Negara: Hong Kong

  • Anggota DPR: Peningkatan waspada Covid-19 harus responsif dan edukatif

    Anggota DPR: Peningkatan waspada Covid-19 harus responsif dan edukatif

    Jangan sampai masyarakat justru abai karena merasa pandemi sudah usai.

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengapresiasi Pemerintah yang responsif terhadap lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia, sekaligus mendorong Pemerintah mengambil langkah proaktif dan edukatif dalam melindungi masyarakat.

    “Peningkatan kasus Covid-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Meski kasus dalam negeri menurun, kita tidak boleh lengah,” ujar Netty dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

    Hal tersebut disampaikan Netty menyikapi keluarnya surat edaran (SE) Kementerian Kesehatan terkait dengan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia.

    Menurut Netty, kebijakan antisipatif yang tertuang dalam SE Kemenkes patut diapresiasi. Namun, dia juga menekankan pentingnya implementasi di lapangan, terutama dalam penguatan sistem deteksi dini, pelaporan kasus, dan edukasi masyarakat.

    “Surat edaran tidak cukup jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu ada percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke level fasilitas kesehatan terdepan di lapangan,” ujarnya.

    Wakil rakyat yang berada di komisi yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial ini juga menyoroti pentingnya strategi komunikasi publik yang efektif agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada.

    Legislator ini lantas mengingatkan, “Jangan sampai masyarakat justru abai karena merasa pandemi sudah usai.”

    Netty juga meminta agar Pemerintah mulai melakukan pengawasan di pintu-pintu perbatasan, keluar masuk orang/warga, pelabuhan, dan bandara.

    “Mobilitas warga dari satu tempat ke tempat lain, dari luar negeri ke Indonesia, itu menjadi salah satu pintu penularan Covid-19,” tuturnya.

    Lebih lanjut Netty mengingatkan agar Pemerintah tetap menyiagakan sistem layanan kesehatan, termasuk ketersediaan fasilitas, tenaga medis, dan alat pelindung diri (APD) jika terjadi lonjakan kasus secara tiba-tiba.

    “Kita sudah belajar banyak selama pandemi kemarin. Jangan sampai kita mengulang ketidaksiapan hanya karena terlalu percaya diri melihat tren penurunan,” kata Netty.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • RI Kian ‘Tergantung’ China, Lebih Untung Mana dengan AS?

    RI Kian ‘Tergantung’ China, Lebih Untung Mana dengan AS?

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia memiliki hubungan yang cukup erat dengan China dan Amerika Serikat. Kedua negara itu memiliki pengaruh yang cukup besar baik dari sisi politik, ekonomi, dan keamanan.

    Namun demikian, hubungan itu mengalami sejumlah tantangan, terutama setelah pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, mengerek tarif bea masuk resiprokal barang dari Indonesia hingga di angka 32%. Indonesia, sampai harus berjibaku melobi Trump untuk menurunkan tarif tersebut.

    Tidak tanggung-tanggung, Presiden Prabowo Subianto bahkan mengirim delegasi ke AS. Timnya adalah birokrat papan atas. Ada nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

    Tidak jelas hasil dari proses negosiasi tersebut. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto telah melaporkan hasil kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) kepada Presiden Prabowo Subianto terkait negosiasi tarif resiprokal yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Airlangga mengaku bahwa dirinya bertemu dengan pejabat tinggi seperti USTR, Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, dan Direktur National Economic Council. Dia juga berdiskusi dengan pelaku industri semikonduktor AS, US-Asean Business Council, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.

    “Saya laporkan ke Presiden yang ditawarkan Indonesia secara prinsip, melalui surat yang disampaikan pada 7 April dan 9 April mendapatkan apresiasi ke Amerika,” tuturnya, Senin (28/4/2025) lalu.

