Mayor Teddy-Menlu Sugiono Nyanyikan “Kuch Kuch Hota Hai” di Istana Presiden India
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan sejumlah asisten pribadi Presiden Prabowo unjuk gigi kemampuan bernyanyi lagu India di
Istana Rashtrapati Bhavan
, New Delhi, India, Sabtu (25/1/2025) malam.
Momen tersebut terjadi saat mereka mendampingi
Presiden Prabowo Subianto
menghadiri undangan jamuan makan malam dari Presiden India, Droupadi Murmu.
Di sela-sela pertemuan pemimpin kedua negara tersebut, Sugiono, Teddy, dan beberapa delegasinya menyanyikan salah satu lagu Bollywood yang terkenal, yakni “
Kuch Kuch Hota Hai
”.
Dalam video dokumentasi Sekretariat Presiden RI, para delegasi Indonesia tampak asyik bernyanyi dan berjoget, seraya menghibur para tamu yang hadir dalam jamuan makan malam.
Penampilan tersebut disambut tepuk tangan para pejabat negara India dan juga perwakilan Indonesia yang mendampingi lawatan Presiden Prabowo.
Mengutip siaran pers Sekretariat Presiden RI, pertunjukan hiburan yang ditampilkan para delegasi itu disebut mendapatkan apresiasi dari pemerintah India dan memberikan kesan tersendiri bagi hubungan Indonesia dan India.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke India sejak Sabtu (25/1/2025).
Pada hari pertama lawatannya, Prabowo mengikuti sejumlah agenda penting, termasuk upacara kenegaraan dan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Salah satu agenda utama dalam lawatan kali ini adalah pertemuan bilateral antara Prabowo dan PM Modi di Hyderabad House, yang membahas berbagai isu strategis, seperti peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, energi, keamanan, serta pengembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan.
Selain itu, Presiden juga menghadiri jamuan santap malam kenegaraan yang digelar di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan, pada Sabtu (25/1/2025) malam.
Pada Minggu (26/1/2025), Prabowo menyaksikan parade perayaan Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi.
Dalam perayaan kenegaraan Republik India tersebut, Prabowo diundang sebagai tamu utama atau chief guest.
Ia tiba di lokasi dengan diantar menggunakan kereta kuda bersama dengan Presiden Murmu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: India
-
/data/photo/2025/01/26/679619e799f4b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mayor Teddy-Menlu Sugiono Nyanyikan “Kuch Kuch Hota Hai” di Istana Presiden India Nasional 26 Januari 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5109770/original/015383100_1737881958-Screenshot_20250126-114826_Chrome.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ikuti Jejak Soekarno jadi Tamu Utama Hari Republik India, Prabowo: Ini Sungguh Kehormatan Besar – Page 3
Prabowo pun mendoakan agar India senantiasa damai dan makmur. Dia juga menegaskan komitmen untuk mempercepat kerja sama strategis antara Indonesia dan India di berbagai bidang termasuk kesehatan, farmasi, pendidikan, keamanan maritim, dan teknologi digital.
“Saya mendoakan kemakmuran, kedamaian, dan kebesaran bagi rakyat India di tahun-tahun mendatang. Saya ingin Indonesia dan India terus menjadi mitra dan sahabat dekat,” ujar Prabowo.
Dalam sambutannya, Droupadi menegaskan pentingnya hubungan bilateral antara Indonesia dan India yang telah berlangsung selama 75 tahun.
“Indonesia adalah sahabat terbaik kami. Kita berbagi visi yang sama sebagai populasi maritim dan mitra di kawasan Indo-Pasifik,” ujarnya.
Dia juga berterima kasih kepada Presiden karena telah menerima undangan untuk menghadiri perayaan Hari Republik India sebagai Tamu Kehormatan.
Droupadi mengenang bahwa 75 tahun yang lalu, Presiden Sukarno menjadi Tamu Kehormatan pada Hari Republik pertama India pada tahun 1950.
“Hal ini merupakan cerminan dari hubungan yang telah lama terjalin dan tradisi demokrasi yang kuat antara India dan Indonesia,” demikian tertulis di akun resmi X Presiden India, @rashtrapatibhvn.
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
-
Prabowo Kunjungi Parlemen India, Pererat Hubungan Diplomatik dan Budaya – Page 3
Presiden Prabowo Subianto menghadiri parade perayaan Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi sebagai Tamu Utama atau Chief Guest. Parade tersebut digelar hari ini, Minggu (26/1/2025).
