Negara: India

  • 8
                    
                        Tur Messi Berantakan gegara Pejabat Minta Foto, Amuk Warga India Meluap
                        Internasional

    8 Tur Messi Berantakan gegara Pejabat Minta Foto, Amuk Warga India Meluap Internasional

    Tur Messi Berantakan gegara Pejabat Minta Foto, Amuk Warga India Meluap
    Penulis
    KOLKATA, KOMPAS.com
    – Jadwal tur Lionel Messi di India berantakan setelah kerumunan pejabat, politisi, dan selebritas justru menghambat jalannya acara utama di Kolkata, Sabtu (13/12/2025).
    Megabintang sepak bola asal Argentina itu hanya tampil selama 20 menit dalam sesi di Stadion Salt Lake, jauh lebih singkat dari jadwal yang direncanakan sebelumnya.
    Messi hadir di
    India
    sebagai bagian dari rangkaian GOAT (Greatest of All Time) Tour 2025, yang mencakup berbagai kegiatan di Kolkata, Hyderabad, Mumbai, dan New Delhi.
    Di Kolkata, Messi dijadwalkan menyapa penggemar dengan berjalan keliling lapangan, sebagai momen spesial bagi penonton yang telah membeli tiket seharga 5.000-15.000 rupee (sekitar Rp 918.000–2,75 juta).
    Namun, kehadiran puluhan tamu VIP yang ingin mendekat dan berfoto dengan Messi justru mengganggu jalannya acara.
    Saat Messi melangkah ke lapangan, ia langsung dikerubungi pejabat dan fotografer, membuat pengamanan kesulitan mengendalikan situasi.
    Could you spot where the Messi is??
    This was the view for fans who paid 10K, Wow
    pic.twitter.com/0wC1fuPPFH
    Tim keamanan kemudian membatalkan agenda lebih awal demi keselamatan sang pemain, dan mengevakuasinya keluar dari stadion bersama rombongan VVIP.
    Kondisi itu memicu kemarahan ribuan penonton yang merasa dibatasi aksesnya untuk melihat Messi secara langsung, meski sudah membeli tiket mahal.
    Penonton lain, Ajay Shah, mengaku kecewa setelah membeli tiket 5.000 rupee dan datang bersama anaknya untuk menyaksikan Messi.
    “Saya datang untuk melihat Messi, bukan politisi. Polisi dan tentara bisa
    selfie
    dengannya, sedangkan kami hanya menonton kekacauan,” katanya kepada
    Press Trust of India
    .
    Kekecewaan penonton berubah menjadi kemarahan, dengan insiden pelemparan botol, perusakan papan reklame, hingga kerusakan fasilitas stadion lainnya.
    Aparat keamanan langsung dikerahkan untuk meredam kerusuhan, sementara video kekacauan itu tersebar luas di media sosial.
    #WATCH
    | Kolkata, West Bengal: Angry fans vandalised the Salt Lake Stadium in Kolkata, alleging poor management of the event
    #GOATIndiaTour2025

    #LionelMessi

    pic.twitter.com/Z4KuLfbHDK
    Direktur Jenderal Kepolisian Negara Bagian Bengal Barat, Rajiv Kumar, menyebut penyelenggara utama, Satadru Dutta, telah ditangkap atas dugaan salah kelola acara.
    “Investigasi telah dimulai, dan siapa pun yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban,” kata Rajiv Kumar, dikutip dari
    India Today
    .
    Ia juga menyatakan bahwa pihak penyelenggara memberikan jaminan tertulis untuk mengembalikan uang tiket kepada penonton yang tidak puas.
    “Penyelidikan masih berlangsung dan siapa pun yang terbukti bersalah akan dikenai sanksi,” ujarnya.
    Hingga saat ini, belum ada kepastian apakah tur Messi akan tetap dilanjutkan ke Hyderabad, Mumbai, dan New Delhi sesuai jadwal.
    Kekacauan di kota pertama ini memunculkan pertanyaan besar tentang kesiapan penyelenggara di lokasi selanjutnya, terutama soal pengamanan dan manajemen acara.
    Para penggemar berharap insiden di Kolkata menjadi pelajaran agar
    tur Messi di India
    tetap bisa berlanjut tanpa gangguan serupa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Aluminium-Semen Kena Pajak Karbon CBAM Eropa 2026, Ini Bocorannya

    Aluminium-Semen Kena Pajak Karbon CBAM Eropa 2026, Ini Bocorannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) yang diterapkan Uni Eropa akan mulai berlaku pada tahun depan dan berpotensi memberi dampak besar bagi negara pengekspor, termasuk Indonesia. 

    Aturan ini merupakan mekanisme penyesuaian karbon yang membebankan biaya tambahan pada produk impor berdasarkan tingkat emisi karbon yang dihasilkan dalam proses produksinya.

    Sejumlah komoditas utama akan terdampak oleh kebijakan tersebut, antara lain besi dan baja, semen, pupuk, alumunium, listrik, serta hidrogen. Produk-produk ini selama ini menjadi tulang punggung perdagangan internasional dengan Uni Eropa, termasuk dari negara-negara berkembang.

    Dikutip dari Reuters pada Minggu (13/12/2025) melaporkan bahwa ekspor komoditas tersebut ke pasar Eropa akan menghadapi biaya lebih tinggi seiring dengan pengetatan aturan terhadap produk dengan intensitas karbon tinggi. Langkah ini dinilai akan mempengaruhi daya saing harga produk impor.

