Negara: India

  • Honda Rilis Motor Matik 125cc Seharga BeAT, Mesinnya Irit BBM!

    Honda Rilis Motor Matik 125cc Seharga BeAT, Mesinnya Irit BBM!

    Jakarta

    Produsen roda dua asal Jepang, Honda resmi meluncurkan Honda Dio 125 model 2025. Skuter matik (skutik) untuk konsumen entry level tersebut punya banyak keunggulan, mulai dari mesinnya yang irit bahan bakar hingga harganya yang sangat terjangkau!

    Disitat dari Indianauto dan Gaadiwaadi, Sabtu (19/4), Honda Dio 125 terbaru bukan meluncur di Indonesia, melainkan di India. Kendaraan tersebut diharapkan mampu menjerat konsumen muda di Tanah Bharata.

    “Kami sangat gembira memperkenalkan Dio 125 versi OBD2B baru – skuter yang telah menarik perhatian anak muda India selama bertahun-tahun. Dengan grafis yang lebih segar, layar TFT yang canggih, dan fitur konektivitas yang ditingkatkan,” ujar Yogesh Mathur, Director, Sales & Marketing Honda India.

    “Dio 125 baru dirancang untuk memenuhi aspirasi pelanggan masa kini yang terus berkembang. Sesuai dengan tagline-nya, ‘Dio Wanna Have Fun?’, skuter ini selalu menjadi pilihan populer di kalangan generasi muda dan pembaruan ini akan semakin memperkuat posisinya di segmen tersebut,” tambahnya.

    Honda Dio 125 terbaru. Foto: Doc. Honda India.

    Secara tampilan, Honda Dio 125 terbaru masih membawa desain terdahulu, yakni berdimensi kompak dengan aksen tajam di hampir seluruh bagian. Kendaraan itu tetap terlihat wagu berkat penggunaan ban berukuran kecil yang menopang bodi gemuk di bagian belakang.

    Lampunya masih berukuran besar dengan membentuk pola ‘V’, sementara sepasang seinnya dirancang terpisah dengan model yang memanjang. Sebagai bentuk penyegaran, pabrikan memberikan kombinasi warna baru yang lebih kekinian.

    Honda Dio 125 model 2025 saat ini tersedia dalam tiga pilihan warna, yakni Pearl Igneous Black, Mat Marvel Blue Metallic dan Pearl Sports Yellow among others. Sedangkan variannya ada yang DLX dan H-Smart.

    Skutik tersebut dibekali mesin 123,9cc bersilinder tunggal dengan pendingin udara dan teknologi PGM-FI. Pembekalan tersebut membuat motor mampu menghasilkan tenaga 8,19 dk dan torsi 10,5 Nm.

    Honda Dio 125 terbaru. Foto: Doc. Honda India.

    Menariknya, mesin tersebut kini sudah berstandar OBD-2B, sehingga lebih ramah lingkungan dan irit BBM. Sebagai catatan, sebelum memenuhi standar tersebut, konsumsi BBM Dio 125 sudah mencapai 49 km/liter. Kini, catatannya pasti lebih baik lagi.

    Sementara untuk fiturnya cukup lengkap, mulai dari layar TFT 4,2 inch, smart keyless atau sistem nirkunci pintar, USB type-C untuk pengisian daya ponsel, Honda Roadsync, dan masih banyak lagi.

    Meski fiturnya lengkap dan irit bahan bakar, namun Honda Dio 125 terbaru hanya dibanderol 96.749 rupee atau sekira Rp 18 jutaan. Murah sekali, bukan?

    (sfn/lth)

  • Diabetes Tipe 5 Kini Diakui Secara Medis, Ancaman Baru yang Mengintai Usia Muda

    Diabetes Tipe 5 Kini Diakui Secara Medis, Ancaman Baru yang Mengintai Usia Muda

    Jakarta

    Jenis diabetes baru yang tidak terkait dengan obesitas tetapi dengan kekurangan gizi telah diakui secara resmi, beberapa dekade setelah pertama kali diidentifikasi di negara-negara berkembang.

    Federasi Diabetes Internasional atau International Diabetes Federation (IDF) telah secara resmi mengakui kondisi tersebut sebagai diabetes tipe 5 atau diabetes pada usia muda atau Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY).

    Bentuk diabetes langka ini diperkirakan menyerang sekitar 25 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh rendahnya produksi insulin akibat kekurangan gizi, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang kurus dan kurang gizi di rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah.

    Diabetes tipe 5 diakui secara resmi setelah pemungutan suara yang diadakan pada tanggal 8 April 2025 di Kongres Diabetes Dunia IDF di Bangkok, Thailand. Langkah ini diambil setelah bertahun-tahun perdebatan tentang klasifikasinya.

    Meredith Hawkins, profesor kedokteran di Albert Einstein College of Medicine, menjelaskan bahwa diabetes yang berhubungan dengan kekurangan gizi secara historis sangat kurang terdiagnosis dan kurang dipahami.

