Negara: India

  • Donald Trump Desak Apple Produksi iPhone di AS, Tapi Bisakah Terwujud? – Page 3

    Donald Trump Desak Apple Produksi iPhone di AS, Tapi Bisakah Terwujud? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump, sangat yakin Apple mampu merakit iPhone dan perangkat elektronik milik mereka langsung di tanah AS.

    Pernyataan ini disampaikan melalui juru bicara Presiden Donald Trump, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers, Selasa (8/4/2025).

    Saat ditanya apakah produksi iPhone bisa dialihkan ke dalam negeri, Leavitt menjawab, “tentu saja, dia yakin kita punya tenaga kerja dan sumber daya untuk melakukannya.”

    Pernyataan Leavitt ini merujuk pada investasi raksasa teknologi berbasis di Cupertino sebesar USD 500 miliar di AS pada awal tahun ini.

    “Jika mereka [Apple] tidak mengganggap Amerika Serikat dapat melakukannya, mereka mungkin tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu,” katanya, dikutip dari MacRumors, Rabu (9/4/2025).

    Presiden Trump berencana menerapkan tarif tinggi terhadap produk impor dari pada Cina, Vietnam, Thailand, India, Uni Eropa, dan negara-negara lainnya mulai 9 April.

    Donald Trump mengklaim, jika perusahaan seperti Apple tidak ingin membayar tarif, mereka harus memproduksi iPhone hingga perangkat mereka di Amerika Serikat.

    Mengapa Produksi iPhone di AS Sangat Sulit?

    Beberapa analis mengatakan kendala terbesar bukan hanya soal biaya, tetapi ketersediaan tenaga kerja terampil dalam jumlah masif.

    Steve Jobs, pendiri Apple, pernah menjelaskan kepada Presiden Barack Obama menyaingi rantai pasokan dan tenaga kerja Apple di Cina butuh sekitar 700.000 pekerja–sesuatu hampir mustahil disediakan oleh industri AS.

    CEO Apple saat ini, Tim Cook, juga pernah menegaskan dalam Fortune Global Forum 2017, keunggulan Cina bukan semata karena tenaga kerja murah.

    “Keterampilan dan presisi kami butuhkan sangat tinggi. China punya ribuan teknisi alat, sementara di AS sulit untuk memenuhi satu ruangan,” katanya.

  • Menyikapi Perang Tarif Trump

    Menyikapi Perang Tarif Trump

    Jakarta

    Pada 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor baru yang signifikan terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini menetapkan tarif sebesar 10% untuk semua barang impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi bagi beberapa negara tertentu.

    Indonesia, sebagai salah satu mitra dagang AS, dikenakan tarif tambahan sebesar 32%. Langkah ini diambil dengan alasan untuk melindungi industri domestik AS dan mengurangi defisit perdagangan.

    Di balik tujuan untuk melindungi industri dalam negeri Amerika, ada efek domino yang bisa sampai ke kantong dan dapur masyarakat Indonesia. Apa sebenarnya yang sedang terjadi, dan bagaimana kita bisa menyikapinya?

    Apa Itu Perang Tarif?

    Bayangkan Anda jualan sepatu ke luar negeri, lalu tiba-tiba negara tujuan pembeli Anda menambah biaya masuk barang dari Indonesia. Akibatnya, harga sepatu Anda jadi mahal di sana dan orang-orang mulai enggan beli. Inilah yang disebut perang tarif.

    Dengan kata lain, perang tarif adalah kondisi ketika negara saling menaikkan biaya untuk barang-barang yang mereka impor dari satu sama lain. Barang dari luar negeri jadi lebih mahal, agar produk lokal lebih dipilih konsumen. Tapi, ketika negara besar seperti AS melakukannya ke banyak negara sekaligus, gelombangnya bisa sangat luas. Ekspor Indonesia ke AS, misalnya, bisa langsung terpengaruh.

    Dampak Mulai Terasa

    Beberapa sektor industri akan mengalami penurunan pesanan. Misalnya, di sektor tekstil dan alas kaki—dua komoditas unggulan ekspor ke AS—permintaan akan berkurang. Beberapa pabrik diprediksi akan mengurangi jam kerja atau merumahkan karyawan secara bergilir.

    Tidak Langsung Tetapi Tetap Terasa

    Efek lain yang mungkin tidak langsung terlihat adalah membanjirnya barang-barang dari negara lain ke Indonesia. Ketika produk dari China dan Vietnam makin sulit masuk ke AS, mereka mencari pasar alternatif—salah satunya ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ini bisa membuat persaingan di pasar dalam negeri makin ketat, terutama bagi pelaku usaha kecil.

    Bukan hanya sektor perdagangan, dunia investasi juga mulai cemas. Data BKPM menunjukkan bahwa realisasi investasi asing turun 6,2% pada kuartal pertama 2025. Investor cenderung bersikap “wait and see”, menunggu apakah situasi ini membaik atau justru makin rumit.

