Negara: Georgia

  • Nelayan Temukan Tablet Berisi Simbol Aneh, Arkeolog Jelaskan Artinya

    Nelayan Temukan Tablet Berisi Simbol Aneh, Arkeolog Jelaskan Artinya

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nelayan di Danau Bashplemi, wilayah Dmanisi, Georgia, menemukan sebuah tablet batu kecil dengan ukiran simbol-simbol aneh. Arkeolog kini mengkonfirmasi bahwa tablet tersebut merupakan sampel sistem tulisan yang belum pernah didokumentasikan sebelumya.

    Penemuan ini terjadi pada 2021 silam, yang membuka pertanyaan baru tentang penyebaran dan pelestarian tulisan di kawasan transkontinental tersebut.

    Tablet berbahan basalt ini berukuran kurang lebih seperti iPad dan memiliki 39 karakter berbeda yang tertulis dalam 60 ukiran yang tersusun dalam tujuh baris.

    Tulisan tersebut dibuat dengan teknik cermat, dimulai dari lubang-lubang kecil menggunakan alat berbentuk kerucut, yang kemudian dihubungkan menjadi garis-garis mengalir dengan alat berbentuk bulat.

    Namun, siapa yang membuat simbol-simbol ini dan untuk tujuan apa, masih menjadi misteri. Ada dugaan bahwa tablet ini mencatat hasil rampasan perang, rincian konstruksi, atau bahkan persembahan kepada dewa-dewa.

    Analisis menggunakan mikroskop optik dan elektronik, serta kajian arkeologis di sekitar lokasi, menunjukkan bahwa tablet ini kemungkinan berasal dari Zaman Perunggu. Batu basalt tempat tablet ini diukir diyakini berasal dari wilayah sekitar.

    Meskipun tulisan ini belum dikenal para peneliti, simbol-simbol tersebut memiliki kemiripan dengan aksara-aksara Timur Tengah dan simbol-simbol yang belum terpecahkan dari Georgia pra-Kristen. Hal ini membuat kemungkinan tablet ini hasil pemalsuan menjadi sangat kecil.

    “Kami yakin bahwa pada tahap ini, tidak ada alasan untuk meragukan keaslian artefak tersebut,” tulis tim arkeolog dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Ancient History and Archaeology, melansir Science Alert, Selasa (17/12).

    Georgia memiliki sejarah panjang dalam penggunaan sistem tulisan. Rekor penemuan tertulis paling tua di wilayah ini adalah daftar klerus yang menjadi anggota dewan pada abad ke-6 Masehi, bertepatan dengan penyebaran agama Kristen di kawasan tersebut.

    Sebelumnya, bukti arkeologis menunjukkan adanya pemukiman dan aktivitas metalurgi yang berlangsung ribuan tahun sebelumnya, dengan fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Dmanisi memberikan pandangan lebih jauh ke masa lalu.

    Di luar wilayah Dmanisi, wilayah kuno Georgia merupakan persimpangan berbagai budaya yang meninggalkan jejak dalam bentuk beragam aksara. Epigraf berbahasa Yunani, Ibrani, Aram, dan Persia Kuno pernah ditemukan di ibu kota kuno Mtskheta, sekitar 20 kilometer di utara Tbilisi, ibu kota Georgia saat ini.

    Fragmen gambar yang belum terpecahkan, yang mungkin bersifat kriptografi, juga telah ditemukan di wilayah pegunungan Georgia. Sementara segel-segel kuno memberikan petunjuk lebih lanjut tentang evolusi sistem tulisan di wilayah tersebut.

    Penulis Yunani dan Romawi kuno juga mencatat keberadaan sistem tulisan kuno yang disebut sebagai milik bangsa Kolkhis, penghuni wilayah timur Laut Hitam yang terkenal sebagai tujuan para Argonaut.

    Meskipun jejak tulisan ini tidak ditemukan, beberapa pihak menduga bahwa hiasan pada tembikar kuno dari wilayah barat Georgia mungkin merepresentasikan sisa-sisa tulisan Kolkhis.

    Dengan keberagaman aksara, piktograf, dan alfabet di wilayah yang menjadi jembatan antara Eropa dan Asia, penemuan tablet Bashplemi menambah kekayaan budaya Georgia yang belum sepenuhnya dipahami.

    Para peneliti mencatat bahwa bentuk huruf pada tablet ini menyerupai simbol-simbol Timur Tengah, sementara segel-segel dari Zaman Perunggu dan Besi Awal di Georgia juga memiliki kemiripan. Selain itu, tanda-tanda tersebut juga mengingatkan pada aksara Proto-Kartvelian, bahasa yang menjadi cikal bakal berbagai dialek dan bahasa modern di kawasan tersebut.

    Sebagaimana semua sistem tulisan yang belum terpecahkan, penemuan besar seperti “Batu Rosetta” akan sangat diperlukan untuk menghubungkan yang sudah diketahui dengan yang belum diketahui. Penggalian arkeologis di masa depan di sekitar Danau Bashplemi mungkin dapat mengungkap lebih jauh tentang tablet ini.

    “Penggalian arkeologi yang dilakukan di lokasi yang kaya akan arkeologi ini akan memberikan jawaban atas semua pertanyaan lainnya,” tulis tim dalam studi mereka.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Putin Masih Bungkam soal Suriah Semenjak Runtuhnya Pemerintah Assad, Ini Kata Analis – Halaman all

    Putin Masih Bungkam soal Suriah Semenjak Runtuhnya Pemerintah Assad, Ini Kata Analis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin, tampil dalam sebuah pertemuan tahunan yang disiarkan di televisi pada Senin (16/12/2024).