    “Pengakuan IDF terhadap penyakit ini sebagai diabetes tipe 5 merupakan langkah penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap masalah kesehatan yang sangat menghancurkan bagi banyak orang,” katanya dikutip dari diabetes.co.uk.

    Diabetes tipe 5 merupakan bentuk penyakit yang diwariskan dan biasanya berkembang pada masa remaja atau awal dewasa akibat mutasi genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak. Jika salah satu orang tua membawa gen yang terpengaruh, anak-anak mereka memiliki peluang 50 persen untuk mewarisinya.

    Kondisi ini tidak terkait dengan obesitas atau gaya hidup. Para ahli memperkirakan bahwa MODY dapat memengaruhi hingga 25 juta orang di seluruh dunia, terutama pria muda di Asia dan Afrika dengan indeks massa tubuh di bawah 19 kg/m².

    Nihal Thomas, profesor endokrinologi di Christian Medical College di India dan anggota Kelompok Kerja Diabetes Tipe 5, mengatakan kondisi tersebut menyebabkan fungsi sel beta pankreas tidak normal, yang menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi.

    “Karena kurangnya pengakuan formal, kondisi ini kurang diteliti dan salah didiagnosis,” tuturnya.

    MODY pertama kali didokumentasikan di Jamaika pada tahun 1955. Tiga dekade kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikannya sebagai diabetes melitus terkait kekurangan gizi tetapi menghapus klasifikasi tersebut pada tahun 1999 karena tidak cukup bukti.

    (suc/up)

  • Nasib Pedagang HP Miris Sepanjang 2025, Ini Penyebabnya

    Nasib Pedagang HP Miris Sepanjang 2025, Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasar HP global diprediksi akan kembali lesu sepanjang 2025. Firma riset Counterpoint memprediksi akan terjadi penurunan daya beli HP yang dipicu ketidakpastiak ekonomi dan perang dagang.

    “Kami terus menganalisa perubahan kebijakan dan saat ini kami memprediksi pasar smartphone akan menurun sepanjang 2025, meski Q1 menunjukkan pertumbuhan,” kata Senior Research Analyst Counterpoint Ankit Malhotra, dikutip dari laman resmi Counterpoint, Sabtu (19/4/2025).

    Counterpoint mencatat pertumbuhan pasar HP global sebesar 3% secara tahun-ke-tahun (YoY) pada kuartal-I (Q1) 2025. Hal ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di China berkat subsidi yang digelontorkan Presiden Xi Jinping.

    Selain itu, beberapa pasar juga menunjukkan tren pemulihan, seperti Amerika Latin, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika. Namun, beberapa negara berkembang mulai menunjukkan penurunan kinerja penjualan.

    Apple berhasil menempati urutan pertama sebagai raja HP global, meski mengalami tantangan besar di China sebagai pasar HP terbesar di dunia. Counterpoint mengatakan pertumbuhan Apple dipicu peluncuran ponsel murah iPhone 16e di awal tahun, serta ekspansi di pasar-pasar non-inti.

    Penjualan iPhone di negara-negara kunci Apple seperti AS, Eropa, dan China menunjukkan stagnansi atau penurunan. Akan tetapi, Apple mencatat pertumbuhan double-digit di Jepang, India, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara. Alhasil, Apple berhasil tumbuh 4% YoY secara global dengan meraup pangsa pasar 19%.

    Sementara itu, Samsung tergeser dari posisi pertama pada Q1 2024 menjadi urutan ke-2 di Q1 2025 dengan pangsa pasar 18%. Hal tersebut menunjukkan penurunan 5% YoY.

    Penjualan HP Samsung memang lesu di awal tahun karena keterlambatan peluncuran seri Galaxy S25. Kendati demikian, Samsung menunjukkan pertumbuhan double-digit pada Maret 2025 karena peluncuran seri Galaxy S25 dan seri mid-range Galaxy A. Penjualan varian Ultra yang paling premium di Galaxy S25 juga menunjukkan peningkatan.

    Di posisi ke-3 dan ke-4 masing-masing diduduki Xiaomi dan Vivo yang secara berurutan meraup pangsa pasar 14% dan 8%. Xiaomi mencatat pertumbuhan 5% YoY dan Vivo 6% YoY.

    Penguatan kinerja Xiaomi merupakan hasil kerja keras pabrikan China itu untuk mengekspansi produknya di beberapa pasar baru. Selain itu, Xiaomi mencatat pertumbuhan signifikan di pasar domestik dengan peralihan ke segmen premium.

    Terakhir, di posisi ke-5 ada Oppo dengan pangsa pasar serupa dengan Vivo yakni 8%. Kendati demikian, kinerjanya menurun tipis 1% YoY. Kinerja Oppo menunjukkan pertumbuhan di India, Amerika Latin, dan Eropa.

    Di luar jejeran ‘Top 5’, Honor, Huawei, dan Motorola merupakan beberapa merek yang tumbuh pesat dan menciptakan kompetisi yang kian sengit di pasar global.

    Huawei merupakan vendor terbesar di China pada Q1 2025. Sementara Honor dan Motorola menunjukkan pertumbuhan tinggi di beberapa negara.

