Negara: Hong Kong

  • Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Wall Street Menguat Akhiri Pekan yang Penuh Gejolak

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street melonjak tajam pada Jumat (11/4/2025), mengakhiri pekan yang penuh gejolak akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

    Indeks S&P 500 menguat 1,8% setelah sempat berfluktuasi. Dow Jones Industrial Average juga bangkit dari penurunan awal hampir 340 poin menjadi naik 619 poin atau 1,6%. Sementara itu, indeks Nasdaq melonjak 2,1%.

    Secara keseluruhan, indeks S&P 500 naik 95,31 poin menjadi 5.363,36. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 619,05 poin menjadi 40.212,71, dan indeks Nasdaq Composite naik 337,14 poin menjadi 16.724,46.

    Dilansir dari AP, kenaikan indeks utama Wall Street terjadi di tengah meredanya tekanan dari pasar obligasi AS, yang selama sepekan ini memberikan sinyal kekhawatiran serius sehingga menarik perhatian para investor dan Presiden Donald Trump.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menembus 4,58% pada pagi hari, naik tajam dari 4,01% sepekan sebelumnya. Kenaikan imbal hasil ini bisa berdampak pada suku bunga KPR dan pinjaman lainnya, memperlambat ekonomi dan mengindikasikan tekanan pada sistem keuangan.

    Namun, imbal hasil tersebut turun kembali ke level 4,48% pada sore hari. Meski masih lebih tinggi dari sehari sebelumnya, penurunan ini meredakan ketegangan pasar.

    Kenaikan imbal hasil obligasi selama sepekan ini tergolong tidak biasa, karena biasanya terjadi penurunan saat sentimen pasar memburuk. Investor global diduga mulai melepas obligasi AS akibat kekhawatiran perang dagang dan tindakan Trump yang tidak konsisten soal tarif impor. Bahkan, muncul keraguan terhadap citra AS sebagai tempat paling aman menyimpan dana.

    Nilai tukar dolar AS juga terus melemah terhadap berbagai mata uang utama seperti euro, yen Jepang, dan dolar Kanada. Di sisi lain, harga emas mencetak rekor baru, memperkuat reputasinya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian.

    Gejolak pasar juga kembali memanas setelah China mengumumkan kenaikan tarif balasan atas produk-produk AS hingga 125%, menyusul eskalasi tarif oleh Trump.

    “Tarif-tarif AS terhadap China kini menjadi permainan angka tanpa makna ekonomi, dan akan menjadi bahan tertawaan dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar juru bicara Kementerian Keuangan China.

    Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini dinilai bisa memicu resesi global, meski Trump sebelumnya telah mengumumkan jeda 90 hari untuk sebagian tarif, kecuali untuk China.

    Sementara itu, lonjakan saham pada Jumat juga didorong laporan keuangan sejumlah bank besar AS yang melampaui ekspektasi. JPMorgan Chase, Morgan Stanley, dan Wells Fargo membukukan laba kuartal pertama yang kuat. Saham JPMorgan naik 4%, Morgan Stanley naik 1,4%, sementara Wells Fargo turun 1%.

    Pada saat Wall Street menguat, di pasar internasional, pergerakan indeks saham cenderung bervariasi. Indeks DAX Jerman turun 0,9%, sementara FTSE 100 Inggris naik 0,6%. Nikkei 225 Jepang anjlok 3%, sedangkan Hang Seng Hong Kong naik 1,1%.

  • Jelang Turnamen JSSL Singapore 7’s, Pesepakbola Putri Usia Dini Indonesia Jalani Pelatihan di Kudus

    Jelang Turnamen JSSL Singapore 7’s, Pesepakbola Putri Usia Dini Indonesia Jalani Pelatihan di Kudus

    Pada JSSL Singapore 7’s 2025 yang digadang sebagai turnamen terbesar di Asia ini, Timo menegaskan bahwa tidak ada beban target. Yang terpenting menurutnya, jajaran pelatih mengimbau agar para atlet dapat bermain semaksimal mungkin dan menikmati pertandingan.

    Dalam turnamen tersebut, Timo ingin tahu sejauh mana kemampuan tim asuhannya dibandingkan dengan klub- klub negara lain.

    “Kedua, kita ingin tahu talenta yang kita punyai ini sebagus apa untuk proyeksi masa depannya. Kita ingin tahu kelebihan mereka itu seperti apa, dan apakah kualitasnya bisa diandalkan nggak untuk bibit- bibit masa depan. Jadi bebannya bukan menang bukan juara, tetapi bebannya bagaimana kita bisa menjadikan mereka bintang besar,” tegasnya.

    Salah seorang pemain HydroPlus Strikers, Amanda Fitriani menambahkan, ia bersama rekan setim siap menjalankan intrusksi pelatih untuk tampil baik dan maksimal di tengah arena.

    Melalui serangkaian latihan intens, kekompakan dan kerjasama tim dinilai sudah cukup bagus. Amanda juga tidak khawatir meski harus menghadapi tim-tim dari negara lain. Sebab mentalnya sudah teruji lantaran rutin mengikuti turnamen dan latihan selama di sekolah sepak bola.

    “Saya sudah lebih dekat sama teman- teman, tidak canggung dan malu lagi karena sudah saling kenal. Kami siap mempersembahkan hasil terbaik di turnamen JSSL Singapore 7’s, dan berharap tim bisa keluar menjadi juara,” papar Amanda, pemain usia 13 tahun yang masih duduk di bangku SD 703 Pajagalan Bandung.

    Sementara pemain MilkLife Shakers, Rara Zenita Fatin juga mengaku tidak ada masalah dalam beradaptasi dengan rekan satu tim. Terkait program latihan sebelum berangkat ke JSSL Singapore 7’s, siswi SDUT Bumi Kartini Jepara mengatakan bahwa persiapannya sudah cukup matang.

    “Selama latihan saya mendapatkan banyak arahan dari pelatih, diminta bermain lebih tenang dan tidak terlalu memaksa. Juga diajari menjaga kondisi, teratur dalam beristirahat dan tidak makan sembarangan,” pungkas Rara yang berposisi sebagai striker di tim MilkLife Shakers.

    Sekilas Tentang JSSL Singapore 7’s

    JSSL Singapore 7’s adalah kompetisi sepak bola remaja premier Asia yang menampilkan talenta muda dari lebih 450 tim di 17 negara. Terdapat 11 kelompok usia laki-laki mulai dari U-7 sampai U-16 dan Pro Academy Boys U-16, serta empat kelompok usia perempuan U-10, U-12, U-14, U-16 dan Pro Academy Girls U-16.

    Setiap tim akan bertanding pada fase grup pada dari hari pertama hingga hari ketiga, lalu empat tim teratas di setiap grup akan lolos ke tahap Cup Knock Out atau fase gugur untuk memperebutkan trofi juara di hari terakhir.

