Negara: Hong Kong

  • SMIC Tes Mesin DUV Lokal, China Selangkah Lagi Mandiri Chip AI

    SMIC Tes Mesin DUV Lokal, China Selangkah Lagi Mandiri Chip AI

    Jakarta

    Industri semikonduktor China kembali mencatat tonggak penting. Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) dilaporkan mulai menguji mesin litografi deep-ultraviolet (DUV) buatan lokal pertama yang dikembangkan oleh startup Shanghai, Yuliangsheng.

    Langkah ini memperlihatkan upaya serius Beijing dalam melepaskan ketergantungan terhadap teknologi impor, khususnya dari AS dan sekutunya, di tengah sanksi dan pembatasan ekspor.

    Menurut laporan Financial Times, mesin DUV immersion ini dipakai SMIC untuk produksi chip berbasis proses 7nm, yang sangat vital bagi pengembangan kecerdasan buatan (AI). Sebelumnya, China sangat bergantung pada peralatan litografi dari ASML Belanda. Kini, dengan hadirnya mesin lokal, SMIC berpotensi memperkuat pasokan chip AI dalam negeri.

    Meski begitu, tantangan masih besar. Sumber menyebutkan tingkat keberhasilan awal mesin ini masih rendah karena litografi membutuhkan presisi ekstrem. Walau diklaim bisa mendukung produksi hingga 5nm, fokus awal tetap pada 7nm demi efisiensi dan kestabilan produksi.

    Permintaan AI Jadi Pendorong Utama

    Ledakan kebutuhan chip di China, terutama dari perusahaan AI seperti Huawei dan Baidu, membuat pemerintah mendorong swasembada semikonduktor dengan subsidi besar-besaran. SMIC sebelumnya sempat mengandalkan mesin DUV impor lama, namun keterbatasan pasokan akibat larangan ekspor AS sejak 2022 menjadi hambatan besar.

    Dengan mesin Yuliangsheng, SMIC berharap dapat menjaga volume produksi meski harus mengorbankan yield (tingkat hasil baik). Pendekatan ini mirip dengan strategi Huawei Mate 60 yang tetap diproduksi meski hasil chip tidak setinggi standar global.

    Jika uji coba sukses, analis memprediksi langkah ini bisa mempercepat target Tiongkok mencapai 70% kemandirian rantai pasok semikonduktor pada 2030. Pasar pun bereaksi positif, saham SMIC di Hong Kong melonjak hingga 5% setelah kabar uji coba ini.

    Namun, para ahli menekankan bahwa jalan menuju teknologi litografi EUV (extreme ultraviolet) untuk chip di bawah 5nm masih jauh, mengingat monopoli ASML di sektor tersebut.

    Terlepas dari itu, bagi China, terobosan ini bisa menjadi batu loncatan menuju era baru produksi chip yang lebih mandiri di tengah tekanan geopolitik global.

    (afr/afr)

  • Reformasi Polri: Dari Dalam atau Luar?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 September 2025

