Negara: India

  • Viral di Medsos Bikin Chocolate Chip Raksasa Diaduk Pakai Mesin Molen Beton

    Viral di Medsos Bikin Chocolate Chip Raksasa Diaduk Pakai Mesin Molen Beton

    JAKARTA – Siapa yang bisa menolak kue chocolate chip yang baru dipanggang di sore hari yang dingin? Sensasi manis dan lembutnya tentu menjadi camilan yang menggoda.

    Namun, bagaimana jika kue lezat tersebut tidak dipanggang menggunakan oven, melainkan dicampur menggunakan mesin pencampur semen?

    Kedengarannya memang aneh, tetapi itulah yang terjadi dalam sebuah video viral yang kini mencuri perhatian para pecinta kuliner di seluruh dunia.

    Dilansir VOI dari laman Times of India pada Senin, 23 Desember 2024, dalam video yang diunggah di akun Instagram @haus.plans, seorang pria terlihat membuat kue chocolate chip dalam ukuran raksasa, namun dengan cara yang sangat tidak biasa.

    Alih-alih menggunakan mixer dapur atau alat biasa, pria ini justru memilih mesin pencampur semen, yang umumnya digunakan untuk mencampur bahan bangunan. Namun, ia menggunakan mesin tersebut untuk mencampur bahan-bahan pembuatan kue dalam jumlah yang sangat besar.

    Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, seorang pria terlihat sedang membuat “kue coklat chip raksasa”, namun dengan cara yang tidak biasa. Alih-alih mengikuti prosedur dapur yang biasa, ia menggunakan mesin pencampur semen untuk menyiapkan hidangan manis tersebut.

    Video dimulai dengan pria itu memasukkan 24 batang mentega ke dalam mesin pencampur semen. Untuk melelehkan mentega, ia menggunakan alat pembakar api atau blowtorch. Bahkan, ia menyarankan penonton untuk menggunakan alat tersebut karena lebih cepat daripada microwave.

    Setelah mentega meleleh, ia melanjutkan dengan menambahkan gula putih, gula merah, dan dua lusin telur ke dalam campuran. Tak ketinggalan, ia juga menambahkan ekstrak vanili, baking soda, garam, dan baking powder.

    Proses pembuatan kue ini semakin unik ketika pria tersebut memasukkan tiga kantong tepung terigu ke dalam mesin pencampur semen. Semua bahan tersebut dicampur hingga merata dalam mesin berukuran besar yang biasanya digunakan untuk mencampur beton. Setelah adonan tercampur sempurna, adonan kue dipindahkan ke dalam loyang aluminium raksasa berukuran empat kaki dan diratakan.

    Namun, kejutan lain muncul ketika pria tersebut menyisihkan sebagian adonan tanpa coklat chip untuk diberikan kepada anjing peliharaannya. Setelah itu, kue dimasukkan ke dalam oven yang dipanaskan menggunakan arang selama 15 menit.

    “Hasil akhirnya, kue coklat chip raksasa ini terlihat dan tercium luar biasa,” menurut pria tersebut.

    Namun, meskipun penampilannya menggoda, ia mengakui bahwa rasa kue tersebut lebih mirip dengan brownies ketimbang kue coklat chip biasa.

    Video ini langsung viral dan telah ditonton lebih dari 3 juta kali, dengan banyak komentar yang mengagumi kreativitas pria tersebut. Beberapa penonton bahkan bertanya-tanya apakah penggunaan mesin pencampur semen akan memberi dampak pada rasa dan tekstur kue, namun tak bisa dipungkiri bahwa ide membuat kue dengan cara yang unik ini berhasil menarik perhatian banyak orang.

  • Koneksi Internet RI Kalah Cepat dari Negara Tetangga, Ini Penyebabnya

    Koneksi Internet RI Kalah Cepat dari Negara Tetangga, Ini Penyebabnya

    Jakarta

    Berdasarkan riset World Digital Competitiveness Ranking (WDCR 2023) oleh International International Institute for Management Development (IMD) asal Swiss, daya saing digital Indonesia naik ke posisi 45 dunia.

    Peningkatan tersebut melonjak signifikan dari posisi 51 dunia pada tahun 2022. Meski begitu, OpenSignal kerap menempatkan Indonesia di posisi bawah dalam daftar negara dengan kecepatan fixed broadband tercepat di Asia Tenggara.

    Fixed broadband adalah jenis layanan internet berkecepatan tinggi yang menggunakan koneksi tetap (fixed), lewat jaringan kabel atau serat optik yang terpasang di lokasi tertentu.

    Riset menunjukan, di kawasan Asia daya saing digital Indonesia lebih unggul dibanding sejumlah negara Asia lain seperti India (peringkat 49), Filipina (59) dan Mongolia (63).

    Namun, di kawasan Asia Tenggara, Indonesia masih kalah jauh dari Singapura (menduduki peringkat ke-3), dan tertinggal dari Malaysia (peringkat 33) serta Thailand (peringkat 35). Mengapa?

