Negara: Finlandia

  • Kapasitas Data Center Meningkat 52% dalam 8 Bulan

    Kapasitas Data Center Meningkat 52% dalam 8 Bulan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat jumlah kapasitas data center di Indonesia meningkat 52% dalam kurun waktu kurang dari setahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan total kapasitas pusat data nasional pada awal pemerintahan Presiden Prabowo, yakni bulan Oktober 2024, sebesar 190 megawatt (MW). Angka tersebut meningkat menjadi 290 MW pada  Juni 2025.

    “Dalam waktu kurang dari setahun kapasitas (pusat data) meningkat lebih dari 52%, jadi dalam satu tahun pemerintahan pak Presiden Prabowo peningkatannya sampai 52 persen dari 190 MW ke 290 MW,” kata Meutya dilansir dari Antara, Kamis (30/10/2025).

    Dia menilai peningkatan ini menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari perusahaan teknologi global untuk berinvestasi pada pembangunan pusat data di Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, ujar Meutya, telah mengumumkan ada 12 perusahaan asal Amerika Serikat yang membangun ekosistem pusat data di Indonesia.

    Lebih lanjut, Meutya memaparkan hingga April 2025, sudah ada 180 pusat data yang telah beroperasi di Indonesia dari berbagai skala. Delapan di antaranya dikategorikan sebagai “Tier 4” atau memiliki kemampuan operasional terbaik, sementara tiga pusat data lainnya berfokus pada teknologi kecerdasan buatan (AI).

    “Jadi (pusat data) sudah (beroperasi) dengan teknologi terbaru yaitu artificial intelligence,” ucapnya.

    Persaingan pusat data (data center) khusus AI makin panas setelah perusahaan asal Dubai, EDGNEX Data Centers by DAMAC, di Jakarta dengan total investasi mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37,54 triliun (asumsi kurs Rp16.323 per dolar AS).

    Dalam 2 bulan terakhir, jumlah data center jumbo di Indonesia bertambah cukup banyak. Damac menyusul PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dan Kongsi Equinix-Astra yang sebelumnya juga telah merilis data center baru di Indonesia.

    Proyek milik perusahaan yang berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab itu menjadi salah satu pengembangan khusus AI terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas tambahan di masa mendatang sebesar 144 Megawatt (MW).

    Untuk diketahui, EDGNEX beroperasi di 11 negara, yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki, Thailand, Malaysia, Yunani, Spanyol, Finlandia, Italia, termasuk Indonesia.

    Pendiri DAMAC Group Hussain Sajwani mengatakan setelah proses akuisisi lahan yang diselesaikan pada Maret lalu oleh DAMAC, lokasi ini telah memasuki tahap awal konstruksi dengan fase pertama yang diperkirakan siap beroperasi pada Desember 2026.

    Nantinya, pusat data ini akan mengadopsi rak AI berdensitas tinggi, sehingga menetapkan standar baru untuk infrastruktur generasi berikutnya di kawasan Asia Tenggara.

    “Ini adalah pembangunan kedua kami di Indonesia, yang semakin menegaskan komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan digital di pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Sajwani dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2025).

    Sajwani mengatakan dengan pesatnya adopsi AI di berbagai sektor, proyek ini hadir untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur yang skalabel dan hemat energi.

    Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa proyek pusat data yang mengadopsi AI ini dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya.

    “Dengan meningkatnya skala beban kerja AI, kebutuhan akan infrastruktur generasi baru yang lebih kuat dan efisien pun tumbuh dan proyek ini merupakan bagian dari komitmen besar kami di Asia Tenggara, di mana kami telah menginvestasikan lebih dari US$3 miliar untuk pengembangan infrastruktur digital,” ungkapnya.

  • Wall Street Melemah Tertekan Komentar Bos The Fed Soal Suku Bunga

    Wall Street Melemah Tertekan Komentar Bos The Fed Soal Suku Bunga

    Jakarta, Beritasatu.com – Mayoritas indeks saham utama di Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu (29/10/2025) waktu setempat. Padahal, Dow Jones Industrial Average sempat menembus rekor tertinggi di awal sesi sebelum akhirnya berbalik turun.

    Dikutip dari CNBC International, pelemahan terjadi setelah Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi sinyal bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan kembali memangkas suku bunga lagi tahun ini atau pada Desember 2025.

    Indeks Dow Jones turun 74,37 poin (0,2%) ke level 47.632, setelah sempat menguat lebih dari 300 poin. S&P 500 juga melemah tipis ke 6.890,59, sementara Nasdaq Composite justru naik 0,55% ke rekor tertinggi baru 23.958,47, didorong lonjakan saham Nvidia.

    Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 0,25% ke kisaran 3,75%-4,00%, menjadi pemangkasan kedua sepanjang tahun. Namun, komentar Powell menepis ekspektasi pasar akan adanya pemangkasan tambahan pada Desember.

    “Dalam rapat kali ini, terdapat perbedaan pandangan cukup kuat terkait langkah Desember. Pemangkasan lebih lanjut belum menjadi kepastian,” ujar Powell.