    Selain dari Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Filipina, terdapat pula tim JSSL Singapore 7’s yang berasal dari China, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Kamboja, Taiwan, Jepang, hingga Australia.

    Sedangkan untuk Pro Academy Girls U-16 juga diikuti oleh tim Persib Bandung (Indonesia), Sporting Lisbon (Portugal), Chonburi (Thailand), Urawa Reds (Jepang), JSSL FC (Singapura), serta Valencia CF dan Villarreal CF (Spanyol).

    Selanjutnya untuk Pro Academy Boys U-16 dihuni oleh tim BG Pathum (Thailand), Borussia Dortmund (Jerman), Melbourne City (Australia), Persib Bandung (Indonesia), Tottenham Hotspur (Inggris), serta Valencia CF dan Villarreal CF (Spanyol).

    (Arief Pramono)

  • Timeline AS-China Saling Serang Tarif: Trump Kena 125%-Xi Jiping 145%

    Timeline AS-China Saling Serang Tarif: Trump Kena 125%-Xi Jiping 145%

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan China semakin tegang. Perang dagang keduanya, dengan saling balas tarif impor semakin  panas.

    Terbaru, negeri pemerintah Presiden Xi Jinping melakukan manuver signifikan dalam menanggapi perang tarif Presiden Donald Trump dengan menaikkan tarif atas impor AS menjadi 125% pada Jumat (11/4/2025). Tarif ini akan mulai berlaku pada Sabtu, 12 April 2025.

    Ini menjadi balasan karena AS menaikkan tarif untuk impor China menjadi 145%. Berikut timeline (linimasa) perang tarif antara AS dan China, seperti dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber.

    20 Januari 2025

    Trump menandatangani Kebijakan Perdagangan America First pada 20 Januari lalu. Ia Menyerukan penyelidikan atas defisit perdagangan tahunan AS dalam hal barang dan merekomendasikan langkah-langkah seperti tarif tambahan global.

    1 Februari 2025

    Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif 10% atas impor China. Tarif tambahan tersebut ditambahkan sebagai maksud untuk mengekang impor fentanil dan zat terlarang lainnya dari China.

    Perintah eksekutif juga menghentikan pengecualian de minimis. Ini membebaskan paket senilai di bawah US$800 dari pemeriksaan dan tarif bea cukai.

    4 Februari 2025

    Tarif 10% atas barang China mulai berlaku. China kemudian mengenakan tarif atas impor AS dan menerapkan kontrol ekspor atas tanah jarang.

    China mengenakan tarif 15% atas batu bara dan gas alam cair Amerika; tarif 10% atas minyak mentah Amerika, mesin pertanian, mobil berkapasitas besar, dan truk pikap; dan kontrol ekspor pada 25 jenis logam tanah jarang, termasuk bahan penting untuk industri seperti elektronik, kedirgantaraan, dan energi terbarukan.

    7 Februari 2025

    Trump menghentikan sementara tindakan eksekutif yang mengakhiri pengecualian de minimis.

    10 Februari 2025

    Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium dari semua negara “tanpa pengecualian”.

    Sementara tarif China untuk barang-barang Amerika mulai berlaku, yang terdiri dari tarif ad valorem 25% diumumkan untuk semua impor baja ke AS; dan tarif impor aluminium dari 10% menjadi 25%.

    13 Februari 2025

    Trump menandatangani rencana untuk mengenakan tarif timbal balik pada semua mitra dagang negaranya.

    “Rencana Adil dan Timbal Balik” akan memeriksa hubungan perdagangan non-timbal balik dengan semua mitra dagang, termasuk tarif pada produk AS; pajak yang tidak adil, diskriminatif, atau ekstrateritorial pada bisnis, pekerja, dan konsumen AS; hambatan atau tindakan nontarif; dan kebijakan serta praktik yang menyebabkan nilai tukar menyimpang dari nilai pasarnya.

    21 Februari 2025

    Trump menandatangani memorandum yang membatasi investasi China di AS dengan alasan keamanan nasional:

    AS juga membatasi investor yang berafiliasi dengan China untuk berinvestasi dalam teknologi, infrastruktur penting, perawatan kesehatan, pertanian, energi, bahan mentah, dan sektor strategis lainnya di AS.

    3 Maret 2025

    Trump menaikkan tarif barang-barang China menjadi 20%, berlaku mulai 4 Maret.

    4 Maret 2025

    China membalas kenaikan tarif Trump dengan bea masuk atas produk pertanian AS. Ini terdiri dari tarif 15% untuk ayam, gandum, jagung, dan kapas; dan tarif 10% untuk sorgum, kedelai, daging babi, daging sapi, produk akuatik, buah-buahan, sayuran, dan produk susu.

    26 Maret 2025

    Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengadakan panggilan video dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Kedua belah pihak menyuarakan minat dalam perjanjian perdagangan tetapi tidak memberikan indikasi bahwa negosiasi telah dimulai.

    Sementara Trump mengisyaratkan bahwa ia mungkin mempertimbangkan untuk menurunkan tarif atas China sebagai imbalan atas kesepakatan mengenai TikTok.

    Di hari yang sama, Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor mobil dan suku cadang di seluruh dunia. Tarif berlaku untuk kendaraan penumpang impor, truk ringan, dan suku cadang mobil utama, seperti mesin, transmisi, suku cadang mesin, dan komponen listrik.

    Rencana tersebut memungkinkan proses untuk memperluas tarif pada suku cadang tambahan.

    2 April 2025

    Trump mengenakan tarif “timbal balik” sebesar 34% pada China dan memberlakukan kembali berakhirnya pengecualian de minimis

    Tarif timbal balik dikenakan sebagai tambahan dari bea masuk 20% yang ada, menaikkan tarif akhir menjadi 54%. Selain itu tarif universal minimum 10% juga diumumkan untuk semua barang yang masuk ke AS.

    Pengakhiran pengecualian de minimis untuk semua paket dari China daratan dan Hong Kong yang nilainya di bawah US$800, yang akan dikenakan pajak bea masuk ad valorem sebesar 30% atau US$25 per item mulai 2 Mei, naik menjadi US$50 per item mulai 1 Juni.

    3 April 2025

    Pada apa yang disebut “Hari Pembebasan” tarif Trump, ia mengumumkan bea masuk tambahan 34% untuk semua impor China, bersamaan dengan tarif untuk barang-barang dari negara-negara di seluruh dunia. Tarif yang diberlakukan secara luas ini akan mulai berlaku pada tanggal 9 April.

    Di tanggal ini, tarif AS 25% untuk mobil juga mulai berlaku.

    4 April 2025

    China membalas dengan tarif 34% atas barang-barang AS. Beijing juga menerapkan pembatasan ekspor atas 7 produk tanah jarang dan memberikan sanksi kepada hampir 30 perusahaan Amerika.