    Alasan Kecepatan Internet Indonesia Terbilang Lambat

    Staf Ahli Bidang Teknologi, Mochamad Hadiyana, membeberkan bahwa berdasarkan data dari Speed Test Global Index tahun 2020 saja, RI ada di urutan ke 120, kecepatan akses rata-ratanya 14,16 Mbps untuk download dan 9,5 Mbps upload.

    Kecepatan rata-rata tersebut masih jauh di bawah rata-rata dunia yang rata-ratanya 31,95 Mbps (download) dan 11,32 Mbps (upload).

    Hadi mengatakan ada beberapa faktor penyebab yang membuat koneksi fixed broadband Indonesia kalah dibandingkan Singapura, Malaysia dan negara lainnya.

    Berkut penjelasan mengapa kecepatan internet rata-rata di Indonesia terbilang lambat jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya:

    1. Faktor Kapasitas Jaringan yang Disediakan oleh Operator Internet

    Kecepatan internet rata-rata di Indonesia terbilang lambat karena Internet Service Provider (ISP) memberikan kapasitas lebih kepada pihak pengguna/pelanggan melebihi yang dibutuhkan.

    “Akibatnya, ketika mereka menggunakan layanan bersama-sama terjadi kemacetan sehingga kecepatannya turun. Belum lagi ada berbagi bandwidth bikin kecepatan rendah,” ujar Hadi saat sesi Ngopi Bareng di Kantor Kominfo, Jumat (26/4/2024) lalu.

    ISP sendiri adalah layanan yang dikeluarkan oleh perusahaan tertentu untuk memberikan suplai Internet ke masyarakat luas.

    Sebagai informasi, saat artikel ini ditulis Mochamad Hadiyana juga masih menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Teknologi Kementerian Komunikasi dan Digital.

    2. Faktor Infrastruktur Jaringan yang Tidak Terawat dengan Baik

    Kualitas kabel dan optik yang digunakan mempengaruhi kecepatan internet. Hadi menyebut bahwa, kabel serat optik yang alam atau tidak terawat dengan baik bisa menyebabkan atenuasi sinyal (melemahnya suatu sinyal oleh adanya jarak yang semakin jauh). Hal ini tentu berimbas pada melambatnya kecepatan internet.

    3. Faktor Peralatan Jaringan yang Digunakan

    Peralatan seperti modem dan router turut mempengaruhi kecepatan internet. Misalnya, peralatan yang sudah tua atau tidak kompatibel dengan teknologi terbaru juga bisa menyebabkan bottleneck dan memperlambat kecepatan internet.

    “Kami melihat adanya kesulitan untuk investasi lebih banyak dalam infrastruktur oleh operator. Penyebabnya karena biaya sarana untuk menetapkan jaringan tinggi,” kata Hadi kala itu.

    Namun terlepas dari faktor-faktor tadi, Hadi tetap optimis bahwa ke depannya kecepatan fixed broadband di Indonesia akan lebih baik.

    “Kalau saya optimis Indonesia bisa menambah kecepatan broadbandnya. Namun, concern saya bukan di peringkatnya tapi pada kecepatannya yang dapat memperlancar kita dalam berkomunikasi,” ungkapnya.

    “Tak perlu rangking 1 atau 5 di dunia, karena negara lain sama, mereka meningkatkan kecepatan broadbandnya. Korea dan Singapura, mereka berupaya meningkatkan. Terpenting terjadi peningkatan signifikan dalam kecepatan broadband itu,” pungkas Hadi.

    (khq/fds)

  • Asal Muasal Kecoak Bisa Masuk dan Berkembang Biak di Indonesia

    Asal Muasal Kecoak Bisa Masuk dan Berkembang Biak di Indonesia

    Jakarta

    Kecoak atau lipas, menjadi serangga yang kerap dianggap jorok dan menjijikkan. Kehadirannya mudah ditemui di tempat-tempat yang kotor seperti di bak sampah, saluran pembuangan kamar mandi, got, dan tempat kumuh lainnya.

    Kadang, yang bikin orang semakin geli dengan kehadirannya adalah karena serangga ini punya sayap. Setelah hinggap di tempat yang kotor, dia bisa sewaktu-waktu terbang dan hinggap di baju kita.

    Kecoak yang punya nama latin Blattaria dan di Jawa disebut ‘coro’, ini juga punya aroma yang khas dari tempatnya bersemayam. Bahkan dalam berbagai penelitian, kecoak membawa banyak kuman. Lalu, dari mana datangnya serangga ini sampai bisa ‘menginvasi’ ke Indonesia? Berikut informasinya, dikutip dari berbagai literatur.

    Awal Mula Kecoak Masuk ke Indonesia

    Ada lebih dari 4.000 spesies kecoak yang berbeda. 40 spesies di antaranya dianggap sebagai hama, sementara yang lain bermanfaat di lingkungan alami mereka. Di Indonesia, kecoa jerman dan kecoa amerika biasa ditemukan. Penyebutan ini bukan karena negara asalnya ya, melainkan berkaitan dengan nama latin spesiesnya.