    Selama pertemuan tersebut, Putin tampak berusaha menjaga fokus pembicaraan pada keberhasilan Rusia di Ukraina, menurut laporan Business Insider.

    Putin tidak memberikan komentar apa pun mengenai perkembangan terbaru di Suriah, di mana sekutu lama Rusia, Bashar al-Assad, digulingkan oleh kelompok bersenjata awal bulan ini.

    Rusia telah lama mendukung rezim Assad dengan bantuan militer.

    Namun, serangan kilat oleh kelompok bersenjata yang tak terdeteksi oleh intelijen Rusia, berhasil menggulingkan Assad hanya dalam dua minggu.

    Peristiwa ini menyoroti batasan ambisi Putin dalam membangun kembali Rusia sebagai kekuatan global, kata para analis.

    “Runtuhnya rezim Assad menandakan kelemahan Rusia dalam melindungi sekutunya,” ujar Yaniv Voller, dosen senior politik Timur Tengah di Universitas Kent, kepada Business Insider.

    Jatuhnya Assad juga memicu pertanyaan tentang masa depan pangkalan militer strategis Rusia di Suriah, yang semakin membuat Putin membutuhkan kemenangan di Ukraina lebih dari sebelumnya.

    Respons Lambat Rusia terhadap Suriah

    Dalam foto tanggal 20 November 2017 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia. (Mikhail Klimentyev, Kremlin Pool Photo via AP, File)

    Putin sebelumnya sering membanggakan keberhasilan intervensi militer Rusia di Suriah.

    Pada 2015, Rusia meluncurkan misi militer asing pertamanya sejak berakhirnya Perang Dingin, dan berhasil membantu Assad mempertahankan kekuasaannya.

    Keberhasilan itu digunakan oleh Kremlin untuk mengejek kebijakan Timur Tengah Amerika Serikat dan sekutunya yang dianggap gagal.

    Rusia juga memanfaatkan pangkalan militer di Suriah untuk memperluas pengaruhnya ke Afrika dan kawasan sekitarnya.

    Namun, dengan angkatan bersenjata Rusia yang kewalahan oleh perang di Ukraina, Putin tampak tidak mampu atau tidak bersedia mengirimkan pasukan tambahan untuk menyelamatkan Assad.

    Sejauh ini, Kremlin hanya mengonfirmasi bahwa mereka telah memberikan suaka kepada Assad dan keluarganya, yang melarikan diri dengan pesawat Rusia saat kelompok bersenjata mendekati Damaskus.

    Media Rusia yang berada di bawah kontrol ketat Kremlin juga bungkam dalam meliput peristiwa di Suriah.

    Sementara itu, para blogger militer menyalahkan kegagalan ini pada pemimpin militer Rusia dan pasukan Assad.

    Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mencoba mengalihkan kesalahan dengan menyalahkan Amerika Serikat dan sekutunya.

    “Ini adalah pengulangan pola lama: menciptakan kekacauan, lalu mengambil keuntungan dari situasi,” kata Lavrov.

    Apa Dampaknya bagi Rusia?

    Runtuhnya pemerintahan Assad mungkin berdampak besar pada jejak militer global Rusia, yang menjelaskan mengapa Putin tetap bungkam soal isu ini.

    Nikolay Kozhanov, profesor di Gulf Studies Center, Qatar University, menyebutkan dalam artikelnya untuk Chatham House minggu lalu bahwa runtuhnya Assad merusak reputasi Rusia sebagai sekutu yang dapat diandalkan.

    Stefan Wolff, profesor Keamanan Internasional di University of Birmingham, berpendapat dalam artikelnya di The Conversation.

    Ia menyatakan bahwa kegagalan Rusia dalam menyelamatkan Assad menunjukkan kelemahan signifikan dalam kemampuannya bertindak sebagai negara adidaya.

    Beberapa mantan pejabat AS dan peneliti militer bahkan memprediksi bahwa negara-negara di bawah pengaruh Rusia mungkin segera melepaskan diri, seperti yang terjadi pada tahun 1991 setelah Uni Soviet runtuh.

    “Bangunan kekuasaan yang dibangun dengan hati-hati oleh Vladimir Putin selama lebih dari dua dekade kini mulai runtuh di depan mata kita,” tulis mantan pejabat itu dalam Majalah Time.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Kazakhstan. (EPA Photo)

    Namun, beberapa analis lebih berhati-hati dalam menyikapi situasi ini.

    Mohammed Albasha, pendiri Basha Report, konsultan yang berbasis di Virginia, mengatakan kepada Business Insider bahwa penarikan militer Rusia dari Suriah mungkin akan mempengaruhi pengaruhnya di Timur Tengah.

    Hal ini juga dapat mendorong pemerintah di Armenia atau negara-negara di wilayah Sahel seperti Niger dan Burkina Faso untuk mempertimbangkan kembali aliansi mereka dengan Rusia, dan mulai beralih dengn menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Barat atau China.

    Namun, negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia seperti Georgia, Tajikistan, dan Belarus kemungkinan akan tetap setia karena hubungan ekonomi dan keamanan nasional yang kuat dengan Rusia.