    5 April 2025

    Tarif universal AS 10% mulai berlaku.

    8 April 2025

    Trump menaikkan tarif timbal balik atas China menjadi 84%. AS juga menaikkan bea ad valorem de minimis menjadi 90% dan biaya per barang menjadi US$75 mulai 1 Mei (US$150 mulai 1 Juni).

    9 April 2025

    Tarif tambahan 84% atas China mulai berlaku dan Beijing menaikkan tarif atas barang-barang AS menjadi 84%. Akibatnya tarif AS atas China mencapai 104%.

    Di hari yang sama, Trump menaikkan bea timbal balik AS atas impor China menjadi 125%, berlaku segera. Ia juga memberlakukan jeda 90 hari atas tarif timbal balik atas negara dan kawasan lain.

    Trump juga menaikkan bea masuk ad valorem de minimis menjadi 120% dan biaya per item menjadi US$100 mulai 1 Mei (US$200 mulai 1 Juni).

    10 April 2025

    Tarif 84% China untuk barang-barang AS mulai berlaku. Terkait ini, Gedung Putih mengklarifikasi bahwa tarif timbal balik 125% akan dikenakan sebagai tambahan atas tarif 20% yang telah dikenakan pada Chinam sehingga tarif tarif akhir mencapai 145%.

    11 April 2025

    China menaikkan tarif pada AS menjadi 125%, berlaku mulai 12 April. Beijing kemudian mengatakan tidak akan lagi menanggapi kenaikan tarif AS.

    (sef/sef)

  • IHSG Hari Ini Naik Lagi, 6 Saham Jadi Ladang Cuan

    IHSG Hari Ini Naik Lagi, 6 Saham Jadi Ladang Cuan

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini kembali mencatatkan penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (11/4/2025). IHSG tercatat naik sebesar 8,2 poin atau 0,13% ke level 6.262,2. Kenaikan ini menandai tren positif selama dua hari berturut-turut.

    Kondisi ini dimanfaatkan investor untuk memburu saham-saham potensial. Tercatat, saham OBAT, CSIS, KOBX, TCID, MREI, dan BRMS menjadi top gainers. 

    Mengacu pada data RTI, sebanyak 309 saham menguat, 259 saham melemah, dan 226 lainnya tidak mengalami perubahan. Nilai total transaksi pada hari ini mencapai Rp 10,36 triliun dengan volume perdagangan sebesar 13,15 miliar lembar saham, tersebar dalam lebih dari 1 juta kali transaksi.

    Kinerja positif IHSG hari ini turut didorong oleh lonjakan sektor-sektor utama. Sektor bahan baku mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 3,3%, disusul sektor transportasi yang naik 1,1%, sektor energi 0,7%, sektor keuangan 0,6%, dan sektor kesehatan 0,2%.

    Namun, tak semua sektor mengikuti tren naik. Sektor barang konsumsi primer turun 1,2%, diikuti sektor konsumsi non-primer dan properti yang masing-masing terkoreksi 0,6%, serta infrastruktur turun 0,2%.

    Menariknya, saat IHSG hari ini menguat, pasar saham Asia bergerak bervariasi. Indeks Shanghai (China) naik 0,4% dan Hang Seng (Hong Kong) naik 1,1%. Sementara itu, Straits Times (Singapura) melemah 2,1%, dan Nikkei (Jepang) jatuh cukup dalam sebesar 2,9%.

    Saham-saham dengan lonjakan harga signifikan mencuri perhatian investor. Di antaranya adalah saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) yang melompat 21% ke harga Rp 69, disusul PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yang naik 19% menjadi Rp 1.815, dan PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) yang melonjak 18,4% menjadi Rp 154.

    Selain itu, PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI) menguat 18,1% menjadi Rp 780, diikuti PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT) yang naik 18,1% menjadi Rp 685, serta PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang naik 16% ke Rp 348.

    Menurut analisis Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG hari ini menguat meski sentimen global masih dibayangi ketidakpastian, terutama akibat potensi memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Namun, sentimen dalam negeri memberikan angin segar. Pemerintah menunjukkan komitmen dalam menjaga iklim usaha, salah satunya dengan membuka ruang revisi aturan perpajakan untuk mendukung aksi korporasi, seperti merger dan akuisisi. Harapannya, pelaku usaha tidak semakin terbebani oleh dampak kebijakan tarif internasional.

    IHSG hari ini menutup pekan dengan performa positif, membuka peluang baru bagi investor untuk memanfaatkan momentum dan strategi di tengah dinamika global.

  • Saham Amerika Serikat dan Dolar Anjlok, Perang Dagang Donald Trump Mengguncang Wall Street – Halaman all

    Saham Amerika Serikat dan Dolar Anjlok, Perang Dagang Donald Trump Mengguncang Wall Street – Halaman all

    Saham Amerika Serikat dan Dolar Anjlok, Perang Dagang Donald Trump Mengguncang Wall Street

    TRIBUNNEWS.COM- Saham Amerika Serikat anjlok tajam pada 11 April setelah Gedung Putih mengumumkan kenaikan tarif impor China menjadi 145 persen, naik dari yang dinyatakan sebelumnya sebesar 125%.

    Tarif yang direvisi ini mencakup tarif sebesar 20% yang diberlakukan awal tahun ini sebagai respons terhadap perdagangan gelap fentanil, sebagai tambahan terhadap bea “timbal balik” sebelumnya.

    Dow turun hampir 1.700 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq kehilangan 5?n hampir 6%.

    China memperingatkan akan terjadinya perang dagang jika pembicaraan tidak didasarkan pada rasa saling menghormati dan kesetaraan.

    Trump sebelumnya memutuskan untuk tidak melampaui 125% tetapi sekarang mengisyaratkan keterbukaan untuk bertemu Xi.

     

    Jatuh Sangat Dalam ke Zona Merah

    Pasar saham AS jatuh sangat dalam ke zona merah pada hari Kamis karena Gedung Putih mengklarifikasi rencananya untuk mengenakan tarif besar sebesar 145% terhadap China, yang meningkatkan perang dagang.

    Dow, setelah naik hampir 3.000 poin pada hari Rabu, mengalami hari yang tidak menentu di zona merah pada hari Kamis. Indeks saham unggulan turun 1.015 poin, atau 2,5%, setelah turun sebanyak 2.100 poin pada tengah hari.

    S&P 500 turun 3,46?n Nasdaq Composite turun 4,31%. S&P 500 baru saja melewati hari terbaiknya sejak 2008, dan Nasdaq pada hari Rabu mencatat kenaikan harian terbaik kedua dalam sejarah.