    Kecoak jerman (Blattella germanica) biasanya menjadi hama di restoran, hotel, dan tempat tinggal. Mereka biasa memilih area yang gelap dan terpencil, seperti di bawah lemari dan di belakang kulkas. Sementara kecoak amerika (Periplaneta americana) yang biasa kita temukan, lebih menyukai lingkungan yang hangat dan lembab seperti saluran pembuangan dan selokan.

    Nama kecoak jerman dan amerika pun ada penjelasannya. Pada 1767, ahli biologi Carl Linnaeus mengklasifikasi dan menamakan spesies ini dengan nama Blatta germanica yang diambil dari dua kata.

    Blatta adalah Bahasa Latin dari ‘menghindari cahaya’ dan germanica karena spesimen penelitiannya diambil dari Jerman. Genus tersebut kemudian diubah menjadi Blattella untuk mengelompokkan varietas kecoa yang lebih kecil menjadi satu.

    Dalam artikel pada laman Science Alert itu, juga disebut kecoak masuk ke Indonesia sekitar 390 tahun lalu. Setelah ditelusuri ilmuwan, kecoak di Indonesia berasal dari timur India dan Bangladesh.

    Theo Evans, Associate Professor of Applied Entomology di University of Western Australia dan Qian Tang, Research Associate in Evolutionary Biology dari Harvard University melakukan penelitian soal kecoak jerman lebih lanjut. Mereka mengambil sampel dari 281 kecoak dari 17 negara di seluruh dunia.

    Mempelajari sekuens DNA yang dikenal dengan SNPs (single nucleotide polymorphisms), Evans dan Tang menggunakan sampel dari 17 negara yang tersebar di enam benua. Tujuannya satu, mencari tahu bagaimana kecoak jerman bisa tersebar dari tanah aslinya di India, ke seluruh dunia.

    Gelombang migrasi pertama muncul dari Teluk Benggala sekitar 1.200 tahun yang lalu dan bergerak ke arah barat. Kemungkinan besar kecoak tersebut menumpang bersama para pedagang dan tentara Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah yang sedang berkembang.

    Dampak Keberadaan Kecoak

    Penjelasan Evans dan Tang sangat spesifik. Artinya, awal mula kecoak ada di Indonesia adalah sekitar 390 tahun lalu, terbawa dari kapal VOC dan EIC yang berlayar dari India ke Indonesia.

    Penelitian juga menemukan bahwa kecoak jerman tiba di Eropa sekitar 270 tahun yang lalu. Kecoak jerman kemudian menyebar dari Eropa ke seluruh dunia sekitar 120 tahun lalu. Ekspansi global ini sejalan dengan catatan sejarah spesies baru ini di berbagai negara.

    Kecoak bukan hanya menjadi hama, tetapi juga ancaman bagi kesehatan manusia. Laman Illinois Departement of Public Health, menyebut kecoak membawa patogen penyakit. Seperti berbagai bakteri yang menghasilkan keracunan makanan pada manusia dengan mencemari makanan, piring, dan peralatan lainnya.

    Dikutip dari laman Healthline yang telah diverifikasi Debra Sullivan, Ph.D, kecoak membawa bakteri yang dapat menyebabkan salmonella, stafilokokus, dan streptokokus jika mereka mencemari makanan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO juga menjelaskan kecoak dikenal berperan sebagai pembawa penyakit usus, seperti disentri, diare, kolera, dan demam tifoid.

    Selain itu, kecoak juga menyebabkan reaksi alergi dan asma. Bahayanya lagi, kecoak punya reproduksi yang cepat terutama pada kecoak jerman. Jumlah telurnya relatif besar yakni 30-48 per kapsul telurnya, sehingga populasi kecoak bisa terbangun dengan cepat.

    Nah, itulah tadi pengetahuan singkat tentang sejarah asal usul kecoak dan dampak buruk dari tingginya populasi. Semoga menambah informasimu, ya!

    (aau/fds)

  • Tanggal 26 Desember 2024 Memperingati Hari Apa?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 Desember 2024

    Tanggal 26 Desember 2024 Memperingati Hari Apa? Nasional 24 Desember 2024

    Tanggal 26 Desember 2024 Memperingati Hari Apa?
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Tanggal 26 Desember 2023 jatuh pada hari Kamis. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Peringatan
    20 Tahun Tsunami Aceh
    .
    Tanggal 26 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari untuk mengenang bencana alam berupa gempa dan tsunami di Aceh 20 tahun silam.
    Tsunami Aceh pada tahun 2004 menjadi bencana yang tak pernah terlupakan. Tidak hanya bagi rakyat Aceh namun juga untuk Indonesia.
    Menurut PBB peristiwa tsunami Aceh menjadi bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. 
    Pada tanggal 26 Desember 2004 tepatnya pukul 07.58 WIB, terjadi sebuah gempa berkekuatan 9.3 skala richter (SR). Pusat gempa berada di sekitar 157 KM bagian barat Kota Meulaboh dengan kedalaman 10 KM di bawah dasar laut.
    Gempa ini menyebabkan tsunami dahsyat di sepanjang daratan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.
    Aceh menjadi salah satu daerah yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, Thailand, dan India.
    Melansir Museum Tsunami Aceh, hampir 170.000 jiwa menjadi korban tewas. Kejadian itu menjadi pusat perhatian tak hanya di Indonesia namun juga di dunia.
    Untuk mengenang korban atas tragedi tersebut, diresmikanlah Museum Tsunami Aceh pada Februari 2008.
    Pada peringatan 20 tahun ini, banyak dilakukan dzikir akbar dan doa bersama di sejumlah daerah di Aceh, khususnya berpusat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Salah Penanganan Cedera, Lalu Buang Christian Adinata