    Alasan Putin Tetap Bungkam

    Beberapa analis percaya bahwa diamnya Putin mengenai Suriah bukan sekadar pengalihan perhatian dari kekalahan memalukan, tetapi mungkin juga bagian dari upaya untuk menegosiasikan kesepakatan dengan pemerintah baru Suriah.

    Hal itu dilakukan agar Rusia bisa mempertahankan sebagian aset militernya di negara tersebut.

    Laporan menyebutkan bahwa Rusia telah menarik kapal-kapal angkatan laut dari pangkalan Tartus, tetapi masih mempertahankan pesawat dan aset angkatan udara lainnya di pangkalan Hmeimim.

    “Bahkan jika Rusia menarik pasukannya dari Suriah, Moskow tetap akan berupaya menjaga penarikan ini agar tidak terlihat sebagai tanda kekalahan,” kata Voller kepada Business Insider.

    Fokus Putin pada Ukraina dalam pertemuan hari Senin itu menegaskan bahwa ia sangat membutuhkan kemenangan di sana.

    Kemenangan di Ukraina akan membantu Rusia mempertahankan citranya sebagai kekuatan militer yang kuat, meskipun ada kemunduran baru-baru ini.

    “Tidak ada keraguan bahwa Rusia akan terus meningkatkan upayanya di Ukraina,” tulis Wolff dalam posting blog minggu lalu.

    “Putin membutuhkan keberhasilan yang segera untuk memulihkan kepercayaan domestik dan internasional.”

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Ini Peta Garis Depan PD 3 Jika Perang Rusia Pecah Lawan NATO di Eropa

    Ini Peta Garis Depan PD 3 Jika Perang Rusia Pecah Lawan NATO di Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para pemimpin Eropa telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti di Ukraina. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius misalya mengungkapkan kemungkinan perang baru yang lebih besar dalam sebuah wawancara sejak Juni, menyebut Putin akan “menyerang negara NATO” dan menegaskan “kita harus siap berperang 2029”.

    Hal sama juga dikatakan kepala intelijen Bruno Kahl. Ia mengatakan dari apa yang dilihat, Moskow memang bersiap perang dengan Barat.

    Sebagaimana diketahui negara Eropa kebanyakan adalah negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Jika serangan benar-benar dilakukan Rusia ke salah satu negara Eropa yang anggota NATO, berdasarkan Pasal 5 piagam NATO, serangan terhadap satu anggota itu bisa memicu respons kolektif, membuat perang dunia 3 (PD 3) pecah.

    Mengutip laman Amerika Serikat (AS) Newsweek Kamis (19/12/2024), memang terdapat beberapa titik api potensial jika Rusia benar-benar melancarkan agresi di benua itu. Lalu di mana saja?

    Eropa Timur

    “Tidak diragukan lagi bahwa Putin akan terus secara agresif mengejar kepentingannya di Eropa, dan khususnya Eropa Timur,” kata seorang profesor ilmu politik di North Central College, William Muck.

    “Jika ada satu faktor motivasi bagi Putin selama 25 tahun terakhir, itu adalah perluasan NATO,” tambah Muck.

    “Dia akan berusaha memanfaatkan celah apa pun untuk memajukan pengaruh Rusia di seluruh wilayah.”

    Menurut Muck, negara seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania, memiliki populasi Rusia yang besar. Ini bisa menjadi faktor pendorong penting untuk “intervensionisme Putin”.

    “Saat kita memikirkan potensi titik api di masa depan, negara-negara Baltik menjadi contoh penting untuk menguji kekuatan pencegah NATO,” kata Muck.

    Pernyataan Muck pernah didukung data dinas intelijen luar negeri Estonia awal 2024, di mana mereka mengatakan bahwa NATO “bisa menghadapi pasukan besar bergaya Soviet dalam dekade berikutnya” jika Moskow mereformasi militernya. Sementara itu, di negara tetangga Lithuania, piramida beton antitank yang dikenal sebagai “gigi naga” mulai dipasang guna menghalau jika benar serangan Rusia terjadi.

    Lokasi mereka yang berada di sebelah daerah kantong Rusia, Kaliningrad, juga secara strategis bisa jadi garis potensial dalam konflik apa pun antara Moskow dan aliansi tersebut. Kaliningrad adalah ibu kota Oblast Kaliningrad, sebuah daerah administratif Federasi Rusia yang terletak di jauh dari dataran Kremlin, dan berada antara negara Lituania dan Polandia.

    Anggota Baru NATO

    Anggota baru NATO juga bisa menjadi titik api. Di antaranya Swedia dan Finlandia.

    Swedia, salah satu anggota termuda NATO, melalui Menteri Pertahanan Sipil Carl-Oskar Bohlin mengatakan bahwa “perang bisa saja terjadi di Swedia”. Sementara panglima tertinggi negara itu, Micael Bydén, memperingatkan warga Swedia untuk “mempersiapkan diri secara mental” menghadapi konflik.

    Anggota baru lain, Finlandia, yang mencakup perbatasan sepanjang 830 mil dengan Rusia, juga bisa jadi merupakan garis depan yang memungkinkan PD 3. Negara Nordik yang bergabung dengan aliansi tersebut pada tahun 2023 telah menuduh Moskow memicu krisis migran di perbatasannya.

    “Moskow memiliki banyak pilihan untuk menguji kekompakan aliansi tersebut, termasuk perampasan tanah terbatas,” kata Letnan Jenderal Jürgen-Joachim von Sandrart, mantan kepala Korps Multinasional NATO di Timur Laut.

