Negara: India

  • India Mulai Hitung Hasil Pemilu, Modi Hampir Pasti Menang?

    India Mulai Hitung Hasil Pemilu, Modi Hampir Pasti Menang?

    Jakarta

    India pada hari Selasa (04/06) mulai menghitung lebih dari 640 juta suara dalam pemilihan umumnya. Perdana Menteri Narendra Modi hampir pasti akan meraih kemenangan dengan gerakan nasionalis Hindu-nya yang telah membuat oposisi gelisah dan semakin prihatin terhadap hak-hak minoritas.

    Exit poll menunjukkan Modi, 73 tahun, berada di jalur yang tepat untuk meraih kemenangan, setelah pemilihan suara dilakukan dalam tujuh tahap di negara dengan populasi terpadat di dunia ini. Pemilihan umum yang berlangsung selama enam minggu dan diikuti oleh 642 juta orang ini dipandang sebagai sebuah referendum bagi Modi.

    Jika dia menang, maka ini akan menjadi kali kedua seorang pemimpin India mempertahankan kekuasaan untuk masa jabatan ketiga setelah Jawaharlal Nehru, perdana menteri pertama India. Modi mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa ia yakin “rakyat India telah memberikan suara dalam jumlah yang sangat besar” untuk memilih kembali pemerintahannya.

    Para pengamat percaya bahwa daya tariknya pada sentimen nasionalis Hindu yang sedang tumbuh akan memberinya masa jabatan ketiga dalam kekuasaan. Lawan Modi telah berjuang untuk melawan kampanye besar-besaran Partai Bharatiya Janata (BJP), dan telah dilumpuhkan oleh konflik kasus-kasus kriminal bermotif politik yang bertujuan untuk menghalau para penantang.

    Lawan politik Modi ditekan

    Lembaga think tank Amerika Serikat, Freedom House, mengatakan tahun ini bahwa BJP “semakin sering menggunakan institusi-institusi pemerintah untuk menargetkan lawan-lawan politiknya”.

    Pada hari Minggu (02/06), Arvind Kejriwal, politisi senior oposisi India dan pemimpin kunci dalam aliansi yang dibentuk untuk bersaing dengan Modi, kembali ke penjara.

    Kejriwal, 55 tahun, ditahan pada bulan Maret lalu atas penyelidikan korupsi yang telah berlangsung lama, tetapi kemudian dibebaskan dan diizinkan untuk berkampanye selama ia kembali ke tahanan setelah pemungutan suara berakhir.

    Menjelang pemilihan umum, banyak dari 200 juta lebih minoritas muslim semakin gelisah dengan masa depan mereka dan tempat mereka di negara yang secara konstitusional bersifat sekuler ini. Modi sendiri membuat sejumlah komentar keras tentang warga muslim di kampanyenya, dengan menyebut mereka sebagai “penyusup”.

    Partisipasi pemilih turun akibat gelombang panas

    Ketua Pemilu Kumar, pada hari Senin (03/06), menyatakan bahwa 642 juta suara yang masuk merupakan “rekor dunia”.

    Namun, berdasarkan angka komisi pemilihan umum, jumlah pemilih mencapai 66,3 persen dari 968 juta pemilih. Angka ini turun sekitar satu persen dari 67,4 persen pada jajak pendapat terakhir pada tahun 2019.

    Data pemilih akhir belum dirilis karena pemungutan suara ulang berlangsung di dua lokasi di negara bagian Benggala Barat pada hari Senin (03/06).

    Beberapa pakar mengatakan jumlah pemilih yang lebih rendah terjadi akibat gelombang panas di seluruh India utara, dengan suhu lebih dari 45 derajat Celsius.

    Sedikitnya 33 staf pemungutan suara meninggal akibat gelombang panas, dengan suhu mencapai 46,9 derajat Celsius, pada hari Sabtu (01/06), di negara bagian Uttar Pradesh saja.

    Kumar mengakui bahwa pemungutan suara seharusnya dijadwalkan untuk berakhir sebulan lebih awal. “Kami seharusnya tidak melakukannya dalam cuaca yang sangat panas,” katanya.

    pkp/ha (AFP, AP)

    (ita/ita)

  • Mengapa Banyak Negara Berambisi Kirim Orang ke Bulan?

    Mengapa Banyak Negara Berambisi Kirim Orang ke Bulan?

    Jakarta

    Tiga negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia, Amerika Serikat, China, dan India telah mengungkapkan ambisi mereka untuk mengirim manusia ke Bulan. Mengapa negara-negara ini rela menggelontorkan miliaran dolar untuk misi luar angkasa ini dan apa yang mereka cari?

    Pada 1969, pesawat luar angkasa Apollo 11 telah mendaratkan astronot Buzz Aldrin dan Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki ke permukaan Bulan.

    Misi Apollo ini kemudian membawa 10 orang Amerika lainnya sampai ke Bulan hingga Desember 1972. Setelah itu, AS menghentikan misi berawaknya ke Bulan.

    Kini setelah jeda lebih dari setengah abad, muncul ambisi baru untuk kembali mengirim manusia ke Bulan.

    Amerika Serikat sedang menyusun rencana untuk mengirim astronot ke Bulan, termasuk orang kulit berwarna dan seorang perempuan.

    Amerika tidak sendirian, China dan India juga berencana mengirim misi baru mereka ke Bulan.

    Mengapa perlombaan antariksa mencuat kembali dan apa bedanya dengan eksplorasi luar angkasa yang dilakukan pada tahun 1960-an lalu?

    Geopolitik

    Yuri didapuk menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa pada tahun 1961.

    Misi berawak pertama ke Bulan pada tahun 1969 merupakan bentuk pernyataan politik yang kuat di tengah perang dingin antara AS dan Uni Soviet. (Getty Images)

    Pendaratan manusia di Bulan merupakan sebuah pencapaian luar biasa dan menjadi pernyataan politik kuat yang menarik imajinasi global, di tengah perang dingin antara AS dan Uni Soviet yang saat itu berlangsung.

    “Tidak ada hal yang lebih spektakuler saat itu selain mengatakan: ‘Kita akan membawa manusia dari Bumi ini dan menempatkan mereka di Bulan itu’,” kata Oliver Morton, editor senior di surat kabar The Economist dan penulis buku The Moon, A History for the Future.

    Baca juga:

    Untuk itu, siapa yang selanjutnya akan mampu berjalan di Bulan didorong oleh pengaruh geopolitik dan keinginan untuk memanfaatkan sumber daya yang terkandung di dalamnya.

    Setiap negara, dan bahkan perusahaan swasta yang terlibat, mempunyai agenda yang berbeda-beda.

    Rusia, China, India, Jepang, dan Uni Eropa memang telah mampu mengirimkan pesawat jelajah luar angkasa tak berawak di permukaan Bulan, namun, mereka belum pernah berhasil mendaratkan manusia.

    Sekarang, perlombaan itu terjadi antara AS dan China.