    Dalam pertemuan tersebut, kata Airlangga, Indonesia menawarkan sejumlah proposal, termasuk keseimbangan neraca perdagangan dan penghapusan hambatan non-tarif.  “Karena surat kami relarif komprehensif, terkait non tarif, dan rencana Indonesia seimbangkan neraca perdagangan. Kami sebut fair and square. Mereka kan neraca perdagangannya sekitar US$19 miliar, kami berikan lebih dari US$19,5 miliar. Jual beli langsung US$19,5 miliar tetapi kami ada projek yang akan dibeli dari AS,” imbuhnya.

    Dia juga mengungkapkan bahwa perusahaan Indorama berencana berinvestasi US$2 miliar di Louisiana untuk proyek Blue Ammonia.  Selain itu, komoditas critical mineral yang juga turut dibahas dalam lawatannya tersebut dengan mengajukan permintaan untuk tarif yang sifatnya resiprokal atau untuk komoditas utama Indonesia yang melakukan ekspor ke AS. 

    Dia menekankan bahwa Indonesia mengajukan permintaan agar tarif ekspor utama Indonesia ke AS disetarakan dengan negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh. “Kami minta tarif kita setara dengan negara lain. Apakah ke Vietnam, Bangladesh, sehingga dengan yang lain kami ada equal level playing field,” pungkas Airlangga.

    AS atau China?

    Adapun jika melihat dari sisi data, Indonesia memang memiliki ekspor yang cukup besar ke AS. Namun demikian, eksportasi ke China juga jauh lebih besar. Impor juga demikian. Bedanya neraca perdagangan Indonesia dengan AS. Sementara itu dengan China mengalami defisit.

    Sekadar catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kinerja perdagangan pada April 2025. Ekspor nonmigas Januari–April 2025 terbesar adalah ke China yaitu US$18,87 miliar. Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah besi dan baja, bahan bakar mineral, dan nikel dan barang daripadanya.

    Adapun, ekspor ke Amerika Serikat senilai US$9,38 miliar atau di peringkat kedua. Di tempat ketiga India US$5,59 miliar. Baik ke China maupun AS, eksportasi RI mengalami kenaikan lebih dari US$1 miliar year on year atau tepatnya ke AS US$1,34 miliar (16,73%); China US$1,23 miliar (7%).

    Berbeda dengan ekspor, importasi non migas RI juga didominasi oleh China. BPS mencatat bahwa 3 negara yang menjadi pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2025 adalah China US$25,77 miliar (39,48%), Jepang US$5,04 miliar (7,72%), dan Thailand US$3,13 miliar (4,79%). Sementara itu AS hanya di angka sekitar US$2,9 miliar.

    Itu artinya, perdagangan antara Indonesia dengan China mengalami defisit sekitar US$6,7 miliar. Sebaliknya dengan AS, neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus sebesar US$6,48 miliar.

    Selain dari sisi perdagangan, China juga lebih mendominasi realisasi investasi selama kuartal 1/2025. Realisasi investasi China tercatat sebesar US$1,75 miliar. Namun kalau menggabungkan dengan Hong Kong, yang juga masih wilayah China, nilainya mencapai US$4 miliar. Sedangkan AS, realisasi investasinya selama kuartal 1/2025 hanya di angka US$802 juta. 

  • Lonjakan Covid-19 di Asia, Kemenkes: Indonesia Masih Aman

    Lonjakan Covid-19 di Asia, Kemenkes: Indonesia Masih Aman

    Jakarta, Beritasatu.com – Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Widyawati menyatakan meskipun kasus Covid-19 tengah mengalami lonjakan di sejumlah negara di Asia, kondisi di Indonesia masih tetap aman terkendali.

    “Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman. Surveilans penyakit menular termasuk Covid-19 terus kami perkuat baik melalui sistem sentinel maupun melalui pemantauan pintu masuk ke Indonesia,” kata Widya dalam video yang diterima Beritasatu.com, Senin (2/6/2025).

    Namun, masyarakat terutama kelompok lanjut usia dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid) diminta tetap waspada terhadap potensi penyebaran.

    “Tetapi perlu kewaspadaan bagi para lansia dan  orang yang mempunyai komorbid atau penyakit penyerta,” tambahnya.

