Negara: Georgia

  • Korupsi yang Dirancang

    Korupsi yang Dirancang

    Korupsi yang Dirancang
    Guru Besar Ilmu Manajemen, Dosen Program Studi Doktor Manajemen Berkelanjutan Institut Perbanas
    Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.
    KORUPSI
    di Indonesia bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan hasil dari desain kekuasaan yang keliru.
    Setiap kali publik diguncang kasus
    korupsi
    yang melibatkan pejabat dan jejaring keluarganya, kemarahan muncul, lalu menghilang.
    Sistem tetap berjalan, aktor berganti, pola tetap sama. Ini menandakan satu hal penting: korupsi tidak lagi bersifat deviasi, tetapi terinstitusionalisasi.
    Dalam teori
    institutional corruption
    (Lessig, 2011), sistem dapat terlihat sah secara hukum, tapi gagal secara etika dan fungsi karena insentif yang mendorong penyimpangan.
    Ketika jabatan publik membuka akses terhadap rente ekonomi—anggaran, izin, proyek—maka korupsi menjadi adaptasi rasional, bukan anomali.
    Becker (1968) bahkan menegaskan, kejahatan akan terus terjadi selama manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Dalam konteks ini, korupsi bukan soal karakter individu, melainkan logika sistem yang salah arah.
    Fenomena proyek ijon memperlihatkan bagaimana korupsi dimulai jauh sebelum kekuasaan dijalankan.
    Dalam teori
    political finance
    (Scarrow, 2007), biaya politik yang mahal menciptakan ketergantungan struktural kandidat pada penyandang dana. Relasi ini melahirkan
    quid pro quo:
    dukungan hari ini ditukar dengan kebijakan dan proyek esok hari.
    Akibatnya, ruang kebijakan publik telah terkunci sejak awal. APBD kehilangan fungsi sebagai instrumen pembangunan dan berubah menjadi alat pembayaran utang politik.
    Dalam kerangka
    state capture
    (Hellman, Jones, & Kaufmann, 2000), kebijakan negara dibajak oleh kepentingan sempit sebelum negara sempat menjalankan mandatnya. Inilah sebabnya korupsi di tingkat daerah sering bersifat masif, terencana, dan tidak mudah dibongkar.
    Negara-negara yang berhasil keluar dari jebakan ini tidak memulai dari moral, tetapi dari pembenahan desain politik.
    Jerman dan Kanada, misalnya, menekan korupsi bukan dengan hukuman ekstrem, tetapi dengan membuat biaya politik murah, transparan, dan diaudit ketat.
    Dana kampanye dibatasi, dilaporkan
    real-time,
    dan pelanggaran administratif ditindak cepat. Hasilnya, insentif untuk menjual proyek sebelum berkuasa menjadi tidak rasional.
    Keterlibatan keluarga dalam korupsi sering disederhanakan sebagai nepotisme. Padahal, secara teoritik, ia merupakan solusi informal atas lemahnya institusi.
    Dalam
    principal–agent theory
    (Jensen & Meckling, 1976), masalah utama bukan niat, melainkan kepercayaan. Ketika sistem hukum tidak mampu menjamin kepastian dan perlindungan, aktor politik memilih keluarga dan kolega sebagai
    trust network.
    Di sinilah korupsi berubah menjadi organisasi ekonomi tertutup. Keluarga dan kolega berfungsi sebagai penyimpan aset, perantara proyek, dan pelindung konflik kepentingan.
    Hukuman pidana terhadap individu menjadi tidak efektif karena aset dan kendali tersebar. Penindakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan kapasitas negara, tapi teori
    deterrence
    menegaskan bahwa tanpa pemiskinan aset dan pemutusan jaringan, efek jera hanya bersifat simbolik.
    Sebaliknya, Singapura memutus korupsi keluarga dengan pendekatan berbeda. Negara ini tidak hanya menghukum pelaku, tetapi menghilangkan ruang aman bagi aset dan konflik kepentingan.
    Transparansi kekayaan, larangan keras keterlibatan keluarga dalam urusan negara, serta kepastian hukum yang cepat membuat korupsi menjadi risiko karier yang permanen, bukan spekulasi sesaat.
    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa korupsi tidak diberantas, melainkan digantikan. Digantikan oleh sistem yang membuat korupsi tidak rasional secara ekonomi, politik, dan sosial.
    Georgia pasca-2004, misalnya, tidak memulai dengan memburu semua pelaku lama, tetapi dengan memotong total ruang rente melalui digitalisasi layanan publik, deregulasi radikal, dan pemecatan massal aparat korup. Hasilnya, peluang korupsi runtuh karena sistemnya tidak lagi menyediakan celah.
    Pelajaran utamanya jelas: negara harus beralih dari pendekatan moralistik ke rekayasa insentif. Pembiayaan politik harus transparan dan murah.
    Hukuman harus menargetkan manfaat ekonomi, bukan sekadar badan. Konflik kepentingan keluarga harus ditutup secara sistemik.
    Data anggaran dan pengadaan harus terbuka, dapat dilacak, dan diawasi publik. KPK perlu diposisikan bukan hanya sebagai penindak, tetapi sebagai arsitek sistem pencegahan yang mengikat.
    Namun, desain negara tidak akan bekerja tanpa masyarakat. Dalam teori
    collective action
    (Olson, 1965), kejahatan sistemik bertahan karena publik tidak bertindak serempak.
    Normalisasi korupsi kecil, toleransi politik uang, dan cepatnya publik melupakan skandal membuat korupsi hidup dari kelelahan sosial.
    Negara-negara yang berhasil menekan korupsi membangun ingatan publik yang panjang, bukan sekadar kemarahan sesaat.
    Korupsi di Indonesia tidak akan berhenti karena kita membencinya. Ia berhenti ketika sistem membuatnya bodoh untuk dilakukan.
    Ketika biaya politik transparan, ketika hukuman finansial melampaui hasil kejahatan, ketika keluarga tidak lagi menjadi benteng, dan ketika publik tidak mudah lupa.
    Selama jabatan masih diperlakukan sebagai investasi, proyek sebagai panen, dan kekuasaan sebagai warisan, korupsi akan terus hidup. Bukan sebagai kecelakaan, tetapi sebagai konsekuensi desain yang belum kita berani ubah.
    Pertanyaannya kini tinggal satu: apakah negara siap mengganti korupsi dengan sistem yang lebih rasional, atau terus hidup dalam korupsi yang ia rancang sendiri?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tegang! Pesawat Militer China-Rusia Melintas, Korsel Kerahkan Jet Tempur

