Negara: Hong Kong

  • Kebakaran Terburuk di Hong Kong, Tewaskan Puluhan Warga

    Kebakaran Terburuk di Hong Kong, Tewaskan Puluhan Warga

    Anda sedang menyimak sejumlah berita mancanegara pilihan yang telah kami rangkum dalam Dunia Hari Ini.

    Edisi Kamis, 27 November 2025, kita awali dari Hong Kong.

    Kebakaran hebat melanda kompleks apartemen

    Setidaknya 44 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 200 orang hilang akibat kebakaran besar yang melanda beberapa gedung apartemen di sebuah kompleks permukiman di Hong Kong.

    Kebakaran terburuk dalam beberapa tahun ini terjadi sebelum pukul tiga sore Rabu setempat, dengan api yang dimulai dari struktur bambu di salah satu gedung, menurut otoritas Hong Kong.

    Kebakaran menyebar ke tujuh dari delapan gedung di kompleks permukiman dengan jumlah penduduk mencapai 4.800 orang, yang tinggal di 2.000 apartemen.

    “Puing-puing dan struktur dari bangunan yang terdampak berjatuhan,” kata Derek Armstrong Chan, wakil direktur operasi Dinas Pemadam Kebakaran.

    “Suhu di dalam gedung-gedung yang terdampak sangat tinggi. Sulit bagi kami untuk memasuki gedung dan naik ke atas untuk melakukan pemadaman dan penyelamatan.”

    Korban tewas akibat banjir Thailand tembus 33 jiwa

    Pihak berwenang di Thailand mengirimkan helikopter untuk mengevakuasi pasien kritis dari sebuah rumah sakit di kota Hat Yai, kota di selatan Thailand yang paling terdampak banjir dalam beberapa tahun terakhir.

    Kejadian ini terjadi setelah lantai satu rumah sakit utama milik pemerintah terendam banjir, di mana 600 orang dirawat, 50 di antaranya berada di ruang perawatan intensif.

    Juru bicara pemerintah Thailand, Siripong Angkasakulkiat mengatakan sekitar 20 helikopter dan 200 perahu yang dikerahkan dalam upaya penyelamatan di Hat Yai kesulitan menjangkau orang-orang yang terlantar.

    Jumlah korban tewas meningkat menjadi 33, sementara diperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah itu.

    Banjir melanda sembilan provinsi di Thailand dan sejumlah kawasan di Malaysia dalam dua tahun berturut-turut, yang mendorong kedua negara untuk mengevakuasi hampir 45.000 orang.

    Pembatasan usia medsos di Australia digugat

    Larangan bagi warga Australia berusia di bawah 16 tahun dari platform seperti Instagram, TikTok, Snapchat, dan YouTube digugat kelompok advokasi Digital Freedom Project ke Pengadilan Tinggi.

    Kelompok tersebut mengklaim undang-undang baru, yang akan berlaku efektif pada 10 Desember, “sangat berlebihan” dan melanggar “hak konstitusional atas kebebasan berkomunikasi politik”.

    Rabu kemarin, Menteri Komunikasi Anika Wells menanggapinya dengan mengatakan pemerintah federal Australia tetap “teguh” dalam komitmennya untuk menerapkan undang-undang tersebut.

    “Meskipun kami menerima ancaman dan gugatan hukum dari orang-orang dengan motif tersembunyi, pemerintahan Partai Buruh Albanese tetap teguh di pihak orangtua, dan bukan platform,” ujarnya.

    Mantan Marinir mengaku menabrakkan mobil di parade Liverpool

    Seorang pengemudi yang menabrakkan mobilnya ke kerumunan penggemar sepak bola di parade kemenangan Liga Primer Liverpool telah mengaku bersalah.

    Paul Doyle terisak-isak saat mengakui dirinya mengemudi secara berbahaya dalam tuduhan percobaan atau menyebabkan cedera tubuh yang parah, serta tiga tuduhan melukai dengan sengaja.

    Media Inggris melansir Doyle memiliki latar belakang di bidang informasi dan teknologi, dan sebelumnya bertugas di Komando Marinir Kerajaan Inggris pada tahun 1990-an.