    Menurutnya, pada situasi saat ini varian JN.1 masih menjadi variant of interest yakni varian yang memiliki kemampuan genetik dapat memengaruhi karakteristik virus sejak ditetapkan pada Desember 2023.

    Sub varian yang masih bersikulasi di Indonesia adalah MB1.1 dan KP2.18 yang secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1. Namun tidak ada indikasi sub varian ini lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan dengan sub varian sebelumnya.

    Widyawati mengaku saat ini memang terjadi peningkatan kasus Covid-19 di China, India, dan Thailand dan negara Asia lainnya seperti Hong Kong, Malaysia, serta Singapura.

    Sementara di Indonesia berdasarkan pemantauan minggu lalu nol (0) kasus positif Covid-19. Pemerintah saat ini sudah memantau situasi global dan nasional yang dapat diakses melalui kanal atau situs resmi Kemenkes yang mengintensifkan penemuan kasus covid-19.

    “Masyarakat tidak perlu panik dan tetap menjaga kewaspadaan agar tetap tenang.  Kami pastikan langkah deteksi dini pelaporan dan kesiapsiagaan terus kami jalankan untuk menjaga situasi nasional tetap aman,” pungkas Widyawati.

    Sebagai informasi Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 dan penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB) atau wabah lainnya, lewat Surat Edaran Dirjen P2 Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19.

    Kemenkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan Covid-19 dengan salah satunya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menerapkan etika batuk atau bersin, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, menggunakan masker saat berada di kerumunan atau saat sedang sakit.

    Selain itu, juga dianjurkan segera periksa ke dokter apabila mengalami gejala infeksi saluran pernafasan dan memiliki riwayat kontak dengan faktor risiko bagi pelaku perjalanan, melapor ke petugas kesehatan jika sakit selama perjalanan di pelabuhan, bandar udara dan lainnya yang setempat dan melakukan vaksinasi booster Covid-19 bagi yang belum atau jika termasuk kelompok rentan seperti lansia dan penderita komorbid.

  • IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    IHSG Merosot Tajam, Saham-saham Ini Justru Cetak Cuan Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah signifikan pada perdagangan Senin (2/6/2025). IHSG hari ini turun 110,7 poin atau 1,54% ke posisi 7.065,06. Penurunan ini memperpanjang tren pelemahan dari pekan sebelumnya.

    Meski IHSG tertekan, sejumlah saham justru mencatatkan kenaikan tajam dan masuk jajaran top gainers hari ini. Bahkan, dua di antaranya mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA).

    Menurut data RTI, terdapat 195 saham yang mengalami kenaikan, sementara 453 saham melemah, dan 161 saham stagnan. Total nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp21,6 triliun dengan volume perdagangan mencapai 26,13 miliar saham dalam 1.446.376 transaksi.

    Secara sektoral, hampir seluruh sektor mengalami koreksi. Sektor keuangan menjadi yang paling tertekan dengan penurunan sebesar 2,2%, diikuti sektor transportasi yang turun 1,7%, teknologi 1,4%, industri 1,3%, dan infrastruktur 1,2%. Hanya sektor bahan baku yang mampu mencatatkan kenaikan, yakni sebesar 0,3%.

    Sementara IHSG melemah, bursa saham Asia juga menunjukkan performa serupa. Indeks Nikkei Jepang turun 1,3%, Hang Seng Hong Kong merosot 0,5%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,1%. Bursa Shanghai China sendiri sedang tidak beroperasi karena hari libur.

    Di tengah penurunan pasar yang cukup dalam, beberapa saham justru mencatatkan lonjakan harga hingga 34% dalam satu hari. PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) sama-sama menyentuh batas ARA. RMKO melesat 34,4% menjadi Rp125, sementara PSAB naik 25% ke level Rp390.

