Negara: India

  • Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Turki Tangkap 56 Tersangka Interpol yang Diburu 18 Negara

    Ankara

    Otoritas Turki mengumumkan penangkapan 56 tersangka prioritas tinggi yang masuk daftar pencarian Interpol. Puluhan tersangka itu tengah diburu oleh 18 negara terkait berbagai tindak kejahatan, mulai dari pengedaran narkoba dan pencucian uang hingga pembunuhan, pemalsuan dan penyerangan.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (3/1/2024), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Turki Ali Yerlikaya menyebut para tersangka yang ditangkap itu masuk dalam daftar “red notice” Interpol dalam sistem “diffusion message”, yang menandai tersangka yang ingin ditangkap dan diekstradisi oleh masing-masing negara.

    Para tersangka yang ditangkap oleh Turki itu tengah diburu oleh belasan negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Jerman, India, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, serta negara-negara lainnya di kawasan Asia dan Timur Tengah.

    Kantor Yerlikaya tidak mengungkapkan nama-nama tersangka Interpol yang ditangkap oleh Turki. Hanya disebutkan bahwa para tersangka itu ditangkap dalam operasi keamanan terkoordinasi di sebanyak 11 provinsi, termasuk Istanbul.

    Kementerian Dalam Negeri Turki dan dinas intelijen MIT mengumumkan serangkaian operasi besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir.

    Mereka mengumumkan penahanan lebih dari 200 orang yang diduga terkait dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS) dalam dua rangkaian operasi terpisah menjelang perayaan Tahun Baru.

    Diumumkan juga penahanan 34 orang yang dituduh menjadi mata-mata Israel pada Selasa (2/1) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Polisi Turkiye Sulap Mobil Mewah Sitaan jadi Kendaraan Patroli’:

    Sosok Yerlikaya dipandang sebagai sekutu politik dekat dan ambisius dari Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dia mengumumkan rentetan penangkapan besar-besaran sejak menjabat Mendagri Turki tahun lalu.

    Dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri sebagai Wali Kota Istanbul dalam pemilu berisiko tinggi yang dijadwalkan 31 Maret mendatang, dan lebih memilih untuk mempertahankan jabatannya sebagai Mendagri.

    Partai konservatif Islam yang dipimpin Erdogan berharap memenangkan kembali kendali atas tiga kota utama di Turki, yakni Istanbul, Ankara dan Izmir, dari oposisi sekuler dalam pemilu Maret mendatang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sadis! Pria India Penggal Kepala Istri Berdalih Kesal Lambat Bikin Teh

    Sadis! Pria India Penggal Kepala Istri Berdalih Kesal Lambat Bikin Teh

    New Delhi

    Polisi di India menangkap seorang pria yang diduga memenggal kepala istrinya dengan pedang. Peristiwa itu diduga terjadi setelah si pria kesal karena istrinya lambat saat membuat teh.

    Dilansir The Straits Times, Jumat (22/12/2023), insiden mengerikan itu terjadi pada 19 Desember di sebuah desa di negara bagian Uttar Pradesh, India utara. Polisi mengatakan pria tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Dharamveer, telah meminta teh paginya dua kali ketika bangun.

    Pria itu diduga kesal karena istrinya, Sundari, mengatakan hal itu membutuhkan 10 menit.

    “Dia marah ketika istrinya mengatakan kepadanya bahwa perlu waktu 10 menit lagi untuk menyiapkan teh dan menendang peralatan (dapur),” kata inspektur polisi Vivek Yadav kepada Times of India.

    Ketika pertengkaran terjadi, Dharamveer, yang merupakan seorang buruh harian, berlari untuk mengambil pedang dari bagian lain rumah. Pria itu kemudian memenggal kepala Sundari (50) saat dia masih membuatkan teh.

    Keempat anak pasangan tersebut tersentak dari tidurnya dan berusaha menyelamatkan ibu mereka, namun Dharamveer (52) diduga juga mengayunkan pedang ke arah mereka. Anak-anak itu segera mundur ke kamar mereka.