    Reformasi Polri: Dari Dalam atau Luar? Nasional 26 September 2025

    Reformasi Polri: Dari Dalam atau Luar?
    Direktur Eksekutif Migrant Watch
    SAYA
    masih ingat jelas ketika kami, mahasiswa, turun ke jalan pada peristiwa 1998, menuntut reformasi.
    Meski rakyat diliputi ketakutan terhadap sosok Soeharto yang memerintah dengan tangan besi, tuntutan reformasi itu menggaung kuat, lahir dari jeritan nurani rakyat yang lelah dan jenuh menghadapi otoritarianisme yang telah berlangsung bertahun-tahun.
    Menariknya, Presiden Soeharto saat itu mencoba merespons tuntutan reformasi dengan langkah simbolik.
    Ia merombak beberapa posisi kabinet, mengundang tokoh nasional seperti Gus Dur, Cak Nur, dan Emha Ainun Nadjib untuk berdialog, serta mengusulkan pembentukan Dewan Reformasi.
    Pertanyaannya: apakah rakyat langsung percaya? Tentu saja tidak. Mayoritas menolak karena tidak percaya pada keseriusan langkah tersebut.
    Rakyat tidak yakin reformasi bisa lahir dari tangan penguasa yang justru dianggap biang dari masalah itu sendiri. Bagaimana mungkin orang yang selama puluhan tahun mempertahankan status quo, tiba-tiba menjadi juru kunci reformasi?
    Akhirnya, meski Soeharto mencoba tampil sebagai motor perubahan, rakyat justru semakin kencang menuntut agar ia turun. Reformasi hanya bisa berjalan tanpa campur tangan rezim Soeharto.
    Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri, membuka jalan bagi perubahan yang sesungguhnya.
    Sejarah membuktikan bahwa reformasi hanya bisa terjadi dari luar kekuasaan, bukan dari dalam kekuasaan.
    Sejarah Reformasi 1998 masih menyisakan gema yang relevan hingga saat ini, khususnya dalam konteks agenda reformasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
    Desakan agar institusi kepolisian direformasi telah lama bergema di ruang publik, seiring munculnya berbagai kasus yang mencoreng kredibilitas dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.
    Namun, respons yang muncul justru mirip dengan pola lama: pemerintah membentuk Komite Reformasi, sementara Kapolri turut menginisiasi Tim Transformasi Reformasi Polri. Dari sisi logika publik, situasi ini tampak janggal.
    Bagaimana mungkin institusi yang menjadi objek kritik sekaligus bertindak sebagai subjek yang mengatur arah reformasi?
    Analogi yang sering muncul adalah ibarat seorang pasien sakit keras diminta meracik obat untuk dirinya sendiri, padahal ia belum tentu mengakui penyakit yang dideritanya.
    Publik pun bertanya-tanya, apakah ini wujud keseriusan atau justru siasat untuk mereduksi tujuan reformasi Polri?
    Dalam kerangka akademis, persoalan reformasi dapat dipahami sebagai dilema antara reformasi internal dan eksternal.
    Reformasi yang sepenuhnya dilakukan dari dalam institusi kerap berakhir pada langkah-langkah
    lips service
    atau kosmetik, sekadar perubahan nomenklatur, pembentukan tim ad-hoc, atau slogan-slogan sementara yang tidak menyentuh akar persoalan.
    Ketika Kapolri mengumumkan pembentukan Tim Transformasi Reformasi Polri lewat Surat Perintah yang diteken pada 17 September 2025, reaksi publik muncul cepat dan beragam.
    Polri menegaskan bahwa tim ini bukan untuk menggantikan Komite Reformasi bentukan Presiden, melainkan untuk mempercepat dan mengakomodasi proses reformasi.
    Namun, banyak pihak menilai narasi itu sebagai upaya mereduksi urgensi reformasi. Dalam praktiknya, tim internal Polri berpotensi mengambil ruang inisiatif dan legitimasi, sekaligus menggeser perhatian publik dari kelemahan struktural hingga fokus pada evaluasi administratif semata.
    Kecurigaan publik muncul dari beberapa faktor. Pertama, pembentukan tim internal dipandang sebagai strategi defensif: Polri tampak ingin menunjukkan bahwa mereka “sudah bergerak”, bahkan sebelum Komite Reformasi Presiden beroperasi.
    Hal ini menimbulkan persepsi bahwa narasi reformasi sedang direbut dan kritik publik dibingkai ulang sebagai bagian dari kontrol internal, sehingga tekanan eksternal, yang biasanya efektif, dapat dilemahkan.
    Kedua, publik melihat risiko bahwa tim internal ini bisa menjadi alat legitimasi tanpa kejelasan sanksi atau implementasi nyata.
    Evaluasi internal tanpa diikuti perombakan regulasi, revisi undang-undang, pemisahan kepentingan, atau pengurangan kewenangan yang rawan disalahgunakan, dapat membuat reformasi berhenti di level dokumen saja.
    Ketiga, ada kekhawatiran bahwa tim internal dapat “membangkang” atau mengambil jarak dari arahan Komite Presiden, bahkan arahan Presiden sendiri, dengan alasan teknis-operasional, stabilitas organisasi, atau hambatan internal Polri.
    Walaupun Polri membantah dan menyatakan tim bertujuan akselerasi dan akuntabilitas, publik tetap khawatir bahwa alasan tersebut menjadi topeng untuk mempertahankan status quo.
    Keempat, ketidakjelasan komposisi tim dan transparansi mandat memperkuat kecurigaan. Beberapa laporan menyebut tim sebagian besar terdiri dari internal Polri (perwira), sementara belum jelas seberapa besar ruang diberikan bagi unsur masyarakat sipil, akademisi, pegawai non-perwira, atau institusi pengawas eksternal.
    Ketidakjelasan ini membuka kemungkinan tim bekerja dalam lingkup yang aman bagi institusi, bukan sebagai agen perubahan yang menantang struktur.
    Publik pun mempertanyakan apakah tim transformasi internal ini akan berani menegakkan reformasi yang dapat “menyakiti” kepentingan internal Polri — misalnya memecat anggota bermasalah, membongkar sistem promosi tidak transparan, atau menangani kasus pelanggaran HAM dan kekerasan aparat secara tegas.
    Di sisi lain, Polri dan pendukung reformasi internal menekankan bahwa tim ini adalah bentuk tanggung jawab organisasi agar reformasi tidak berhenti pada jargon.
    Tanpa kerja internal, reformasi dari luar bisa jadi sia-sia karena institusi sendiri tidak siap menghadapi lonjakan tuntutan, atau bisa terjadi konflik internal yang kontraproduktif.
    Dalam perspektif teori kekuasaan, sulit membayangkan institusi yang begitu kuat rela melucuti kekuatan dirinya sendiri. Analogi klasiknya: tidak ada pemilik pistol yang menyerahkan pistolnya untuk ditembakkan ke kepalanya sendiri.
    Lembaga yang memiliki privilese kekuasaan, wewenang hukum, dan monopoli kekerasan sah cenderung mempertahankan status quo. Reformasi internal sering berisiko melahirkan simulasi perubahan, bukan perubahan substansial.
    Polri, sebagai institusi dengan struktur hirarkis ketat dan akses luas terhadap alat negara, menghadapi dilema tersebut.
    Pembentukan tim internal justru mempertegas kecenderungan alami ini: alih-alih memfasilitasi transformasi, tim internal bisa berfungsi sebagai mekanisme pengaman untuk menghindarkan institusi dari guncangan.
    Dengan kata lain, reformasi internal sering bekerja sebagai strategi penundaan, bukan strategi perombakan.
    Inilah alasan mengapa reformasi sejati memerlukan tekanan eksternal yang kuat, pengawasan independen, dan kesediaan politik dari pucuk kekuasaan.
    Tanpa reformasi dari luar, setiap janji reformasi berpotensi redup menjadi jargon administratif yang aman bagi institusi, tetapi gagal menjawab keresahan rakyat.
    Belajar dari negara lain memberikan pelajaran berharga bagi reformasi kepolisian yang akan dilakukan di Indonesia.
    Di Hong Kong, lembaga kepolisian pernah dikenal korup dan kehilangan kepercayaan publik pada era 1960-an.
    Pemerintah kemudian membentuk Independent Commission Against Corruption (ICAC), komisi independen yang benar-benar terpisah dari kepolisian.
     
