Negara: India

  • RI Resmi Jadi Anggota BRICS, Menko Airlangga Klaim Akses Dagang dan Investasi Makin Terbuka Lebar – Halaman all

    RI Resmi Jadi Anggota BRICS, Menko Airlangga Klaim Akses Dagang dan Investasi Makin Terbuka Lebar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, keuntungan Indonesia yang resmi bergabung menjadi anggota BRICS bakal membuka akses perdagangan dan investasi kian luas.

    “Ya tentu dengan multiple negara kan. Brasil, Rusia, India, China. Ini akan semakin terbuka lagi. Akses perdagangan dan investasi,” kata Airlangga kepada wartawan di Gedung Ali Wardhana, Rabu (8/1/2025).

    Di satu sisi, Airlangga juga menyambut baik keanggotaan Indonesia yang sudah diterima oleh kelompok BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa).

    “Jadi baik aja karena berarti dengan berbagai negara di global south kita sudah masuk dalam club,” ujarnya.

    Adapun kabar Indonesia resmi masuk dalam keanggotaan BRICS disampaikan langsung oleh pemerintah Brasil. 

    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menyambut baik pengumuman dari Brazil sebagai ketua BRICS terkait bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh.

    Kemlu RI memandang keanggotaannya di BRICS sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dengan negara berkembang lainnya, berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan pembangunan yang berkelanjutan.

    “Pencapaian ini mencerminkan peningkatan peran aktif Indonesia dalam isu – isu global, serta komitmen untuk memperkuat kerja sama multilateral demi mewujudkan tatanan global yang lebih inklusif dan berkeadilan,” tulis keterangan Kemlu dikutip Tribunnews, Selasa (7/1/2025).

    Kemlu RI menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi secara aktif dalam agenda BRICS, termasuk mendorong ketahanan ekonomi, kerja sama teknologi, pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat. 

    Bahkan, BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menguatkan kerja sama Selatan-Selatan, memastikan suara dan aspirasi negara-negara Global South terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global. 

    “Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, ataupun dengan pihak lainnya, untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” tulisnya.

    Kementerian Luar Negeri RI juga menyampaikan apresiasi kepada Rusia sebagai Ketua BRICS 2024, atas dukungan dan kepemimpinannya dalam memfasilitasi bergabungnya Indonesia ke BRICS, serta kepada Brazil sebagai Ketua BRICS 2025 yang telah mengumumkan keikutsertaan Indonesia pada BRICS. 

    Keanggotaan ini merupakan hasil dari keterlibatan aktif Indonesia dengan BRICS selama beberapa tahun terakhir, termasuk saat menghadiri KTT BRICS di Johannesburg pada 2023 di bawah Keketuaan Afrika Selatan, dan KTT Kazan 2024 di bawah Keketuaan Rusia.

    Adapun partisipasi Indonesia di BRICS merupakan perwujudan dari amanat konstitusi untuk berperan aktif dalam menjaga tatanan global. 

  • Rupiah Tergelincir Pagi Ini

    Rupiah Tergelincir Pagi Ini

    Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.
     
    Mengutip data Bloomberg, Rabu, 8 Januari 2025, rupiah hingga pukul 10.50 WIB berada di level Rp16.190 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 48 poin atau setara 0,29 persen dari Rp16.142 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
     
    Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.184 per USD, melemah sebanyak 60 poin atau setara 0,37 persen dari Rp16.124 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

    Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
     
    “Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.130 per USD hingga Rp16.200 per USD,” ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
     

     

    Pasar respons positif RI gabung BRICS

    Ibrahim mengungkapkan, pasar merespons positif bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global. Khususnya,  di mata OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development).
     
    “Indonesia merupakan kekuatan ekonomi potensial di Asia, potensi itu harus di unlock dengan lebih berani mengambil sikap. Keputusan bergabung BRICS justru akan meningkatkan posisi tawar Indonesia di mata OECD yang selama ini seolah diposisikan tidak setara dengan negara lain,” sebut dia.
     
    Terkait dedolarisasi yang menjadi salah satu agenda BRICS, fenomena ini akan terjadi secara alami seiring menurunnya dominasi ekonomi Amerika Serikat (AS). Peran ekonomi AS di dunia, meskipun akan tetap penting, cenderung menurun akibat munculnya kekuatan baru seperti China, India, Rusia, Brasil, Meksiko, atau bahkan Indonesia.
     
    Tren dedolarisasi akan lebih banyak terjadi dalam konteks perdagangan antar anggota BRICS, seperti yang telah diterapkan China dan Rusia dengan menggunakan mata uang lokal untuk 90 persen transaksi ekspor-impor mereka. Namun, untuk terciptanya mata uang alternatif global atau sistem transfer pengganti SWIFT kemungkinan sangat sulit.
     