Kepala negara Indonesia itu bergerak ke lokasi dengan menaiki kereta kuda. Prabowo tampak duduk disamping Presiden India Droupadi Murmu pada sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat.
Prabowo turut menyapa Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dan para pejabat tinggi India yang hadir. Setelahnya, dia naik ke saluting base atau podium kehormatan disusul kumandang lagu kebangsaan India dan diiringi dengan 21 dentuman meriam.
Parade itu diketahui sudah digelar sejak pagi. Dari atas podium, Prabowo yang mengenakan beskap abu-abu dan peci hitam menerima salam hormat dari kontingen-kontingen defile.
Tidak lama kemudian, marching band dari Akademi Militer (Akmil) Indonesia, Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL), dan kontingen barisan TNI tampil memamerkan keunggulannya diiringi lagu Maju Tak Gentar.
Adapun penampilan kontingen barisan dan GSCL tersebut menjadi simbol kuat persatuan nasional Indonesia, kecakapan militer, dan komitmen teguh untuk menjaga kedaulatan bangsa. Forması kontingen mencakup personel dari semua angkatan bersenjata, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Saat kontingen dari Indonesia yang terdiri dari 352 personel itu melintas, Prabowo langsung berdiri dan memberikan salam hormat. Terlebih, ini menjadi yang pertama kali kontingen Indonesia menjadi bagian dalam parade hari nasional di luar negeri.
-

Prabowo ke India, Indonesia Sepakati Kerjasama Kebut Transformasi Digital
Jakarta –
Indonesia dan India meresmikan aliansi strategis di bidang digital yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Komunikasi dan Digital RI dan Kementerian Elektronik serta Teknologi Informasi India.
Kesepakatan ini menjadi bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto dalam peringatan Hari Republik India ke-76.
Pertukaran MoU dilakukan oleh Menkomdigi Meutya Hafid dengan Menlu India S Jaishankar dihadapan Presiden RI Prabowo Subianto dan PM India Narendra Modi. MoU ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
“Langkah strategis yang mempertemukan dua kekuatan digital Asia untuk menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak nyata bagi masyarakat luas,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (26/1/2025).
Kesepakatan tersebut mencakup pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT), pembangunan infrastruktur digital publik seperti identitas digital, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia di sektor teknologi informasi.
“Kolaborasi ini lebih dari sekadar kerja sama teknologi. Ini adalah upaya bersama untuk menghubungkan manusia, melampaui batas geografis, dan mendorong inovasi yang berpusat pada kebutuhan masyarakat,” ungkap Meutya.
Untuk memastikan keberhasilan implementasi MoU, kedua negara membentuk Kelompok Kerja Bersama yang akan memantau progres, mengatasi tantangan, dan merumuskan solusi inovatif. Kelompok ini akan bertemu secara rutin untuk memastikan kerja sama berjalan efektif dan sesuai target.
Meutya juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Kemitraan ini adalah kunci untuk menjawab tantangan global sekaligus membuka peluang baru bagi generasi mendatang,” Meutya menambahkan.
Melalui MoU ini, Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam transformasi digital global. India, sebagai mitra strategis, juga menunjukkan komitmennya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman demi menciptakan ekosistem digital yang solid dan berpengaruh.
Kerja sama ini menjadi simbol bahwa transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia dan mewujudkan masa depan yang lebih baik bersama. Ini juga menandakan Indonesia dan India berkomitmen untuk menjadi pilar utama dalam kemajuan digital Asia dan dunia.
(agt/agt)
-

CEO GoTo Jadi ‘Kapten’ Perusahaan Tech RI di Forum Ini
Jakarta, CNBC Indonesia – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), menjadi perwakilan perusahaan nasional untuk berdialog dan bertukar gagasan pada acara Indonesia-India Business Forum (CEO Forum) yang diselenggarakan di New Delhi, India, pada 25 Januari 2025.
Dalam forum tersebut, CEO GoTo Patrick Walujo memimpin sektor teknologi. “Saya bangga dapat mewakili industri teknologi tanah air untuk berdiskusi di platform dialog tingkat tinggi antara pemimpin bisnis dari kedua negara ini dan menyampaikan rekomendasi agar sektor digital dapat mendukung pertumbuhan Indonesia dan India,” kata Direktur Utama GoTo, Patrick Walujo dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (26/1/2025).