    Pernyataan tersebut memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kembali di atas 4%, menekan saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, termasuk Costco, McDonald’s, Visa, dan Mastercard.

    Analis menilai pernyataan Powell menggambarkan adanya ketegangan internal di tubuh The Fed, antara pejabat yang mendukung pelonggaran agresif dan mereka yang masih mewaspadai risiko inflasi.

    Michael Rosen, Chief Investment Officer Angeles Investments, menilai pasar terlalu optimistis. “Inflasi masih di atas target The Fed, sementara kebijakan moneter saat ini relatif longgar,” jelasnya.

    Sementara itu, saham Nvidia melanjutkan reli dengan kenaikan 3,1%, mendorong kapitalisasi pasarnya menembus US$ 5 triliun, menjadi perusahaan AS pertama yang mencapai level tersebut. Reli ini diperkuat oleh kabar investasi US$ 1 miliar di Nokia asal Finlandia.

    Investor kini menunggu laporan kinerja dari anggota lain kelompok magnificent seven, termasuk Alphabet, Meta, Microsoft, Apple, dan Amazon, yang hasilnya diyakini akan menentukan arah pasar selanjutnya.
     

  • Coretax Telan Biaya Fantastis, Negara Lain Lebih Efisien?

    Coretax Telan Biaya Fantastis, Negara Lain Lebih Efisien?

    Jakarta, Beritasatu.com – Sebuah video unggahan dari akun Instagram @fuaditrockz ramai diperbincangkan publik setelah menyoroti besarnya biaya proyek core tax administration system atau Coretax yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.

    Dalam video tersebut, pemilik akun, Fuadit Muhammad, mengungkapkan keheranannya terhadap nilai proyek yang mencapai Rp 110 miliar hanya untuk tahap quality assurance (QA) atau pengujian sistem.

    Fuadit menilai biaya tersebut terlalu tinggi jika dibandingkan dengan hasil dan performa aplikasi Coretax saat ini yang dinilainya belum optimal. Ia menyebut meski proyek ini melibatkan perusahaan besar, hasil akhirnya masih menunjukkan banyak bug dan eror.

    “Nilai Rp 110 miliar itu cuma untuk QA-nya doang , buat testing aplikasinya, tetapi hasilnya eror dan bug-nya masih banyak banget,” ujar Fuadit, dikutip Beritasatu.com, Rabu (29/10/2025).

    Lebih lanjut, ia menegaskan persoalannya bukan terletak pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, melainkan pada sistem kerja dan mekanisme proyek yang melibatkan konsultan besar.

    “Bahkan orang awam pun tahu, tampilannya masih banyak eror, responsnya lambat, dan sistemnya belum optimal,” tambahnya.

    Siapa Perusahaan di Balik Coretax?

    Berdasarkan informasi dari situs resmi DJP, konsorsium LG CNS-Qualysoft terpilih sebagai pemenang tender pengadaan Coretax dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,228 triliun, termasuk pajak.

    Pengumuman ini dilakukan oleh PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia (PwC) sebagai agen pengadaan dan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 549/KMK.03/2020 tertanggal 1 Desember 2020 tentang Penetapan Pemenang Tender Dua Tahap dengan Prakualifikasi Pengadaan Sistem Integrator Sistem Inti Administrasi Perpajakan.

    Nilai proyek yang mencapai Rp 110 miliar hanya untuk tahap quality assurance (QA) Coretax. – (Pajak.go.id/Tangkapan Layar)

    Proyek ini merupakan bagian dari langkah strategis reformasi sistem administrasi perpajakan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem Administrasi Perpajakan.

    Konsorsium LG CNS-Qualysoft bertugas menyediakan solusi commercial off the shelf (COTS) dan mengimplementasikan teknologi tersebut untuk menggantikan sistem lama DJP yang sudah digunakan sejak 2002.

    Selain itu, PT Deloitte Consulting, bagian dari jaringan Deloitte global yang berbasis di Inggris, juga ditunjuk sebagai pemenang tender layanan konsultasi owner’s agent-project management and quality assurance (QA). Nilai kontraknya mencapai Rp 110,3 miliar termasuk pajak. Tugasnya memastikan keberhasilan proyek melalui pengelolaan manajemen proyek, vendor, kontrak, serta penjaminan kualitas.

    Banyak negara di dunia telah lebih dahulu mengimplementasikan sistem administrasi pajak digital seperti Coretax atau dikenal sebagai core tax administration system (CTAS).

    Sistem ini dirancang untuk memodernisasi layanan pajak, meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kepatuhan wajib pajak. Berikut perbandingan beberapa negara yang telah menerapkannya.

    Sistem Pajak Digital di Berbagai Negara

    1. Singapura (IRAS)

    Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS) telah lama menerapkan sistem pajak digital terintegrasi yang bertujuan meningkatkan efisiensi serta transparansi layanan publik.

    Meski demikian, biaya spesifik pembangunan sistem IRAS tidak pernah dipublikasikan secara terbuka. Alasannya, sistem tersebut sudah beroperasi sejak 1992 dan terus diperbarui secara bertahap, sehingga menjadi proyek jangka panjang dan bukan proyek tunggal dengan biaya tertentu.