    Celah Sulwaki

    Koridor Suwalki, yang juga dikenal sebagai Celah Suwalki, juga bisa menjadi titik panas awal PD 3. Koridor ini juga menampung ribuan pasukan Rusia, jet tempur canggih, dan senjata nuklir, serta merupakan satu-satunya jalur darat atau rel kereta api yang menghubungkan Polandia dan Eropa Tengah ke negara-negara Baltik.

    Wilayah Eropa Lain

    Wilayah lain di Eropa juga bisa rentan. Seorang laksamana muda AS yang sudah pensiun, Mark Montgomery, mengatakan pengaruh Rusia dalam konflik yang lebih kecil di Georgia dan Serbia dapat meningkat lebih jauh.

    “Putin telah menekan batas dengan Serbia…dan Bosnia dan Republik Srpska (bagian Serbia dari Bosnia),” katanya.

    “Ia juga telah menekan keras Georgia,” tambahnya merujuk negara bekas republik Soviet yang kini terpecah belah oleh protes karena pemerintah yang berkuasa berupaya menjalin hubungan lebih dekat dengan Moskow.

    Anggota lain NATO, Turki, yang berbatasan dengan Republik Kaukasus Selatan- yang berperang singkat dengan Rusia pada tahun 2008- juga rentan. Hal itu menyebabkan deklarasi kemerdekaan oleh wilayah Abkhazia yang memisahkan diri, yang telah menghadapi protes atas undang-undang pro-Moskow.

    “Jika aliansi NATO dapat tetap bersatu meskipun Rusia berupaya keras untuk mendorong kekacauan dan perpecahan, itu akan secara dramatis mengurangi peluang Putin memperluas perangnya di luar Ukraina,” tambah Muck lagi.

    (sef/sef)

  • Tragis 12 Orang Tewas Keracunan Karbon Monoksida di Resor Ski

    Tragis 12 Orang Tewas Keracunan Karbon Monoksida di Resor Ski

    Tbilisi

    Nahas, sedikitnya 12 orang ditemukan tewas di dalam sebuah resor ski di Georgia, negara bekas Uni Soviet yang berada di persimpangan Eropa dan Asia. Belasan orang itu diduga kehilangan nyawanya akibat keracunan karbon monoksida.

    Kepolisian Georgia dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (16/12/2024), menyebut 12 jenazah korban ditemukan di area untuk tidur yang ada lantai dua di dalam sebuah gedung yang menjadi lokasi restoran India di kompleks resor ski tersebut.

    Insiden ini terjadi di sebuah resort ski yang ada di wilayah Gudari, sebelah utara Georgia. Para jenazah korban ditemukan pada Sabtu (14/12) waktu setempat.

    Para korban tewas terdiri atas 11 warga negara asing, yang tidak disebut asal negaranya, dan satu warga negara Georgia.

    Penyebab kematian para korban belum diketahui secara jelas, namun dugaan otoritas setempat menyebut soal keracunan karbon monoksida.

    “Hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada jenazah-jenazah tersebut,” sebut Kepolisian Georgia dalam pernyataannya.

  • Profil Kavelashvili, Eks Bomber Man City jadi Presiden Georgia

    Profil Kavelashvili, Eks Bomber Man City jadi Presiden Georgia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mikheil Kavelashvili, mantan striker klub Liga Inggris Manchester City, menjadi sorotan usai terpilih menjadi Presiden Georgia dalam pemilihan kontroversial di dewan elektoral negara tersebut pada Sabtu (14/12).

    Diusung oleh partai yang berkuasa Georgian Dream, eks pesepakbola itu terpilih sebagai presiden Georgia melalui proses pemilihan yang dikecam oposisi dan pemimpin Eropa sebagai “pemilihan ilegal”.

    Kavelashvili juga merupakan satu-satunya kandidat presiden dalam pemilu kali ini. Ia memenangkan pemilu melalui dewan pemilihan yang dikendalikan oleh Georgian Dream, setelah partai tersebut menghapus sistem pemilu langsung melalui perubahan konstitusi kontroversial yang disahkan pada 2017 lalu.

    Kavelashvili dijadwalkan tetap dilantik pada 29 Desember mendatang, di tengah gejolak sosial yang sedang berlangsung. Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah memadati Tbilisi selama berminggu-minggu, marah atas keputusan Georgian Dream menghentikan pembicaraan aksesi Uni Eropa.

    Para demonstran menyebut Kavelashvili sebagai “boneka” pendiri Georgian Dream sekaligus miliarder Bidzina Ivanishvili.

    Kavelashvili dikenal sebagai politikus sayap kanan dan pro-Rusia. Ia juga dikenal atas pidato dan pernyataannya yang penuh makian terhadap para pengkritik pemerintah dan komunitas LGBTQ selama menjadi anggota parlemen.

    Mantan pesepakbola berusia 53 tahun itu juga getol mengkritik Amerika Serikat Cs termasuk Uni Eropa. 

    Profil Mikheil Kavelashvili

    Lahir di kota kecil Bolnisi di barat daya Georgia pada 1971, Kavelashvili memulai kariernya sebagai pesepakbola profesional pada 1980-an. Saat itu, ia bermain untuk klub-klub di Georgia dan Rusia, serta menjadi striker tim nasional negaranya.

    Karir sebagai atlet yang semakin cemerlang, Kavelashvili pun mulai bermain di Manchester City dari 1995 hingga 1997.  Ia bahkan mencetak gol debutnya di Manchester City ketika melawan rival sekota, Manchester United.