    Mulai Januari mendatang, CBAM akan mengenakan pungutan impor untuk produk industri tertentu berdasarkan emisi karbon yang terkandung di dalamnya. 

    “CBAM akan mengenakan biaya impor berdasarkan emisi yang dihasilkan selama proses produksi,” bunyi aturan tersebut dalam dokumen kebijakan Uni Eropa tersebut. 

    Kebijakan ini dirancang untuk melindungi produsen di dalam negeri Eropa dari serbuan produk impor yang lebih murah dari negara dengan kebijakan iklim yang dinilai kurang ketat. 

    Melalui CBAM, Uni Eropa akan menyamakan harga karbon impor dengan harga karbon yang telah dibayarkan produsen lokal melalui pasar karbon Eropa.

    Brussel akan menghitung pungutan tersebut menggunakan tolok ukur standar intensitas emisi CO₂ untuk setiap jenis produk. Semakin rendah ambang batas emisi yang ditetapkan, maka semakin besar biaya yang harus dibayarkan importir jika produk mereka melebihi standar tersebut.

    Draf proposal Komisi Eropa yang dilihat Reuters menunjukkan adanya pengetatan tolok ukur emisi untuk sejumlah komoditas. 

    Patokan emisi aluminium mentah ditetapkan sebesar 1,423 ton CO₂ per ton logam, lebih rendah dari draf sebelumnya. Sementara itu, patokan untuk klinker semen abu-abu menjadi 0,666 dan pupuk amonia cair 0,457.

    Dokumen draf lain juga menjelaskan bahwa Uni Eropa akan menggunakan nilai emisi standar jika produsen gagal melaporkan data emisi aktual. 

    “Nilai standar ini akan digunakan ketika produsen tidak memberikan data emisi mereka sendiri,” lanjut dokumen tersebut. 

    Berdasarkan perhitungan Reuters, aluminium primer dari Mozambik yang menjadi pemasok utama Uni Eropa pada periode Januari–Agustus 2025 akan dikenakan biaya CBAM sekitar 168 euro per ton. 

    Sementara impor aluminium dari India dan Uni Emirat Arab diperkirakan masing-masing menghadapi biaya sekitar 51 euro per ton, dengan asumsi harga karbon Uni Eropa berada di kisaran 80 euro per ton.

    Seorang pejabat Komisi Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa menargetkan adopsi tolok ukur CBAM pada awal 2026. “Kami berharap tolok ukur CBAM dapat diadopsi pada awal tahun 2026,” ujar pejabat tersebut. 

    Brussel juga berencana mengusulkan perubahan lain, termasuk penambahan jenis produk dan langkah pencegahan penghindaran aturan.

    Dari sisi baja, analis Morgan Stanley memperkirakan biaya CBAM akan sangat bervariasi antarnegara. Biaya CBAM untuk baja canai panas bisa melebihi 600 euro per ton untuk Indonesia. 

  • Deretan Bencana Alam Sejak Tahun 1990

    Deretan Bencana Alam Sejak Tahun 1990

    Bisnis.com, JAKARTA — Banjir bandang dan longsor yang menerjang tiga provinsi di Sumatra kembali menjadi pengingat bahwa Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana alam yang cukup tinggi.

    Dalam rentang empat dekade terakhir, sejumlah peristiwa besar tidak hanya meluluhlantakkan wilayah terdampak, tetapi juga menyita perhatian dunia internasional.

    Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (13/12/2025), berikut deretan bencana alam besar yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1990:

    1. Gempa dan Tsunami Flores (1992)

    Gempa mengguncang Flores, NTT, pada 12 Desember 1992 dan langsung memicu tsunami besar yang menyapu kawasan pesisir. Wilayah Sikka, Ende, Ngada hingga Flores Timur mengalami kerusakan parah. Ribuan orang meninggal dunia, ratusan hilang, dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal. Besarnya dampak membuat pemerintah menetapkan peristiwa ini sebagai bencana nasional melalui Keppres Nomor 66 Tahun 1992.

    2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004)

    Tanggal 26 Desember 2004 menjadi salah satu hari paling kelam dalam sejarah Indonesia. Gempa megathrust di Samudra Hindia berkekuatan 9 SR memicu tsunami dahsyat yang melanda Aceh dan wilayah sekitarnya, sebelum menjalar hingga Sri Lanka, India, Thailand, hingga Afrika Timur.

    Ratusan ribu korban meninggal dan hilang, sementara lebih dari setengah juta warga kehilangan rumah. Pemerintah menetapkan status bencana nasional melalui Keppres Nomor 112 Tahun 2004.

    3. Gempa Yogyakarta (2006)

    Guncangan kuat di Yogyakarta dan sekitarnya pada pagi hari 27 Mei 2006, ketika banyak warga masih berada di dalam rumah. Sebanyak lebih dari 5.800 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya luka-luka. Kerusakan juga merembet hingga situs bersejarah seperti Candi Prambanan. Gempa ini menjadi momentum penguatan edukasi dan mitigasi bencana di wilayah DIY dan nasional.

    4. Gempa Sumatera Barat (2009)

    Gempa besar berkekuatan 7,6 skala richter mengguncang lepas pantai Sumbar pada 30 September 2009. Guncangannya merusak Padang, Pariaman, Agam, Bukittinggi, hingga Solok. Lebih dari seribu orang tewas, ribuan terluka, dan ratusan ribu bangunan rusak. Bantuan internasional mengalir dari berbagai negara, menunjukkan skala bencana yang besar.

