Negara: India

  • Miliki Kesamaan dengan Indonesia, Menlu Sugiono: BRICS Perjuangkan Palestina

    Miliki Kesamaan dengan Indonesia, Menlu Sugiono: BRICS Perjuangkan Palestina

    ERA.id – Menteri Luar Negeri RI Sugiono memaparkan alasan Indonesia yang harus bergabung dengan kelompok blok ekonomi BRICS. Hal ini lantaran BRICS memiliki kesamaan dengan Indonesia.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menlu Sugiono dalam rapat perdana bersama Komis I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2024). Pada kesempatan itu, Menlu Sugiono menjelaskan alasan Indonesia harus bergabung dengan BRICS.

    “Tidak ada hal yang bersifat bertolak belakang antara OECD dan BRICS, dan masing-masing tetap menghormati aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia,” kata Menlu Sugiono.

    Lalu, kata Menlu Sugiono, terkait minat Indonesia untuk bergabung dengan BRICS ini dikatakan bahwa hal tersebut sudah lama diajukan.

    Menlu Sugiono menilai dengan bergabung bersama BRICS, maka peluang untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara resmi akan terbuka dengan luas.

    “Kami menilai bahwa BRICS merupakan grouping mulitlateral yang bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara yang ada di dalamnya,” jelas Menlu Sugiono.

    BRICS diketahui saat ini memiliki beberapa anggota seperti Brasil, Rusia, India, Afrika Selatan, dan China.

    Selain itu, Indonesia juga menilai apa yang diperjuangan di BRICS sejalan dengan yang diperjuangkan oleh Indonesia, yaitu Palestina.

    “Palestina juga merupakan satu tema yang menjadi concern pada saat itu, dan saya kira BRICS ini bisa jadi satu media untuk terus memperjuangkan hal ini (kemerdekaan Palestina),” tegasnya.

    Lebih lanjut, Menlu Sugiono menekankan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS tidak bisa diartikan sebagai keberpihakan terhadap satu kekuatan atau blok tertentu.

    “Masuknya Indonesia ke BRICS tidak bisa diartikan sebagai berpihaknya Indonesia terhadap satu kekuatan atau line tertentu. Namun akan lebih pada ke bridge builder, menjadi pihak yang justru jadi penengah jika ada kepentingan-kepentingan yang saling bertolak belakang,” pungkasnya.

  • Dapat Undangan Khusus dari Narendra Modi, Prabowo Akan Kirim TNI ke India

    Dapat Undangan Khusus dari Narendra Modi, Prabowo Akan Kirim TNI ke India

    ERA.id – Presiden RI Prabowo Subianto menerima undangan khusus dari Perdana Menteri India Narendra Modi untuk berkunjung. Undangan itu untuk menghadiri perayaan Hari Nasional India awal tahun 2025.

    Undangan tersebut disampaikan langsung kepada Prabowo Subianto saat bertemu dengan Narendra Modi di sela rangkaian kunjungan kenegaraan beberapa waktu lalu. Modi mengundang Prabowo untuk menghadiri Hari Republik India pada Januari 2025.

    “Ketika bertemu dengan Perdana Menteri India, Presiden mendapatkan undangan untuk hadir di hari nasionalnya India, di bulan Januari nanti tanggal 26,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, dikutip YouTube Sekretarat Presiden, Senin (2/12/2024).

    Lalu, kata Hasan, dalam menyampaikan undangan tersebut, Modi secara khusus meminta Indonesia untuk turut menjadi bagian dari defile pasukan India.

    Menyambut hal tersebut, Prabowo pun berencana untuk mengirimkan TNI agar turut serta dalam defile pada hari jadi India Januari mendatang.

    “Perdana Menteri India secara khusus meminta kita juga untuk menjadi bagian dari defile. Jadi Preisden berencan mengirimkan TNI juga untuk berpartisipasi dalam defile pada hari nasional India nanti,” jelasnya.