    Tegang! Pesawat Militer China-Rusia Melintas, Korsel Kerahkan Jet Tempur

    Seoul

    Militer Korea Selatan (Korsel) mengerahkan sejumlah jet tempurnya setelah mendeteksi pesawat-pesawat militer China dan Rusia terbang keluar-masuk zona pertahanan udaranya pada Selasa (9/12) waktu setempat.

    Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korsel, seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (9/12/2025), melaporkan sebanyak tujuh pesawat militer Rusia dan dua pesawat militer China terdeteksi memasuki Zona Identifikasi Pertahanan udara Korea (KADIZ) pada Selasa (9/12) pagi, sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

    Tak lama setelah itu, sebut JCS, pesawat-pesawat asing itu terbang meninggalkan zona pertahanan udara Korsel.

    Meski memasuki zona pertahanan udara, ditegaskan oleh JCS bahwa tidak ada pesawat militer China maupun Rusia yang melanggar wilayah udara Korsel.

    Dikatakan JCS dalam pernyataannya bahwa pesawat-pesawat militer China dan Rusia itu telah diidentifikasi, kemudian sejumlah jet tempur Korsel dikerahkan sebagai respons atas situasi tersebut, dan untuk berjaga-jaga jika terjadi keadaan darurat.

    “Mengerahkan sejumlah jet tempur untuk mengambil langkah-langkah taktis dalam persiapan menghadapi segala kemungkinan,” sebut JCS dalam pernyataannya.

    Pesawat-pesawat militer China dan Rusia itu, sebut militer Korsel yang dikutip kantor berita Yonhap, terdeteksi mengudara selama satu jam di dalam zona pertahanan udara yang terletak di lepas pantai timur dan selatan Korsel, sebelum meninggalkan zona tersebut.

    Pesawat-pesawat asing itu terdeteksi sebelum memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korsel, yang didefinisikan sebagai wilayah yang lebih luas di mana negara-negara mengawasi pesawat-pesawat untuk alasan keamanan, tetapi bukan merupakan wilayah udara mereka.

    Belum ada tanggapan langsung dari Beijing maupun Moskow atas laporan Seoul tersebut.

    Namun menurut laporan Yonhap, pesawat-pesawat militer China dan Rusia biasanya melakukan latihan gabungan di sekitar Semenanjung Korea sebanyak sekali atau dua kali dalam setahun.

    Sejak tahun 2019, China dan Rusia secara rutin menerbangkan pesawat militer ke zona pertahanan udara Korsel tanpa pemberitahuan sebelumnya, dengan alasan latihan gabungan.

    Pada November tahun lalu, Seoul mengerahkan sejumlah jet tempur setelah mendeteksi lima pesawat militer China dan enam pesawat militer Rusia terbang melintasi zona pertahanan udaranya.

    Tonton juga video “Pesawat Militer Turki Jatuh di Georgia, 18 Jenazah Ditemukan”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ada Hari Apa Saja yang Diperingati Setiap 8 Desember? Yuk Cari Tahu!

    Ada Hari Apa Saja yang Diperingati Setiap 8 Desember? Yuk Cari Tahu!

    Berdasarkan catatan Liputan6.com, Uni Soviet memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, dengan wilayah kekuasaan dari Laut Baltik dan Finlandia di barat, Samudera Pasifik hingga mendekati Alaska di timur, Laut Kaspia dan Iran di selatan, serta melewati lingkaran Arktik di utara.