    Media NDTV melaporkan tetangga yang mendengar keributan itu bergegas ke rumah dan menemukan Sundari tewas bersimbah darah. Mereka segera menelepon polisi yang kemudian datang dan menemukan Dharamveer menangis di samping jenazah istrinya.

    “Dharamveer dan Sundari bertengkar soal membuat teh. Dia kemudian mengeluarkan senjata tajam dan menyerang lehernya dari belakang, yang menyebabkan kematiannya seketika.”

    Putra pasangan tersebut, yang diidentifikasi hanya sebagai Tentara, mengatakan bahwa ayahnya meminum lima hingga enam cangkir teh setiap hari dan sering bertengkar dengan istrinya karena kebiasaannya.

    “Jika ibu saya menolak membuatkan teh berkali-kali atau membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan, dia akan membentaknya,” katanya. Dia mengaku belum pernah melihat ayahnya memukul ibunya.

    Lihat juga Video ‘Festival Musik di India Berujung Maut, 4 Mahasiswa Tewas’:

    (haf/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pria Lompat-Nyalakan Asap di Ruangan Parlemen India yang Dijaga Super Ketat

    Pria Lompat-Nyalakan Asap di Ruangan Parlemen India yang Dijaga Super Ketat

    New Delhi

    Seorang pria tiba-tiba melompat ke ruang rapat anggota parlemen India yang dikenal dengan penjagaan berlapis dan super ketat. Pria itu meneriakkan slogan-slogan dan menyalakan asap di ruangan itu.

    Dilansir Reuters, Kamis (14/12/2023), peristiwa itu terjadi pada Rabu (13/12) waktu setempat. Peristiwa itu dianggap sebuah pelanggaran keamanan besar-besaran pada peringatan 22 tahun serangan mematikan terhadap kompleks parlemen.

    Saluran TV parlemen menunjukkan seorang pria muda yang mengenakan jaket hitam dan celana panjang melompat dari area pengunjung ke area tempat duduk anggota parlemen di majelis rendah. Momen itu terjadi saat seorang anggota parlemen sedang berbicara.

    Pria itu tampak memanjat meja dan memasuki lorong. Dia langsung dikelilingi staf keamanan dan anggota parlemen.

    Pria tersebut tampak menyalakan kaleng asap yang mengeluarkan asap tebal berwarna putih dan kuning. Empat orang, termasuk pria itu, kemudian ditangkap oleh pihak berwenang.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Semua terjadi dalam waktu setengah atau satu menit,” kata anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata, Rajendra Agarwal, kepada saluran TV CNN News 18.

    Dia juga melihat orang kedua di galeri pengunjung yang mencoba lompat ke area anggota parlemen. Anggota parlemen mengatakan bahwa penyusup meneriakkan slogan-slogan yang tidak dapat mereka dengar dengan jelas.

    “Tidak ada keraguan bahwa ini adalah kesalahan keamanan yang besar,” ucapnya.

    Perdana Menteri India Narendra Modi tidak berada di parlemen saat itu. Majelis rendah menghentikan proses segera setelah kejadian tersebut tetapi melanjutkan rapat sekitar satu jam kemudian.

    “Saya memperkirakan mungkin mereka akan meledakkan sesuatu, menembak di suatu tempat,” kata anggota parlemen dari Partai Kongres Trinamool, Sudip Bandyopadhyay, kepada kantor berita ANI.

    “Ini adalah penyimpangan keamanan yang serius. Bagaimana mereka masuk, mengeluarkan asap,” sambungnya.

    Ketua majelis, Om Birla, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa penyelidikan telah menemukan asap yang dikeluarkan oleh pria tersebut adalah ‘asap biasa, hanya untuk menimbulkan sensasi’. Dua orang ditangkap dari dalam gedung dan dua orang dari luar kompleks.

    Tidak ada pernyataan dari pemerintah atau lembaga penegak hukum. Insiden itu terjadi di gedung parlemen baru dengan keamanan tinggi yang diresmikan oleh Modi pada bulan Mei.