    Sama seperti Coretax di Indonesia, sistem IRAS berfungsi mengurangi beban administratif dan meminimalkan kesalahan manusia. Kesuksesan digitalisasi pajak Singapura ini juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap otoritas pajak negaranya.

    2. Malaysia (MyTax)

    Malaysia mengembangkan platform pajak digital bernama MyTax, yang fokus pada peningkatan kepatuhan, transparansi, serta kemudahan administrasi perpajakan. Namun, tidak ada data publik mengenai biaya pengembangannya.

    MyTax memudahkan wajib pajak dalam melaporkan serta membayar pajak secara daring, sekaligus mempercepat proses administrasi yang sebelumnya dilakukan secara manual.

    Walau perincian biaya spesifik tidak tersedia, kemungkinan besar proyek ini didanai melalui anggaran transformasi digital nasional yang lebih luas milik Lembaga Hasil Dalam Negeri (LHDN), sejalan dengan fokus Pemerintah Malaysia terhadap agenda digitalisasi sektor publik.

    3. Finlandia (Valmis)

    Valmis (dalam bahasa Finlandia berarti siap atau ready) menjadi proyek modernisasi pajak terbesar dalam sejarah Finlandia. Negara ini mengganti lebih dari 70 sistem lama dengan sistem baru berbasis commercial-off-the-shelf (COTS).

    Reformasi ini juga disertai pembaruan undang-undang perpajakan serta penyederhanaan proses internal.

    Proyek yang dimulai pada 2012 ini memakan waktu 8 tahun dan melibatkan sekitar 5.000 orang, termasuk 960 pegawai otoritas pajak dan 400 konsultan.

    Implementasi Valmis dibagi menjadi lima tahap, dari pengelolaan data pelanggan hingga sistem pajak properti, dengan peluncuran terakhir pada 2019.

    Total anggaran program Valmis diperkirakan mencapai 170 juta euro atau sekitar Rp 3,29 triliun. Proyek ini berhasil dijalankan tanpa mengganggu proses pemungutan pajak nasional selama masa transisi.

    4. Selandia Baru (Start)

    Pada 2015, Selandia Baru memulai reformasi besar pada sistem perpajakannya yang telah digunakan sejak 1980-an. Pemerintah meluncurkan sistem baru bernama Simplified Tax and Revenue Technology (Start) yang bertujuan menciptakan administrasi pajak digital dan memungkinkan wajib pajak mengelola kewajibannya secara mandiri.

    Berdasarkan laporan audit, estimasi biaya proyek Start berkisar antara NZ$ 1,3 miliar (sekitar Rp 12,56 triliun) hingga NZ$ 1,9 miliar (Rp 18,35 triliun) dalam periode sekitar 10 tahun.

    Transformasi dilakukan secara bertahap dalam empat fase (2016-2022). Setiap fase memigrasikan layanan pajak secara sistematis, mulai dari GST, withholding tax, hingga pajak penghasilan dan bea masuk.

    Pada 30 Juni 2022, sistem Start telah diimplementasikan sepenuhnya dan menjadi tulang punggung digitalisasi perpajakan di negara tersebut.

    5. Arab Saudi (FATOORA)

    The Saudi Zakat, Tax, and Customs Authority (ZATCA) di Arab Saudi meluncurkan program nasional fully automated tax operations and online reporting application (FATOORA) yang menggantikan sistem faktur manual menjadi faktur digital.

    Kata fatoora (فَاتُورَة) berasal dari bahasa Arab yang berarti invoice atau faktur. Nama program ini digunakan oleh ZATCA untuk menamai program nasional e-invoicing (faktur elektronik) yang resmi diluncurkan pada 4 Desember 2021.

    Program FATOORA dilaksanakan dalam dua tahap utama. Tidak ada angka resmi yang diumumkan sebagai biaya tunggal proyek FATOORA, meskipun diakui bahwa biaya kepatuhan dan integrasi sistem dapat bervariasi tergantung pada skala bisnis.

    Tahap pertama, yang dimulai pada 2021, mewajibkan seluruh wajib pajak untuk berhenti menggunakan faktur manual dan beralih ke perangkat lunak faktur yang memenuhi standar ZATCA.

    Selanjutnya, pada tahap kedua tahun 2023, sistem faktur digital diintegrasikan langsung dengan portal ZATCA, sehingga memungkinkan pertukaran data elektronik secara aman dan efisien antara penjual dan pembeli.

    Transformasi ini menunjukkan komitmen kuat Arab Saudi dalam membangun ekonomi digital yang transparan, modern, dan sesuai standar internasional.

    Mengapa Tidak Ada Angka Proyek Tunggal?

    Banyak negara tidak memublikasikan angka biaya proyek digitalisasi pajak secara spesifik karena sifatnya merupakan program jangka panjang dan bertahap. Anggaran untuk modernisasi sistem biasanya berasal dari alokasi tahunan organisasi atau kementerian, mencakup belanja modal (capex), biaya operasional (opex), kontrak vendor, konsultan, serta lisensi perangkat lunak.