    5. Letusan Gunung Merapi (2010)

    Gunung Merapi kembali mengalami erupsi besar pada 2010. Awan panas dan material vulkanik menghantam lereng Merapi, menewaskan ratusan orang. Debu vulkanik bahkan mencapai Jawa Barat dan mengganggu penerbangan serta kegiatan ekonomi. Letusan ini menegaskan kembali ancaman besar gunung api aktif di Indonesia.

    6. Letusan Gunung Kelud (2014)

    Erupsi Gunung Kelud terjadi pada 13 Februari 2014 dan berlangsung sangat eksplosif. Material vulkanik menyelimuti sebagian besar Pulau Jawa hingga aktivitas penerbangan lumpuh di beberapa bandara. Meski korban jiwa relatif lebih sedikit, letusan ini berdampak besar pada transportasi, aktivitas ekonomi, dan kesehatan masyarakat.

    7. Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi Palu–Donggala (2018)

    Sulawesi Tengah diguncang gempa 7,4 magnitudo pada 28 September 2018, yang memicu tsunami dan likuifaksi secara bersamaan. Fenomena tanah mencair menyeret bangunan utuh dan menelan permukiman. Lebih dari dua ribu orang tewas dan ribuan lainnya hilang. Kompleksitas bencana ini membuat Palu menjadi salah satu contoh ekstrem risiko geologi di Indonesia dan menjadi perhatian komunitas ilmiah internasional.

    8. Pandemi Covid-19 (2020)

    Indonesia memasuki masa krisis kesehatan global ketika Covid-19 merebak pada 2020. Pemerintah menetapkan pandemi sebagai bencana nasional melalui Keppres Nomor 12 Tahun 2020. Dalam tiga tahun, jutaan kasus tercatat dan ratusan ribu kematian terjadi. Dampaknya merembet ke sektor ekonomi, pendidikan, hingga sosial, menjadikan pandemi salah satu bencana non-alam terbesar dalam sejarah Indonesia modern.

    9. Letusan Gunung di NTT

    Gunung yang paling sering meletus di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2024-2025 adalah Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. Aktivitas gunung ini sering sekali mengganggu aktivitas penerbangan.

    Dampak letusan ini juga pernah menyebabkan penutupan bandara dan evakuasi warga karena statusnya naik menjadi Awas (Level IV).

    10. Bencana Banjir dan Longsor di Sumatra

    Korban meninggal pada hingga Sabtu (13/12/2025) yang dicatatkan BNPB mencapai 969 jiwa dan 252 orang hilang. Banjir di 3 provinsi yakni Aceh, Sumut, dan Padang membawa banyak gelondongan kayu hingga ke pemukiman rumah warga. (Angela Keraf)

  • Dolar Ambruk, Harga Emas dan Perak Langsung Tancap Gas

    Dolar Ambruk, Harga Emas dan Perak Langsung Tancap Gas

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam tujuh minggu pada perdagangan Jumat (12/12/2025), didorong oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS), pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), serta meningkatnya permintaan aset safe-haven di tengah ketegangan geopolitik global. Sementara itu, harga perak kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

    Harga emas spot naik 1,2% menjadi US$ 4.332,25 per troi ons pada pukul 18.36 WIB, level tertinggi sejak 21 Oktober 2025 dan berada pada jalur kenaikan mingguan sebesar 3,2%. Emas berjangka AS turut menguat 1,3% menjadi US$ 4.368,60 per troi ons.

    Dolar AS yang melemah ke dekat level terendah dua bulan membuat emas lebih murah bagi pembeli internasional, sehingga mendorong peningkatan permintaan.

    Dikutip dari Reuters, analis Oanda, Zain Vawda, menjelaskan faktor utama penguatan emas berasal dari lonjakan klaim pengangguran AS serta meningkatnya ketegangan antara AS dan Venezuela.

    “Kenaikan tajam klaim pengangguran mingguan AS serta ketegangan AS–Venezuela menopang harga emas dan menjaga tingginya permintaan aset safe-haven,” ujarnya.

    Infografis pergerakan harga emas dunia – (Kitco News/-)

    Di sisi kebijakan moneter, The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin untuk ketiga kalinya tahun ini, tetapi memberi sinyal akan berhati-hati dalam melakukan pemangkasan lanjutan. Investor kini memperkirakan dua kali pemotongan suku bunga pada 2026. Laporan non-farm payrolls pekan depan menjadi indikator kunci arah kebijakan The Fed.

    Aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil umumnya lebih diminati ketika suku bunga menurun.

    Dari sisi geopolitik, Amerika Serikat dikabarkan bersiap mencegat lebih banyak kapal pengangkut minyak Venezuela setelah penyitaan satu kapal tanker awal pekan ini.

    Permintaan fisik emas di Asia cenderung melemah. Di India, diskon harga emas melebar meski memasuki musim pernikahan, sementara di China harga spot yang tinggi menekan minat beli.

  • Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Dokter Gadungan Nekat Operasi Modal Nonton YouTube, Nyawa Pasien Melayang

    Jakarta

    Seorang wanita di Barabanki, Uttar Pradesh, India, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban praktik operasi ilegal. Hal ini dilakukan oleh seorang dokter gadungan yang nekat membuka klinik.

    Ironisnya, pelaku disebut melakukan prosedur operasi sambil menonton YouTube. Bahkan, diduga dalam kondisi mabuk.

    Korban bernama Munisha Rawat awalnya mengalami sakit perut hebat pada 5 Desember 2025. Suaminya, Fateh Bahadur, kemudian membawanya ke klinik Shri Damodar Aushadhalaya yang merupakan klinik tanpa izin di sana.