    “Keanggotaan Indonesia di BRICS untuk membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, seperti teknologi, ketahanan pangan, dan perubahan iklim. Dan ini merupakan langkah strategis untuk memperluas pengaruh dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional,” papar Ibrahim.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Karyawan Girang Dapat Rumah, Mobil dan Liburan ke Luar Negeri di Akhir Tahun, Merasa Sangat Dihargai

    Karyawan Girang Dapat Rumah, Mobil dan Liburan ke Luar Negeri di Akhir Tahun, Merasa Sangat Dihargai

    TRIBUNJATIM.COM – Tengah viral di media sosial sebuah perusahaan beri hadiah fantastis ke karyawanya.

    Perusahaan itu memberi hadiah rumah, mobil hingga liburan ke luar negeri.

    Perusahaan Malaysia yang memberi hadiah itu JRM Holistik.

    Perusahaan ini berfokus pada kesehatan dan kebugaran. 

    Dalam acara makan malam tahunan mereka yang bertajuk ‘A Night of Stars’, mereka membagikan hadiah-hadiah spektakuler, termasuk beberapa rumah, dana rumah, mobil, dan bahkan paket perjalanan ke luar negeri.

    Ini adalah sebuah langkah yang jarang terjadi di banyak perusahaan, di mana penghargaan semacam itu tidak hanya menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan karyawan, tetapi juga menciptakan ikatan yang lebih erat antara perusahaan dan staf mereka.

    Seorang karyawan bernama Kaktiii, yang membagikan momen tersebut melalui akun TikTok-nya, memuji majikannya atas penghargaan yang luar biasa ini.

    “Makan malam paling HYPED dalam 4 tahun saya di JRM. Alhamdulillah, setelah bekerja keras di tahun 2024, akhirnya kami dihargai.

    Dan ini bahkan belum termasuk BONUS!” tulisnya dalam unggahan di media sosial dikutip dari TribunTrends.

    Kaktiii tampaknya merasa sangat dihargai, dan ini menciptakan suasana yang penuh kegembiraan di kalangan karyawan lainnya.

    Selain rumah dan mobil, perusahaan ini juga memberikan berbagai hadiah menarik lainnya, seperti paket perjalanan internasional, VVIP untuk ziarah ke Mekkah, serta peralatan rumah tangga dan furnitur.

    Semua ini adalah cara yang sangat istimewa untuk memperlihatkan betapa besar apresiasi JRM Holistik terhadap para karyawan yang telah bekerja keras.

    Namun, hadiah yang paling mencuri perhatian adalah sebuah bungalo senilai RM800,000 yang diberikan kepada Puan Hidayah Yusman, yang terpilih sebagai karyawan terbaik.

    Hadiah ini tentu saja menjadi sorotan di acara tersebut dan semakin memperkuat citra perusahaan yang sangat menghargai kinerja dan dedikasi para stafnya.

    Dengan memberikan hadiah semewah itu, JRM Holistik bukan hanya mendorong karyawan untuk lebih produktif, tetapi juga menegaskan komitmennya untuk mendukung kesejahteraan pribadi dan profesional mereka.

    Sebelumnya, seorang karyawan potong 4 jarinya demi bisa resign dari kantor.

    Pria itu diketahui bernama Mayur Tarapara.

    Pria 32 tahun asal Gujarat, India ini membuat skenario kecelakaan namun ketahuan.

    Tindakan ekstrem ini dilakukan karena ia merasa terlalu takut untuk menyampaikan kepada atasannya bahwa ia ingin berhenti bekerja.

    Mayur awalnya melaporkan kepada pihak kepolisian bahwa ia kehilangan jari-jarinya akibat kecelakaan. 

    Dalam laporannya, ia mengaku merasa pusing saat mengendarai sepeda menuju rumah seorang teman, kemudian jatuh di pinggir jalan. Ketika sadar, ia mendapati empat jarinya hilang, melansir dari TribunTrends.

    Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa cerita tersebut tidak sesuai dengan fakta.

    Polisi yang menangani kasus ini, awalnya dilaporkan di Kantor Polisi Amroli di Surat dan kemudian dipindahkan ke Cabang Kejahatan kota, memeriksa rekaman CCTV di area yang disebutkan Mayur.

    Rekaman tersebut menunjukkan bahwa Mayur tidak mengalami kecelakaan seperti yang ia klaim.

    Ia terlihat dengan tenang memarkir sepedanya, berjalan pergi, dan kembali dengan tangan terluka.

    Tidak ada tanda-tanda pingsan atau kejadian mendadak di lokasi tersebut.

    Temuan ini memunculkan kecurigaan baru, bahkan polisi sempat menduga kasus ini mungkin terkait dengan ritual ilmu hitam, karena potongan jari manusia kadang digunakan dalam praktik-praktik tertentu.

    Namun, setelah mendapatkan tekanan untuk mengungkap kebenaran, Mayur akhirnya mengakui bahwa ia sendiri yang memotong jarinya.

    Dalam pengakuannya, Mayur mengungkapkan bahwa ia merasa sangat stres dengan pekerjaannya sebagai operator komputer di perusahaan kerabatnya.

    Dia merasa tidak mampu mengatasi tekanan kerja dan tidak memiliki keberanian untuk secara langsung menyampaikan kepada kerabatnya bahwa ia ingin berhenti.