    Paul sebelumnya membantah dakwaan yang menewaskan 29 korban berusia antara enam bulan dan 77 tahun dan dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal seumur hidup.

  • Xi Jinping Instruksikan Upaya Maksimal Atasi Kebakaran Apartemen Hong Kong

    Xi Jinping Instruksikan Upaya Maksimal Atasi Kebakaran Apartemen Hong Kong

    Beijing

    Presiden China Xi Jinping menyampaikan belasungkawa atas kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di Hong Kong, dan sejauh ini menewaskan sedikitnya 55 orang. Xi memerintahkan “upaya maksimal” dari perwakilan Beijing di Hong Kong untuk membantu penanganan situasi tersebut.

    Xi, seperti dilansir Xinhua dan CNN, Kamis (27/11/2025), menyampaikan simpati kepada keluarga korban dan mereka yang terdampak oleh bencana ini.

    Dalam instruksinya, Xi memerintahkan “upaya maksimal” dari perwakilan Komite Sentral China dan Kantor Penghubung Hong Kong untuk melakukan “segala upaya yang memungkinkan” guna membantu upaya meminimalkan korban dan kerugian akibat kebakaran itu.

    “Dia (Xi Jinping-red) menyerukan upaya maksimal untuk memadamkan kebakaran dan meminimalkan korban jiwa dan kerugian,” sebut Xinhua dalam laporannya.

    Disebutkan juga oleh Xinhua bahwa Xi memerintahkan otoritas-otoritas terkait untuk “melakukan segala upaya yang memungkinkan dalam pencarian dan penyelamatan, merawat para korban luka, dan memberikan penghiburan kepada keluarga korban”.

    Hong Kong yang merupakan pusat perdagangan internasional yang padat penduduk, merupakan bagian semi-otonom China dan dikelola oleh pemerintahan sendiri yang bertanggung jawab kepada para pemimpin di Beijing.

    Sebagai upaya membantu Hong Kong, Xi juga mengalokasikan dana sebesar 2 juta Yuan, atau setara Rp 4,7 miliar, untuk bantuan darurat Palang Merah setempat.

    Disebutkan Palang Merah China dalam pernyataan via media sosial bahwa dana bantuan dari Beijing itu akan membantu mendanai “penyelamatan darurat dan bantuan kemanusiaan terkait kebakaran tersebut, dan akan memberikan dukungan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan tanggap bencana”.

    Departemen pemadam kebakaran Hong Kong mengatakan dalam konferensi pers terbaru pada Kamis (27/11) sore bahwa sedikitnya 55 orang tewas akibat kebakaran sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman Wong Fuk Court di distrik Tai Po.

    Sebanyak 123 orang lainnya, termasuk delapan petugas pemadam kebakaran, mengalami luka-luka.

    Juru bicara pemerintah Hong Kong mengatakan kepada AFP bahwa sebanyak 61 korban luka kini menjalani perawatan di rumah sakit, dengan 15 orang di antaranya dalam kondisi kritis, 27 orang dalam kondisi serius dan 19 orang lainnya dalam kondisi stabil.

    Pemimpin pemerintah Hong Kong, John Lee, mengatakan pada Kamis (27/11) dini hari bahwa sebanyak 279 orang belum diketahui keberadaannya, atau dinyatakan hilang, sejak kebakaran terjadi pada Rabu (26/11) siang.

    Lihat juga Video: 2 WNI Jadi Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hal Tak Biasa Ditemukan di Lokasi Kebakaran Dahsyat Apartemen Hong Kong

    Hal Tak Biasa Ditemukan di Lokasi Kebakaran Dahsyat Apartemen Hong Kong

    Hong Kong

    Otoritas Hong Kong menyebut ada hal tak biasa di lokasi kebakaran apartemen yang menewaskan sedikitnya 55 orang. Temuan tak biasa itu berupa papan yang menutupi sebagian jendela dan terbuat dari material mudah terbakar.