    Setelah penurunan pasar smartphone di 2023, saat ini industri kembali menunjukkan pertumbuhan yang konstan. Kendati demikian, ketidakpastian ekonomi yang disebabkan perang tarif Trump dapat memicu masyarakat menunda pembelian ponsel sepanjang 2025.

    Perkembangan teknologi baru seperti GenAI dan HP lipat diprediksi akan terus berlanjut. Namun, vendor harus hati-hati mengawasi permintaan pasar di masa depan.

    Meski secara jangka panjang pasar smartphone masih cenderung stabil, Counterpoint meramalkan sepanjang 2025 pasar smartphone akan kembali mencatat penurunan YoY. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Jalan Kaki Selama 60 Menit

    Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Jalan Kaki Selama 60 Menit

    Jakarta

    Jalan kaki kerap dianggap sebagai olahraga yang sederhana. Namun di balik kesederhanaannya, aktivitas ini menyimpan banyak manfaat, bahkan jika hanya dilakukan selama 60 menit.

    Dikutip dari Times of India, setiap durasi jalan kaki, mulai dari 5 menit, 10 menit, hingga 60 menit, dapat memberikan dampak yang berbeda-beda bagi tubuh, tergantung lamanya aktivitas dilakukan.

    Berikut perubahan-perubahan positif di dalam tubuh saat berjalan kaki selama satu jam penuh.

    Di awal latihan, jantung akan merasakan adanya gerakan dan mulai memompa sedikit lebih cepat. Pembuluh darah akan mulai mengembang dengan lembut, sehingga membantu aliran darah kaya oksigen ke otak dan otot.

    Saat sudah mencapai waktu ini, denyut jantung akan meningkat secara bertahap. Otot, terutama di kaki dan pinggul mulai membutuhkan banyak oksigen. Paru-paru juga merespons dengan mengambil napas yang lebih dalam untuk meningkatkan oksigen ke darah.

    Otot-otot mulai menggunakan glukosa yang tersimpan untuk energi, dan tubuh mulai membakar lebih banyak kalori, biasanya sekitar 50 hingga 70 pada menit ke-15.

    Pada fase ini, latihan sudah memasuki pertengahan. Tubuh mulai menjadi hangat dan metabolisme berubah. Lemak menjadi sumber bahan bakar yang penting, terutama pada mereka yang memilih jalan cepat.

    Tubuh memasuki apa yang disebut para ahli kebugaran sebagai ‘zona pembakaran lemak’, tempat lemak yang tersimpan diubah menjadi energi yang dapat digunakan.

    Pada tahap ini, terjadi penurunan hormon stres seperti kortisol. Berjalan secara alami mengurangi perasaan cemas dan dapat meningkatkan suasana hati dengan mendorong pelepasan zat kimia yang membuat merasa senang seperti endorfin dan dopamin.

    Berjalan kaki terbukti dapat mempertajam ingatan, mengurangi kelelahan mental, dan meningkatkan fokus. Menurut sebuah penelitian oleh Stanford University, berjalan kaki selama 40 menit bahkan dikaitkan dengan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan memecahkan masalah.

    Pada sisi fisik, cairan sinovial di persendian meningkat, yang bertindak sebagai pelumas alami. Hal ini membuat lutut, pinggul, dan pergelangan kaki terasa lebih halus dan lebih fleksibel.

    Pada titik ini, tubuh mulai terlibat pada aktivitas aerobik yang stabil. Biasanya, di titik ini sudah terbakar 150-250 kalori, tergantung dengan kecepatan berjalan dan berat badan seseorang.

    Otot bokong, paha belakang, betis, dan bahkan otot inti semuanya terlibat secara aktif, terutama jika jalan kaki mencakup beberapa tanjakan.

    Bagian terakhir dari latihan jalan kaki adalah sistem kardiovaskular mulai meningkat kesehatannya.

    Berjalan kaki selama satu jam penuh memperkuat otot jantung, menurunkan kolesterol jahat (low-density lipoprotein), dan meningkatkan kolesterol baik (high-density lipoprotein). Tekanan darah juga sedikit menurun setelah selesai berjalan kaki, manfaat yang bertambah jika dilakukan setiap hari.

    Tulang juga mendapat latihan menahan beban ringan, yang membantu menjaga kepadatan tulang. Seiring waktu, hal ini mengurangi risiko osteoporosis, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

    (dpy/suc)

  • Iran dan Arab Saudi Bahas Kerja Sama Militer: Negara Islam Harus Bersatu Melawan Israel – Halaman all

    Iran dan Arab Saudi Bahas Kerja Sama Militer: Negara Islam Harus Bersatu Melawan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran dan Arab Saudi menjajaki kemungkinan kerja sama militer atau pertahanan di antara kedua negara kawasan Timur Tengah itu.

    Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman telah tiba ke Kota Teheran, Iran, pada hari Kamis, (17/4/2025), guna bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri.