    Saham-saham lain yang juga menguat signifikan antara lain, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) naik 32,4%, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menguat 22,4%, dan PT Phapros Tbk (PEHA) naik 22,3% ke Rp340

    Di sisi lain, sejumlah saham masuk daftar top losers dengan penurunan tajam. Tiga di antaranya menyentuh batas Auto Rejection Bawah (ARB), yaitu PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) turun 14,7%, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) merosot 14,6%, dan PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) jatuh 14,4%.

    Saham lain yang juga terkoreksi cukup dalam adalah PT Tanah Laut Tbk (INDX), yang melemah 13,9%, serta PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) yang turun 12,5%.

  • Deretan Negara di Asia yang Laporkan Peningkatan Kasus COVID-19

    Deretan Negara di Asia yang Laporkan Peningkatan Kasus COVID-19

    Jakarta

    Banyak negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Hal ini dipicu oleh munculnya subvarian Corona baru, salah satunya NB.1.8.1 yang mengkhawatirkan.

    Selain itu, ada beberapa varian COVID-19 yang juga tersebar di beberapa negara. Varian itu meliputi XEC, JN.1, hingga LF.7.

    Dikutip dari berbagai sumber, berikut deretan negara di Asia yang melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19:

    Korea Selatan

    Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea melaporkan kasus COVID-19 yang dihitung melalui rumah sakit dan klinik pengawasan penyakit pernapasan, tercatat 8,8 persen selama minggu 18-24 Mei (minggu ke-21), menunjukkan tren peningkatan selama dua minggu berturut-turut.

    Komunitas medis juga memantau dengan cermat kemungkinan munculnya kembali penyakit menular. Komite Tanggap Penyakit Menular dari Asosiasi Medis Korea (KMA) menyatakan pada kesempatan yang sama.

    “Meskipun COVID-19 tersebar luas di luar negeri, virus pernapasan akut seperti rhinovirus, virus influenza B, dan virus parainfluenza secara bersamaan tersebar luas di Korea. Sehingga diperlukan kehati-hatian khusus,” terang komunitas tersebut, dikutip dari Business Korea.

    KMA mencatat jumlah pasien dengan infeksi saluran pernapasan akut menunjukkan sedikit peningkatan sejak pertengahan Mei. Melihat virus varian Omicron meningkat, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang kebangkitan COVID-19.

    Hong Kong

    Hong Kong melaporkan adanya kenaikan kasus COVID-19 yang diperkirakan akan tetap tinggi selama satu atau dua bulan ke depan.

    Dikutip dari South China Morning Post, pusat perlindungan kesehatan juga mendesak kelompok berisiko tinggi untuk segera mendapatkan vaksin booster untuk mengurangi kemungkinan komplikasi serius, hingga kematian.

    Pengawas pusat tersebut, Dr Edwin Tsui Lok-kin menjelaskan bahwa virus Corona telah berubah menjadi penyakit endemik dengan pola siklus. Peningkatan kasus biasanya diperkirakan terjadi setiap enam hingga sembilan bulan.

    “Hong Kong telah mengalami peningkatan kasus COVID-19 sejak April 2025, lebih dari setengah tahun setelah peningkatan terakhir pada Juli dan Agustus 2024,” terang Tsui.

    Ia mengatakan bahwa aktivitas virus akan relatif tinggi dalam jangka pendek, sebelum berangsur-angsur mereda selama satu atau dua bulan ke depan.

    Thailand

    Dikutip dari Nation Thailand, data per 30 Mei 2025 menunjukkan 41.283 kasus baru, sehingga total kasus tahun ini menjadi 257.280. Dilaporkan juga ada dua kasus kematian baru, sehingga total kematian menjadi 52.

    Wilayah Bangkok mencatat kasus terbanyak, diikuti Provinsi Chonburi, dengan tingkat infeksi tertinggi di kalangan orang dewasa usia kerja, pelajar, anak-anak, dan populasi lansia.

    Masyarakat diimbau untuk memantau situasi, terutama karena varian NB.1.8.1 terus menyebar dengan cepat di berbagai wilayah. Meskipun situasi di Thailand belum mencapai level tertinggi, perjalanan internasional dan musim hujan, yang sering kali membawa penyakit pernapasan, dapat mempercepat wabah di masa mendatang.