    Namun, pada dekade ketujuh, kerajaan poliglot terakhir di muka bumi itu runtuh dan akhirnya dibubarkan pada 1991, dikutip dari Chicago Tribune. Keputusan pada Minggu, 8 Desember 1991 oleh Rusia, Ukraina, dan Belarusia untuk membentuk persemakmuran negara-negara merdeka (commonwealth) mengakhiri kekaisaran itu.

    Sebenarnya, Uni Soviet telah ‘sekarat’ selama setengah dekade sebelumnya, sejak reformasi Presiden Mikhail Gorbachev melonggarkan otoritas pusat yang memegang tempat-tempat beragam seperti Latvia dan Uzbekistan, Ukraina, dan Tadzhikistan secara bersamaan.

    Negara adikuasa (superpower) yang menjadi musuh Perang Dingin Barat adalah sebuah bangsa yang disatukan — sering kali dengan paksaan dan intimidasi — dan disebut Rusia sebagai Tsar (kekaisaran).

    Negara yang dikenal sebagai Union of Soviet Socialist Republics (USSR) lahir pada 30 Desember 1922, dengan penandatanganan perjanjian membentuk konfederasi Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Republik Kaukasia — Azerbaijan, Armenia, dan Georgia.

    Dibangun oleh sistem komunis yang berakar pada gagasan Bolshevik tentang revolusi dunia, inti negara itu berkembang dengan cepat hingga mencakup republik-republik Asia Tengah di Uzbekistan, Kazakhstan, Tadzhikistan, Turkmenia, dan Kirgizia di akhir tahun 1920-an.

    Terlepas dari ukurannya, Uni Soviet mencakup wilayah yang lebih sedikit daripada kekaisaran Tsar dari Dinasti Romanov yang mendahuluinya ketika didirikan.

    Vladimir Lenin, pendiri negara Soviet, juga sempat memberikan kemerdekaan atau kehilangan kendali atas Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, wilayah kekaisaran Polandia, bagian barat Ukraina dan Belarusia, serta Bessarabia di tempat yang sekarang disebut Moldavia.

    Selama dua dekade berikutnya, dekade di mana diktator Josef Stalin dengan kejam memaksakan visinya pada serikat pekerja, negara pun berkembang.

     

     

     

  • Flu Burung Mewabah, Apa Risikonya Bagi Manusia?

    Flu Burung Mewabah, Apa Risikonya Bagi Manusia?

    Jakarta

    Merujuk lembaga kesehatan masyarakat dan para ahli di Amerika Serikat (AS), risiko terjadinya pandemi manusia lainnya saat ini tetap rendah Meskipun seorang pria di AS meninggal akibat flu burung.

    Pria yang meninggal pada November 2025 adalah kasus manusia pertama di AS sejak Januari tahun ini. Meskipun, tampaknya tidak menularkan penyakit tersebut kepada manusia lain. Menurut para ahli, hal ini membuat risiko terjadinya wabah penyakit baru bagi manusia tetap rendah. Hal yang sama berlaku untuk kasus flu burung pada manusia lainnya pada 2025.

    Namun, bagi hewan, penyakit ini sudah menimbulkan dampak yang mengerikan.

    “Ini bukan lagi hanya berdampak pada sektor unggas atau burung liar,” kata Gregorio Torres, Kepala Divisi Sains di Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), kepada DW.

    Data yang diperoleh DW menunjukkan hampir sembilan juta unggas telah dimusnahkan di seluruh dunia sejak Oktober. Sebagian besar dilakukan di AS, Kanada, dan Jerman. Hal ini karena Amerika Utara dan Eropa menghadapi wabah di peternakan dan di alam liar.

    Virus ini telah menyebar ke berbagai jenis hewan, tidak hanya burung. Gelombang saat ini, yang sebagian besar disebabkan oleh subtipe H5N1, telah menyebabkan ternak sapi, babi, kucing, anjing, dan mamalia liar juga terinfeksi.

    Flu burung: Penyakit dan kematian

    Influenza unggas yang sangat patogenik (HPAI) merujuk pada virus flu burung yang menyebabkan infeksi parah pada unggas.

    WOAH, organisasi antarpemerintah yang bertanggung jawab mengoordinasikan dan memantau kesehatan hewan di seluruh dunia, menganggap virus, khususnya jenis 2.3.4.4b H5N1 flu burung, sebagai ancaman serius bagi keanekaragaman hayati. Virus ini menjadi penyebab utama infeksi pada spesies hewan.

    Penanganan wabah penyakit merupakan tugas yang intensif. Kerja sama antara lembaga pemantau hewan, seperti WOAH, ilmuwan kedokteran hewan (veteriner) dan satwa liar, serta lembaga kesehatan masyarakat manusia, dianggap penting untuk mengendalikan penyebaran.

    Risiko rendah bagi manusia, berdampak besar pada hewan

    HPAI telah terdeteksi di setiap benua pada tahun 2025, baik di darat maupun di laut. Skala penyebaran ini menjadi sorotan pada 25 November ketika otoritas Australia mengonfirmasi bahwa flu burung telah mencapai wilayah terpencil mereka di Samudra Hindia, tepatnya di Pulau Heard, sekitar 4.300 kilometer sebelah barat daya daratan utama benua Australia. Di wilayah tersebut, penyakit ini telah menginfeksi singa laut.