    Dilansir AFP, ia kemudian bergabung dengan klub Swiss, Grasshoppers, meski sebagian besar waktunya dihabiskan di bangku cadangan. Setelah itu, ia pindah dan bermain di Zurich, Luzern, Sion, Aarau, dan Basel.

    Pada 2015, Kavelashvili sempat mengajukan diri dalam pencalonan presiden Federasi Sepak Bola Georgia, namun didiskualifikasi karena tidak memiliki pendidikan tinggi yang menjadi persyaratan untuk jabatan tersebut.

    Setelah pensiun sebagai atlet, Kavelashvili pun kembali ke Georgia dan mulai aktif berpolitik. Ia telah menjabat sebagai anggota parlemen untuk Georgian Dream sejak 2016 dan terpilih ke legislatif melalui daftar partai pada pemilu Oktober 2024. Oposisi menganggap pemilu itu curang.

    Pada 2022, Kavelashvili bersama anggota parlemen Georgian Dream lainnya membentuk faksi parlemen bernama People’s Power, sebuah kelompok anti-Barat yang secara resmi memisahkan diri dari partai yang berkuasa.

    Politikus blak-blakan

    Kavelashvili dikenal karena pernyataan-pernyataannya yang penuh makian terhadap lawan politiknya hingga kerap menuduh para pemimpin Barat berusaha menyeret Georgia ke dalam perang Rusia-Ukraina.

    Georgian Dream menominasikan Kavelashvili untuk jabatan presiden yang sebagian besar bersifat seremonial pada akhir November, sebagai langkah untuk memperkuat cengkeraman kekuasaannya.

    Namun, pencalonannya memicu kemarahan banyak warga Georgia, terutama mereka yang telah turun ke jalan setiap hari selama dua pekan terakhir untuk memprotes Georgian Dream yang dianggap menjauh dari tujuan negara untuk bergabung dengan Uni Eropa.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Eks Striker Manchester City Resmi Terpilih Jadi Presiden Georgia

    Eks Striker Manchester City Resmi Terpilih Jadi Presiden Georgia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mantan penyerang klub Liga Inggris Manchester City, Mikheil Kavelashvili, 53, memenangkan suara dewan elektoral pada Sabtu (14/12) untuk menjadi Presiden Georgia. Suara partai Georgian Dream (Mimpi Georgia) yang menaungi Kavelashvili, mendominasi dewan elektoral Georgia yang beranggotakan 300 orang.

    Sistem pemilihan presiden lewat dewan elektoral ini menggantikan pemilihan presiden langsung pada tahun 2017. Kavelashvili sendiri bermain untuk Manchester City dari tahun 1995-1997 sebelum bermain di beberapa klub di Liga Super Swiss.

    Seperti dilansir ITV News, Partai Mimpi Georgia mempertahankan kendali parlemen di negara Kaukasus Selatan itu dalam pemilihan umum pada tanggal 26 Oktober lalu, yang menurut pihak oposisi dicurangi dengan bantuan Rusia.

    Salome Zourabichvili, Presiden Georgia yang akan lengser dan partai-partai di Georgia yang pro-Barat, sejak itu memboikot sesi parlemen dan menuntut pemungutan suara ulang.

    Partai Mimpi Georgia telah berjanji untuk terus mendorong aksesi UE tetapi juga ingin “mengatur ulang” hubungan dengan Rusia.

    Pihak oposisi menyebut situasi itu sebagai pukulan bagi aspirasi Eropa negara itu dan kemenangan bagi mantan penguasa kekaisaran Rusia.

    Pada tahun 2008, Rusia terlibat perang singkat dengan Georgia, yang menyebabkan pengakuan Moskow atas dua wilayah yang memisahkan diri sebagai wilayah yang independen, dan peningkatan kehadiran militer Rusia di Ossetia Selatan dan Abkhazia.

    Para kritikus menuduh Partai Georgian Dream, yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili, seorang miliarder yang meraup kekayaannya di Rusia, menjadi semakin otoriter dan condong ke arah Moskow, tuduhan yang kemudian dibantah oleh partai yang berkuasa.

    Partai Georgian Dream baru-baru ini meloloskan undang-undang yang mirip dengan yang digunakan oleh Kremlin untuk menindak kebebasan berbicara dan hak-hak LGBTQ+.

    Salome Zourabichvili yang pro-Barat telah menjadi presiden sejak 2018 dan telah berjanji untuk tetap menjabat setelah masa jabatan enam tahunnya berakhir pada hari Senin (16/12), menggambarkan dirinya sebagai satu-satunya pemimpin yang sah sampai pemilihan baru diadakan.

    Keputusan Partai Georgian Dream bulan lalu untuk menangguhkan pembicaraan tentang upaya negara mereka untuk bergabung dengan Uni Eropa menambah kemarahan oposisi dan memicu protes.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • 9 Negara Tolak Gencatan Senjata Gaza di Sidang PBB, Ada Tetangga RI

    9 Negara Tolak Gencatan Senjata Gaza di Sidang PBB, Ada Tetangga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak sembilan negara menentang resolusi gencatan senjata segera, permanen dan tanpa syarat yang digelar oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) pada Rabu (11/12/2024).

    Melansir Al Jazeera pada Kamis (12/12/2024), dari 193 anggota majelis, sebanyak 158 suara mendukung resolusi tersebut, 9 suara menentang dan 13 abstain.