    “Hal ini didorong oleh geopolitik jadi ada koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan China yang keduanya sama-sama telah mengumumkan misi manusia ke Bulan, mereka merekrut mitra internasional, dan keduanya berupaya mencapai tujuan tersebut dalam lima hingga 10 tahun ke depan,” kata Eric Berger, editor luar angkasa senior di Ars Technica.

    Sumber daya

    Misi pertama ke Bulan bukanlah bertujuan untuk melakukan penelitian, melainkan ajang pembuktikan atas kemampuan dalam mencapainya.

    Kini yang menjadi perlombaan bukan sekadar terbang dan mencapai ke Bulan, namun bagaimana mengembangkan teknologi yang memungkinkan manusia untuk tinggal di sana dan memanfaatkan apa yang ditawarkan.

    Pesawat jelajah India telah mengkonfirmasi keberadaan logam seperti belerang dan aluminium di Bulan. (Getty Images)

    “Manusia adalah makhluk di Bumi Apa yang ingin dilakukan oleh sebagian orang adalah memperluas dan memiliki koloni di Mars, memiliki koloni di Bulan, memiliki koloni di pemukiman buatan di luar angkasa. Ini adalah fiksi ilmiah yang saya bicarakan,” kata Christopher Newman, profesor hukum dan kebijakan luar angkasa dari Universitas Northumbria di Inggris.

    Dia menambahkan ambisi sebagian orang adalah memiliki koloni di luar Bumi untuk memastikan umat manusia mampu bertahan dari ancaman kepunahan.

    Perhentian

    Misi AS untuk pergi ke Bulan sekarang adalah langkah yang lebih jauh lagi dibandingkan sebelumnya.

    “Idenya bukan untuk membawanya [pesawat] kembali ke Bumi, tapi untuk membangun pangkalan di sana, sehingga Bulan bisa dilihat sebagai tempat pemberhentian untuk sampai ke Mars,” jelas Namrata Goswami, profesor di Thunderbird School of Manajemen Global, Arizona State University.

    Gravitasi di Bulan lebih kecil dibandingkan di Bumi. Hal itu memungkinkan untuk meluncurkan roket dengan bahan bakar yang lebih sedikit jika dibandingkan dari Bumi itulah sebabnya banyak negara memandang Bulan sebagai aset yang strategis, tambahnya.

    Selain itu, beberapa area di Bulan juga hampir selalu terkena sinar matahari sehingga memiliki potensi untuk menghasilkan energi tenaga surya.

    Idenya adalah dengan mentransfer energi surya itu melalui satelit besar di orbit rendah Bumi lalu mengirimkannya ke Bumi melalui gelombang mikro.

    Orbit Bumi Rendah (LEO) mencakup orbit Bumi dengan ketinggian sekitar 2.000 km, kata NASA.

    Getty ImagesEksplorasi sekarang fokus di wilayah Kutub Selatan Bulan untuk menemukan air es melalui gelombang mikro.

    Misi luar angkasa yang dilakukan India telah mengonfirmasi keberadaan belerang, aluminium dan unsur-unsur lain di dekat Kutub Selatan Bulan. Kini fokusnya adalah menemukan elemen kunci lain yang bisa memberi kehidupan.

    “Air es sangat penting karena itulah yang Anda perlukan jika ingin mempertahankan pemukiman manusia, karena air es dapat diubah menjadi oksigen,” jelas Goswami.

    Setelah euforia pendaratan pertama di Bulan, bahkan ada pembicaraan untuk mencapai bintang-bintang di akhir tahun 1960an. Namun kini hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

    “Ini [Bulan] adalah tujuan nyata bagi manusia di luar orbit rendah Bumi yang memiliki gravitasi rendah. Jadi relatif mudah untuk mencapainya. Jaraknya cukup dekat.”

    “Dibutuhkan tiga hari untuk sampai ke Bulan, sementara butuh enam hingga delapan bulan untuk membawa manusia ke Mars. Jadi ini benar-benar batu loncatan berikutnya,” kata Berger.

    Terdapat beberapa rintangan teknis penting yang harus diatasi untuk pergi ke Bulan.

    Pertama, diperlukan roket yang kuat untuk membawa para astronot ke luar angkasa dan menjaga mereka aman dari radiasi.

    Kedua adalah melakukan pendaratan yang pelan dan aman di permukaan bulan.

    Tantangan selanjutnya adalah bagaimana membawa pulang para astronot kembali ke bumi. Jika ada kendala teknis, mereka tidak memiliki bantuan dari luar atau bahkan pilihan untuk membatalkan misi.

    Getty ImagesRoket Starship yang sedang dikembangkan akan menjadi salah satu roket terbesar yang pernah dibuat.

    Para astronot yang menaiki kendaraan luar angkasa dari Bulan akan memasuki kembali atmosfer bumi dengan kecepatan yang mengerikan beberapa kilometer per detik.

    Hal ini karena mereka akan menambah kecepatan ketika kembali dari Bulan dibandingkan dari orbit rendah Bumi, jelas Berger.

    Ketika berbagai negara mencapai Bulan, apa yang akan terjadi pada sumber daya mereka juga menjadi pertanyaan kunci.

    Perjanjian Luar Angkasa tahun 1967 memastikan tidak ada negara yang dapat mengeklaim kedaulatan di luar angkasa, namun kenyataannya mungkin berbeda.

    “Faktanya hanya negara-negara dengan kemampuan melakukan peluncuran, pendaratan di Bulan dan ekstraksi [sumber daya] yang akan memiliki keuntungan sebagai penggerak pertama.”

    “Oleh karena itu, kita tidak memiliki aturan hukum saat ini mengenai bagaimana sumber daya di Bulan akan dibagikan,” kata Goswami.

    Perlombaan luar angkasa baru

    China kini berencana untuk membangun pangkalan permanen di Bulan pada tahun 2030-an dan terus berakselerasi untuk memenuhi tenggat waktu itu.

    Sementara, Amerika memperkirakan stasiun luar angkasanya baru bisa berlabuh di Bulan pada tahun 2028, walaupun program tersebut disebut sudah ketinggalan.

    Keberhasilan AS sangat bergantung pada kemampuan miliarder Elon Musk dan perusahaan eksplorasinya SpaceX dalam mengirimkan roket Starship yang sedang dikembangkan.

    Getty ImagesChina melakukan kemajuan pesat dalam eksplorasi ruang angkasa dan baru-baru ini telah meluncurkan roket penyelidikan tak berawak ke Bulan.

    India berencana melakukan penerbangan luar angkasa berawak perdananya tahun depan.

    Mereka menargetkan pendirian stasiun luar angkasa di Bulan pada tahun 2035 dan mengirim astronot mereka pada tahun 2040.

    “Satu hal tentang program luar angkasa China yang sangat menarik adalah kemampuan mereka memenuhi tenggat waktu.”

    “Saya yakin China akan menjadi negara pertama di abad ke-21 yang mampu mendarat di Bulan dengan menggunakan roket, dengan tujuan utama adalah pemanfaatan penelitian luar angkasa dan pengembangan pangkalan permanen,” simpul Goswami.