    Hanya beberapa negara, seperti Selandia Baru, yang membuat business case publik berisi angka proyek secara terperinci, sementara negara lainnya memandangnya sebagai inisiatif berkelanjutan dalam reformasi pajak nasional.

    Kontroversi biaya proyek Coretax sebesar Rp 110 miliar untuk tahap QA membuka diskusi penting tentang efektivitas dan akuntabilitas proyek digital pemerintah. Meskipun bertujuan memodernisasi sistem perpajakan, transparansi dan hasil implementasi tetap menjadi indikator utama keberhasilan.

  • Siaga PD 3, Rusia Mulai Arahkan Senjata Nuklir ke Eropa-Amerika

    Siaga PD 3, Rusia Mulai Arahkan Senjata Nuklir ke Eropa-Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia sedang memperkuat kehadirannya di sebuah pangkalan di Lingkaran Arktik, termasuk menempatkan senjata nuklir yang tertuju ke Amerika Serikat (AS), menurut Menteri Pertahanan Norwegia Tore Sandvik. Peringatan ini muncul di tengah ketegangan Timur-Barat yang memburuk, diperparah oleh pembatalan pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Dalam wawancara dengan surat kabar Inggris, The Daily Telegraph, yang juga dikutip Newsweek, Sandvik secara spesifik merujuk pada wilayah Rusia di dalam Lingkaran Arktik, dekat Finlandia.

    “Rusia sedang membangun di Semenanjung Kola… tempat salah satu gudang senjata nuklir terbesar di dunia berada,” kata Sandvik, Minggu (26/10/2025) . “Senjata [nuklir] tersebut tidak hanya ditujukan ke Norwegia, tetapi juga ke Inggris dan melintasi kutub menuju Kanada dan AS.”

    Menteri Pertahanan Norwegia tersebut juga menekankan peran negaranya dalam aliansi NATO. Menurutnya, Moskow sedang mencoba memperkuat kekuatan nuklirnya di pintu aliansi itu.

    “Kami adalah mata dan telinga NATO di area ini, dan kami melihat mereka sedang menguji senjata baru, misalnya rudal hipersonik, dan mereka menguji torpedo bertenaga nuklir dan hulu ledak nuklir,” ungkapnya.

    Sandvik berpendapat bahwa dalam skenario perang dengan NATO, Rusia kemungkinan akan menargetkan Bear Gap (yang memisahkan Pulau Svalbard dari Norwegia daratan) serta GIUK Gap (celah antara Inggris, Islandia, dan Greenland).

    “Putin perlu membangun apa yang disebut pertahanan Benteng (Bastion defence). Dia perlu mengontrol Bear Gap untuk memastikan bahwa dia dapat menggunakan kapal selamnya dan Armada Utara. Dan dia ingin menolak akses sekutu NATO ke GIUK Gap,” jelas Sandvik.

    Hubungan antara Moskow dan negara-negara Barat memburuk drastis pada Februari 2022 ketika Presiden Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina. Pekan lalu, ketegangan semakin meningkat setelah Presiden Trump mengumumkan tidak menginginkan “pertemuan yang sia-sia” dengan Putin di Budapest, menyusul penolakan pemimpin Rusia terhadap tuntutan gencatan senjata segera dari AS dan Eropa.

    Trump juga memperkenalkan paket sanksi baru yang menargetkan raksasa minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil. Hal ini bahkan memancing reaksi keras dari Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang menyebut aksi ini sebagai tindakan perang

    Di tengah situasi ini, kekerasan di Ukraina terus berlanjut. Serangan drone massal melanda Ukraina pada hari Rabu, menewaskan sedikitnya tujuh orang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan itu menghantam “kota-kota biasa” serta infrastruktur energi.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menteri Trump Minta Sekutu NATO Dongkrak Anggaran Beli Senjata AS untuk Ukraina

    Menteri Trump Minta Sekutu NATO Dongkrak Anggaran Beli Senjata AS untuk Ukraina

    JAKARTA – Menteri Pertahanan Departemen Perang AS Pete Hegseth meminta sekutu NATO untuk meningkatkan anggaran pembelian senjata AS untuk Ukraina, menyusul laporan yang menyoroti penurunan tajam dukungan militer untuk Kyiv pada Juli dan Agustus.

    “Anda mendapatkan kedamaian ketika Anda kuat. Bukan ketika Anda menggunakan kata-kata keras atau menggoyangkan jari, Anda mendapatkannya ketika Anda memiliki kemampuan yang kuat dan nyata yang dihormati musuh,” ujarnya kepada wartawan menjelang pertemuan dengan Menhan negara anggota NATO dilansir Reuters, Rabu, 15 Oktober.

    Hegseth mendesak sekutu untuk meningkatkan investasi dalam program Daftar Persyaratan Prioritas Ukraina (PURL), yang menggantikan sumbangan senjata AS ke Ukraina dan kini mewajibkan sekutu untuk membayar pengiriman senjata AS.

    “Harapan kami saat ini adalah semakin banyak negara yang menyumbang lebih banyak lagi, membeli lebih banyak lagi untuk membantu Ukraina, dan mengakhiri konflik tersebut secara damai,” sambungnya.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan ia mengharapkan komitmen lebih lanjut, seraya mencatat $2 miliar telah dikomitmenkan melalui mekanisme tersebut.