    Pernyataan Hasan ini disampaikan setelah Prabowo mengadakan rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Senin (2/12). Dalam rapat kabinet tersebut, Prabowo menyampaikan sejumlah hasil dari lawatannya ke luar negeri beberapa waktu lalu bersama Menteri Luar Negeri RI Sugiono, beserta jajarannya.

  • Deretan Fitur Keamanan dan Privasi Baru di Samsung One UI 7 – Page 3

    Deretan Fitur Keamanan dan Privasi Baru di Samsung One UI 7 – Page 3

    One UI 7 menghadirkan fitur baru yang hanya tersedia di smartphone Galaxy. Tujuannya untuk melengkapi solusi Theft Protection atau perlindungan pencurian pada Android.

    Hal ini ada untuk meningkatkan perlindungan dan memastikan data pribadi tetap aman, meski perangkat hilang atau dicuri.

    Selain Theft Detection Lock, Offline Device Lock, dan Remote Lock, pengguna Galaxy bisa menggunakan langkah keamanan dalam Identity Check.

    Fitur ini dirancang agar pengguna menyadari kalau PIN perangkat dicuri. Jika terdeteksi adanya aktivitas mencurigakan, pengguna tidak perlu khawatir karena perlindungan eksklusif Galaxy akan langsung bekerja.

    Dalam hal ini, kalau pengguna ada di lokasi yang tidak familiar, otentikasi biometrik akan diperlukan untuk membuat perubahan apa pun pada setting keamanan yang bisa membahayakan informasi pribadi.

    Security Delay selama satu jam juga akan diaktifkan untuk mencegah pengguna tidak sah untuk membuat perubahan di perangkat.

    Sekadar informasi, One UI 7 akan dirilis bersamaan dengan peluncuran Galaxy S series yang akan datang. One UI 7 hadir dengan kemampuan AI tambahan, termasuk fungsi on-device AI yang ditingkatkan.

    Program beta One UI 7 sendiri tersedia pertama kali di Galaxy S24 series di Jerman, India, Korea, Polandia, Inggris dan Amerika Serikat mulai 5 Desember.

  • 4 Minuman yang Bisa Merusak Hati, Kerap Kali Dikonsumsi

    4 Minuman yang Bisa Merusak Hati, Kerap Kali Dikonsumsi

    Jakarta

    Liver atau hati adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh. Organ ini terletak di bawah tulang rusuk dan sisi kanan perut. Liver berfungsi mencerna makanan dan membersihkan tubuh dari racun.

    Oleh karena itu, fungsi tubuh akan sangat terganggu apabila kinerja organ yang satu ini juga kurang maksimal. Salah satunya mengonsumsi minuman tertentu yang bisa merusak organ hati. Terlebih, minuman-minuman tersebut kerap kali dikonsumsi oleh banyak orang.

    Dikutip dari Times of India, berikut 4 minuman yang banyak dikonsumsi tetapi dapat secara tak terduga berbahaya bagi hati.

    1. Soda

    Soda bukan hanya sekadar minuman manis, tetapi juga bisa memicu kerusakan pada hati. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Canadian Journal of Gastroenterology and Hepatology, mengonsumsi minuman ringan secara teratur berkaitan erat dengan infiltrasi lemak di hati.

    Kondisi ini dikenal sebagai penyakit hati berlemak nonalkohol atau non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), saat lemak menumpuk di hati, mengganggu fungsinya, dan meningkatkan peradangan.

    Kandungan gula yang tinggi dan zat aditif buatan dalam soda membuat hati ‘stres’, yang menyebabkan penumpukan lemak, yang dapat berkembang menjadi komplikasi hati yang serius seiring berjalannya waktu.

    2. Minuman Berenergi

    Banyak orang beralih ke minuman berenergi saat mereka membutuhkan energi cepat. Padahal nyatanya minuman berenergi mungkin lebih berbahaya daripada bermanfaat. Menurut sebuah studi dari US National Institutes of Medicine, cedera hati akut telah dikaitkan dengan penggunaan minuman berenergi yang berlebihan.