    Artikel ini dilansir dari program radio BBC World Service, The Inquiry

    (ita/ita)

  • Panas ‘Mendidih’ di India-Pakistan hingga Capai Rekor Suhu Tertinggi

    Panas ‘Mendidih’ di India-Pakistan hingga Capai Rekor Suhu Tertinggi

    Jakarta

    Gelombang panas menerjang India dan Pakistan. Dua negara bertetangga itu mencapai rekor suhu tertinggi.

    Dilansir Deutsche Welle (DW), panas terik yang menyelimuti New Delhi, India telah menimbulkan dampak buruk yang tidak main-main. Rohit Garg, seorang pekerja gig berusia 24 tahun, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Safdarjung di ibu kota India itu karena ia pingsan.

    “Kadar gulanya turun, dan dia menderita dehidrasi parah. Kami harus memberinya terapi rehidrasi karena dia mengalami heatstroke,” kata dokter Ashutosh Singh kepada DW.

    Delhi ‘mendidih’

    Mengingat panas terik yang masih terus mengancam, beberapa rumah sakit di Delhi telah mendirikan unit-unit khusus untuk merawat pasien yang sakit akibat cuaca panas.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta rumah sakit untuk memulai rencana aksi penanggulangan panas dan memastikan kesiapan menghadapi Insiden Terkait Panas (Heat Related Incidents/HRIs).

    Hal tersebut masuk akal, karena dalam dua minggu terakhir, ada sekitar 10-15% lebih banyak pasien terkait panas yang datang ke Departemen Rawat Jalan (OPD) dan sekitar 10% ke unit gawat darurat (UGD).

    “Staf rumah sakit kami dilatih untuk bisa mendapatkan diagnosis dengan cepat dan kami siap dengan terapi rehidrasi, tergantung pada tingkat keparahan pasien heatstroke yang datang,” kata Sumit Ray, direktur medis Holy Family Hospital, kepada DW.

    Departemen Meteorologi India telah mengeluarkan “red alert” tentang panas ekstrem di ibu kota negara tersebut. Najafgarh, salah satu kota di selatan Delhi, dilaporkan telah mencatat suhu maksimum 47,8 derajat Celcius, suhu tertinggi sejauh ini.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta sekolah-sekolah yang belum tutup untuk liburan musim panas agar segera tutup. Tidak sampai di situ, cuaca panas juga telah membuat pengunjung taman-taman dan pasar-pasar umum semakin sedikit.

    Panas di Pakistan Capai 52 Celcius

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/5/2024), tim ilmuwan internasional menyebut suhu udara ekstrem yang menyelimuti seluruh kawasan Asia dalam sebulan terakhir kemungkinan besar menjadi lebih buruk akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

    Seorang pejabat senior pada Departemen Meteorologi Pakistan, Shahid Abbas, mengatakan kepada Reuters bahwa di area Mohenjo Daro, sebuah kota yang Provinsi Sindh yang terkenal dengan situs arkeologi, suhu udara meningkat hingga 52,2 derajat Celsius dalam 24 jam terakhir.

    Suhu tersebut merupakan suhu tertinggi yang tercatat sepanjang musim panas ini, dan mendekati rekor suhu tertinggi di kota dan negara tersebut yang masing-masing mencapai 53,5 derajat Celsius dan 54 derajat Celsius.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Mohenjo Daro merupakan kota kecil yang mengalami musim panas sangat terik dan musim dingin yang sejak, dengan curah hujan yang rendah. Namun pasarnya yang terbatas, termasuk toko roti, toko teh, mekanik, bengkel elektronik, dan penjual buah juga sayur, biasanya ramai pembeli.

    Namun dengan adanya gelombang panas, toko-toko setempat hampir tidak melihat adanya pengunjung.

    “Para pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca sangat panas. Saya duduk terdiam di dalam restoran dengan meja dan kursi tanpa adanya pelanggan,” ucap salah satu pemilik kedai teh di kota itu,Wajid Ali (32).

    “Saya mandi beberapa kali sehari dan itu membuat saya sedikit lega. Juga tidak ada aliran listrik. Gelombang panas membuat kami sangat tidak nyaman,” imbuhnya.

    Di dekat toko milik Ali, terdapat bengkel elektronik milik Abdul Khaliq (30) yang hanya bisa duduk di dalam tokonya yang setengah terbuka untuk melindungi dirinya dari sinar matahari terik. Khaliq juga mengeluhkan cuaca panas ekstrem yang mempengaruhi bisnisnya.

    Dokter setempat, Mushtaq Ahmed, mengatakan bahwa penduduk setempat telah menyesuaikan diri dengan kehidupan dalam kondisi cuaca ekstrem dan lebih memilih tinggal di dalam rumah atau berada di dekat sumber air.

    “Pakistan menjadi negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kita telah menyaksikan adanya hujan lebat dan banjir,” sebut Rubina Khursheed Alam selaku koordinator iklim untuk Perdana Menteri (PM) Pakistan saat berbicara dalam konferensi pers pada Jumat (24/5) lalu.

    Dia menyatakan pemerintah Pakistan sedang menjalankan kampanye kewaspadaan untuk gelombang panas.

    Suhu udara tertinggi yang pernah tercatat di Pakistan mencapai 54 derajat Celsius di kota Turbat, Provinsi Balochistan, tahun 2017 silam. Menurut Kepala Ahli Meteorologi pada Departemen Meteorologi Pakistan, Sardar Sarfaraz, suhu udara itu tercatat sebagai suhu terpanas kedua di kawasan Asia dan tertinggi keempat di dunia.

    Disebutkan juga bahwa gelombang panas di Mohenjo Daro dan sekitarnya akan mereda, namun gelombang panas lainnya diperkirakan akan melanda wilayah lainnya di Sindh, termasuk Karachi yang merupakan kota terbesar di Pakistan.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/lir)

  • Angin Topan Terjang India-Bangladesh, 16 Orang Tewas

    Angin Topan Terjang India-Bangladesh, 16 Orang Tewas

    Dhaka

    Angin kencang dan hujan lebat yang dipicu oleh topan besar melanda wilayah pesisir India dan Bangladesh pada Senin (27/5) waktu setempat. Sedikitnya 16 orang dilaporkan tewas akibat terjangan angin topan yang memutuskan aliran listrik ke jutaan orang di kedua negara bertetangga tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/5/2024), angin kencang terus melanda hingga malam hari, dengan pakar iklim Bangladesh Liakath Ali melaporkan bahwa ketinggian air naik di banyak area dan sistem drainase mulai kewalahan menampung debit air yang berlebih.

    Banjir dilaporkan menggenangi ruas jalanan di Dhaka, ibu kota Bangladesh, juga di kota Kolkata di India saat topan melanda.

    “Banyak orang terdampar — ini akan menjadi malam yang panjang karena jutaan orang tidak mendapatkan aliran listrik atau tidak memiliki tempat berlindung. Dan orang-orang tidak mengetahui seberapa besar kerusakan pada rumah, tanah dan ternak mereka,” ucap Ali dalam pernyataannya.

    Topan yang bernama Remal ini merupakan badai pertama yang diperkirakan akan menghantam area pesisir negara-negara Asia Selatan pada tahun ini, karena perubahan iklim meningkatkan suhu permukaan laut.