    Negara-negara yang menentang adalah Argentina, Republik Ceko, Hongaria, Israel, Nauru, Papua Nugini, Paraguay, Tonga, dan Amerika Serikat.

    Sementara itu, yang abstain adalah Albania, Kamerun, Fiji, Georgia, Lituania, Malawi, Mikronesia, Palau, Panama, Slovakia, Sudan Selatan, Togo, dan Ukraina.

    Dalam pemberian suara ini juga menandai pertama kalinya Jerman dan Italia memberikan suara mendukung gencatan senjata di Gaza. Akibatnya, Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di Kelompok Tujuh (G7) negara-negara industri besar yang terus menentangnya.

    Resolusi Majelis Umum tidak mengikat secara hukum, tetapi memiliki signifikansi politik, mewakili opini global tentang perang Israel di Gaza.

    Resolusi tersebut menuntut agar Israel menghormati mandat UNRWA dan menyerukan kepada pemerintah Israel “untuk mematuhi kewajiban internasionalnya, menghormati hak istimewa dan kekebalan UNRWA, dan menegakkan tanggung jawabnya untuk mengizinkan dan memfasilitasi bantuan kemanusiaan penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan dalam segala bentuknya ke dan di seluruh Jalur Gaza”.

    (luc/luc)

  • Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad di Suriah Bagi Rusia – Halaman all

    Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad di Suriah Bagi Rusia – Halaman all

    Pukulan Bagi Prestise Vladimir Putin, Arti Kejatuhan Rezim Assad bagi Rusia

     

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah mengawasi 13 tahun kehancuran yang menjadi ciri perang saudara Suriah, mantan presiden negara tersebut, Bashar al-Assad, telah meninggalkan Damaskus ke Moskow, Rusia.

    Moskow menjadi tempat pilihan pelarian Assad karena kemungkinan dia dan keluarganya bisa melajutkan kehidupan mewah, seperti sebelum penggulingan di negeri Beruang Merah tersebut.

    “Setelah berunding dengan sejumlah pihak yang bertikai di Republik Arab Suriah, Bashar al-Assad memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Suriah dan meninggalkan negara itu, serta memerintahkan pemerintah untuk menyerahkan kekuasaan secara damai,” ungkap Kementerian Luar Negeri Rusia pada hari Minggu.

    Komunikasi tersebut berlanjut, dengan mengklarifikasi bahwa, meskipun Rusia tidak mengambil bagian dalam negosiasi tersebut, Rusia tetap “berhubungan dengan semua faksi oposisi Suriah”.

    “Penggunaan kata “oposisi” secara resmi oleh Rusia untuk menggambarkan kelompok-kelompok yang kini menguasai Damaskus menandai adanya perubahan. Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dengan tegas menyebut kelompok-kelompok tersebut sebagai “teroris” dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera,” tulis jurnalis Al Jazeera, Simon Speakman Cordall, Rabu (11/12/2024) .

    Rusia terbukti menjadi sekutu penting rezim al-Assad setelah memasuki konflik pada tahun 2015.

    Dari memberikan perlindungan diplomatik di Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga mengerahkan kekuatan udaranya yang luas untuk membela rezim tersebut, para analis secara luas memuji Rusia yang telah mempertahankan kekuasaan al-Assad.

    Melalui dukungan itu, Presiden Vladimir Putin mampu memperluas pangkalan angkatan laut Rusia di Tartous, yang pertama kali didirikan selama pakta Suriah dengan Uni Soviet pada tahun 1971, serta pangkalan udara di dekatnya di Hmeimim yang telah dioperasikannya sejak tahun 2015.

    Kedua pangkalan tersebut, yang terletak di provinsi Latakia di pantai Mediterania Suriah, telah terbukti vital bagi ambisi internasional Rusia.

    Kedua pangkalan militer tersebut berfungsi sebagai landasan peluncuran untuk operasi dalam mendukung rezim Suriah serta tempat persiapan bagi Moskow untuk memproyeksikan pengaruhnya di seluruh wilayah Mediterania dan Afrika.

    “Kedua pangkalan itu penting bagi Rusia,” kata Mark Galeotti, kepala Mayak Intelligence, sebuah perusahaan riset dan konsultasi yang berpusat di Inggris yang berfokus pada Rusia, dan penulis beberapa buku tentang Putin dan Rusia.

    Meskipun Moskow berkomitmen terhadap operasi militernya di Ukraina, kekhawatirannya di Libya, Sudan, dan di seluruh Afrika Tengah sebagian besar bergantung pada pangkalannya di Latakia.

    “Turki tidak mengizinkan kapal perang untuk transit melalui Bosphorus,” lanjut Galeotti.

     “Itu berarti bahwa, tanpa pangkalan Rusia di Tartous, satu-satunya cara untuk memproyeksikan kekuatan angkatan laut ke Mediterania adalah melalui Baltik, yang tentu saja bukan cara yang ideal,” katanya.

    “Begitu pula, tanpa pangkalan udara di Hmeimim, penyediaan dukungan udara untuk operasi di Afrika juga akan bergantung pada niat baik Turki, yang mana kemungkinan besar tidak akan diterima dengan baik oleh Kremlin,” ungkapnya.

    Setidaknya untuk saat ini, integritas kedua pangkalan dan personelnya tampaknya telah terjamin, kata seorang sumber di Kremlin kepada kantor berita Rusia Interfax.