    Namun, jumlah ini lebih rendah dari target $3,5 miliar yang diharapkan dapat diamankan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Oktober.

    Swedia, Estonia, dan Finlandia menjanjikan kontribusi pada Rabu, tetapi negara-negara termasuk Spanyol, Italia, Prancis, dan Inggris telah menghadapi kritik karena menahannya.

    Ukraina masih sangat bergantung pada persenjataan AS karena bersiap menghadapi musim dingin konflik lainnya dengan Rusia.

    Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia melaporkan pada Selasa, bantuan militer ke Ukraina turun sebesar 43% pada bulan Juli dan Agustus dibandingkan dengan paruh pertama tahun ini.

    Menurut lembaga tersebut, sebagian besar dukungan militer sekarang mengalir melalui inisiatif PURL, yang pada bulan Agustus telah diikuti oleh Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Latvia, Belanda, Norwegia, dan Swedia.

  • Ternyata 9 Kalimat Ini Sering Diucapkan Orang dengan IQ Tinggi

    Ternyata 9 Kalimat Ini Sering Diucapkan Orang dengan IQ Tinggi

    Jakarta

    IQ atau Intelligence Quotient merupakan penilaian psikologis yang biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir logis, daya ingat, dan kecerdasan seseorang. Namun, tes IQ tidak mengukur seberapa sehat hubungan sosial seseorang, tingkat empati, atau kesuksesan hidupnya, meski kecerdasan sering kali berpengaruh terhadap hal-hal tersebut.

    Menurut tinjauan penelitian tahun 2017, individu dengan IQ tinggi cenderung memiliki hasil hidup yang lebih positif dibanding mereka yang ber-IQ rendah, termasuk pekerjaan yang lebih baik, kondisi keuangan lebih stabil, hingga hubungan lebih sehat.

    Mereka umumnya memiliki rasa ingin tahu, empati, dan kecerdasan emosional yang mendukung berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam gaya berkomunikasi.

    Bahkan, ada sejumlah ungkapan atau kalimat tertentu yang sering diucapkan oleh orang dengan IQ tinggi. Ungkapan-ungkapan ini membantu mereka menjaga kesehatan emosional serta membangun hubungan dan komunitas yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

    Dikutip dari Your Tango, berikut kalimat yang sering diucapkan orang dengan IQ tinggi atau di atas rata-rata.

    1. Mari Kita Bahas Itu

    Tes IQ tradisional biasanya mengukur berbagai kemampuan seperti logika, penalaran umum, dan daya ingat. Namun, orang dengan IQ tinggi umumnya memiliki cara berpikir analitis, mereka ingin memahami sesuatu secara menyeluruh, baik itu soal pekerjaan, pelajaran, atau bahkan emosi di balik konflik hubungan.

    Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Intelligence, kecerdasan tinggi bukan satu-satunya syarat untuk bisa menyelesaikan masalah nyata. Namun, orang dengan IQ tinggi biasanya memiliki rasa ingin tahu, intuisi, dan komitmen yang kuat untuk memahami masalah secara mendalam, menempatkan diri pada sudut pandang orang lain, dan mencari maknanya.

    2. Saya Memahami Hal Itu

    Kecerdasan tinggi tidak selalu berarti seseorang punya kecerdasan emosional tinggi, tetapi riset di Marriage & Family Review menunjukkan orang dengan IQ tinggi cenderung mencari hubungan yang sehat dan saling belajar. Mereka sadar pentingnya komunikasi terbuka dan empati sebagai dasar hubungan yang bermakna.

    Karena sensitif terhadap kritik atau perbedaan pandangan, mereka cenderung berdiskusi secara terbuka dan objektif, berbagi perasaan dan pengalaman tanpa menyerang orang lain. Dengan menggunakan ungkapan seperti ini, mereka menunjukkan empati sekaligus membuka ruang untuk mendengar dan belajar dari orang lain, bahkan saat berdebat.

    3. Saya Tidak Tahu

    Meski punya ingatan yang tajam, orang ber-IQ tinggi sadar bahwa mereka tidak tahu segalanya. Justru cara mereka menghadapi ketidaktahuanlah yang membedakan mereka.

    Mereka cenderung penasaran daripada defensif. Sebuah studi tahun 1999 menemukan bahwa orang dengan IQ rendah lebih sering bersikap menyangkal atau defensif dalam perdebatan. Hal ini bisa disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang membuat mereka kurang percaya diri secara intelektual. Sebaliknya, orang dengan IQ tinggi tidak takut mengakui ketidaktahuan dan menjadikannya kesempatan untuk belajar.

    4. Saya Bisa Memahami Perasaan Kamu

    Orang dengan IQ tinggi biasanya lebih sadar diri dan empatik. Mereka berusaha memahami mengapa orang lain berpikir, merasa, atau bertindak dengan cara tertentu, bahkan jika tidak setuju dengan pandangannya.

    Dengan menempatkan diri pada posisi orang lain dan berkomunikasi dengan rasa ingin tahu, mereka membangun hubungan yang lebih sehat dan bermakna, serta memperkuat koneksi sosial yang positif.

