Negara: India

  • ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.

    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.

    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.

    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.

    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.

    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.

    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.

    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 

    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.

    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.
     
    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
     
    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.
     
    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.
     
    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.
     
    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.
     
    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.
     
    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.
     
    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 
     
    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.
     
    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)

  • Samsung Mendominasi, Cip dari TSMC

    Samsung Mendominasi, Cip dari TSMC

    Bisnis.com, JAKARTA — Rantai pasokan iPhone 17 yang diluncurkan Apple pada 2025 melibatkan sejumlah pemain besar global dengan peran strategis berbeda. Mulai dari dominasi Samsung di sektor memori dan layar, inovasi chip, hingga pergeseran manufaktur ke India dan Vietnam.

    Berikut pembedahan rantai pasokan iPhone 17 merangkum dari beberapa sumber dan dokumen resmi Jumat (19/12/2025).

    Dalam upaya mendorong performa artificial intelligence (AI) pada perangkat, Apple meningkatkan kapasitas DRAM pada model iPhone 17 Pro menjadi 12GB. 

    Mengutip data TrendForce, Samsung Electronics diperkirakan menjadi pemain kunci dengan menguasai sekitar 70% pangsa pasar pasokan memori tersebut.

    Peningkatan kapasitas ini dinilai sangat krusial agar perangkat mampu menjalankan fitur AI canggih dalam ekosistem Apple Intelligence yang memerlukan sumber daya komputasi tinggi.

    Selain memori, dominasi Samsung juga merambah ke sektor layar. Apple dilaporkan telah mengalihkan sebagian besar pesanan layar iPhone 17 ke Samsung Display setelah pemasok asal China, BOE, mengalami kendala teknis dalam memproduksi panel OLED dengan teknologi Low-Temperature Polycrystalline Oxide (LTPO).

    Hal ini menempatkan Samsung sebagai pemasok paling dominan untuk komponen inti iPhone generasi terbaru.

    Di sektor prosesor, seri iPhone 17 menggunakan chip keluarga A19 yang diproduksi secara eksklusif oleh Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). 

    Cip ini menggunakan proses fabrikasi 3-nanometer (N3P) yang dirancang khusus untuk efisiensi termal dan optimalisasi Neural Engine.

    Untuk kebutuhan fotografi, LG Innotek asal Korea Selatan masih memegang kendali lebih dari 50% pasokan aktuator Optical Image Stabilization (OIS) untuk lensa periskop. 

    Menariknya, meski Apple mulai memperkenalkan modem 5G internal (C1X) pada model iPhone 17 Air, model kelas atas seperti iPhone 17 Pro dan Pro Max dipastikan masih menggunakan perangkat keras dari Qualcomm, yakni modem Snapdragon X80. 

    Apple juga  kini secara sistematis mengurangi ketergantungan pada China dalam proses perakitan dan desain awal. 

    Di India, Tata Group yang kini mengelola fasilitas manufaktur eks-Wistron dan Pegatron memegang peran vital dalam merakit iPhone secara utuh.

    Laporan terbaru mengindikasikan bahwa untuk pertama kalinya, Apple melibatkan teknisi lokal di India dalam tahap pengembangan produk awal untuk model dasar iPhone 17. 

    Sementara itu, Vietnam juga dipercaya untuk memproduksi kategori produk baru Apple yang didorong AI, seperti perangkat rumah pintar, kamera keamanan, hingga robot desktop interaktif. 

    President dan Principal Analyst di SmartTech Research Mark N. Vena menilai diversifikasi Apple ke negara-negara seperti India dan Vietnam menandakan kalibrasi ulang besar dalam strategi globalnya.

     “Ini juga merupakan pengakuan bahwa ketahanan kini sama pentingnya dengan efisiensi dalam rantai pasok,” ujarnya dikutip dari TechNewsWorld. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • MPV Murah Terbaru Nissan Bakal Dinamakan Gravite

    MPV Murah Terbaru Nissan Bakal Dinamakan Gravite

    Jakarta

    Nissan akhirnya mengonfirmasi nama MPV kompak tiga baris terbarunya untuk pasar India. Model anyar tersebut akan dipasarkan dengan nama Gravite dan dijadwalkan melakukan debut resmi pada Januari 2026. Nissan Gravite dibangun dari basis Renault Triber.

    Melansir Auto Car, pengumuman harga Nissan Gravite direncanakan menyusul pada Maret 2026. Kehadiran Gravite disebut menjadi bagian penting strategi produk Nissan untuk memperkuat eksistensinya di segmen mobil terjangkau di India.

    Nissan Gravite dikembangkan berbasis Renault Triber dan menggunakan platform CMF-A+. Dengan basis tersebut, mobil MPV ini diposisikan sebagai model di bawah Nissan Magnite dalam jajaran produk Nissan, sekaligus menjadi rival langsung Triber di segmen MPV murah tujuh penumpang.

    MPV murah terbaru Nissan bakal dinamakan Gravite Foto: Dok. Nissan

    Dari sisi desain, Gravite mempertahankan proporsi dasar Triber, termasuk konfigurasi tiga baris kursi dan panjang bodi di bawah empat meter. Namun Nissan memberikan sentuhan pembeda lewat desain bumper depan baru, gril khas Nissan, serta velg alloy dengan motif segar.