    Dengan kecepatan mencapai 135 kilometer per jam, topan itu menerjang area sekitar pelabuhan Mongla di Bangladesh dan area Kepuauan Sagar di Benggala Barat, India, pada Minggu (26/5) malam dan mencapai daratan sekitar pukul 21.00 waktu setempat.

    Kepala manajemen bencana Bangladesh, Mijanur Rahman, menuturkan kepada Reuters bahwa sedikitnya 10 orang tewas akibat tersebut. Disebutkan Rahman bahwa beberapa korban kehilangan nyawa dalam perjalanan ke tempat pengungsian, atau akibat rumah mereka ambruk, atau tenggelam saat badai.

    “Orang-orang biasanya sangat enggan meninggalkan ternak dan rumah mereka untuk pergi ke tempat perlindungan dari topan. Mereka menunggu sampai menit-menit terakhir, padahal seringkali situasinya sudah terlambat,” ucapnya.

    Menteri Negara Urusan Penanggulangan Bencana dan Bantuan Bangladesh, Mohibbur Rahman, menyebut topan itu menghancurkan hampir 35.000 rumah di sebanyak 19 distrik berbeda. Dia menambahkan bahwa sekitar 115.000 rumah lainnya mengalami kerusakan sebagian.

    “Banyak area yang masih tergenang air, dan tambak ikan dan pepohonan telah hancur. Saat semakin banyak informasi tersedia, dampak keseluruhannya akan semakin jelas,” sebutnya.

    Di negara bagian Benggala Barat yang ada di India, empat orang dilaporkan tewas tersengat listrik. Dengan tambahan itu, menurut otoritas setempat, total korban tewas akibat topan di negara bagian itu bertambah menjadi enam orang.

    Bangladesh terlebih dulu memadamkan pasokan listrik ke beberapa wilayahnya untuk menghindari insiden. Sementara di banyak kota pesisir, tumbangnya pepohonan dan terputusnya kabel listrik semakin mengganggu pasokan listrik.

    Nyaris 3 juta orang di Bangladesh tidak mendapatkan pasokan listrik, sedangkan otoritas Benggala Barat di India melaporkan 1,200 tiang listrik tumbang.

    Tidak hanya memutus aliran listrik, topan itu juga mengganggu sekitar 10.000 menara telekomunikasi yang membuat jutaan orang tidak mendapatkan layanan seluler saat topan melanda.

    Kedua negara dilaporkan mengungsikan hampir satu juta orang ke tempat perlindungan, dengan sekitar 800.000 orang mengungsi di Bangladesh dan 110.000 orang lainnya mengungsi di India.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • New Delhi ‘Mendidih’, RS Bikin Unit Khusus Tangani Pasien Terkait Panas

    New Delhi ‘Mendidih’, RS Bikin Unit Khusus Tangani Pasien Terkait Panas

    Jakarta

    Panas terik yang menyelimuti New Delhi, India telah menimbulkan dampak buruk yang enggak main-main. Rohit Garg, seorang pekerja gig berusia 24 tahun, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Safdarjung di ibu kota India itu karena ia pingsan di perhentian terakhir saat mengirimkan pesanan makanan dengan kendaraan roda duanya.

    “Kadar gulanya turun, dan dia menderita dehidrasi parah. Kami harus memberinya terapi rehidrasi karena dia mengalami heat stroke,” kata dokter Ashutosh Singh kepada DW.

    Jagan Das, seorang pekerja konstruksi, juga mengalami hal yang kurang lebih sama. Kabar baiknya, ia telah dilaporkan pulih setelah menjalani rawat inap selama empat hari di rumah sakit.

    “Saya mengalami dehidrasi dan beruntung bisa bertahan hidup. Shift kerja 10 jam dalam suhu tinggi membuat saya jatuh sakit,” kata Das kepada DW.

    Delhi ‘mendidih’

    Mengingat panas terik yang masih terus mengancam, beberapa rumah sakit di Delhi telah mendirikan unit-unit khusus untuk merawat pasien yang sakit akibat cuaca panas.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta rumah sakit untuk memulai rencana aksi penanggulangan panas dan memastikan kesiapan menghadapi Insiden Terkait Panas (Heat Related Incidents/HRIs).

    Hal tersebut masuk akal, karena dalam dua minggu terakhir, ada sekitar 10-15% lebih banyak pasien terkait panas yang datang ke Departemen Rawat Jalan (OPD) dan sekitar 10% ke unit gawat darurat (UGD).

    Departemen Meteorologi India telah mengeluarkan “red alert” tentang panas ekstrem di ibu kota negara tersebut. Najafgarh, salah satu kota di selatan Delhi, dilaporkan telah mencatat suhu maksimum 47,8 derajat Celcius, suhu tertinggi sejauh ini.

    Pemerintah Delhi juga telah meminta sekolah-sekolah yang belum tutup untuk liburan musim panas agar segera melakukan penutupan.

    Tidak sampai di situ, cuaca panas juga telah membuat pengunjung taman-taman dan pasar-pasar umum semakin sedikit. Sementara itu, otoritas kebun binatang dilaporkan telah mulai menerapkan beberapa tindakan pencegahan terkait panas, seperti melakukan penyemprotan terhadap hewan dan memasang pendingin di kandang.

    Nasib warga miskin dan tunawisma

    Para pekerja luar ruangan dan rumah tangga berpenghasilan rendah menjadi salah satu kelompok terdampak paling buruk akibat panas ekstrem di Delhi.

    Tidak ada bantuan yang diberikan kepada mereka, padahal bekerja di bawah suhu tinggi dapat menimbulkan risiko kesehatan serius terhadap mereka.

    “Kami menanggung beban terberat akibat gelombang panas, dehidrasi dan heat stroke, hampir setiap hari, dan tidak ada fasilitas dasar untuk menghadapi panas ekstrem ini,” kata Meena Devi, seorang pekerja konstruksi harian, kepada DW.

    Menurut Devi, banyak kontraktor yang gagal menyediakan kebutuhan esensial kepada pekerjanya. Kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai dan kondisi kerja yang tidak aman juga semakin memperburuk situasi.

    “Susah memang untuk bekerja, tapi kalau saya tidak bekerja, saya tidak mendapat uang,” kata Devi seraya menambahkan bahwa cuaca panas ekstrem ini juga telah berdampak buruk terhadap kedua anaknya yang masih kecil, yang kerap ia bawa ke tempat kerjanya.

    Selain warga miskin, para tunawisma juga menjadi kelompok terdampak paling buruk akibat panas ekstrem di Delhi. Banyak di antara mereka yang mengambil tindakan darurat, seperti menggunakan terpal dan mencari tempat berteduh di dekat pepohonan dan taman, untuk sedikit melindungi diri dari dampak panas ekstrem.

    “Bukan hanya suhu pada siang hari saja yang harus kita hadapi, namun suhu malam hari juga tinggi,” kata Hiralal Paswan, seorang pemulung, kepada DW.

    Panas ekstrem ganggu kampanye pemilu

    Panas ekstrem juga ternyata berdampak terhadap jalannya kampanye pemilu di New Delhi. Banyak kandidat pemilu dan pekerja partai yang mengambil jeda dari kampanye di luar ruangan, terutama saat siang hari.

