hadir bukan sebagai pembina, melainkan sebagai penghukum.

    Masir kini harus menunggu putusan majelis hakim dengan kondisi fisik yang semakin renta.

    Ancaman dua tahun penjara bagi seorang lansia memunculkan pertanyaan serius tentang kemanusiaan dalam sistem peradilan.

    Banyak kalangan menilai bahwa hukuman tersebut tidak hanya berlebihan, tetapi juga mencerminkan kegagalan negara dalam menghadirkan keadilan yang berimbang.

    Kasus Masir menjadi simbol ironi penegakan hukum konservasi, perlindungan satwa dijalankan tanpa perlindungan terhadap manusia kecil di sekitarnya.

    Jika pendekatan seperti ini terus dipertahankan, bukan tidak mungkin hukum akan semakin kehilangan legitimasi di mata masyarakat bawah.***

  • Logika Hasan Nasbi ‘Ngopi dan Gorengan’ Sebabkan Deforestasi Bikin Publik Geram, Rakyat Kecil Kok Jadi Kambing Hitam?

    Logika Hasan Nasbi ‘Ngopi dan Gorengan’ Sebabkan Deforestasi Bikin Publik Geram, Rakyat Kecil Kok Jadi Kambing Hitam?

    GELORA.CO –  Pernyataan mantan Kepala Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi kembali menuai sorotan tajam publik. Analogi “kopi dan gorengan” yang disampaikan untuk menjelaskan persoalan lingkungan dinilai keliru dan menyesatkan, karena justru menyeret rakyat kecil sebagai pihak yang seolah bertanggung jawab atas deforestasi dan krisis iklim.

    Kritik keras datang dari Direktur Index Politica, Denny Charter. Ia menilai logika yang digunakan Hasan Nasbi sebagai bentuk pengaburan tanggung jawab struktural industri besar, khususnya sektor Crude Palm Oil (CPO), yang selama ini dikenal sebagai salah satu kontributor utama kerusakan hutan di Indonesia.

    “Jangan biarkan hutan kita habis hanya karena logika yang ikut terdeforestasi. Menyederhanakan persoalan deforestasi dengan analogi kopi dan gorengan itu sesat,” ujar Denny, Minggu (14/12/2025).

    Menurut Denny, posisi Hasan Nasbi sebagai mantan pejabat komunikasi negara dan komisaris BUMN strategis seharusnya digunakan untuk menekan industri agar bertanggung jawab, bukan malah menggeser kesalahan ke pola konsumsi masyarakat kecil.

    “Rakyat kecil ngopi dan makan gorengan bukan penyebab jutaan hektare hutan hilang. Yang harus didesak adalah industri raksasa dengan rantai produksi panjang dan dampak ekologis masif,” tegasnya.

    Denny menyebut pola komunikasi tersebut sebagai diversion strategy, yakni teknik mengalihkan perhatian publik dari aktor utama perusak lingkungan ke individu paling lemah dalam rantai ekonomi.

    Ia bahkan menyindir, jika logika semacam itu terus dipelihara, maka berbagai krisis nasional berpotensi disalahkan ke kebiasaan sehari-hari masyarakat.

    “Dengan logika ini, krisis energi bisa saja disalahkan ke warga yang lupa mematikan lampu kamar mandi. Ini jelas absurd,” katanya.

    Lebih jauh, Denny menilai narasi tersebut berbahaya karena dapat membenarkan pembiaran terhadap kerusakan lingkungan oleh korporasi besar, sekaligus melemahkan posisi negara dalam menegakkan tanggung jawab ekologis.

    “Ini bukan hanya soal salah bicara. Ini soal cara berpikir yang menormalisasi pelepasan tanggung jawab industri dan melemparkannya ke pundak rakyat kecil,” tandasnya.

    Ia menegaskan bahwa deforestasi, emisi karbon, dan krisis iklim merupakan persoalan struktural yang membutuhkan keberanian negara untuk menegur dan menindak pelaku utama.

    “Kalau negara kalah berani pada industri besar, lalu rakyat kecil yang disalahkan, maka krisis lingkungan akan terus diwariskan ke generasi berikutnya,” pungkas Denny.

  • YAYAYA Fest 2025: Bunda Senang, Si Kecil Pun Girang

    YAYAYA Fest 2025: Bunda Senang, Si Kecil Pun Girang

    Bandung

    YAYAYA Fest 2025 berhasil membawa pengalaman berharga untuk para keluarga. Festival hiburan itu tak hanya sekedar menjadi ajang konser semata, namun juga jadi media edukasi hingga wahana permainan yang sulit untuk dilupakan.

    YAYAYA Fest menghadirkan tiga panggung hiburan untuk pengunjung di Trans Studio Bandung. Tak lupa, sejumlah brand ternama turut meramaikan festival ini sekaligus memberikan edukasi untuk para orang tua.