    Sebelumnya, flu burung telah menyebabkan kematian massal pada populasi serupa di sepanjang pantai Amerika Selatan. Selain itu, para peneliti juga mendeteksi infeksi pada lumba-lumba.

    Namun, flu burung tetap menjadi ancaman utama bagi sektor pertanian.

    Pada musim gugur 2025, peternak unggas Jerman dihadapkan pada awal musim flu burung yang datang lebih cepat. Penyakit tersebut menyebar melalui burung bangau yang bermigrasi dari Swedia untuk pertama kalinya. Hal ini menyebabkan lebih dari satu juta unggas dimusnahkan di Jerman.

    Burung yang bermigrasi adalah penyebab utama penyebaran flu burung antarbenua.

    Ketika mereka meninggalkan belahan utara saat musim dingin semakin dekat, burung-burung ini berhenti di dekat rawa-rawa untuk beristirahat dan memulihkan energi. Persinggahan ini dapat membuat mereka bersentuhan dengan populasi burung lokal.

    Mutasi membuat flu burung lebih mudah menyebar

    Jika terinfeksi HPAI, burung yang bermigrasi memiliki kemungkinan tinggi untuk menularkan patogen ke burung liar atau ternak lainnya. Hal ini memicu reaksi berantai penularan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mutasi pada klad 2.3.4.4b H5N1 telah membuat infeksi pada semua jenis burung liar menjadi lebih mudah.

    Artinya, penyebaran penyakit melalui udara di antara populasi bebek, angsa, atau itik lokal dapat secara efektif membawa penyakit tersebut ke suatu wilayah, di mana penyakit tersebut dapat terus menyebar bahkan tanpa bantuan burung migran.

    Salah satu solusinya terletak pada langkah-langkah “biosekuriti yang ketat,” kata para ahli kepada DW. Artinya, pemerintah harus memiliki protokol ketat yang diterapkan untuk memastikan ruang pertanian dapat mengurangi risiko flu burung di tingkat lokal.

    Biosekuriti yang kuat sangat penting untuk mengendalikan wabah, mencegah penularan, dan mengurangi risiko kejadian di masa mendatang, kata Justin Bahl, seorang epidemiolog dan biologi evolusioner dari University of Georgia, AS.

    “Selama kita memiliki biosekuriti dan tetap waspada, maka saya pikir kita berada dalam posisi yang baik saat ini,” kata Bahl kepada DW. “Biosekuriti yang longgar justru menjadi risiko yang lebih besar.”

    Mengendalikan penyebaran virus di antara hewan mengurangi risiko skenario terburuk, yakni mutasi yang memudahkan penularan ke manusia dan bahkan antarmanusia.

    Pandangan ini juga diungkapkan oleh Amira Roess, seorang epidemiolog kesehatan global di Universitas George Mason, AS. Roess mengatakan kepada DW bahwa pemantauan aktif dan pengujian penyakit membantu mencegah penyebaran flu burung di antara kawanan unggas, sekaligus mengurangi risiko mutasi yang dapat membuat penularan ke manusia lebih mudah terjadi.

    “Setiap kali kita melihat peningkatan kematian akibat influenza pada unggas atau burung liar, kita perlu memperhatikan dan menerapkan pengawasan yang kuat agar dapat mengidentifikasi mutasi penting jika muncul,” kata Roess melalui email. “Fakta bahwa kita belum melihat kasus manusia yang parah menunjukkan bahwa sejauh ini varian virus yang beredar tampaknya tidak menimbulkan ancaman signifikan bagi kesehatan manusia.”

    Para ahli yang diwawancarai DW untuk artikel ini juga menekankan pentingnya kerja sama antar negara karena burung liar tidak mengenal batas negara. Seperti yang ditunjukkan oleh pandemi COVID-19, virus pun tidak mengenal batas negara.

    “Ini adalah masalah global,” kata Torres. “Kita perlu transparan, dan informasi perlu dibagikan demi kepentingan semua pihak, termasuk kesehatan manusia dan hewan.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Algadri Muhammad

    Editor: Tezar Aditya

    (ita/ita)

  • Kisah Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

    Kisah Perempuan yang Lahir Tanpa Rahim

    Jakarta

    Georgia Barrington baru saja menjadi seorang ibu. Namun, bukan ia yang melahirkan putrinya.

    Persalinan itu dilakoni sahabatnya, Daisy Hope. Dia mengandung dan melahirkan bayi tersebut sebagai pemenuhan janji yang mereka buat saat masih remaja.

    Daisy dan Georgia nyaris tak terpisahkan sepanjang hidup.

    Mereka mendaku sebagai “sahabat terbaik” dan tumbuh besar bersama karena ayah mereka juga bersahabat.

    Kedekatan masa kecil itulah yang menjadi dasar sebuah janji yang belakangan mengubah hidup.

    Pada usia 15 tahun, Georgia mendapat kabar yang tak pernah dibayangkan gadis mana pun: ia lahir tanpa rahim dan tak akan pernah bisa mengandung anak.