Di sektor teknologi, diskusi dalam forum ini akan fokus pada pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), penguatan ekonomi digital dan solusi fintech yang inovatif. GoTo, dengan pengalamannya di bidang teknologi digital dan finansial, diharapkan menjadi katalisator dalam membangun kolaborasi antara Indonesia dan India.
“Ke depannya, (GoTo) akan meningkatkan investasi dalam produk dan sistem mutakhir, termasuk kecerdasan buatan. Salah satu inisiatif unggulan kami di bidang ini adalah Sahabat-AI, sebuah Large Language Model (LLM) open-source berbahasa Indonesia,” tambah Patrick.
Selain Patrick Walujo, hadir pula beberapa CEO dan pengusaha ternama Indonesia di antaranya Ketua Dewan Penasihat Kadin Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum Kadin Anindya N Bakrie, Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri, dan CEO Indosat Ooredoo Vikram Sinha.
Gelaran dialog internasional para pengusaha itu adalah hasil kerja sama antara Kadin dengan para pengusaha India anggota dari Confederation of Indian Industry (CII), sebagai rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto ke India. Setidaknya Kadin mengutus 100 orang pengusaha Indonesia dalam forum tersebut.
Pada tahun ini, CEO Forum menyoroti lima industri utama: teknologi, pangan dan pertanian, manufaktur, perawatan kesehatan dan farmasi, serta transisi energi. Perusahaan yang mewakili industri-industri ini termasuk Bukaka Teknik Utama, PLN, Indosat Ooredoo, dan Pertamina.
Forum ini merupakan langkah lanjutan dari India-Indonesia CEO Forum kedua yang diadakan pada 2018, saat PM India Narendra Modi mengunjungi Jakarta dan bertemu dengan Republik Indonesia ketujuh, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam keterangan resmi Setneg, kedatangan Presiden Prabowo di New Delhi, pada Kamis malam, 23 Januari 2025, pun disambut antusias oleh para mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di berbagai universitas di kota tersebut. Di India, Kepala Negara diagendakan menghadiri Upacara Perayaan Hari Republik India Tahun 2025 sebagai chief guest.
Perayaan Hari Republik India dimulai pada tahun 1950 dengan Presiden Soekarno sebagai chief guest pertama. Selain menghadiri perayaan itu, Presiden Prabowo juga direncanakan menerima upacara penyambutan dari Presiden India, Droupadi Murmu di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan. Setelahnya, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan bilateral bersama PM Narendra Modi di Hyderabad House.
Dari India, Presiden Prabowo juga direncanakan menuju Malaysia untuk melakukan kunjungan kenegaraan sekaligus pertemuan bilateral dengan Yang di-Pertuan Agong Malaysia Sultan Ibrahim. Di samping itu, Presiden Prabowo juga akan melakukan pertemuan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim.
(bul/bul)
-

Momen Prabowo Naik Kereta Kuda Hadiri HUT Ke-76 India, Lagu Maju Tak Gentar Menggema
Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menaiki kereta kuda saat mendampingi Presiden India Droupadi Murmu dari Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan menuju India Gate, lokasi parade perayaan HUT ke-76 Republik India di New Delhi, Minggu (26/1/2025).
Melalui siaran langsung dari akun resmi YouTube Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Prabowo tampak mengenakan busana adat berwarna abu-abu yang disertai songket bernuansa emas dan ungu.
Sementara itu, Presiden Murmu mengenakan busana nasional India berwarna putih gading dan merah dihiasi kain sari berwarna senada.
Dikutip dari Antara, dalam kereta kuda, Presiden Prabowo yang tampil dengan kacamata hitam duduk berdampingan dengan Murmu serta dua anggota pengamanan presiden di depan keduanya.
Perdana Menteri Narendra Modi tiba lebih dahulu di lokasi parade dengan mengenakan kemeja cokelat dan hiasan kepala tradisional India berwarna merah dan kuning.
Sebelum rangkaian parade berlangsung, tentara berkuda untuk keamanan presiden berjalan beriringan menyusuri Kartavvya Path.
Acara dimulai dengan barisan helikopter membawa bendera nasional India melewati Monumen Nasional India Gate atau Gerbang India yang juga dijuluki sebagai Tugu Peringatan Perang Seluruh India.
Sebelum Kontingen Patriot Indonesia memasuki jalur parade, tampak pasukan pembuka yang mengenakan pakaian adat India bernuansa merah dan kuning sambil menabuh gendang, serta diikuti pasukan veteran.