    The National News melaporkan Pangeran Khalid bertemu dengan para pejabat senior Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    “Dalam pertemuan saya dengan Mayjen Mohammad Bagheri, kami mengulas hubungan bilateral di antara negara kami dan menelusuri kemungkinan kerja sama pertahanan,” kata Pangeran Khalid di media sosial X.

    Pertemuan pejabat Iran dan Arab Saudi itu terjadi di tengah situasi kritis di Timur Tengah. Saat ini Amerika Serikat (AS) dan Iran sedang bersiap melanjutkan perundingan nuklir di Kota Roma, Italia, hari Sabtu pekan ini. 

    Arab Saudi dan negara-negara kawasan Teluk Persia khawatir akan kemungkinan gagalnya perundingan itu. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menyerang Iran jika perundingan itu gagal.

    Dikutip dari Press TV, salah satu media Iran, Negeri Mullah itu menegaskan kesiapannya untuk memperluas hubungan militer dengan Arab Saudi.

    Bagheri menyebut hubungan baik antara Iran dan Arab Saudi beserta kedua militer negara itu akan membuat musuh-musuh mereka “putus asa dan tidak berdaya”.

    Lalu, dia berterima kasih kepada Arab Saudi yang ikut serta sebagai pengamat dalam latihan militer bersama bertajuk Indian Ocean Naval Symposium Maritime Exercise atau yang dikenal sebagai IMEX 2024.

    Latihan itu digelar oleh Iran, Rusian, dan Oman. Adapun beberapa delegasi dari negara lain, termasuk Arab Saudi, India, Thailand, Pakistan, Qatar, dan Bangladesh berpartisipasi sebagai pengamat.

    Iran dan Arab Saudi telah memulihkan hubungan diplomatiknya sejak Kesepakatan Beijing pada bulan Maret 2023. Bagheri menyebut hubungan militer antara Iran dan Arab Saudi telah meningkat semenjak pemulihan hubungan diplomatik.

    “Kebijakan Republik Islam Iran didasarkan pada pengembangan hubungan dengan tetangga-tetangganya. Karena itu, pengembangan dan penguatan hubungan di antara militer kedua negara itu bisa menjadi dasar yang baik bagi negara-negara di kawasan ini,” ujar Bagheri.

    Kata dia, kebijakan Iran juga menjamin keamanan negara-negara di Timur Tengah. Iran dan Arab Saudi bisa memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan strategis keduanya.

    Jenderal itu kemudian menyinggung situasi rumit di dunia Timur Tengah dan internasional. Dia mengungkapkan kesiapan militer Iran untuk mengembangkan kerja sama pertahanan dengan Arab Saudi dalam berbagai bidang.

    Bagheri menyebut rezim Israel punya peran destruktif dalam mengganggu perdamaian dan ketenteraman negara-negara Islam. Selain itu, Israel juga menyebarkan kekacauan di Timur Tengah.

    Dia memuji sikap Arab Saudi dalam persoalam Palestina dan agresi Israel di Jalur Gaza. Menurut dia, negara-negara Islam harus bersatu untuk melawan kejahatan rezim Israel.

    Sementara itu, Pangeran Khalid mengungkapkan terima kasihnya kepada Iran dan Bagheri atas sambutan hangat di Iran.

    “Keramahan kalian mencerminkan hubungan sangat baik di antara kita,” ujar Pangeran Khalid.

    Menurut dia, hubungan Arab Saudi dengan Iran memiliki pengaruh besar dalam memastikan keamanan Timur Tengah.

    “Insyaallah, hasil hubungan baik ini dan peningkatan di berbagai bidang akan memunculkan hasil baik baik kedua negara ini dan kawasan Timur Tengah,” kata dia.

     

  • Prospek sektor pertanian di era perang tarif

    Prospek sektor pertanian di era perang tarif

    Pekerja membongkar muatan kelapa sawit dari dalam truk di sebuah tempat jual beli tanda buah segar (RAM) di Desa Purnama Dumai, Riau, Sabtu (18/1/2025). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/rwa.

    Prospek sektor pertanian di era perang tarif
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Jumat, 18 April 2025 – 17:01 WIB

    Elshinta.com – Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang dipicu kebijakan tarif Presiden Donald Trump beberapa tahun lalu ternyata dapat membawa berkah tersendiri bagi sektor perkebunan Indonesia.

    Meskipun perang tarif tersebut sempat mengguncang tatanan perdagangan global, Indonesia justru melihat peluang meraup manfaat di sektor pertanian, khususnya untuk komoditas perkebunan.

    Sektor pertanian khususnya komoditas perkebunan Indonesia memiliki potensi produksi dan ekspor yang sangat besar. Indonesia merupakan produsen utama dunia untuk komoditas seperti kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, dan berbagai rempah.

    Pada 2022, produksi kelapa Indonesia mencapai 17,19 juta ton, sementara minyak kelapa sawit (CPO) menembus lebih dari 45 juta ton per tahun (BPS). Indonesia memasok sekitar 59 persen dari total produksi sawit global, menjadikannya produsen dan eksportir sawit nomor satu dunia dengan nilai ekspor sekitar 22,7 miliar dolar AS pada 2023 (fas.usd.gov).