    Hati harus bekerja ekstra keras untuk memecah bahan-bahan seperti taurin dosis tinggi, kafein, dan stimulan lainnya. Mengonsumsi terlalu banyak diketahui dapat menyebabkan gagal hati dalam situasi tertentu, dengan beberapa individu bahkan membutuhkan transplantasi hati segera.

    3. Alkohol

    Alkohol tetap menjadi salah satu penyebab utama kerusakan hati di seluruh dunia. John Hopkins Medicine menyoroti bahwa penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol terjadi ketika konsumsi alkohol yang berlebihan melebihi kapasitas hati untuk memproses alkohol, yang menyebabkan peradangan, jaringan parut, dan akhirnya, gagal hati.
    Seiring berjalannya waktu, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi seperti perlemakan hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis, yang seringkali tidak dapat disembuhkan.

    4. Minuman yang Mengandung Banyak Gula

    Minuman manis seperti teh manis kekinian, minuman buah, dan bahkan jus “sehat” sering kali mengandung gula tambahan dalam jumlah yang mengkhawatirkan.

    Gula ini, terutama dalam bentuk cair, cepat diserap dan dapat membebani hati. Ketika gula dimetabolisme, gula berubah menjadi lemak, yang dapat mengendap di hati dan menyebabkan NAFLD, mirip dengan efek soda.

    Seiring waktu, hati dapat mengalami peradangan, dan dalam kasus yang parah, fibrosis atau sirosis dapat berkembang. Membatasi minuman yang mengandung banyak gula adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah stres hati dan menjaga kesehatan yang optimal.

    baca juga

    (suc/suc)

  • Ada Potensi Rp 38.000 Triliun Jika RI Serius Tunda ‘Kiamat’

    Ada Potensi Rp 38.000 Triliun Jika RI Serius Tunda ‘Kiamat’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia menjadi negara penghasil emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar kelima secara absolut, setelah China, Amerika Serikat, India, dan Rusia pada 2022. Untuk itu, Indonesia setidaknya memerlukan investasi sebesar US$2,4 triliun untuk mencapai net zero pada 2060.

    Gas rumah kaca adalah faktor utama penyebab “kiamat” pemanasan global yang kemudian menyebabkan perubahan iklim. Untuk mencapai “net zero”, emisi gas rumah kaca harus berhenti tumbuh.

    Laporan dari firma konsultan manajemen global Kearney mengidentifikasi lima sektor utama yang berkontribusi pada emisi GRK Indonesia. Di antaranya adalah pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan (AFOLU) dengan kontribusi 55%, energi 26%, transportasi 8%, sampah 8% dan proses industri dan produksi (IPPU) 3%.

    Direktur Utama Kearney Indonesia Shirley Santoso menilai, Indonesia tengah berada pada momen penentuan komitmennya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Oleh sebab itu, perlu adanya intervensi dari pemangku kepentingan bagi pos-pos penyumbang emisi gas tersebut.

    “Sekarang, fokus kita harus beralih untuk menunjukkan kemajuan yang nyata dalam pengurangan emisi sambil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat. Perjalanan ini menghadirkan tantangan besar sekaligus peluang yang luar biasa untuk diversifikasi ekonomi dan kemajuan teknologi,” ungkap Shirley tertulis, pada Kamis, (5/12/2024).

    Salah satu solusi lintas sektor yang penting dilakukan adalah mendorong pembiayaan hijau atau green financing. Adapun nilai yang dibutuhkan mencapai US$2,4 triliun atau sekitar Rp 38,08 kuadriliun.

    “Mencapai net zero pada 2060 memerlukan investasi sebesar $2,4 triliun atau $62 miliar per tahun. Saat ini, ESG telah menjadi fokus utama bagi investor global. Indonesia harus mengurangi hambatan penanaman modal asing dan menyesuaikan pedoman pinjaman untuk menarik modal bagi investasi hijau,” sebagaimana diungkap laporan berjudul ‘Jalur Indonesia Menuju Net Zero 2060’ tersebut.