Pasukan drumband dari Kontingen Patriot Indonesia tampak berada di urutan terdepan dalam defile itu. Saat pasukan drumband memasuki jalur parade, Presiden Prabowo langsung berdiri dari tempat duduknya sambil memberikan hormat.
Lagu nasional Maju Tak Gentar dimainkan oleh jajaran taruna, yang tergabung dalam grup drum band Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) Akmil.
Presiden Prabowo pun tersenyum terpukau saat menyaksikan lebih dari 352 personel Kontingen Patriot Indonesia berparade.
Adapun Kontingen Patriot Indonesia terdiri atas 189 taruna Akademi Militer, 152 prajurit TNI, dan satu komandan perwira tinggi TNI.
-

Prabowo naik kereta kuda saksikan Kontingen Patriot RI parade di India
Presiden RI Prabowo Subianto menaiki kereta kuda saat mendampingi Presiden India Droupadi Murmu dari Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan menuju India Gate, untuk menyaksikan parade Peringatan Ke-76 Hari Republik India di New Delhi, India, Minggu (26/1/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Prabowo naik kereta kuda saksikan Kontingen Patriot RI parade di India
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Minggu, 26 Januari 2025 – 14:55 WIBElshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto menaiki kereta kuda saat mendampingi Presiden India Droupadi Murmu dari Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan menuju India Gate, lokasi berlangsungnya parade Peringatan Ke-76 Hari Republik India di New Delhi, India, Minggu.
Melalui siaran langsung dari akun resmi YouTube Perdana Menteri Narendra Modi yang disaksikan di Jakarta, Minggu, Presiden Prabowo tampak mengenakan busana adat berwarna abu-abu yang disertai songket bernuansa emas dan ungu. Sementara itu, Presiden Murmu mengenakan busana nasional India berwarna putih gading dan merah dihiasi kain sari berwarna senada.
Dalam kereta kuda itu, Presiden Prabowo yang tampil dengan kacamata hitam duduk berdampingan Presiden Murmu serta dua anggota pengamanan Presiden di hadapan keduanya.
Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi tiba lebih dahulu di lokasi parade dengan mengenakan kemeja cokelat dan hiasan kepala tradisional India berwarna merah dan kuning.
Sebelum rangkaian parade berlangsung, tentara berkuda untuk keamanan Presiden berjalan beriringan menyusuri Kartavvya Path.Acara dimulai dengan barisan helikopter membawa bendera nasional India melewati Monumen Nasional India Gate atau Gerbang India yang juga dijuluki sebagai Tugu Peringatan Perang Seluruh India. Sebelum Kontingen Patriot Indonesia memasuki jalur parade, tampak pasukan pembuka yang mengenakan pakaian adat India bernuansa merah dan kuning sambil menabuh gendang, serta diikuti pasukan veteran.
Pasukan drumband dari Kontingen Patriot Indonesia tampak berada di urutan terdepan dalam defile itu. Saat pasukan drumband memasuki jalur parade, Presiden Prabowo langsung berdiri dari tempat duduknya sambil memberikan hormat. Lagu nasional Maju Tak Gentar dimainkan oleh jajaran taruna, yang tergabung dalam grup drum band Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL) Akmil.
Presiden Prabowo pun tersenyum terpukau saat menyaksikan lebih dari 352 personel Kontingen Patriot Indonesia berparade. Adapun Kontingen Patriot Indonesia terdiri atas 189 taruna Akademi Militer, 152 prajurit TNI, dan satu komandan perwira tinggi TNI.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/01/26/6795d4caac403.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dampingi Presiden ke India, Menkomdigi Jalin Kemitraan di Bidang Pengembangan Digital Nasional 26 Januari 2025
Dampingi Presiden ke India, Menkomdigi Jalin Kemitraan di Bidang Pengembangan Digital
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Komunikasi dan Digital (
Menkomdigi
)
Meutya Hafid
mendampingi Presiden Indonesia Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke India untuk memperingati Hari Republik India ke-76 pada 24-26 Januari 2025.
Dalam lawatan tersebut, Meutya menandatangani perjanjian kemitraan atau memorandum of understanding (MoU) dalam bidang pengembangan digital dengan Menteri Elektronik dan Teknologi Informasi India Jitin Prasada.
Meutya mengatakan, MoU tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral di sektor digital antara kedua negara.
“Kemitraan tersebut menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem digital di kedua negara, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusia,” ujar Meutya dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (26/1/2025).