    “Saat matahari sedang terik seperti saat ini, kampanye rumah ke rumah, di mana para pekerja membagikan pamflet, menempelkan stiker, dan berbincang dengan pemilih terkait partai, terhenti sejenak,” kata Raghu Jain, seorang aktivis partai politik, kepada DW.

    “Tapi hal itu hanya menunda dampak buruk panasnya untuk sementara. Ada beberapa pekerja yang kemudian jatuh sakit karena kelelahan,” tambah Jain.

    Para ahli mengungkapkan bahwa jika tren pemanasan seperti saat ini terus berlanjut, maka apa yang disebut sebagai “suhu bola basah”, sebuah ukuran panas dan kelembapan yang menunjukkan titik di mana tubuh tidak dapat lagi mendinginkan diri, akan menjadi sangat tinggi, sehingga orang yang terpapar panas selama enam jam atau lebih akan kesulitan untuk bertahan hidup.

    “Sebagian besar penduduk kita sangat rentan terhadap gelombang panas karena kurangnya fasilitas rumah tangga serta rendahnya tingkat literasi dan akses terhadap air dan sanitasi,” kata Sunita Narain, direktur Pusat Sains dan Lingkungan, kepada DW.

    Konsentrasi bangunan yang padat dengan permukaan jalan beraspal, juga dinilai ikut andil dalam peningkatan suhu, terutama di daerah dengan sedikit tutupan pohon atau ruang hijau. (gtp/rs)

    (ita/ita)

  • Pesawat IndiGo Diancam Bom, Penumpang Dievakuasi Via Pintu Darurat

    Pesawat IndiGo Diancam Bom, Penumpang Dievakuasi Via Pintu Darurat

    New Delhi

    Pesawat maskapai India, IndiGo, dihentikan di landasan Bandara Internasional Indira Gandhi di New Delhi hanya beberapa menit sebelum lepas landas. Penyebabnya, pesawat yang membawa 176 penumpang ini menerima ancaman bom.

    Situasi itu membuat para penumpang yang ada di dalam pesawat terpaksa dievakuasi melalui pintu-pintu darurat.

    Seperti dilansir NDTV, Selasa (28/5/2024), otoritas setempat menuturkan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan 6E2211 yang hendak terbang menuju ke Varanasi itu dijadwalkan lepas landas pada Selasa (28/5) pagi, sekitar pukul 05.00 waktu setempat.

    Namun kemudian ada ancaman bom yang diterima oleh otoritas Bandara New Delhi terkait pesawat tujuan Varanasi tersebut. Hal itu mendorong otoritas berwenang menghentikan pesawat sesaat sebelum lepas landas dan melakukan pemeriksaan menyeluruh.

    “Pukul 05.40 waktu setempat, panggilan telepon diterima dari Bandara IGI (Bandara Internasional Indira Gandhi-red) terkait adanya ancaman bom. Pesan berbunyi ‘LEDAKAN BOM @30 MENIT’ tertulis di selembar kertas di dalam toilet pesawat dan ditemukan oleh pilot,” tutur salah satu pejabat setempat.

    Pesawat yang membawa 176 penumpang itu segera diarahkan ke area isolasi untuk tindakan lebih lanjut. Disebutkan juga oleh pejabat setempat bahwa tim respons cepat telah dikerahkan dan sejauh ini, tidak menemukan benda-benda mencurigakan pada pesawat tersebut.

    Semua penumpang, menurut pejabat tersebut, diturunkan melalui pintu darurat pesawat dan kini berada di lokasi aman.

    Maskapai IndiGo, dalam pernyataan resminya, menyebut pesawat itu dibawa ke area terpencil di kompleks bandara sesuai dengan pedoman badan keamanan bandara setempat.

    “Penerbangan saat ini sedang menjalani pemeriksaan. Setelah seluruh pemeriksaan keamanan selesai dilakukan, pesawat akan ditempatkan kembali ke area terminal,” demikian pernyataan maskapai IndiGo.

    Insiden serupa pernah terjadi pada awal bulan ini, ketika tulisan “bom” ditemukan pada sebuah tisu yang ada di toilet pesawat maskapai Air India di Bandara New Delhi. Namun belakangan terbukti ancaman bom itu hanyalah hoaks.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Imigrasi Surabaya Amankan WNA yang Diduga Kuat Pelaku Penyelundupan Manusia

    Imigrasi Surabaya Amankan WNA yang Diduga Kuat Pelaku Penyelundupan Manusia

    Surabaya (beritajatim.com) – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya berhasil mengamankan seorang warga negara Bangladesh (WNA) berinisial HR yang diduga kuat terlibat dalam penyelundupan manusia ke Australia.

    HR merupakan DPO Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Australia Federal Police (AFP). Pria berinisial HR itu diduga kuat terlibat dalam penyelundupan manusia ke Australia.

    Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya, Ramdhani mengatakan, HR mulanya dilaporkan oleh istrinya yang merupakan warga negara Indonesia (WNI), S, pada 9 Januari 2024.

    Kala itu S mengaku bahwa suaminya meninggalkan rumah tidak diketahui keberadaannya.

    “Istrinya juga menyampaikan bahwa HR terlibat dalam kegiatan ilegal mendatangkan WNA dari Bangladesh dan Pakistan untuk diberangkatkan ke Australia,” tutur Ramdhani.

    Atas laporan tersebut, pada 12 Januari dan 1 Maret 2024, S bekerja sama dengan petugas imigrasi untuk memancing HR agar keluar dari persembunyiannya.

    Selanjutnya, pada tanggal 2 April 2024 Kedutaan Besar Bangladesh mengonfirmasi bahwa HR memiliki rekam jejak kasus penyelundupan manusia.

    Petugas imigrasi berkoordinasi dengan Subdit Penyidikan Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian serta AFP pada 24-25 April 2024 dalam mencari titik terang keberadaan HR.

    Pada tanggal 26 April, petugas memanggil seseorang dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang diketahuimenjadi perwakilan HR. Ia membantu HR dalam rangka memproses layanan keimigrasian untuknya. Petugas memintanya mendatangkan HR dengan alasan menyelesaikan layanan keimigrasian. Di tanggal 28 April, petugas berkoordinasi dengan Polda NTT dan dinyatakan bahwa HR adalah DPO Polda NTT.

    “Tanggal 8 Mei, HR tiba di Kantor Imigrasi Surabaya dan kami segera mengamankannya. Saat petugas melakukan pengecekan di persembunyian HR, kami juga menemukan warga negara Bangladesh lain. Pada tanggal 11 Mei petugas memeriksa S, M (teman wanita HR), dan Sl (warga negara Bangladesh lain yang tinggal di persembunyian HR) dan menemukan berbagai petunjuk dan alat bukti,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Saffar Muhammad Godam menerangkan, pada 13 Mei 2024 petugas imigrasi melimpahkan HR ke Polda NTT.