    Klinik tersebut dijalankan oleh Gyan Prakash Mishra dan Vivek Mishra. Gyan diduga langsung mendiagnosis adanya batu ginjal pada pasien dan menyarankan operasi.

    Biaya awalnya dipatok Rs 25.000 atau sekitar Rp 4,6 juta. Lalu, disepakati bahwa prosedur tersebut akan dijalankan dengan biaya sebesar Rs 20.000, sekitar Rp 3,6 juta.

    Keesokan harinya operasi dilakukan, dan tragedi bermula. Menurut laporan, Gyan menjalankan prosedur medis sambil menonton video YouTube sebagai panduan.

    Dalam kondisi yang diduga mabuk, ia justru memotong saraf pasien, membuat sayatan dalam di perut, serta melukai usus kecil dan kerongkongan korban. Munishra kemudian meninggal sehari setelah operasi akibat rasa sakit hebat dan komplikasi serius.

    Pasien ditinggal saat kondisi kritis

    Setelah kejadian, kedua pemilik klinik melarikan diri dan meninggalkan pasien dalam kondisi kritis. Melihat itu, suami korban langsung melaporkannya ke polisi.

    Petugas yang tiba di lokasi menemukan klinik tersebut sudah dalam keadaan tutup. Jenazah Munishra di autopsi, sementara kasus terhadap kedua tersangka didaftarkan dengan tuduhan pembunuhan tidak disengaja dan pelanggaran Undang-Undang SC/ST.

    Pejabat polisi senior, Amit Singh Bhaduria, mengatakan pihaknya sudah menyegel klinik tersebut.

    “Para tersangka saat ini buron, tetapi akan segera kami tangkap,” ujarnya yang dikutip dari India Today.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Warning PB IDI soal Dokter Gadungan: Jangan Lihat Ijazah Kedokteran Saja”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Waspada! Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata

    Waspada! Ini Tanda Kolesterol Tinggi yang Bisa Terlihat di Mata

    Jakarta

    Kolesterol tinggi biasanya berkembang tanpa gejala yang jelas, tapi bisa menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan jantung serta pembuluh darah. Tes darah bisa mendeteksinya, tapi tanda-tanda tertentu yang terlihat di mata bisa memberikan petunjuk.

    Karena itu, mengenali tanda-tanda kolesterol tinggi sejak dini di area mata sangat penting. Hal ini memungkinkan seseorang untuk memeriksakan diri dan mengubah gaya hidup yang lebih sehat.

    Tanda Kolesterol Tinggi Bisa Terlihat di Mata

    Spesialis penyakit dalam dr Yunita Indah Dewi SpPD mengungkap, salah satu gejala yang kerap muncul saat kolesterol seseorang berlebihan adalah adanya gumpalan lemak di area mata.

    “Penumpukan lemak, biasanya ada di sekitar mata. Bentuknya seperti bintitan tapi banyak dan berisi lemak. Sering disebut xanthoma,” ujar dr Yunita kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, gumpalan-gumpalan lemak tersebut tidak menyebabkan nyeri atau rasa sakit. Kendati demikian kondisi itu bisa membuat seseorang tidak percaya diri.

    “Tidak nyeri, cuma estetiknya aja nggak bagus. (Xanthoma) bisa bergerombol, lama-lama banyak di daerah mata,” tutupnya.

    Dikutip dari laman WebMD, xanthoma merupakan noda kecil yang muncul akibat penumpukan lemak di bawah permukaan kulit. Umumnya, xanthoma berukuran kecil, meski bisa mencapai 7,5 cm dan biasanya dialami oleh orang-orang lanjut usia. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.

    Tanda Kolesterol Lainnya yang Terlihat di Mata

    Tak hanya xanthoma, ada beberapa tanda kolesterol lainnya yanng bisa terlihat di mata. Dikutip dari laman Times of India, berikut di antaranya.

    1. Arkus Kornea

    Arkus kornea merupaka kondisi adanya lingkaran putih atau abu-abu samarr yang muncul di sekitar iris, bagian mata yang berwarna. Kondisi tersebut terjadi akibat penumpukan kolesterol di kornea.

    Meski arkus kornea merupakan bagian alami dari penuaan pada lansia, hal ini serigkali menandakan kadar kolesteril yang tinggi secara tidak normal pada orang yang lebih muda. Keberadaan arkus kornea sangat penting, sebab mencerminkan penumpukan lipid yang mungkin juga erjadi di pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko aterklerosis serta masalah jantung lainnya.

    2. Kelopak Mata Bengkak Terus-menerus

    Pembengkakan pada kelopak mata yang terus menerus juga bisa menjadi tanda lain yang samar dari kolesterol tinggi. Kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan retensi cairan dan memengaruhi sirkulasi, sehingga menyebabkan kelopak mata tampak bengkak.

    Meski bengkak yang terjadi sementara sering disebabkan karena pola idur, alergi, atau asupan garam, pembengkakan yang terus menerus dan tak kunjung sembuh bisa mengindikasikan masalah metabolk atau kardiovaskular yang mendasarinya.

    3. Lingkaran Hitam dan Vena yang Menonjol

    Dalam beberapa kasus, orang dengan kolesterol tinggi kemungkinan melihat adanya lingkaran hitam atau pembuluh darah vena yang lebih menonjol di bawah area mata.

    Kurang tidur, penuaan, dan genetik memang bisa menyebabkan kondisi ini, tapi stres vaskular kronis karena kolesterol tinggi bisa memperburuk lingkaran hitam dan pembuluh darah vena.