Meutya menjelaskan, MoU tersebut menghasilkan kesepakatan di bidang pengembangan teknologi baru, termasuk kecerdasan artifisial (AI),
internet of things
(IoT), serta infrastruktur
digital public
, seperti identitas digital.
Selain itu, kedua negara itu juga berkolaborasi ekosistem digital business-to-business (B2B) dan pengembangan keterampilan teknologi informasi (TI).
“Melalui MoU tersebut, kami berharap dapat menciptakan sinergi antara Indonesia dan India dalam mempercepat transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.
Dalam pertemuan tersebut, Meutya juga menekankan pentingnya kemitraan lintas negara untuk memperkuat inovasi teknologi.
“Kami perlu membangun kolaborasi yang tidak hanya menguntungkan pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta dan masyarakat luas,” kata Meutya.
Indonesia dan India bersepakat membentuk Kelompok Kerja Bersama yang akan memastikan implementasi kemitraan itu berjalan sesuai rencana. Kelompok ini akan bertemu secara berkala untuk mengevaluasi kemajuan program dan membahas solusi atas hambatan yang mungkin muncul.
Melalui kemitraan tersebut, kedua negara berharap dapat saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi dalam menghadapi tantangan transformasi digital global.
“Kami yakin, kemitraan tersebut akan membawa dampak signifikan dalam menciptakan masa depan digital yang lebih baik bagi kedua negara,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/01/26/6795e6ad6b69c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Saksikan Parade Hari Republik India Naik Kereta Kuda Nasional 26 Januari 2025
Prabowo Saksikan Parade Hari Republik India Naik Kereta Kuda
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden
Prabowo Subianto
hadir dalam parade perayaan
Hari Republik India
ke-76 di Kartavya Path, New Delhi pada Minggu (26/1/2025).
Dalam perayaan kenegaraan Republik India tersebut, Prabowo diundang sebagai tamu utama atau chief guest. Ia tiba di lokasi dengan diantar menggunakan
kereta kuda
.
Prabowo, yang mengenakan beskap abu-abu, kacamata hitam, dan peci hitam, terlihat duduk di kursi kereta kuda bersama
Presiden India
Droupadi Murmu.
Sesampainya di lokasi, Prabowo langsung menyapa sejumlah petinggi negara India, termasuk Perdana Menteri Narendra Modi.
Kemudian, ia naik ke podium kehormatan saluting base, disambut dengan lagu kebangsaan India dan dentuman meriam sebagai tanda penghormatan.
Prabowo selanjutnya menerima salam hormat dari kontingen defile TNI AD, TNI AL, dan TNI AU yang telah berbaris rapi di lokasi.
Acara berlanjut dengan penampilan marching band dari Akademi Militer (Akmil) Indonesia, Genderang Suling Canka Lokananta (GSCL), dan kontingen barisan TNI yang membawakan lagu nasional “Maju Tak Gentar”.
Saat parade pasukan lewat, Prabowo kembali berdiri dari kursinya dan memberikan hormat kepada kontingen Indonesia yang berpartisipasi.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke India sejak Sabtu (25/1/2025).
Pada hari pertama lawatannya, Prabowo mengikuti sejumlah agenda penting, termasuk upacara kenegaraan dan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi.
Salah satu agenda utama dalam lawatan kali ini adalah pertemuan bilateral antara Prabowo dan PM Modi di Hyderabad House, yang membahas berbagai isu strategis, seperti peningkatan kerja sama di sektor perdagangan, investasi, pariwisata, energi, keamanan, serta pengembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan.
Pada hari sebelumnya, Presiden juga menghadiri jamuan santap malam kenegaraan yang digelar di Istana Kepresidenan India, Rashtrapati Bhavan, pada Sabtu (25/1/2025) malam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Ekspor China Kian Banjiri Asia Tenggara Termasuk Indonesia, Apa Dampaknya? – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Ekspor produk barang dari China semakin membanjiri negara-negara Asia Tenggara berdasarkan data statistik terbaru.
Para pengamat mengatakan China memang menggencarkan ekspor ke Asia Tenggara termasuk Indonesia karena dua hal utama.
Pertama karena produk barang China semakin hilang pamor di Barat akibat ketegangan geopolitik.
Dan kedua diperparah dengan kepemimpinan kedua Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.
Membanjirnya ekspor China ke Asia Tenggarabisa jadi merupakan keuntungan atau tantangan.
Apa yang Harus Dilakukan?
Para pengamat mengatakan negara-negara ASEAN perlu mengembangkan strategi yang terkoordinasi untuk menyeimbangkan antara menyelamatkan perekonomian dalam negeri dan hubungan politik dengan China.