    Bentuk lampu depan masih menyerupai Triber, tetapi elemen pencahayaan di dalamnya diubah agar tampil lebih modern. Di bagian belakang, Gravite mendapatkan bumper baru, serta desain lampu belakang yang direvisi, lengkap dengan tulisan ‘Gravite’ di pintu bagasi.

    Bicara kabin, interior Nissan Gravite memang belum diperlihatkan secara resmi. Meski demikian, layout-nya diperkirakan mirip Triber, dengan sentuhan warna dan material khusus Nissan. Beberapa fitur yang berpotensi hadir antara lain panel instrumen semi-digital 7 inci, layar sentuh 8 inci, wireless charging, tombol start/stop, dan AC manual dengan ventilasi hingga baris kedua dan ketiga. Dari sisi keselamatan, Gravite diproyeksikan dibekali enam airbag, sensor parkir depan dan belakang, hill start assist, TPMS, dan kamera belakang.

    MPV murah terbaru Nissan bakal dinamakan Gravite Foto: Dok. Nissan

    Untuk dapur pacu, Nissan Gravite diperkirakan mengusung mesin bensin 1.0 liter naturally aspirated yang menghasilkan tenaga sekitar 76 dk dan torsi 95 Nm, sama seperti yang digunakan pada Triber, Magnite, dan Renault Kiger. Pilihan transmisinya mencakup manual 5 percepatan dan AMT. Ke depan, opsi CNG juga berpeluang ditawarkan.

    Nissan akan membuka selubung Gravite sepenuhnya pada Januari 2026, sebelum akhirnya meluncurkan MPV murah ini ke pasar dengan harga resmi pada bulan Maret 2026.

    (lua/din)

  • India Dekati Taliban di Tengah Konflik Melawan Pakistan

    India Dekati Taliban di Tengah Konflik Melawan Pakistan

    Jakarta

    Hubungan Pakistan dan Afganistan merosot ke titik terendah dalam beberapa bulan terakhir, menyusul bentrokan mematikan lintas batas yang menewaskan puluhan orang. Sejumlah jalur perdagangan utama, termasuk pintu perbatasan Torkham dan Chaman, ditutup. Penutupan ini melumpuhkan arus barang, yang mengakibatkan lonjakan harga, dan memperdalam jurang ketegangan antara kedua negara.

    Penutupan perlintasan perbatasan Pakistan dengan Afganistan juga memicu pergeseran besar dalam pola perdagangan regional. India berusaha memetik keuntungan maksimal dari perseteruan antara sekutu lama itu dengan tampil sebagai mitra dagang alternatif.

    Perdagangan Pakistan–Afganistan anjlok

    Konflik yang berlangsung memangkas hampir separuh volume perdagangan antara Pakistan dan Afganistan. Pada tahun fiskal 2024–2025, nilai perdagangan bilateral sempat tumbuh 25 persen dan mendekati US$ 2 miliar. Namun, akibat penutupan perbatasan dan meningkatnya ketegangan militer, angka tersebut kini turun menjadi sekitar US$ 1 miliar, kata anggota Dewan Kamar Dagang Afganistan, Khan Jan Alokozay.

    Penurunan ini berdampak besar bagi Afganistan, negara yang nilai ekspornya hanya mencapai US$ 992 juta, sementara impor menembus US$ 5,76 miliar pada 2022, menurut data Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Afganistan berpaling ke India

    Menyusutnya hubungan dagang dengan sekutu lama Pakistan mendorong Afganistan—yang sejak kembalinya Taliban relatif terisolasi dari komunitas internasional—untuk mencari jalur perdagangan alternatif. India bergerak cepat memosisikan diri sebagai mitra utama.

    Menteri Perdagangan Afganistan Nooruddin Azizi baru-baru ini mengunjungi New Delhi untuk merundingkan perluasan kerja sama ekonomi. Pembahasan mencakup peningkatan penerbangan kargo ke Kabul dari kota-kota India seperti Delhi, Amritsar, dan Mumbai. Kedua negara juga menunjuk atase perdagangan di masing-masing kedutaan guna memfasilitasi hubungan dagang.

    Chabahar, gerbang strategis India

    Inti strategi India adalah Pelabuhan Chabahar di Iran, yang memberi Afganistan—negara tanpa akses laut—jalur langsung ke perairan internasional tanpa melalui wilayah Pakistan. India menanamkan investasi besar di pelabuhan tersebut, yang menjadi rute alternatif bagi impor kebutuhan pokok Afganistan.

    Sejak hubungan Kabul–Islamabad memburuk, para pedagang Afganistan mulai mengalihkan impor pangan, bahan bangunan, komoditas, dan barang konsumsi melalui Chabahar.

    Dia juga menyoroti pentingnya memanfaatkan pembebasan sanksi Amerika Serikat terhadap Chabahar yang diberikan pada Oktober lalu. Menurutnya, India harus menawarkan keunggulan kecepatan dan keandalan guna menandingi jalur Pakistan yang lebih cepat dan murah.