    Kalau ini terus berlangsung, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melambat. Bank Dunia sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun dari 5,1% menjadi 4,5% di akhir 2025. Ini berarti lebih sedikit proyek, lebih sedikit lowongan kerja, dan lebih lambatnya perputaran uang di masyarakat.

    Bagaimana Menyikapinya?

    Pemerintah Indonesia menyadari bahwa ketegangan dagang global seperti ini perlu dihadapi dengan kepala dingin. Lewat diplomasi dagang dan kerja sama dengan negara-negara lain seperti India dan Uni Emirat Arab, Indonesia memperluas pasar ekspor agar tidak terlalu tergantung pada satu negara.

    Berbagai strategi juga sedang dijalankan, mulai dari dorongan untuk ekspor produk lokal, insentif bagi industri terdampak, hingga mempermudah akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah.

    Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk melakukan langkah strategis, perbaikan struktural, dan kebijakan deregulasi yaitu penyederhanaan regulasi dan penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan Non-Tariff Barrier, (4/4).

    Melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri, Indonesia juga menempuh jalur diplomatik di WTO dan juga memperkuat negosiasi bilateral melalui ASEAN-US Dialogue.

    Dalam situasi global yang berubah-ubah seperti sekarang, tidak ada satu jawaban tunggal. Tapi banyak hal baik tetap bisa dilakukan bersama.

    Kita bisa mulai dengan saling mendukung—terutama terhadap produk-produk lokal. Ketika kita membeli barang buatan dalam negeri, kita ikut membantu menjaga kelangsungan usaha, lapangan kerja, dan roda ekonomi.

    Dan, yang tak kalah penting, menjaga solidaritas. Banyak inisiatif lokal, koperasi digital, dan gerakan komunitas yang saling membantu dalam kondisi sulit. Di tengah ketidakpastian global, solidaritas dan gotong royong adalah kekuatan besar yang dimiliki masyarakat Indonesia.

    Perang tarif mungkin terdengar seperti isu besar di panggung dunia. Tapi ternyata, dampaknya bisa menyentuh hal-hal yang dekat dengan kita: harga barang, pekerjaan, dan keberlangsungan usaha kecil di lingkungan kita.

    Namun, krisis tidak selalu berarti akhir. Dalam setiap ketidakpastian, selalu ada ruang untuk tumbuh dan beradaptasi. Ketika pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat saling memahami peran masing-masing, jalan keluar akan lebih mudah ditemukan. Kekuatan terbesar Indonesia adalah pada ketangguhan masyarakatnya.

    Dalam dunia yang terus berubah, bukan kekuatan atau ukuran yang menentukan, melainkan kesiapan untuk beradaptasi. Di tengah tantangan global, justru solidaritas lokal menjadi cahaya penuntun. Dari langkah-langkah sederhana di lingkungan kita—mendukung produk dalam negeri, berbagi keterampilan, hingga saling menguatkan—kita sedang menanamkan benih ketahanan jangka panjang.

    Ketika dunia dalam ketidakpastian, Indonesia tetap bergerak. Bukan karena kita terbebas dari tantangan, melainkan karena kita memilih untuk tidak berhenti. Perubahan besar selalu berawal dari langkah-langkah kecil yang kita lakukan bersama.

    Steph Subanidja dosen Institut Perbanas

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Uni Eropa Perluas Pasar Akibat Tarif Impor AS, Produk Ini Mungkin Masuk ke Indonesia

    Uni Eropa Perluas Pasar Akibat Tarif Impor AS, Produk Ini Mungkin Masuk ke Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Akibat dampak tarif impor AS, Uni Eropa (UE) dikabarkan akan menjajaki kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara. Salah satunya dengan Indonesia.

    Selain dengan Indonesia, organisasi regional ini akan juga menjajaki kerja sama perdagangan dengan sejumlah negara mitra dagang baru. Mereka adalah India, Thailand, Filipina, dan negara-negara Teluk.

    Uni Eropa pun dikabarkan juga akan mengupayakan perjanjian perdagangan bebas dengan mitra dagang yang baru. Karenanya, tak ada hambatan termasuk adanya tarif dalam perdagangan.

    Komisaris EU, Maros Sefcovic untuk Keamanan Perdagangan dan Ekonomi, mengutarakan hubungan perdagangan dengan AS sangat tak baik. “Situasi perdagangan dengan AS, mitra terpenting kami, saat ini berada pada titik kritis,” ujarnya.

    Situasi buruk tersebut tak lain disebabkan kebijakan tarif impor AS terhadap produk Uni Eropa. Tarif yang ditetapkan oleh Trump sebesar 20 persen hingga 25 persen. Organisasi kawasan di Benua Eropa ini mencatatkan 13 persen dari total perdagangan dunia.