    Salah Penanganan Cedera, Lalu Buang Christian Adinata

    JAKARTA – Pebulu tangkis tunggal putra Christian Adinata kecewa dan tidak habis pikir dengan keputusan PBSI mendegradasi dirinya dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI Cipayung.

    Kekecewaan tersebut dia tumpahkan melalui unggahan di media sosial Instagram sehari setelah PBSI resmi mengumumkan daftar nama-nama yang promosi dan degradasi dari Pelatnas PBSI pada Jumat, 20 Desember 2024.

    “Saya berjuang untuk negara saya sampai akhir dan mereka meninggalkan saya ketika saya hancur. Terima kasih atas kenangannya dan mari kita lihat,” tulis dia.

    Christian tersingkir dari Pelatnas PBSI saat dia sedang dalam masa pemulihan cedera lutut yang parah. Cedera tersebut dia alami di babak semifinal Malaysia Masters pada Mei 2023.

    Situasi tersebut yang membuat atlet berusia 23 ini merasa begitu terluka. Dia mengatakan bahwa seharusnya dirinya diberikan kesempatan untuk pulih di Pelatnas PBSI, tetapi ia malah didepak.

    Unggahan Christian tersebut langsung mendapat respons dari tunggal putra papan atas dunia, termasuk mantan nomor satu asal Denmark, Viktor Axelsen.

    “Turut prihatin mendengar hal ini. Jika kamu ingin datang ke Dubai dan berlatih di sini ketika kamu sudah siap, kirimkan saya DM. Semua yang terbaik,” tulis Axelsen di kolom komentar.

    Selain itu, dukungan juga datang dari Prannoy H.S. Tunggal putra asal India tersebut merupakan saksi di atas lapangan ketika Christian Adinata jatuh tidak berdaya dan kemudian meninggalkan lapangan.

    Dua tunggal putra Indonesia di Pelatnas PBSI, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, juga ikut menguatkan Adinata. Keduanya kompak siap mendukung sang junior sampai pulih total.

    Proses penyembuhan cedera Christian Adinata berjalan lama karena kelalaian tim medis PBSI. Mereka tidak langsung mengambil tindakan operasi selepas cedera dan hanya menyarankan terapi.

    Sang atlet kemudian kembali tampil di sejumlah turnamen, tetapi hasilnya belum maksimal karena cederanya semakin memburuk. Dia pun kemudian baru menjalani operasi pada Juli 2024.

  • Presiden Prabowo Wacanakan Pilkada Dipilih DPRD, Pakar Hukum: seperti Zaman Orba

    Presiden Prabowo Wacanakan Pilkada Dipilih DPRD, Pakar Hukum: seperti Zaman Orba

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menggulirkan wacana agar pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak lagi dilakukan secara langsung oleh rakyat, melainkan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

    Usulan ini menuai berbagai tanggapan, termasuk dari Satria Unggul Wicaksana, pakar hukum dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang memberikan pandangannya terhadap wacana tersebut.

    Menurut Satria, sistem Pilkada melalui DPRD bukanlah hal baru, mengingat sistem serupa pernah diterapkan pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, yang juga merupakan mertua Prabowo. Namun, ia menegaskan bahwa perubahan sistem Pilkada memerlukan evaluasi mendalam.

    Satria menyoroti pentingnya mengevaluasi pelaksanaan Pilkada serentak yang dianggap memakan biaya besar dan belum tentu efektif.

    “Khawatirnya, ide ini muncul bukan dari perspektif Presiden Prabowo, tetapi dari posisi beliau sebagai ketua partai yang mungkin merasa dirugikan akibat kekalahan di beberapa daerah strategis, seperti DKI Jakarta,” ujarnya.

    Prabowo disebut membandingkan sistem Indonesia dengan negara-negara parlementer seperti Malaysia, India, dan Singapura. Namun, Satria menilai perbandingan ini tidak tepat karena Indonesia menganut sistem demokrasi langsung yang berbeda dari sistem parlementer.

    “Pemilihan kepala daerah secara langsung adalah salah satu hasil reformasi yang memperkuat otonomi daerah dan desentralisasi kekuasaan,” jelasnya.