    Mayur merasa memotong jarinya adalah satu-satunya jalan keluar, karena dengan begitu, ia tidak lagi dianggap layak untuk bekerja.

    Tindakan tersebut dilakukan dengan pisau yang telah ia beli sebelumnya.

    Pada malam kejadian, sekitar pukul 10 malam di dekat Amroli Ring Road, Mayur memotong empat jarinya. 

    Setelah itu, ia mengikat lengannya dengan tali untuk menghentikan pendarahan, kemudian memasukkan pisau dan potongan jari tersebut ke dalam sebuah tas.

    Tindakan ini tidak hanya menunjukkan tingkat stres dan tekanan mental yang dialami Mayur, tetapi juga menyoroti betapa besarnya ketakutan yang ia rasakan untuk menghadapi bosnya dan lingkungan pekerjaannya.

    Kasus ini mengungkap realitas pahit tentang dampak tekanan kerja yang ekstrem, terutama dalam situasi di mana komunikasi terbuka dan dukungan emosional di tempat kerja minim.

    Kisah Mayur menjadi pengingat penting akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, manajemen stres, dan perlunya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung agar individu merasa aman untuk berbicara tentang masalah mereka tanpa rasa takut atau tekanan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Marwan Cik Asan Ungkap 4 Alasan Dukung Keanggotaan Indonesia di BRICS – Halaman all

    Marwan Cik Asan Ungkap 4 Alasan Dukung Keanggotaan Indonesia di BRICS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI Marwan Cik Asan, menyambut baik strategi politik luar negeri pemerintah dengan menjadi anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). 

    Menurutnya, keanggotaan Indonesia di BRICS merupakan langkah strategis menatap masa depan.

    “Ini adalah langkah strategis yang patut diapresiasi. Bergabung dengan BRICS ini merupakan langkah strategis Indonesia menatap masa depan,” kata Marwan kepada wartawan, Rabu (8/1/2025).

    Marwan mengatakan, keanggotaan Indonesia di BRICS menunjukkan keberanian dan tekad pemerintahan Prabowo Subianto dalam mengejawantahkan politik luar negeri bebas aktif. 

    Menurutnya, bergabung dengan BRICS bukan berarti Indonesia bergabung dengan kubu tertentu, melainkan partisipasi aktif dalam semua forum internasional serta memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

    Marwan membeberkan empat alasan dirinya mendukung keanggotaan Indonesia di BRICS.

    Pertama, BRICS memberikan akses ke pasar yang lebih luas dengan total populasi negara anggota sekitar 3,5 miliar orang, atau 42 persen dari populasi dunia.

    Menurutnya, Ini membuka peluang besar bagi produk dan jasa Indonesia untuk bersaing di pasar internasional yang lebih besar.

    Kedua, keanggotaan dalam BRICS memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan mengurangi ketergantungan pada ekonomi Barat.

    Dalam konteks global yang semakin multipolar, lanjut anggota Komisi XI DPR RI itu, diversifikasi hubungan ekonomi adalah strategi yang bijaksana.

    Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan New Development Bank (NDB), yang dimiliki oleh anggota BRICS, sebagai alternatif pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur.

    Marwan memandang, Ini bisa mempercepat pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan di Indonesia tanpa harus bergantung pada lembaga keuangan Barat.

    Keempat, keanggotaan ini memberi Indonesia akses ke teknologi, investasi, dan pasar baru.

    Hal ini sejalan dengan upaya kita untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan memperkuat fundamental perekonomian nasional.

    “Keanggotaan ini juga menghadirkan peluang strategis untuk ikut serta dalam inisiatif dedolarisasi, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional,” tutur Marwan.

    Namun, dia mengingatkan langkah bergabung BRICS juga membawa beberapa risiko yang perlu diantisipasi. 

    Satu di antaranya, potensi ketegangan geopolitik, terutama mengingat persaingan antara AS dan China yang semakin intensif, adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi. 

    Kemudian, lanjutnya, risiko politik dari negara-negara Barat juga menjadi perhatian penting. 

    “Sebagai anggota BRICS, Indonesia berpotensi menghadapi tekanan diplomatik dan ekonomi dari negara-negara Barat yang mungkin melihat langkah ini sebagai pergeseran geopolitik yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka,” ucap Marwan.

    Oleh karena itu, ia menilai, pemerintah perlu mengantisipasi tekanan dengan strategi diplomasi yang cermat dan menjaga keseimbangan hubungan dengan semua pihak. 

    Marwan meminta pemerintah hati-hati menjaga keseimbangan diplomatik, terutama dalam menghindari tekanan dari negara-negara Barat.

    Lebih lanjut, Marwan meminta pemerintah memastikan kebijakan ini memberikan manfaat besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Dia bilang, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah.

    Ia mencontohkan penguatan infrastruktur nasional, fokus peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar global, serta meningkatkan dukungan kepada sektor UMKM.

    “Tak kalah penting juga kebijakan yang mendukung inovasi dan penelitian, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetapi juga produsen teknologi dan inovasi yang memiliki nilai tambah tinggi,” kata Marwan.