    Produk-produk Uni Eropa

    Sepuluh kategori produk terbesar yang diekspor Uni Eropa ke AS, dilansir dari Eurostat, mencakup aneka obat-obatan, peralatan kesehatan, kendaraan bermotor, alat berat, aneka mesin, produk organik, minyak mentah, alat ukur, dan minuman beralkohol.

    Seiring dengan penetapan tarif impor AS, harga komoditas tersebut akan lebih mahal di negara adidaya tersebut. Karenanya, bisa saja dijual ke beberapa mitra dagang baru. Termasuk juga Indonesia.

    Saat ini, Uni Eropa mengupayakan bernegosiasi dengan AS dengan mengajukan sejumlah tawaran strategis. Salah satunya tawaran kerja sama menghadapi tantangan yang sama, yaitu kebutuhan terhadap semikonduktor dan barang tambang.

    Akan tetapi, bila AS lama tak meresponsnya, kemungkinan akan mengambil tindakan membalas tarif tersebut. Maros Sefcovic menegaskan bahwa UE tak bisa menunggu terlalu lama.

    “EU tetap terbuka dan lebih memilih negosiasi, tetapi kami tak akan menunggu selamanya tanpa adanya kemajuan yang berarti,” ujarnya menegaskan. Tanggal 9 April menjadi hari pengambilan keputusan apalah UE akan melakukan pembalasan tarif impor AS.

    Bila disetujui oleh negara anggota, maka pembalasan akan diterapkan dua tahap, yaitu pada tanggal 15 April dan 15 Mei.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tarif Impor Trump Bisa Bikin Harga iPhone Apple Naik Tiga Kali Lipat!

    Tarif Impor Trump Bisa Bikin Harga iPhone Apple Naik Tiga Kali Lipat!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan tarif timbal balik atau reciprocal tariff yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berpotensi membuat harga iPhone naik hingga tiga kali lipat.

    Melansir Phone Arena, Rabu (9/4/2025) Apple sedang menghadapi dilema besar terkait potensi kenaikan harga iPhone di pasar AS. 

    Menurut laporan dari Bloomberg, permintaan iPhone di AS meningkat tajam, dengan konsumen yang khawatir harga perangkat mereka akan naik. 

    Hal ini terlihat jelas di Apple Store AS, di mana karyawan melaporkan bahwa banyak pelanggan bertanya tentang kemungkinan kenaikan harga sebelum tarif baru diberlakukan. 

    “Hampir setiap pelanggan bertanya kepada saya apakah harga akan segera naik,” kata salah seorang karyawan Apple Store.

    Tercatat, banyak konsumen yang menunda pembelian iPhone berikutnya hingga September atau saat iPhone 17 dirilis. Saat ini konsumen memutuskan untuk membeli model iPhone 16 sekarang sebelum harganya naik.

    Apple menghadapi dua pilihan yang sulit. Pertama, perusahaan dapat menanggung tarif tambahan tersebut, yang berisiko menurunkan margin keuntungan dan menurunkan harga sahamnya. 

    Alternatif kedua adalah menaikkan harga iPhone untuk mencakup biaya tambahan tersebut, sebuah langkah yang akan memengaruhi konsumen secara langsung.

    Skenario terburuknya, harga iPhone bisa meroket tiga kali lipat jika tarif impor AS terhadap produk China dinaikkan menjadi 50%.

    Meskipun demikian, Apple telah melakukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi ini. Menurut laporan, selama tiga hari terakhir pada Maret, Apple mengirim lima pesawat penuh iPhone dari China dan India ke AS, menghindari tarif yang mulai berlaku pada 9 April 2025. 

    Namun, jika tarif tersebut naik lebih tinggi lagi, Apple mungkin tidak bisa mempertahankan harga iPhone pada level saat ini.

    Di sisi lain, Apple juga berencana untuk menekan pemasoknya agar menurunkan harga komponen iPhone, untuk membantu mengurangi biaya dan mempertahankan margin keuntungan. 

    Meskipun perusahaan berusaha menanggung sebagian besar beban tarif ini, kemungkinan besar harga iPhone akan tetap terpengaruh dalam jangka panjang.

  • ANTAM Catatkan Pendapatan Tertinggi Sepanjang Sejarah di 2024, Laba Melonjak Jadi Rp3,85 Triliun – Halaman all

    ANTAM Catatkan Pendapatan Tertinggi Sepanjang Sejarah di 2024, Laba Melonjak Jadi Rp3,85 Triliun – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM kembali mencatatkan pencapaian positif dalam kinerja keuangan di tahun buku 2024.

    Anggota holding BUMN industri pertambangan MIND ID tersebut berhasil mencetak pendapatan tertinggi sepanjang sejarah sebesar Rp69,19 triliun.

    Perusahaan juga mencatatkan laba tahun berjalan senilai Rp3,85 triliun—melonjak 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,08 triliun.