    5. Apa Maksudmu?

    Orang cerdas ingin memahami dan dipahami. Mereka sadar bahwa komunikasi dan kolaborasi adalah kunci, baik di tempat kerja, di rumah, maupun dalam interaksi singkat dengan orang lain.

    Dengan bertanya dan menggali makna dari sudut pandang orang lain, mereka memperkaya percakapan, memperluas wawasan, dan memperkuat hubungan sosial.

    6. Saya Sangat Senang Jika Kamu Membantu dalam Hal Ini

    Orang dengan IQ tinggi tidak ragu meminta bantuan atau saran. Mereka menghargai kolaborasi dan tidak takut mengakui bahwa mereka membutuhkan dukungan.

    Menurut studi dalam jurnal Intelligence, orang cerdas yang mungkin juga memiliki tantangan kesehatan mental atau hiperaktivitas justru menjadikan meminta bantuan sebagai bentuk kesadaran diri. Dengan melakukannya, mereka menciptakan interaksi sosial yang lebih sehat dan saling mendukung.

    7. Terima Kasih

    Ungkapan sederhana ini menunjukkan rasa syukur dan kecerdasan emosional. Orang dengan IQ tinggi lebih sering mengungkapkan rasa terima kasih, menghargai pengetahuan dan pandangan orang lain, bahkan ketika tidak sependapat.

    Dengan begitu, mereka membangun hubungan yang saling menghormati dan membuka ruang bagi percakapan yang bermakna.

    8. Mari Kita Ambil Risiko

    Sebuah studi dari Finlandia (2015) menemukan orang dengan IQ tinggi lebih berani mengambil risiko dan terbuka terhadap tantangan baru. Mereka memiliki kepekaan dalam menilai peluang, melihat risiko bukan sebagai ancaman, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan belajar.

    Keberanian ini membuat mereka mampu menciptakan kehidupan yang lebih penuh makna dan memandang masa depan dengan perspektif yang luas.

    9. Ini Mengingatkan Saya Pada..

    Orang dengan kecerdasan tinggi dan emosional sering kali menjadi komunikator dan pengajar yang hebat. Mereka pandai menghubungkan topik kompleks dengan cara yang mudah dipahami dan inklusif, sehingga semua orang merasa didengar.

    Kecerdasan sejati bukan hanya tentang pengetahuan akademik, tetapi tentang kemampuan melihat gambaran besar, berkomunikasi dengan terbuka, dan menciptakan ruang diskusi yang sehat dan penuh rasa ingin tahu.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/naf)

  • Gali Cacing Ketemu Harta Karun 6 Kilogram, Begini Kisahnya

    Gali Cacing Ketemu Harta Karun 6 Kilogram, Begini Kisahnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang pria mendapatkan harta karun. Ini ditemukan saat dia hendak menggali cacing di rumah musim panas yang berada di Swedia.

    Alih-alih mendapatkan cacing, pria itu mendapatkan tumpukan perak besi. Setidaknya 20 ribu koin bersama mutiara, liontin dan cincin perak tersembunyi di rumahnya.

    Temuan itu langsung dilaporkan ke pejabat pemerintah setempat dan arkeolog langsung memeriksanya. Dewan Administratif Stockholm menjelaskan harta karun berasal dari abad pertengahan dan semua temuan itu mencapai 6 kg.

    Beberapa barang bertuliskan KANUTUS atau nama lain untuk Knut. Artinya koin dicetak saat masa pemerintahan raja Swedia Knut Eriksson dari 1173-1195.

    Bahkan beberapa koin disebut langka, termasuk koin yang dicetak uskup yang berkuasa. Koin menggambarkan seorang uskup tengah memegang tongkat gembaran yang digunakan Klerus untuk simbol pekerja di gerejanya.

    Direktur Museum Abad Pertengahan Stockholm, Lin Annerback mengatakan penimbunan harta karun terjadi saat masa sulit pada akhir abad ke-12. Saat itu Swedia tengah berupaya menjajah Finlandia.

    Dia juga mengatakan negara itu tidak punya harta karun abad pertengahan lain. Namun Annerback meyakini jika masih banyak harta tersembunyi lainnya.

    “Kami yakin banyak yang menyembunyikan harta karun seperti ini untuk tetap menjadi milik keluarga,” kata Annerback dikutip dari Live Science, Senin (13/10/2025).

    “Fakta perak dicampur dengan mutiara dan benda lainnya membuat seperti harta seseorang yang disembunyikan,” dia menjelaskan.

    Penelitian dari timbunan harta karun masih berlangsung. Temuan itu tengah dilaporkan Dewan Administratif Stockholm kepada Dewan Warisan Nasional.

    Lembaga dewan warisan setempat bakal menentukan apakah negara bakal memberikan kompensasi pada penemu harta karun tersebut.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Terminal Petikemas Teluk Lamong Pakai AI & Robotik untuk Dongkrak Produktivitas

    Terminal Petikemas Teluk Lamong Pakai AI & Robotik untuk Dongkrak Produktivitas

    Bisnis.com, SURABAYA — PT Terminal Teluk Lamong (TTL) menggunakan alat dengan sistem robotik dalam proses bongkar muat di terminal peti kemas untuk meningkatkan produktivitas.