    Georgia didiagnosis mengidap Mayer-Rokitansky-Kster-Hauser (MRKH), sebuah sindrom langka yang menimpa 1:5.000 perempuan.

    “Kabar itu menghancurkan saya. Seluruh dunia saya runtuh,” kenangnya.

    “Sejak kecil, saya selalu membayangkan menjadi seorang ibu, tapi tiba-tiba semua mimpi itu hilang,” imbuhnya.

    Daisy mengaku bisa mengingat jelas diagnosis yang didapat sahabatnya, Georgia. Saat itu dia berpikir betapa “tidak adilnya” nasib sang sahabat karena Georgia selalu bermimpi punya anak, tapi malah tidak akan bisa mengandung.

    “Saya hanya ingin ia merasa sedikit lebih baik dan memberinya harapan bahwa ini bukan akhir dunia,” kata Daisy kepada program Ready to Talk with Emma Barnett.

    “Jadi, saya bilang kepadanya bahwa suatu hari nanti saya akan mengandung bayi untuknya.”

    “Saya mungkin belum sepenuhnya paham apa yang dikatakan waktu itu, tapi saya selalu tahu bahwa ini adalah hal yang akan saya lakukan untuk Georgia.”

    Georgia BarringtonGeorgia Barrington dan Daisy Hope saat masih anak-anak.

    Georgia berkarier sebagai bidan, membenamkan dirinya dalam dunia yang dulu ia takuti.

    “Pernah ada yang bertanya apakah ini pilihan karier yang tepat untuk saya,” katanya.

    “Tapi, justru pekerjaan ini membantu saya pulih, dan jauh di dalam hati, saya tahu bahwa saya akan memiliki anak dengan cara apa pun,” sambungnya.

    Baca juga:

    Beberapa tahun kemudian, Daisy melahirkan anak pertamanya. Adapun Georgia bertugas sebagai bidannya.

    Seiring waktu, Daisy bertekad memenuhi janjinya.

    “Cinta yang saya rasakan untuk anak saya luar biasa, dan saya merasa semua orang berhak merasakan hal itu,” ujarnya.

    Ia mengakui sempat “agak naif” pada awal proses, karena kehamilan pertamanya berjalan lancar sehingga ia “mengira semuanya akan semulus itu lagi.”

    Harapan sempat runtuh

    Daisy menepati kaulnya, yaitu mengandung anak untuk Georgia.

    Pada 2023, kedua sahabat tersebut memulai proses bayi tabung alias IVF.

    Daisy sempat hamil dari embrio pertama.

    Awalnya, semuanya terlihat normal dan kedua sahabat itu mulai percaya bahwa masa depan yang mereka bayangkan perlahan terwujud.

    Namun, pada pemeriksaan kehamilan pada usia tujuh pekan, monitor pemeriksaan menunjukkan rahim Daisy kosong.

    Georgia mengingat momen ketika perawat mengatakan tak melihat apa pun setelah memindai rahim Daisy.

    “Rasanya seperti tenggelam, dan seketika seluruh harapan runtuh,” ujar Georgia.

    Sepekan kemudian, dokter memastikan embrio itu tak berkembang menjadi janin.

    Daisy mengaku diliputi duka yang berat saat itu. Ia merasa telah mengecewakan sahabatnya.

    Sementara itu, Georgia berhadapan dengan kenyataan pahit: bahwa upaya terbaik yang mereka lakukan pun rupanya belum jua berhasil.

    Meski begitu, keduanya kembali berusaha.

    Pada percobaan kedua, situasinya berbeda.

    “Saat mengetahui saya hamil lagi, rasanya dunia tidak mungkin sekejam itu untuk kedua kalinya,” kata Daisy.

    Georgia BarringtonGeorgia Barrington (kiri) dan Daisy Hope (kanan).

    Saat pemeriksaan kehamilan di usia enam pekan, bayangan kekecewaan saat kehamilan pertama sempat kembali hadir.

    Kala itu, keduanya duduk di ruang pemeriksaan. Mereka menahan napas saat monitor pemeriksaan menunjukkan detak jantung kecil.

    Namun, beberapa jam kemudian, Daisy mulai mengalami pendarahan hebat.

    “Ada kekhawatiran semuanya akan terulang, dan itu sangat menakutkan,” kata Daisy.

    Ia mengalami pendarahan selama sekitar enam jam, bahkan sempat percaya bahwa ia telah mengalami keguguran

    Namun, saat dokter memeriksa ulang, ada detak jantung janin di rahim Daisy. Kehamilan Daisy berlanjut.

    Daisy belakangan melahirkan sedikit lebih awal dari perkiraan. Seorang bayi perempuan keluar dari rahimnya.

    Georgia mengaku begitu larut dalam momen tersebut. Ia sampai lupa mengecek jenis kelamin bayi yang dilahirkan sahabatnya.

    “Begitu melihat kepala bayi itu, semuanya pecah. Kami semua menangis,” ujar Georgia.

    Georgia mengaku masih tak percaya bahwa ia kini betul-betul menjadi seorang ibu.