    Direktur Utama ANTAM Nicolas D. Kanter menyampaikan, capaian ini merupakan buah dari ketangguhan dan strategi manajemen perusahaan dalam merespon tantangan pasar serta optimalisasi kinerja operasional secara berkelanjutan.

    “ANTAM berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi. Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan,” ungkap Nico Kanter dikutip Rabu, 9 April 2025.

    Seiring dengan peningkatan laba, ANTAM juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun dari sebelumnya Rp6,55 triliun.

    Laba kotor naik 3% menjadi Rp6,50 triliun, dan laba usaha meningkat 15% menjadi Rp3,00 triliun dari Rp2,62 triliun di tahun 2023.

    Efisiensi turut menjadi kunci. Beban usaha perusahaan turun 5% menjadi Rp3,50 triliun, terutama karena penurunan biaya logistik dan asuransi akibat kendala perizinan yang sempat memengaruhi penjualan nikel dan bauksit.

    Dari sisi neraca, total aset ANTAM naik 4 persen menjadi Rp44,52 triliun, dan ekuitas tumbuh menjadi Rp32,20 triliun.

    Perusahaan juga melakukan pelunasan investasi sebesar Rp1,68 triliun pada akhir 2024, membuka ruang tambahan bagi pendanaan pengembangan bisnis di masa mendatang.

    Ditopang Pendapatan Emas

    Komoditas emas menjadi tulang punggung pendapatan ANTAM pada FY24 dengan kontribusi signifikan sebesar Rp57,56 triliun—melonjak 120 persen dibandingkan FY23 sebesar Rp26,12 triliun seiring dengan tren kenaikan harga emas dunia dan permintaan domestik yang tinggi.

    Volume penjualan emas juga mencetak rekor tertinggi mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz.), tumbuh 68 persen dari 26.129 kg (840.067 troy oz.) di tahun sebelumnya. Seluruh penjualan emas difokuskan ke pasar domestik.

    “Kami bersyukur masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia ANTAM sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Ini terlihat dari tingginya penjualan emas kami, yang seluruhnya didistribusikan ke pasar dalam negeri,” ujar Nico Kanter.

    ANTAM memperkuat kanal distribusi dengan menyediakan produk logam mulia melalui berbagai saluran, termasuk website resmi www.logammulia.com, marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, TikTok Shop, serta jaringan Butik Emas di 12 kota besar di Indonesia.

    Selain emas, segmen nikel juga memberikan kontribusi sebesar Rp9,50 triliun atau 14 persen dari total pendapatan, meskipun dihadapkan pada tantangan pasar dan hambatan perizinan. 

    Volume produksi feronikel mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi ke pasar ekspor, seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.

    Sementara itu, produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan 8,35 juta wmt, seluruhnya untuk pasar domestik, baik ke smelter ANTAM sendiri maupun pihak ketiga.

    Adapun penjualan dari segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,80 triliun, naik 7 persen dari Rp1,69 triliun pada FY23.

    ANTAM memproduksi 1,33 juta wmt bauksit dengan penjualan 736 ribu wmt. Tantangan perizinan dan belum masifnya hilirisasi di sektor ini menjadi faktor pembatas pertumbuhan.

    Untuk alumina, melalui entitas anak PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), produksi mencapai 147.826 ton, dengan penjualan 177.178 ton—naik 24 persen dari tahun sebelumnya.

    Praktik Tambang yang Berkelanjutan

    Nico mengatakan, komitmen ANTAM terhadap prinsip good mining practices terus membuahkan hasil.

    Tahun 2024, perusahaan meraih berbagai penghargaan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) oleh KLHK, termasuk dua Peringkat Emas (UBP Emas dan UBP Bauksit Kalbar), satu Hijau, serta beberapa Biru untuk unit dan anak usaha lainnya.

    “Pengakuan ini menjadi bukti bahwa ANTAM menjalankan operasional yang bertanggung jawab, tidak hanya mengutamakan profit, tapi juga dampak sosial dan lingkungan,” kata Nico Kanter.

    Sepanjang 2024, ANTAM menandatangani beberapa kerja sama penting, di antaranya perjanjian dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk pasokan minimal 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99%. Bahan baku ini akan diproses menjadi logam mulia oleh ANTAM.

    Perusahaan juga melakukan pembelian lahan di kawasan industri JIIPE Gresik untuk pengembangan fasilitas pengolahan logam mulia, memperkuat ekosistem hilirisasi emas nasional.

    Untuk sektor nikel, ANTAM melanjutkan keterlibatannya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia melalui berbagai proyek strategis, meskipun detail perkembangan proyek ini belum sepenuhnya diumumkan.

    Dengan fundamental yang kuat, ANTAM siap melanjutkan kinerja positifnya di 2025. Strategi penguatan hilirisasi, ekspansi pasar domestik, dan keberlanjutan lingkungan menjadi pilar utama pertumbuhan perusahaan ke depan.