    Pandangan serupa disampaikan mantan duta besar India untuk Afganistan, Gautam Mukhopadhaya. Ia menyebut krisis Pakistan–Afganistan membuka peluang strategis bagi India untuk mengukuhkan diri sebagai gerbang utama perdagangan Afganistan. Namun, dia mengingatkan bahwa keberhasilan bergantung pada apakah rute Chabahar dapat dibuktikan andal dan menguntungkan secara komersial.

    Tantangan infrastruktur dan ketidakpastian

    Pakar Afganistan Shanthie Mariet D’Souza menilai Chabahar masih membutuhkan peningkatan besar, mulai dari derek pelabuhan hingga fasilitas penyimpanan, untuk menampung potensi perdagangan Afganistan senilai lebih dari US$ 2 miliar. Ia menekankan pentingnya aktivasi jalur kereta Chabahar–Zahedan.

    Namun, tantangan utama tetap ada, terutama sanksi Amerika Serikat terhadap Iran, yang berpotensi menghambat pengembangan infrastruktur. Ketidakpastian durasi blokade perdagangan Pakistan–Afganistan juga membuat perbaikan sistemik sulit diwujudkan dalam jangka pendek.

    D’Souza menilai India perlu mengamankan pengaruh jangka panjang dengan membingkai kerja sama dagang yang mendorong kemandirian ekonomi Afganistan. Dia menyebut India memiliki modal reputasi yang baik di kalangan masyarakat Afganistan, serta hubungan yang relatif pragmatis dengan Taliban.

    Dipenuhi sikap waspada

    Meski belum mengakui pemerintahan Taliban secara resmi, India dan Afganistan rajin merangkai kerja sama bilateral dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh kebutuhan dan dinamika geopolitik di kawasan.

    Namun, jika Pakistan melonggarkan blokade dan memperbaiki hubungan dengan Kabul, jalur dagang India diperkirakan akan sulit bersaing. Meski demikian, pengalaman Afganistan menghadapi kebijakan penutupan perbatasan Pakistan di masa lalu dapat mendorong Kabul memilih jalur yang lebih stabil dan terdiversifikasi.

    Mantan Komisaris Tinggi India untuk Pakistan, T.C.A. Raghavan, mengingatkan agar India tidak menganggap gangguan perdagangan saat ini sebagai perubahan struktural permanen. Ia menilai keterbatasan infrastruktur dan isu sanksi masih menjadi hambatan besar.

    “Saya tidak melihat kebuntuan ini akan berlangsung bertahun-tahun, tetapi juga kecil kemungkinan ada perbaikan cepat dalam waktu dekat,” ujarnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir

    Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir

    Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir
    Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.
    Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.
    BERMULA
    dari seringnya nomor telepon Whatsapp dibajak orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kemudian oleh mereka digunakan untuk melakukan penipuan seolah-olah berinteraksi dengan nomor kontak yang ada di ponsel, saya tergerak menulis artikel ini.
    Bukan semata-mata curhat pribadi, tetapi ada persoalan besar mengenai mudahnya data pribadi penduduk Indonesia, termasuk saya di dalamnya, dibajak oleh peretas. Mungkin juga pengalaman pribadi ini pernah dialami oleh para pembaca.
    Dengan tulisan ini, niatan saya adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman, jangan sampai pembajakan nomor telepon dan mungkin juga akun-akun penting lainnya terjadi pada para pembaca dan menjadi bencana digital.
    Jujur, saya agak trauma tatkala nomor telepon atau akun media sosial kena bajak orang lain dengan tujuan busuk, yakni penipuan digital.
    Tahun 2010, saat berkunjung ke markas Kaspersky di Moskow, Rusia, saya melihat paparan sekaligus demo bagaimana para peretas di kawasan Rusia dan negara-negara dekatnya seperti Estonia dan Ukraina, menjebol akun bank hanya menggunakan ponsel di telapak tangan.
    Kaspersky sebagai produsen software antivirus terkemuka saat itu memperkenalkan antivirus khusus untuk ponsel.
    Dalam demo itu diperlihatkan, bagaimana seorang peretas muda dengan mudah mencuri password akun bank seseorang hanya dalam hitungan menit. Padahal kata sandi yang diretas terdiri dari 13 karakter; gabungan angka, huruf dan lambang yang ada di keyboard ponsel atau laptop.
    Dari sinilah saya “parno” seandainya tiba-tiba nomor Whatsapp saya diretas. Ini pastilah aksi sindikat terorganisir, pastilah ada orang berlatar IT atau seseorang yang punya bisnis menjual nomor-nomor Whatsapp ke sembarang orang.
    Keamanan ponsel dari pabrikan itu dianggap biang dari penyerapan -kalau tidak mau disebut perampokan- data pribadi para penggunanya.
    Dengan banyaknya aplikasi, seorang pengguna bisa dengan sukarela menyerahkan nomor KTP, nomor ponsel, alamat email beserta password-nya, lokasi di mana pengguna berada, rekening bank dan data-data sensitif lainnya.
    Kembali kepada persoalan mengapa akun media sosial dan nomor Whatsapp demikian sering kena retas? Itulah yang membuat saya coba menesuri akar persoalannya, syukur-syukur bisa menjawab ketidakpahaman saya.
    Tentu saya paham bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya melindungi warganya di ranah digital melalui beberapa kebijakan dan institusi, utamanya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), yang mulai berlaku sejak 2022 dan mengatur hak subjek data, kewajiban pengendali data, serta sanksi atas pelanggaran.
    Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertugas mengawasi keamanan siber nasional, sementara Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sering memblokir situs pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online (judol).
    Ada juga strategi nasional keamanan siber untuk mencegah serangan dari dalam maupun dari luar.
    Namun, secara realistis, perlindungan ini belum benar-benar efektif menjaga kerahasiaan data digital penduduk Indonesia. Buktinya Whatsapp saya sering coba dibajak.
    Implementasi UU PDP masih lambat, kesadaran dan penegakan hukum rendah, serta insiden kebocoran data terus meningkat.
    BSSN mencatat ratusan serangan siber setiap tahun, dan Indonesia sering masuk peringkat atas negara dengan kebocoran data terbanyak secara global. Saya termasuk salah satu “korban” di dalamnya tentu saja.
    Contoh kasus kebocoran data yang merugikan rakyat yang masuk kategori kasus besar dalam kurun waktu 2023-2025, menunjukkan kerentanan sistem itu sendiri.
    Kebocoran data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2024, misalnya, di mana peretas berhasil membobol ratusan juta data pribadi dari berbagai instansi pemerintah, termasuk data ASN dan layanan publik. Perlindungan yang jauh dari maksimal.
    Kemudian Data Dukcapil dan NPWP (2023-2024) di mana peretas seperti Bjorka membocorkan jutaan data kependudukan dan pajak untuk kemudian dijual di forum gelap.
    Bank Syariah Indonesia dan BPJS Kesehatan juga tidak luput dari serangan peretas di mana jutaan data nasabah dan pasien bocor, menyebabkan risiko penipuan identitas dan kerugian finansial. Mengerikan.
    KPU dan PLN Mobile jelas berisi data pemilih dan pelanggan listrik, juga bocor dengan total ratusan juta rekaman pada 2023-2025.
    Kasus-kasus ini jelas merugikan rakyat karena data pribadi (NIK, nomor HP, alamat) digunakan untuk penipuan, pinjol ilegal, atau pencurian identitas, menyebabkan kerugian materiil dan psikologis.
    Pertanyaan yang menggantung pada benak saya, mengapa momor telepon (Whatsapp) sering dibajak? Boleh jadi nomor telepon, terutama yang terkait Whatsapp, karena banyaknya layanan digital (bank, email, media sosial) menggunakan verifikasi SMS/OTP (One Time Password).
    Indonesia merupakan salah satu pengguna Whatsapp terbanyak di dunia, sehingga menjadi target empuk sasaran penipuan digital. Diperkirakan mencapai lebih dari 112 juta pengguna pada tahun 2025, menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia setelah India dan Brasil.
    Dari literatur yang saya susuri, saya paham bagaimana cara utama pembajakan, yakni dengan cara yang disebut SIM Swapping, yakni kejahatan siber di mana pelaku menipu operator seluler untuk mentransfer nomor ponsel korban ke kartu SIM mereka, sehingga pelaku bisa menerima SMS dan panggilan korban, termasuk kode OTP untuk membajak akun bank, e-wallet dan media sosial, lalu menguras dana atau mencuri data.
    Bagaimana cara kerjanya? Penjahat siber mengumpulkan data pribadi korban (via phishing atau kebocoran data), lalu menghubungi operator seluler dengan berpura-pura sebagai korban untuk memindahkan nomor ke SIM baru mereka.