    “Pemerintah harus dapat memastikan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat,” tandasnya.

    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyambut positif diumumkannya Indonesia sebagai anggota BRICS oleh Brazil sebagai Ketua BRICS 2025.

    Kemlu menyatakan BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia dalam menguatkan kerja sama, memastikan suara dan aspirasi dari negara – negara global south atau negara berkembang di luar Eropa dan Amerika, terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global.

    “Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, ataupun dengan pihak lainnya untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” tulis Kemlu RI dalam pernyataan resminya, Selasa (7/1/2025).

    Bergabungnya Indonesia sebagai anggota BRICS telah mencerminkan adanya peningkatan peran aktif dalam isu-isu global, dan komitmen menguatkan kerja sama multilateral.

    Indonesia memandang keanggotaan ini jadi langkah strategis untuk meningkatkan kolaborasi dengan negara berkembang lainnya, sesuai prinsip kesetaraan dan saling menghormati.

    Adapun sebagai negara dengan ekonomi yang terus tumbuh, Indonesia punya komitmen untuk terus aktif dalam agenda BRICS, termasuk upaya ketahanan ekonomi, kerja sama teknologi, hingga mengatasi masalah global semisal perubahan iklim, krisis pangan, dan kesehatan masyarakat.

    Kemlu RI menyatakan Indonesia akan terus meneruskan komitmennya berperan sebagai jembatan atau penghubung berbagai forum internasional demi kepentingan masyarakat global.

    “Partisipasi Indonesia di BRICS merupakan perwujudan dari amanat konstitusi untuk berperan aktif dalam menjaga tatanan global,” katanya.

  • Mengenal Virus HMPV yang Sedang Ramai di China dan Bedanya dengan Covid-19  – Halaman all

    Mengenal Virus HMPV yang Sedang Ramai di China dan Bedanya dengan Covid-19  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Bahkan, beberapa negara seperti Malaysia dan India melaporkan telah ditemukan kasus penyakit HMPV ini. 

    Lantas apa itu virus HMPV, dan apa perbedaannya dengan Covid-19? 

    Dilansir dari Deccan Herald,  HMPV adalah patogen virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada orang-orang dari semua kelompok usia. 

    Pertama kali ditemukan pada tahun 2001, virus ini termasuk dalam famili Paramyxoviridae dan berkerabat dekat dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV). 

    “HMPV menyebar melalui droplet pernapasan dari batuk atau bersin, serta dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi,” tulis Deccan Herald dilansir, Rabu (8/1/2025). 

    Virus ini diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan pernapasan ringan hingga komplikasi berat. 

    Terutama pada populasi yang rentan seperti bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

    Virus ini tersebar luas di seluruh dunia dan cenderung mencapai puncaknya pada akhir musim dingin dan awal musim semi di wilayah beriklim sedang 

    Meskipun dapat bersirkulasi sepanjang tahun di beberapa wilayah.

    Gejala HMPV bervariasi tergantung pada usia, kesehatan umum, dan respons imun seseorang. 

    Kasus ringan biasanya disertai dengan hidung meler, sakit tenggorokan, batuk, dan demam, menyerupai flu biasa. Gejala sedang mungkin meliputi batuk terus-menerus, mengi, dan kelelahan.

    Dalam kasus yang parah, terutama pada bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki penyakit kronis, HMPV dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis, bronkiolitis, atau pneumonia.

    Penyakit Pernapasan Akut Berat (SARI) yang memerlukan rawat inap juga dapat terjadi. Gejala berat ini sangat mengkhawatirkan bagi kelompok berisiko tinggi.

    Penularan dan pencegahan

    HMPV menyebar dengan cara yang mirip dengan virus pernapasan lainnya seperti RSV dan influenza. 

    Penularan utamanya terjadi melalui droplet pernapasan dari orang yang terinfeksi atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. 

    Untuk mencegah penyebaran HMPV, menjaga kebersihan tangan dengan baik sangatlah penting, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air.

    Etika pernapasan, seperti menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk serta mengenakan masker, juga dapat membatasi penyebaran. 

    Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dan secara teratur mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh merupakan tindakan pencegahan tambahan.

    Kasus HMPV pada manusia yang ringan biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu. 

    Pada kasus yang parah, mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasa lebih baik. 

    Hanya saja, gejala yang menetap, seperti batuk, mungkin butuh waktu lebih lama untuk hilang.

    Diagnosa HMPV

    Ilustrasi virus HMPV (St. Michael’s Elite Hospital)

    Mendiagnosis HMPV hanya berdasarkan gejala bisa jadi sulit, karena mirip dengan infeksi pernapasan lain seperti RSV dan influenza. 

    Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) adalah alat diagnostik standar untuk mendeteksi RNA HMPV, sementara uji deteksi antigen menawarkan hasil yang lebih cepat.

    Di India, program pengawasan seperti ICMR dan Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP) secara rutin menguji virus pernapasan, termasuk HMPV, sebagai bagian dari upaya mereka untuk memantau dan mengendalikan penyakit pernapasan.