    Ia menegaskan bahwa hak masyarakat untuk memilih pemimpin secara langsung merupakan pencapaian penting era reformasi.

  • Pasar Game Catat Nilai Rp 3,9 T, Kemendag Dorong Industri Lokal Go Global

    Pasar Game Catat Nilai Rp 3,9 T, Kemendag Dorong Industri Lokal Go Global

    Jakarta

    Menteri Perdagangan RI Budi Santoso meyakini kualitas game (game) buatan pengembang (developer) dalam negeri dapat bersaing dengan game dari negara lain. Untuk itu, Kemendag berkomitmen turut serta mempromosikan game lokal agar semakin kukuh di percaturan game global.

    Komitmen ini sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri game Nasional.
    Pernyataan ini disampaikan Mendag Budi Santoso saat mengunjungi kantor pengembang game Agate di Bandung, Jawa Barat.

    “Tugas Kemendag sesuai Perpres Nomor 19 Tahun 2024 adalah mempromosikan industri kreatif, termasuk game. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri agar bisa ‘go global’ dan ekspor,” ujar Budi, dalam keterangan tertulis, Senin (23/12/2024).

    Budi mengungkapkan Kemendag memiliki 46 perwakilan perdagangan di luar negeri yang dapat membantu pemasaran produk-produk Indonesia di luar negeri. Perwakilan dagang tersebut dapat dimanfaatkan para pelaku usaha Indonesia untuk mempromosikan produk, termasuk game, di wilayah penugasannya.

    Selain itu, para perwakilan perdagangan juga bertugas menjajaki kesepakatan dagang (business matching) dengan buyers di luar negeri. Perwakilan perdagangan RI terdiri atas 24 Atase Perdagangan, 19 Indonesian Trade Promotion Center, satu Konsul Perdagangan, satu Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia, dan satu Duta Besar untuk Organisasi Perdagangan Dunia.

    “Kemendag mempunyai perwakilan di luar negeri yang bisa membantu industri kreatif Indonesia untuk berkembang serta dikenal di negara lain. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah berpartisipasi dalam berbagai pameran. Kemendag terus mempromosikan dan menunjukan bahwa Indonesia, khususnya Bandung, mempunyai industri kreatif game yang bisa mendunia,” jelas Budi.

    Saat ini, industri game global bertransformasi secara revolusioner. Transformasi didorong peningkatan penetrasi internet dan adopsi ponsel pintar.

    Industri kreatif juga memiliki potensi untuk bersaing dan berkontribusi secara signifikan di pasar global melalui pengembangan produk inovatif.

    Pada 2024, nilai pasar game Indonesia tercatat antara US$ 1,5-2 miliar (Rp 32 miliar). Di sisi lain, nilai pasar game untuk dunia mencapai US$ 244,22 miliar atau Rp 3,9 triliun (kurs Rp 16.160).

    Dengan pertumbuhan 10,17 per tahun dalam lima tahun, sektor ini diperkirakan mampu mencatatkan nilai pasar global mencapai US$ 397,21 miliar atau Rp 6,4 triliun pada 2029.

    Untuk menangkap peluang tersebut, Kemendag telah mengupayakan sejumlah hal, di antaranya menginisiasi Hari game Indonesia melalui program Ayo HARGAI (Hari Game Indonesia). Selain itu, Kemendag juga memfasilitasi keikutsertaan game buatan Indonesia pada pameran internasional seperti Gamescom Jerman, Tokyo Game Show, G-Stra Korea, India Gaming Show, serta Trade Expo Indonesia.

    Pengembang game Agate berdiri sejak 2009. Pengembang ini telah memproduksi lebih dari 10 permainan dengan lebih dari 10 juta unduhan, 3 konsol game, dan memiliki lebih dari 200 ribu pengguna harian.

    Pada 2024, pengembang ini memperoleh ISO/IEC 27001:2022, yaitu standar internasional untuk manajemen keamanan informasi yang menentukan praktik terbaik untuk mengelola dan melindungi aset informasi sensitif.

    (prf/ega)