    Ia pun berharap dapat “menikmati momen ini dan menghadiahkannya kepada dirinya di masa lalu: gadis 15 tahun yang tengah duduk di ruang praktik dokter.”

    Saat Georgia menjabarkan tentang betapa “beruntung dan bersyukur” dirinya, Daisy menambahkan bahwa ia akan selalu membantu sahabatnya dengan cara apa pun.

    “Kami memiliki ikatan yang tak dimiliki orang lain dengan sahabatnya, karena kami telah melalui sesuatu yang begitu personal.”

    Semua episode Ready to Talk with Emma Barnett tersedia di BBC Sounds. Episode baru dirilis setiap hari Jumat.

    (ita/ita)

  • Internet Dimanipulasi Pemerintah, Netizen Dibungkam Habis-habisan

    Internet Dimanipulasi Pemerintah, Netizen Dibungkam Habis-habisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebebasan internet secara global merosot tajam. Laporan Freedom on the Net yang dirilis Freedom House menunjukkan bahwa untuk tahun ke-15 berturut-turut, ruang digital dunia semakin tertekan oleh kontrol pemerintah hingga manipulasi informasi. Laporan tahun ini bertajuk “An Uncertain Future for the Global Internet”.

    Laporan Freedom House menunjukkan kondisi yang semakin mengkhawatirkan. Dari 72 negara yang dinilai, kebebasan internet menurun di 27 negara.

    Kenya mencatat penurunan terbesar, sementara Bangladesh menjadi negara dengan peningkatan paling signifikan setelah gerakan mahasiswa menggulingkan rezim represif pada Agustus 2024.

    China dan Myanmar tetap menjadi negara dengan kondisi kebebasan internet terburuk, sementara Islandia menjadi yang paling bebas.

    Situasi global pun tak kalah mengkhawatirkan. Sembilan dari 18 negara yang dikategorikan “Bebas” justru mengalami penurunan, termasuk Georgia, Jerman, dan Amerika Serikat.

    Freedom House juga mencatat rekor baru, warga di setidaknya 57 negara ditangkap atau dipenjara karena ekspresi daring terkait isu sosial, politik, maupun agama selama periode Juni 2024 hingga Mei 2025.

    Negara seperti Mesir, Pakistan, Rusia, Turki, dan Venezuela, yang selama 15 tahun terakhir mengalami kemunduran paling parah karena semakin memperketat kontrolnya.

    Otoritas di negara-negara itu meningkatkan pengawasan komunikasi elektronik dan menjatuhkan hukuman lebih berat bagi masyarakat yang menyuarakan kritik, terutama selama momen pemilu dan aksi protes.

    Manipulasi ruang digital juga meningkat signifikan. Indikator terkait penipuan daring mengalami penurunan paling konsisten selama 15 tahun terakhir.

    Laporan mencatat lonjakan konten buatan AI serta influencer yang menyebarkan pesan pro-pemerintah tanpa transparansi. Kini, 70% populasi dunia hidup di negara yang pemerintahnya aktif berupaya memanipulasi informasi di internet.

    Laporan itu juga memperingatkan anonimitas di internet memasuki fase krisis. Teknologi verifikasi identitas yang diadopsi luas, sebagian dengan alasan melindungi anak, dinilai mengancam kebebasan dan keamanan pengguna di ruang digital.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Menlu AS Palsu Tipu Pejabat Pemerintah, Korbannya Banyak

  • Petaka Tarif Trump, Ramai-ramai Serbu Produk Bekas Ogah Beli Baru

    Petaka Tarif Trump, Ramai-ramai Serbu Produk Bekas Ogah Beli Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak masyarakat Amerika Serikat (AS) yang tengah tergila-gila belanja baju bekas. Ini jadi berkah tersendiri bagi platform ThredUp.

    ThredUp mengantongi pertumbuhan pendapatan mencapai 34% year-on-year (yoy) pada kuartal III. Dalam periode yang sama, lebih banyak pelanggan baru yang masuk dengan pertumbuhan 54% pembeli selama setahun.

    Perusahaan juga memiliki empat fasilitas gudang di seluruh Amerika Serikat (AS). Salah satunya di Suwanee, Georgia dengan luas 600 ribu kaki persegi yang memproses 40 ribu potong pakaian bekas perhari.

    “Ini merupakan sistem gantungan pakaian terbesar di dunia. Kami bisa menyimpan lebih dari 3,5 juta barang di sini,” kata direktur senior operasional ThredUp, Justin Pina dikutip dari CNBC Internasional, Senin (17/11/2025).

    ThredUp menggunakan AI untuk operasional di gudangnya. Otomatisasi berjalan bersama dengan para pekerja manusia, dengan memotret, melakukan kategori, dan menentukan harga ribuan pakaian per jam.

    Gelombang baju bekas yang masuk di Amerika Serikat (AS) didorong karena tarif baru impor yang diumumkan Presiden Donald Trump. Tujuannya untuk memajukan manufaktur dalam negeri, namun sebaliknya menghantam industri fashion yang sangat bergantung pada impor.