    Kondisi ini terjadi karena kelebihan lipid yang dapat memengaruhi elastisitas pembuluh darah, memperlambat sirkulasi, dan menyebabkan darah mengumpul. Hal tersebut dapat meningkatkan visibilitas pembuluh darah vena dan membuat area gelap di bawah mata.

    (elk/kna)

  • Meksiko Getok Tarif hingga 50% untuk Produk Indonesia Mulai 2026

    Meksiko Getok Tarif hingga 50% untuk Produk Indonesia Mulai 2026

    Bisnis.com, JAKARTA – Senat Meksiko menyetujui kenaikan tarif hingga 50% atas produk-produk impor dari China dan sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia pada 2026. Langkah ini diambil untuk memperkuat industri lokal negara tersebut.

    Melansir Reuters, Jumat (12/12/2025), tarif bea masuk baru tersebut akan dikenakan pada sejumlah barang seperti mobil, suku cadang mobil, tekstil, pakaian, plastik, dan baja yang berasal dari negara-negara yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan Meksiko, termasuk China, India, Korea Selatan, Thailand, dan Indonesia. Sebagian besar produk akan dikenakan tarif hingga 35%.

    Senat Meksiko meloloskan rancangan undang-undang (RUU) itu dengan 76 suara mendukung, 5 menolak, dan 35 abstain. RUU yang disetujui ini lebih ringan dibandingkan versi yang sempat tertahan di majelis rendah, dengan mencakup tarif untuk sekitar 1.400 jenis produk—kebanyakan tekstil, pakaian, baja, suku cadang otomotif, plastik, dan alas kaki—serta pengurangan tarif untuk sekitar dua pertiga dari jumlah tersebut dibandingkan usulan awal.

    Merespons rencana tersebut, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa mereka akan memantau rezim tarif baru Meksiko dan menilai dampaknya. Namun, mereka juga memperingatkan bahwa langkah tersebut akan secara substansial merugikan kepentingan perdagangan.

    “China selalu menentang segala bentuk kenaikan tarif sepihak dan berharap Meksiko segera memperbaiki praktik unilateral dan proteksionis semacam itu,” kata Kementerian Perdagangan China.

    Ketika ditanya dalam jumpa pers rutin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa melawan arus globalisasi ekonomi dengan menerapkan proteksionisme merugikan pihak lain dan tidak menguntungkan diri sendiri.

    Para analis dan pelaku usaha menilai langkah Meksiko ini bertujuan meredakan tekanan dari Amerika Serikat (AS) menjelang peninjauan berikutnya atas perjanjian dagang Amerika Serikat–Meksiko–Kanada (USMCA). Langkah ini juga dinilai sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan tambahan sebesar US$3,76 miliar tahun depan karena Meksiko berupaya mengurangi defisit fiskal.

    “Di satu sisi, ini melindungi sejumlah sektor produktif lokal yang kalah bersaing dibanding produk China. Ini juga melindungi lapangan kerja,” kata Mario Vazquez, senator dari partai oposisi PAN.

    “Namun, tarif juga merupakan pajak tambahan yang dibayar warga saat membeli produk. Dan ini adalah sumber dana bagi negara. Kita perlu tahu untuk apa dana tersebut akan digunakan. Semoga rantai produksi dalam negeri akan diperkuat,” imbuhnya.

    Emmanuel Reyes, senator dari partai berkuasa Morena, membela kebijakan tersebut.

    “Penyesuaian ini akan meningkatkan daya saing produk Meksiko dalam rantai pasok global dan melindungi pekerjaan di sektor-sektor kunci,” kata Reyes, yang menjabat sebagai ketua Komite Ekonomi Senat.

    “Ini bukan sekadar alat untuk meningkatkan pendapatan, tetapi sarana untuk mengarahkan kebijakan ekonomi dan perdagangan demi kesejahteraan umum,” lanjutnya.

    Pada September 2025, Meksiko telah menyatakan bahwa mereka akan menaikkan tarif pada mobil dan barang lain dari China dan negara-negara Asia lainnya. Amerika Serikat telah mendorong negara-negara di Amerika Latin untuk membatasi keterikatan ekonomi mereka dengan China, yang menjadi pesaing utama AS dalam memperebutkan pengaruh di kawasan tersebut.

  • Uni Eropa Perkuat Sanksi dan Deportasi Demi Batasi Migrasi

    Uni Eropa Perkuat Sanksi dan Deportasi Demi Batasi Migrasi

    Brussels

    Jika merujuk kepada strategi keamanan terbaru Amerika Serikat (AS), yang mengkritik kebijakan migrasi Eropa mengarah pada “penghapusan peradaban,” hal yang mungkin terpikirkan adalah Uni Eropa (UE) sedang membuka lebar pintu perbatasan.

    Faktanya, keberadaan imigran ilegal terus menurun. Terlebih, Uni Eropa baru saja memperbarui kebijakan migrasi menjadi yang paling ketat sepanjang sejarah. Tujuannya, antara lain, untuk memudahkan negara-negara anggota menahan dan mendeportasi para pencari suaka yang ditolak.

    Menteri Imigrasi Denmark Rasmus Stoklund mengatakan bahwa langkah tersebut adalah reformasi baru untuk memperbaiki sistem yang “disfungsional” dan memulihkan “kontrol” negara.