  • Pilkada untuk Kesejahteraan Bersama

    Pilkada untuk Kesejahteraan Bersama

    Pilkada untuk Kesejahteraan Bersama
    Aktivis yang Nyambi Jadi Politisi. Selalu belajar dari sekitar. Politisi Partai Golkar, Anggota DPR RI, Koordinator Presidium MN KAHMI
    PRESIDEN
    Prabowo Subianto melempar wacana pentingnya kita mengkaji ulang sistem
    Pilkada langsung
    yang saat ini berjalan. Proposal itu disampaikan pada HUT ke-60 Tahun Partai Golkar, beberapa waktu lalu.
    Inti dari pesan Presiden bahwa
    demokrasi
    harus berjalan beriringan dengan kesejahteraan rakyat. Barangkali itu berbasis dari Pembukaan UUD 1945, “…untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum…”.
    Dalam konteks tersebut, pemborosan APBN untuk Pilkada harus dihindari.
    “Berapa puluh triliun (rupiah) habis dalam satu-dua hari, baik anggaran dari negara maupun dari masing-masing tokoh politik. Kalau dilakukan oleh DPRD, negara bisa hemat dan efisien seperti di Malaysia dan Singapura,” kata Presiden.
    Tak menunggu lama, isu ini menjadi debat publik dan memancing pro dan kontra.
    Jauh sebelum polemik tersebut muncul, penulis dalam Kolom di
    Kompas.com
    , beberapa waktu lalu, sudah mengulas
    pentingnya penyempurnaan sistem politik
    .
    Ibarat tubuh manusia, sistem politik merupakan jaringan yang hidup dan saling memengaruhi satu sama lain.
    Saat tangan kita tergores, misalnya, maka mulut dan otak akan merasakan sakit. Begitu juga dengan sistem politik, bila virus moral hazard seperti
    money politics
    menjalar “merata” ke seluruh tubuh, maka demokrasi akan menjerit. Tak hanya itu, keuangan negara akan terpukul dan inflasi melejit.
    Begitu juga dengan usia, di mana semakin lama (atau tua) sistem politik berlaku, maka perlu dilakukan penyempurnaan (evaluasi) untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah.
    Saat pertama kali digelar, Juni 2005, Pilkada langsung membawa semangat demokratisasi pemilihan, yaitu memindahkan
    votes right
    dari meja parlemen ke meja rakyat di TPS.
    Saat itu, konteks politiknya adalah bahwa kita baru keluar dari sistem Orde Baru yang otoriter, sehingga ruang untuk partisipasi publik di semua hal menjadi kebutuhan.
    DPR saat Orde Baru tak lebih dari ornamen politik yang sulit melakukan terobosan. Tentu saja image parlemen hari ini berbeda dengan dahulu.
    Setelah hampir dua dasawarsa berlangsung, benar bahwa Pilkada langsung menghasilkan kemajuan di beberapa daerah. Namun pada saat yang sama, terjadi penurunan kualitas demokrasi dan beban pembiayaan politik yang semakin besar.
    Dampak negatifnya lebih massif daripada kemajuan di sejumlah titik tadi. Itu juga bukan preseden yang baru, karena di medio 2010-2012, Pilkada langsung juga sempat mendapat gugatan dari berbagai pihak.
    Mengutip pandangan Ryas Rasyid, mantan Menteri Dalam Negeri, di
    Kompas
    tahun 2011, beliau mencatat setidaknya ada tiga dampak negatif Pilkada langsung yang memprihatinkan.
    Yaitu penggunaan uang yang semakin marak untuk membeli suara konstituen (
    vote buying
    ), tidak adanya jaminan pasangan calon terbaik akan menang, dan potensi perilaku koruptif kepala daerah terpilih akibat
    high costs
    politik.
    Kita harus berani mengakui bahwa tiga dampak negatif tersebut semuanya sudah terjadi hari ini.
    Vote buying
    misalnya, pada Pileg dan Pilpres lalu sebagian besar elite politik menyimpulkan bahwa praktik
    money politics
    tidak hanya terjadi, tapi dilakukan secara “ugal-ugalan”.
    Kurang tegasnya penyelenggara Pemilu dalam melakukan pengawasan, membuat banyak pihak “menormalisasi” politik sembako, bantuan,
    cash money
    dan sebagainya.
    Jumlahnya mencengangkan, mendekati Rp 1.000 Triliun di Pileg dan Pilpres lalu. Itu hitungan kasar dari penulis, yang terdiri dari Rp 200-an trilun biaya pelaksanaan dari APBN dan biaya yang dikeluarkan tiap caleg berjumlah ribuan.
    Imbasnya, parlemen didominasi oleh mereka yang berlatar belakang pebisnis. Sepintas tidak salah dengan praktik tersebut. Namun, bila menengok frasa “ugal-ugalan” di atas, maka yang sesungguhnya terjadi adalah
    unfairness competition
    , pihak yang memiliki logistik berlebih (pengusaha) akan diuntungkan dari proses ini.
    Hasilnya pun dapat dilihat pada Pileg terakhir (2024), di mana 61 persen anggota DPR terpilih terafiliasi dengan kelompok bisnis tertentu. Angka yang lebih besar bahkan terekam di Pemilu lima tahun sebelumnya.
    Sementara para aktivis dan akademisi yang memiliki komitmen perjuangan, sering kali kalah di TPS dalam Pileg maupun Pilkada langsung, karena sulit bersaing dengan para pengusaha dalam mobilisasi logistik.
    Di sisi lain, pemilih yang rata-rata lulusan SMP belum mencapai tahapan memilih secara rasional.
    Akibatnya, keprihatinan kedua terjadi, di mana pemilih tidak mendapatkan pemimpin ideal yang bersih dan berpihak ke rakyat, karena
    popular vote