    Pengobatan HMPV

    Saat ini, belum ada obat antivirus atau vaksin khusus yang tersedia untuk HMPV. Pengobatan bersifat suportif dan bergantung pada tingkat keparahan infeksi. 

    Untuk kasus ringan, istirahat, hidrasi yang cukup, dan obat bebas untuk mengatasi demam dan hidung tersumbat sudah cukup.

    Dalam kasus yang parah, terutama yang melibatkan pneumonia atau bronkiolitis, terapi oksigen dan rawat inap mungkin diperlukan. 

    Pasien yang mengalami gangguan pernapasan yang signifikan mungkin memerlukan ventilasi mekanis.

    Sementara, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan terapi dan vaksin yang ditargetkan, tindakan pencegahan dan intervensi medis dini tetap menjadi kunci untuk mengelola infeksi HMPV.

    HMPV bukanlah patogen baru dan kasusnya telah dilaporkan di seluruh dunia. 

    Di India, sistem pengawasan seperti ICMR dan IDSP memantau tren penyakit pernapasan, termasuk HMPV, bersama patogen lain seperti influenza dan RSV.

    Pemerintah telah menekankan ketahanan infrastruktur kesehatan dan jaringan pengawasannya, yang tetap waspada untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman yang muncul.

    Persamaan dan Perbedaan antara HMPV dan COVID-19

    HMPV dan Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, keduanya merupakan patogen pernapasan.

    Tapi, keduanya berbeda secara signifikan dalam virologi, dinamika penularan, dan dampak kesehatan masyarakat.

    Persamaannya meliputi cara penularannya — keduanya menyebar melalui droplet pernapasan, kontak langsung, dan permukaan yang terkontaminasi. 

    Keduanya dapat menyebabkan gejala pernapasan ringan hingga berat.

    Seperti batuk, demam, dan sesak napas, dan keduanya sangat berbahaya bagi populasi yang rentan, termasuk bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Perbedaannya terletak pada virus yang mendasarinya Covid-19 memiliki spektrum gejala yang lebih luas.

    Termasuk hilangnya rasa dan penciuman serta potensi lebih tinggi untuk komplikasi sistemik seperti pembekuan darah dan kegagalan multi-organ.

    Vaksin dan perawatan antivirus tersedia untuk Covid-19. Sedangkan penanganan HMPV terbatas pada perawatan suportif tanpa antivirus atau vaksin khusus yang tersedia saat ini.

  • Marwan Cik Asan: Indonesia gabung BRICS langkah strategis masa depan

    Marwan Cik Asan: Indonesia gabung BRICS langkah strategis masa depan

    “Ini adalah langkah strategis yang patut diapresiasi. Bergabung dengan BRICS ini merupakan langkah strategis Indonesia menatap masa depan,” kata Marwan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI Marwan Cik Asan menilai strategi politik luar pemerintah dengan menjadi anggota penuh BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) sebagai langkah strategis menatap masa depan.

    “Ini adalah langkah strategis yang patut diapresiasi. Bergabung dengan BRICS ini merupakan langkah strategis Indonesia menatap masa depan,” kata Marwan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Marwan mengatakan keanggotaan Indonesia di BRICS menunjukkan keberanian dan tekad pemerintahan Prabowo Subianto dalam mengejawantahkan politik luar negeri bebas aktif.

    Anggota Komisi XI DPR RI itu mengatakan bergabung dengan BRICS bukan berarti Indonesia bergabung dengan kubu tertentu, melainkan partisipasi aktif dalam semua forum internasional serta memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

    Marwan membeberkan empat alasan dirinya mendukung keanggotaan Indonesia di BRICS.

    Pertama, BRICS memberikan akses ke pasar yang lebih luas dengan total populasi negara anggota sekitar 3,5 miliar orang, atau 42 persen dari populasi dunia.

    Menurutnya, hal ini membuka peluang besar bagi produk dan jasa Indonesia untuk bersaing di pasar internasional yang lebih besar.

    Kedua, keanggotaan dalam BRICS memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan mengurangi ketergantungan pada ekonomi Barat.

    Dalam konteks global yang semakin multipolar, diversifikasi hubungan ekonomi adalah strategi yang bijaksana.

    Ketiga, Indonesia dapat memanfaatkan New Development Bank (NDB), yang dimiliki oleh anggota BRICS, sebagai alternatif pendanaan untuk proyek-proyek infrastruktur.

    Marwan memandang, Ini bisa mempercepat pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan di Indonesia tanpa harus bergantung pada lembaga keuangan Barat.

    Keempat, keanggotaan ini memberi Indonesia akses ke teknologi, investasi, dan pasar baru. Hal ini sejalan dengan upaya kita untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen dan memperkuat fundamental perekonomian nasional.

    “Keanggotaan ini juga menghadirkan peluang strategis untuk ikut serta dalam inisiatif dedolarisasi, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional,” tutur Marwan.