    Pada tahun 2001, lebih dari selusin orang, termasuk lima pria bersenjata, tewas dalam serangan terhadap gedung tua di kompleks yang sama. Serangan saat itu disebut dilakukan oleh militan yang berbasis di Pakistan.

    Setelah serangan itu, dua negara yang memiliki senjata nuklir, India dan Pakistan, mengerahkan satu juta tentara di kedua sisi perbatasan mereka dan berada di ambang perang sebelum diplomasi global berbulan-bulan berhasil menggagalkannya.

    Kompleks parlemen terletak di jantung pusat kekuasaan New Delhi dan keamanan tinggi di dalam dan di sekitarnya, terutama ketika sedang berlangsungnya sidang.

    Kompleks ini memiliki personel keamanan sendiri untuk perlindungan di dalam gedung, personel paramiliter menyediakan lingkar kedua di luar, dan Polisi Delhi membentuk lingkar luar ketiga.

    Pengunjung dapat memperoleh izin untuk memasuki parlemen dan menyaksikan proses berdasarkan rekomendasi anggota parlemen. Izin masuk ini dihentikan sementara dan tinjauan keamanan menyeluruh sedang dilakukan usai peristiwa tersebut.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Myanmar Jadi Penghasil Opium Terbesar Dunia, Lampaui Afghanistan

    Myanmar Jadi Penghasil Opium Terbesar Dunia, Lampaui Afghanistan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Myanmar kini menjadi produsen opium terbesar di dunia pada 2023, melampaui Afghanistan.

    Laporan terbaru dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menyatakan Myanmar memproduksi sekitar 1.080 metrik ton opium pada tahun ini. Opium merupakan bahan penting untuk memproduksi heroin.

    UNODC memperkirakan produksi opium pada 2022-2023 di Myanmar berada pada tingkat tertinggi selama lebih dari 20 tahun.

    Mereka juga mengatakan budidaya opium di negara Asia Tenggara ini menjadi lebih canggih, dengan peningkatan investasi dan praktik yang lebih baik sehingga hasil panen memuaskan.

    Daerah budidaya utama di Myanmar berada di Shan bagian utara. Shan menyumbang sekitar 88 persen dari 41.300 hektare opium di seluruh negeri.

    UNODC juga menyebut di Shan bagian timur, perkiraan rata-rata hasil opium per hektar meningkat dari 19,8 kilogram pada tahun lalu menjadi 29,4 kilogram pada tahun 2023.

    Selain itu, PBB mengatakan penanaman juga meningkat di negara bagian Kachin utara dan di negara bagian Chin, perbatasan Myanmar dan India.

    Wilayah perbatasan “Segitiga Emas” antara Myanmar, Laos dan Thailand telah lama menjadi sarang produksi dan perdagangan obat-obatan terlarang, khususnya metamfetamin dan opium.

    Perkiraan total nilai “ekonomi candu” Myanmar meningkat antara $1 miliar hingga $2,4 miliar – setara dengan 1,7 hingga 4,1 persen dari PDB negara itu pada tahun 2022.

    Perekonomian Myanmar hancur akibat konflik dan ketidakstabilan usai militer mengambil alih kekuasaan pada 2021, sehingga mendorong banyak petani untuk menanam opium.

    Akses yang buruk terhadap pasar dan infrastruktur negara, serta inflasi yang merajalela juga berperan.

    Afghanistan selaku produsen obat-obatan terlarang terbesar di dunia selama beberapa tahun, mengalami keruntuhan budidaya usai pemerintah Taliban berjanji mengakhiri produksi obat-obatan terlarang.

    Angka produksi opium di Afghanistan merosot sekitar 95 persen menjadi sekitar 330 ton menyusun gegara larangan Taliban.

    Tanaman opium menyumbang hampir sepertiga dari total produksi pertanian Afghanistan. Namun, area yang digunakan untuk tanaman opium menyusut dari 233.000 hektar pada akhir 2022 menjadi 10.800 hektar pada 2023.