    sangat rentan dengan mobilisasi suara melalui
    vote buying
    tersebut.
    Dampak lanjutannya, performance pembangunan di banyak daerah yang
    busines as usual
    selama rezim Pilkada langsung, menjadi bukti bahwa ada yang salah dengan sistem yang berlaku selama ini.
    Alih-alih membangun, ratusan kepala daerah hasil Pilkada langsung justru menjadi tersangka kasus korupsi.
    Data KPK menyebutkan, sejak 2004 hingga 2023, terdapat 601 kasus korupsi di pemerintah kabupaten, kota, melibatkan wali kota, bupati, dan jajarannya. Angka ini akan bertambah jika kasus di provinsi dimasukkan.
    Artinya, kita tidak bisa lagi menganggap kasus-kasus tersebut sebagai moral hazard personal. Bila kejadiannya massal, maka itu menggambarkan sistem politik yang sakit atau terganggu.
    Benar bahwa tidak selalu Pilkada langsung memacu seorang calon untuk melakukan korupsi. Namun, faktor politik biaya tinggi membuat mereka tidak punya pilihan. Ditambah hasrat berkuasa yang membuncah, maka korupsi tak terelakkan.
    Sekali lagi, baik Pilkada langsung maupun perwakilan, dua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Lebih dari itu, keduanya harus
    relate
    dengan kultur politik aktual di negara tersebut.
    Menurut penulis, Pilkada langsung hanya akan efektif bila masyarakat imun terhadap
    money politics
    . Itu artinya pendapatan per kapita (IPC) warga negara harus meningkat dulu, sehingga roda demokrasi langsung akan berjalan di atas jalan pikiran, bukan di atas statistik kemiskinan dan pengangguran.
    Fenomena ini juga mengingatkan kita pada pidato Prof Dr Boediono, yang juga Wapres 2009-2014, pada pengukuhan Guru Besarnya di UGM, 2007.
    Beliau menganalisis bahwa
    based on
    pengalaman empiris di seluruh dunia selama 1950-1990, rezim demokrasi di negara-negara dengan IPC 1.500 dollar AS atau kurang hanya bertahan 8 tahun.
    Lalu, negara dengan IPC 1.500-3.000 dollar AS, demokrasinya
    average
    stabil hanya dalam 18 tahun.
    Baru pada negara dengan IPC di atas 6.000 dollar AS, daya tahan sistem demokrasi jauh lebih besar.
    Dalam hal ini, bila melihat IPC Indonesia saat ini sekitar 4.900 dollar AS, maka perlu strategi tertentu untuk mengawal demokrasi agar
    on the tracks
    dan memiliki daya tahan.
    Termasuk keberanian kita melakukan transisi dan modifikasi, agar tidak “plek-ketiplek” meng-
    copy
    demokrasi yang berlaku di negara maju. Misalnya, demokrasi liberal di negara Barat yang dianggap ideal di sana, belum tentu sesuai dengan kultur masyarakat di Timur.
    Pengalaman negara lain dalam Pilkada juga beragam, termasuk banyak juga yang memilih melalui parlemen, bahkan ditunjuk oleh kepala negara.
    Misalnya India, di mana gubernur negara bagian ditunjuk oleh PM. Lalu Jerman, yang gubernurnya atau
    Ministerpräsident
    dipilih oleh parlemen. Begitu juga Spanyol, Italia dan banyak negara lainnya.
    Memang sebagian negara-negara di atas menganut sistem parlementer. Namun, ada juga negara dengan sistem presidensial yang melakukannya.
    Termasuk AS di masa-masa awal, di mana gubernur di sejumlah negara bagian sempat dipilih oleh parlemen.
    Indonesia selama era Orde Baru menerapkan sistem presidensial. Saat itu pemilihan gubernur dilakukan melalui penunjukan oleh presiden. Terlepas dari image otoritarian, tapi semua mengakui bahwa pembangunan di era Orde Baru relatif lebih sistematis daripada era sekarang.
    Poinnya adalah, selama pemerintah dan DPR berkomitmen menjaga segala bentuk potensi pelanggaran, pemilihan kepala daerah melalui DPRD belum tentu lebih buruk dari Pilkada langsung.
    Begitu juga dengan
    Pilkada Langsung
    yang berjalan selama ini dan menghasilkan ratusan kasus korupsi.
    Bila memang kita ingin mempertahankan sistem langsung, maka perlu penyempurnaan sistem penyelenggaraan Pilkada secara ketat. Tujuannya agar virus lama dapat diminimalkan, khususnya
    money politics
    dan keterlibatan birokrasi.
    Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun lalu juga memberikan 10 catatan dalam Perppu saat pembatalan Pilkada via DPRD. Pertanyaannya, apakah 10 catatan itu sudah dilaksanakan? Atau jangan-jangan kita tidak menghiraukannya?
    Di atas semuanya, penulis memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo yang membuka diskursus ini di awal-awal pemerintahannya. Sehingga tidak memancing spekulasi adanya
    vested interests
    , sebagaimana rencana amandemen UUD 1945 yang gagal tahun lalu, karena terlalu dekat dengan Pemilu.
    Dengan adanya perdebatan publik di awal pemerintahan, semua pihak dapat menyampaikan pikirannya, sehingga nantinya akan ditemukan formula terbaik untuk mendorong Pilkada yang prorakyat, prokesejahteraan, bukan hanya asal kelihatan demokratis.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua DPD RI Ngaku Sudah Bertemu Prabowo Bahas Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD – Halaman all