    Next: Singapura dan Malaysia

    Singapura

    Negara tetangga Indonesia, yakni Singapura juga melaporkan adanya peningkatan kasus COVID-19. Singapura mengalami peningkatan tajam dalam kasus COVID-19, dengan ratusan infeksi baru dilaporkan setiap hari.

    Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh varian NB.1.8.1. Kasus rawat inap juga meningkat menjadi rata-rata 350 per hari, naik dari 225 pada minggu sebelumnya. Sementara rawat inap ICU harian telah meningkat menjadi sembilan kasus.

    Malaysia

    Dikutip dari Malay Mail, situasi COVID-19 masih terkendali dan di bawah level waspada. Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan total ada 11.727 kasus COVID-19 telah tercatat sejak Minggu Epidemiologi (MEP) 1 hingga 19 di tahun ini, dengan tren penurunan yang terus berlanjut sejak awal tahun.

    “Jumlah kasus tertinggi tercatat dalam beberapa minggu pertama tahun ini dengan 960 kasus pada Minggu I/2025 dan 1.229 kasus pada Minggu II/2025 dan Minggu III/2025,” kata Kemenkes.

    “Kasus harian menunjukkan tren penurunan terus-menerus hingga mencapai 210 kasus pada Minggu I/15/2025,” kata pernyataan yang dikeluarkan hari ini.”

    Untuk periode Minggu I/16 hingga Minggu I/19, pernyataan tersebut mengatakan bahwa rata-rata sekitar 600 kasus per minggu tercatat.

    Kementerian Kesehatan meyakinkan masyarakat bahwa angka tersebut masih di bawah ambang batas peringatan dan tindakan pengendalian yang tepat sedang dilaksanakan.

  • Gudang Maling HP Raksasa Ditemukan, Cek Lokasinya

    Gudang Maling HP Raksasa Ditemukan, Cek Lokasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apakah Anda tahu kemana HP curian akan berakhir? Ternyata salah satunya bisa ditemukan di sebuah gedung bernama Feiyen Times, Shenzhen, China.

    Gedung itu sudah lama dikenal sebagai gudang HP curian. Isinya adalah ponsel-ponsel yang dicuri dari negara lain seperti Amerika Serikat (AS) hingga benua Eropa.

    Fakta ini diketahui dari seorang korban bernama Sam Amrani. iPhone nya dicuri saat dirinya tengah membalas WhatsApp di jalanan kota London, Inggris.

    Kemudian, Amrani langsung mencoba melacak iPhone nya. Hasilnya ponsel tersebut berada di toko reparasi ponsel beberapa km dari lokasinya.

    Tak sampai di sana, HP-nya kemudian berpindah ke beberapa alamat di London. Seminggu setelah kejadian, iPhone curian terbang ke Kowloon Hong Kong dan berakhir di Shenzhen.

    Dalam sebuah laporan, lantai empat gedung jadi lokasi penjualan iPhone curian yang berasal dari Eropa dan AS. Para penjual menjualnya dalam bentuk ponsel hingga komponen di dalamnya, karena ponsel tersebut terkunci.

    Sejumlah korban juga mendapati pesan nasib iPhone yang hilang. Pesan tersebut mengaku bukan pihak yang mencuri.

    Pihak yang mengirimkan pesan mengatakan ponsel akan didaur ulang. Para korban diminta mencabut kunci ponsel, jika tidak maka motherboard ponsel akan dijual ke pelanggan lain.

    Hal itu akan membuat data korban menjadi tidak aman seperti kartu kredit hingga informasi soal keluarga. Jadi pihak pengirim pesan meminta korban mencabut kunci agar bisa dilakukan reset pabrik.

    “Jadi kami sarankan mencabutnya sesegera mungkin jadi bisa mengembalikannya untuk reset pabrik dan menghapus semua data,” tulis pesan tersebut, dikutip dari 9to5Mac (2/6/2025).