    Mereka lalu menerima OTP dan mengambil alih Whatsapp/akun bank sebagaimana telah saya jelaskan tadi.
    Phishing
    dan
    social engineering
    juga sering dilakukan, yakni mengirim
    link
    (tautan) palsu atau menipu korban dengan memberikan kode verifikasi Whatsapp, atau menggunakan data bocor untuk reset akun email/media sosial.
    Banyak cara lainnya, termasuk serangan
    malware
    sebagaimana yang saya lihat di Moskow, Rusia itu.
    Tatkala ponsel Whatsapp saya digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan maksud melakukan penipuan, jelas saya dirugikan.
    Setidak-tidaknya kredibilitas saya jatuh karena dalam aksi penipuannya para pembajak bisa berpura-pura meminjam uang atau menawarkan produk tertentu, biasanya lelang fiktif.
    Memang saya tidak kehilangan akses akun Whatsapp, email atau media sosial, tetapi penjahat tentu telah berkirim pesan ke “circle” saya dengan maksud menipu teman atau keluarga. Paling sering modus pinjam uang itu tadi, misalnya.
    Mungkin orang lain yang lebih sial dari saya telah kehilangan akses terhadap ponselnya sendiri di mana aplikasi Whatsapp ada di ponsel tersebut.
    Padahal, di dalamnya ada aplikas bank dan boleh jadi akses rekening bank seperti transfer ilegal dapat mengakibatkan kerugian jutaan bahkan miliaran rupiah.
    Penyebaran data pribadi yang dilakukan oleh seseorang juga dapat digunakan untuk teror, pinjol ilegal, atau pencemaran nama baik.
    Apa dampak dari nomor Whatsapp yang dibajak orang berkali-kali? Jelas akan waswas dan traumatis, apalagi “parno” yang tidak hilang begitu saja setelah melihat bagaimana anak-anak remaja di Rusia sedemikian gampangnya membobol akun bank dengan
    password
    rumit sekalipun.
    Tambahan lagi dampak psikologis berupa stres dan kehilangan privasi. Di berbagai tempat, banyak kasus bunuh diri akibat teror melalui
    peretasan
    akun aplikasi percakapan maupun akun media sosial.
    Pemerintah Indonesia aktif memblokir ribuan situs judol dan pinjol ilegal, serta ada Satgas Pemberantasan Judi Online.
    Namun, regulasi itu masih longgar dibanding Eropa, yang menerapkan GDPR (General Data Protection Regulation) yang sangat ketat soal data dan batasan usia untuk media sosial/ponsel. Misalnya, anak di bawah 13-16 tahun dilarang memakai platform tertentu tanpa izin orangtua.
    Di Indonesia, anak muda sangat rentan, mereka banyak terjebak pinjol ilegal (bunga mencekik, teror penagihan) dan judol (kecanduan cepat).
    Dampaknya tentu parah, yakni kerugian finansial, utang menumpuk, depresi, gangguan mental, hingga bunuh diri.
    Laporan menunjukkan korban pinjol/judol didominasi usia 19-35 tahun, sering dari kalangan mahasiswa atau pekerja muda.
    Dari penelusuran ini timbul pertanyaan pada diri saya, apakah penipuan digital ini terorganisir dan justru melibatkan aparat yang paham seluk-beluk data penduduk?
    Bukan saya berburuk sangka, tetapi memang banyak penipuan digital (terutama judol dan scam investasi) karakteristiknya menurut para pemerhati siber bersifat terorganisir, sering melibatkan sindikat internasional (WNA China , Rusia dan Ukraina di Indonesia atau WNI dipaksa menjadi bagian dari kriminalitas ilegal digital di Kamboja dan Myanmar).
    Ini seperti “bisnis” dengan
    call center, script
    penipuan, dan target korban massal.
    Soal keterlibatan aparat, ada dugaan oknum aparat penegak hukum terlibat di beberapa kasus lokal, misalnya “kebal hukum” karena kuatnya
    backing
    , tetapi ini bukan bukti sistematis atau melibatkan institusi secara keseluruhan.
    Kebanyakan kasus yang terungkap justru ditangani aparat, seperti penggerebekan sindikat WNA. Rumor ini sering beredar di media sosial, tetapi sumber kredibel lebih menunjuk ke korupsi oknum secara individu ketimbang konspirasi besar institusi.
    Atas semua fakta dan kejadian itu, secara pribadi saya berpendapat bahwa pemerintah Indonesia belum cukup serius dan efektif dalam melindungi rakyat di ranah digital, meski ada kemajuan seperti UU PDP tadi.
    Bukti nyata adalah kebocoran data masih saja terus terjadi, bahkan setelah regulasi baru diberlakukan dan hal itu menunjukkan
    enforcement
    masih lemah, tata kelola buruk, dan kurangnya investasi di keamanan siber di sini.
    Sementara semua layanan (e-KTP, bank, pemilu) sudah beralih online, rakyat dibiarkan “terpapar” tanpa perlindungan memadai. Ini ibaratnya seperti membangun pasar digital besar tanpa pagar dan personel keamanan yang kuat.
    Bandingkan dengan Eropa dan Singapura di mana mereka sangat peduli terhadap generasi mudanya dengan pemberlakuan ketat batas usia dan sanksi berat bagi perusahaan yang melanggar privasi.
    Sementara di sini, anak muda justru “terpenjara” pinjol/judol hanya karena edukasi literasi digital yang tidak serius, bahkan masih minim, regulasi yang masih longgar, dan blokir situs mudah diakali VPN (Virtual Private Network).
    Penipuan terorganisir memang seperti bisnis haram yang menguntungkan segelintir orang, dan dugaan oknum aparat terlibat semakin memperburuk kepercayaan publik. Bagi saya, ini mencerminkan masalah korupsi struktural yang lebih dalam lagi.
    Solusi yang saya usulkan adalah perlunya penegakan hukum super tegas (sanksi berat bagi pengelola data ceroboh), edukasi masif sejak di sekolah, batasan usia untuk platform berisiko, dan kolaborasi internasional melawan sindikat digital terorganisir.
    Tanpa itu, rakyat akan terus menjadi korban di “pasar digital” yang tak terkendali ini.
    Pemerintah harus bertindak lebih proaktif, bukan reaktif setelah kejadian demi kejadian. Jangan juga seolah menjadi korban seperti yang saya alami dan kesannya putus asa dengan terus menerusnya bertambah korban dari waktu ke waktu.
    Karena
    keamanan digital
    bukan sekadar pilihan, tapi keharusan bagi negara untuk melindungi rakyatnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dokter Harvard Beberkan Alasan Main Ponsel di Toilet Bisa Picu Ambeien