    Ketua DPD RI Ngaku Sudah Bertemu Prabowo Bahas Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin, mengaku sudah bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, membahas wacana kepala daerah dipilih DPRD.

    Diungkapkan Sultan, keduanya sepakat bahwa demokrasi di Indonesia berbiaya tinggi atau high cost.

    “Kami juga beruntung sudah berdiskusi, saya paling enggak setidaknya dua kali sempat ya mendiskusikan ini dengan Pak Prabowo, Pak Presiden,” katq Sultan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/12/2024).

    “Dan pandangannya sama, demokrasi kita mahal sekali,” imbuhnya.

    Secara pribadi, pendapat Sultan mengenai usulan pilkada via DPRD telah ditulis dalam bukunya yang berjudul ‘Green Democracy’.

    “Demokrasi kita mahal sekarang. Saya sudah berkesimpulan,” ujarnya.

    Sebab itu, menurutnya saat ini adalah momen yang tepat untuk pemangku kepentingan duduk bersama, membahas sistem politik yang cocok di Indonesia.

    “Lalu kita tentukan langkah-langkah ke depan agar pertama demokrasi kita makin efisien, kedua makin efektif, dan ke depan makin berkualitas,” ucapnya.

    Terkait model pemilihannya, Sultan menyinggung sila ke-4 dari Pancasila.

    Di mana demokrasi yang disebut Presiden Pertama RI Sukarno yakni permusyawaratan perwakilan.

    “Sila keempat itu, ada perwakilan dulu. Dia tidak liberatif, dia tidak liberal, tapi deliberatif. Ada perwakilan dulu, baru nanti ditunjuk. Nah modelnya bisa, di DPRD dulu, baru dipilih. Akan efisien, akan terkontrol,” ucapnya.

    “Tapi lagi-lagi sebagai negara demokrasi kita akan bersimulasi, kalau ada pendapat yang lebih baik. Tapi saya melihat keinginan Pak Prabowo, mumpung sedang konsolidasinya baik, sekarang kita berbenah,” pungkasnya.

    Sebagai informasi usulan tersebut telah disampaikan Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, saat pidato HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) malam.

    Prabowo mengajak seluruh ketua umum partai politik yang hadir dalam acara tersebut untuk mendukung wacana tersebut. Sebab, sistem politik demokrasi pemilihan langsung dianggap berbiaya mahal.

    “Ketua umum partai Golkar, salah satu partai besar, tadi menyampaikan perlu ada pemikiran memperbaiki sistem parpol, apalagi ada Mba Puan kawan-kawan dari PDIP, kawan-kawan partai-partai lain mari kita berpikir,” kata Prabowo.

    Menurutnya, sistem politik dengan pemilihan langsung menghabiskan banyak uang negara dalam hitungan hari. Tak hanya itu, para tokoh politik juga harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

    Prabowo pun memberikan contoh Malaysia, Singapura hingga India yang sudah melakukan pemilihan kepala daerah melalui DPRD.

    Nantinya, para anggota DPRD menjadi penentu terpilihnya calon kepala daerah.

    “Sekali milih anggota DPRD, DPRD itu lah yang milih gubernur milih bupati. Efisien enggak keluar duit, efisien, kaya kita kaya,” ungkapnya.

    Dengan begitu, kata Prabowo, anggaran negara bisa dipakai untuk keperluan program pemerintah lainnya. Misalnya, makan bergizi gratis bagi anak-anak hingga perbaikan sekolah.

     

     

     

     

  • Rupiah Menguat ke Rp16.196 per Dolar AS Sore Ini

    Rupiah Menguat ke Rp16.196 per Dolar AS Sore Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah bertengger di Rp16.196 per dolar AS pada Senin (23/12) sore. Mata uang Garuda menguat 25 poin atau plus 0,15 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Sementara, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Tercatat, peso Filipina menguat 0,54 persen, baht Thailand plus 0,17 persen, ringgit Malaysia 0,38 persen, dolar Singapura 0,03 persen, dan dolar Hong Kong 0,08 persen.

    Di sisi lain, won Korea Selatan melemah 0,51 persen, yuan China minus 0,05 persen, yen Jepang minus 0,23 persen, dan rupee India 0,09 persen.

    Sementara, mata uang di negara maju terpantau dominan melemah. Poundsterling Inggris melemah 0,05 persen, euro Eropa minus 0,14 persen, dolar Kanada 0,17 persen, dan franc Swiss pun 0,17 persen.

    Hanya dolar Australia yang menguat 0,07 persen.

    Analis pasar uang Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang regional pada umumnya menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk on di pasar ekuitas.

    “Oleh prospek pemangkasan suku bunga The Fed yang kembali meningkat setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.

    (fby/sfr)