    Namun, langkah ini menuai protes dari organisasi hak asasi manusia (HAM). Amnesty Internasional menuduh bahwa keputusan tersebut serupa dengan, “penangkapan masal, penahanan, dan deportasi yang mengerikan, serta tidak manusiawi di Amerika Serikat.”

    Rencana kirim imigran ke pusat detensi luar negeri

    Pada Senin (08/12), para menteri dalam negeri Uni Eropa mendukung serangkaian reformasi yang mencakup pengesahan hukum atas gagasan yang disebut “pusat pemulangan.” Hal itu bisa berarti pusat penahanan di luar Uni Eropa, tempat para migran dikirim untuk memproses permohonan suaka atau bahkan sebagai bagian dari tiket sekali jalan keluar dari Eropa.

    Namun, revisi aturan ini masih harus dinegosiasikan dengan Parlemen Eropa. Aturan tersebut memungkinkan negara anggota Uni Eropa membuat kesepakatan dengan negara di luar blok dan mengirim migran ke sana, meskipun mereka tidak memiliki keterkaitan dengan negara tersebut.

    Denmark mulai mempertimbangkan cara untuk mengirim migran ke Rwanda pada 2021, tapi negara anggota Uni Eropa pertama yang mencoba menerapkannya secara nyata adalah Italia.

    Pemerintahan sayap kanan di Roma telah mendirikan pusat penanganan migran di negara tetangga non-Uni Eropa, Albania, tahun 2024, tetapi pusat penanganan tersebut menghadapi tantangan hukum dan akhirnya ditangguhkan.

    Namun, pengamat kebijakan migrasi Helena Hahn mengatakan bahwa “masih belum jelas” bagaimana bentuk pusat pemulangan di luar model Italia dan terutama, negara-negara non-UE mana yang bersedia menampung migran yang ditujukan ke Eropa.

    Pengabaian tanggung jawab?

    Lembaga HAM dan Think Tank seperti Human Rights Watch dan Oxfam, mengecam Uni Eropa karena dianggap “mengabaikan tanggung jawab” karena mencoba mendelegasikan proses suaka.

    “Uni Eropa berusaha semakin mendorong tanggung jawabnya kepada negara-negara yang sudah menampung mayoritas pengungsi dengan sumber daya yang jauh lebih terbatas,” kata koalisi masyarakat sipil, pada tahun 2024.

    Pernyataan mereka menegaskan bahwa janji Uni Eropa untuk menegakkan hak-hak migran hanyalah “omong kosong.”

    Menteri Imigrasi Denmark Rasmus Stoklund menolak tuduhan tersebut. “Jika kami mengirim seseorang ke pusat pemulangan, kami akan bertanggung jawab untuk menghormati hak asasi mereka,” ujarnya kepada wartawan setelah pertemuan di Brussels.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Percepat deportasi dengan mendeklarasikan negara ‘aman’

    Negara anggota Uni Eropa juga mendukung proposal rancangan untuk mempercepat deportasi, yang menetapkan hukuman lebih berat bagi para migran yang mengabaikan perintah pengusiran. Dukungan terhadap aturan-aturan ini adalah tindak lanjut dari kesepakatan Uni Eropa dalam rencana untuk mengurangi kerjasama dengan negara-negara yang gagal diajak kerjasama dalam mendukung kebijakan deportasi.

    Para menteri dari negara-negara Uni Eropa juga memberi lampu hijau untuk daftar negara-negara yang dianggap “aman”. Kelompok tersebut adalah negara yang bisa mempercepat pengambilan keputusan untuk menolak izin tinggal bagi mereka yang kecil kemungkinannya untuk mendapat suaka.

    Contohnya, hanya 4% pencari suaka asal Bangladesh yang diterima di Uni Eropa tahun 2024. Bangladesh adalah negara teratas dalam daftar negara yang dianggap “aman” oleh Belgia. Negara-negara lain yang masuk daftar tersebut adalah India, Kolombia, Mesir, Maroko, dan Tunisia.

    Para menteri Uni Eropa sepakat bahwa negara-negara yang menjadi kandidat untuk tergabung di persekutuan seperti Montenegro, Moldova, atau Serbia perlu diberi status aman kecuali saat berada dalam situasi konflik atau pembatasan terhadap hak asasi manusia.

    Tampung para migran atau bayar denda

    Menurut Helena Hahn, Uni Eropa telah menyepakati satu rencana yang sedikit bertentangan dengan tren menuju pembatasan yang lebih ketat.

    Hal yang mereka sebut sebagai “pengumpulan solidaritas” akan membuat negara-negara anggota Uni Eropa di Eropa Utara dan Timur berada dalam posisi menerima lebih banyak migran dari negara-negara Selatan atau turut menyumbang dana untuk mendukung negara-negara seperti Cyprus, Spanyol, Italia, atau Yunani.

    Bagi Hahn, hal tersebut adalah “mekanisme untuk mengorganisir dan mengoordinasikan pembagian tanggung jawab terhadap para pencari suaka di antara negara-negara anggota.” Hal tersebut, menurutnya, dianggap sebagai “langkah besar.”

    “Pertanyaan-pertanyaan seputar relokasi, kuota, dan distribusi pencari suaka di seluruh Eropa dengan cara yang adil sudah selalu menjadi pembicaraan politis yang paling sensitif, yang menghambat implementasi sistem pencarian suaka di Eropa,” ucap Hahn.

    Penentuan soal negara-negara mana yang akan membayar, masih dibicarakan. Akan tetapi, Hungaria, salah satu anggota negara Uni Eropa telah menolak kewajiban denda. Hal ini bisa memunculkan sengketa hukum antara Brussels dan Budapest.