    Penggunaan alat berbasis robot itu mampu meningkatkan akurasi dan efektivitas dalam kerja-kerja kepelabuhan.

    Direktur Utama Terminal Teluk Lamong David Pandapotan Sirait mengatakan saat ini, pihaknya telah mengoperasikan 20 alat automatic stacking crane (ASC) di Teluk Lamong. Dengan begitu, 20 alat telah bisa dioperasikan oleh sekitar 5 orang yang berada di controll room.

    David menjelaskan, tujuan alat tersebut adalah guna membantu proses pengangkutan peti kemas yang sesuai dengan kepemilikan pengguna jasa. Secara umum, alat tersebut bertugas mengangkut peti kemas dari atau menuju container yard (CY).

    Namun, proses yang biasanya dilakukan oleh satu orang dalam setiap alat, kini dapat lebih efisien karena sistem robotik mampu mendeteksi keberadaan peti kemas yang telah dipesan untuk diambil oleh pengguna jasa. 

    Nantinya, alat tersebut akan mengangkut peti kemas secara otomatis dari CY menuju truk pengangkut. Setelah berjarak sekitar 7 meter di atas truk pengangkut, alat tersebut akan menyerahkan sisa proses kepada operator.

    Begitu pula sebaliknya, truk pengangkut yang datang membawa barang, akan pertama-tama memarkirkan kendaraannya sesuai dengan blok yang telah diarahkan oleh tim planning. Nantinya, peti kemas yang dibawa truk tersebut akan diambil oleh ASC melalui bantuan operator.

    Baru setelah berjarak sekitar 7 meter di atas truk, stacking secara otomatis bakal dilakukan oleh alat tersebut, sehingga operator dapat fokus untuk melayani permintaan serupa di blok lainnya.

    “Jadi menggunakan AI untuk khusus di CY. Jadi robot itu bisa mengetahui berapa lintang utara dan selatan, bujur timur dan barat, dan altitude ketinggiannya. Jadi bukan operator yang mengoperasikan, begitu diangkat dari truk, let the robot stack directly to the CY,” katanya kepada tim Jelajah Pelabuhan dan Logistik 2025 Bisnis Indonesia, Kamis (2/10/2025).

    David menegaskan, dengan begitu, proses operasional stacking dapat dilakukan dengan lebih efisien. Bahkan, untuk menyiapkan sistem tersebut, pihaknya perlu mendatangkan alat dari Finlandia dan juga mengedukasi para sopir truk pengangkut terhadap cara kerja ASC.

    Maka dari itu, Terminal Teluk Lamong telah menerapkan driver ID bagi para sopir pengguna jasa yang akan memasuki kawasan terminal petikemas tersebut. Pasalnya, David menegaskan, bahwa para sopir truk tidak lagi berkomunikasi dengan manusia ketika melakukan aktivitas di terminal tersebut, melainkan dengan robot.

    “Jadi semua supir yang masuk ke sini harus sudah di training. Karena beda masuk ke sini, bukan ketemu dengan orang, tetapi ketemu dengan robot. Jadi dia harus mengerti aturannya. Kalau sudah ulus masuk ke Teluk Lamong, [mereka bisa] masuk ke terminal lain,” katanya.

    Selain itu TTL juga mengoperasikan teknologi Optical Character Recognition (OCR) baik untuk identifikasi truk Petikemas yang masuk melalui gerbang otomatis maupun untuk mendeteksi kerusakan Petikemas.

    “Teknologi AI dan robotic ini adalah tulang punggung smart port. Data ASC dan OCR langsung terintegrasi dengan Terminal Operating System (TOS), memastikan proses bongkar muat yang efisien, transparan, dan minim kesalahan” terang David.

    David menegaskan, kehadiran berbagai sistem digitalisasi di Terminal Teluk Lamong, selain mampu memberikan efektivitas terhadap kerja bongkar muat, juga mendorong akurasi layanan TTL terhadap pengguna jasa.

    Terlebih, TTL bakal mengoperasikan sejumlah terminal di Indonesia Timur. David menerangkan, setidaknya terdapat 16 terminal yang hingga 2027 diproyeksikan bakal berada di bawah manajemen TTL. Nantinya, semua terminal tersebut akan mengikuti best practice yang telah dijalankan TTL selama ini.

    Adapun sepanjang tahun berjalan 2025, Terminal Teluk Lamong mampu mencatatkan throughput petikemas sebesar 1.165.150 TEUs, melampaui target RKAP Tahun 2025 sebesar 102,9% dan tumbuh 6,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama di Tahun 2024.

  • Trump Minta NATO Keluarkan Spanyol, Ada Apa?

    Trump Minta NATO Keluarkan Spanyol, Ada Apa?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencetuskan agar aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mempertimbangkan untuk mengeluarkan Spanyol dari keanggotaannya. Ada apa?