    Pasar saham, yang baru saja mengalami hari terbaik ketiga dalam sejarah modern , mulai tenggelam kembali ke realitas: Meskipun Presiden Donald Trump menghentikan sebagian besar tarif “timbal balik”-nya, pajak impor besar lainnya telah menimbulkan kerusakan signifikan, dan perekonomian tidak akan mudah pulih dari dampaknya.

    Setelah merayakan kemenangan pada hari Rabu, presiden pada hari Kamis mengakui beberapa “masalah transisi” mungkin akan terjadi.

    “Kemarin adalah hari yang besar. Akan selalu ada kesulitan transisi — tetapi dalam sejarah, ini adalah hari terbesar dalam sejarah, pasar. Jadi kami sangat, sangat senang dengan cara negara ini berjalan. Kami berusaha agar dunia memperlakukan kami dengan adil,” kata Trump di Ruang Kabinet.

    Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang asing, anjlok 1,7% pada hari Kamis, mencapai level terendah sejak awal Oktober. Dolar telah melemah secara luas tahun ini, sebuah tanda kekhawatiran investor tentang kesehatan dan stabilitas ekonomi AS.

    Harga emas mencapai rekor tertinggi baru di atas $3.170 per troy ons pada hari Kamis. Logam kuning tersebut dianggap sebagai tempat berlindung yang aman di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik dan baru saja mencatat kuartal terbaiknya sejak 1986.

    Saham bergejolak setelah reli singkat

    Para pedagang gembira karena Trump mencabut sementara apa yang disebut tarif timbal baliknya, yang sebenarnya tidak saling timbal balik, selama 90 hari. Tarif tersebut mengenakan pungutan besar antara 11?n 50% pada puluhan negara.

    Kontrak berjangka saham pada hari Kamis juga merespons secara positif pengumuman Uni Eropa bahwa mereka akan menghentikan sementara tarif balasan terhadap Amerika Serikat dengan harapan tercapainya kesepakatan perdagangan setelah Trump mengubah sikapnya. Trump dan Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan lebih dari 70 negara sedang mengantre untuk merundingkan kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat agar terbebas dari tarif, dan pemerintahan Trump ingin menyediakan waktu untuk mencapai kesepakatan.

    Namun, bahkan setelah Trump berubah pikiran, kenyataan tetap pahit: Para ekonom mengatakan kerusakan ekonomi telah terjadi, dan banyak yang mengatakan masih ada risiko tinggi resesi AS dan global. Saham masih jauh di bawah sebelum Trump mengumumkan tarif “Hari Pembebasan” minggu lalu, dan kerugian pasar saham yang besar, tarif yang berlaku, dan ketidakpastian yang tinggi tentang kebijakan perdagangan Amerika sudah cukup untuk menenggelamkan ekonomi, kata mereka.

    Tarif universal 10% Trump yang mulai berlaku Sabtu masih berlaku, begitu pula tarif 25% untuk impor otomotif, tarif 25% untuk baja dan aluminium, dan tarif 25% untuk beberapa barang dari Kanada dan Meksiko. Trump juga berjanji untuk melanjutkan tarif tambahan untuk farmasi, kayu, semikonduktor, dan tembaga.

    Goldman Sachs mengatakan pada hari Rabu setelah Trump melakukan detente parsial bahwa peluang resesi di Amerika Serikat masih seperti lemparan koin. JPMorgan pada hari Rabu malam mengatakan bank tersebut tidak akan mengubah perkiraan resesinya, masih melihat peluang 60% terjadinya resesi di AS dan global bahkan setelah keputusan “positif” Trump untuk mencabut tarif khusus negara yang “kejam”.

    “Menurut saya, ekonomi (AS) kemungkinan besar akan mengalami resesi, mengingat besarnya guncangan yang terjadi secara bersamaan,” kata Joe Brusuelas, kepala ekonom firma konsultan RSM, kepada CNN . “Semua ini hanya menunda sementara serangkaian pajak impor yang mungkin akan memberatkan sekutu dagang AS.”

    Indeks Volatilitas CBOE, atau pengukur ketakutan Wall Street, melonjak 40% pada hari Kamis. VIX sempat diperdagangkan di atas 50 poin pada tengah hari — level yang jarang terjadi terkait dengan volatilitas ekstrem.

    Data baru pada hari Kamis menunjukkan bahwa inflasi di AS melambat tajam pada bulan Maret. Meskipun biasanya hal itu merupakan berita baik bagi para investor, fokus di Wall Street tertuju pada tarif dan prospek ekonomi ke depannya.

    “[Data] hari Kamis adalah untuk bulan Maret, yang merupakan tinjauan mundur dan tidak memberi tahu pasar banyak tentang bagaimana tarif terkini, meskipun banyak di antaranya yang ditunda, memengaruhi harga konsumen,” kata Skyler Weinand, kepala investasi di Regan Capital.

     

    Tiongkok tidak akan mundur

    Sementara itu, Trump tidak menghentikan perang dagangnya yang mengkhawatirkan dengan China — malah, keadaannya semakin memburuk. Barang-barang yang datang dari China ke Amerika Serikat kini dikenakan tarif setidaknya 145%, Gedung Putih mengklarifikasi pada hari Kamis. Tarif “timbal balik” 125% yang diumumkan Trump terhadap China pada hari Rabu merupakan tambahan dari tarif 20% yang telah berlaku. Tidak jelas apakah tarif tersebut bersifat aditif.

    Saham langsung merosot lebih rendah setelah outlet berita mulai melaporkan klarifikasi sekitar pukul 11 ​​pagi ET.

    Pada hari Kamis juga, tarif balasan Beijing sebesar 84% terhadap impor AS ke China mulai berlaku.

    Tiongkok mengatakan pihaknya tetap bersedia berunding dengan Amerika Serikat, tetapi juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok juga menegaskan pada hari Kamis bahwa Tiongkok tidak akan mundur jika Trump memilih untuk meningkatkan perang dagang lebih lanjut.

    “Pintu perundingan terbuka, tetapi dialog harus dilakukan atas dasar saling menghormati dan kesetaraan,” kata juru bicara tersebut. “Kami berharap AS akan menemui Tiongkok di tengah jalan, dan berupaya menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi.”

    “Jika AS memilih konfrontasi, Tiongkok akan membalasnya dengan cara yang sama. Tekanan, ancaman, dan pemerasan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi Tiongkok,” kata juru bicara tersebut.

    Tanda-tanda stres

    Beberapa investor miliarder, yang telah menekan Trump agar mencabut tarif yang dikenakannya, sangat gembira karena presiden berhenti sejenak.

    “Ada cara yang lebih baik dan lebih buruk untuk menangani masalah kita dengan utang dan ketidakseimbangan yang tidak berkelanjutan, dan keputusan Presiden Trump untuk mundur dari cara yang lebih buruk dan bernegosiasi tentang cara menangani ketidakseimbangan ini adalah cara yang jauh lebih baik,” kata investor miliarder Ray Dalio dalam sebuah posting di X pada Rabu malam, seraya menambahkan: “Saya berharap… ia akan melakukan hal yang sama terhadap orang Tiongkok.”