    Komoditas perkebunan andalan lainnya juga berkontribusi besar. Produksi kopi Indonesia sekitar 793 ribu ton pada 2022, dengan nilai ekspor melampaui 1,1 miliar dolar AS di tahun tersebut. Untuk kakao, Indonesia menghasilkan sekitar 728 ribu ton biji kakao pada 2021, menempatkan negara ini sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia (fao.org).

    Di segmen rempah-rempah, Indonesia masih merajai pasar global dengan memasok sekitar tiga perempat kebutuhan pala dunia dan termasuk produsen lada terbesar dunia. Adapun pada komoditas tebu, produksi gula dalam negeri mencapai 2,4 juta ton pada 2022 (konsumsi nasional, sekitar 3,2 juta ton).

    Terakhir, sektor perkebunan juga merambah energi hijau melalui biodiesel sawit. Berkat mandatori B40, Indonesia memproduksi lebih dari 11 juta kiloliter biodiesel pada 2022, dengan sebagian diekspor (sekitar 436 ribu ton pada 2022) terutama ke pasar Tiongkok (BPS, 2024).

    Dampak perang dagang

    Perang dagang antara AS dan Tiongkok sejak 2018 telah mengubah pola perdagangan internasional secara signifikan. Kebijakan Trump yang mengenakan tarif tinggi terhadap ratusan miliar dolar barang Tiongkok direspons Beijing dengan tarif balasan atas produk-produk AS.
    Alhasil, perdagangan langsung kedua negara tersebut menyusut tajam dan muncul fenomena trade diversion (pengalihan perdagangan) ke negara lain.

    Sebagai contoh, China menerapkan tarif tambahan 25% pada impor kedelai AS mulai Juli 2018, yang membuat volume impor kedelai dari AS anjlok hampir 50 persen pada tahun itu. Berkurangnya pasokan kedelai tersebut mengurangi produksi minyak kedelai di pasar Tiongkok, sehingga negeri itu meningkatkan impor minyak sawit sebagai substitusi.

    Bahkan, pada 2019 impor sawit Tiongkok mencapai rekor tertinggi 7,6 juta ton akibat tarif tinggi pada kedelai AS (mpoc.org.my).

    Dampak lebih luasnya, baik Washington maupun Beijing mulai mengalihkan perdagangan mereka ke mitra alternatif. China, misalnya, mengurangi pembelian sejumlah komoditas dari AS dan beralih ke pemasok lain.

    Hal serupa dilakukan AS dengan mencari sumber impor di luar Tiongkok. Keduanya khawatir ketergantungan perdagangan bisa dijadikan senjata ekonomi, sehingga berupaya mendiversifikasi rantai pasok masing-masing. Bagi dunia, gesekan dua ekonomi raksasa ini memicu pergeseran arus dagang: negara-negara ketiga mulai mengisi kekosongan di pasar yang ditinggalkan produk asal AS atau Tiongkok yang terkena hambatan tarif.

    Peluang peningkatan ekspor

    Tergesernya sebagian produk Amerika dan Tiongkok dari pasar global membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk perkebunannya. Ketika komoditas agrikultur AS sulit masuk pasar Tiongkok akibat tarif, importir di sana mencari pasokan substitusi dari negara lain.

    Situasi ini menjadi angin segar bagi Indonesia. Contoh nyata terjadi pada minyak nabati: saat pasokan dan produksi minyak kedelai di Tiongkok turun karena tarif terhadap kedelai AS, Indonesia sebagai produsen sawit terbesar siap mengisi kebutuhan tersebut. Peningkatan impor sawit Tiongkok jelas menguntungkan eksportir CPO kita.

    Demikian pula, jika produk pertanian tertentu dari AS kehilangan daya saing di pasar global, komoditas sejenis asal Indonesia berpotensi mengambil alih.

    Sebagai ilustrasi, penurunan ekspor kedelai dan jagung AS mendorong beberapa negara pengimpor untuk beralih ke sumber alternatif. Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini dengan menawarkan produk substitusi, entah itu minyak sawit sebagai pengganti minyak kedelai, ataupun produk olahan kelapa, kopi, dan rempah-rempah ke pasar-pasar yang mulai menghindari produk asal AS/Tiongkok. Data perdagangan menunjukkan sejumlah komoditas ekspor Indonesia meningkat pangsa pasarnya selama periode memanasnya perang tarif AS-Tiongkok.

    Potensi sektor perkebunan

    Setidaknya ada beberapa alasan mengapa sektor perkebunan Indonesia relatif diuntungkan oleh dinamika ini. Pertama, fleksibilitas pasar dan daya adaptasi komoditas kita cukup tinggi. Indonesia mampu dengan cepat mengalihkan penjualan ke negara yang menawarkan permintaan lebih baik ketika terjadi gangguan di suatu pasar.