    Televisi RTHK dan CNN melaporkan Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang, menyebut kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court menyebar dengan cara yang ‘tidak biasa’. Tang penyelidikan kriminal terkait kebakaran itu telah diluncurkan mulai Kamis (27/11/2025).

    Sejauh ini, tiga pria telah ditangkap otoritas berwenang Hong Kong atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran mematikan tersebut. Ketiga orang yang ditangkap itu merupakan dua direktur dan seorang konsultan perusahaan konstruksi setempat.

    Kepolisian Hong Kong menuduh ketiganya telah melakukan ‘kelalaian berat’. Otoritas Hong Kong akan mengusut mengapa blok-blok apartemen tidak dievakuasi lebih cepat setelah api mulai menyebar dari gedung pertama.

    Selain itu, Hong Kong akan mengusut apakah material yang mudah terbakar, termasuk papan polystyrene yang menghalangi jendela beberapa apartemen, turut memperparah kebakaran yang terjadi pada Rabu (26/11) itu. Kepolisian Hong Kong menemukan nama perusahaan konstruksi pada papan polystyrene yang ditemukan petugas pemadam kebakaran menghalangi beberapa jendela di kompleks apartemen yang terbakar.

    Otoritas berwenang menduga material konstruksi lain yang ditemukan di apartemen tersebut seperti jaring pelindung, kanvas, dan penutup plastik tidak memenuhi standar keselamatan. Damkar Hong Kong mengatakan material-material itu sangat mudah terbakar dan mempercepat api menyebar.

    “Papan polystyrene ini sangat mudah terbakar dan api menyebar dengan sangat cepat,” kata Direktur Dinas Pemadam Kebakaran setempat, Andy Yeung.

    Dia mengatakan keberadaan papan-papan itu tak biasa. Hal itu akan diselidiki lebih lanjut.

    “Keberadaan papan-papan itu tidak biasa, jadi kami telah melaporkan insiden ini kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut,” sebutnya.

    Pemimpin pemerintah Hong Kong, John Lee, mengatakan otoritas perumahan kota akan menyelidiki apakah lapisan pelindung yang digunakan menutupi bangunan itu selama renovasi cukup tahan api. Dia menegaskan pemerintah akan meminta pertanggungjawaban dari pihak yang bersalah.

    “Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku,” tegas Lee.

    Selain itu, perancah atau batang bambu yang dipasang di sekitar bagian luar gedung apartemen yang sedang dalam renovasi turut disebut sebagai penyebab kebakaran cepat menyebar. Perancah bambu, yang secara luas masih digunakan oleh pekerja konstruksi di Hong Kong, diduga membuat kobaran api menyebar dengan cepat ke blok-blok apartemen lainnya di kompleks permukiman Wong Fuk Court, yang total memiliki delapan gedung setinggi 31 lantai dan menyediakan 2.000 unit apartemen.

    Upaya pemadaman masih dilakukan hingga Kamis (27/11). Selain itu, 55 orang telah dipastikan tewas dalam kebakaran itu. Sedikitnya 279 orang lainnya masih belum ditemukan keberadaannya sejak kebakaran terjadi.

    Lihat juga Video: Kebakaran Apartemen di Hong Kong, 13 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Bertambah, Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong Jadi 55 Orang

    Bertambah, Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Kong Jadi 55 Orang

    Hong Kong

    Jumlah korban tewas dalam kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di Hong Kong bertambah menjadi sedikitnya 55 orang. Sebagian besar kebakaran telah berhasil dikendalikan, namun api masih tampak berkobar di beberapa unit apartemen.

    Departemen pemadam kebakaran Hong Kong, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (27/11/2025), mengatakan dalam konferensi pers terbaru pada Kamis (27/11) sore bahwa sebanyak 51 orang di antaranya tewas di lokasi kejadian, sedangkan empat orang lainnya meninggal di rumah sakit.

    Salah satu korban tewas, menurut kepala departemen pemadam kebakaran setempat, Andy Yeung, merupakan seorang petugas pemadam berusia 37 tahun, yang ditemukan dengan luka bakar pada wajahnya sekitar setengah jam setelah dia kehilangan kontak dengan rekan-rekan pemadam lainnya di lokasi.