    Dokter Harvard Beberkan Alasan Main Ponsel di Toilet Bisa Picu Ambeien

    Jakarta

    Bagi banyak orang, toilet kini tidak lagi sekadar tempat buang air. Aktivitas scroll media sosial, membaca berita, atau membalas pesan sering ikut terbawa ke toilet.

    Meski terlihat sepele, para dokter mengingatkan kebiasaan membawa ponsel ke toilet bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama meningkatkan risiko ambeien atau wasir. Masalahnya bukan hanya soal kebersihan, tetapi durasi duduk yang lebih lama serta tekanan berlebih pada area rektum.

    Dokter dari Harvard spesialis gastroenterologi, Dr Saurabh Sethi, menyoroti bahwa penggunaan ponsel di toilet dapat mempengaruhi kesehatan rektum. Duduk terlalu lama, minimnya penopang dasar panggul, serta aplikasi yang membuat orang lupa waktu menjadi kombinasi yang berisiko.

    Kenapa Bawa Ponsel ke Toilet Bisa Picu Ambeien?

    Dikutip dari Times of India, penggunaan ponsel mengubah kebiasaan duduk di toilet, baik dari sisi durasi maupun posisi tubuh. Hal ini berdampak langsung pada kesehatan area panggul dan rektum.

    Beberapa studi menunjukkan orang yang menggunakan ponsel saat di toilet memiliki risiko wasir yang lebih tinggi, dibandingkan mereka yang tidak. Bahkan, setelah memperhitungkan faktor usia, pola makan, berat badan, olahraga, dan kebiasaan mengejan.

    Risiko ini terutama dipicu oleh lamanya waktu duduk, bukan sekadar proses buang air itu sendiri.

    1. Ponsel Membuat Waktu Duduk Lebih Lama

    Saat membawa ponsel, waktu di toilet sering molor tanpa disadari. Banyak orang yang menghabiskan lebih dari lima menit sekali duduk, jauh lebih lama dibanding mereka yang tidak bermain ponsel.

    Aktivitas scroll ponsel membuat waktu terasa cepat berlalu.

    2. Tekanan pada Jaringan Sensitif Meningkat

    Duduk lebih dari lima menit di toilet terbukti meningkatkan risiko wasir, bahkan dalam beberapa kasus lebih berisiko dibanding mengejan. Semakin lama duduk, maka semakin besar tekanan pada pembuluh darah dan jaringan di area anus.

    3. Dudukan Toilet Tak Menopang Dasar Panggul

    Berbeda dengan kursi atau sofa, dudukan toilet tidak dirancang untuk menopang dasar panggul dalam waktu lama. Duduk berkepanjangan, apalagi sambil bermain ponsel, menambah beban pada jaringan wasir.

    4. Aplikasi Dirancang Bikin Lupa Waktu

    Media sosial dan aplikasi berita dibuat agar pengguna terus bertahan lama. Fitur scroll tanpa akhir dan video otomatis membuat orang tidak sadar sudah duduk terlalu lama di toilet, yang akhirnya memicu tekanan fisik tanpa disadari.

    Wasir Umum Terjadi dan Membebani Sistem Kesehatan

    Sekitar setengah orang dewasa pernah mengalami wasir, setidaknya sekali seumur hidup. Kondisi ini menyumbang jutaan kunjungan medis setiap tahun dan menjadi beban tersendiri bagi layanan kesehatan.

    Kebiasaan kecil sehari-hari, termasuk lamanya duduk di toilet, ikut berperan. Lantas, bagaimana cara mencegahnya?

    Caranya dengan membatasi waktu di toilet untuk mengurangi risiko. Aturan sederhana yang disarankan dokter adalah membatasi waktu kurang dari lima menit.

    Cara paling efektif adalah meninggalkan ponsel di luar kamar mandi. Waktu duduk yang lebih singkat membantu mengurangi tekanan pada jaringan sensitif dan menjaga kesehatan rektum dalam jangka panjang.

    Meski terlihat sepele, kebiasaan membawa ponsel ke toilet dapat diam-diam meningkatkan risiko wasir. Mengurangi distraksi dan mempercepat waktu di toilet bisa menjadi langkah kecil dengan dampak besar bagi kesehatan.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Mitos atau Fakta: Kebanyakan Duduk Saat Mudik Bisa Bikin Ambeien”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Pemerintah Ingin AI Berdikari, Namun Dukungan dari APBN Belum Terlihat

    Pemerintah Ingin AI Berdikari, Namun Dukungan dari APBN Belum Terlihat

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mendorong pengembangan sovereign artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial yang berdikari. 

    Konsep sovereign AI merujuk pada kemampuan suatu negara untuk menciptakan, mengelola, dan mengamankan teknologi AI dengan sumber daya sendiri, mulai dari infrastruktur data hingga talenta manusia.

    Upaya tersebut salah satunya ditempuh melalui program unggulan AI Talent Factory yang digadang-gadang menjadi langkah strategis pemerintah dalam mencetak 12 juta talenta digital. 

    Namun, untuk mencapai sovereign AI secara utuh, Indonesia dinilai masih tertinggal jauh dibandingkan negara lain, terutama dari sisi dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    Executive Director Catalyst Policy Works Wahyudi Djafar menilai hingga kini belum terlihat alokasi anggaran negara yang signifikan untuk pengembangan AI.