    “Kami optimistis bahwa ANTAM akan terus tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi industri pertambangan nasional, masyarakat, serta pemegangn saham,” ujarnya.

     

  • Nasib Apple Sudah di Ujung Tanduk, Digempur China dan Trump

    Nasib Apple Sudah di Ujung Tanduk, Digempur China dan Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham-saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Salah satu yang mengalaminya adalah Apple.

    Saham perusahaan produsen iPhone itu tercatat turun 5% pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025). Hal yang sama terjadi pada saham produsen mobil listrik Tesla. Perusahaan milik Elon Musk itu mengalami penurunan sebesar 5%, demikian dikutip dari CNBC Internasional.

    Sementara indeks Nasdaq, yang sarat akan saham teknologi, terjun lebih dari 2% setelah sempat melesat hingga 4,6% di awal sesi.

    Di satu sisi, saham Meta Platforms, Alphabet (induk Google), Amazon, Microsoft, dan Nvidia juga ditutup di zona merah.

    Sebelumnya, pasar sempat bergairah di tengah harapan bahwa AS dapat mencapai kesepakatan dagang dengan sejumlah pemimpin dunia untuk menurunkan tarif impor.

    Namun, optimisme itu memudar setelah muncul kekhawatiran bahwa negosiasi tersebut tidak akan menghasilkan kesepakatan sebelum tarif resiprokal mulai diberlakukan hari ini, Rabu 9 April 2025.

    Rencana tarif besar-besaran yang digulirkan oleh Presiden Donald Trump telah memicu gejolak ekstrem di pasar dalam tiga sesi terakhir.

    Volume perdagangan pada awal pekan ini mencatat rekor tertinggi dalam hampir dua dekade, seiring spekulasi bahwa Gedung Putih mungkin menunda penerapan tarif tersebut.

    Pada Jumat pekan lalu, Nasdaq mencatatkan pekan terburuk dalam lima tahun terakhir. Kelompok saham “Magnificent Seven” kehilangan kapitalisasi pasar hingga US$1,8 triliun hanya dalam dua hari perdagangan.

    Sektor semikonduktor juga tak luput dari tekanan pasar. ETF VanEck Semiconductor merosot 2,7% setelah sempat mencatatkan kenaikan.

    Saham Broadcom menguat tipis 1% usai mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$10 miliar hingga akhir tahun ini.

    Di sisi lain, Advanced Micro Devices (AMD) ambles 6%, dan pemasok Apple, Qorvo, anjlok sekitar 10%. Saham Intel dan Micron Technology masing-masing turun 7% dan 4%.

    Meski tidak termasuk dalam daftar tarif terbaru, produsen chip mulai tertekan akibat kekhawatiran bahwa tarif tambahan bisa mengurangi permintaan terhadap produk berbasis chip dan menghambat laju ekonomi. Pelaku pasar juga memperkirakan sektor ini berpotensi terdampak tarif di masa mendatang.

    Harga iPhone Naik Gila-gilaan

    Apple menjadi salah satu raksasa teknologi yang paling berdampak atas tarif impor balas dendam Trump. Tantangan ini dialami ketika Apple juga menghadapi persaingan ketat di China sebagai pasar HP terbesar di dunia. 

    Kinerja penjualan iPhone sepanjang 2024 turun 12,6% secara tahun-ke-tahun (YoY). Apple harus mencari cara untuk kembali meningkatkan minat beli masyarakat, tetapi tarif impor Trump seakan menjadi pukulan tambahan.

    Tarif Trump diperkirakan membuat harga iPhone 16 Pro Max naik hingga US$ 350 (Rp 5,84 juta) di AS. Kenaikan harga tersebut adalah hasil hitung-hitungan analis dari UBS. Menurut mereka, harga iPhone yang diproduksi di China bakal naik 30 persen di tahapan ritel.

    Harga iPhone 16 Pro Max di AS, produk HP buatan Apple yang paling mahal, kini adalah US$ 1.199 (sekitar Rp 20 juta). Artinya, harga baru iPhone 16 Pro Max setelah kena tarif Donald Trump adalah sekitar Rp 26 juta.

    Adapun, harga iPhone 16 Pro diperkirakan naik US$ 120 (Rp 2 juta) dari US$ 999 menjadi US$ 1.119 jika diproduksi di India.

    Harga saham Apple sudah merosot 20% dalam 3 hari perdagangan setelah pengumuman tarif Trump. Kapitalisasi pasar Apple pun sudah menguap US$ 640 miliar.

    “Berdasarkan pemantauan kami di level perusahaan, banyak ketidakpastian soal kenaikan biaya produksi bakal ditanggung bersama dengan pemasok, sejauh apa bisa diteruskan ke konsumen, dan jangka waktu tarif,” kata Sundeep Gantori dari UBS.