    Sumber Kremlin tidak memberikan indikasi berapa lama jaminan keamanan itu akan berlangsung.

    Beberapa blogger perang Rusia, banyak di antaranya dianggap dekat dengan militer, memperingatkan bahwa situasi di sekitar pangkalan tetap tegang.

    Dalam foto tanggal 20 November 2017 ini, Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, memeluk Presiden Suriah Bashar Assad di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia.

    Suaka Assad Jadi Pesan Buat Para Sekutu Putin

    Pelarian Al-Assad ke Moskow membuat pemimpin Suriah itu bergabung dengan tokoh penting lainnya yang telah melarikan diri ke ibu kota Rusia.

    Almarhum pemimpin Yugoslavia Slobodan Milosovic pernah hidup di bawah naungan Rusia.

    Berbagai pejabat Georgia yang dicari atas tuduhan kriminal di Tbilisi atas tindakan yang dilakukan sebelum Revolusi Mawar tahun 2003 juga melarikan diri ke Rusia, begitu pula dengan whistleblower Amerika Serikat, Edward Snowden.

    Namun, Alexey Muravyev dari Universitas Curtin Australia memperingatkan bahwa meskipun al-Assad mungkin telah kehilangan nilai praktis bagi Kremlin, simbolisme masih memiliki nilai.

    “Saya pikir ini lebih tentang simbolisme, tentang bagaimana Putin secara efektif bereaksi terhadap mereka yang secara pribadi loyal kepadanya,” katanya kepada Al Jazeera.

    “Dan jelas, Assad menunjukkan loyalitas pribadi kepada Putin selama bertahun-tahun, termasuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

    “Jadi ini adalah sinyal bagi klien dan teman Rusia lainnya di kawasan ini, di kawasan Teluk, di Timur Tengah yang lebih luas, serta di Afrika, di Asia,” katanya, “bahwa selama Anda tetap setia, kami tidak akan meninggalkan Anda. Kami tidak akan melakukan apa yang dilakukan orang Amerika di beberapa tempat. Kami akan menjaga Anda setelah kejadian.”

    Penggulingan Al-Assad tidak bertabur pertumpahan darah seperti yang terjadi di Suriah sejak upaya revolusi tahun 2011 yang memicu perang saudara.

    “Kami tahu bahwa Rusia tengah berunding dengan Iran dan Turki di Doha minggu lalu,” kata Galeotti, tentang pertemuan di sela-sela Forum Doha di Qatar antara dua sekutu utama rezim tersebut dan para penentangnya di Ankara.

    “Mungkin jalan keluar yang disetujui untuk Assad akan menghindari perlawanan terakhir yang brutal di Damaskus yang akan terjadi jika Assad tidak bisa melarikan diri,” katanya.

    “Bagi HTS juga, meski Iran akan selalu menjadi lawan, mungkin masuk akal untuk membuka dialog baru dengan Moskow,” katanya, merujuk pada Hayat Tahrir al-Sham, kekuatan oposisi yang kuat di Suriah yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh PBB, Rusia, Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

    Foto Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Suriah Bashar al-Assad (Tangkap layar X)

    Minus Satu Diktator dan Sekutu Putin

    Para kritikus Putin dan al-Assad dengan cepat merayakan jatuhnya pemimpin Suriah itu dan apa yang mereka lihat sebagai kemungkinan berakhirnya ambisi Rusia di Timur Tengah.

    “Minus satu diktator dan sekutu Putin,” tulis politisi oposisi terkemuka Rusia Ilya Yashin di X.

    Mantan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan: “Putin telah menjelek-jelekkan Assad untuk memperpanjang perangnya di Ukraina. Sumber dayanya terbatas, dan dia tidak sekuat yang dia pura-purakan.”

    Namun menurut beberapa pengamat, selama Rusia mampu mempertahankan pangkalannya di Latakia, tujuan kebijakan keseluruhannya, dan kedudukan regionalnya, ambisinya kemungkinan tidak akan terpengaruh.

    “Timur Tengah cukup penting bagi Rusia,” kata Paul Salem dari Institut Timur Tengah.

    Ia mengutip beberapa hubungan regional utama Rusia, seperti perdagangan energi dengan negara-negara Teluk, penjualan peralatan nuklir sipil, dan menurunnya penjualan senjata Moskow karena perang yang mahal di Ukraina, dan mengatakan semua itu tidak mungkin terpengaruh oleh hilangnya sekutu yang memecah belah.

    “Jadi kerugian [Suriah] tidak banyak berubah,” katanya.

    Bahkan pengerahan pasukan Rusia tahun 2015 untuk mendukung al-Assad dimaksudkan bukan sebagai bagian dari ambisi Timur Tengah yang lebih luas, melainkan sebagai penyeimbang ambisi regional AS dan upaya berulang kali untuk mengubah rezim, seperti di Irak dan Libya, kata Salem.

    Ia meramalkan bahwa hubungan regional utama Rusia, yakni dengan Iran, akan tetap utuh.

    “Kehilangan Assad jelas merupakan pukulan bagi prestise Putin secara umum,” kata Salem, tetapi “hal itu tidak banyak mengubah situasinya di Timur Tengah secara umum”.

     

    (oln/Al Jazeera/*)

  • Starlink Laku Keras, Begini Kondisinya di Indonesia

    Starlink Laku Keras, Begini Kondisinya di Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Cakupan internet berbasis satelit, Starlink, kian meluas. Di Indonesia, layanan milik Elon Musk tersebut sudah tersedia sejak Mei 2024.