    ICAC tidak hanya berwenang menyelidiki kasus korupsi di luar kepolisian, tetapi juga menindak aparat kepolisian sendiri.
    Anggota kepolisian yang terbukti bersalah dapat dipecat, diproses hukum, dan dijatuhi hukuman penjara. Dengan pengawasan eksternal yang tegas ini, kepercayaan publik terhadap institusi negara dapat dipulihkan.
    Di Amerika Serikat, berbagai skandal polisi yang melibatkan diskriminasi rasial mendorong lahirnya Civilian Review Boards atau dewan pengawas sipil di sejumlah kota.
    Dewan ini menampung laporan warga, melakukan investigasi independen, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah kota.
    Walaupun efektivitasnya berbeda-beda di tiap kota, keberadaan mekanisme sipil menegaskan pentingnya kontrol eksternal dalam mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
    Pengalaman Afrika Selatan pasca-runtuhnya apartheid juga menarik. Reformasi kepolisian di sana tidak hanya soal pembenahan struktur, tetapi juga transformasi budaya.
    Aparat yang terbukti bersalah diberhentikan atau dipindahkan, sementara pendidikan ulang dilakukan secara besar-besaran agar mereka meninggalkan mentalitas represif rezim lama dan mengadopsi nilai-nilai demokrasi.
    Dalam beberapa kasus, anggota yang melanggar hukum diproses secara hukum. Hasilnya, meskipun belum sempurna, kepolisian di Afrika Selatan lebih diarahkan menjadi instrumen pelayanan publik, bukan alat politik.
    Selain itu, beberapa negara mengambil langkah lebih tegas berupa pemecatan massal aparat kepolisian sebagai bagian dari reformasi institusi.
    Di Georgia, Presiden Mikheil Saakashvili pada 2005 memecat sekitar 30.000 personel kepolisian, terutama dari kepolisian lalu lintas, untuk menanggulangi maraknya korupsi.
    Pemerintah kemudian merekrut polisi baru, memberikan pelatihan intensif, dan meningkatkan gaji untuk membangun institusi yang lebih bersih dan profesional.
    Di Peru, Presiden Ollanta Humala pada 2011 memecat sekitar dua pertiga jajaran petinggi kepolisian, termasuk Kepala Kepolisian dan Kepala Satuan Pemberantasan Narkoba, sebagai langkah membersihkan institusi dari praktik ilegal dan penyalahgunaan wewenang.
    Afrika Selatan, pada 2012, juga memecat Kepala Kepolisian Jenderal Bheki Cele terkait kasus korupsi penyewaan gedung, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi di tingkat tinggi.
    Di Rusia, Presiden Vladimir Putin pada 2015 memecat lebih dari 1.000 petinggi kepolisian yang terlibat kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang, bagian dari upaya untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum.
    Dari berbagai contoh tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa reformasi kepolisian yang efektif membutuhkan dua hal utama: pengawasan eksternal yang benar-benar independen, serta kesediaan internal untuk berubah melalui transformasi budaya, pendidikan, dan perombakan struktural, termasuk pemecatan aparat yang terbukti melanggar hukum, bahkan sampai level jabatan tinggi.
    Reformasi tanpa langkah tegas ini berisiko hanya menjadi retorika tanpa perubahan substansial.
    Indonesia dapat belajar dari pengalaman tersebut. Reformasi Polri tidak cukup hanya dibicarakan dalam komite atau tim internal yang dibentuk pemerintah.
    Diperlukan lembaga independen yang memiliki otoritas nyata untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja kepolisian, bahkan menindak jika diperlukan.
    Pada saat sama, Polri perlu melakukan transformasi internal melalui kurikulum pendidikan baru yang menekankan etika, pelayanan publik, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
    Restrukturisasi kelembagaan juga harus dilakukan agar Polri lebih fokus. Fungsi-fungsi yang tumpang tindih atau dapat diotomatisasi sebaiknya dipangkas untuk mengurangi potensi penyalahgunaan kewenangan.
    Namun, masalahnya kini bukan hanya soal teknis reformasi, melainkan juga soal kepercayaan publik. Banyak kalangan curiga bahwa pembentukan Tim Transformasi Reformasi Polri tidak lebih dari strategi untuk meredam kritik.
    Alih-alih menunjukkan keseriusan, tim ini justru menimbulkan tanda tanya besar: apakah polisi benar-benar berniat berubah, atau hanya berusaha mengendalikan narasi reformasi agar tetap aman di bawah kendali mereka?
    Kecurigaan ini wajar, sebab publik sudah terlalu sering disuguhi janji perubahan yang berakhir menjadi jargon.
    Tanpa keterlibatan independen dari masyarakat sipil dan tanpa kesediaan menyerahkan sebagian kontrol kepada mekanisme eksternal, reformasi Polri akan sulit dipercaya.
    Apalagi, jika reformasi hanya dijalankan melalui tim internal, besar kemungkinan hasilnya sekadar kosmetik. Terlihat rapih di permukaan, tetapi busuk di dalam.
    Sejarah 1998 menunjukkan bahwa rakyat tidak akan percaya reformasi yang digerakkan penguasa yang mempertahankan status quo. Untuk Polri menjadi profesional dan memulihkan legitimasi, reformasi harus dilakukan dari tekanan eksternal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petaka Maut Hantam 3 Tetangga RI, Jutaan Dievakuasi-Kota Hancur Lumpuh