    Juru bicara Taliban Afghanistan Zabihullah Mujahid mengatakan opium telah “diberantas”.

    Namun, dia mengakui penderitaan para petani yang terpaksa beralih ke tanaman yang kurang menguntungkan.

    “Saat ini mereka sudah berhenti menanamnya, tetap di masa depan tidak bisa dijamin karena masyarakat menghadapi banyak masalah,” ujar Mujahid.

    (isa/dna)

  • Apa Isi Resolusi 377A yang Dipakai Mesir Lawan Veto AS di DK PBB?

    Apa Isi Resolusi 377A yang Dipakai Mesir Lawan Veto AS di DK PBB?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mesir dan Mauritania menggunakan Resolusi 377A untuk melawan Amerika Serikat yang memveto resolusi soal Gaza di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada pekan lalu.

    Resolusi yang diveto AS di DK PBB berisi seruan gencatan senjata di Gaza yang hingga kini masih digempur Israel.

    Draf resolusi baru bisa diadopsi lalu diimplementasikan jika mendapat dukungan sembilan dari 15 anggota DK PBB dan tak ada veto dari anggota tetap.

    Untuk melawan veto AS, Mesir menggunakan Resolusi 377A (V) mengingat Gaza kian krisis. Lalu apa isi resolusi itu?

    Resolusi UNGA (United Nations General Assembly) 377A ini dikenal juga sebagai “Resolusi Bersatu untuk Perdamaian”.

    Resolusi tersebut menyatakan jika DK PBB tak mampu melaksanakan tanggung jawab utama menjaga perdamaian global karena kurang suara, maka Majelis Umum PBB bisa mengambil tindakan.

    Majelis Umum akan memiliki wewenang untuk menggelar pertemuan melalui Sekretaris Jenderal, demikian dikutip Al Jazeera.

    Pertemuan ini bertujuan untuk membuat rekomendasi soal tindakan kolektif termasuk “penggunaan kekuatan bersenjata bila diperlukan.”

    Negara anggota bisa membuat rekomendasi untuk tindakan kolektif, yang berarti bisa mengambil pilihan lebih ekstrem jika disepakati, termasuk tindakan militer.

    Untuk bisa terwujud, setidaknya satu anggota DK PBB atau sekelompok anggota Majelis Umum harus mendukung diadakannya resolusi itu agar bisa berlaku.

    Namun, semua resolusi dan rekomendasi Majelis Umum PBB tak mengikat secara hukum. Ini artinya usulan mereka bisa diabaikan tanpa konsekuensi apa pun.

    Resolusi yang sangat jarang digunakan ini sebelumnya pernah dipakai beberapa kali untuk membantu menyelesaikan konflik.

    Beberapa konflik itu di antaranya Krisis Kongo pada 1960, konflik India-Pakistan pada 1971, pendudukan Uni Soviet di Afghanistan pada 1980, hingga Perang Korea.

    Elemen penting resolusi ini adalah Majelis Umum bisa, jika dianggap perlu, merekomendasikan penggunaan kekerasan.

    Rapat Darurat Digelar Hari Ini

    Usai DK PBB kembali gagal meloloskan resolusi, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar rapat darurat terkait situasi di Jalur Gaza Palestina pada Selasa (12/12).

    Dalam surat yang dibagikan oleh presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis pada Senin (11/12), perwakilan Mesir dan Mauritania menyerukan pertemuan darurat khusus Majelis Umum PBB “dalam kapasitas masing-masing sebagai Ketua Kelompok Negara Arab dan Kelompok Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).”

    Dalam suratnya, Mesir dan Mauritania menganggap resolusi UNGA 377A perlu digunakan agar Majelis Umum dapat bersidang dan membuat rekomendasi ketika DK PBB “gagal menjalankan tanggung jawab utamanya untuk bertindak sebagaimana diperlukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

    “Dengan tidak adanya gencatan senjata dan mengingat pelanggaran berat yang sedang berlangsung terhadap hukum internasional, termasuk hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia, dan pelanggaran terhadap resolusi PBB yang relevan… situasi di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur, khususnya di Jalur Gaza, kondisinya terus memburuk secara dramatis,” bunyi surat bersama Majelis Umum PBB tersebut seperti dikutip CNN.