    Sebagai contoh, saat Uni Eropa membatasi impor biodiesel sawit, produsen Indonesia sigap beralih ekspor ke Tiongkok yang justru meningkat permintaannya. Fleksibilitas semacam ini menjaga volume ekspor tetap tinggi meski peta perdagangan berubah.

    Kedua, diversifikasi tujuan ekspor mengurangi risiko. Ketergantungan yang tidak terlalu besar pada satu pasar membuat posisi tawar Indonesia kuat. Misalnya, Amerika Serikat belakangan muncul sebagai salah satu importir sawit terbesar (sekitar 2,5 juta ton pada 2023).

    Namun apabila akses ke pasar AS terhambat, Indonesia masih memiliki banyak pembeli lain seperti India, China, Pakistan, dan negara-negara di Timur Tengah. Jaringan pasar yang beragam ini memastikan produk perkebunan Indonesia selalu memiliki ceruk di pasar global.

    Ketiga, tren kenaikan harga komoditas dunia belakangan ini turut menguntungkan Indonesia. Perang dagang dan ketidakpastian global kerap mendorong importir menimbun stok dan memicu kenaikan harga. Bagi produsen Indonesia, harga yang lebih tinggi berarti pendapatan meningkat.

    Sebagai contoh, ekspor kopi dan karet Indonesia mendapat nilai lebih tinggi pada 2022 berkat lonjakan harga global. Kenaikan harga ini memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.

    Produksi nasional dan swasembada

    Peluang ekspor dan harga jual yang lebih baik pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dalam negeri. Ketika petani dan pengusaha menikmati harga komoditas yang tinggi, mereka terdorong memperluas areal tanam, intensifikasi budidaya, dan investasi di sektor ini.

    Contohnya di sektor sawit, keuntungan ekspor mendorong program peremajaan (replanting) kebun-kebun rakyat untuk memastikan keberlanjutan suplai CPO. Peningkatan produksi ini selain memenuhi permintaan ekspor, juga berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan domestik.

    Dampak lainnya adalah Upaya percepatan swasembada komoditas. Dengan makin bergairahnya sektor perkebunan, pemerintah dapat mengakselerasi program swasembada gula, misalnya, karena iklim usaha bagi petani tebu membaik seiring tren harga yang menguntungkan. Intinya, keuntungan yang diperoleh dari ekspor dapat dialokasikan untuk memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional.

    Perang tarif AS-Tiongkok menunjukkan pentingnya kemampuan adaptasi dan diversifikasi. Tentu, perlu langkah berkelanjutan seperti peningkatan daya saing melalui hilirisasi dan kualitas, serta diplomasi dagang yang aktif agar manfaat ini berkelanjutan.

    *) Kuntoro Boga Andri : Kepala Pusat Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Perkebunan, Kementerian Pertanian.

    Sumber : Antara

  • Niatnya Jaga Anak Sakit, Pria Ini Nyaris Dioperasi gegara Dokter Salah Ambil Pasien

    Niatnya Jaga Anak Sakit, Pria Ini Nyaris Dioperasi gegara Dokter Salah Ambil Pasien

    Jakarta

    Seorang pria bernama Jagdish (60) di India nyaris dioperasi dokter ketika sedang menjaga anaknya, Manish, yang sakit. Semua ini terjadi karena pasien yang seharusnya dioperasi memiliki nama sama dengan Jagdish, bagaimana kisahnya?

    Jagdish saat itu tengah menjaga Manish yang baru saja mengalami kecelakaan. Manish mengalami luka yang parah sehingga harus menjalani operasi.

    Pada 12 April 2025, Manish masuk ke ruang operasi, sedangkan Jagdish menunggu di luar. Ketika ia menunggu, beberapa staf departemen bedah kardiotoraks dan vaskular rumah sakit memanggil namanya, ‘Jagdish’. Ia lantas mengangkat tangan dan staf membawanya ke ruang operasi lain.

    Jagdish memiliki gangguan berbicara akibat riwayat stroke, sehingga sulit menyampaikan bahwa dirinya bukan pasien. Petugas langsung memasang alat fistula dialisis, sambungan yang yang dibuat melalui pembedahan arteri dan vena untuk memudahkan akses darah, di lengan kiri Jagdish.

    Tak lama berselang, dokter datang dan menyebut petugas salah membawa pasien. Prosedur itu langsung dihentikan dan luka di tangan Jagdish ditutup.

    Manish menuturkan pihak rumah sakit harus bertanggung jawab atas kekeliruan ini.

    “Ayah saya dibawa keluar saat saya dibawa untuk dioperasi. Saat saya dibawa keluar dari ruang operasi setelah operasi, saya tidak melihatnya,” cerita Manish dikutip dari NDTV, Jumat (18/4/2025).

    “Saya dibawa ke bangsal dan saya memberitahu petugas bahwa saya tidak menemukan ayah saya. Seseorang mengatakan ia telah dibawa untuk dioperasi. Saya bertanya operasi apa, ia bersama saya,” sambungnya.

    Akibat kejadian itu, pihak rumah sakit langsung melakukan penyelidikan. Komite beranggotakan tiga orang dibentuk untuk menyelidiki masalah dan memberikan laporan.