    Petaka Maut Hantam 3 Tetangga RI, Jutaan Dievakuasi-Kota Hancur Lumpuh

    Daftar Isi

    Jakarta,CNBC Indonesia – Petaka menghantam tiga tetangga RI. Topan Super Ragasa membuat evakuasi massal serta kota-kota lumpuh dan hancur.

    Di China, hampir 2 juta orang di China Selatan dievakuasi massal, Rabu. Topan Super Ragasa juga melumpuhkan pusat keuangan China, Hong Kong.

    Di Taiwan, banjir menghancurkan jembatan, menewaskan 14 orang dan membuat 33 orang hilang. Topan juga menerjang pulau-pulau terpencil di Filipina, membuat delapan orang tewas.

    Lalu bagaimana buruknya petaka ini di masing-masing negara? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Kamis (25/9/2025).

    China

    Dua wilayah China, yakni China bagian selatan dan Hong Kong lumpuh akibat Topan Super Ragasa. Namun saat ini, topan mulai melemah.

    Mengutip AFP, ratusan ribu orang di China selatan membersihkan wilayah di Provinsi Guangdong. Di sana, Topan Super Ragasa merobohkan pohon, menghancurkan pagar, dan menghancurkan rambu-rambu bangunan.

    Ragasa melanda Guangdong, rumah bagi puluhan juta orang, dengan kecepatan angin hingga 145 kilometer (90 mil) per jam, hari Rabu. Di titik terdampak di sekitar kota Yangjiang pada hari Kamis, foto-foto memperlihatkan bagaimana pohon-pohon tumbang sementara rambu-rambu jalan dan puing-puing berserakan di jalan-jalan.

    Hujan ringan dan angin sepoi-sepoi masih terasa sementara warga bekerja membersihkan kerusakan. Namun pihak berwenang belum melaporkan adanya korban jiwa terkait badai

    Di Hailing, sebuah pulau yang dikelola oleh Yangjiang, petugas bantuan berusaha membersihkan pohon besar yang tumbang di jalan lebar. Mobil-mobil melaju di jalan berlumpur untuk menghindari reruntuhan sementara tim bekerja memotong dahan-dahan.

    Sebuah restoran makanan laut mengalami kerusakan parah. Atap belakangnya runtuh total atau sebagian terkikis seluruhnya.

    “Anginnya sangat kencang, Anda bisa melihatnya menghancurkan semuanya,” kata pekerja restoran Lin Xiaobing, (50).

    “Tidak ada listrik (di rumah),” katanya sambil membantu membersihkan kekacauan di dalam restoran, yang lantainya tertutup air, lumpur, dan puing-puing.

    “Saat ini, beberapa rumah masih memiliki listrik dan yang lainnya tidak.”

    Pulau ini merupakan tempat liburan yang populer. Banyak penduduk setempat bergantung pada industri pariwisata untuk mencari nafkah.

    “Saya ada di dalam (ketika topan datang), saya tidak berani keluar,” kata Zeng Jitan.

    “Badai itu sangat kuat. Saya takut semuanya akan hancur.”

    Foto: Orang-orang menantang angin kencang saat Topan Super Ragasa mendekat, di Hong Kong, Cina, 24 September 2025. (REUTERS/Tyrone Siu)
    Orang-orang menantang angin kencang saat Topan Super Ragasa mendekat, di Hong Kong, Cina, 24 September 2025. (REUTERS/Tyrone Siu)

    Sementara itu di Hong Kong, otoritas mengatakan 101 orang dirawat di rumah sakit umum akibat luka-luka yang diderita selama topan tersebut hingga Rabu malam. Lebih dari 900 orang mengungsi di 50 tempat penampungan sementara di seluruh kota.

    Pusat keuangan China tersebut mencatat ratusan pohon tumbang dan banjir di beberapa permukiman. Banyak gedung tinggi di kota tersebut bergoyang dan berderak tertiup angin kencang.

    “Sekitar 1.000 penerbangan terdampak oleh Ragasa,” kata otoritas bandara pada Rabu malam, seraya menambahkan bahwa mereka berharap dapat kembali beroperasi normal dalam dua hari ke depan.

    Peringatan topan tertinggi diturunkan di Hong Kong pada Rabu sore setelah berlaku selama 10 jam 40 menit, waktu terlama kedua dalam catatan kota tersebut. Badan Meteorologi Hong Kong menempatkan badai ini sebagai yang terkuat di Pasifik barat laut tahun ini.