    Dia juga mengingatkan bergabung BRICS membawa beberapa risiko yang perlu diantisipasi. Salah satunya, potensi ketegangan geopolitik, terutama mengingat persaingan antara AS dan China yang semakin intensif. Kemudian, lanjutnya, risiko politik dari negara-negara Barat juga menjadi perhatian penting.

    “Sebagai anggota BRICS, Indonesia berpotensi menghadapi tekanan diplomatik dan ekonomi dari negara-negara Barat yang mungkin melihat langkah ini sebagai pergeseran geopolitik yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka,” ucap Marwan.

    Oleh karena itu pemerintah perlu mengantisipasi tekanan dengan strategi diplomasi yang cermat dan menjaga keseimbangan hubungan dengan semua pihak.

    Marwan meminta pemerintah hati-hati menjaga keseimbangan diplomatik, terutama dalam menghindari tekanan dari negara-negara Barat.

    Lebih lanjut, Marwan meminta pemerintah memastikan kebijakan ini memberikan manfaat besar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Dia bilang, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah.

    Ia mencontohkan penguatan infrastruktur nasional, fokus peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar global, serta meningkatkan dukungan kepada sektor UMKM.

    “Tak kalah penting juga kebijakan yang mendukung inovasi dan penelitian, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar tetapi juga produsen teknologi dan inovasi yang memiliki nilai tambah tinggi,” kata Marwan.

    Pemerintah harus bisa memastikan bahwa keanggotaan Indonesia dalam BRICS benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat.

    Sebelumnya, Brazil sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut.

    “Indonesia, yang memiliki populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki kesamaan pandangan dengan anggota-anggota BRICS lainnya terkait dengan dukungan atas reformasi institusi global dan kontribusi positif untuk menguatkan kerja sama antara negara-negara Selatan Global,” demikian pernyataan pemerintah Brazil.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Virus HMPV Bukan Penyakit Baru, Hanya Bersifat Ringan Seperti Flu Biasa  – Halaman all

    Virus HMPV Bukan Penyakit Baru, Hanya Bersifat Ringan Seperti Flu Biasa  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Lonjakan infeksi saluran pernapasan baru-baru ini di China utara dan wilayah lain di Asia memicu gelombang ketakutan dan misinformasi di media sosial.

    Beberapa informasi di media sosial bahkan ada menunjukkan bahwa pandemi serupa Covid-19 mungkin akan segera terjadi.

    Sebagai informasi, China dilaporkan sedang menghadapi lonjakan infeksi saluran pernapasan mirip flu yang gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat yang disebabkan oleh human metapneumovirus atau HMPV.

    Otoritas kesehatan di Malaysia, India, Kazakhstan dan tempat lain juga telah mencatat kasus HMPV.

    Namun, dilansir dari VOA, klaim bahwa HMPV adalah virus misterius, atau spekulasi bahwa virus baru mungkin muncul dari China, adalah salah.

    HMPV adalah virus terkenal yang ditemukan pada tahun 2001 di Belanda, dan termasuk dalam famili virus Pneumoviridae, yang mencakup virus sinsitial pernapasan, yang umumnya dikenal sebagai RSV.

    Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sebagian besar kasus HMPV bersifat ringan, dengan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Tidak ada ‘penyakit misterius’ yang beredar di Tiongkok saat ini,” kata kantor pers WHO dilansir dari VOA, Rabu (8/1/2025). 

    HMPV merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.   (Bloomberg)

    Dengan meningkatnya kekhawatiran akan “virus China baru” di India, Menteri Kesehatan Jagat Prakash Nadda mengatakan kepada publik pada tanggal 6 Januari bahwa “HMPV bukanlah virus baru.”

    “Tidak ada alasan untuk khawatir. Kami terus memantau situasi,” katanya.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi dan dapat “beredar secara bersamaan selama musim virus pernapasan” dengan RSV dan influenza, yang umumnya dikenal sebagai flu.

    Media berita AS Nexstar melaporkan bahwa CDC sedang memantau laporan peningkatan kasus HMPV di China, mengutip juru bicara lembaga tersebut.

    “CDC menyadari adanya laporan peningkatan HMPV di Tiongkok dan secara berkala melakukan kontak dengan mitra internasional serta memantau laporan peningkatan penyakit tersebut,” kata juru bicara tersebut.

    Data dari Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Enterik Nasional CDC, yang memantau aktivitas virus di Amerika Serikat, menunjukkan kasus HMPV telah meningkat di AS sejak 2 November tetapi masih mendekati tingkat “pra-pandemi” yang umum.

     

     

  • Indonesia Gabung BRICS, Ini Untung dan Ruginya – Page 3

    Indonesia Gabung BRICS, Ini Untung dan Ruginya – Page 3

    Sebelumnya, Brasil, yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun 2025, mengumumkan pada Senin, 6 Januari 2025, Indonesia telah diterima sebagai anggota penuh blok tersebut. Sebelumnya, status Indonesia adalah sebagai negara mitra BRICS.

    Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan bahwa para pemimpin BRICS telah menyetujui pencalonan Indonesia pada Agustus 2023. Namun, negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini baru secara resmi bergabung setelah terbentuknya pemerintahan baru tahun lalu.