    “Karena HR ini merupakan terduga tindak kriminal penyelundupan manusia DPO Polda NTT, maka kami limpahkan kepada Polda NTT selaku instansi yang berwenang memproses pelanggaran hukum tersebut. Dalam hal keimigrasian, Ia melanggar Pasal 120 ayat (1) dan (2) UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,” ujarnya.

    Sementara itu, pada konferensi pers yang diselenggarakan pada Jumat (17/05/2024), Wakapolda NTT Brigjen Awi Setiyono mengatakan, HR dan komplotannya menggunakan modus memasang iklan di aplikasi TikTok dengan menawarkan pekerjaan di Australia untuk menjerat korbannya.

    Salah satu korban WN India dimintai uang sejumlah 2.000 Dollar Australia. Sementara itu tiga orang korban WN Bangladesh dan satu orang WN Myanmar dimintai uang sejumlah 30.000 Ringgit Malaysia.

    “Mereka melanggar Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. Pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 tahun. Denda paling sedikit Rp 500 juta dan paling banyak Rp 1,5 miliar,” ujar Awi. (ted)

  • Bagaimana Kekerasan Sektarian Mengubah Manipur

    Bagaimana Kekerasan Sektarian Mengubah Manipur

    Jakarta

    Lebih dari 220 orang tewas, banyak yang masih dinyatakan hilang dan sekitar 60.000 orang harus mengungsi sejak kekerasan komunal dan etnis melanda negara bagian Manipur di India pada tahun 2023, menurut pejabat pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. Konflik berkecamuk antara mayoritas Meitei dan minoritas Kuki.

    Setahun setelah kerusuhan berdarah, ketegangan antara kedua komunitas tidak kunjung berkurang. Kamp dan posko militer yang kini tersebar di Manipur adalah pengingat atas ketidakstabilan yang mencengkeram wilayah tersebut.

    Kekhawatiran terhadap milisi bersenjata

    Kesenjangan agama di Manipur digariskan secara geografis. Meitei yang sebagian besar warganya beragama Hindu dan mencakup 53 persen populasi, kebanyakan tinggal di dasar lembah yang subur dan sarat mata air. Sedangkan etnis Kuki, yang mayoritas beragama Kristen dan mewakili 16 persen populasi, hidup di kawasan pebukitan yang curam dan berbatu.

    Tidak heran jika di Manipur warga Meitei cendrung lebih makmur ketimbang suku Kuki.

    “Segala sesuatunya jauh dari normal di Manipur. Satu hal yang selalu terlihat jelas, dan tidak berubah, adalah absennya kedaulatan negara, baik negara bagian Manipur maupun pemerintah pusat India, melepas tangan terserah pada orang-orang untuk mengurus diri mereka sendiri,” kata Pradip Phanjoubam, editor jurnal web Imphal Review of Arts and Politics.

    Phanjoubam telah meliput kekerasan sektarian di Manipur sejak bentrokan pertama pecah pada Mei 2023. Dia mengaku prihatin dengan munculnya milisi sipil bersenjata yang menjaga komunitas masing-masing.

    “Fenomena ini memang unik, namun sudah bisa diduga. Kemunculannya ditakuti dan dibenci oleh masyarakat awam, namun tidak dapat disangkal. Ini adalah gambaran lain dari bencana besar yang sedang dihadapi Manipur saat ini,” katanya kepada DW.

    Perlawanan masyarakat adat

    Bentrokan etnis hingga kini masih terus terjadi di Manipur. Beberapa LSM dan aktivis hak asasi manusia melaporkan, konflik antara penghuni lembah dan perbukitan ikut mencuatkan “popularitas” kelompok bersenjata radikal.

    “Pemuda dipersenjatai di seluruh negara bagian, tidak hanya kelompok yang bertikai, tetapi juga suku yang bukan kelompok Kuki atau Meitei juga mempersenjatai diri. Militerisasi kembali terjadi di Manipur,” kata Mary Beth Sanate, sekretaris organisasi hak-hak perempuan di Churachandpur, kota terbesar kedua di Manipur dan episentrum kekerasan.

    “Pemerintah belum melakukan apa pun dalam mendorong inisiatif atau negosiasi perdamaian. Pemerintah hanya terlibat dalam pengendalian zona penyangga dan penempatan tentara,” katanya. “Saat ini tidak ada pembicaraan mengenai perdamaian karena pelanggaran hukum masih terus terjadi di Manipur. Yang lebih buruk lagi, tidak ada keadilan yang diberikan kepada para korban kekerasan.”

    Pudarnya harapan damai

    Pakar politik India Bidhan Laishram mengatakan, kemunculan faksi bersenjata bukanlah hal baru di Manipur yang acap bergolak. Saat ini, makin banyak kekuatan yang aktif di wilayah tersebut, termasuk berbagai kelompok separatis dan milisi yang loyal kepada New Delhi dan beroperasi dengan impunitas berdasarkan Undang-Undang Kewenangan Khusus Angkatan Bersenjata, yang memberikan keleluasaan kepada militer di wilayah yang “rawan”.

    “Konflik teranyar menambah level militerisasi di wilayah ini dan menjadikannya normal. Milisi sipil telah menjadi bagian dari kesadaran sehari-hari sebagai sebuah kebutuhan, dan ini merupakan lapisan lain yang ditambahkan pada tahun lalu,” kata Laishram kepada DW.

    “Militerisasi warga sipil, ditambah dengan kembali aktifnya berbagai kelompok bersenjata, telah menyebabkan ambruknya hukum dan ketertiban,” ujar Sophia Rajkumari, pendiri kelompok advokasi perempuan Eta Northeast Foundation Trust.

    “Militerisasi menghalangi harapan untuk kembali ke situasi normal, karena proyek pembangunan dan investasi yang ada sebelumnya terhenti,” tambah Rajkumari.

    Mobilisasi pemuda ‘demi bertahan hidup’

    Komite Koordinasi Integritas Manipur, COCOMI, sebuah asosiasi organisasi Meitei, mendesak pemerintah untuk segera menerbitkan resolusi, dan mengungkapkan rasa frustrasi akibat lambannya penyelesaian konflik.

    “Alih-alih memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi kehidupan dan harta benda warganya, pemerintah malah menggunakan tentara bayaran untuk menyerang rakyatnya sendiri. Masyarakat Manipur terjebak dalam siklus keputusasaan ini,” kata juru bicara COCOMI Khuraijam Athouba.

    “Para pemuda harus memobilisasi dan mempersenjatai diri untuk bertahan hidup, karena perang proksi yang dilancarkan pemerintah telah menghancurkan masa depan Manipur dengan dalih kepentingan nasional dan geopolitik,” tambah Athouba.

    Kuki inginkan pemekaran

    Janghaolun Haokip dari badan pemerintahan tradisional suku Kuki, juga meratapi ketidakstabilan keamanan di Manipur.

    Menurutnya, lebih dari 4.500 senjata api telah dijarah dari gudang senjata polisi setelah kekerasan etnis meletus di negara bagian tersebut. Sejauh ini, baru hanya sekitar 1.800 senjata api yang berhasil ditemukan atau dikembalikan. Haokip menuntut pemerintah mempercepat proses perlucutan senjata di Manipur.