    Konsulat Republik Indonesia di Hong Kong mengatakan bahwa dua korban tewas di antaranya diidentifikasi sebagai warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga migran.

    Sebanyak 123 orang lainnya, termasuk delapan petugas pemadam kebakaran, mengalami luka-luka.

    Juru bicara pemerintah Hong Kong mengatakan kepada AFP bahwa sebanyak 61 korban luka kini menjalani perawatan di rumah sakit, dengan 15 orang di antaranya dalam kondisi kritis, 27 orang dalam kondisi serius dan 19 orang lainnya dalam kondisi stabil.

    Pemimpin pemerintah Hong Kong, John Lee, mengatakan pada Kamis (27/11) dini hari bahwa sebanyak 279 orang belum diketahui keberadaannya, atau dinyatakan hilang, sejak kebakaran terjadi pada Rabu (26/11) siang.

    Para petugas pemadam kebakaran dalam pernyataan terpisah menyebut pihaknya telah berhasil melakukan kontak dengan beberapa orang yang dinyatakan hilang. Untuk saat ini, tidak diketahui secara jelas berapa jumlah orang yang masih hilang.

    Lee menambahkan bahwa lebih dari 900 orang mengungsi di tempat-tempat penampungan sementara.

    Para petugas pemadam kebakaran terus menyisir kompleks apartemen yang masih terbakar untuk mencari orang-orang yang hilang.

    Kompleks permukiman Wong Fuk Court yang dilanda kebakaran itu memiliki delapan gedung, masing-masing setinggi 31 lantai, yang menyediakan total 2.000 unit apartemen. Dari delapan gedung yang ada di kompleks tersebut, hanya satu gedung yang tak terdampak kebakaran.

    Kebakaran yang melalap empat gedung di antaranya, menurut laporan AFP, telah berhasil dipadamkan. Sedangkan api yang berkobar pada tiga blok apartemen lainnya telah berhasil dikendalikan, meskipun belum padam sepenuhnya.

    Laporan reporter AFP pada Kamis (27/11) siang menyebut bahwa kobaran api terlihat masih menyala di beberapa jendela, dengan beberapa selang pemadam kebakaran menyemprot bagian luar yang hangus.

    Otoritas Hong Kong telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap kebakaran, yang penyebabnya masih misterius ini.

    Tiga pria, yang terdiri atas dua direktur dan seorang konsultan perusahaan konstruksi setempat, telah ditangkap otoritas berwenang Hong Kong atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran mematikan tersebut. Kepolisian Hong Kong menuduh ketiganya telah melakukan “kelalaian berat”.

    Lihat juga Video: Kebakaran Apartemen di Hong Kong, 13 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Hong Kong Luncurkan Penyelidikan Kriminal Atas Kebakaran Apartemen

    Hong Kong Luncurkan Penyelidikan Kriminal Atas Kebakaran Apartemen

    Hong Kong

    Otoritas Hong Kong telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court, distrik Tai Po. Penyebab kebakaran yang menewaskan sedikitnya 44 orang tersebut, sejauh ini masih misterius.

    Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang, seperti dilaporkan televisi RTHK dan dilansir CNN, Kamis (27/11/2025), menyebut kebakaran dahsyat yang menghanguskan sejumlah gedung apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court menyebar dengan cara yang “tidak biasa”.

    Tang mengumumkan pada Kamis (27/11) waktu setempat bahwa penyelidikan kriminal telah diluncurkan.

    Otoritas Hong Kong melaporkan sedikitnya 44 orang dipastikan tewas dalam kebakaran itu. Sebanyak 66 orang lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit, dengan 17 orang di antaranya dalam kondisi kritis dan 24 orang lainnya dalam kondisi serius.

    Sedikitnya 279 orang lainnya masih belum ditemukan keberadaannya, atau dinyatakan hilang, sejak kebakaran terjadi. Upaya pemadaman terus berlangsung hingga Kamis (27/11), dengan api dilaporkan masih berkobar di beberapa unit apartemen.