    “India misalnya memperkuat software AI melalui India AI Mission. Ini inisiatif yang mencapai US$,25 miliar. Kalau kita lihat APBN 2026, belum nampak ini angka sampai US$1 miliar untuk pengembangan AI,” kata Wahyudi dalam Diskusi Publik “Menjelajahi Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional, Pijakan untuk Berdikari?” di Kantor Bisnis Indonesia, Kamis (18/12/2025).

    Kondisi tersebut, menurut Wahyudi, memunculkan tanda tanya mengenai tingkat keseriusan pemerintah dalam mewujudkan sovereign AI. 

    Dia menyebut sejumlah negara telah melangkah lebih jauh dengan membangun kolaborasi strategis lintas perusahaan untuk mengembangkan model AI lokal atau sovereign foundation model.

    Dia mencontohkan Uni Emirat Arab, Prancis, dan Korea Selatan yang telah menunjuk atau memfasilitasi kerja sama antarperusahaan untuk pengembangan model AI nasional. 

    Arab Saudi bahkan memanfaatkan sovereign fund untuk mendorong inisiatif serupa. Sementara itu, Kanada dan Inggris telah membentuk unit khusus di tingkat pemerintahan yang secara spesifik menangani pengembangan sovereign AI.

    Menurutnya, pembentukan unit semacam Sovereign AI Unit di Inggris menunjukkan pengembangan AI berkaitan erat dengan kepentingan strategis, termasuk keamanan nasional. Oleh karena itu, negara-negara tersebut secara aktif mendorong kemandirian AI melalui kebijakan, kelembagaan, dan pendanaan yang jelas.

    Lebih lanjut, Wahyudi menekankan pencapaian sovereign AI sangat bergantung pada komitmen pemerintah dalam menyiapkan berbagai prasyarat utama. 

    Prasyarat tersebut mencakup ketersediaan infrastruktur data, penguatan talenta, hingga standar kompetensi yang jelas agar tenaga kerja benar-benar siap terlibat dalam pengembangan AI tingkat lanjut. Dia menyoroti peluncuran AI Talent Factory oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang telah dilakukan beberapa bulan lalu. Namun, menurutnya, capaian konkret dari program tersebut masih belum tergambarkan secara jelas.

    “Tapi kita kan belum mengetahui secara jelas ya, AI Talent Factory ini, talent yang diciptakan itu sampai pada level, apakah dia sebatas bisa melakukan prompt dengan baik, ataupun dia sampai level mana gitu kan,” katanya.

    Dia mempertanyakan apakah talenta yang dihasilkan sudah mencapai tingkat hands-on dalam pemodelan, atau bahkan telah didorong untuk melakukan riset dan pengembangan model AI secara mandiri. 

    Menurutnya, hal tersebut sangat bergantung pada keseriusan pemerintah dalam menyiapkan prasyarat pendukung secara menyeluruh. Wahyudi menegaskan, tantangan sovereign AI tidak hanya soal talenta, tetapi juga mencakup sejauh mana pemerintah menyalurkan dukungan terhadap infrastruktur digital, pengembangan tenaga kerja, riset dan inovasi, kerangka regulasi dan etika, stimulasi industri AI, hingga kerja sama internasional.

    Pengembangan AI di Berdikari di Jepang …..

  • Harganya Rp 210 Jutaan, SUV Medium Ini Terpesan 70 Ribu Unit Sehari!

    Harganya Rp 210 Jutaan, SUV Medium Ini Terpesan 70 Ribu Unit Sehari!

    Jakarta

    Setelah keran pemesanannya dibuka kemarin, Rabu (17/12), Tata Sierra langsung diserbu konsumen di India. Kendaraan itu terpesan 70 ribu unit hanya dalam 24 jam. Hebat sekali, bukan?

    Disitat dari Gaadiwaadi, Kamis (18/12), 70 ribu unit Tata Sierra terpesan melalui skema booking. Konsumen setempat yang mau membeli unitnya cukup membayar 21 ribu rupee atau Rp 3,8 jutaan sebagai dana komitmen.

    Di India, Tata Sierra tersedia dalam beberapa varian berbeda, yakni Pure, Smart dan Adventure. Sementara banderolnya mulai dari 11.49 lakh rupee atau sekira Rp 210,3 jutaan.

    Tata Sierra Foto: Doc. Tata Motors

    Secara umum, Tata Sierra punya desain yang serba tajam dan mengotak. Detailnya diracang minimalis, namun tetap memikat mata. Meski demikian, tetap saja, ada detail minor yang auranya agak ke-India-India-an, terutama di area bumper depan.

    Tata Sierra tersedia dalam dua opsi mesin, yakni bensin dan diesel. Mesin bensinnya berkapasitas 1,5 liter turbocharged dengan tenaga maksimum 160 PS dan torsi puncak 255 Nm.

    Sementara mesin dieselnya berkapasitas 1,5 liter dengan semburan tenaga 120 PS dan torsi hingga 280 Nm. Seluruhnya tersedia dalam pilihan transmisi DCT serta manual dan AT enam percepatan.