    Mayoritas aktivitas manufaktur Apple berlangsung di China, yang dikenakan tarif 54% oleh Trump. Trump juga menetapkan tarif tinggi untuk negara lokasi produksi Apple lainnya seperti India, Vietnam, dan Thailand.

    JPMorgan Chase memperkirakan Apple akan mengerek harga produk mereka sekitar 6% di seluruh dunia akibat pemberlakuan tarif baru Trump.

    (fab/fab)

  • Berlian Raksasa Ditemukan Alat Canggih NASA, Ukurannya Bikin Takjub

    Berlian Raksasa Ditemukan Alat Canggih NASA, Ukurannya Bikin Takjub

    Jakarta, CNBC Indonesia – NASA berhasil menemukan sebuah planet yang cukup unik. Planet berukuran cukup besar itu kabarnya terdiri dari berlian.

    Planet itu bernama 55 Cancri e. NASA menemukannya dengan menggunakan teleskop James Webb, dikutip dari Times of India, Selasa (8/4/2025).

    Dilaporkan 55 Cancri e memiliki komposisi berlian. Sebuah penelitian menemukan sepertiga massa planet kemungkinan terdiri dari belian.

    Bukan hanya itu, permukaannya juga kemungkinan dari berlian dan grafit. Berbeda dengan biasanya yakni air dan batu seperti di Bumi.

    Planet ini disebut cukup unik dan besar. Berjarak 41 tahun cahaya dari Bumi, dengan ukuran hampir dua kali Bumi dengan massa sembilan kali lebih besar.

    Cancri e dikabarkan mengorbit cukup dekat dari bintang induknya bernama 55 Cancri A. Planet itu hanya membutuhkan waktu 17 jam atau lebih cepat dari Bumi untuk menyelesaikan satu orbit penuh.

    Di sisi lain, jaraknya yang cukup dekat membuat suhu permukaan planet sangat tinggi. Kabarnya mencapai 2.400 derajat Celcius, dengan permukaan yang didominasi lava cair dan disimpulkan cukup mengancam adanya kehidupan di planet tersebut.

    Untuk atmosfernya, para ilmuwan mengatakan terdiri atas gas dari aktivitas vulkanik di permukaannya. Times of India menuliskan hal tersebut membuat adanya kemajuan geologis yang substansial.

    (dem/dem)

  • Panas China vs AS Makin Membara Buntut Komentar Wakilnya Trump

    Panas China vs AS Makin Membara Buntut Komentar Wakilnya Trump

    Jakarta

    Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China sudah memanas sejak Presiden AS Donald Trump menerapkan tarif tambahan untuk barang impor dari China. Hubungan kedua negara itu pun semakin membara usai komentar Wapres AS JD Vance bikin China berang.

    Dilansir CNN, Jumat (4/4), Trump mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% pada semua barang China yang diimpor ke AS. Langkah itu bakal memperburuk ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

    China menganggap kebijakan Trump merusak hak dan kepentingan China. China pun membalas tarif Trump itu dengan menerapkan tarif 34% bagi barang-barang dari AS yang berlaku pada 10 April 2025.

    “Praktik AS ini tidak sejalan dengan aturan perdagangan internasional, sangat merusak hak dan kepentingan sah China, dan merupakan praktik intimidasi unilateral yang khas,” kata Komisi Tarif Dewan Negara China dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan tarif balasannya.

    Sejak kembali berkuasa pada Januari 2025, Trump telah mengenakan dua tahap bea tambahan 10% pada semua impor dari China. Gedung Putih menganggap langkah itu diperlukan untuk membendung aliran fentanil ilegal dari negara itu ke AS.

    Pada Rabu (2/4), Trump kembali menerapkan tarif tambahan 34% bagi barang-barang China. Artinya, barang-barang dari China yang masuk ke AS akan secara efektif dikenakan tarif sebesar 54%.

    Balasan China terhadap putaran tarif AS terbaru lebih luas daripada tindakan balasan sebelumnya. Beijing telah menanggapi pungutan sebelumnya dengan cepat, tetapi moderat, dengan mengenakan tarif balasan pada impor AS yang ditargetkan termasuk produk pertanian dan bahan bakar, sambil mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan AS tertentu dan meningkatkan kontrol ekspor.

    Tarif 54% dari Trump itu lebih tinggi dari yang diprediksi banyak analis. Kini, China juga menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, termasuk produsen drone, dan menerapkan kontrol ekspor pada 16 perusahaan AS untuk melarang ekspor barang-barang China yang dapat digunakan untuk dua keperluan. Hal itu dilakukan sebagai balasan dari China untuk AS.

    Kementerian Perdagangan China juga mengumumkan penyelidikan antidumping terhadap tabung sinar-X CT medis impor yang berasal dari AS dan India. Selain itu, Beijing juga mengumumkan kontrol ekspor terhadap tujuh jenis mineral tanah jarang ke AS, termasuk samarium, gadolinium, dan terbium.