    Tiga pria telah ditangkap otoritas berwenang Hong Kong atas dugaan pembunuhan terkait kebakaran mematikan tersebut. Ketiga orang yang ditangkap terdiri atas dua direktur dan seorang konsultan perusahaan konstruksi setempat.

    Kepolisian Hong Kong menuduh ketiganya telah melakukan “kelalaian berat”.

    Penyebab kebakaran tersebut belum bisa dipastikan oleh otoritas setempat. Masih banyak pertanyaan terkait kebakaran itu yang belum bisa dijawab otoritas berwenang Hong Kong.

    Pertanyaan itu mencakup mengapa blok-blok apartemen tidak dievakuasi lebih cepat setelah api mulai menyebar dari gedung pertama, dan apakah material yang mudah terbakar, termasuk papan polystyrene yang menghalangi jendela beberapa apartemen, mungkin turut berkontribusi pada kebakaran itu.

    Beberapa unit apartemen di Wang Fuk Court, Hong Kong, masih terbakar pada Kamis (27/11) waktu setempat Foto: AFP/PETER PARKS

    Kepolisian Hong Kong menemukan nama perusahaan konstruksi pada papan polystyrene yang ditemukan petugas pemadam kebakaran menghalangi beberapa jendela di kompleks apartemen yang terbakar.

    Otoritas berwenang menduga material konstruksi lain yang ditemukan di apartemen tersebut — termasuk jaring pelindung, kanvas, dan penutup plastik — tidak memenuhi standar keselamatan.

    “Papan polystyrene ini sangat mudah terbakar dan api menyebar dengan sangat cepat,” kata Direktur Dinas Pemadam Kebakaran setempat, Andy Yeung.

    “Keberadaan papan-papan itu tidak biasa, jadi kami telah melaporkan insiden ini kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut,” sebutnya.

    Sementara itu, pemimpin pemerintah Hong Kong, John Lee, mengatakan otoritas perumahan kota akan menyelidiki apakah lapisan pelindung yang digunakan untuk menutupi bangunan permukiman itu selama renovasi cukup tahan api.

    “Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku,” tegas Lee.

    Perancah bambu yang dipasang di sekitar bagian luar gedung apartemen yang sedang dalam perbaikan, yang disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab kebakaran itu, juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi.

    Perancah bambu, yang secara luas masih digunakan oleh pekerja konstruksi di Hong Kong, diduga membuat kobaran api menyebar dengan cepat ke blok-blok apartemen lainnya di kompleks permukiman Wong Fuk Court, yang total memiliki delapan gedung setinggi 31 lantai dan menyediakan 2.000 unit apartemen.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • 16 Jam Api Berkobar di Apartemen Hong Kong, 279 Orang Belum Ditemukan

    16 Jam Api Berkobar di Apartemen Hong Kong, 279 Orang Belum Ditemukan

    Hong Kong

    Api yang membakar sejumlah blok apartemen di Hong Kong masih terus berkobar selama 16 jam terakhir. Sedikitnya 279 orang dinyatakan masih hilang, setelah sedikitnya 44 orang dikonfirmasi meninggal dunia dalam kebakaran dahsyat tersebut.

    Para petugas pemadam kebakaran, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (27/11/2025), masih berupaya memadamkan kebakaran dahsyat yang menghanguskan kompleks gedung pencakar langit di Wang Fuk Court, distrik Tai Po, pada Kamis (27/11) pagi waktu setempat.

    Kobaran api mulai muncul pada Rabu (26/11) siang waktu setempat di kompleks permukiman yang terdiri atas delapan blok apartemen yang memiliki total 2.000 unit tersebut. Penyebab kebakaran ini belum diketahui secara jelas.

    Sejumlah jurnalis AFP yang ada di lokasi kejadian sesaat setelah fajar pada Kamis (27/11) melihat beberapa unit apartemen masih terbakar, meskipun sebagian besar kobaran api telah meredup sejak dini hari.