    Di luar pembiayaan, pemerintah Indonesia diminta untuk membentuk kerangka regulasi yang efektif, termasuk teknologi bersih dan penetapan harga karbon. Hal ini bisa dilakukan melalui pajak dan kredit karbon.

    Pemerintah pun harus fokus dalam bidang riset dan pengembangan energi hijau sehingga mendorong adopsi teknologi baru. Selain itu, perlu juga adanya inklusivitas dengan mendukung kelompok-kelompok rentan, seperti UMKM di industri dengan karbon tinggi, petani kecil, dan tenaga kerja Indonesia secara menyeluruh.

    Lebih lanjut, Kearney mendukung adanya kampanye urgensi energi terbarukan. Pasalnya, 64% orang Indonesia masih ragu untuk mengalokasikan sumber daya mereka untuk perubahan iklim.

    (dem/dem)

  • Pengusaha Tambang Blak-blakan Penyebab Proyek DME Batu Bara Mandek

    Pengusaha Tambang Blak-blakan Penyebab Proyek DME Batu Bara Mandek

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesian Mining Association (IMA) menilai hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) masih sulit dilakukan.

    Direktur Eksekutif IMA Hendra Sinadia menilai para pengusaha masih maju mundur melaksanakan hilirisasi batu bara menjadi DME lantaran belum ekonomis. Dengan kata lain, untuk melakukan hilirisasi tersebut memerlukan biaya yang mahal.

    “Kenapa [hilirisasi batu bara] nggak jalan-jalan ya ini kan ya? Pertama, tentu karena semuanya nggak ekonomis, teknologinya mahal,” ucap Hendra kepada Bisnis, Kamis (5/12/2024).

    Hendra mengatakan, saat ini negara yang melakukan gasifikasi batu bara baru China. Sementara itu, negara produsen batu bara lain seperti Australia, Rusia, dan India belum melakoni hal serupa.

    Menurutnya, Australia, Rusia, dan India belum melakukan hilirisasi batu bara karena alasan yang sama, yakni tidak ekonomis. Hendra menyebut, biaya teknologi untuk gasifikasi batu bara memerlukan biaya miliaran dolar AS.

    Di sisi lain, dia mengungkapkan penggunaan DME sebagai substitusi LPG pun masih belum pasti. Hendra menjelaskan pengusaha belum mendapat jaminan kelak DME bakal diserap pasar. 

    “Nah, itu harga jualnya [DME] itu bagaimana ngaturnya, dan ini kan bisnis yang [berjalan] 25 tahun, 30 tahun kan itu harus jangka panjang ya karena kan kita juga nggak jelas kan harga kita kan di sini kadang bisa berubah-ubah,” jelas Hendra.

    Selain itu, Hendra mengaku mencari pendanaan untuk menggarap hilirisasi batu bara menjadi DME bukan hal gampang. Dia menyebut perbankan pun susah untuk memberikan pinjaman.

    “Kalaupun ada, nah misalnya bank yang mau danain, karena dia [hilirisasi batu bara] belum ekonomis ya pasti dia [bank] pasang bunga tinggi,” imbuh Hendra.

    Lebih lanjut, Hendra mengatakan, insentif yang diberikan pemerintah untuk pengusaha yang melakukan hilirisasi, belum mampu menutupi biaya yang mahal.

    Adapun, insentif yang diberikan pemerintah itu ada tiga. Pertama, pengurangan tarif royalti batu bara khusus untuk gasifikasi batu bara hingga 0%. 

    Kedua, pengaturan harga batu bara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang. Ketiga, masa berlaku izin usaha pertambangan (IUP) batu bara yang dikhususkan pada batu bara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batu bara.

    “Tapi itu saja mungkin belum cukup untuk membuat orang menarik investor gitu ya, buktinya investor [ada] juga yang mundur gitu kan,” kata Hendra.

    Proyek DME menjadi salah satu bentuk hilirisasi batu bara yang didorong oleh pemerintah guna menyubtitusi liquefied petroleum gas (LPG). Apalagi, Indonesia masih ketergantungan impor LPG.