    Francis mengatakan rapat darurat ini diperkirakan akan berlangsung sekitar pukul 15.00 waktu New York, Amerika Serikat.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Asal Usul Pengungsi Rohingya yang Mengundang Polemik di RI

    Asal Usul Pengungsi Rohingya yang Mengundang Polemik di RI

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan jumlah pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia sejak November 2023 mencapai 1.200 jiwa.

    Kedatangan ribuan pengungsi ini mendapat reaksi pro dan kontra dari masyarakat Indonesia, terutama karena fasilitas yang diberikan UNHCR dianggap berlebihan.

    Rekam jejak buruk yang dimiliki pengungsi Rohingya di Malaysia juga menambah kekhawatiran masyarakat Indonesia.

    Rohingya merupakan kelompok etnis mayoritas beragama Islam yang telah berabad-abad tinggal di Myanmar sebagai negara mayoritas beragama Budha.

    Terjadinya serangan bersenjata, kekerasan berskala besar, dan pelanggaran hak asasi manusia pada Agustus 2017, memaksa ribuan warga Rohingya keluar dari rumah mereka di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, dilansir dari USA for UNHCR.

    Banyak dari mereka bahkan harus berjalan kaki selama berhari-hari di dalam hutan dan melalui perjalanan laut berbahaya untuk sampai di Bangladesh.

    Kelompok etnis Rohingya saat ini berjumlah lebih dari 1,1 juta orang dan tersebar di berbagai negara Asia Tenggara.

    Orang Rohingya berkomunikasi menggunakan Bahasa Rohingya atau Ruaingga. Dialek yang digunakan berbeda dengan bahasa Myanmar pada umumnya.

    Bangsa Rohingya tidak termasuk dalam 135 kelompok etnis resmi negara tersebut dan status kewarganegaraan telah ditolak Myanmar sejak 1982.

    Hampir seluruh bangsa Rohingya tinggal di pesisir barat Rakhine dan mereka tidak diperbolehkan melewati perbatasan tanpa izin dari pemerintah.

    Negara ini merupakan salah satu negara bagian termiskin di Amerika, dengan kamp-kamp yang mirip ghetto.

    Asal Etnis Rohingya

    Para sejarawan meneliti bahwa etnis Rohingya telah berada di Myanmar sejak abad ke-12.

    “Rohingya telah tinggal di Arakan sejak dahulu kala,” ungkap Organisasi Nasional Rohingya.

    Selama lebih dari 100 tahun masa pemerintahan Inggris (1824-1948), terjadi migrasi pekerja secara masal ke wilayah Myanmar dari India dan Bangladesh, dilansir dari Al Jazeera.

    Migrasi ini dianggap negatif oleh mayoritas penduduk asli.

    Setelah Myanmar berhasil mendapat kemerdekaan, migrasi yang terjadi pada masa pemerintahan Inggris dinilai ilegal, sehingga mereka menolak kewarganegaraan Rohingya.

    Hal ini menyebabkan banyak umat Buddha menganggap Rohingya sebagai orang Bengali dan menolak penyebutan istilah Rohingya atas dasar politik.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Tidak lama setelah diresmikannya kemerdekaan Myanmar pada 1948, disahkan Undang-Undang Kewarganegaraan Uni.

    Undang-undang ini mengatur etnis mana yang bisa mendapatkan kewarganegaraan. Etnis Rohingya tidak tercantum dalam undang-undang ini, tetapi pemerintah mengizinkan warga Rohingya tinggal di Myanmar selama dua generasi untuk mengajukan identitas.

    Rohingya pada mulanya diberi identifikasi dan kewarganegaraan berdasarkan ketentuan generasi. Bahkan beberapa warga Rohingya bertugas di parlemen.