    Foto: Topan Super Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, menerjang Hong Kong, Rabu (24/9/2025). (via REUTERS/Video obtained by Reuters)
    Topan Super Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, menerjang Hong Kong, Rabu (24/9/2025). (via REUTERS/Video obtained by Reuters)

    Taiwan

    Topan Super Ragasa di Taiwan menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan lainnya ketika danau jebol di wilayah timur Hualien. Para pejabat yang pada Rabu malam merevisi jumlah korban tewas dari 17 setelah mengeliminasi kasus duplikasi.

    “Dua puluh dua orang masih hilang pada Kamis sore,” kata pihak berwenang.

    Diketahui, danau jebol pada hari Selasa dan menyebabkan banjir bah. Banjir menghanyutkan sebuah jembatan dan menyapu kota Guangfu, meninggalkan jejak lumpur tebal.

    Mobil-mobil dan skuter yang rusak tergeletak di pinggir jalan atau saling menumpuk akibat banjir, sementara perabotan berserakan di sepanjang jalan.

    Warga mengatakan lumpur terlalu berat untuk dibersihkan sendiri, dengan bantuan tambahan untuk pembersihan yang diperkirakan akan dilakukan pada hari Kamis.

    “Hampir semuanya hancur… tiga unit pendingin, dua kios, mesin, oven, bahkan kulkas rumah tangga,” kata Chuan Kun-jui, seorang tukang daging setempat, sambil menyekop lumpur lengket di dekat kios tokonya yang runtuh.

    Sekitar 1.200 orang mengungsi di tempat penampungan. Bahkan hampir 3.300 orang telah dievakuasi dari daerah sekitar danau.

    Di sebuah tempat penampungan gereja, warga mengantre untuk mendapatkan kotak makan siang di pintu masuk. Di dalam, para penatua beristirahat di bangku kayu sementara anak-anak bermain.

    “Ini malam kedua kami di sini. Nyaman atau tidak… aman saja sudah cukup, tidak masalah di mana kami tidur,” kata Kaniw ‧ Looh, seorang penatua gereja berusia 64 tahun.

    “Masyarakat tangguh. Ketika (bencana) datang, kami saling menjaga dan membantu,” ujarnya.

    Di wilayah sekitar danau penghalang, 3.285 orang dievakuasi dan sekitar 1.200 orang tinggal di tempat penampungan.

    “Ketinggian air di danau telah turun drastis setelah kehilangan sekitar tiga perempat airnya akibat luapan air,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional, menyebabkan lebih dari 4.000 orang di wilayah tersebut kehilangan pasokan air.

    “Seluruh kota masih kekurangan air, kami bertahan hidup dengan air hujan dan air minum kemasan,” ujar Shih Hui-mei, 54, seorang relawan bantuan.

    Maggie Huang, yang mengelola bisnis pariwisata lokal, mengatakan keran-keran air di kota itu kering dan tangki air gereja pun habis. Menurutnya tidak ada yang bisa mandi.

    “Tidak ada air sama sekali,” katanya.

    Ia mengatakan ia akan tidur semalaman bersama suami dan anak remajanya di gereja, sebelum memeriksa rumahnya dan menemukan ke mana mobilnya hanyut. Menurutnya semua orang ingin pulang.

    “Ini rumah kami. Ke mana lagi kami bisa pergi?,” ujarnya.

    Foto: Mobil-mobil yang rusak tergeletak, menyusul banjir yang dibawa oleh Topan Super Ragasa di Hualien, Taiwan, 24 September 2025. (REUTERS/Ann Wang)
    Mobil-mobil yang rusak tergeletak, menyusul banjir yang dibawa oleh Topan Super Ragasa di Hualien, Taiwan, 24 September 2025. (REUTERS/Ann Wang)

    Filipina

    Filipina sebenarnya sudah merasakan Topan Super Ragasa pada hari Senin. Angin kencang maksimum mencapai 205 kilometer per jam di pusat badai pada pukul 23.00 Minggu, dengan hembusan mencapai 250 kilometer per jam saat bergerak menuju negara kepulauan tersebut.

    Pemerintah Filipina menutup kantor dan sekolah pada hari Senin di Metro Manila. Langkah ini diikuti 29 provinsi lain.

    “Para pejabat setempat tidak boleh membuang waktu untuk mengevakuasi keluarga dari zona bahaya”, ujar Menteri Dalam Negeri Jonvic Remulla dalam sebuah pernyataan.

    Di Taiwan, pihak berwenang mengatakan hampir 300 orang akan dievakuasi dari Kabupaten Hualien di wilayah timur. Ia menambahkan bahwa angka tersebut dapat berubah tergantung pada pergerakan topan.

    “Kami memperkirakan peringatan topan darat akan dikeluarkan malam ini… dan besok pagi pukul 6 pagi topan akan mendekati lepas pantai Taiwan,” kata Badan Meteorologi Pusat.