    Berdasarkan keterangan Kementerian ESDM, industri dalam negeri hanya mampu memproduksi LPG sekitar 2 juta ton per tahun. Sementara itu, konsumsi LPG dalam negeri mencapai 8 juta ton sehingga RI masih mengimpor sekitar 6 juta ton LPG senilai US$3,45 miliar per tahun. Bahkan, Indonesia harus mengeluarkan devisa yang signifikan untuk impor LPG, sekitar Rp450 triliun keluar setiap tahun untuk membeli minyak dan gas, termasuk LPG.  

    Di sisi lain, Indonesia belum mampu menggenjot produksi LPG lantaran kekurangan gas propana (C3) dan butana (C4). Oleh karena itu, DME untuk pengganti LPG menjadi penting.

  • Indonesia Dinilai Paling Doyan Terapkan Kebijakan TKDN

    Indonesia Dinilai Paling Doyan Terapkan Kebijakan TKDN

    Jakarta

    Apple belum memenuhi kebijakan lokal yang mengharuskan produk terbarunya iPhone 16 untuk memenuhi minimal 35% TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), alhasil pemerintah melarang Apple menjual smartphonenya di Indonesia.

    Namun ternyata kebijakan aturan TKDN yang diterapkan pemerintah ini dinilai tidak pernah betul-betul efektif dan memiliki kekurangan bahkan sudah ditinggalkan banyak negara.

    Ekonom LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky menjelaskan bahwa TKDN sebetulnya bukan kebijakan pilihan yang baru di level global, kebijakan ini sudah diterapkan pada tahun 1940 dan telah diterapkan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan lainnya.

    Sampai tahun 70-an kebijakan TKDN ini tidak efektif sehingga sedikit negara yang menerapkan TKDN. Namun Indonesia rupanya menjadi salah satu negara yang paling doyan menerapkan TKDN. Di antara negara BRICS, misalnya, Indonesia adalah negara yang paling tinggi kebijakan TKDN-nya.

    “Jadi kalau kita merefleksikan diri sebagai negara berkembang yang sedang dalam proses menjadi negara maju, seperti India, Vietnam, Malaysia itu juga berusaha mengintegrasikan ekonominya ke rantai nilai global, sudah makin meninggalkan kebijakan TKDN. Indonesia justru semakin mengintensifkan kebijakan TKDN,” ujar Riefky saat acara diskusi Selular Business Forum (SBF) di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

    Sementara itu Riefky mengungkapkan soal iPhone di Vietnam, Singapura, Malaysia dan Taiwan yang tingkat komponen dalam negerinya bisa tinggi. Hal ini bukan karena kebijakan TKDN, tetapi memang karena komponen mereka memiliki daya saing sehingga bisa meningkat, ini disebut mekanisme pasar.

    “Nah Indonesia mau seperti itu tapi by force, bukan by market mechanism. Jadi memang di sini quote-unquote kesannya adalah kita mau produk kita dipakai, tapi sebetulnya kalau nggak ada paksaan itu nggak ada yang mau pakai. Salah satunya iPhone,” jelasnya.

    Demikian, ia menjelaskan mengapa kebijakan TKDN ini dinilai tidak efektif dan banyak ditinggalkan banyak negara karena adanya kekurangan daya saing yang dimiliki oleh produk domestik.

    “Bukan karena mereka nggak mau produknya dibeli tapi mereka tidak bisa trace dan track apakah produk mereka ini memiliki daya saing atau tidak. Kalau by design TKDN at least atau mostly akan kebanyakan barang impor itu komponennya sebesar nilai TKDN saja,” ujarnya.

    Riefky mengatakan kekurangan dari kebijakan TKDN ini menurut dia adalah kita menjadi tidak tahu seberapa nilai produk domestik Indonesia sebenarnya di mata global. “Kita nggak tau nilai aslinya, produk global mau pakai produk kita itu berapa persen sih dalam komponennya. Nah ini yang kemudian kita tidak bisa dapat feed back kira-kira apa yang perlu di-improve dari produk domestik kita,” lanjutnya.