    Di Trans City Theater, Morinaga bersama Kinderflix, kanal YouTube edukasi anak di Indonesia, tampil dengan kesan yang tak bisa dilupakan. Sebuah pertunjukan drama musikal ditampilkan yang membuat orang tua bergembira dan anak-anak begitu riang bernyanyi bersama.

    Keseruan ini begitu membekas dalam benak Nurul Dini (40). Ibu asal Kabupaten Bandung Barat itu mengajak 5 anak ke Trans Studio Bandung demi bisa seru-seruan di YAYAYA Fest 2025.

    “Seru, karena kebetulan pas lagi libur sekolah, dan setelah beres ujian, mereka antusias. Jadi dari sebelumnya udah happy banget mau ke sini, apalagi artisnya yang lagi ngetop juga di YouTube,” kesan Dini saat berbincang dengan detikJabar, Minggu (14/12/2025).

    Keseruan tak hanya disajikan di Trans City Theater. Amphitheater Trans Studio Bandung yang jadi panggung utama YAYAYA Fest 2025, menyuguhkan sejumlah penampilan menarik yang tak bisa dilupakan.

    Sejumlah mantan artis cilik seperti Joshua, Natasha, Dhea Ananda, hingga Geofanny menghibur dengan nyanyian anak-anak. Queen Salman kemudian jadi penampilan pamungkas yang membuat anak-anak larut dalam suana penuh keriangan.

    Di sela-sela penampilan Queen Salman, ia mengajak bunda naik ke atas panggung bersama anak-anaknya, sekaligus menjadi perayaan dari peringatan Hari Ibu. Di momen itu, anak-anak diberi bunga untuk diberikan kembali kepada bunda-bundanya yang membuat suasana haru tak bisa dibendung di atas panggung.

    “Momen itu terharu banget. Anak ngasih bunga, sedih, terharu, terus ada momen pelukan, terharu banget. Seneng banget pokoknya,” ucap Dini

    Dini berharap detikcom bisa terus menggelar festival musik untuk anak-anak seperti YAYAYA Fest 2025. Selain menjadi hiburan untuk buah hatinya, festival ini sekaligus menjadi ajang nostalgia untuk para orang tua.

    “Konser musik anak itu kan emang masih jarang banget yah, makanya begitu ada, kita langsung daftarin 5 anak, bawa semua, karena memang jarang banget. Kalau konser-konser untuk orang dewasa, remaja, mah udah biasa, kalau anak-anak masih jarang. Jadi dengan adanya konser kayak gini tuh bener-bener anak terhibur, orang tuanya juga terhibur,” pungkasnya.

    (prf/ega)

  • Update Bencana Sumatra-Aceh: 1.016 Meninggal Dunia, 212 Orang Hilang

    Update Bencana Sumatra-Aceh: 1.016 Meninggal Dunia, 212 Orang Hilang

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban bencana Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh per Minggu (14/12/2025). 

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan korban jiwa menjadi 1.016 atau bertambah 10 dari hari sebelumnya Sabtu (13/12/2026). Sedangkan hilang menjadi 212 atau turun 5 orang di hari yang sama.

    “10 jasad yang ditemukan, khususnya itu ada di Aceh 9 dan 1 di Kabupaten Agam. Sehingga total yang kemarin rekapitulasi jumlah di tiga provinsi itu 1.006 jiwa, hari ini bertambah 10 menjadi 1.016 jiwa. Untuk data korban hilang, ini kemarin 217, saat ini 212,” kata Abdul dalam konferensi pers melalui akun YouTube @BNPB Indonesia, Minggu (14/12/2025).

    Dia menyampaikan pencarian korban masih berlangsung hingga saat ini.

    Dari data yang dipaparkan, untuk sektor Sumatra Utara di Tapanuli Tengah (Kec. Sukabangun dan Alobam Bair terdapat 56 jiwa hilang; Tapanuli Selatan (Desa Garoga, Kec. Batang Toru) 30 jiwa hilang; dan Kota Sibolga (Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota) 1 hilang. Masa berakhir operasi SAR akan dibahas 15 Desember 2025.

    Kemudian di Sumatra Barat, di Kab. Agam (Kec. Malalak dan Kec. Palembayan) 53 hilang; Kota Padang Panjang (Aliran Sungai Batang Anai) 32 hilang; Kab. Padang Pariaman (Aliran Sungai Batang Anai) 1 hilang; dan Kab. Tanah Datar (Aliran Sungai Batang Anai). Di provinsi ini, belum ada pembahasan batas waktu pengakhiran pencarian.

    Di Aceh, Kab. Bener Meriah 14 hilang; Kab. Aceh Utara 6 hilang; Kab. Aceh Tengah 4 hilang; Kab. Bireuen 4 hilang; Kab. Aceh Tamiang; dan Kab. Nagan Raya.

    Jumlah pengungsi menjadi 624.670 jiwa, berkurang 29.972 jiwa dari hari sebelumnya Sabtu (13/12/2025). Distribusi di Aceh mencapai 47,21 ton; Sumatra Utara 1,22 ton; Sumatra Barat 2,85 ton via udara dan 16 ton via darat.