    Filipina adalah daratan besar pertama yang menghadapi sabuk siklon Pasifik, dan negara kepulauan ini dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang membuat jutaan orang di daerah rawan bencana berada dalam kondisi kemiskinan yang terus-menerus. Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat seiring dengan pemanasan global yang sebagian disebabkan oleh dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

    Foto: Hujan lebat imbas Topan Super Ragasa, di Apalit, Provinsi Pampanga, Filipina, Selasa (23/9/2025). (REUTERS/Lisa Marie David)
    Hujan lebat imbas Topan Super Ragasa, di Apalit, Provinsi Pampanga, Filipina, Selasa (23/9/2025). (REUTERS/Lisa Marie David)

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Italia Kirim Kapal Militer Bantu Perahu Flotilla yang Diserang Israel

    Italia Kirim Kapal Militer Bantu Perahu Flotilla yang Diserang Israel

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman sejumlah informasi utama dari berbagai negara selama 24 terakhir.

    Edisi Kamis, 25 September 2025, kita awali dari Italia.

    Italia bantu kapal flotilla

    Italia mengirimkan kapal perang angkatan laut mereka untuk membantu perahu yang membawa sejumlah bantuan ke Gaza.

    Sebelumnya, awak Global Sumud Flotilla dan aktivis pro-Palestina mengatakan mereka mendengar beberapa ledakan dan melihat sejumlah drone yang menargetkan perahu mereka.

    Tidak disebutkan apakah ada korban jiwa di perahu-perahu yang berada di lepas pantai Yunani itu.

    Kementerian Luar Negeri Italia dalam sebuah pernyataannya mengatakan sudah meminta pemerintah Israel jika setiap operasi pasukan Israel “harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan prinsip kehati-hatian mutlak.”

    Topan Ragasa tewaskan 17 orang

    Topan Super Ragasa, yang disebut sebagai siklon tropis terkuat di dunia tahun ini, menerjang kota Yangjiang di China selatan, setelah menewaskan sedikitnya 17 orang di Taiwan dan menghantam Hong Kong dengan angin kencang disertai hujan lebat.

    Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, meminta penyelidikan setelah warga mengeluhkan kurangnya peringatan dari otoritas Taiwan tentang Topan Ragasa.

    Sementara itu, otoritas maritim China mengeluarkan peringatan gelombang “merah” tertingginya untuk pertama kalinya tahun ini, dengan perkiraan gelombang mencapai hingga 2,8 meter di beberapa wilayah provinsi Guangdong.

    Mereka juga memperingatkan risiko banjir besar di Shenzhen, terutama di daerah dataran rendah, dengan peringatan badai diperkirakan akan berlaku hingga Kamis ini (25/09).

    Satu orang tewas dalam penembakan di pusat imigrasi AS

    Departemen Keamanan Dalam Negeri di Amerika Serikat (DHS) mengatakan seorang tahanan dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) tewas dan dua lainnya luka-luka setelah insiden penembakan di kantornya di Dallas, Texas.

    DHS mengatakan tersangka menembak “tanpa pandang bulu” ke gedung ICE, termasuk ke sebuah van di pintu masuk gedung yang dijaga ketat.

    Direktur FBI Kash Patel mengatakan selongsong peluru tersangka yang masih utuh dengan tulisan “ANTI-ICE” di sisinya.

    “Sementara penyelidikan masih berlangsung, bukti-bukti awal menunjukkan adanya motif ideologis di balik serangan ini,” tulis Patel.

    Presiden Xi Jinping umumkan target iklim baru

    Untuk pertama kalinya, China berkomitmen tidak hanya menghentikan peningkatan emisi karbon, tapi juga untuk benar-benar menguranginya sebesar 7 hingga 10 persen pada tahun 2035.

    Presiden Xi Jinping mengumumkannya dalam panggilan video pada KTT Iklim di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Ia mengatakan negaranya akan meningkatkan penggunaan tenaga surya, angin, dan air untuk menjalankan lebih dari 30 persen sistem kelistrikannya selama satu dekade mendatang.

    Ia juga berkomitmen untuk menjadikan “kendaraan dengan energi yang terbarukan sebagai pemain utama dalam penjualan kendaraan baru.”

    Lihat Video ‘Israel Larang Kapal Bantuan Aktivis Pro-Palestina Datangi Gaza!’:

  • Penampakan Topan Super Ragasa Terjang Taiwan, 17 Orang Tewas

    Penampakan Topan Super Ragasa Terjang Taiwan, 17 Orang Tewas

    Topan Super Ragasa menerjang Hualien di wilayah Taiwan bagian timur, situasi ini mengakibatkan danau di area pegunungan jebol dan menyebabkan banjir di wilayah tersebut pada Selasa (23/9). Sebanyak 17 orang tewas akibat musibah ini.

    Diketahui, Taiwan telah dihantam Topan Ragasa sejak Senin (22/9), sebelumnya topan ini menerjang wilayah Filipina. Topan Ragasa kini bergerak menuju ke China dan Hong Kong.

  • Cerita Warga Hong Kong Mendadak Panic Buying, Stok di Pasar-Supermarket Ludes

    Cerita Warga Hong Kong Mendadak Panic Buying, Stok di Pasar-Supermarket Ludes

    Jakarta

    Warga Hong Kong berbondong-bondong menyerbu pasar basah dan supermarket untuk membeli persediaan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi angin topan Ragasa, siklon tropis terkuat di dunia tahun ini.

    Melihat kondisi ini, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah. Maka dari itu, warga Hong Kong mulai panic buying, memadati supermarket.