    Laporan CNN menyebut api masih berkobar di kompleks apartemen itu setelah 16 jam upaya pemadaman dilakukan. Para petugas pemadam kini memfokuskan upaya mereka pada tiga dari tujuh blok apartemen yang terdampak.

    Menurut departemen pemadam kebakaran setempat, kebakaran pada empat blok apartemen lainnya telah berhasil “dikendalikan”.

    Otoritas Hong Kong melaporkan sedikitnya 44 orang tewas dalam kebakaran itu. Disebutkan bahwa 40 orang tewas di lokasi kebakaran, sedangkan empat orang lainnya meninggal setelah dibawa ke rumah sakit.

    Keterangan Otoritas Rumah Sakit Hong Kong kepada CNN pada Kamis (27/11) pagi menyebutkan bahwa sedikitnya 66 orang telah dilarikan ke rumah sakit hingga pukul 08.00 waktu setempat. Sebanyak 17 korban luka di antaranya dalam kondisi kritis dan 24 orang lainnya dalam kondisi serius.

    Kepolisian Hong Kong dan pemimpin otoritas Hong Kong, John Lee, menyebut bahwa sedikitnya 279 orang masih belum ditemukan keberadaannya, atau dinyatakan hilang, sejak kebakaran terjadi.

    Kobaran api besar dilaporkan pertama kali membakar perancah bambu yang terpasang di bagian luar pada beberapa blok apartemen yang sedang menjalani perbaikan.

    Salah satu warga berusia 65 tahun bermarga Yuen menuturkan dirinya tinggal di kompleks apartemen itu selama lebih dari empat dekade terakhir. Dia menyebut banyak tetangganya yang sudah lanjut usia dan mungkin tidak bisa bergerak dengan cepat.

    “Jendela-jendela ditutup karena sedang dalam pemeliharaan, (beberapa orang) tidak mengetahui ada kebakaran dan harus diberitahu untuk mengungsi melalui telepon oleh tetangga-tetangga lainnya,” ucap Yuen kepada AFP.

    Kepolisian Hong Kong juga mengumumkan pada Kamis (27/11) pagi bahwa mereka telah menangkap tiga pria terkait kebakaran mematikan tersebut. Dilaporkan bahwa bahan-bahan mudah terbakar yang tertinggal selama pekerjaan pemeliharaan telah menyebabkan kebakaran itu “menyebar dengan cepat di luar kendali”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • 3 Pria Ditangkap Polisi Terkait Kasus Kebakaran Besar Apartemen di Hong Kong

    3 Pria Ditangkap Polisi Terkait Kasus Kebakaran Besar Apartemen di Hong Kong

    Hong Kong

    Polisi Hong Kong menangkap tiga orang pria terkait kebakaran apartemen yang menewaskan sedikitnya 44 orang. Polisi menduga kebakaran besar ini dipicu oleh bahan-bahan yang mudah terbakar tersimpan di salah satu lantai apartemen selama pekerjaan pemeliharaan.

    Dilansir AFP, Kamis (27/11/2025), polisi mengatakan pihaknya telah menangkap tiga orang pria terkait kebakaran tersebut. Ketiga orang pria tersebut ditangkap setelah bahan-bahan yang mudah terbakar tertinggal selama pekerjaan pemeliharaan dan menyebabkan api “menyebar dengan cepat di luar kendali”.

    Api yang besar pertama kali membakar perancah bambu di beberapa blok apartemen Wang Fuk Court pada Rabu (26/11) di distrik utara Tai Po, yang sedang menjalani perbaikan di seluruh kompleks.

    Seorang reporter AFP mendengar suara retakan yang keras, kemungkinan berasal dari bambu yang terbakar, dan melihat kepulan asap tebal mengepul dari bangunan-bangunan tersebut saat api dan abu membumbung tinggi ke langit.

    Seorang warga berusia 65 tahun bermarga Yuen mengatakan ia telah tinggal di kompleks tersebut selama lebih dari empat dekade dan banyak tetangganya yang lanjut usia dan mungkin tidak dapat bergerak.