    Dalam laman resminya, ada beberapa wilayah yang akan digarap Starlink pada 2025 mendatang. Antara lain beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara.

    Saat ini tercatat SpaceX memiliki sekitar 6.000 satelit Starlink yang aktif di orbit rendah Bumi (LEO). Musk mengatakan saat ini Starlink menguasai 2/3 satelit aktif di Bumi.

    Ke depan, SpaceX berencana meluncurkan 42.000 satelit untuk merampungkan konstelasi Starlink. Satelit itu diklaim mampu menyediakan internet berkecepatan tinggi dan konektivitas ponsel di berbagai penjuru dunia.

    Dalam laporan Cloudflare Radar Year in Review 2024, pertumbuhan trafik internet dari Starlink dikatakan mencapai 3,3 kali lipat. Grafiknya menunjukkan pertumbuhan signifikan dari awal Januari hingga Desember 2024.

    “Starlink milik SpaceX terus menjadi pemimpin dalam layanan internet berbasis satelit yang membawa konektivitas ke area-area yang belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi,” kata laporan tersebut, dikutip Rabu (11/12/2024).

    Ada beberapa wilayah yang mencatat pertumbuhan trafik internet dari Starlink paling banyak. Antara lain Zimbabwe yang baru menyediakan konektivitas Starlink pada 7 September lalu.

    Selain itu, Malawi yang dialiri internet Starlink sejak Juli 2023 sudah mencatat pertumbuhan trafik 38 kali lipat. Di Georgia, Starlink yang tersedia sejak 1 November 2023 sudah menunjukkan pertumbuhan trafik internet hingga 100 kali lipat di 2024.

    Terakhir yang paling signifikan adalah Paraguay yang mengumumkan ketersediaan Starlink sejak 21 Desember 2023. Sepanjang tahun, pertumbuhan trafik internet Starlink di negara tersebut mencapai 900 kali lipat.

    Di Indonesia sendiri, laporan Cloudflare menunjukkan trafik internet dari Starlink belum signifikan. Puncak trafik Starlink justru terlihat jelang ketersediaan resminya di Indonesia, ketika masih dalam tahap uji coba.

    Foto: Cloudflare
    Trafik internet Starlink di Indonesia 2024

    Secara umum, Starlink menyasar wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan internet dengan infrastruktur tradisional. Di Indonesia, pemerintah juga menganjurkan Starlink untuk melayani wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), bukan di kota-kota besar seperti Jakarta.

    Selain itu, Starlink juga berfungsi untuk mengalirkan konektivitas dalam kondisi darurat bencana dan perang. Pasalnya, infrastruktur jaringan telekomunikasi biasanya ambruk dalam situasi-situasi tersebut.

    Starlink juga menyediakan konektivitas penerbangan antar-pesawat, konektivitas pelayaran, serta kereta. Untuk akses portabel, konsumen dengan mudah berlangganan ‘Starlink Mini’.

    Terbaru, Starlink juga mengumumkan kemampuan untuk terhubung langsung ke ponsel atau ‘direct-to-cell’.

    Layanan itu akan mulai berfungsi untuk kemampuan teks pada akhir 2024, serta diperluas untuk fungsi lainnya mulai 2025 mendatang. Namun, di Indonesia pemerintah menegaskan izin Starlink tidak mencakup kapabilitas ‘direct-to-cell’.

    (fab/fab)

  • Warga RI Sudah Candu Parah, Asing Beberkan Buktinya

    Warga RI Sudah Candu Parah, Asing Beberkan Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari bagi manusia modern dalam mengakses informasi. Trafik internet pun terus meningkat dari tahun-ke-tahun.

    Secara global, trafik internet tumbuh 17,2% sepanjang 2024, menurut laporan dari firma jaringan pengiriman konten (CDN) dan keamanan web asal California, Cloudflare.

    Secara khusus di Indonesia, pertumbuhan trafik internet mencapai 32,4% atau di atas rata-rata global. Kendati demikian, Indonesia masih kalah dengan pertumbuhan trafik internet di Guinea, Afrika Barat, yang mencapai 350% atau tertinggi sedunia.

    Secara rata-rata kecepatan internet di Indonesia untuk download menurut Cloudflare berkisar di 35Mbps, sementara latensinya 41ms.

    Adapun akses internet paling banyak dilakukan lewat perangkat mobile seperti HP dan tablet yang mencapai 60,5%. Akses via desktop hanya 39,5%.

    Di perangkat mobile, Android masih mendominasi akses internet masyarakat Indonesia dengan pangsa pasar 91,3%. Sementara itu, iOS hanya meraup 8,7%, dikutip dari laporan resmi Cloudflare Radar Year in Review, Rabu (11/12/2024).

    Secara global, pertumbuhan trafik internet turut disokong layanan berbasis satelit Starlink milik Elon Musk. Layanan tersebut juga sudah mulai tersedia di Indonesia sejak beberapa bulan lalu.

    Menurut Cloudflare, trafik internet global dari Starlink tumbuh 3,3 kali lipat sepanjang 2024. Umumnya, pertumbuhan trafik internet Starlink yang signifikan bisa dilihat di beberapa negara seperti Zimbabwe, Malawi, Paraguay, dan Georgia. Indonesia belum menyumbang trafik internet yang signifikan untuk layanan di bawah SpaceX tersebut.

    (fab/fab)