    Komentar Trump itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/10/2025), rupanya berkaitan dengan perselisihan mengenai anggaran militer negara Eropa Barat tersebut, yang dianggap ketinggalan dibandingkan negara-negara NATO lainnya.

    Negara-negara anggota NATO telah menyepakati pada Juni lalu, untuk meningkatkan anggaran militer mereka secara drastis menjadi 5 persen dari produk domestik bruto (PDB), demi memenuhi prioritas utama Trump, yang ingin warga Eropa membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan mereka sendiri.

    Namun, Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez mengatakan pada saat itu bahwa dirinya tidak akan berkomitmen pada target 5 persen, dengan alasan target itu “tidak sesuai dengan negara sejahtera dan visi dunia kita”.

    Dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih dengan pemimpin salah satu negara anggota terbaru NATO, Presiden Finlandia Alexander Stubb, Trump mengatakan para pemimpin Eropa perlu membujuk Spanyol untuk meningkatkan komitmennya terhadap aliansi pertahanan tersebut.

    “Kalian harus mulai berbicara dengan Spanyol,” kata Trump kepada Stubb dalam pertemuan pada Kamis (9/10) waktu setempat.

    “Kalian harus menghubungi mereka dan mencari tahu mengapa mereka ketinggalan,” ujarnya

    Trump kemudian menambahkan: “Mereka (Spanyol-red) tidak memiliki alasan untuk tidak melakukan hal ini, tetapi tidak apa-apa. Mungkin kalian harus menyingkirkan mereka dari NATO, terus terang saja.”

    Menanggapi hal tersebut, seorang sumber pemerintah Spanyol mengatakan negaranya menegaskan kembali komitmennya terhadap aliansi NATO dan meminta semua pihak tetap tenang.

    Ditegaskan oleh sumber pemerintah tersebut bahwa Spanyol merupakan anggota penuh NATO dan telah memenuhi target kemampuannya, sama seperti AS.

    Spanyol bergabung dengan NATO sejak tahun 1982 silam. Aliansi pertahanan kolektif beranggotakan 32 negara itu telah menjadi fokus sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun 2022 lalu dan melancarkan perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Asia Pasifik Diproyeksi Jadi Jawara E-Commerce 2026, Tumbuh Lebih Pesat dari Eropa

    Asia Pasifik Diproyeksi Jadi Jawara E-Commerce 2026, Tumbuh Lebih Pesat dari Eropa

    Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan perusahaan e-commerce di Asia Pasifik diproyeksikan meningkat lebih tajam ketimbang wilayah lain seperti Amerika Utara, Eropa, hingga Afrika. Adapun Indonesia termasuk dalam bagian Asia Pasifik.

    Dilansir dari DataIndonesia, Jumat (10/10/2025) pendapatan lokapasar daring atua e-commerce global diperkirakan mencapai US$4,94 triliun pada 2025. Angka ini tumbuh 9,78% dari tahun lalu yang sebesar US$4,5 triliun.

    Selanjutnya, pendapatan e-commerce global diproyeksi menyentuh angka US$5,36 triliun pada 2026 mendatang. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 8,5% dibandingkan tahun 2025.

    Laporan eCommerceDB (ECDB) mengungkap berdasarkan wilayahnya, Asia Pasifik menjadi wilayah dengan pendapatan e-commerce tertinggi di dunia yakni mencapai US$2,76 triliun pada 2025. Angkanya diproyeksi tumbuh 9,5% menjadi US$3,02 triliun pada 2026 mendatang.

    E-Commerce besar seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, Blibli, dan Lazada akan bertarung memperebutkan potensi pendapatan tersebut di Indonesia. 

    Posisi kedua ditempati oleh Amerika Utara (termasuk Amerika Serikat dan Kanada) dengan pendapatan e-commerce sebesar US$1,19 triliun pada tahun ini dan akan naik 7,4% menjadi US$1,28 triliun pada 2026.

    Pendapatan e-commerce di wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika diperkirakan senilai US$828 miliar pada 2025 dan akan meningkat 6,8% menjadi US$884 miliar pada tahun depan.

    Kemudian, pendapatannya di wilayah Amerika Latin diproyeksi sebesar US$155 miliar dan naik 12,4% menjadi US$174 miliar pada 2026.

    ECDB juga memperkirakan pendapatan e-commerce di wilayah Jerman, Swiss, Austria (GSA) sebesar US$146 miliar pada tahun ini atau meningkat 4,6% menjadi US$152 miliar pada tahun depan.

    Pendapatan e-commerce di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2025 sebesar US$66 miliar dan diperkirakan akan tumbuh 9,8% ke angka US$73 miliar pada 2026.

    Lalu, pendapatan e-commerce di kawasan Nordik (Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia, serta wilayah otonom seperti Kepulauan Faroe, Greenland, dan Åland) pada 2025 diestimasikan sebesar US$38 miliar dan akan naik 5,2% menjadi US$40 miliar pada 2026.

    Sementara itu, kawasan Benelux (Belgia, Belanda, dan Luksemburg) diproyeksi memiliki pendapatan e-commerce sebesar US$34 miliar pada 2025 dan akan meningkat 5,3% menjadi US$36 miliar pada 2026 mendatang.