    “Jendela-jendela ditutup karena sedang dalam pemeliharaan, (beberapa orang) tidak tahu ada kebakaran dan harus diberitahu untuk mengungsi melalui panggilan telepon oleh tetangga, saya sangat terpukul,” kata Yuen kepada AFP.

    Di antara korban tewas terdapat seorang petugas pemadam kebakaran berusia 37 tahun, yang ditemukan dengan luka bakar di wajahnya setengah jam setelah kehilangan kontak dengan rekan-rekannya, menurut direktur pemadam kebakaran Andy Yeung.

    Pemimpin kota John Lee mengatakan pada Kamis dini hari bahwa 279 orang hilang, meskipun petugas pemadam kebakaran kemudian mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan beberapa orang tersebut. Lee mengatakan lebih dari 900 orang mencari perlindungan di tempat penampungan sementara.

    Lihat Video ‘Kebakaran Apartemen di Hong Kong, 13 Orang Tewas’:

    (zap/yld)

  • Korban Tewas Akibat Kebakaran Apartemen di Hong Kong Bertambah Jadi 44 Orang

    Korban Tewas Akibat Kebakaran Apartemen di Hong Kong Bertambah Jadi 44 Orang

    Hong Kong

    Petugas pemadam kebakaran Hong Kong hingga saat ini masih berupaya memadamkan api kebakaran yang melanda Apartemen di Hong Kong. Korban tewas dalam peristiwa ini berjumlah 44 orang, sementara ratusan orang masih dalam pencarian.

    Dilansir AFP, Kamis (27/11/2025), Direktur Departemen pemadam kebakaran Hong Kong, Andy Yeung, meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 44. Di antara korban tewas terdapat seorang petugas pemadam kebakaran berusia 37 tahun, yang ditemukan dengan luka bakar di wajahnya setengah jam setelah kehilangan kontak dengan rekan-rekannya.

    Pemimpin kota John Lee mengatakan pada dini hari tadi bahwa 279 orang belum ditemukan, meskipun petugas pemadam kebakaran kemudian mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan beberapa orang tersebut.

    Lee mengatakan lebih dari 900 orang mencari perlindungan di tempat penampungan sementara.

    Seorang petugas polisi di tempat penampungan sementara mengatakan kepada AFP, jumlah orang yang hilang sebenarnya belum jelas. Sebab, beberapa warga masih berdatangan ke pos penampungan untuk melaporkan anggota keluarga yang hilang.

    Wakil Direkutur Operasi Pemadam Kebakaran Hong Kong mengatakan api kemungkinan menyebar dari satu gedung ke gedung lain karena angin dan puing-puing yang beterbangan. Dia mengatakan saat ini pihak berwenang sedang menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.

    Diketahui, kebakaran besar ini menghanguskan sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman di Hong Kong pada Rabu (26/11) waktu setempat. Sedikitnya empat orang tewas akibat kebakaran tersebut, dengan beberapa orang dilaporkan terjebak di dalam gedung apartemen yang terbakar.

    Kobaran api besar, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11), membakar perancah bambu yang terpasang di setidaknya tiga blok apartemen di Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah distrik di bagian utara Hong Kong, sebelum menyebar ke bagian lainnya pada gedung-gedung permukiman tersebut.

    Lihat Video ‘Kebakaran Apartemen di Hong Kong, 13 Orang Tewas’:

    (zap/yld)

  • Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Usai Banjir Mematikan, Vietnam Kini Terancam Dihantam Topan Verbena

    Jakarta

    Vietnam bersiap dengan potensi bencana baru usai banjir paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir melanda. Kini, Vietnam harus menghadapi topan Verbena.

    Dilansir The Straits Times, Rabu (26/11/2025), topan Verbena sudah memasuki Laut China Selatan pada 26 November. Topan diprediksi menguat ketika melintasi perairan terbuka di Laut China Selatan bagian tengah pada 27 November.

    Badai ini diprediksi bergeser secara bertahap ke arah barat dan melambat setelah 28 November sebelum melemah di akhir minggu. Badan meteorologi Jepang dan Hong Kong memperkirakan Verbena akan semakin kuat dalam 24 hingga 48 jam ke depan.