    Rasa khawatir masyarakat dan dinamika kelompok sayap kanan

    Semakin banyak warga Uni Eropa menganggap keberadaan para imigran sebagai masalah besar. Sebuah survei di awal tahun 2025 menunjukkan isu imigran menempati peringkat kedua setelah perang Rusia di Ukraina dalam daftar tantangan terbesar yang dihadapi Uni Eropa. Itu semua berada di atas kekhawatiran warga atas biaya hidup, perubahan iklim, keamanan, dan pertahanan.

    Partai-partai sayap kanan yang menekankan pesan anti-imigran semakin populer di banyak negara Uni Eropa, sementara kekuatan politik sentris berusaha merebut kembali dukungan suara.

    “Kami melihat agenda imigrasi yang sangat restriktif,” kata Helena Hahn kepada DW. Dia juga mencatat semakin banyak negara berupaya merumuskan “solusi inovatif” untuk mencegah, menahan, dan mendeportasi imigran.

    “Namun, sejauh ini hasilnya sangat sedikit,” paparnya. “Jadi, menurut saya, hal itu juga menunjukkan kelayakan politik dari beberapa gagasan yang tampaknya menyiratkan bahwa akan sangat mudah untuk memindahkan orang dari tempat A ke tempat B, tanpa memperhatikan pertimbangan politik, diplomatik, atau praktis apa pun.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Joan Aurelia Rumengan

    Editor: Muhammad Hanafi

    Tonton juga video “Trump soal Uni Eropa Denda X: Itu Bukan Hal yang Benar!”

    (nvc/nvc)

  • UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

    UMKM Binaan BCA Bidik Potensi Ekspor Rp 110,9 Miliar

    Liputan6.com, Jakarta – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berhasil membuka peluang jejaring bisnis ke 33 negara tujuan, dengan nilai potensi ekspor menyentuh Rp 110,9 miliar.

    BCA telah mengajak 19 UMKM binaan Bakti BCA (UMKM Bakti BCA) berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 pada Oktober lalu. Dari lima hari pelaksanaan TEI 2025 (15-19 Oktober), telah terjadi 185 business matching yang melibatkan sejumlah UMKM binaan BCA.

    Kemudian juga berhasil membuka peluang potensi ekspor sebesar Rp 110,9 miliar, diantaranya dengan negara India, Malaysia, Australia, Bangladesh, dan Singapura.

    Adapun Singapura merupakan negara-negara dengan minat tertinggi terhadap produk Indonesia dari UMKM binaan Bakti BCA. Dari sisi komoditas, kopi, coklat, dan rempah-rempah menjadi produk yang paling diminati.

    Wakil Presiden Direktur BCA John Kosasih, mengutarakan rasa syukur dan bangga terhadap potensi besar yang dimiliki UMKM Indonesia. John mengatakan.

    “Kami percaya bahwa UMKM di tanah air berpotensi besar untuk bersaing di pasar global. Melalui program BCA UMKM Go Export danpartisipasi di ajang tahunan berskala besar seperti Trade Expo Indonesia 2025,” kata John Kosasih dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/12/2025).

    Ia bersyukur dapat mendampingi para pelaku usaha Tanah Air dalam menjajaki peluang ekspor yang nyata. BCA percaya bahwa kolaborasi dan pendampingan yang tepat adalah kunci untuk membuka pintu dunia bagi UMKM Indonesia.

    Berhasil Peroleh Kesepakatan Perdagangan

    Selain itu, kata John, sejumlah UMKM binaan BCA juga berhasil memperoleh kesepakatan perdagangan (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah negara, dan mencatatkan total nilai ekspor hingga lebih dari Rp 12,4 miliar.

    Para UMKM yang sukses mengantongi perjanjian ekspor tersebut mengusung produk edamame, bawang, gula kelapa, kopi, hingga rempah-rempah.

    “Adapun tujuan ekspornya yaitu Jerman, Belanda, Rusia, Hong Kong, dan Malaysia,” ujarnya.

  • 6
                    
                        Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat
                        Nasional