    (jsn/fay)

  • Kelewat Tajir, Orang Ini Naik Private Jet ke Sri Lanka buat Beli Alat Dapur

    Kelewat Tajir, Orang Ini Naik Private Jet ke Sri Lanka buat Beli Alat Dapur

    Jakarta

    Mukesh Ambani hingga saat ini masih menjadi orang terkaya di India sekaligus salah satu deretan orang terkaya di dunia. Gurita bisnisnya mendatangkan cuan yang sangat besar untuk dirinya dan keluarga, termasuk sang istri Nita Ambani.

    Bahkan dalam laporan Forbes Real Time Billionaires, Kamis (5/12/2024), Mukesh tercatat berada di posisi ke-17 sebagai orang terkaya di dunia dengan kepemilikan harta ditaksir hingga US$ 103,7 miliar atau setara dengan Rp 1.644,88 triliun (kurs Rp 15.862/dolar AS).

    Melansir dari outlet Indiacom, terlepas dari kekayaan sang suami, Nita Ambani, diperkirakan memiliki kekayaan bersih antara US$ 2,8-3 miliar atau setara dengan Rp 44,41-47,59 triliun. Sebagian besar kekayaannya ini berasal dari kepemilikan saham yang cukup besar di perusahaan Mukesh, Reliance Industries Ltd.

    Dengan kekayaan sebanyak itu Nita dapat bepergian ke manapun dan membeli barang-barang mewah sesuka hatinya. Bahkan dalam satu kesempatan Nita diketahui pernah terbang ke Sri Lanka menggunakan jet pribadi hanya untuk membeli peralatan dapur.

    Tidak tanggung-tanggung, saat itu ia membeli sekitar peralatan dapur dari perusahaan ternama asal Jepang, Noritake. Pembelian ini disebut-sebut untuk mengisi rumah mewah 27 lantai keluarga Ambani yang ditaksir bernilai hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31,6 triliun.

    Namun ternyata, Nita secara khusus terbang ke Sri Lanka hanya untuk membeli produk peralatan makan dan dapur sebanyak itu untuk menghemat uang. Sebab produk Noritake diperkirakan 70-80% lebih murah di negara itu daripada di bagian lain dunia, termasuk India.

    Keunggulan biaya ini dikarenakan fasilitas manufaktur terbesar merek Jepang tersebut berada di Sri Lanka, yang juga berfungsi sebagai pusat ekspor keramik porselennya ke lebih dari 100 negara.

    Menurut laporan The Economic Times pada 2010 lalu, di satu set peralatan makan berisi 50 unit alat makan yang dihiasi dengan hiasan emas atau platinum 22 karat dijual seharga US$ 300-500 (Rp 4,75-7,93 juta) di Sri Lanka. Sebaliknya, satu set yang sama dijual antara US$ 800-2.000 (Rp 12,68-31,72 juta) di India.

    Sayang hingga kini tidak diketahui persis alat dapur apa saja yang dibeli atau berapa nilai transaksi pembelian yang dilakukan. Namun yang pasti dalam pembelian itu Nita memesan peralatan makan porselen yang dihiasi dengan emas atau platinum 22 karat.

    (fdl/fdl)

  • Adaro Andalan: Harga batu bara di 2025 bergantung hubungan AS- China

    Adaro Andalan: Harga batu bara di 2025 bergantung hubungan AS- China

    ke depannya menurut saya masih atraktif, terutama karena memang pasar di Asia yang masih cukup baik

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Julius Aslan menyampaikan bahwa harga batu bara di tingkat global pada tahun depan akan bergantung pada hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

    Sebagaimana diketahui, AS berpeluang besar akan dipimpin oleh presiden terpilih yaitu Donald Trump

    “Harapannya, dengan presiden baru Amerika Serikat (AS) itu, hubungan antara AS dan China tetap baik ya. Tapi, kalau kondisinya kurang baik, ya tentunya pasti pasar China-nya juga terganggu,” ujar Julius saat doorstop di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis.