Pasalnya, di satu sisi konsumen Asia tenggara diuntungkan dengan keragaman produk dan keterjangkauan harga dari produk-produk China.
Namun di sisi lain, industri lokal terancam dengan persaingan yang terus meningkat.
“Demi menandingi harga-harga murah (produk China), para pengusaha dalam negeri berkurang keuntungannya, menutup pabrik dan banyak yang kehilangan pekerjaan,” kata Doris Liew, ekonom dan asisten manajer penelitian di lembaga pemikir Malaysia, Institute for Democracy and Economic Affairs (IDEAS).
“Asia Tenggara sedang bergulat dengan efek riak dari melimpahnya ekspor Tiongkok, sebuah tantangan yang dihadapi hingga ke luar kawasan ini.”
Negara-negara Asia Tenggara kemudian mengambil langkah menghadapi serbuan ekspor China, salah satunya dengan kebijakan anti-dumping.
Namun menurut pengamat, keberhasilan upaya tersebut akan tergantung dari apakah negara-negara Asia Tenggara dapat bekerja sama mengatasinya.
“Faktanya, konsekuensinya sangat berbeda di masing-masing industri …. antar kawasan atau bahkan antar industri hasilnya berbeda,” kata Diana Choyleva, ekonomi dari lembaga Enodo Economics kepada CNA.
Genjot Mesin Ekspor
China menggenjot mesin ekspor di semua lini di tengah melemahnya perekonomian akibat terpuruknya sektor properti dan merosotnya permintaan dalam negeri. Saat ini, ekspor China mencakup 20 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka.
Ekspor China pada 2024 tumbuh 7,1 persen menjadi 25,45 triliun yuan (US$3,47 triliun), untuk pertama kalinya melampaui 25 triliun yuan, menurut data bea cukai China yang dirilis pada 13 Januari lalu.
“China mengukuhkan posisinya sebagai negara perdagangan terbesar di dunia,” ujar Wang Lingjun, wakil kepala Administrasi Umum Bea Cukai, dalam sebuah konferensi pers hari Senin.
Overproduksi oleh para manufaktur China, ditambah dengan tantangan perekonomian dalam negeri, telah menyebabkan surplus produk, mulai dari barang murah hingga mewah, kata Liew.
China terus mengirimkan barang-barang murah seperti tekstil dan pakaian ke berbagai negara, sembari meningkatkan produksi barang-barang bernilai tinggi. Nilai ekspor barang andalan China yang disebut “trio baru”, yaitu kendaraan listrik, baterai lithium dan panel surya mencapai 1 triliun yuan tahun lalu, meningkat hingga 900 persen dibanding satu dekade sebelumnya.
“Untuk mengurangi kelebihan pasokan, manufaktur China mengekspor produk-produk mereka – yang seringkali harganya di bawah ongkos produksi – sehingga mengganggu pasar global,” kata Liew kepada CNA, menambahkan bahwa kebijakan industri China turut menyumbang dalam strategi ini.
Akibat Ketegangan China dengan Barat
Para pengamat mengatakan, produk-produk ini semakin banyak yang masuk ke Asia Tenggara akibat ketegangan antara China dan Barat.
Konflik geopolitik ini menyebabkan barang-barang produksi China sulit masuk Amerika Serikat akibat tarif tinggi.
“Hubungan perdagangan yang semakin retak antara AS dan China juga dapat meningkatkan ketegangan perdagangan di Asia. Dengan berkurangnya permintaan dari AS dan Eropa, China telah beralih ke pasar Asia,” kata Priyanka Kishore, direktur dan ekonom utama di Asia Decoded, kepada CNA.
Pengiriman dari China ke negara-negara anggota ASEAN melonjak 18,9 persen pada Desember lalu dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, berdasarkan data bea cukai China yang dirilis pekan lalu.
Secara keseluruhan, ekspor China pada Desember naik 10,7 persen dibanding periode sebelumnya.
Kinerja yang kuat ini sebagian didorong oleh eksportir China yang bergegas mengirimkan produk ke luar negeri untuk mengantisipasi ancaman tarif dari presiden terpilih AS Donald Trump, kata para pengamat.
Pengiriman China ke AS juga melonjak 15,6 persen pada Desember dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Percepatan perdagangan menjadi lebih terlihat pada Desember sebagai akibat dari efek Tahun Baru Imlek dan pelantikan Donald Trump,” kata Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit, seperti dikutip Reuters.