    Namun, tanda-tanda stres masih ada di pasar, tidak hanya di pasar saham. Pasar obligasi, yang telah mengalami penjualan yang sangat cepat — imbal hasil Treasury 10 tahun melonjak melewati 4,5% pada hari Rabu dari di bawah 4% pada awal minggu — telah sedikit mereda. Imbal hasil meningkat ketika harga obligasi turun.

    Namun, imbal hasil obligasi 10 tahun berada di atas 4,3% pada hari Kamis. Itu bukan tanda kepercayaan.

    “Obligasi memberi sinyal bahwa jeda ini signifikan, namun belum banyak yang berubah secara fundamental,” kata analis ING dalam catatan kepada investor pada hari Kamis. “Pasar tidak akan mudah melupakan episode ini dengan fluktuasi pasar yang besar.”

    Harga minyak juga masih tertekan. Minyak AS turun lagi pada hari Kamis hingga di bawah $60 per barel, mendekati harga minyak pada bulan April 2021. Harga sempat turun drastis di bawah $57 per barel pada hari Rabu sebelum pulih kembali. Minyak mentah Brent, patokan global, juga turun 4% menjadi sekitar $63 per barel.

    Meski demikian, pasar global pulih tajam pada hari Kamis.

    Indeks acuan Nikkei 225 Jepang ditutup naik lebih dari 9%, sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 6,6%. Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 2,1%. Taiex Taiwan naik 9,3%. Di Australia, ASX 200 ditutup naik 4,5%.

    Saham Eropa melonjak setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menghentikan tarif pembalasan dan mengatakan dia menyambut baik langkah Trump untuk menghentikan tarif “timbal baliknya”.

    “Ini merupakan langkah penting menuju stabilisasi ekonomi global,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis . “Kondisi yang jelas dan dapat diprediksi sangat penting agar perdagangan dan rantai pasokan dapat berfungsi.”

    Indeks acuan Eropa STOXX 600 naik 3,7% pada hari Kamis. Indeks CAC Prancis naik 3,8?n DAX Jerman melonjak 4,5%, sementara indeks FTSE 100 London naik 3%.

     

    SUMBER: TECHINASIA, CNN

  • IHSG Hari Ini Melejit 4,79 Persen, 5 Saham Top Gainers Cuan Besar

    IHSG Hari Ini Melejit 4,79 Persen, 5 Saham Top Gainers Cuan Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini pada perdagangan bursa, Kamis (10/4/2025), mencatat lonjakan tajam sebesar 286,03 poin atau 4,79% dan ditutup di level 6.254,02.

    Penguatan signifikan ini sekaligus mengakhiri tren pelemahan yang terjadi dalam dua hari sebelumnya dan memberikan angin segar bagi pelaku pasar.

    Kenaikan indeks tersebut terjadi di tengah euforia pasar terhadap saham-saham unggulan, dengan lima saham berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi, bahkan tiga di antaranya menembus batas auto rejection atas (ARA).

    Berdasarkan data dari RTI, sebanyak 553 saham ditutup menguat, sementara 84 saham melemah dan 160 lainnya stagnan. Aktivitas perdagangan hari ini juga cukup tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp 15,45 triliun. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 22,72 miliar lembar, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 1.207.307 kali.

    Penguatan IHSG hari ini turut didorong oleh kenaikan di semua sektor saham. Sektor bahan baku mencatat performa terbaik dengan kenaikan sebesar 7,4%. Sektor barang konsumsi non-primer menyusul dengan penguatan 5,7%, disusul infrastruktur (5,6%), energi (5,4%), dan properti (4,4%).

    Di tengah reli IHSG, bursa saham Asia juga serentak ditutup di zona hijau. Bursa Shanghai (China) naik 1,1%, Hang Seng (Hong Kong) menguat 2%, Straits Times (Singapura) melesat 5,3%, dan Nikkei (Jepang) melonjak 9,1%. Tren positif ini turut memberi sentimen positif bagi pergerakan IHSG hari ini.

    Saham-saham yang memberikan keuntungan besar kepada investor pada perdagangan hari ini termasuk PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) yang naik 34,8% ke level Rp 116, PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) yang menguat 24,9% ke Rp 1.980, dan PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk (BESS) yang melonjak 24,8% ke Rp 780. Ketiganya berhasil menyentuh batas ARA.

    Dua saham lain dalam daftar top gainers adalah PT Futura Energi Global Tbk (FUTR), yang naik 33,8% ke Rp 91, dan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT), yang bertambah 29,3% ke Rp 75.

    Menurut analisis dari Pilarmas Investindo Sekuritas, penguatan IHSG hari ini tidak terlepas dari perkembangan positif global, termasuk sentimen dari keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menunda penerapan tarif resiprokal terhadap mitra dagang selama 90 hari, meskipun kebijakan ini tidak mencakup China.

    “Langkah ini menurunkan ketegangan perdagangan global. Diketahui lebih dari 75 negara telah menyatakan kesiapan bernegosiasi untuk mengurangi hambatan dagang dan berharap AS menurunkan tarif impor,” tulis Pilarmas dalam riset hari ini.

    Dengan sentimen global yang membaik dan antusiasme pasar yang tinggi, IHSG hari ini menunjukkan sinyal pemulihan yang kuat dan berpotensi menjaga momentum positif di sesi-sesi perdagangan berikutnya.

  • 11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan gebrakan baru terkait tarif timbal balik (resiprokal) yang ia gaungkan. Pada Rabu waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan pemberian tarif tinggi terhadap puluhan negara selama 90 hari, persis beberapa jam setelah tarif diberlakukan.

    Namun ada satu negara yang tak ditunda. Ya, China malah dikenakan tarif makin tinggi hingga 125%.

     

    Lalu apa saja fakta-faktanya? Bagaimana AS dan China saling dekat?

    Berikut update CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (10/4/2025).

    1.China Kena Tarif Tambahan hingga 125%

    Berbeda dengan negara lain, Trump justru menaikkan tarif China hingga 125%. Hal ini terjadi setelah Beijing bereaksi, akan membalas tarif Trump dengan mengenakan tarif sebesar 84% pada impor AS, Rabu malam.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125%, yang berlaku segera,” tulisnya di akun media sosial (medsos) Truth Social.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tambahnya.

    “Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan USTR, untuk merundingkan solusi terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter… atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari.”

    2.75 Negara Resmi Dapat Penundaan Tarif Balasan Trump

    Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari untuk semua negara terdampak, kecuali China yang justru dinaikkan menjadi 125%. Dalam pernyataan terbarunya, kebijakan tarif baru tersebut akan langsung berlaku.

    Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.

    Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan diubah.

    Meski menurut Trump ada 75 negara, berdasarkan data Gedung Putih, CNBC Indonesia baru melihat penundaan ke 57 negara. Antara lain: 

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    China 125% (dikecualikan)
    Pantai Gading (Ivory Coast) 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%

    3.China Beri Tarif 84% ke Barang AS

    Tindakan balasan China terhadap AS mulai berlaku kini. Negeri itu menaikkan tarif pada semua impor AS menjadi 84% sebagai balasan terhadap kenaikan tarif Trump pada impor China hingga ratusan persen.

    Beijing telah berjanji untuk “berjuang sampai akhir” melawan Trump. Negeri Presiden Xi Jinping menolak untuk mundur dalam menghadapi upaya Trump untuk membawa pemerintah dunia ke meja perundingan.

    Angka tarif 84% ini, terjadi setelah sebelumnya China mengumumkan tarif timbal balik sebesar 34% sebagai balasan terhadap tarif resiprokal AS, yang diumumkan 2 April. Trump memperingatkan China untuk menariknya atau dia akan menaikkan tarif mereka lagi.

    Sebelumnya, Beijing juga telah menempatkan 18 perusahaan AS dalam daftar pembatasan perdagangan. Sebuah editorial China Daily yang diterbitkan tadi malam mengatakan “menyerah pada tekanan AS adalah hal yang mustahil bagi Beijing”.

    “Bukan berarti China tidak mengerti apa arti tarif yang sangat tinggi bagi ekspornya dan ekonomi secara umum. Keuntungan industri berorientasi ekspor akan terpukul dan penurunan investasi manufaktur serta sentimen konsumen yang diakibatkannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” demikian laporan tersebut.

    “Tetapi China juga tahu bahwa tunduk pada intimidasi tarif AS tidak akan menguntungkannya, mengingat bukan rahasia lagi bahwa AS sekarang berniat menyingkirkan China dari pasar konsumennya dan membentuk kembali rantai pasokan global untuk melayani kepentingan sempitnya sendiri,” ujarnya.

    4.Wall Street Cetak Rekor

    Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada Rabu (9/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Langkah ini memberi kejutan bagi investor yang khawatir karena ketegangan perang dagang.

    Melansir The Wall Street Journal, Indeks Nasdaq melesat 12%, ini menjadi rekor terbaiknya sejak Januari 2001. Sementara itu, S&P 500 naik 9,5%, pencapaian tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

    Indeks Dow Jones juga tak kalah mencetak rekor, dengan kenaikan 7,9% atau 2.963 poin dalam sehari. Menurut data Dow Jones Market Data, kenaikan ini menjadi lonjakan poin terbesar dalam sejarah indeks tersebut. 

    5.Minyak Dunia Melonjak

    Harga minyak dunia melanjutkan reli kenaikan tajamnya pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis waktu Indonesia. Ini didorong oleh kabar positif dari sisi kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan penurunan stok bahan bakar di Negeri Paman Sam.

    Mengutip Refinitiv, harga minyak mentah acuan Brent ditutup di posisi US$64,96 per barel, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di US$65,48. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$61,95 per barel, sedikit melemah dibandingkan sehari sebelumnya yang sempat ditutup tinggi di US$62,35.

    Namun secara mingguan, reli yang terjadi sejak awal bulan masih tergolong signifikan. Sejak 1 April, harga Brent sempat menyentuh US$74,49 dan terus berfluktuasi tajam hingga menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir di kisaran US$58-64 pada awal pekan ini.

    Lonjakan harga minyak terjadi usai Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif timbal balik selama 90 hari terhadap mayoritas negara mitra dagang. Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal deeskalasi tensi dagang dan memberikan ruang bagi perbaikan prospek ekonomi global, terutama dari sisi permintaan energi.

    6.Pasar Asia Menguat

    Kenaikan juga terjadi dengan pasar Asia. Indeks Nikkei Jepang naik sekitar 8% pada pukul 11 pagi hari Kamis setelah Trump membatalkan sebagian besar tarif global.

    Indeks Kospi di Korea Selatan (Korsel) naik 5,5% sementara bursa Hang Seng Hong Kong naik lebih dari 4%. Komposit SSE Shanghai naik sekitar 1,6% sedangkan ASX 200 Australia naik 4% sesaat setelah pukul 12 siang waktu setempat.

    7.Trump “Kuasai” Pasar Modal

    Sebenarnya Trump sudah memberi tanda-tanda kenaikan bursa saham. Pada Rabu pagi waktu AS, beberapa menit sebelum pembukaan Wall Street, ia memosting sejumlah tanda di Truth Social.

    Pertama, ia menyebut slogannya “MAKE AMERICA GREAT AGAIN”. Lalu setelahnya ia menyinggung JPMorgan dengan postingan “Memperbaiki Perdagangan dan Tarif adalah hal yang baik!” Jamie Dimon, JPMorgan Chase, Chairman & CEO, di Maria B Show!”.

    Setelahnya, ia juga mengatakan “BE COOL! Semuanya akan berjalan dengan baik. AS akan menjadi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya!”. Lalu ia mengatakan “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!” alias “INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI”.

    Postingan saatnya membeli bursa juga diberi tanda “DTJ”. Itu merupakan inisial presiden dan ticker untuk Trump Media & Technology, perusahaan induk Truth Social yang saham mayoritasnya dipegangnya.

    Secara teori, bagi siapa pun yang membeli saham di pasar pada menit itu atas desakan Trump, mereka memperoleh keuntungan besar. Saham melonjak dalam pembalikan historis dalam perdagangan sore setelah Trump mengumumkan penarikan kembali beberapa tarif, perubahan tajam setelah pengungkapan rencananya untuk mengenakan pajak impor minggu lalu menghancurkan pasar.

    David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan Trump pada hari Rabu. Awalnya ia tidak percaya bahwa unggahan itu asli.

    “Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mematuhi serangkaian aturan apa pun,” kata Wagner, seraya menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar.

    “Jelas sekarang Anda akan melihat Trump untuk mendapatkan tanda apa pun,” tegasnya memberi sinyal ke investor untuk mulai mendengarkan Trump.

    “Hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah sesuatu yang mungkin tidak seharusnya kita lupakan. Dia melakukan hal-hal seperti itu,” jelasnya lagi.

    “Aturan telah berubah terkait pasar dan presiden yang secara langsung ikut campur.”

    8. Korsel Nego Tarif ke Trump

    Penjabat Presiden Korsel Han Duck-soo mengatakan negara itu harus bernegosiasi segera dengan AS. Ini dilakukan agar Seoul lepas dari tarif setelah Trump menghentikan sebagian besar pungutan pada hari Rabu.