    Tata Sierra menggunakan platform ARGOS yang baru dan modular. Bahkan, saking tangguhnya, kendaraan itu ditargetkan meraih bintang lima dalam pengujian NCAP yang akan digelar sebentar lagi.

    Di bagian dalam, Sierra benar-benar terlihat modern berkat penggunaan layar tiga panel, sistem audio buatan JBL dengan teknologi Dolby Atmos dan material jok serta dasbor yang memang dirancang kekinian. Kemudian ada ADAS Level 2 dengan 20 kamera 360 derajat, enam airbags, pengisian daya ponsel nirkabel dan masih banyak lagi.

    (sfn/dry)

  • Aliran Modal Asing Kembali Masuk RI, Rupiah Bakal Menguat

    Aliran Modal Asing Kembali Masuk RI, Rupiah Bakal Menguat

    Jakarta

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menguat. Apa alasannya?

    Purbaya menyebut depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih relatif moderat dibandingkan sejumlah negara emerging lainnya, seperti India, Turki dan Argentina. Menurut Purbaya, ini menjadi indikator optimisme pelaku pasar terhadap ekonomi Indonesia yang terus menguat.

    “Di pasar keuangan domestik aliran modal asing kembali masuk ditopang menurunnya ekspektasi pasar atas depresiasi rupiah serta terjaganya currency risk dan country risk Indonesia pada level yang rendah. Kalau dilihat risiko depresiasinya menurun, itu panahnya turun ke bawah terus itu menunjukkan ekspektasi depresiasi (rupiah) menurun. Artinya, rupiah menguat ke depan,” ujar Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2025).

    Lebih lanjut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada semester II-2025 terus menguat, meskipun sempat mengalami penurunan dan bergerak volatile.

    “Di pasar obligasi negara penurunan yield terjadi banyak negara emerging. Sementara negara maju justru me galai kenaikan yield akibat tekanan fiskal meningkat,” jelas Purbaya.

    Sementara untuk prospek ekonomi global, Purbaya menilai masih cukup tangguh, meskipun dinamika tensi perdagangan AS dan China masih berlangsung. Bank Sentral AS, The Fed kembali memangkas suku bunga sejalan dengan ekspektasi pasar dan pelonggaran kebijakan AS ini diprediksi mendorong pertumbuhan global di kisaran 3% sepanjang 2025-2026.

    “Harga minyak brent, batu bara melemah terutama dipicu oleh concern oversupply. Harga CPO kontraksi secara year to date sejak Oktober 2025 dipicu peningkatan produksi namun masih tinggi sebesar 9% secara year on year,” tambahnya.

    Tonton juga video “Purbaya Sisir Rp 60 T dari Program Nggak Jelas, Buat Daerah Pascabencana”

    (rea/ara)

  • Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Ilmuwan India Rilis Simulasi Potensi Pandemi Flu Burung H5N1, Begini Temuannya

    Jakarta

    Dunia kini berada dalam kewaspadaan tinggi setelah tim peneliti dari India merilis simulasi mengerikan terkait potensi pandemi Flu Burung (H5N1) pada manusia.

    Ilmuwan memperingatkan bahwa otoritas kesehatan hanya memiliki ‘jendela waktu’ yang sangat sempit untuk mencegah kiamat kesehatan global sebelum semuanya terlambat.

    Penelitian terbaru dari pakar Philip Cherian dan Gautam Menon dari Ashoka University mengungkapkan bahwa keberhasilan menghentikan pandemi bergantung pada angka yang sangat kecil: dua kasus.

    Menggunakan platform simulasi canggih BharatSim, para peneliti memetakan bagaimana H5N1 bisa meledak di tengah populasi manusia. Jika pemerintah berhasil mengisolasi dan mengarantina kontak hanya dalam temuan dua kasus pertama, wabah dipastikan bisa padam.

    Namun, begitu jumlah pasien mencapai 10 orang, virus dipastikan sudah menyebar luas di masyarakat. Pada titik ini, wabah akan menjadi ‘kiamat pandemi’ yang mustahil dihentikan tanpa langkah ekstrem seperti lockdown total.

    Tingkat Kematian Flu Burung Tinggi

    Data WHO menunjukkan betapa mematikannya virus ini. Sejak 2003 hingga Agustus 2025, tercatat ada 990 kasus manusia dengan 475 kematian. Ini berarti H5N1 memiliki tingkat kematian (fatality rate) mencapai 48 persen, jauh lebih mengerikan dibandingkan COVID-19.

    “Ancaman pandemi H5N1 pada manusia adalah nyata. Kita hanya bisa berharap mencegahnya melalui pengawasan yang lebih ketat dan respon yang sangat gesit,” tegas Prof Menon kepada BBC.

    Meski saat ini dunia lebih siap dengan stok vaksin dan antivirus, para ahli virologi memperingatkan risiko “Re-assortment”. Jika H5N1 berhasil bercampur dengan virus flu musiman biasa, ia akan menciptakan strain baru yang tak terduga.

    Kondisi ini bisa memicu epidemi musiman yang “kacau dan tak terprediksi,” yang mampu melumpuhkan sistem kesehatan publik secara permanen.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)