    Bagaimana dengan komentar Wapres AS yang bikin China berang? Baca halaman selanjutnya.

    Trump Anggap China Panik

    Foto: Donald Trump menerapkan aturan tarif (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

    Trump kemudian buka suara soal keputusan China mengenakan tarif 34% untuk semua barang dari AS. Trump menganggap China bermain dengan cara yang salah.

    “China bermain salah,” tulis Trump dengan huruf kapital di akun media sosialnya seperti dilansir Reuters, Sabtu (5/4/2025).

    Dia menganggap China sedang panik. Menurutnya, China tak mampu menerapkan tarif tersebut.

    “Mereka panik, satu hal yang tidak mampu mereka lakukan!” ujarnya.

    Selain soal tarif, Trump juga membanggakan jumlah lapangan kerja di AS yang disebutnya melonjak. Dia mengatakan kebijakannya telah bekerja.

    “Angka pekerjaan yang luar biasa, jauh lebih baik dari yang diharapkan. Itu sudah berhasil. Tetaplah teguh, kita tak boleh kalah!” tulisnya.

    Sebagai informasi, perekrutan di AS melonjak melampaui ekspektasi pada Maret 2025. Departemen Tenaga Kerja AS menyebut ada 228.000 pekerjaan bulan lalu, jauh lebih banyak dari yang diprediksi, yakni 130.000.

    Meski jumlah lapangan pekerjaan naik, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,2% dari 4,1% pada bulan Februari. Pendapatan per jam rata-rata tumbuh 0,3% pada Maret menjadi USD 36 atau sedikit meningkat dibanding Februari.

    Sektor yang mengalami penambahan pekerjaan antara lain transportasi, kesehatan, sosial dan perdagangan. Namun, situasi tersebut diperkirakan bisa saja berubah seiring penerapan tarif dan juga pemangkasan anggaran serta pegawai pemerintah.

    Komentar Wapres AS Bikin China Berang

    Foto: REUTERS/Brian Snyder

    Terbaru, China mengecam Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) JD Vance terkait komentarnya yang mengatakan Washington meminjam uang dari “rakyat jelata China” saat membahas penerapan tarif. Beijing secara terang-terangan menyebut Vance sebagai “bodoh dan tidak sopan”.

    “Posisi China terkait hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS telah diperjelas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dilansir AFP, Selasa (8/4/2025).

    “Sungguh mengejutkan dan menyedihkan untuk mendengar kata-kata bodoh dan tidak sopan seperti itu dari Wakil Presiden ini,” tegas Lin merujuk pada Vance.

    Komentar Vance yang dikecam China itu disampaikan dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis (3/4) lalu, ketika dia membela penerapan tarif oleh AS sebagai penangkal bagi “ekonomi globalis”, yang disebutnya tidak berhasil bagi rakyat biasa di Amerika.

    “Kita meminjam uang dari rakyat jelata China untuk membeli barang-barang yang diproduksi rakyat jelata China tersebut,” ucap Vance dalam wawancara itu.

    Trump meyakini penerapan tarif akan menghidupkan kembali basis manufaktur AS yang hilang, dengan memaksa perusahaan-perusahaan asing untuk relokasi ke wilayah AS, daripada memproduksi barang di luar negeri.

    Namun sebagian besar ekonom mempertanyakan klaim itu dan menyebut tarif Trump diterapkan secara sewenang-wenang.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tarif Impor 32 Persen AS Berlaku, Dampak Ekonomi Indonesia Terancam – Halaman all

    Tarif Impor 32 Persen AS Berlaku, Dampak Ekonomi Indonesia Terancam – Halaman all

    Tarif impor 32 persen AS mulai berlaku, ancam ekonomi Indonesia dan tantang respons pemerintah.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tarif impor 32% yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mulai berlaku pada 9 April 2025, memicu kekhawatiran besar di kalangan pelaku ekonomi Indonesia.

    Kebijakan ini diprediksi akan berdampak negatif pada sektor ekspor Indonesia, mengancam peningkatan harga barang, penurunan daya beli masyarakat, serta potensi PHK massal, sementara pemerintah Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk merespons dengan langkah-langkah konkret yang cepat dan efektif.

    Dampak Tarif Impor 32% terhadap Ekonomi Indonesia

    Kebijakan tarif impor ini berpotensi menyebabkan beberapa dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.

    Salah satunya adalah kenaikan harga barang yang akan memengaruhi biaya barang konsumsi dan bahan baku untuk industri.

    Hal ini tentu akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama kelas menengah dan bawah.

    Sektor-sektor yang bergantung pada ekspor ke AS, seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik, juga diprediksi akan mengalami tekanan berat, dengan kemungkinan PHK besar-besaran.

    Prof. Henry Indraguna: Respon Pemerintah Harus Cepat

    Prof. Henry Indraguna, politisi Partai Golkar, mengingatkan bahwa respons pemerintah Indonesia terhadap kebijakan tarif ini harus cepat dan tepat.