    6 Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat Nasional

    Parpol Musiman dan Hilangnya Kedekatan dengan Masyarakat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Partai politik menjadi salah satu jembatan komunikasi antara rakyat dengan penguasa.
    Pada masanya,
    partai politik
    pernah menjadi jalur komunikasi yang baik, menjadi tempat memberikan aspirasi untuk didengar oleh penguasa.
    Namun, di
    era digital
    , jalur komunikasi tersebut sudah
    by-pass
    , langsung.
    Dengan menyebut akun Prabowo Subianto di media sosial, masyarakat sudah bisa menyalurkan satu aspirasi tertentu.
    Era internet ini mengubah cara partai politik berkomunikasi dan merayu suara rakyat.
    Partai berbasis massa semakin menipis, sedangkan basis elektoral semakin banyak, atau dikenal dengan partai musiman.
    Hal ini disampaikan Pengamat Politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, dalam acara diskusi yang diselenggarakan Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, di Novotel Cikini, Jakarta Pusat, Rabu.
    Dia mengatakan, teknologi yang hadir di abad 21, khususnya terkait dengan dunia digital, memberikan akses langsung masyarakat kepada penguasa.
    Peristiwa ini membuat fungsi partai politik yang sebelumnya sebagai penyalur aspirasi hilang.
    Partai berbasis massa kemudian mulai bergeser, beradaptasi dengan pola elektoral, muncul saat dibutuhkan, dan hadir musiman saat pemilu.
    “Maka ada kecenderungan partai untuk menjadi partai elektoral. Jadi, dia hadir ya karena memang dia perlu hadir di masyarakat waktu pemilu saja,” ucap dia.
    Lektor Kepala dan Ketua Program Doktoral Ilmu Politik di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) ini mengatakan, perubahan pola dari partai berbasis massa menjadi partai elektoral membuat suara partai politik tidak lagi relevan sebagai representasi masyarakat secara luas.
    Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara seperti Amerika, Australia, dan Inggris.
    Djayadi menyebut, di negara-negara digdaya pusat peradaban demokrasi tersebut, sudah mulai mengalami defisit keanggotaan partai politik.
    Alasannya sama, yakni partai mulai mengubah pola komunikasi mereka dari yang berbasis massa, dekat dengan rakyat dan memperjuangkan aspirasi rakyat, menjadi partai musiman yang hanya turun ketika pemilu akan berlangsung.
    “Di era sekarang memang sudah sulit mengharapkan (ada parpol berbasis massa). Kita cek lah di seluruh dunia, di Australia, di Amerika, di Inggris, jumlah orang yang menjadi anggota partai itu makin berkurang jumlahnya,” imbuh dia.
    Peneliti senior Pusako Unand, Muhammad Ichsan Kabullah, memiliki pandangan yang mirip terkait dengan pergeseran tren parpol berbasis massa menjadi parpol berbasis elektoral.
    Namun, Ichsan menilai, peristiwa ini bukan sebagai pola komunikasi baru di perpolitikan Indonesia, melainkan fenomena yang disebabkan oleh pragmatisme partai politik.
    Menurut dia, pola komunikasi musiman ini terjadi karena tak ada lagi parpol yang memperjuangkan ideologi mereka secara jelas dan tegas.
    “Kita tidak bisa membedakan partai Islam A dengan partai Islam B. Semuanya sama saja jualannya sama. Atau partai nasionalis misalnya hari ini, karena kita miskin ideologi. Nah, itu problemnya. Sehingga ini yang membuat kita berjarak,” ucap dia.
    Dia memberikan contoh, saat peristiwa bencana banjir di Sumatera, tidak ada partai politik yang menyinggung penyebab bencana, sekalipun sudah diketahui penyebab utamanya adalah deforestasi kawasan hutan Sumatera.
    Sekalipun itu partai politik lokal yang berada di Aceh.
    Menurut Ichsan, keengganan partai politik untuk memberikan gagasan idealis tentang peristiwa saat ini memberikan bukti bahwa parpol sendirilah yang menjaga jarak dengan masyarakat.
    Ichsan kemudian mengutip salah satu tulisan seorang antropolog politik India, Akhil Gupta, dalam
    Blurred Boundaries
    .
    Dalam tulisan itu disebutkan, masyarakat India sering memberikan posisi partai politik sebagai perpanjangan komunikasi dengan pemerintah.
    Kantor parpol dan aktor parpol dianggap menjadi salah satu titik poin komunikasi, sehingga partai politik bisa menjalankan fungsi utama mereka, termasuk menjadi bagian untuk menyalurkan program pemerintah.
    Di Indonesia bukan tak pernah terjadi.
    Program pangan murah juga pernah dilakukan beberapa partai politik.
    “Tapi itu kan sifatnya sangat event, seremonial, dan sebagainya (sebagai pemikat elektoral semata),” tutur dia.
    Djayadi Hanan kemudian menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 135/PUU-XXII/2024 yang memisahkan pemilihan umum nasional dengan pemilihan umum tingkat daerah sebagai jalan tengah untuk memaksa kembali partai politik hadir lebih intens di tengah masyarakat.
    Putusan MK tersebut mengamanatkan agar ada jeda 2-2,5 tahun untuk penyelenggaraan pemilu di tingkat nasional maupun lokal.
    Mengapa hal ini dianggap sebagai jalan tengah?
    Djayadi menyebut, partai politik dengan basis elektoral akan mencari simpati masyarakat pada saat pemilu.
    Dengan pola pemilu yang semakin banyak, partai politik akan semakin sering mendengar dan mendekatkan diri dengan masyarakat.
    Dia memberikan contoh Amerika Serikat yang secara formal memiliki pemilu 2 tahun sekali, khususnya untuk anggota DPR mereka.
    Pilpres berlangsung empat tahun sekali, sedangkan senat 1/3 kursi diperebutkan setiap 2 tahun sekali.
    “Jadi, anggota DPR di Amerika itu sibuk sekali menghubungi masyarakat, baru selesai pemilu harus menghubungi lagi karena dia dalam dua tahun harus (mencari dukungan untuk) terpilih lagi,” kata dia.
    Rutinitas pemilihan di Amerika ini memberikan ruang interaksi antara partai politik dan masyarakat yang akan disuarakan aspirasinya kepada eksekutif.
    Sebab itu, Djayadi berharap, lebih banyak pemilu lebih baik untuk mengembalikan kehadiran parpol di tengah masyarakat.
    Dia bahkan sempat mengusulkan agar pemilihan dipisah pada tiga tahap, yakni pemilihan nasional, tingkat provinsi, dan terakhir kabupaten/kota.
    Namun, menurut dia, putusan MK menjadi jalan tengah terbaik saat ini untuk diakomodir pembentuk undang-undang sebagai upaya perbaikan menghadirkan kembali partai politik di tengah masyarakat.
    “Maka moderatnya saya kira ya keputusan MK itu moderatnya. Ya 2,5 tahun ada pemilu,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.