    CEO ThredUp James Reinhart mengatakan pihaknya telah melihat tren itu. Bisnis perusahaannya memiliki arus kas bebas positif dengan pertumbuhan mencapai dua digit.

    “Kami puas dengan kondisi ekonominya, margin kotor mendekati 80% dan operasionalnya dibangun sepenuhnya di AS,” jelasnya.

    ThredUp juga berupaya mengembangkan bisnisnya dengan AI. Teknologi itu bekerja untuk memotret, melakukan kategori, dan menentukan harga ribuan pakaian per jam.

    “AI benar-benar mempercepat adopsi. AI membantu kami meningkatkan penemuan, gaya dan personalisasi pembeli,” ucap Reinhart.

    Dia juga memastikan kemenangan perusahaannya karena memiliki infrastruktur di dalam negeri, otomatisasi dan AI. Termasuk memastikan barang bekas bakal jadi pusat masa depan fashion.

    “Masa depan fashion akan lebih berkelanjutan. Dan barang bekas jadi pusatnya,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 14 Negara dan NATO Ucapkan Duka untuk Korban Kecelakaan Pesawat Kargo Militer Turki

    14 Negara dan NATO Ucapkan Duka untuk Korban Kecelakaan Pesawat Kargo Militer Turki

    JAKARTA – Sejumlah petinggi negara mengucapkan bela sungkawa atas kecelakaan yang dialami pesawat kargo militer Turki mengangkut 20 pada Selasa 11 November. Pesawat itu jatuh di dekat perbatasan Azerbaijan-Georgia. 

    Presiden Republik Turki Siprus Utara (TRNC) Tufan Erhurman mengucapkan duka cita atas insiden tersebut. Dia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan dikuatkan. 

    “Mendoakan kesabaran bagi keluarga, orang-orang terkasih, dan rakyat Turki,” kata Erhurman  dikutip dari Anadolu, Rabu 12 November. 

    Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengirimkan pesan belasungkawa kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dia menyampaikan duka cita atas hilangnya nyawa dalam kecelakaan tersebut.

    Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev juga mengirimkan pesan duka cita kepada Erdogan dan rakyat Turki serta keluarga para korban.

    Selanjutnya, Perdana Menteri (PM) Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan duka citanya melalui akun media sosial (medsos) X. 

    “Berduka cita atas jatuhnya pesawat C-130 Turki yang tragis di Georgia. Belasungkawa yang tulus untuk saudara saya tercinta, Presiden Recep Tayyip Erdogan, keluarga para penumpang, dan saudara-saudari kami di Turki. Doa dan pikiran kami menyertai mereka di masa duka ini,” tulis Sharif .

    Sementara Kementerian Luar Negeri Afghanistan juga menyampaikan “duka cita yang mendalam atas insiden jatuhnya pesawat angkut militer Turki.”

    “Kami dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki, serta keluarga para korban,” demikian penyataan Kemenlu Afganistan melalui akun X-nya.

    Pesawat kargo militer Turki. (X @Defence_Turk)

    Kementerian Luar Negeri Yordania menyampaikan “belasungkawa yang tulus” kepada pemerintah dan rakyat Turki atas para korban kecelakaan pesawat kargo militer Turki.

    Juru bicara Kemenlu Yordania, Foad Majali menegaskan solidaritas dan dukungan penuh kerajaan kepada Turki, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.

    Kemudian ada Utusan khusus AS untuk Suriah dan Duta Besar AS untuk Turki, Tom Barrack, yang mengatakan “sangat berduka atas jatuhnya pesawat Angkatan Bersenjata Turki.” 

    Barrack menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para prajurit yang gugur, dan rakyat Turki, serta menegaskan kembali bahwa “Amerika Serikat menyatakan solidaritasnya kepada sekutu Turki kami.”

    Dalam sebuah unggahan di X, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga menyampaikan “belasungkawa terdalam kepada Sekutu kami, Turki, dan keluarga tercinta dari semua korban yang gugur dalam kecelakaan tragis pesawat militer Turki.”

    “Kami menghormati jasa mereka dan sangat berterima kasih atas semua yang telah dilakukan Angkatan Bersenjata Turki, dan juga semua pria dan wanita berseragam kami di seluruh Aliansi, untuk menjaga keselamatan kita setiap hari,” tambahnya.

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani juga menyatakan solidaritasnya kepada Turki. “Saya sangat berduka atas jatuhnya pesawat kargo militer Turki C-130 di wilayah Georgia saat dalam perjalanan dari Azerbaijan ke Turki,” tulis Tajani di X.

    Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyampaikan dukungan kepada rakyat Turki, pihak berwenang, angkatan bersenjata, dan tim penyelamat yang bekerja di lokasi kecelakaan.

    Estonia juga menyampaikan belasungkawa kepada Turki. “Estonia menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Turki atas kecelakaan tragis pesawat kargo militer Turki di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri di X.

    “Pikiran dan simpati terdalam kami bersama keluarga dan orang-orang terkasih dari para awak pesawat yang kehilangan nyawa. Estonia menyampaikan solidaritas penuh kepada Turki di masa sulit ini,” tambahnya.