    Aksi panic buying ini terjadi karena warga menimbun kebutuhan pokok, sebab khawatir toko-toko akan tutup selama dua hari. Dikutip dari Reuters, pemerintah setempat juga membagikan karung pasir kepada warga untuk memperkuat rumah mereka yang di daerah dataran rendah, sementara warganya menimbun kebutuhan sehari-hari.

    Ini yang dilakukan pria bermarga Mak yang berusia 35 tahun. Ia telah membeli beberapa makanan, tetapi masih perlu membeli lebih banyak dan mempersiapkan rumahnya juga untuk menghadapi topan tersebut.

    “Kami menutup rapat jendela dan pintu di rumah, memeriksa apakah ada kebocoran,” tutur Mak.

    Dikutip dari South China Morning Post, sebuah toko roti yang terletak di ruang makan bawah tanah Sogo Department Store di Causeway Bay, diserbu warga. Ada lebih dari 100 pembeli mengantre di kasir.

    Di daerah Sai Wan Ho yang padat penduduk, beberapa mengatakan bahwa hari itu adalah salah satu hari tersibuk yang pernah mereka lihat.

    “Anda hanya melihat orang sebanyak ini biasanya saat Tahun Baru Imlek,” beber wanita bernama Anny Pang.

    Wanita berusia 67 tahun itu juga berbelanja di Mr Fresh di Shing On Street, yang membuatnya sangat berkeringat. Ia membeli lebih dari 1 kg sayuran segar, termasuk dua kubis, lima buah naga, dan empat jeruk.

    Menurutnya, stok yang sudah dipersiapkannya itu akan cukup hingga akhir pekan.

    Kondisi panic buying ini membuat rak-rak yang biasanya berisi sayur, roti, dan makanan pokok lain di rumah sakit ludes. Menurut seorang mahasiswa yang juga berbelanja di supermarket, Zhu Yifan (22), semua ini terjadi karena kekhawatiran masyarakat akan bencana tersebut.

    “Pasti ada rasa khawatir,” kata Zhu Yifan, dikutip dari Channel News Asia.

    Kekhawatiran ini terasa sampai Shenzhen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung dengan Hong Kong. Rak-rak berisi daging segar dan sayuran hampir kosong di sebuah supermarket di Distrik Bao’an, Senin malam, menurut AFP.

    Seorang pegawai supermarket mengatakan bahkan roti sudah habis sejak tengah hari.

    “Biasanya tidak seperti ini,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Topan Ragasa Tewaskan 14 Orang di Taiwan, 124 Hilang

    Topan Ragasa Tewaskan 14 Orang di Taiwan, 124 Hilang

    Taipei

    Topan super Ragasa menerjang pusat wisata populer Hualien di wilayah Taiwan bagian timur, dengan membawa hujan deras dan angin kencang. Sedikitnya 14 orang tewas dan 124 orang lainnya dilaporkan hilang, setelah sebuah danau di area pegunungan meluap dan membanjiri sebuah kota di wilayah tersebut.

    Taiwan, seperti dilansir Reuters, Rabu (24/9/2025), telah diterjang bagian luar topan super Ragasa sejak Senin (22/9) waktu setempat, dengan kini topan tersebut bergerak ke pantai selatan China dan Hong Kong.

    Sebuah danau penghalang, yang terbentuk oleh tanah longsor yang dipicu hujan deras sebelumnya di area jarang penduduk di wilayah timur negara itu, meluap pada Selasa (23/9) sore dan mengirimkan banjir besar ke kota Guangfu.

    Keterangan seorang tukang pos di Guangfu, yang menyebut nama keluarganya Hsieh, mengatakan luapan air danau itu menghantam bak “tsunami”. Hsieh berhasil menyelamatkan diri ke lantai dua gedung kantor pos tempatnya bekerja, sebelum kembali ke rumah dan mendapati mobilnya tersapu hingga ke ruang tamu.

    Departemen pemadam kebakaran setempat melaporkan sedikitnya 14 orang tewas dan 124 orang lainnya masih hilang.

    Sejumlah pejabat departemen kebakaran setempat mengatakan semua korban tewas dan hilang berada di area Guangfu, di mana air danau yang meluap menyapu jembatan jalan raya utama yang membentang di atas sungai setempat.

    Kepala desa Dama, Wang Tse-an, mengatakan bahwa area seluruh desanya, yang dihuni sekitar 1.000 orang, terendam banjir dan banyak orang yang terjebak.

    “Sekarang kacau balau. Lumpur dan batu berserakan di mana-mana. Sebagian banjir telah surut, tetapi sebagian lainnya masih tersisa,” kata Wang kepada Reuters.

    Sebagai respons atas bencana itu, berbagai wilayah di Taiwan mengerahkan tim penyelamat ke Haulien, dengan militer mengirimkan 340 tentara untuk membantu.

    Sekitar 5.200 orang, atau sekitar 60 persen penduduk Guangfu, terpaksa mengungsi ke lantai yang lebih tinggi di rumah-rumah mereka.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ada Potensi Topan Ragasa, Warga Hong Kong Berburu Stok Makanan

    Ada Potensi Topan Ragasa, Warga Hong Kong Berburu Stok Makanan

    Warga Hong Kong melakukan persiapan setelah mengetahui kota tersebut berpotensi menghadapi Topan Ragasa. Persiapan yang dilakukan berupa membeli stok makanan lebih, menutup semua sekolah dan menempelkan selotip pada jendela.