    (avk/kna)

  • Konferensi Asia-Afrika, tonggak solidaritas negara berkembang

    Konferensi Asia-Afrika, tonggak solidaritas negara berkembang

    Dokumentasi sejumlah anggota Pramuka mengibarkan bendera peserta Konferensi Asia Afrika di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Bandung, Jawa Barat, Senin (18/4/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

    18 April 1955: Konferensi Asia-Afrika, tonggak solidaritas negara berkembang
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 18 April 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Tanggal ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional. Pada 18 April 1955, Konferensi Asia-Afrika (KAA) resmi dibuka di Gedung Merdeka, Bandung, dan menjadi awal dari kerja sama besar antara negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara, termasuk Indonesia, India, Mesir, Tiongkok, dan Myanmar, serta melibatkan tokoh-tokoh besar seperti Presiden Soekarno, Jawaharlal Nehru, Gamal Abdel Nasser, Zhou Enlai, dan U Nu.

    Konferensi tersebut bertujuan untuk mempererat solidaritas antarbangsa bekas jajahan dan menolak segala bentuk kolonialisme serta imperialisme. Dalam pidato pembukaannya, Presiden Soekarno menyerukan pentingnya persatuan dunia ketiga dalam menghadapi ketimpangan global. KAA menghasilkan Dasasila Bandung, sebuah deklarasi prinsip-prinsip dasar dalam hubungan internasional yang menekankan perdamaian, kedaulatan, dan kerja sama.

    Konferensi Asia-Afrika berlangsung selama tujuh hari, dari 18 hingga 24 April 1955, dan menjadi perhatian besar dunia internasional, terutama di tengah ketegangan Perang Dingin. Peristiwa ini juga menjadi cikal bakal terbentuknya Gerakan Non-Blok, yang kemudian memainkan peran penting dalam menyeimbangkan kekuatan dunia antara blok Barat dan Timur.

    Sejak saat itu, setiap tanggal 18 April diperingati sebagai Hari Konferensi Asia-Afrika. Kota Bandung rutin menggelar berbagai kegiatan untuk mengenang peristiwa bersejarah ini, termasuk Asia Africa Festival yang melibatkan delegasi dari berbagai negara. Hingga kini, semangat solidaritas dan kemandirian yang lahir dari konferensi tersebut masih menjadi inspirasi dalam upaya menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan damai.

    Sumber : Sumber Lain

  • IMF proyeksikan RI peringkat ke-7 PDB terbesar dunia berdasarkan PPP

    IMF proyeksikan RI peringkat ke-7 PDB terbesar dunia berdasarkan PPP

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IMF proyeksikan RI peringkat ke-7 PDB terbesar dunia berdasarkan PPP
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 18 April 2025 – 00:21 WIB

    Elshinta.com – Dalam proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia berada di peringkat ke-7 dunia negara-negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia untuk 2025 berdasarkan metode Purchasing Power Parity (PPP).

    “PPP mencerminkan realitas ekonomi lokal,” tulis IMF dalam laporan World Economic Outlook (WEO) April 2025 dikutip di Jakarta, Kamis.

    Indonesia mengukuhkan posisinya di atas negara-negara maju seperti Prancis dan Inggris. Hal ini terdapat dalam data yang diolah dari website IMF tentang peringkat terbaru negara-negara dengan PDB terbesar di dunia untuk tahun 2025, berdasarkan metode PPP

    Dengan PDB PPP mencapai 4,98 triliun dolar AS, Indonesia menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di kawasan ASEAN dan salah satu motor pertumbuhan ekonomi global.

    Menurut IMF, penggunaan PPP penting untuk melihat potensi pasar domestik, khususnya dalam konteks investasi dan kebijakan pembangunan.

    Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, reformasi struktural, dan percepatan transformasi digital, diyakini menjadi faktor utama pendorong peningkatan daya beli nasional.

    Metode PPP digunakan oleh IMF untuk membandingkan output ekonomi antarnegara dengan memperhitungkan perbedaan tingkat harga. 

    Dengan kata lain, PPP mengukur seberapa banyak barang dan jasa yang dapat dibeli oleh satu unit mata uang di masing-masing negara, memberikan gambaran yang lebih realistis tentang daya beli masyarakat dan ukuran ekonomi domestik.

    Adapun peringkat PDB Terbesar 2025 (PPP) sebagai berikut:

    1. Tiongkok – 39,44 triliun dolar AS

    2. Amerika Serikat – 30,34 triliun dolar AS

    3. India – 17,36 triliun dolar AS

    4. Rusia – 7,13 triliun dolar AS

    5. Jepang – 6,77 triliun dolar AS

    6. Jerman – 6,17 triliun dolar AS

    7. Indonesia – 4,98 triliun dolar AS

    8. Brasil – 4,89 triliun dolar AS

    9. Prancis – 4,49 triliun dolar AS

    10. Inggris – 4,42 triliun dolar AS

    Tidak seperti metode nominal PDB yang sering digunakan dalam pemberitaan umum, PDB versi PPP dianggap lebih akurat dalam menggambarkan kekuatan ekonomi riil sebuah negara, khususnya negara-negara berkembang. 