    Anda bisa melakukan langkah pencegahan. Sebelum semua terjadi, lakukan perlindungan keamanan ponsel dengan mengaktifkan kode sandi dan fitur Stolen Device Protection untuk melindungi data pribadi dalam perangkat.

    (fab/fab)

  • Situasi Terkini COVID-19 di Indonesia, Ada 72 Kasus Positif Sepanjang 2025

    Situasi Terkini COVID-19 di Indonesia, Ada 72 Kasus Positif Sepanjang 2025

    Jakarta – Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan surat edaran kewaspadaan COVID-19 setelah sejumlah negara tetangga melaporkan kenaikan kasus. Surat yang ditujukan kepada fasilitas pelayanan kesehatan itu diterbitkan menanggapi peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia, yakni Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.

    Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman mengatakan surat edaran tersebut diterbitkan sebagai upaya memperkuat kewaspadaan dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 di layanan kesehatan.

    “Sudah ada warning di sekitar kita, kita harus lebih siap. Di negara tetangga sudah naik, kita harus siap tapi bukan untuk bikin masyarakat panik,” kata Aji kepada detikcom, Senin (2/6/2025).

    Dari data yang dihimpun Kemenkes, sepanjang 2025 ada sekitar 2.160 spesimen yang diperiksa. Hasilnya, 72 kasus di antaranya positif COVID-19.

    Kenaikan kasus tercatat di Januari 2025 kemudian menurun mulai April. Angkanya perlahan naik di minggu ke-17 hingga minggu ke-19 dengan positivity rate 3,62 persen.

    Berbeda dengan negara tetangga, Aji mengatakan situasi COVID-19 di Indonesia cenderung lebih terkendali. Melihat kondisi di negara tetangga, pemerintah juga belum memperketat mobilisasi warga dengan pemberlakukan travel banned.

    “Kita emang nggak ada travel banned. Sampai saat ini kebijakan tersebut belum ada, tapi pengawasan di pintu masuk tetap dilakukan,” pungkas Aji.

    (kna/up)

  • Rupiah Hari Ini Menguat Tipis terhadap Dolar AS

    Rupiah Hari Ini Menguat Tipis terhadap Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Senin (2/6/2025).

    Berdasarkan data Bloomberg Asia Pacific Currencies hingga pukul 09.25 WIB, rupiah tercatat menguat tipis sebesar 0,06% menjadi Rp 16.316 per dolar AS, naik 10,5 poin dibandingkan penutupan sebelumnya.

    Penguatan rupiah terjadi di tengah tren serupa yang dialami sejumlah mata uang utama kawasan Asia. Yen Jepang (USD-JPY) menguat 0,33% ke posisi 143,55, sementara dolar Singapura (USD-SGD) naik 0,12% ke level 1,2895.

    Won Korea Selatan (USD-KRW) juga menguat sebesar 0,19% menjadi 1.379,48, dan baht Thailand (USD-THB) mencatatkan kenaikan 0,30% ke level 32,768.

    Namun, tidak semua mata uang Asia bergerak positif. Sejumlah mata uang regional justru mencatatkan pelemahan terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong (USD-HKD) tercatat melemah tipis 0,01% ke 7,8418, sementara dolar Taiwan (USD-TWD) melemah 0,37% ke level 29,987.

    Peso Filipina (USD-PHP) turun 0,11% ke 55,823, rupee India (USD-INR) melemah 0,07% ke 85,5813, yuan Tiongkok (USD-CNY) melemah 0,18% ke 7,1990, dan ringgit Malaysia (USD-MYR) mengalami penurunan 0,32% ke posisi 4,2568.

  • COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    Jakarta – Kementerian Kesehatan RI belum lama ini mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19. Sejak minggu ke-12 tahun 2025 hingga saat ini, kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di Asia seperti Hong Kong, Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

    Di Thailand misalnya, tercatat 65.007 kasus baru COVID-19 selama periode 18 hingga 24 Mei Berdasarkan data Center for COVID-19 Situation Administration Thailand (CCSA). Sementara itu, jumlah kumulatif periode 1 Januari hingga 24 Mei 2025 mencapai 204.965 ribu kasus, dengan 51 kematian.