    Namun demikian, Julius optimistis harga batu bara di tingkat global masih akan atraktif pada tahun 2025.

    Ia menyebutkan optimistis itu berkaca dari market batu bara di kawasan Asia dan Asia Tenggara yang masih relatif baik, di antaranya di China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, hingga Thailand.

    “Harga batu bara sekarang sebetulnya masih cukup tinggi. Tetapi, ke depannya menurut saya masih atraktif, terutama karena memang pasar di Asia yang masih cukup baik,” ujar Julius.

    Dalam kesempatan ini, Ia mengatakan bahwa kinerja AADI pada tahun depan akan bergantung terhadap harga batu bara dan kondisi ekonomi di tingkat global.

    “Semua itu tergantung dari pertumbuhan ekonomi di Asia. Karena memang pasar kita sekarang itu hampir mayoritas Asia, termasuk Asia Tenggara,” ujar Julius.

    Ia menjelaskan AADI pada tahun depan akan fokus terhadap operational excellence, yaitu fokus terhadap produktivitas dan efisiensi.

    “Akhirnya, kalau operational performance bagus kan akan memberikan margin laba yang baik,” ujar Julius.

    PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di BEI, dan berhasil meraih dana segar senilai Rp4,32 triliun.

    Julius mengungkapkan dana hasil IPO itu sebesar 37,23 persen akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh perseroan kepada PT Maritim Barito Perkasa untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya yang dapat mendukung peningkatan aktivitas operasional.

    Kemudian, sebesar 14,89 persen akan digunakan untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia, dan sisanya akan digunakan untuk pembayaran kembali kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) atas sebagian pokok pinjaman.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2024

  • Diancam Trump, Tetangga RI Terbar Peringatan ke Seluruh Dunia

    Diancam Trump, Tetangga RI Terbar Peringatan ke Seluruh Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam tarif 100 persen untuk semua negara anggota BRICS, termasuk Malaysia. Negara tetangga RI tersebut menebar peringatan ke seluruh dunia.

    BRIC adalah kelompok negara ekonomi berkembang yang didirikan oleh Brasil, Rusia, India, dan China. Salah satu fokus utama BRIC adalah meninggalkan ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Malaysia adalah salah satu negara yang telah menyatakan ingin bergabung dengan BRIC.

    Menteri Perdangagan Malaysia Tengku Zafrul Aziz mengaku terus memantau perkembangan isu tarif yang dilontarkan oleh Trump. Trump, lewat media sosial, menyatakan bahwa semua anggota BRICS akan dikenai tarif bea masuk 100 persen oleh Amerika Serikat.

    Trump menyatakan bahwa rencana tarif itu akan dibatalkan jika negara-negara BRICS berkomitmen untuk mengurungkan niat mengganti dolar AS dengan mata uang baru atau mendukung mata uang negara lain.

    Zafrul menyatakan saat ini AS adalah mitra perdagangan terbesar ketiga Malaysia dan perusahaan AS adalah investor utama sektor industri semikonduktor di Malaysia. Malaysia kini berkontribusi atas 13 persen industri pengemasan dan uji coba chip global.

    “Oleh karena itu, tarif 100 persen hanya akan berdampak buruk ke kedua pihak yang saling bergantung dan bisa membuat rantai pasok global terganggu,” katanya dalam keterangan ke parlemen Malaysia.

    Dia menjelaskan bahwa negara-negara BRICS telah membicarakan potensi untuk mengurangi ketergantungan atas mata uang tradisional seperti dolar AS, tetapi belum ada keputusan tentang de-dolarisasi.

    Pembicaraan soal mata uang pengganti dolar AS makin ramai di antara para anggota BRICS setelah Rusia dikenai sanksi oleh negara-negara barat akibat aksi militer negara tersebut di Ukraina. Pada Senin, Rusia menyatakan usaha AS untuk memaksa negara lain menggunakan dolar AS malah berbalik merugikan AS.

    (dem/dem)