    “Pemerintah Brasil menyambut bergabungnya Indonesia dalam BRICS,” demikian pernyataan resmi dari Brasil seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (7/1/2025).

    “Dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berbagi komitmen dengan negara-negara anggota BRICS lainnya untuk mereformasi lembaga-lembaga tata kelola global, serta berkontribusi positif dalam memperdalam kerja sama Selatan-Selatan.”

    BRICS awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada 2009, kemudian menambahkan Afrika Selatan pada 2010. Tahun lalu, blok ini kembali diperluas dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.

    Arab Saudi telah diundang untuk bergabung, namun belum mengambil langkah tersebut.

    Turki, Azerbaijan, dan Malaysia juga sudah mendaftar secara resmi, sementara beberapa negara lain telah menyatakan ketertarikan bergabung.

    Nama “BRICS” berasal dari sebuah istilah ekonomi yang digunakan pada awal 2000-an untuk menggambarkan negara-negara yang diprediksi bakal mendominasi perekonomian global pada 2050.

    Sebelum bergabungnya Indonesia, BRICS mencakup hampir 45 persen populasi dunia dan 35 persen produk domestik bruto global—berdasarkan paritas daya beli.

  • Indonesia Perjuangkan Kepentingan Negara Berkembang di BRICS

    Indonesia Perjuangkan Kepentingan Negara Berkembang di BRICS

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Rini Widyantini mengatakan, bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa) merupakan strategi pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia di forum global, khususnya memperjuangkan kepentingan negara berkembang.

    “Keputusan ini sudah diambil sejak awal masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. BRICS menjadi salah satu penyeimbang di antara kelompok negara berkembang. Namun, Indonesia tetap menjaga keseimbangan dengan menjadi anggota forum yang melibatkan negara maju dan negara berkembang,” ujar Rini di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Ia menegaskan, keberadaan Indonesia di BRICS dapat dimanfaatkan untuk memperjuangkan isu negara berkembang, menjadi jembatan kepentingan, dan mendalami agenda BRICS. Rini juga menjelaskan, bergabungnya Indonesia dalam BRICS membutuhkan struktur organisasi yang jelas di tingkat pemerintahan.

    Menurutnya, pemerintah saat ini tengah mengidentifikasi kementerian atau lembaga yang akan bertanggung jawab mengoordinasikan peran Indonesia dalam BRICS.

    “Dalam struktur pemerintah, biasanya tanggung jawab ini ada di bawah Kementerian Luar Negeri, dengan kombinasi Kementerian Keuangan atau Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi. Hal ini masih dalam pembahasan,” ungkapnya.

    Rini menekankan, Indonesia belum diharuskan memberikan kontribusi anggaran dalam bentuk iuran kepada BRICS. Namun, kemungkinan tersebut bisa saja terjadi di masa depan. 

    “Ini langkah strategis yang akan kami kelola dengan hati-hati untuk memastikan manfaat maksimal bagi pembangunan Indonesia dan kepentingan nasional,” kata Rini.

  • Proteksionisme Trump Jadi Ujian Perdana Keanggotaan RI di BRICS

    Proteksionisme Trump Jadi Ujian Perdana Keanggotaan RI di BRICS

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia resmi menjadi anggota penuh BRICS. Keanggotaan Indonesia itu menjadi momentum bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, untuk menjalankan politik luar negerinya secara lebih aktif.

    Banyak pro dan kontra. Apalagi BRICS sering bersikap oposan terhadap kebijakan-kebijakan Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, peta politik global, juga mulai berubah. Konservatisme kembali bangkit dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS. 

    Trump yang dikenal sebagai pengusung kebijakan populis dan lebih melihat ke sektor domestik alias inward looking, tidak tinggal diam dengan eksistensi kelompok kerja sama negara yang semula hanya beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan itu. 

    Saat ini BRICS, termasuk dengan bertambahnya Indonesia, merepresentasikan 35% PDB global. BRICS dalam beberapa momen juga sangat gencar menjadi poros alternatif yang menentang hegemoni Barat di bidang ekonomi. Dedolarisasi menjadi salah satu misi BRICS untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap Amerika Serikat.

    Donald TrumpPerbesar

    Namun demikian, sosok Donald Trump yang akan dilantik pada bulan ini sebagai presiden AS menjadi tantangan bagi kampanye dedolarisasi BRICS. Pengalaman beberapa tahun lalu, kebijakan populisme Trump pada periode pertamanya sebagai presiden telah membawa ketidakstabilan dunia.

    Perang dagang, terutama dengan China, benar-benar mengguncang ekonomi global. Kebijakan ini sepertinya juga akan berlanjut dalam periode keduanya menjadi presiden yang segera dimulai dalam beberapa hari ke depan. Tarif bakal kembali menjadi senjata.

    Populisme Trump dengan segala bentuk kontroversinya jelas akan mempengaruhi relasi AS dan Indonesia yang sekarang telah menyandang status sebagai anggota penuh BRICS. Apalagi jika Indonesia ikut cawe-cawe dalam kampanye dedolarisasi. Sebagai catatan, pada tanggal 2 Desember 2024 lalu, Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif 100% kepada BRICS jika ‘ngotot’ membuat mata uang baru.