    “Selama 90 hari ke depan, kita harus membuat kemajuan dalam semua negosiasi untuk terbebas dari beban tarif, dan kita harus berupaya lebih keras lagi,” kata Han dalam rapat Kabinet pada hari Kamis waktu setempat.

    “Sebagai negara seperti Korea Selatan, yang sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan dan pembangunannya, saya mendesak semua menteri untuk melakukan upaya khusus dan menunjukkan tekad,” kata Han.

    9.Jepang Segera Tinjau Lebih Lanjut Penundaan Tarif Trump

    Kepala sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah senang Trump menangguhkan tarif. Namun negeri itu mendesak peninjauan lanjutan.

    “Pertama-tama kami ingin memeriksa dengan saksama rincian tentang apa yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang,” kata Hayashi, seperti dikutip NBC News.

    “Kami telah menjelaskan kekhawatiran kami di berbagai tingkatan dan telah mendesak agar langkah-langkah ini dipertimbangkan kembali, dan oleh karena itu kami menanggapi pengumuman terbaru oleh pemerintah AS ini secara positif,” katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

    “Kami akan terus mendesak Amerika Serikat untuk meninjau kembali tarif timbal balik dan pungutannya terhadap produk baja dan aluminium, serta mobil dan suku cadang mobil.”

    10.Apple Sewa 5 Pesawat Borong Produk India-China karena Tarif Trump

    Perusahaan Apple dikabarkan menerbangkan lima pesawat. Ini untuk memboyong iPhone dari India dan China menuju AS untuk menghindari tarif Trump.

    Sebagian besar iPhone diketahui diproduksi di pabrik yang ada di India dan China. Kedua negara dikenakan tarif baru oleh AS, yang artinya bisa menaikkan harga jual lebih tinggi nantinya.

    Lima pesawat itu penuh dengan iPhone dan produk Apple lainnya diterbangkan ke AS dalam tiga hari selama minggu terakhir bulan Maret. Seorang pejabat senior India mengonfirmasi laporan tersebut.

    “Pabrik-pabrik di India dan China serta lokasi lainnya telah mengirimkan produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” kata seorang sumber dikutip dari Times of India, Kamis.

    Menurut laporan, langkah ini dilakukan untuk mempertahankan harga produk untuk sementara. Apple mengangkut iPhone tersebut sebelum harga dengan tarif baru ditetapkan.

    Apple telah menganalisa struktur tarif yang berbeda pada tiap pabrik akan berdampak pada rantai pasoknya. Sumber itu juga mengatakan tiap kenaikan harga tidak hanya berdampak pada pasar AS, namun berlaku juga pada seluruh kawasan global.

    “Setiap kenaikan harga mengimbangi dampak tidak bisa terbatas hanya pada pasar AS, namun harus dilakukan untuk seluruh kawasan global termasuk India,” kata sumber itu.

    Sejak pengumuman tarif Trump, spekulasi bermunculan akan adanya kenaikan harga iPhone di AS. Salah satunya diungkapkan dari hasil perhitungan analis UBS, yakni harga iPhone produksi China akan naik 30% untuk ritel.

    11.Orang Dekat Prabowo

    Ray Dalio, pendiri dana lindung nilai terbesar di dunia, menyerukan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China terkait tarif. Hal ini terjadi di tengah makin panasnya perang dagang keduanya, di mana Washington menerapkan tarif 125% ke Beijing dan Beijing menaikkan tarif 84% ke Washington.

    Pesannya diberikan melalui akun media sosial X-nya, @RayDalio. Penasehat Danantara RI itu menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak yang terlibat, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, untuk mempertimbangkan kembali pendekatan yang dipakai.

    “Ada cara yang lebih baik dan lebih buruk untuk menangani masalah kita (AS) dengan utang dan ketidakseimbangan (neraca perdagangan)…,” ujarnya, dilihat CNBC Indonesia.

    “Dan keputusan Presiden Trump untuk mundur dari cara yang lebih buruk (penundaan tarif) dan bernegosiasi tentang cara menangani ketidakseimbangan ini adalah cara yang jauh lebih baik,” ujarnya.

    “Saya berharap dan mengharapkan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan China,” katanya lagi.

    “Ini akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

    Negosiasi keduanya bisa terkait kesepakatan yang menghargai RMB (yuan) terhadap dolar, yang dicapai dengan penjualan aset dolar China sekaligus melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter mereka untuk merangsang permintaan. China kemudian bisa merestrukturisasi dan memonetisasi utang pemerintah daerah mereka yang berlebihan untuk mengatasi beban utang mereka.

    “Dengan satu atau lain cara, harus ada perubahan besar pada utang/perintah moneter untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan utang, perdagangan, dan modal,” ujarnya.

    “Langkah pemerintahan Trump berikutnya adalah menangani defisit dengan baik dengan memangkas defisit menjadi 3% dari PDB,” jelasnya lagi.

    Khusus untuk investor, ia mengatakan ini menjadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali pendekatan dalam menyusun portofolio. Sehingga mereka tidak menghadapi risiko yang tidak dapat ditoleransi.

    “Saya dapat menjamin bahwa kasus terburuk lain dari pergerakan pasar yang membuat mereka takut akan terjadi pada akhirnya,” tambahnya.

    “Meskipun saya tidak dapat menjelaskan cara menyusun portofolio di sini, saya dapat mengarahkan mereka yang tertarik,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • IHSG Perkasa di Jeda Siang, Menguat 5,02%

    IHSG Perkasa di Jeda Siang, Menguat 5,02%

    Jakarta

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren positifnya hingga penutupan jeda siang atau sesi I perdagangan, Kamis (10/4/2025). Pada penutupan sesi I, IHSG bergerak di zona hijau pada level 6.200-an.

    Berdasarkan data RTI Business, IHSG menguat 299.869 poin atau menguat 5,02% ke level 6.267. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di rentang tertinggi di level 6.310 dan terendah di 6.188.

    Tercatat volume transaksi sebanyak 14,19 miliar dengan transaksi sebesar Rp9,68 triliun. Adapun frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 763.911 kali. Pada sesi I perdagangan, tercatat sebanyak 546 saham menguat, 94 saham melemah, dan 147 saham stagnan.

    Sementara pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka pada posisi 6.270,61. Kemudian naik 305 poin atau menguat 5,1% ke posisi 6.273 pada pukul 09.00 saat perdagangan dibuka.

    Volume transaksi tercatat 1,4 miliar pada pembukaan perdagangan. Sementara nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp 1,2 triliun dengan frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 46.331 kali.

    Pagi tadi, tercatat sebanyak 374 saham menguat, 26 melemah, dan 96 stagnan.