    CCSA menyatakan, 3.544 pasien masih dirawat di rumah sakit, dan 61.463 pasien menjalani pemulihan di rumah.

    Adapun varian COVID-19 yang tersebar di beberapa negara Asia meliputi XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 di Singapura, JN.1 di Hongkong, dan XEC di Malaysia.

    Terkait kondisi tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan imbauan.

    “Dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 di Asia, kami mengimbau Anda yang berencana bepergian ke luar negeri, khususnya kawasan Asia, untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau perkembangan kasus COVID-19 melalui kanal resmi pemerintah setempat atau WHO,” demikian kata Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu), dikutip dari laman resminya, Minggu (1/6/2025).

    Tak hanya itu, Kemlu RI juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi yang sakit atau jika berada di kerumunan.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    (suc/up)

  • Didominasi Varian MB.1.1, Begini Situasi COVID-19 di Indonesia

    Didominasi Varian MB.1.1, Begini Situasi COVID-19 di Indonesia

    Jakarta

    Menyikapi peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan edaran tentang kewaspadaan. Surat ini juga mengungkap varian baru yang mendominasi peningkatan kasus di sejumlah negara.

    Di Thailand misalnya, ada dua varian yang dominan yakni XEC dan JN.1. Di Singapura, varian yang mendominasi adalah LF.7 dan NB.1.8 yang keduanya merupakan turunan JN.1.

    Varian XEC juga mendominasi peningkatan kasus COVID-19 di Hong Kong dan Malaysia. Sementara itu, kasus COVID-19 di Indonesia didominasi varian MB.1.1.

    “Dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” tulis Plt Dirjen Penanggulangan Penyakit Kemenkes RI, Murti Utami, dalam edaran tentang kewaspadaan COVID-19 tertanggal 23 Mei 2025 tersebut.

    Disebutkan juga, peningkatan kasus COVID-19 di kawasan Asia terjadi sejak minggu ke-12 tahun 2025 dan saat ini masih berlangsung. Namun di Indonesia, kasus konfirmasi mingguan saat ini sudah turun dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20.

    Tentang varian MB.1.1

    Laman Nextrain.org mencatat, MB.1.1 merupakan nama lain atau Unaliased Pango Lineage untuk BA.2.86.1.1.49.1.1.1 dengan nama clade 24A yang masih berkerabat dengan varian Omicron. Tidak banyak informasi tersedia tentang varian ini.

    Namun yang pasti, dashboard pencatatan organisasi kesehatan dunia (WHO) tidak mencantumkan varian ini secara spesifik ke dalam daftar Variants of Interest (VOIs) per 2 Desember 2024 maupun Variants Under Monitoring (VUMs) yang diperbarui pada 23 Mei 2025.

    Di daftar VOIs, hanya ada varian JN.1, sementara daftar VUMs mencakup varian berikut:

    KP.3KP.3.1.1LB.1XECLP.8.1NB.1.8.1

    NEXT: Anjuran pakai masker dan hand sanitizer

    Edaran Kemenkes RI tentang kewaspadaan COVID-19 memberi arahan kepada sejumlah pihak. Di antaranya kepada dinas kesehatan seluruh Indonesia, yang diminta meningkatkan kewaspadaan dan promosi kesehatan.

    Kepada masyarakat, dinas kesehatan diharapkan memberi imbauan untuk:

    Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabut (CTPS) atau menggunakan hand sanitizerMenggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunanSegera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    Sementara itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bidang Kekarantinaan Kesehatan diminta memberi imbauan kepada pelaku perjalan sebagai berikut:

    Menggunakan masker jika sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Menerapkan pola hidup bersih seperti selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain; danJika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/bandar udara/PLBN setempat.

    Simak Video “Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini “
    [Gambas:Video 20detik]