    Kudeta militer pada 1962 di Myanmar menciptakan berbagai perubahan dramatis bagi penduduk Rohingya.

    Semua warga diwajibkan untuk mendapatkan kartu registrasi nasional, tetapi warga Rohingya hanya diberikan kartu identitas asing.

    Penetapan Undang-Undang Kewarganegaraan baru kembali tidak memasukkan Rohingya sebagai etnis resmi.

    Undang-undang tersebut membagi kewarganegaraan menjadi tiga tingkatan. Persyaratan dasarnya adalah memiliki dokumen bukti lahir di Myanmar sebelum 1948 dan fasih dalam salah satu bahasa nasional.

    Ketidakmampuan warga Rohingya untuk memenuhi persyaratan tersebut semakin menyulitkan mereka.

    Mereka merasakan pembatasan dalam hak belajar, bekerja, bepergian, beragama, dan mengakses layanan kesehatan.

    Penganiayaan Rohingya

    Masyarakat Rohingya mengalami kekerasan, diskriminasi, dan penganiayaan selama beberapa dekade.

    Sejak tahun 1970-an, sejumlah tindakan keras terhadap etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine telah memaksa ratusan ribu orang mengungsi ke negara tetangga Bangladesh, Malaysia, Thailand, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

    Eksodus terbesar yang menimpa mereka terjadi pada 2017 dengan gelombang kekerasan besar-besaran terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

    Seluruh desa dibakar habis, ribuan keluarga terbunuh atau terpisah dan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran terjadi.

    Human Right Watch (HRW) melaporkan bahwa Myanmar beberapa kali melakukan kampanye pembersihan etnis Rohingya.

    Saat ini, lebih dari 930.000 pengungsi Rohingya berada di Bangladesh, terutama kamp pengungsi Kutupalong dan Nayapara di wilayah Cox’s Bazar Bangladesh.

    Populasi pengungsi saat ini berjumlah sepertiga dari total populasi di wilayah Cox’s Bazar.

    Pada bulan Mei 2023, Topan Mocha melanda Bangladesh dan Myanmar. Bencana Topan ini merusak berbagai infrastruktur publik. Salah satu yang terdampak parah adalah pengungsi Rohingya berjumlah 930.000 jiwa.

  • 41 Pekerja Berhasil Dievakuasi Usai Terjebak di Terowongan India

    41 Pekerja Berhasil Dievakuasi Usai Terjebak di Terowongan India

    Jakarta, CNN Indonesia
    Setelah terjebak di dalam terowongan yang rubuh selama 17 hari, sebanyak 41 pekerja konstruksi di India berhasil diselamatkan.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • VIDEO: 41 Pekerja India Bebas usai 17 Hari Terjebak di Terowongan

    VIDEO: 41 Pekerja India Bebas usai 17 Hari Terjebak di Terowongan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 41 pekerja konstruksi yang terperangkap selama 17 hari sejak 12 November di dalam terowongan yang runtuh di Himalaya, India.

    Evakuasi dilakukan selama lebih dari 6 jam, setelah tim penyelamat berhasil menerobos puing-puing terowongan.

    Mereka ditarik keluar dengan tandu beroda melalui pipa baja sebesar 90 cm.

    Para pekerja dilaporkan dalam kondisi baik namun tetap wajib dibawa ke rumah sakit berjarak 30 km dari lokasi.

    Selama terjebak, para pekerja itu mendapatkan makanan, air, oksigen, dan obat-obatan melalui pipa.

  • 17 Hari Terjebak, 41 Pekerja di Terowongan India Berhasil Dievakuasi

    17 Hari Terjebak, 41 Pekerja di Terowongan India Berhasil Dievakuasi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 41 orang pekerja konstruksi yang terperangkap selama 17 hari, di dalam terowongan yang runtuh di Himalaya, India.

    Evakuasi puluhan pekerja itu dimulai lebih dari enam jam, setelah tim penyelamat berhasil menerobos puing-puing terowongan yang ambruk sejak 12 November lalu itu.