    Diketahui sebelumnya Topan Ragasa merupakan angin berkekuatan hingga 220 km/jam (137 mph), dan berpotensi membuat sebagian besar bisnis dan layanan transportasi ditutup sementara.

  • Jadwal dan Link Streaming Babak 32 Besar Korea Open 2025, 5 Wakil Indonesia Bakal Tampil Hari Ini, Chico dan Zaki Mulai dari Kualifikasi

    Jadwal dan Link Streaming Babak 32 Besar Korea Open 2025, 5 Wakil Indonesia Bakal Tampil Hari Ini, Chico dan Zaki Mulai dari Kualifikasi

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Babak pertama atau 32 besar Korea Open 2025 hari pertama bakal berlangsung hari ini.

    Berlaga di Suwon Gymnasium, Suwon, Korea Selatan, Selasa (23/9/2025), wakil Indonesia akan turun berlaga.

    Untuk hari pertama babak 32 besar ini, ada lima wakil Indonesia yang akan berlaga.

    Diantaranya, dua harus berjuang dari babak kualifikasi yaitu Mohammad Zaki Ubaidillah dan Chico Aura Dwi Wardoyo.

    Sementara untuk tiga wakil lainnya, ada ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Menjadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia

    Kemudian ganda putra ada, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri dan Muhammad Rian Ardianto/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

    Untuk hari pertama ajang Korea Open 2025 bisa disaksikan secara langsung atau pun melalui layanan streaming.

    Live streaming Korea Open 2025 jika tidak ada perubahan akan tayang di Vidio.

    link streaming

    Berikut Jadwal Wakil Indonesia di Hari Pertama Korea Open 2025.

    Lapangan 3

    MS – Kualifikasi: Teh Jin Hong (Malaysia) vs Mohammad Zaki Ubaidillah (Indonesia)

    WD – R32: Lui Lok Lok/Tsang Hiu Yan (Hong Kong) vs Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (Indonesia)

    Jam dan Lapangan Tiba

    MS – Kualifikasi: Chico Aura Dwi Wardoyo (Indonesia) vs Wang Yue Hang (Inggris)

    MD – R32: Nur Mohd Azriyn Ayub Azriyn/Tan Wee Kiong (Malaysia) vs Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri (Indonesia)

    MD – R32: Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (Jepang) vs Muhammad Rian Ardianto/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan (Indonesia)

    (Erfyansya/fajar)

  • Topan Ragasa Menerjang, KJRI Hong Kong Ingatkan WNI Patuhi Protokol Darurat

    Topan Ragasa Menerjang, KJRI Hong Kong Ingatkan WNI Patuhi Protokol Darurat

    JAKARTA – KJRI Hong Kong mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Hong Kong dan Makau untuk mematuhi protokol kedaruratan setempat terkait Topan Super Ragasa yang diperkirakan akan melintasi wilayah China selatan pada 23-25 September.

    WNI diimbau waspada sehubungan dengan informasi Hong Kong Observatory tentang Topan Super Ragasa yang diproyeksikan melintasi wilayah China selatan, termasuk Hong Kong dan Makau, demikian menurut siaran pers KJRI Hong Kong di Jakarta, Senin.

    WNI juga diminta untuk memperhatikan perkembangan situasi dan kondisi cuaca melalui web Hong Kong Observatory melalui tautan https://www.hko.gov.hk;

    Sesuai dengan protokol kedaruratan Pemerintah Hong Kong, seluruh layanan publik, termasuk pelayanan paspor dan pelayanan lain di KJRI Hong Kong, akan ditangguhkan selama pemberlakuan sinyal T8 ke atas.

    Sinyal T8 mengacu kepada sinyal angin topan no. 8 (T8) yang dikeluarkan oleh Observatorium Hong Kong untuk memperingatkan masyarakat tentang datangnya topan kuat yang menyebabkan agin kencang dan potensi badai. 

    Sinyal T8 akan dikeluarkan ketika angin kencang atau badai sedang mempengaruhi, atau diperkirakan akan mempengaruhi, wilayah Hong Kong. Sinyal ini adalah bentuk peringatan dini untuk masyarakat agar dapat mengambil tindakan pencegahan terhadap potensi bahaya dari siklon tropis. 

    Seluruh layanan publik KJRI Hong Kong akan kembali dibuka normal pada hari dan jam kerja 2 (dua) jam setelah status T8 ke atas, ditarik oleh Pemerintah Hong Kong, katanya.

    Bagi pemegang kode booking Paspor Republik Indonesia yang tidak dapat mengakses layanan selama pemberlakuan sinyal T8 ke atas, dapat menggunakan kode booking-nya selama 7 (tujuh) hari kerja berikutnya, demikian siaran pers tersebut.

    KJRI Hong Kong memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk memonitor situasi dan kondisi WNI di wilayah akreditasi guna mengantisipasi sekaligus melakukan mitigasi risiko perkembangan cuaca.

    KJRI mengatakan dalam keadaan darurat, WNI dapat menghubungi kontak darurat Hong Kong dan Makau 999 atau hotline KJRI Hong Kong +852 5242 2240 dan juga panic button KJRI Hong Kong +852 6773 0466.