    “Dampak paling nyata adalah harga barang naik, daya beli rakyat tertekan. Sektor yang bergantung pada ekspor ke AS seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik akan terkena dampak yang sangat berat,” ujarnya.

    Menurutnya, tanpa tindakan cepat, rakyat akan menjadi korban utama.

    Tantangan dan Peluang: Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?

    Meski kebijakan tarif ini membawa tantangan besar, ada beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia.

    Salah satunya adalah diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara selain AS, seperti China, India, dan negara-negara ASEAN.

    Strategi hilirisasi industri dan stabilisasi nilai tukar rupiah juga menjadi langkah yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kebijakan AS ini.

    Reza Priyambada: Tetap Rasional di Tengah Ketegangan Pasar

    Reza Priyambada, Direktur PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, mengimbau para pelaku pasar untuk tetap tenang dan tidak terjebak dalam kepanikan.

    Menurutnya, naik turunnya pasar saham disebabkan oleh persepsi para pelaku pasar, bukan hanya sentimen yang ada.

    “Jangan over panic dengan kondisi ini. Optimisme dan rasionalitas penting dalam menghadapi volatilitas pasar,” jelasnya.

    Andry Asmoro: Indonesia Punya Penyangga Ekonomi yang Kuat

    Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri, mengatakan bahwa meskipun tensi global meningkat, pasar domestik Indonesia memiliki penyangga yang kuat.

    Dengan intervensi Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan permintaan domestik yang stabil selama Ramadan, Indonesia diyakini dapat mengatasi tantangan eksternal ini.

    Satria Sambijantoro: Indonesia Tidak Terlalu Rentan

    Satria Sambijantoro, Head of Research Bahana Sekuritas, menilai bahwa Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh oleh kebijakan tarif impor AS ini.

    “Ekspor Indonesia ke AS hanya mencakup 2?ri PDB kita, paparan makro terkecil di Asia Tenggara,” ujarnya. Menurutnya, depresiasi rupiah justru bisa meningkatkan daya saing ekspor Indonesia ke AS.

    Kebijakan tarif impor 32% yang diberlakukan oleh AS berpotensi memberikan dampak negatif bagi Indonesia, namun dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini.

    Respons cepat, diversifikasi pasar ekspor, dan stabilisasi ekonomi domestik menjadi kunci untuk mengurangi dampak kebijakan proteksionisme ini.

  • BI Masih Optimistis soal Rupiah walau sedang Terlemah sejak 1998

    BI Masih Optimistis soal Rupiah walau sedang Terlemah sejak 1998

    Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam level yang belum mengkhawatirkan. 

    Untuk diketahui, tren pelemahan rupiah terjadi belakangan ini. Pada hari ini, Selasa (8/4/2025), mata uang rupiah kembali ditutup melemah dengan menyentuh level Rp16.891 per dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, terdapat prediksi dari sejumlah analis bahwa rupiah dapat bergerak menuju sekitar Rp17.000 per dolar AS. 

    “Enggak [mengkhawatirkan]. Sudah bagus,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui pada sela-sela acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). 

    Juda juga menilai belum melihat adanya dampak pelemahan rupiah saat ini terhadap utang-utang korporasi Indonesia dalam mata uang dolar AS. 

    Menurutnya, Indonesia telah menyiapkan berbagai strategi seperti hedging atau upaya untuk melindungi nilai aset atau kewajiban dari fluktasi harga yang tidak diinginkan pasar. 

    “Kita kan sudah ada kewajiban hedging dan sebagainya korporasi,” lanjut Deputi Gubernur BI yang ditetapkan sejak 2021 lalu itu. 

    Di sisi lain, Juda pun masih optimistis terhadap level rupiah saat ini dan dampaknya terhadap inflasi. Dia menyebut inflasi masih di bawah kendali. 

    “Masih rendah terkendali,” ucapnya. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, mata uang rupiah parkir di level Rp16.891 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (8/4/2025). Rupiah menjadi mata uang yang merosot paling dalam secara (year to date/YtD) dibandingkan dengan mata uang negara-negara Asia lainnya. 

    Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41% ke Rp16.891 per dolar AS. Di level tersebut, rupiah sudah melemah 4,49% sepanjang tahun berjalan 2025. 

    Secara tahun berjalan, rupiah menjadi mata uang Asia yang merosot paling dalam di hadapan dolar AS. 

    Bloomberg mencatat rupiah merosot bersama baht Thailand yang turun 1,34% (YtD). Sementara itu, penurunan tipis dialami oleh rupee India sebesar 0,66%, yuan China -0,52%, ringgit Malaysia turun 0,38%, dan dolar Taiwan turun 0,67% sepanjang tahun berjalan 2025.

    Pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang asing terhadap dolar AS belum lama ini turut dipengaruhi oleh sentimen terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia mendapatkan tarif impor 32%.