    Mereka ditarik keluar dengan tandu beroda melalui pipa baja sebesar 90 cm, dan seluruh proses selesai dalam waktu sekitar satu jam.

    “Kondisi mereka sangat baik. Tidak ada kekhawatiran mengenai kesehatan mereka,” kata pemimpin tim penyelamat Wakil Hassan.

    Setelah evakuasi, para pekerja dibawa dengan ambulans ke rumah sakit yang berjarak sekitar 30 kilometer dari lokasi.

    Selama terjebak di dalam terowongan, para pekerja itu mendapatkan makanan, air, oksigen hingga obat-obatan melalui sebuah pipa. Upaya penggalian terowongan menggunakan mesin bor bertenaga tinggi juga beberapa kali mengalami hambatan.

    Badan-badan pemerintah akhirnya meminta “penambang tikus” untuk mengebor bebatuan dan kerikil dengan tangan dari dalam pipa evakuasi.

    Para “penambang tikus” yang dibawa dari India tengah ini berhasil menembus bebatuan, tanah, dan logam sepanjang sekitar 60 meter setelah bekerja selama lebih dari satu hari.

    Terowongan ini merupakan salah satu proyek paling ambisius dari pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi, yang dibangun untuk menghubungkan empat tempat ziarah Hindu melalui jaringan jalan sepanjang 890 kilometer.

    Pihak berwenang belum mengungkap apa yang menyebabkan keruntuhan tersebut, namun wilayah tersebut rentan terhadap tanah longsor, gempa bumi, dan banjir.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • Terowongan Tambang India Runtuh, 41 Penambang Terjebak 2 Pekan Lebih

    Terowongan Tambang India Runtuh, 41 Penambang Terjebak 2 Pekan Lebih

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 41 pekerja tambang India terjebak di terowongan yang runtuh sejak 12 November lalu.

    Lebih dari dua pekan para pekerja belum juga berhasil diselamatkan.

    Puluhan pekerja ini terjebak di dalam terowongan usai galian itu mendadak runtuh. Mereka saat itu sedang membangun terowongan untuk jalan raya yang berlokasi 4,5 kilometer di negara bagian Uttarakhand.

    Tim penyelamat berupaya segala cara untuk menyelamatkan mereka mulai dari menggali dengan mesin, menerjunkan orang-orang untuk menggali manual, hingga mengebor dengan sejumlah rute yang berbeda seperti horizontal dan vertikal.

    Pada Senin (27/11), tim penyelamat juga mulai mengerahkan ‘penambang tikus’, para ahli yang menggunakan metode primitif, berbahaya, dan kontroversial, untuk melakukan penggalian. Disebut tikus karena kemampuan mereka yang mirip dengan tikus penggali.

    Terbaru, tim penyelamat mengatakan pihaknya sudah tinggal enam sampai tujuh meter dari lokasi para pekerja. Tim meyakini bakal bisa menyelamatkan mereka setelah melakukan pengeboran pada Selasa (28/11).

    Meski terjebak reruntuhan, para pekerja sejauh ini mendapatkan makanan, air, cahaya, oksigen, dan obat-obatan melalui sebuah pipa. Pipa itu sudah berada di sana dan dibersihkan oleh tim penyelamat.

    Upaya penggalian dan pengeboran sendiri hingga kini belum juga berhasil karena serangkaian hambatan seperti mesin pengebor yang rusak, badai petir, hujan es, dan suhu rendah.

    Terowongan ini merupakan bagian dari jalan raya Char Dham, salah satu proyek paling ambisius Perdana Menteri Narendra Modi, yang bertujuan menghubungkan empat situs ziarah Hindu. Proyek ini senilai 15 miliar dolar atau sekitar Rp231,6 triliun.

    Pihak berwenang belum menjelaskan apa yang menyebabkan terowongan itu runtuh. Kendati demikian, wilayah tersebut memang rawan longsor, gempa bumi, dan banjir.

    (blq/bac)