ASEAN adalah ekonomi terbesar ketiga di Asia. Ditambah dengan perjanjian perdagangan bebas dengan ASEAN, China semakin leluasa mengekspor produk mereka ke kawasan ini.
Proporsi ekspor Tiongkok ke negara-negara anggota ASEAN telah meningkat dari 6,9 persen pada awal abad ini menjadi sekitar 16 persen saat ini.
Data bea cukai China menunjukkan bahwa ASEAN muncul sebagai pasar ekspor terbesar Tiongkok pada tahun 2023, dengan nilai tahunan mencapai US$523,7 miliar.
Dampaknya Untung atau Buntung?
Bertambahnya produk asal China ke Asia Tenggara telah menguntungkan para konsumen.
Produk-produk China biasanya lebih murah jika dibandingkan dengan produk serupa di ASEAN, sehingga konsumen – terutama dari kalangan menengah ke bawah – punya pilihan barang dengan harga lebih terjangkau.
Produk berteknologi tinggi asal China seperti kendaraan listrik kini juga dianggap memberikan kualitas yang baik dengan harga lebih murah, mematahkan persepsi masa lalu soal barang made-in-China yang berkualitas buruk.
Namun derasnya aliran barang dari China juga merugikan para pengusaha lokal dan merugikan masyarakat. Pasalnya, produsen di dalam negeri tidak mampu bersaing dengan barang China yang jauh lebih murah.
Persaingan yang tidak seimbang ini berisiko menurunkan kapasitas produksi di negara-negara ASEAN, kata Liew dari IDEAS.
Industri yang Terdampak di Indonesia
Industri yang paling terdampak di Indonesia adalah tekstil dan keramik, kata Muhammad Zulfikar, direktur China-Indonesia di lembaga penelitian Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Jakarta.
“Masuknya barang-barang China ke Indonesia menghancurkan bisnis-bisnis lokal,” katanya kepada CNA.
Tahun lalu, industri tekstil, garmen, dan alas kaki di Indonesia tutup pabrik, membuat lebih dari 50.000 orang kehilangan pekerjaan.
Sementara itu, 2.000 pabrik di Thailand tutup antara Juli 2023 dan Juni 2024, dengan 50.000 orang yang jadi menganggur.
Fenomena ini telah mengguncang sektor manufaktur Thailand yang menyumbang hampir seperempat dari PDB negara tersebut.
“Lonjakan impor China yang murah telah memicu protes di banyak negara ASEAN dan penolakan secara verbal dari pemerintah,” kata Kishore.
“Karena lingkungan perdagangan yang tidak bersahabat di Barat, China kemungkinan akan mengarahkan lebih banyak kelebihan pasokannya ke negara-negara tetangganya, yang akan berpotensi menyebabkan lebih banyak gesekan di sektor perdagangan.”
Sejumlah negara Asia Tenggara telah mengambil tindakan.
Vietnam meluncurkan penyelidikan anti-dumping pada bulan Agustus 2024 terhadap baja canai panas dari China dan India.
Negara ini juga memperpanjang masa penerapan bea masuk untuk produk aluminium dari China selama lima tahun lagi, dengan tarif pajak antara 2,85 persen hingga 35,58 persen.
Selain itu, Vietnam menangguhkan operasional raksasa e-commerce China, Temu, pada Desember 2024 setelah melewatkan tenggat waktu yang ditetapkan pemerintah untuk mendaftarkan perusahaan tersebut.
Langkah ini diambil setelah pemerintah Vietnam menyuarakan kekhawatiran tentang keaslian produk Temu yang harganya sangat murah dan dampaknya terhadap produsen Vietnam.
Sementara itu, Thailand telah mengidentifikasi 58 produk, termasuk baja dan furnitur, sebagai target bea masuk anti-subsidisasi, dan mengusulkan pengenaan tarif 30,9 persen untuk baja canai panas China.
Untuk mengelola impor berbiaya rendah, Thailand juga menerapkan pajak pertambahan nilai sebesar 7 persen untuk barang-barang di bawah 1.500 baht pada Juli 2024.
Pada Desember 2024, langkah ini telah menyebabkan penurunan 20 persen impor barang murah yang sebagian besarnya dari China.
Di Indonesia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Juli 2024 mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan penerapan bea masuk hingga 200 persen untuk berbagai impor dari China, seperti tekstil, keramik, dan barang-barang lainnya, demi melindungi industri dalam negerinya.’