    “Gagasan bahwa Negara-negara BRICS mencoba untuk menjauh dari dolar sementara kita berdiri dan menonton sudah berakhir,” kata Trump.

    Ancaman itu kendati masih bersifat retorika, tetap tidak bisa dianggap remeh. Pengalaman perang dagang beberapa tahun lalu menjadi bukti. Di sisi lain, kepentingan Indonesia terhadap AS cukup besar. AS merupakan negara tujuan ekspor utama asal Indonesia. AS bahkan terus mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia.

    Data Neraca Perdagangan AS terhadap RI 2020-2024

    Tahun
    Ekspor
    Impor
    Defisit

    2020
    7.383
    20.198,2
    12.815,2

    2021
    9.380,8
    27.048
    17.667,3

    2022
    9.836
    34.542,8
    24.706,8

    2023
    9.838,3
    26.798,4
    16.960

    2024
    9.236,9
    25.611,3
    16.374

    (dalam juta US$, 2024 Januari-November) sumber:Cencus.gov

    Sebaliknya bagi Indonesia, perdagangan dengan AS terus begerak positif. BPS mencatat ada tahun 2021 misalnya, surplus neraca perdangan antara Indonesia dengan AS mencapai US$14,5 miliar. Tahun 2022, terjadi lonjakan surplus hingga mencapai US$16,5 miliar. Namun pada tahun 2023, surplus negara perdagangan Indonesia dengan AS menyusut menjadi US$11,9 miliar.

    Sementara itu, pada tahun 2024, data sampai November, ekspor nonmigas Indonesia ke AS tercatat mencapai US$23,8 miliar. AS adalah negara eksportir terbesar kedua barang asal Indonesia. Nomor satu China. Adapun surplus neraca perdagangan Indonesia dengan AS dari Januari-November 2024 kalau mengacu kepada data Cencus.gov mencapai US$16,3 miliar.

    Dengan porsi hubungan dagang antara Indonesia dan AS yang cukup besar, pemerintah tetap perlu berhati-hati mengambil kebijakan luar negerinya. Salah mengambil dosis kebijakan, bisa menjadi bencana bagi perekonomian.

    Apalagi, pada periode pertama Trump berkuasa, Indonesia sempat mendapat ancaman akan dinvestigasi oleh otoritas perdagangan AS karena kebijakan pajak digital yang menyasar korporasi-korporasi multinasional asal negeri Paman Sam.

    Komentar Pemerintah Soal BRICS

    Di sisi lain, Wakil Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu menegaskan bahwa Indonesia tak pernah mengganggu kepentingan Amerika Serikat (AS) setelah resmi bergabung menjadi anggota penuh aliansi BRICS.

    Menurutnya, setiap ancaman yang dilontarkan oleh Presiden Terpilih Donald Trump tidak perlu dikhawatirkan. Mengingat Indonesia menganut politik bebas aktif dalam sikap geopolitiknya.

    “Tidak harus khawatir [dengan AS] karena kita kan bebas aktif, ya. Kita boleh kerja sama dengan berbagai pihak dan kita tidak mengganggu kepentingan AS dalam hal ini,” katanya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (7/1/2025) malam.

    Presiden Prabowo Subianto Perbesar

    Dia menjelaskan bahwa ancaman Trump karena adanya penerapan konsep dedolarisasi atau menghapus penggunaan dollar AS dalam transaksi yang menjadi agenda BRICS, merupakan hak negara.

    Bahkan, Mari melanjutkan bahwa saat ini banyak negara yang sudah memiliki sistem serupa untuk mengurangi ketergantungan transaksi dagang dengan dollar AS.

    “Kalau toh ada [ancaman Trump soal dedolarisasi], itu kan istilahnya hak negara, ya. Kita mau melakukan transaksi, sekarang pun kita kan sudah punya sistem untuk bisa langsung [transaksi tanpa dollar AS]. Kalau kita berdagang dengan China, itu sudah ada sistemnya, Rupiah langsung ke Yuan, dan Malaysia juga punya sistem itu,” tuturnya

    Mari menyebut bahwa sejauh ini pun belum ada protes mengejutkan dari AS mengenai sistem transaksi ini. Mengingat, diversifikasi itu memang sudah dilakukan. Contohnya, yuan diperhitungkan sebagai mata uang transaksi dagang, tanpa harus dikonversi terlebih dahulu ke dolar AS.

    Penggunaan mata uang lain selain dolar, kata Mari Elka, merupakan suatu perkembangan dalam keuangan internasional yang pasti akan terjadi. Namun di sisi lain, dolar masih dominan untuk digunakan dalam transaksi dagang, maupun sebagai aset.

    “Jadi sebetulnya selama ini belum ada yang protes ya bahwa kita melakukan itu. Dan saya rasa itu suatu perkembangan dalam dunia keuangan internasional yang memang akan terjadi lambat laun,” imbuhnya.