    “Pemerintah negara bagian di bawah Menteri Utama Biren Singh terlibat dalam agresi kekerasan bersenjata terhadap Kuki, yang mengakibatkan permusuhan terus-menerus antara kedua komunitas tersebut,” kata Haokip kepada DW. Menurutnya, cara mengakhiri konflik adalah dengan memisahkan kedua kelompok.

    “Pemerintah hanya dapat memberikan solusi dengan mewujudkan pembentukan unit administratif terpisah bagi Kuki dan Meitei demi perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan ini,” katanya.

    Kesenjangan etnis kian dalam

    Konflik yang berkepanjangan juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi kehidupan sehari-hari.

    Harga komoditas penting seperti bahan pangan, bahan bakar dan obat-obatan berfluktuasi karena gangguan rantai suplai dan ketidakpastian yang merajalela.

    Banyak warga saat ini telah meninggalkan Manipur, sementara yang lain kehilangan mata pencaharian atau aset-asetnya. Dampak konflik melampaui harta benda, karena turut merusak persahabatan dan ikatan sosial yang telah lama terjalin. Akibatnya, aktivitas sehari-hari seperti bertani atau memancing di pinggiran lembah dan perbukitan menjadi kian sulit.

    Rajkumari mengatakan intensitas kekerasan telah menurun sejak mawa awal konflik, meski acap terjadi ledakan kekerasan secara sporadis.

    “Tetap tidak ada upaya yang dilakukan di tingkat mana pun untuk mengatasi masalah mendasar ini,” tambahnya.

    rzn/as


    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Jakarta

    India menandatangani sebuah kontrak berdurasi 10 tahun untuk memperpanjang pengembangan dan pengoperasian pelabuhan Chabahar di Teluk Oman Senin (13/05) lalu.

    Perjanjian antara otoritas pelabuhan India dan Iran ini merupakan sebuah Langkah besar dalam ambisi jangka panjang India, untuk mengamankan rute transit bagi barang-barang India ke pasar-pasar di Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan sekitarnya.

    Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani antara Indian Ports Global Limited (IPGL) dan Ports and Maritime Organization of Iran (PNO) ini, India akan menginvestasikan dana sebesar 370 juta Dolar AS (setara Rp5,897 triliun) untuk pengembangan dan pembiayaan pelabuhan tersebut.

    AS tegur India agar tak berbisnis dengan Iran

    Usai kesepakatan itu ditandatangani di Teheran, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel, kepada para jurnalis mengatakan, “siapa pun yang mempertimbangkan kesepakatan bisnis dengan Iran” perlu “mewaspadai potensi risiko” dari sejumlah sanksi yang akan diterima.

    “Sanksi-sanksi AS terhadap Iran tetap berlaku dan kami akan terus menegakkannya,” tegas Patel.

    Merespons hal itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar berkomentar bahwa AS telah “menghargai” “relevansi yang lebih besar” dari pelabuhan ini di masa lalu.

    Pada tahun 2018, AS membebaskan operasi pelabuhan ini dari sanksi, untuk memungkinkan aliran barang dan bahan bakar ke Afghanistan yang dilanda perang. Terminal tersebut telah menangani lebih dari 90.000 unit lalu lintas peti kemas dan 2,5 juta ton gandum serta bantuan lainnya untuk Afghanistan.

    Kesenjangan semakin membesar antara India dan AS

    Kepada DW, pakar kebijakan publik India, Hantie Mariet D’Souza mengatakan, kekhususan tentang bagaimana sanksi tersebut dapat berdampak pada operasi Chabahar masih belum jelas.

    “Sanksi AS dapat meminimalkan potensi penuh Chabahar sebagai pusat perdagangan,” ujar dia.

    “Namun, pilihan kebijakan luar negeri India yang tegas dalam perang Ukraina, impor minyak dan senjata dari Rusia, mendukung Junta militer Myanmar, dan berbisnis dengan Iran, di mana hal itu bertentangan dengan kebijakan Washington, dapat memaksa pemerintahan -Biden untuk memilih kebijakan yang berbeda terhadap New Delhi,” sambungnya.

    Perluasan Chabahar telah menjadi tujuan selama berpuluh tahun

    Minat India untuk mengembangkan pelabuhan Chabahar sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2003, ketika sebuah “strategic road map” ditandatangani dengan Iran. Pelabuhan ini pertama kali dibuka selama perang Iran-Irak di tahun 1983.

    Kemudian di tahun 2016, India memulai perbaikan dermaga kargo dan terminal peti kemas. Pada tahun 2018, India mengambil alih operasi di Chabahar.

    “Proyek ini telah berjalan secara bertahap selama lebih dari dua dekade. Ada tekanan juga dari AS ketika sanksi diberlakukan pada pemerintahan Donald Trump di tahun 2018. Namun, India berhasil mendapatkan keringanan, dengan menjadikan Afghanistan sebagai alasannya,” kata Aftab Kamal Pasha, mantan Direktur Studi Teluk di Universitas Jawaharlal Nehru India, kepada DW.

    “Kami perlu menggarisbawahi otonomi strategis dan keyakinan bahwa negara ini tetap penting bagi politik AS di kawasan, terutama sebagai penangkal Cina,” tegas Pasha.

    India berniat mengekang hubungan Cina dan Pakistan

    Implikasi geopolitik dari ekspansi Chabahar menjadi jelas ketika melihat jarak 100 kilometer ke arah pesisir pantai dan melintas ke pelabuhan Gwadar di Pakistan.

    India ingin mengimbangi kemitraan Cina dengan Pakistan dan pengaruh Beijing yang semakin besar di wilayah Teluk Oman. India melihat posisinya sebagai kekuatan regional yang ditantang oleh pelabuhan Gwadar, bersama dengan kerja sama yang erat antara Cina dan Pakistan.

    Cina telah menginvestasikan miliaran dolar pada sejumlah proyek-proyek infrastruktur jalur perdagangan yang dikenal dengan sebutan “China-Pakistan Economic Corridor” di bawah program “Belt and Road Initiative”. Cina berinvestasi di pelabuhan Gwadar agar menjadi pintu gerbang Beijing ke pasar global melalui Samudra Hindia.

    Konflik berkepanjangan India dan Pakistan juga telah menyulitkan New Delhi untuk membangun rute transit yang aman ke pasar-pasar Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan wilayah Teluk.

    Pakistan melarang transit darat untuk barang-barang India melintasi wilayahnya. Dengan menanamkan investasi tambahan buat memperluas Pelabuhan Chabahar, India memecahkan masalah akses ini dengan rute transit yang aman.

    Kepada DW, pengajar Senior Departemen Hubungan Internasional di Universitas Teheran, Foad Izadi mengatakan, “pendekatan proaktif India terhadap Chabahar” mencerminkan sebuah langkah yang diperhitungkan untuk menegaskan kehadirannya di kawasan tersebut dan “secara strategis mengimbangi pengaruh Cina”.

    Izadi lebih jauh mengatakan, ekonomi India yang berkembang memberikan banyak peluang bagi negara-negara di kawasan ini, di mana Iran setelah siap untuk memanfaatkannya sebagai titik transit penting menuju Asia Tengah dan Rusia.