Ambil Pendekatan Lain
Menurut para pengamat, berbagai langkah ini tidak akan sampai menyebabkan konfrontasi ekonomi yang besar antara China dan negara-negara Asia Tenggara.
Kishore menyoroti bahwa China adalah pemasok utama barang-barang penting seperti mesin dan bahan kimia ke negara-negara ASEAN.
“Mengenakan pajak yang besar untuk barang-barang ini hanya akan merugikan produsen dalam negeri,” katanya.
“Akan lebih baik bagi kepentingan ASEAN untuk mengambil pendekatan yang seimbang dan menyelesaikan masalah melalui dialog dengan China daripada melakukan pembalasan perdagangan.”
Senada, Choyleva dari Enodo Economics mencatat bahwa Asia Tenggara adalah “wilayah sasaran” bagi ekspor China karena faktor-faktor seperti kedekatan geografis, “infrastruktur yang layak”, serta basis industri yang ada. Berbagai kondisi tersebut memudahkan perusahaan-perusahaan asal China untuk memindahkan barang jadi mereka ke Asia Tenggara.
“Sebagian besar aktivitas ini (ekspor China ke Asia Tenggara) bukanlah bagian dari strategi terkoordinasi oleh Beijing… tetapi lebih merupakan inisiatif dari perusahaan-perusahaan individu, seringkali swasta, yang ingin mencari pasar untuk produksi mereka sendiri,” ujarnya kepada CNA.
Para pejabat China belum secara langsung menanggapi laporan-laporan tentang kelebihan ekspor di Asia Tenggara. Namun, Beijing secara konsisten membantah tuduhan-tuduhan tentang kelebihan kapasitas industri, terutama di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, baterai lithium, dan panel surya.
Mereka berargumen bahwa klaim-klaim tersebut tidak berdasar dan hanya menjadi dalih untuk proteksionisme ekonomi demi menekan perkembangan industri China.
Mengandalkan Respons Regional
Untuk mengatasi dampak buruk gelombang ekspor China yang terus meningkat, para pengamat mengatakan hal itu membutuhkan respons kolektif negara-negara anggota ASEAN.
“(Kondisi ekonomi di kawasan) kemungkinan akan terus membujuk perusahaan-perusahaan China agar berinvestasi lebih banyak dalam perekonomian mereka dan membatasi ekspor,” kata Kishore, sambil memberikan catatan bahwa upaya ini akan sangat terasa di industri seperti manufaktur kendaraan listrik yang dapat membantu meningkatkan kemampuan teknologi ASEAN.
Menurut Liew dari IDEAS, kecil kemungkinannya Asia Tenggara akan menjadi “tempat pembuangan” untuk kelebihan produksi China.
Pasalnya, kata dia, meski populasi Asia Tenggara cukup besar, yaitu 675 juta jiwa, namun mereka tidak memiliki daya beli yang cukup untuk menyerap kelebihan barang dalam jumlah besar. Selain itu, “kontrol anti-dumping secara berkala” membantu menjaga distorsi pasar.
Jika dikelola dengan hati-hati, integrasi ekonomi yang lebih dalam dengan China malah akan membawa manfaat infrastruktur, teknologi canggih dan penciptaan lapangan kerja, kata Choyleva dari Enodo Economics.
Meskipun begitu, dampaknya kemungkinan akan “sangat tidak merata” karena negara-negara ASEAN memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda, ujar Choyleva.
Negara-negara ASEAN juga belum kompak dalam merespons China, tambah Choyleva.
Misalnya Thailand, kata dia, pernah bernegosiasi untuk akses bebas tarif bagi masuknya mobil listrik China sebelum perang harga terjadi dan melemahkan produsen lokal.
“Perbedaan pandangan politik antara negara anggota ASEAN juga akan menghambat koordinasi,” kata dia.
Liew dari IDEAS percaya bahwa diperlukan respons regional yang lebih terkoordinasi dan proaktif.
“Para pembuat kebijakan harus fokus pada penguatan industri dalam negeri melalui inovasi dan investasi, sembari menerapkan kebijakan perdagangan yang tepat sasaran untuk mempertahankan tingkat persaingan yang adil,” katanya.
“Kemampuan Asia Tenggara untuk beradaptasi, akan menentukan apakah kawasan ini akan muncul sebagai korban dari kelebihan pasokan global atau menjadi pemain yang tangguh di pasar global.”
Sumber: Channel News Asia