    Penguatan ini sejalan dengan indeks saham global, di mana tercatat penguatan pada bursa di beberapa negara. Indeks saham blue chip atau perusahaan besar AS Dow Jones Index Future (DJIF) misalnya, sempat menguat 0,03% ke level 40.848 pukul 09.15. Indeks tersebut kemudian bergerak melemah ke level 40.828 atau terkoreksi 0,02% pukul 09.39.

    Lain halnya dengan Bursa Shanghai Composite Index (SSEC) milik China yang menunjukkan penguatan 1,48% ke level 3.233 pukul 09.15. Indeks tersebut terus bergerak di zona hijau sebagaimana data pukul 09.39, SSEC menguat 1,45% ke level 3.232.

    Sementara Nikkei 225 Index (N225) milik Jepang terpantau menguat 8,32% ke level 34.353, Hang Seng Index (HSI) milik Hong Kong juga menguat 3,76% ke level 21.026, dan Straits Times Index (STI) milik Singapura menguat 5,82% ke level 3.591.

    (kil/kil)

  • China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

    China Deflasi Dua Bulan Beruntun, Imbas Perang Dagang Lawan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – China mengalami deflasi selama dua bulan beruntun seiring dengan tensi perang dagang yang meningkat dengan AS memberikan tekanan lebih besar pada harga barang.

    Data Biro Statistik Nasional (NBS), China mencatat indeks harga konsumen atau inflasi China turun 0,1% secara year on year (yoy) pada Maret 2025 dibandingkan dengan penurunan 0,7% pada bulan sebelumnya. Sementara itu, perkiraan median ekonom yang disurvei oleh Bloomberg adalah 0%.

    Inflasi inti China, yang mengecualikan barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan energi, pulih menjadi 0,5% pada bulan Maret dari minus 0,1% pada bulan sebelumnya. Deflasi pabrik bertahan selama 30 bulan, dengan indeks harga produsen mencatat penurunan yang lebih cepat sebesar 2,5% dibandingkan dengan 2,2% pada bulan Februari.

    Dong Lijuan, Kepala Ahli Statistik NBS, mengatakan cuaca yang lebih hangat menyebabkan penurunan harga pangan yang mendorong inflasi bulanan. Dia juga menunjuk pada penurunan biaya minyak dan mengatakan lebih sedikit wisatawan setelah liburan panjang turut menekan harga perjalanan.

    “Dampak kebijakan dari peningkatan permintaan konsumen secara bertahap muncul,” kata Dong dikutip dari Bloomberg, Kamis (10/4/2025).

    Kepala ekonom China Raya di ING Bank NV, Lynn Song menyebut, kelanjutan deflasi ini memperkuat alasan bank sentral China untuk pemangkasan suku bunga. Song juga menurunkan perkiraan inflasi China 2025 menjadi nol dari 0,7%. 

    Para pemimpin utama China bersiap untuk bertemu pada Kamis waktu setempat untuk membahas stimulus ekonomi tambahan.

    “Inflasi CPI gagal bangkit di atas ambang batas nol pada bulan Maret karena tekanan harga terus berlanjut secara menyeluruh. Dikombinasikan dengan eskalasi tarif yang tajam, hal ini menciptakan peluang yang tepat bagi People’s Bank of China (PBOC) untuk melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter,” jelas Song.

    Urgensi untuk melakukan reflasi ekonomi meningkat sementara konflik perdagangan dengan AS meningkat. Beijing sebelumnya telah menyusun rencana untuk memompa stimulus fiskal dan menjadikan peningkatan konsumsi domestik sebagai prioritas tahun ini.

    Meski liburan Tahun Baru Imlek yang lebih awal dari biasanya membantu menaikkan harga pada awal tahun 2025, risiko deflasi telah meningkat sejak saat itu karena ketegangan antara AS dan China meningkat menjadi siklus kenaikan tarif yang saling berbalas. 

    Harga dapat mengalami pelemahan lebih lanjut jika eksportir mengalihkan beberapa barang ke pasar domestik atau jika negara lain yang menghadapi tarif AS yang lebih tinggi mengalihkan produk mereka ke China.

    Investor di pasar saham sebagian besar mengabaikan prospek inflasi, dengan fokus pada potensi dukungan stimulus lebih lanjut dari Beijing dalam menghadapi ketegangan perdagangan yang memburuk. 

    Indeks utama saham China yang terdaftar di Hong Kong naik sebanyak 3% dalam perdagangan Kamis pagi, sementara indeks acuan dalam negeri CSI 300 naik lebih dari 1%.

    Presiden AS Donald Trump menaikkan bea masuk terhadap China menjadi 125%. Langkah tersebut diambil setelah China mengumumkan rencana untuk membalas dengan tarif 84% terhadap semua impor dari AS. 

    Pemerintahan Trump telah membidik China secara khusus atas praktik perdagangannya dan pendekatan agresifnya terhadap rencana tarif presiden. 

    Perkiraan Blomberg Economics mencatat, serangan mendadak Trump dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi China sebanyak 3%. Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan Beijing memiliki banyak alat kebijakan untuk sepenuhnya mengimbangi guncangan eksternal.

    China juga telah berjanji untuk meningkatkan konsumsi domestik karena tarif mengancam ekspor, yang berkontribusi terhadap hampir sepertiga dari ekspansi ekonomi negara itu pada tahun 2024. 

    China berada di jalur penurunan harga terpanjang secara ekonomi sejak tahun 1960-an sebagai akibat dari pengeluaran yang lemah, sementara jatuhnya harga properti belum mencapai titik terendah.

  • Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Jadi Rp 16.769 Per Dolar AS

    Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat Jadi Rp 16.769 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini, Kamis (10/4/2025) menguat. Penguatan ini terjadi bersamaan dengan mata uang Asia lainnya, yang berada di zona hijau.

    Melansir Bloomberg Asian Pacific Currencies, rupiah hingga pukul 09.18 WIB di pasar spot exchange menguat 103,5 poin atau 0,61% menjadi 16.769 per dolar AS.

    Saat nilai tukar rupiah naik, beberapa mata uang Asia juga catat kenaikan. Yen Jepang naik 0,61% menjadi 146 yen per dolar AS, dolar Taiwan bertambah 0,38% menjadi 32,8 dolar Taiwan per dolar AS, dan ringgit Malaysia bertambah 0,33% menjadi 4,48 ringgit per dolar AS.

    Won Korea juga melesat 0,98% menjadi 1,45 won per dolar AS dan peso Filipina bertambah 0,28% menjadi 57,1 peso per dolar AS.

    Saat nilai tukar rupiah hari ini bertambah, beberapa mata uang Asia melemah, seperti dolar Hong Kong turun tipis 0,01% menjadi 7,7 dolar Hong Kong per dolar AS, dolar Singapura melemah 0,13% menjadi 1,342 dolar Singapura per dolar AS.