    Sebab, metode ini memperhitungkan selisih harga antarnegara. Sebagai contoh, harga makanan atau jasa di Jakarta tentu jauh lebih murah dibandingkan di New York, sehingga nilai mata uang rupiah secara domestik memiliki daya beli yang lebih tinggi.

    Yang menarik dari data ini adalah semakin dominannya negara-negara Asia dalam daftar 10 besar ekonomi dunia versi PPP. Selain Tiongkok, India, dan Indonesia, Jepang juga tetap bertahan di posisi lima besar. Hal ini mencerminkan pergeseran geopolitik dan ekonomi global ke arah Timur.

    Namun, dominasi ini juga menyoroti ketimpangan struktural. Negara-negara seperti Nigeria, Pakistan, atau Bangladesh yang memiliki populasi besar, masih belum masuk dalam daftar meskipun punya potensi PDB PPP yang besar di masa depan.

    Dengan mempertahankan posisi ke-7 dunia berdasarkan PPP, Indonesia menunjukkan resiliensi dan potensi jangka panjang sebagai kekuatan ekonomi baru.

    Namun, angka ini juga menjadi pengingat penting bagi pembuat kebijakan untuk terus memperkuat fondasi ekonomi domestik agar pertumbuhan ini tidak hanya besar secara statistik, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan.

    Sumber : Antara

  • Kalau Pertek Dihapus-TKDN Dilonggarkan, Apa Sih Dampak ke Ekonomi RI?

    Kalau Pertek Dihapus-TKDN Dilonggarkan, Apa Sih Dampak ke Ekonomi RI?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kalangan bos manufaktur barang elektronik menekankan pentingnya pertimbangan teknis (pertek) untuk mengendalikan impor masuk di pasar domestik. Jika tidak ada pertek untuk industri manufaktur maka produk impor bisa semakin membanjiri pasar RI.

    “Kami ini produsen, tidak ada masalah dengan adanya penerapan pertek. Karena selama ini yang dikenakan pertek itu kan untuk impor barang jadi, bukan untuk pertek bahan baku,” kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta Kamis (17/4/2025).

    Dengan adanya Permendag 8/2024 yang menghilangkan pertek, Gabel menilai itu artinya tidak mendukung keberlangsungan industri dalam negeri, bahkan bisa mematikan daya saing.

    “Jadi, sebaiknya dikembalikan lagi kepada aturan ke Permendag 68/2020 dan Permendag 36/2023, yang terbukti dapat menarik investasi masuk ke Indonesia,” ujar Daniel.

    Daniel mengemukakan, saat Permendag 68/2020 diberlakukan untuk komoditas alas kaki, sepeda, dan AC, Peraturan yang memberlakukan pertek ini efektif pada Agustus tahun 2020, pada saat itu utilisasi naik 50 persen hanya dalam kurun waktu empat bulan. Namun, setelah itu ada relaksasi peraturan ini, akhirnya utilisasi jadi menurun. Karenanya pemerintah dapat segera merevisi Permendag 8/2024 dengan mempertimbangkan pertek.

    “Kalau menyusunnya saja hanya satu minggu, masa untuk merevisinya saja butuh waktu berbulan bulan. Ini yang kami lihat, pemerintah mau serius atau tidak dalam melindungi industri dalam negeri,” kata Daniel.

    Indonesia harus menjadi basis produksi atau tuan rumah di negerinya sendiri, karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan banyaknya tenaga kerja yang berusia produktif. “Oleh karenanya, aktivitas industri menjadi sangat penting, karena menyerap tenaga kerja yang begitu banyak,” tegasnya.

    Demi melindungi dan mengamankan pasar dalam negeri, pemerintah harus benar-benar serius untuk menekan banjir impor produk jadi. Salah satu caranya adalah kontrol border di pelabuhan, bukan saat di post border.

    “Selain itu, pemberlakuan pelabuhan tertentu bagi impor produk jadi atau entry point. Ini juga diberlakukan oleh negara-negara lain seperti India dan Thailand,” ujarnya.

    Selain pertek, kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) juga bisa menjadi NTM bagi Indonesia sehingga seharusnya diperluas, bukan untuk dilonggarkan. Sebab, dengan adanya wacana pelonggaran TKDN, sudah ada sinyal para investor di Indonesia sudah mulai ancang-ancang untuk pindah atau kabur ke negara lain.

    “Indikasi itu memang sudah ada. Beberapa perusahaan siap tutup assembly-nya. Maka itu, pemerintah perlu menyadari bahwa pertek dan TKDN itu ibarat dua sisi mata uang, yang tidak bisa dipisahkan. Apabila (pertek dan TKDN) ini dapat dikelola dengan baik, akan menjadi kekuatan kita untuk membuat industri kita tumbuh serta mandiri dan berdaya saing,” sebutnya.

    (fys/wur)