    Jadi rute perdagangan baru ke Rusia lewat Iran?

    Jika diperluas, pelabuhan ini juga dapat dimasukkan ke dalam rencana North-South Transport Corridor (INSTC) atau Koridor Transportasi Utara-Selatan, sebuah rute jalan, kereta api dan laut yang telah disepakati India, Iran dan Rusia pada tahun 2022.

    Proyek tersebut direncanakan untuk menghubungkan Samudra Hindia dan Teluk Persia ke Laut Kaspia melalui Iran, dan berujung di Rusia.

    “Chabahar dan integrasi masa depannya dengan INSTC sangat penting bagi India, terutama Ketika prospek proyek India-Middle East-Europe Economi Corridor (IMEC) sedang suram,” ujar D’souza.

    Gulshan Sachdeva, seorang profesor di Sekolah Urusan Internasional Universitas Jawaharlal Nehru mengatakan kepada DW bahwa “penyertaan INSTC yang terhubung dengan Pelabuhan Chabahar akan menjadi penting” dari strategi jangka Panjang India untuk terhubung dengan lebih banyak pasar global.

    “Dengan perdagangan energi India-Rusia yang sangat besar, dan keterlibatan India yang terus meningkat di Kaukasus bagian selatan, khususnya ekspor pertahanan ke Armenia, INSTC dapat menjadi lebih layak,” ujar dia.

    Sachdeva menunjukkan, akibat perang Ukraina, menghubungkan negara-negara Eropa ke Rusia melalui INSTC mungkin tidak dapat dilakukan sekarang, tapi ada beberapa pilihan untuk menghubungkan mereka melalui Iran-Armenia-Georgia dan rute Laut Hitam.

    “Sanksi yang dijatuhkan oleh AS pada Rusia dan Iran telah membuat kerumitan, khususnya bagi perusahaan swasta yang memiliki hubungan dengan Barat. Namun, para pembuat kebijakan India bertekad untuk menemukan cara untuk menghadapi desain politik AS itu,” pungkas Sachdeva

    (mh/as)

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Musim Panas Landa Asia Lebih Awal Dan Lebih Membara, Ada Apa?

    Musim Panas Landa Asia Lebih Awal Dan Lebih Membara, Ada Apa?

    Penyebab panas ekstrem

    Para ilmuwan berbeda pendapat mengenai dampak fenomena cuaca El Niño yang sedang berlangsung, namun banyak yang percaya bahwa pemanasan sementara di Pasifik tengah, yang telah mengubah pola cuaca di seluruh dunia selama bertahun-tahun, telah memperburuk keadaan pada musim panas ini di Asia Selatan dan Tenggara.

    “Saya pikir ini adalah gabungan dari El Niño, pemanasan global dan perubahan musim,” kata Prof. Raghu Murtugudde, ilmuwan iklim di Indian Institute of Technology Mumbai.

    ” El Niño sedang bertransisi ke La Niña . Ini adalah waktu ketika pemanasan maksimum terjadi di Samudra Hindia. Jadi, semua hal ini pada dasarnya menambah steroid pada cuaca,” ujarnya.

    Murtugudde mencatat bahwa fenomena El Niño sudah terjadi pada bulan Maret 2023, sehingga gelombang panas tahun lalu juga disebabkan oleh kombinasi pemanasan global, El Niño dan siklus tahunan, namun ia mengatakan tahun ini lebih buruk karena peralihan ke La Pola Nina.
    Namun, tidak semua ilmuwan iklim sepakat mengenai dampak El Niño.

    “Kami melihat gelombang panas bahkan tahun lalu dan El Niño tidak disalahkan,” kata Prof. Krishna AchutaRao, ilmuwan di Indian Institute of Technology Delhi’s Centre for Atmospheric Sciences.

    Tahun lalu, gelombang panas yang parah menewaskan lebih dari 100 orang di India dan Pakistan pada bulan April dan Mei, menghancurkan tanaman dan berdampak pada jutaan orang.

    “Sama seperti tahun ini, tahun lalu gelombang panas meluas dari sebagian India hingga Bangladesh dan Myanmar, hingga Thailand. Tahun ini meluas lebih jauh ke timur, hingga Filipina. Jadi, polanya sama. Saya tidak terlalu percaya bahwa El Niño adalah penyebabnya,” kata AchutaRao.

    Namun sebagian besar ahli sepakat bahwa perubahan iklim adalah salah satu penyebab utama panas ekstrem yang melanda Asia pada musim semi ini, dan para ilmuwan mengatakan tahun lalu bahwa perubahan iklim membuat gelombang panas 100 kali lebih mungkin terjadi .

    AchutaRao, bersama ilmuwan lain yang bekerja dengan organisasi World Weather Attribution, telah mengumpulkan dan menganalisis data gelombang panas tahun lalu di wilayah tersebut dan puluhan bencana alam yang menyertainya di Laos dan Thailand. Tim tersebut menyimpulkan bahwa peristiwa cuaca ekstrem seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa perubahan iklim.

    “Perubahan iklim memperburuk frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa-peristiwa tersebut, berdampak besar pada masyarakat, perekonomian, dan, yang paling penting, kehidupan manusia dan lingkungan tempat kita tinggal,” kata Ko Barrett, Wakil Sekretaris Jenderal World Meteorological Organization.

    Suhu meningkat secara global pada tahun 2023, menjadikannya tahun terpanas yang pernah tercatat . Badan cuaca dan iklim PBB mengatakan Asia mengalami pemanasan dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan kejadian cuaca ekstrem seperti banjir, badai besar, dan angin topan menjadi lebih sering terjadi dan lebih berbahaya .

    Masyarakat miskin paling menderita

    Di seluruh dunia, negara-negara telah mencoba mengelola dampak kejadian cuaca ekstrem melalui sistem peringatan dini dan peringatan dini, namun populasi miskin di Asia yang besar akan menanggung dampak gelombang panas paling berat, kata Murtugudde.

    Suhu panas kemungkinan akan terus menimbulkan kerusakan tanaman yang luas, dan selanjutnya berdampak pada kehidupan para petani yang telah menghadapi tantangan yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir – hingga ratusan ribu orang melakukan protes besar-besaran di India untuk meminta bantuan pemerintah.

    Banyak negara membatasi aktivitas di luar ruangan dalam upaya mencegah kematian selama cuaca panas ekstrem, yang berdampak besar pada pekerja kasar di sektor konstruksi, yang merupakan bagian besar dari negara-negara dengan perekonomian yang berkembang pesat di Asia.

    Para ilmuwan dan aktivis lingkungan hidup di seluruh dunia secara konsisten mendesak negara-negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan memperingatkan bahwa hal ini adalah satu-satunya cara untuk memperlambat laju pemanasan global. Sampai hal ini terjadi, para ahli khawatir jumlah korban jiwa akan terus meningkat, dan jutaan orang akan menghadapi keputusan buruk setiap kali terjadi gelombang panas, yakni bekerja dalam kondisi berbahaya, atau tidur dalam keadaan lapar.

    (rns/rns)