    Badai ini bergerak menuju daerah selatan-tengah Vietnam. Warga di daerah tersebut kini masih berjuang membersihkan lumpur, puing-puing dan rumah-rumah yang hancur setelah berhari-hari hujan lebat yang memicu bencana banjir.

    Hingga Selasa (25/11) pukul 17.30, setidaknya sebanyak 98 orang tewas dan 10 orang hilang akibat banjir di Vietnam. Provinsi Dak Lak dan Khanh Hoa mengalami korban jiwa terbanyak.

    Lebih dari 202.000 rumah terendam banjir dan lebih dari 400 rumah runtuh. Sementara itu, kerugian ekonomi meningkat menjadi 13,08 triliun dong Vietnam atau USD 645 juta.

    Pasukan Wilayah Militer 5 Vietnam mengadakan pertemuan darurat pada tanggal 25 November untuk mengkoordinasikan upaya tanggap badai. Wakil Komandan dan Kepala Staf, Kolonel Phan Dai Nghia, memerintahkan unit-unit untuk menghentikan kegiatan yang tidak penting dan menyiapkan pasukan dan peralatan untuk membantu warga terdampak bencana.

    Unit Penjaga Perbatasan telah diinstruksikan untuk bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk memastikan keselamatan awak dan kapal di laut dan memberi tahu pemilik serta kapten kapal tentang jalur Verbena saat badai mendekat.

    Daerah Militer 5 juga telah mengirimkan tiga tim kerja ke Gia Lai, Dak Lak, dan Khanh Hoa, yang merupakan tiga daerah yang paling parah dilanda banjir dalam beberapa hari terakhir. Mereka dikirim untuk mendukung langkah-langkah pencegahan banjir dan mempersiapkan diri menghadapi badai.

    Kolonel Nghia mengatakan lembaga-lembaga tersebut harus belajar dari kekurangan dalam respons banjir baru-baru ini dan bersiap untuk hujan lebat yang berkepanjangan yang disebabkan oleh sirkulasi badai.

    “Kita harus memusatkan semua sumber daya untuk merespons Badai Verbena,” katanya.

    Tonton juga Video: Imbas Topan Kalmaegi, Bangkai Kapal Abad ke-14 Muncul di Pantai Vietnam

    (wnv/haf)

  • Korban Tewas Akibat Kebakaran Apartemen di Hong Kong Bertambah Jadi 44 Orang

    Korban Tewas Kebakaran Besar Apartemen di Hongkong Jadi 13 Orang

    Jakarta

    Korban tewas akibat kebakaran besar di sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman Wang Fuk Court, Tai Po, Hongkong bertambah. Korban tewas dilaporkan menjadi 13 orang.

    Dilansir kantor berita BBC, Rabu (26/11/2025), otoritas Hong Kong dalam jumpa pers menyebutkan jumlah korban tewas bertambah dari semula empat orang menjadi 13 orang. Sementara itu, 15 orang mengalami luka-luka.

    Pejabat Departemen Pemadam Kebakaran, Chou Wing-yin, mengatakan sembilan orang tewas di tempat kebakaran. Kemudian, ada enam orang lainnya mengalami luka serius dan langsung dibawa ke rumah sakit.

    Sebanyak 767 petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi. Pantauan BBC, asap tebal tercium sejak di Stasiun kereta Tai Po, yang berjarak sekitar 500 meter dari kebakaran.

    Di lokasi, banyak warga yang merasa khawatir saat menyaksikan gedung-gedung yang terbakar. Mobil pemadam kebakaran tampak terparkir memenuhi jalanan.

    Seperti diketahui, sejumlah blok apartemen di kompleks permukiman di Hongkong pada Rabu (26/11) siang waktu setempat. Kobaran api besar, seperti dilansir AFP, Rabu (26/11), membakar perancah bambu yang terpasang di setidaknya tiga blok apartemen di Wang Fuk Court di Tai Po, sebuah distrik di bagian utara Hong Kong, sebelum menyebar ke bagian lainnya pada gedung-gedung permukiman tersebut.

    (whn/haf)