    Lituania juga menyampaikan belasungkawa kepada Turki. Kementerian Luar Negeri Lituania menulis di X: “Kami sangat berduka atas kecelakaan tragis pesawat kargo militer Turki di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan.”

    Sementara Kementerian Luar Negeri Rumania di akun X-nya menyebutkan: “Kami sangat berduka atas jatuhnya pesawat militer Turki yang tragis di dekat perbatasan Georgia-Azerbaijan. Rumania menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada Turki dan keluarga para awak yang gugur. Kami berdiri bersama teman-teman Turki kami di masa sulit ini.”

    Selanjutnya Menteri Luar Negeri Malta, Ian Borg, menyampaikan belasungkawa kepada Turki.

    “Sangat berduka atas jatuhnya pesawat Turki di Georgia. Belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan sahabat dari mereka yang gugur. Kami turut berduka cita atas kehilangan tragis ini,” ujar Borg di X.

    Kemudian Presiden Kosovo, Vjosa Osmani, juga menyampaikan belasungkawa. Dia mengatakan, “Belasungkawa yang mendalam kepada Presiden @RTErdogan, Angkatan Bersenjata Turki, dan rakyat Turki.”

  • Pesawat Kargo Militer Turki Jatuh, Keseluruhan 20 Orang Tewas

    Pesawat Kargo Militer Turki Jatuh, Keseluruhan 20 Orang Tewas

    Jakarta

    Otoritas Turki mengatakan seluruh 20 orang di dalam pesawat kargo militer yang jatuh di Georgia, telah meninggal dunia.

    Pesawat kargo militer Turki itu lepas landas dari bandara Ganja di Azerbaijan barat pada Selasa (11/11) sore waktu setempat, tetapi jatuh tak lama setelah melintasi perbatasan ke Georgia timur, kata Kementerian Pertahanan Turki setelah insiden tersebut.

    Kementerian Pertahanan Turki mengatakan terdapat 20 orang di dalamnya, termasuk awak pesawat.

    “Rekan-rekan seperjuangan kita yang heroik gugur pada 11 November 2025 akibat jatuhnya pesawat kargo militer C-130 kita, yang lepas landas dari Azerbaijan untuk kembali ke Turki,” ujar Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler dalam sebuah pernyataan yang diunggah di akun X miliknya bersama 20 foto korban tewas, dilansir kantor berita AFP, Rabu (12/11/2025).

    Otoritas Turki belum mengungkap penyebab kecelakaan tersebut. Namun, rekaman dramatis yang dijepret oleh saksi mata dan dipublikasikan oleh media Azerbaijan, menunjukkan pesawat berputar horizontal di samping beberapa serpihan puing saat jatuh.

    Kementerian Dalam Negeri Georgia telah mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut jatuh di wilayah Sighnaghi, “sekitar lima kilometer (3,1 mil) dari perbatasan negara bagian Georgia” dengan Azerbaijan.

    Pesawat kargo militer C-130 Hercules tersebut dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Lockheed Martin.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Pesawat Kargo UPS Jatuh di Dekat Bandara Louisville AS’:

    (ita/ita)

  • Jatuh di Georgia, Badan Pesawat Kargo Militer Turki Terbakar

    Jatuh di Georgia, Badan Pesawat Kargo Militer Turki Terbakar

    Jakarta

    Pesawat kargo militer C-130 Turki yang membawa 20 orang jatuh di Georgia usai lepas landar dari Azerbaijan. Badan pesawat terbakar hingga mengeluarkan asap hitap.

    Dilansir Reuter, Rabu (12/11/2025), video awal dari lokasi kejadian di dekat perbatasan Azerbaijan menunjukkan potongan-potongan logam bengkok berserakan di bukit berumput. Selain itu, beberapa bagian badan pesawat masih terbakar dan asap hitam mengepul ke langit.

    Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat berputar-putar menuju daratan kemudian terbakar. Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman tersebut.

    Pesawat jatuh pada Selasa (11/11) waktu setempat. Pesawat membawa 20 personel.

    Sebelumnya, Presiden Tayyip Erdogan dalam pidatonya di Ankara menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini. Ia akan berupaya melakukan penanganan secara maksimal.

    “Insyaallah, kita akan mengatasi kecelakaan ini dengan kesulitan yang minimal. Semoga Tuhan mengistirahatkan jiwa para martir kita, dan marilah kita bersama mereka melalui doa-doa kita,” kata Erdogan.

    C-130 Hercules adalah pesawat pengangkut kargo, pasukan, dan peralatan. Pesawat ini dideskripsikan sebagai pesawat angkut militer turboprop bermesin empat dan dapat memanfaatkan landasan pacu yang belum dipersiapkan untuk lepas landas dan mendarat.

    Rangka pesawatnya yang serbaguna memungkinkannya digunakan untuk tujuan lain juga, termasuk sebagai pesawat tempur dan untuk operasi penyerangan dan pengintaian udara. Pesawat ini dipandang sebagai salah satu pesawat angkut udara taktis utama bagi banyak militer.

    (dek/dek)